Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS
“ Pendidikan Kesehatan di Sekolah ”

Dosen Pengajar : Dwi Agustian Faruq, Ners., M.Kep

Disusun Oleh :
Andoko Suryo Cahyono (2020-02-14201-001)
Ari Susanty (2020-02-14201-002)
Didik Purwanto (2020-02-14201-003)
Endang Puspilawati (2020-02-14201-004)
Eva Hartani (2020-02-14201-005)
Frisliana Raya Gusty (2020-02-14201-006)
Gloria Apriliani Gerson (2020-02-14201-007)
Gusnia Arsiana (2020-02-14201-008)
Nina Kristiana (2020-02-14201-015)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,
dan karunianya makalah ini dapat terselesaikan oleh penulis tepat pada waktunya.
Sehingga makalah “ Tentang Pendidikan Kesehatan di Sekolah ” dapat
diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawan
Komunitas .

Penulis menyadari makalah bertema “Pendidikan Kesehatan di Sekolah ”.


Ini masih perlu banyak penyempurnaan dalam penulisan masih terdapat kesalahan
dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran agar makalah ini dapat
lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait
penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.

Palangka Raya, 08 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................3
1.1 Latar Belakang............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................3
1.3 Tujuan dan Manfaat....................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................5
2.1 Konsep Keperawatan Komunitas ..............................................................5
2.1.1 Pengertian Keperawatan Komunitas........................................................5
2.1.2 Tujuan Keperawatan Komunitas.............................................................5
2.1.3 Sasaran Keperawatan Komunitas............................................................7
2.1.4 Prinsip Keperawatan Komunitas.............................................................8
2.2 Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan.........................................................9
2.2.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan............................................................9
2.2.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan.................................................................9
2.2.3 Proses Pendidikan Kesehatan..................................................................10
2.3 Konsep Dasar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ........................................10
2.3.1 Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat .........................................10
2.3.2 Etiologi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat...............................................11
2.3.3. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat............................................12
2.3.4 Klasifikasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat...........................................14
2.4 Analisa Jurnal ............................................................................................16
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................19
3.1 Kesimpulan………………………. ...........................................................19
3.2 Saran...........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Secara umum pendidikan kesehatan dapat diartikan sebagai suatu upaya
yang diberikan berupa bimbingan atau tuntunan kepada seseorang atau peserta
didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek pribadi (fisik, mental, dan
sosial termasuk emosional) agar dapat tumbuh dan berkembang secara harmonis.
Adapun manfaat pendidikan kesehatan pada dasarnya adalah untuk membentuk
manusia Indonesia seutuhnya, yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan
yang harmonis dan optimal.
Pendidikan kesehatan bagi peserta didik di tingkat sekolah dasar (SD)
diarahkan untuk membina agar memiliki sikap dan perilaku hidup bersih, sehat,
bugar dan berdisiplin. Disamping itu pendidikan kesehatan juga bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan peserta didik baik jasmaniah maupun rohaniah
melalui pemahaman dan pengalaman gaya hidup sehat bagi peserta didik. Dengan
demikian diharapkan anak tumbuh dan berkembang secar wajar dalam aspek
jasmani, mental, sosial dan emosionalnya. Anak usia sekolah merupakan
kelompok usia yang kritis karena pada usia tersebut rentan terhadap masalah
kesehatan, masalah ini kurang begitu diperhatikan baik oleh orang tua, sekolah,
para klinisi serta profesional kesehatan lainnya. Peranan mereka yang sangat
dominan
Metode penyuluhan atau pendidikan kesehatan yang di berikan di sekolah
saat ini dianggap cukup baik dan sesuai untuk siswa, terutama bila dikemas
dengan santai, lugas dan diselingi dengan permainan. Pendidikan kesehatan
adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku, agar
perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan. Pendidikan kesehatan pada
hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kepada
masyarakat, kelompok atau individu. Adanya pesan tersebut diharapkan
masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan yang lebih
baik dan dapat mengubah perilaku serta mempunyai pengaruh positif terhadap
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Berdasarkan uraian tersebut terlihat
bahwa adanya kecendrungan pendidikan kesehatan sebagai penyebab

1
meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat, pendidikan kesehatan juga
merupakan proses belajar dalam hal ini terjadi proses perkembangan atau
perubahan ke arah yang lebih tahu dan lebih baik pada diri individu akan
mempengaruhi kualitas hidup anak dikemudian hari.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, masalah yang dapat dirumuskan
adalah bagaimana keberhasilan Pendidikan Kesehatan di Sekolah ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat pembuatan makalah adalah untuk melatih dan
menambah pengetahuan tentang Pendidikan Kesehatan di Sekolah. Di samping itu
juga sebagai syarat dari tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keperawatan Komunitas
2.1.1 Pengertian Keperawatan Komunitas
Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu,
memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraki satu
sama lain untuk mencapai tujuan. (Mubarak & Chayatin, 2009). Keperawatan
komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik
kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara
kesehatan penduduk. Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah
individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita
penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap
masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang
sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ratih
Dwi Ariani, 2015).
Berbagai definisi dari keperawatan kesehatan komunitas telah dikeluarkan
oleh organisasi-organisasi profesional. Berdasarkan pernyataan dari American
Nurses Association (2004) yang mendefinisikan keperawatan kesehatan
komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
dari populasi dengan mengintegrasikan ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai
dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan
komprehensif dan umum serta tidak terbatas pada kelompok tertentu,
berkelanjutan dan tidak terbatas pada perawatan yang bersifat episodik. (Effendi
& Makhfudli, 2010)

2.1.2 Tujuan Keperawatan Komunitas


Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health general

3
3. community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok
Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami
2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
2. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
3. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
4. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi ,
5. yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara
6. kesehatan secara mandiri (self care)

4
2.1.3 Sasaran Keperawatan Komunitas
Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing dan
mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan
pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan
meningkatkan derajad kesehatannya. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas
(Depkes, 2006).
2.1.3.1. Sasaran individu
Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi,
usia lanjut, penderita penyakit menular (TB Paru, Kusta, Malaria, Demam
Berdarah, Diare, ISPA/Pneumonia) dan penderita penyakit degeneratif.
2.1.3.2 Sasaran keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah
kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk group), dengan prioritas
1) Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan
(Puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
2) Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangan balita, kesehatan reproduksi, penyakit menular.
3) Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan
prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan.
2.1.3.3. Sasaran kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan
terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat
dalam suatu institusi.
1) Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain
Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut,
Kelompok penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja informal.
2) Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain
sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan),
lembaga pemasyarakatan (lapas).

5
2.1.3.4. Sasaran masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai
risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada a.
Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai :
1. Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain
2. Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain
2. Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain
3. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam
berdarah, dll)
4. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau akibat
lainnya

2.1.4 Prinsip-prinsip dalam asuhan keperawatan anak


1. Anak bukan miniature orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik.
Prinsip ini mengandung arti bahwa tidak boleh memandang anak dari
ukuran fisik saja, karena anak mempunyai pola pertumbuhan dan
perkembangan menuju proses kematangan
2. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai
dengan tahap perkembangan.
3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit
dan peningkatan derajat kesehatan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian.
4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggungjawab komprehensif
dalam memberikan asuhan keperawatan anak misalnya anak tidak
merasakan gangguan psikologis, rasa cemas dan takut.
5. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga
untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi, dan meningkatkan
kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai
dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal).

6
6. Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi
atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sabagai makhluk
biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat.
7. Pada masa yang akan datang kecendrungan keperawatan anak berfokus pada
ilmu tumbuh kembang .

7
2.2 Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan
2.2.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dianmis,
dimana perubahan tersebut bukan sekadar proses transfer materi atau teori dar
seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi,
perubahan tersebut tejadi akibat adanya kesadaran dari dalam diri individu,
kelompok, dan masyarakat itu sendiri (Wahit dkk, 2006 dalam Mubarak &
Chayatin, 2009). Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan
di dalam bidang kesehatan (Sumijatun, dkk, 2006). Menurut Committee President
on Health Education(1997), yang dikutip Soekidjo Notoadmojo, pendidikan
kesehatan adalah proses yang menjembatani kesenjangan antara informasi
kesehatan dan praktek kesehatan (Mubarak & Chayatin, 2009).
2.2.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan
Menurut Mubarak & Chayatin (2009) tujuan utama pendidikan kesehatan
adalah agar individu mampu untuk:
1) Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri.
2) Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalah kesehatan
yang dihadapi dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan
dukungan dari luar.
3) Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan taraf
hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut UndangUndang
Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO adalah meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik,
mental, dan sosial, sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
Pendidikan kesehatan dilakukan disemua program kesehatan, baik pemberantasan
penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan,
maupun program kesehatan lainnya. Steward (1986, dalam Machfoedz & Suryani,
2003) mengatakan bahwa pendidikan kesehatan dapat berpengaruh mengubah
perilaku perseorangan atau masyarakat dengan tujuan untuk tercapai pencegahan
penyakit dan meningkatkan kesehatan.

8
2.2.3 Proses Pendidikan Kesehatan
Semua ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan
mengacu kepada H.L. Blum. Dari hasil penelitiannya di Amerika Serikat, sebagai
salah satu Negara yang sudah maju. Blum menyimpulkan bahwa lingkungan
mempunyai andil yang paling besar terhadap kesehatan, kemudian berturut-turut
disusul oleh perilaku 13 mempunyai andil nomor dua, pelayanan kesehatan nomor
tiga. Bagaimana proporsi pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap status
kesehatan di Negara-negara berkembang, terutama di Indonesia, belum ada
penelitian. Apabila dilakukan penelitian mungkin hasilnya berbedabeda
tergantung masyarakatnya (Notoatmojo, 2011). Lawrence Green menjelaskan
bahwa perilaku itu dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor pokok,
yakni faktor predisposisi Predisposing factors (pengetahuan, sikap, kepercayaan,
tradisi, dsb), faktor yang mendukung Enabling Factors (ketersediaan
sumber/fasilitas) dan faktor yang memperkuat atau mendorong Reinforcing
factors (Sikap dan perilaku petugas dan Toma). Oleh sebab itu, pendidikan
kesehatan sebagai upaya intervensi perilaku harus diarahkan pada ketiga faktor
tersebut.
Menurut Mubarak & Chayatin (2009) Peran pendidikan kesehatan yaitu
untuk melakukan intervensi perilaku, sehingga perilaku individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Nursalam dan
Effendy (2008) menyatakan bahwa pendidikan sangat berperan besar dalam
membentuk mutu kehidupan seseorang baik pendidikan secara formal dibangku
sekolah ataupun non formal di luar sekolah, karena hakekat pendidikan kesehatan
merupakan suatu bentuk tindakan yang dapat membantu dalam proses pencegahan
tentang masalah kesehatan, dan dalam upaya meningkatkan kesehatan, dengan
cara memberikan pemahaman tentang syarat-syarat pemeliharaan kesehatan
melalui pendidikan kesehatan.

9
2.3 Konsep Dasar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2.3.1 Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan dimasyarakat (Maryunani A, 2013).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support)
dan pemberdayaan masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk
membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam
tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam
rangka menjaga, memelihara dan menigkatkan kesehatan (Maryunani A, 2013).
2.3.2 Etiologi PHBS
Hal-hal yang mempengaruhi PHBS sebagian terletak di dalam diri individu
itu sendiri, yang disebut faktor intern, dan sebagian terletak di luar dirinya yang
disebut faktor ekstern (faktor lingkungan).
1. Faktor Internal
1) Keturunan
2) Seseorang berperilaku tertentu karena memang sudah demikianlah diturunkan
dari orangtuanya. Sifat-sifat yang dimilikinya adalah sifat-sifat yang diperoleh
dari orang tua atau neneknya dan lain sebagainya.
3) Motif, Motif atau dorongan ini timbul karena dilandasi oleh adanya
kebutuhan, yang oleh Maslow dikelompokkan menjadi kebutuhan biologis,
kebutuhan sosial, dan kebutuhan rohani.
2. Faktor Eksternal
Yaitu faktor-faktor yang ada di luar diri individu bersangkutan. Faktor-faktor
ini mempengaruhi individu sehingga di dalam diri individu timbul unsur-unsur
dan dorongan untuk berbuat sesuatu.

10
1) Unsur-unsur perilaku bagi individu, meliputi pengertian atau pengetahuan
tentang apa yang akan dilakukannya, keyakinan atau kepercayaan tentang
manfaat dan kebenaran dari apa yang dilakukannya, sarana yang diperlukan
untuk melakukannya, serta dorongan atau motivasi untuk berbuat yang
dilandasi oleh kebutuhan yang dirasakannya
2) Unsur-unsur perilaku bagi individu sebagai anggota kelompok, meliputi
pengertian atau pengetahuan tentang apa yang akan dilakukannya, keyakinan
atau kepercayaan tentang manfaat dan kebenaran dari apa yang dilakukannya,
sarana yang diperlukan untuk melakukannya, dorongan atau motivasi untuk
berbuat yang dilandasi oleh kebutuhan yang dirasakannya, serta norma atau
dukungan kelompok bahwa apa yang akan dilakukan itu benar atau bisa
diterima oleh kelompoknya.

2.3.3 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Sasaran PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu
pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui, anak dan remaja, usia lanjut dan
pengasuh anak. Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau
permasalahan kesehatan. Indikator PHBS rumah tangga yang digunakan yaitu
mengacu kepada standar pelayanan minimal bidang kesehatan ada sepuluh
indikator, yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan
tenaga para medis lainnya). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
2. Memberi bayi ASI ekslusif
Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan
tambahan makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa
cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi,
sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. ASI pertama berupa cairan
bening berwarna kekuningan (colostrums), sangat baik untuk bayi karena
mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.

11
3. Menimbang bayi dan balita
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhannya setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan mulai umur
1 bulan sampai 5 tahun di posyandu. Dengan demikian dapat diketahui apakah
balita tumbuh sehat atau tidak dan mengetahui kelengkapan imunisasi serta bayi
yang dicurigai menderita gizi buruk.
4. Menggunakan air bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang diperlukan sehari-hari untuk minum,
memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur dan
sebagainya agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Rumah
tangga yang memiliki akses terhadap air bersih adalah rumah tangga yang sehari-
harinya memakai air minum yang meliputi air dalam kemasan, ledeng, pompa,
sumur terlindung, serta mata air terlindung yang berjarak minimal 10 meter dari
tempat penampungan kotor air limbah.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Manfaat mencuci tangan dengan sabun adalah membunuh kuman penyakit
yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit diare, kolera, disentri, tifus,
cacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, flu burung atau Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS) serta tangan mejadi bersih dan bebas dari
kuman.
6. Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit pembuangan
kotoran dan air untuk membersihkannya. Jamban cemplung digunakan untuk
daerah yang sulit air, sedangkan jamban leher angsa digunakan untuk daerah yang
cukup air dan daerah padat penduduk.

12
7. Memberantas jentik di rumah
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan
jentik berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk
(tempat-tempat penampungan air) yang ada dalam rumah seperti bak mandi atau
WC, vas bunga, tatakan kulkas dan lain-lain. Hal yang dilakukan agar rumah
bebas jentik adalah melakukan 3 M plus (menguras, menutup, mengubur plus
menghindari gigitan nyamuk).
8. Makan buah dan sayur setiap hari
Makan sayur dan buah sangat penting karena sayur dan buah mengandung
vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta
mengandung serat yang tinggi. Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak
kandungan gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah atau
dikukus. Merebus dengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral
dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa
vitamin seperti vitamin C.
9. Melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan
bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain kegiatan
sehari-hari yaitu berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian,mencuci mobil dan
turun tangga. Selain itu kegiatan olahraga seperti push up, lari ringan, bermain
bola, berenang, senam, fitness, dapat juga dilakukan sebagai aktifitas fisik.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Tidak merokok adalah penduduk 10 tahun keatas yang tidak merokok
selama 1 bulan terakhir. Perokok terdiri atas perokok aktif dan perokok pasif.
Bahaya perokok aktif dan perokok pasif adalah dapat menyebabkan kerontokan
rambut, gangguan pada mata seperti katarak, kehilangan pendengaran lebih awal
disbanding bukan perokok, menyebabkan penyakit paru-paru kronis, merusak
gigi, stroke, kanker kulit, kemandulan, impotensi, kanker rahim dan keguguran.

13
2.3.4 Klasifikasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Dari sepuluh indikator PHBS maka akan didapatkan empat klasifikasi rumah
tangga yang menjalankan PHBS. Menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2007 klasifikasi tersebut sebagai berikut 6,7,8 :
1. Klasifikasi I (warna merah) : jika melakukan 1 sampai dengan 3 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
2. Klasifikasi II (warna kuning): jika melakukan 4 sampai dengan 5 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
3. Klasifikasi III (warna hijau) : jika melakukan 6 sampai dengan 7 dari 10
indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga.
4. Klasifikasi IV (warna biru) : Klasifikasi III + ikut dana sehat
5. Klasifikasi penilaian PHBS menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2008 mengalami perubahan, dimana jika salah satu indikator PHBS
tidak terpenuhi, maka tatanan tersebut dinyatakan tidak menjalankan PHBS.

2.4 Analisis Jurnal


Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia
tersebut rentan terhadap masalah kesehatan, masalah ini kurang begitu
diperhatikan baik oleh orang tua, sekolah, para klinisi serta profesional kesehatan
lainnya. Peranan tenaga kesehatan yang sangat dominan akan mempengaruhi
kualitas hidup anak dikemudian hari. Program PHBS di sekolah Muncul sebagai
upaya pemerintah menurunkan berbagai penyakit yang sering menyerang anak
usia sekolah (usia 6-12 tahun), yang ternyata umumnya penyakit yang muncul
berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS disekolah
merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pedekatan usaha
kesehatan Sekolah (UKS) SDN Kledokan terletak di Kledokan depok Sleman.
Letak SDN berada pada lingkungan yang padat penduduk. Adapun siswa sebagian
besar berasal dari warga sekitarnya. Dari wawancara dengan kepala sekolah
penyuluhan kesehatan sudah pernah di berikan kepada siswa di SD ini tetapi
untuk topik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat belum pernah di berikan. Adapun
permintaan dari kepala sekolah, penyuluhan ini dapat diberikan kepada siswa

14
kelas 5 SDN kledokan karena siswa kelas 5 belum pernah mendapatkan
penyuluhan dengan topik ini. Sosialisasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat
pada tatanan sekolah di anggap perlu untuk mencegah penyakit dan juga
membantu pemerintah dalam promosi kesehatan. Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan siswa tentang Perilaku hidup bersih dan Sehat (PHBS)
di khususnya anak sekolah di SDN Kledokan Depok Sleman serta mensukseskan
program pemerintah dengan mensosialisasikan PHBS khususnya pada anak
sekolah di SDN Kledokan Depok Sleman. Hasil dan pembahasan pada jurnal yang
kelompok dapatkan yaitu berdasarkan hasil kegiatan berupa peningkatan
pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi yang diberikan, ditandai
dengan siswa mampu menjelaskan kembali materi yang diberikan, siswa dapat
memberikan contoh yang berkaitan aplikasi perilaku hidup bersih dan sehat di
lingkungan sekolah sehari-hari.
Peningkatan pengetahuan ini sesuai dengan hasil kegiatan yang pernah di
lakukan di SDN 42 korong gadang. Pada usia sekolah secara fisik anak
mengalami perubahan dalam proporsi bentuk tubuh. Perkembangan mental
intelektual anak mencapai tahap kematangan pada saat memasuki usia sekolah.
Masa ini disebut masa intelektual karena keterbukaan dan keinginan anak untuk
mendapat pengetahuan dan pengalaman, perkembangan anak pada masa ini
berada pada tahap konkret operasional, konkret karena anak hanya mampu
memahami hal-hal berbentuk dan operasional karena mampu berpikir dengan cara
sistematis dan logis.. Kesulitan yang ditemui berkaitan dengan waktu yang
disediakan cukup singkat sehingga pelaksana kegiatan harus bisa memanfaatkan
waktu semaksimal mungkin agar dapat mencapai hal yang ditargetkan.
Keberhasilan kegiatan ini selain didukung oleh kepala sekolah dan guru, juga di
dukung oleh adanya partisipasi aktif, antusias dan rasa ingin tahu yang besar dari
siswa-siswi akan manfaat dari PHBS yang diberikan oleh edukator.
Berdasarkan jurnal Pendidikan Kesehatan Tentang Perilaku Hidup Bersih
Dan Sehat Di Sekolah, oleh Patria Asda yang merupakan mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan, di Stikes Wira Husada Yogyakarta pada tahun 2019
yaitu metode penyuluhan atau pendidikan kesehatan yang di berikan di sekolah
dianggap cukup baik dan sesuai untuk siswa, terutama bila dikemas dengan santai,

15
lugas dan diselingi dengan permainan. Pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk
intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku, agar perilaku tersebut
kondusif untuk kesehatan. Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu
kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat, kelompok
atau individu. Adanya pesan tersebut diharapkan masyarakat, kelompok atau
individu dapat memperoleh pengetahuan yang lebih baik dan dapat mengubah
perilaku serta mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan. Adanya kecenderungan pendidikan kesehatan sebagai
penyebab meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat, pendidikan kesehatan
juga merupakan proses belajar dalam hal ini terjadi proses perkembangan atau
perubahan ke arah yang lebih tahu dan lebih baik pada diri individu, khususnya
pada anak dengan usia sekolah, sehingga menurut kelompok tujuan dan hasil
penelitian pada jurnal ini dapat dikatakan sudah tercapai dalam upaya preventif di
lingkungan sekolah, dan sosialisasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada
tatanan sekolah sangat berperan untuk mencegah penyakit dilingkungan sekolah
dan juga membantu pemerintah dalam promosi kesehatan.

16
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan kesehatan bagi peserta didik di tingkat sekolah dasar (SD)
diarahkan untuk membina agar memiliki sikap dan perilaku hidup bersih, sehat,
bugar dan berdisiplin. Terlebihnya untuk penerapan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) yang merupakan upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan. Disamping itu pendidikan kesehatan
juga bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik baik jasmaniah
maupun rohaniah melalui pemahaman dan pengalaman gaya hidup sehat bagi
peserta didik. Dengan demikian diharapkan anak tumbuh dan berkembang secar
wajar dalam aspek jasmani, mental, sosial dan emosionalnya. Anak usia sekolah
merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia tersebut rentan terhadap
masalah kesehatan, masalah ini kurang begitu diperhatikan baik oleh orang tua,
sekolah, para klinisi serta profesional kesehatan lainnya. Peranan mereka yang
sangat dominan. Adanya kecenderungan pendidikan kesehatan sebagai penyebab
meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat, pendidikan kesehatan juga
merupakan proses belajar dalam hal ini terjadi proses perkembangan atau
perubahan ke arah yang lebih tahu dan lebih baik pada diri individu, khususnya
pada anak dengan usia sekolah

3.2 Saran
Diharapkan sebagai mahasiswa kesehatan, penyusun dapat menggali lebih
luas, dan lebih dalam lagi mengenai ilmu dasar keperawatan, serta diharapkan
dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang nantinya akan diberikan
kepada pasien, sesuai dengan pengetahuan, dan ilmu yang telah didapatkan
selama pendidikan keperawatan. Demikian makalah yang kami buat, semoga
dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin
disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan
dalam pembuatan makalah ini mohon dapat memaafkan dan memakluminya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo.(2012). Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan. Edisi Revisi.


Rineka Cipta. Jakarta 6. lolowang, dkk. (2017). Gambaran perilaku
hidup bersih dan sehat di sekolah dasar inpres talikuran kecamatan
kawangkoan utara. Jurnal fakultas kesehatan universitas sam ratulangi
https://ejournalhealth.com.
Patria Asda (2019) Pendidikan Kesehatan Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Di Sekolah. Jurnal Stikes Wira Husada Yogyakarta
Proverawati. A & Rahmawati. E. (2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Yogyakarta: Nuha Medika
Lina, P. (2016). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Siswa di SDN 42
Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang, Jurnal Promosi dan
Pendidikan Kesehatan Indonesia, Vol 4 No 1 tahun 2016, https://e-
journal.unair.ac.
Wati, R. (2011). Pengaruh Pemberian Penyuluhan PHBS tentang Mencuci
Tangan terhadap Pengetahuan dan Sikap Mencuci Tangan pada Siswa
Kelas V di SDN Bulukantil Surakarta. Jurnal Keperawatan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

18
19

Anda mungkin juga menyukai

  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    Liskayanti Pky
    Belum ada peringkat
  • IDK KELOMPOK 2 Edit
    IDK KELOMPOK 2 Edit
    Dokumen19 halaman
    IDK KELOMPOK 2 Edit
    Liskayanti Pky
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    Liskayanti Pky
    Belum ada peringkat
  • KONSEP CARING
    KONSEP CARING
    Dokumen19 halaman
    KONSEP CARING
    Liskayanti Pky
    Belum ada peringkat
  • Senam Kehamilan
    Senam Kehamilan
    Dokumen128 halaman
    Senam Kehamilan
    diding sunardi
    Belum ada peringkat
  • Makalah Komunitas
    Makalah Komunitas
    Dokumen22 halaman
    Makalah Komunitas
    Liskayanti Pky
    Belum ada peringkat
  • Pemeliharaan Kesehatan Sekolah
    Pemeliharaan Kesehatan Sekolah
    Dokumen5 halaman
    Pemeliharaan Kesehatan Sekolah
    Liskayanti Pky
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen9 halaman
    PPT
    Liskayanti Pky
    Belum ada peringkat
  • Komunitas
    Komunitas
    Dokumen8 halaman
    Komunitas
    Liskayanti Pky
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen9 halaman
    PPT
    Liskayanti Pky
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen9 halaman
    PPT
    Liskayanti Pky
    Belum ada peringkat
  • Pemeliharaan Kesehatan Sekolah
    Pemeliharaan Kesehatan Sekolah
    Dokumen5 halaman
    Pemeliharaan Kesehatan Sekolah
    Liskayanti Pky
    Belum ada peringkat
  • Komunitas
    Komunitas
    Dokumen8 halaman
    Komunitas
    Liskayanti Pky
    Belum ada peringkat
  • UKSKOMUNITAS
    UKSKOMUNITAS
    Dokumen5 halaman
    UKSKOMUNITAS
    Liskayanti Pky
    Belum ada peringkat
  • KOMUNITAS
    KOMUNITAS
    Dokumen27 halaman
    KOMUNITAS
    Liskayanti Pky
    Belum ada peringkat