Anda di halaman 1dari 16

ANTROPOLOGI

Menganalisis Satu Obyek Sebagai Kebudayaan


“Stasiun Tugu Yogyakarta”

NAMA KELOMPOK :
1. ATIKA KHARISMA OCTHA VARISIA (18081374)
2. GILBERT SEPTRIN P.H (18081514)
ANTROPOLOGI 13F2

Tahun Ajaran 2018/2019


Istilah ”culture” (kebudayaan) berasal dari bahasa Latin yakni ”cultura”
dari kata dasar ”colere” yang berarti”berkembang tumbuh”.Secara umum
pengertian ”kebudayaan” mengacu kepada kumpulan pengetahuan yang secara
sosial yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Makna ini
kontras dengan pengertian ”kebudayaan” sehari-hari yang hanya merujuk
kepada bagian-bagian tertentu warisan sosial, yakni tradisi sopan santun dan
kesenian.Yogyakarta sebagai ibukota propinsi sekaligus merupakan daerah
istimewa yang terkenal sebagai kota budaya, kota pelajar, dan kota pariwisata,
dengan penduduknya yang sangat padat serta berasal dari berbagai kota di
seluruh Indonesia, memiliki potensi besar dalam sector transportasi, khususnya
bagi pengguna jasa transportasi kereta api. Para pengguna jasa transportasi
kereta api tersebut melakukan mobilisasi untuk kegiatan pendidikan, pariwisata
dan perdagangan atau bisnis. Keberadaan stasiun besar Tugu Yogyakarta yang
ada saat ini memiliki lokasi yang sangat strategis di pusat kota yaitu pada
kawasan Malioboro. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menetapkan
Stasiun Yogyakarta menjadi cagar budaya. Awalnya, Stasiun Tugu sangat kecil
dengan pelayanan tidak seberapa dibanding stasiun kereta di kota lain di
Nusantara. Namun kini Stasiun Tugu menjelma sebuah stasiun besar yang
nyaman, bersih, dan pelayanannya memuaskan yang mengantarkan para
penumpang ke berbagai kota. Stasiun Tugu adalah stasiun rakyat yang
membanggakan Kota Jogja. Menurut data statistic PT. Kereta Api DAOP VI
Yogyakarta di stasiun besar Tugu, terjadi peningkatan dari sisi pelayanan,
melalui pengembangan fasilitas stasiun tanpa meninggalkan nilai sejarah
bangunan stasiun yang sudah ada.

Secara umum bangunan Stasiun Tugu merupakan struktur dinding tanpa


atap dengan bagian atas yang datar (flat). Bangunan dinaungi oleh struktur baja
yang menyangga atap dengan tiang-tiang yang terbuat dari baja. Pada peron sisi
selatan dan utara terdapat 3 jenis tiang penyangga yang berbeda. Pada tiang
lama Stasiun Tugu terdapat inskripsi J.L. Enthoven s’Hage 1886. Bangunan
induk ini keseluruhan mempunyai jendela dan pintu berukuran besar.
Bukaan/jendela mati pada bagian atas dibuat untuk memecahkan persoalan
pencahayaan ruang dalam. Sisi timur merupakan pintu masuk berupa entrance
hall dengan fasad bangunan bergaya art deco. Fasad atau bagian depan
bangunan yang sekaligus digunakan sebagai pintu masuk utama stasiun
menghadap ke arah Timur atau ke arah Jalan Mangkubumi yang merupakan
poros kota Yogyakarta. Selain sebagai sebagai stasiun penumpang, Stasiun
Yogyakarta hingga saat ini juga masih berfungsi sebagai tempat perawatan
kereta. Fasilitas tersebut terletak di bagian barat stasiun dan sedikit terpisah dari
bangunan utama dan peron penumpang.

Dari bagian depan bangunan dapat dikenali ciri arsitektur Indische


Empire yang banyak dianut pada akhir abad ke 19 dan menjadi gaya arsitektur
kolonial modern pada awal abad ke 20 di Hindia Belanda. Salah satu cirinya
adalah susunan denah dan tampak bangunan yang simetris terkesan rapi namun
sederhana. Dalam bangunan tesebut tidak terdapat bentuk-bentuk yang
berlebihan yang merupakan pengaruh dari Neo Renaissance. Pengaruh awal
arsitektur modern juga terlihat kuat dengan ornamentasi bergaya Art Deco,
berupa komposisi garis-garis vertikal dan horizontal serta lubang-lubang
dinding roster yang berguna untuk cross ventilation sebagai pemberi karakter
bangunan. Pada kedua sisi terdapat bangunan terbuka dengan struktur baja
beratap lebar yang memayungi area peron dan emplasemen. Bangunan terbuka
dengan struktur baja yang menaungi emplasemen menunjukkan adanya
penyesuaian terhadap iklim tropis setempat.
Penambahan overstek dengan atap berbentuk busur untuk melayani
pertumbuhan penumpang yang semakin meningkat jumlahnya. Salah satu
keunikan stasiun ini adalah letak bangunan stasiun yang diapit oleh peron dan
jalur kereta api. Komposisi demikian disebut dengan stasiun dua sisi, yaitu
komposisi yang biasanya digunakan pada stasiun antara yang cukup besar.
Peron utara dan bagian selatan stasiun dihubungkan oleh terowongan bawah
tanah. Beberapa peninggalan fisik yang terdapat di Stasiun Tugu, selain
bangunan induk, yaitu gudang muat tinggi sisi selatan, bangunan
telekomunikasi, bangunan rumah sinyal, pusat reservasi tiket kereta api, gedung
kantor kas, dipo induk kereta, dipo lokomotif, bengkel lokomotif, gedung resort
listrik umum, bangunan resort jalan, jembatan, dan rel.
Penataan ulang kios-kios makanan menghasilkan suasana yang terasa
lebih tertib, tenang, dan lapang di dalam kompleks Stasiun Yogyakarta.
Dolaners masih bisa mampir ke salah satu kios untuk beli jajanan ringan, atau
sekalian keluar kompleks stasiun untuk mampir ke kedai makanan dan mengisi
perut. Pilihan kuliner di sekitar Stasiun Yogyakarta cukup beragam, jadi tak
perlu risau tentang makanan bila Dolaners berada di sini. Sampai saat kini,
Stasiun Tugu merupakan salah satu stasiun terpadat di Indonesia dan terus
mengalami perbaikan demi kenyamanan pengunjung.
ANTROPOLOGI
Menganalisis Folklor Suku Lembak “ Legenda Ular Kepala Tujuh”

NAMA KELOMPOK :
1. ATIKA KHARISMA OCTHA VARISIA (18081374)
2. YOSEPAN BUYUNG SINAGA (18081298)

ANTROPOLOGI 13F2

Tahun Ajaran 2018/2019


Legenda Ular Kepala Tujuh dalam Cerita
Rakyat Bengkulu

Pada zaman dahulu kala ada sebuah kerajaan yang bernama Kutei Rukam, yang
di perintah oleh seorang raja Bikau Bermano. Dan Raja pun memiliki delapan
putra dan suatu hari raja merasa ke delapan anaknya tersebut sudah tumbuh
dewasa maka di buatlah sebuah acara perkawinan putranya itu yang bernama
Gajah Meram.

Gajah Meram di jodohkan dengan seorang tuan putri yang berasal dari Kerajaan
Suka Negeri. Tuan putri tersebut bernama Putri Jinggai. Dari kerajaan Kutei
Rukam menyiapkan acara yang semeriah mungkin untuk putra pertamanya
dengan  Putri Jinggai.

Maka tibalah hari pernikahan Gajah Meram dengan Putri Jinggai, acara berjalan
lancar tetapi tidak lama kemudian terjadi sesuatu yang sangat aneh pangeran
gajah Meram dan Putri Jinggai hilang entah kemana. Dan Pada saat itu mereka
berdua sedang melakukan upacara di danau tes.

Dan tak seorang pun yang melihat mereka berdua hilang entah kemana,
makanya raja sangat terkejut akan kejadian itu dan segera menyuruh
pengawalnya untuk mencari pangeran dan Putri Jinggai, setelah mencari
beberapa jam pengawal tersebut mengalami kelelahan dan tidak menemukan
mereka di mana mana. Dan akhirnya sang pengawal segera kembali ke
kerajaannya dan melaporkan kepada raja bahwa anaknya serta Putri Jinggai
tidak bisa di temukan di danau tes.

Lalu tiba tiba seorang kakek dari gelumuran orang itu berteriak "mungkinsaja
pangeran serta calon istrinjya sudah di culik oleh Raja ular yang berkepala
tujuh, apa katamu orang tua?? 

"Maaf tuan setau saya ular keoala tujuh tersebut sangat sakti dan senang
mengganggu manusia yang ada di danau tes itu.” Semua penasehat raja terdiam
dan sangat takut tetapi putra bungsu raja tersebut yang bernama Gajah
merik, dialah yang membuka suara kepada ayahnya agar dia dapat di izinkan
untuk pergi menolong kakaknya itu.

Raja sangat sedih sekali dan tidak mengiyakan pertanyaannya itu, dan dengan
paksa Gajah merik memohon kepada ayahnya dan akhirnya ayahnya tersebut
pun setuju agar Gajah merik pergi ke danau tes untuk hadapi ular kepala tujuh
itu. Tapi sebelum berangkat Gajah merik harus bertapa terlebih dahulu di gua
Tepat Topes Guna. lalu segera Gajah merik pergi ke gua Tepat Topes Guna
untuk bertapa selama tujuh hari tujuh malam dengan konsentrasi.

Dalam pertapaan tersebut Gajah merik berhasil mendapatkan keris pusaka yang
dahsyat, keris pusaka tersebut itu dapat membuat dia berjalan di air, dan sebuah
selendang sakti yang dapat berubah rubah sesuai dengan keinginannya. setelah
ilmu sakti sudah di kuasai oleh gajah merik maka segera dia berangkat ke danau
tes dan segera ingin menolong kakaknya serta calon istri kakaknya itu.

Dalam memasuki danau tes itu ternyata banyak sekali rintangan yang
menghadangnya tetapi Gajah merik berhasil mengalahkan mereka satu persatu
hingga bertemu dengan ular kepala tujuh itu, tanpa basa basi lagi Gajah merik
langsung melakukan penyerangan hingga si raja ular tersebut kalah dan berhasil
menyelamatkan kakaknya serta calon istrinya.

Kabar kembalinya Gajah Meram dan keperkasaan Gajah Merik menyebar ke


seluruh pelosok negeri dengan cepat. Untuk menyambut keberhasilan itu, sang
Raja mengadakan pesta selama tujuh hari tujuh malam. Setelah itu, sang Raja
menyerahkan tahta kerajaan kepada Gajah Meram. Namun, Gajah Meram
menolak penyerahan kekuasaan itu.

“Ampun, Ayahanda! Yang paling berhak atas tahta kerajaan ini adalah Gajah
Merik. Dialah yang paling berjasa atas negeri ini, dan dia juga yang telah
menyelamatkan Ananda dan Putri Jinggai.” kata Gajah Meram.

“Jika Ananda menjadi raja, bolehkah Ananda mengangkat Raja Ular dan
pengikutnya menjadi hulubalang kerajaan ini?” pinta Gajah Merik.

Permintaan Gajah Merik dikabulkan oleh sang Raja. Akhirnya, Raja Ular yang
telah ditaklukkannya diangkat menjadi hulubalang Kerajaan Kutei Rukam.
Kisah petualangan Gajah Merik ini kemudian melahirkan cerita tentang Ular
Kepala Tujuh. Ular tersebut dipercayai oleh masyarakat Lebong sebagai
penunggu Danau Tes. Sarangnya berada di Teluk Lem sampai di bawah Pondok
Lucuk. Oleh karena itu, jika melintas di atas danau itu dengan menggunakan
perahu, rakyat Lebong tidak berani berkata sembrono.
Judul : Legenda Ular Kepala Tujuh

Suku Bangsa : Suku Lembak, Kabupaten Lebong, Bengkulu

1.Analisis Psikologi
Tokoh Sikap Tindakan Ucapan
1. Gajah Merik Rendah hati Memiliki ilmu yang tinggi ia Sopan dan patuh
tidak pernah pamer dan
menyombongkan diri.

Berani Saat memanggil Raja Ular


supaya keluar dari
persembunyiannya dan
menantang Raja ular.

2. Gajah Meram Tahu diri Menyadari bahwa adiknya Bijaksana dan


memiliki kesaktian yang lebih perhatian
tinggi dari pada dirinya, maka ia
pun menyerahkan tampuk
kekuasaan Kerajaan Kutei
Rukam kepada adiknya, Gajah
Merik.
3. Raja Bijaksana Menuruti permintaan sang putra, Tegas dan
dan adil dalam mengambil Perhatian
keputusan
4. Raja Ular Licik, Merendahkan kemampuan Sombong
sombong Gajah Merik
2. Analisis Budaya
Tokoh/Wilayah/ Kondisi Awal Perilaku Akhir Kisah
Keluarga/KLP
1. Gajah Merik Anak Raja yang baik Menolong sang Memegang tahta
hati kakak dari Raja Ular kerajaan
2. Gajah Meram Anak Raja yang akan Menyerahkan Menikah dengan
dijodohkan dengan tumpuk tahta Putri
tuan putri kerajaan kepada
Gajah Merik
3. Goa Tempat bertapa Melakukan Mendapatkan keris
pertapaan tujuh hari pusaka yang dapat
tujuh malam membuat berjalan di
air, dan sebuah
selendang sakti yang
dapat berubah rubah
sesuai dengan
keinginannya
4. Tepi Danau Tes Tempat pemandian Tempat upacara adat Danau yang tentram
prosesi mandi
bersama
5. Raja Raja Bijaksana dalam Raja yang adil
mengambil
keputusan
6. Raja Ular Penunggu Danau Tes Sakti dan senang Menyerah dan
mengganggu diangkat oleh Gajah
manusia yang ada di Merik menjadi
danau tes hulubalang Kerajaan
Kutei Rukam.
ANALISIS
A. ANALISIS
1. Tokoh (utama)
a. Gajah Meram : tahu diri, baik hati
b. Gajah Merik : rendah hati, pemberani, tanggung jawab, jujur
c. Raja Ular : licik, angkuh
d. Raja : bijaksana, adil
2. Sosial Budaya
Legenda Ular Kepala Tujuh merupakan salah satu foklor masyarakat
Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu yang menceritakan tentang :
a. Kondisi Sosial Budaya : Damai
b. Upaya mencari / mempertahankan : Kedamaian
c. Nilai-nilai : Anjuran
d. Pantangan / larangan / pamali : Larangan

B. KESIMPULAN
1. Suku Bangsa Lembak, Lebong, Legenda Ular Kepala Tujuh memiliki
kepribadian :
a. Baik : Taat peraturan, kompak, baik, ramah, suka
menolong, tidak kasar, dan menerima orang baru
b. Tidak Baik : -

2. Folklor Legenda Ular Kepala Tujuh berfungsi sebagai :


a. Alat Pedagogis/Pendidikan
Legenda Ular Kepala Tujuh merupakan alat pedagogis/pendidikan
karena mengajarkan dalam menghadapi suatu masalah kita tidak
boleh panik dan harus menghadapi dengan tenang, serta berusaha
mencari jalan keluar. Kita juga tidak boleh sombong ketika
memiliki ilmu yang tinggi.

b. Alat pemaksa norma dan pengendali masyarakat


Legenda Ular Kepala Tujuh merupakan alat pemaksa norma dan
pengendali masyarakat suku Lebong, yaitu ular tersebut dipercayai
oleh masyarakat Lebong sebagai penunggu Danau Tes. Sarangnya
berada di Teluk Lem sampai di bawah Pondok Lucuk. Oleh karena
itu, jika melintas di atas danau itu dengan menggunakan perahu,
rakyat Lebong tidak berani berkata sembrono.
ANTROPOLOGI
SURAT CINTA BUAT AYAH MAMA

NAMA : ATIKA KHARISMA OCTHA VARISIA


NIM : 18081374
ANTROPOLOGI 13F2

Tahun Ajaran 2018/2019


SURAT CINTA BUAT AYAH MAMA

Tiada kasih sayang yang paling indah dalam hidup,


Kecuali kasih sayang Mama.
Tiada perjuangan paling tangguh,
Demi menghidupi anak-istrinya, kecuali perjuangan Ayah.

Terima kasih Tuhan,


Engkau telah memberikan ku seorang Ayah Mama
Yang sempurna kasihnya padaku.

Kalian selalu bilang “ semarah apapun ayah ke kamu, jangan diambil hati ya nak,
itu semua untuk kebaikanmu. Apapun yang kamu perbuat kamu tetap menjadi anak mama.
Tetap tersenyum ketika terluka, tetap memaafkan ketika kecewa. Dan akan indah pada
waktunya. Janji Allah itu nyata.”

Ayah..
Ayah adalah Insan terkuat dalam hidup saya..
Karena ayah lah yang berkorban untuk kami sekeluarga mencari nafkah di luar,
Panas dan hujan di lalui nya tanpa kenal lelah, demi menghidupi kebutuhan kita.
Ayah bagaikan pahlawan untuk kita..
Ayah..
Banyak hal yang aku pelajari semenjak aku hidup di perantauan ini
Salah satunya adalah tentang kerasnya sebuah kehidupan.
Kini aku sadar, dan mengerti. Betapa sulitnya kehidupan yang telah engkau lalui,
Betapa beratnya beban yang telah engkau pikul. Satu pintaku kepada Tuhan,
Semoga ayah panjang umur, agar aku bisa membahagiakanmu kelak di masa tua mu.
Semoga aku bisa sukses di perantauan ini, sehingga aku bisa kembali pulang dengan rasa
bangga terhadapmu. Aamiin

Mama..
Taukah mama..
Sekarang anak mu semakin dewasa.
Semakin aku dewasa, semakin aku mengerti arti dari sesosok mama itu seperti apa.
Kini..
Kesibukan ku mulai membuat aku semakin jauh di samping mu ma.
Aku tak kuasa menahan tetesan air mata ku ketika aku merasakan saat mama tak di
sampingku.
Aku rindu padamu ma, maafkan aku suda menyia-nyiakan waktu.
Ketika aku selalu ada di samping mu, ketika mama membutuhkan ku
Aku tidak ada di sampingmu, aku tidak ada di hadapan mu, aku tidak ada di pelukan mu..
Melainkan aku lebih mementingkan kesibukan ku dari pada aku ada di samping mu.
Bahkan aku sering membebel perintahmu ma dan membuang muka ku serta tak menyapa mu.
Dan menghiraukan semua amanat serta saran mu pada aku. Ternyata semua itu adalah bukti
kasih sayang dan perduli mu untuk aku ma. Maafkan aku ma, aku menyadari nya bahwa
memang itu semua kesalahan ku.
Mama..
Kini anak mu tidak lagi bersama mu,
Dia pergi jauh untuk menggapai cita-cita nya demi membahagiakan mama dan ayah.
Disana aku benar-benar jauh dari ibu dan aku mulai merasakan,
Betapa rindu ku ketika aku jauh dari mama.
Air mata di setiap doa dan sholatku, ku cucurkan untuk rindu ku pada mu.
Saat aku jauh dari mama, aku sangat butuh suara mu dan kasih sayang mu untuk aku ma.
Doakan aku mama agar selepas ini aku dapat merubah semua sikap ku dan aku dapat
membahagiakan mu ma, aku sayang mama.

Semoga mama dan ayah baik-baik disana.


Ketika pulang nanti aku butuh senyuman dan belaian kasih sayang kalian lagi untuk ku.
Aku akui begitu banyak kesalahan yang aku buat selama aku di samping mu.
Aku mohon pada mu ma, yah..
Jangan kalian tinggalkan aku sebelum aku dapat membahagiakan mu ma, yah..
Aku takut, disaat mama dan ayah meninggalkan ku, aku belum sempat membalas budi
jasamu selama ini ma, yah..
Saat ini, aku baru bisa membalas budi jasamu dengan doa disetiap sholat ku, agar Allah
menyayangi kalian seperti kalian menyayangi ku dikala aku masih kecil..
Rasanya ingin sekali aku memeluk dan mencium keningmu serta membasuh kaki mu dan
mencium surga mu dan mengatakan “ maafkan aku mama, semoga Allah meridhoi ku ketika
mama memaafkan ku.”

Terima Kasih mama ayah.... :)

Salam manis,
Anakmu tersayang

Anda mungkin juga menyukai