Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM


PRAKTEK PEMBUATAN PAKAN KONSENTRAT

Oleh :

Muhammad Haekal Zulfan 1910515210020

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR TABEL...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Pakan Konsentrat............................................................................................3
2.2 Bahan Baku....................................................................................................3
2.2.1 Dedak Padi...............................................................................................4
2.2.2 Bungkil Kelapa Sawit..............................................................................4
2.2.3 Molases....................................................................................................4
2.2.4 Urea..........................................................................................................5
2.2.5 Garam......................................................................................................5
2.2.7 Mineral mix.............................................................................................5
2.3 Mixing............................................................................................................5
BAB III BAHAN DAN METODE..........................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat.........................................................................................7
3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................7
3.2.1 Alat..........................................................................................................7
3.2.2 Bahan.......................................................................................................7
3.3 Metode Praktikum..........................................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................9
4.1 Pembahasan....................................................................................................9
BAB V PENUTUP.................................................................................................12
5.1 Kesimpulan...................................................................................................12
5.2 Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
LAMPIRAN...........................................................................................................14

ii
DAFTAR TABEL

Table 1. Formulasi Bahan Baku...............................................................................3


Table 2. Analisis Nutrisi Bahan Baku....................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna
sebagian atau seluruh tanpa menggangu kesehatan ternak yang memakannya.
Kualitas suatu bahan pakan ditentukan oleh kandungan zat nutrient atau
komposisi kimianya, serta tinggi rendahnya zat anti nutrisi yang terkandung
didalam bahan pakan tersebut. Pakan merupakan faktor terpenting, karena
mencakup 80% dari biaya produksi. Jumlah pakan yang diberikan harus tepat
waktu dan jumlah, agar pakan tidak terbuang percuma dan menyebabkan biaya
operasional menjadi tinggi. Bahan baku pakan biasanya berasal dari hasil
pertanian, perikanan, peternakan, serta hasil industri yang mengandung zat gizi
dan layak digunakan sebagai pakan.
Pakan ternak mengandung zat gizi untuk keperluan kebutuhan energi
maupun fungsi-fungsi (pertumbuhan, produksi dan hidup pokok) tetapi
kandungan zat gizi pada masing-masing pakan ternak berbeda. Klasifikasi bahan
pakan secara internasional telah membagi bahan pakan menjadi 8 kelas, yaitu
hijauan kering,pasture atau hijauan segar,silase,sumber energi,sumber
protein,sumber mineral, sumber vitamin,zat additive. Pakan yang dikonsumsi oleh
ternak akan menghasilkan energi. Energi digunakan baik untuk hidup pokok
ataupun produksi. Energi dari hasil pakan yang dikonsumsi dapat digunakan
dengan tiga cara yaitu, menyediakan energi untuk aktivitas, dapat dikonversi
menjadi panas, disimpan sebagai jaringan tubuh. Kelebihan energi akan disimpan
oleh tubuh dalam bentuk lemak.
Konsentrat merupakan campuran bahan pakan sumber energi, protein, dan
mineral yang diharapkan dapat menyediakan nutrien. Konsentrat dapat
berperansebagai sumber karbohidrat mudah larut. Konsentrat adalah pakan yang
memiliki nilai nutrisi lengkap yang terbuat dari campuran dari berbagai macam
bahan pakan yang telah disesuaikan kandungan nutrisinya untuk memenuhi
kebutuhan ternak. Pengolahan pakan yang baik dan benar akan menghasilkan
kualitas pakan yang baik pula. Kebutuhan pakan konsentrat menjadi sangat
penting dalam memenuhi kebutuhan ternak. Adapun pemanfaatan konsentrat atau
2

limbah pertanian yang mempunyai kandungan serat kasar yang tinggi dapat diberi
perlakuan dalam bentuk fisik, kimia, maupun secara biologi, bertujuan untuk
memperkecil ukuran partikel, melonggarkan ikatan sellulosa, hemisellulosa,
lignin, merubah struktur kristal sellulosa serta meningkatkan palatabilitas dan
kecernaan bahan pakan.
Ransum merupakan pakan ternak yang tersusun dari berbagai jenis bahan
pakan dan kandungan nutrisinya sudah diatur sedemikian rupa. Ransum dicampur
dari bahan-bahan yang mengandung gizi lengkap seperti protein, lemak, serat
kasar, vitamin dan mineral. Semakin banyak ragam suatu ransum, kualitas ransum
akan semakin baik terutama dari sumber protein hewani. Pada dasarnya
mencampur ransum merupakan suatu kegiatan mengkombinasi berbagai macam
bahan makanan ternak untuk memenuhi kebutuhan ternak akan zat makanan
tersebut. Ransum harus dapat memenuhi kebutuhan zat nutrien yang diperlukan
ternak untuk berbagai fungsi dalam tubuh ternak tersebut.
Ransum yang baik memiliki sifat palatabel, tidak mudah rusak saat penyimpanan,
kandungan nutrisi baik, mudah dicerna, menghasilkan pertambahan bobot badan
yang tinggi. Bentuk ransum disesuaikan dengan jenis, umur dan konsisi ternak
yang bersangkutan. Bahan pakan yang digunakan dalam formulasi ada berbagai
macam dan jenis, diantaranya ada dedak padi, bungkil kelapa sawit, molasses,
urea, garam, kapur, premix dan lain-lain. Cara penyusunan ransum tidak dapat
langsung dicampurkan semua, namun terlebih dahulu bahan-bahan tersebut
dihaluskan sehingga menjadi homogen dan dicampurkan sesuai jenis bahan
tersebut. Selanjutnya dalam pemilihan bahan pakan yang perlu diperhatikan antara
lain yaitu kandungan nutrisi bahan, tingkat kecernaan, ketersediaan, kontinuitas
dan harga serta kemungkinan adanya faktor pembatas seperti zat anti nutrisi atau
racun dalam bahan tersebut.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu membuat formulasi
ransum pakan konsentrat dengan prosedur yang benar dan mampu mengetahui
kandungan nutrien pada bahan pakan yang akan digunakan untuk menyusun
ransum, serta mampu menghitung dan menakar bahan pakan yang akan digunakan
untuk membuat ransum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pakan Konsentrat


Konsentrat adalah suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama bahan
pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan makanan dan
dimaksudkan untuk disatukan dan dicampur sebagai suplemen (pelengkap) atau
pakan pelengkap. Konsentrat terdiri dari campuran jagung, dedak halus, bungkil
kelapa dan tepung ikan. Kualitas pakan konsentrat komersial buatan pabrik berupa
pellet memiliki kandungan protein yang tinggi ( Laryska. 2013).
Konsentrat sendiri merupakan pakan yang memiliki kandungan serat kasar
rendah. Nutrisi utama dari pakan konsentrat berupa energi dan protein. Konsentrat
bagi ternak bermanfaat untuk meningkatkan mutu gizi pakan sehingga
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan ternak. Adapun fungsi konsentrat
antara lain sebagai sumber energi dan sumber protein bagi ternak, meningkatkan
kandungan gizi dalam pakan, menambah bobot badan ternak, pemberian pakan
menjadi lebih efisien, memenuhi kebutuhan ternak tidak hanya berasal dari
tumbuh-tumbuhan, tetapi juga bisa berasal dari hewan, efektif untuk masa
pertumbuhan dan produksi, Selain unggas, digunakan juga untuk masa
kebuntingan maupun saat menyusui bagi induk.
2.2 Bahan Baku
Pemilihan bahan baku merupakan kunci utama dalam membuat pakan
yang berkualitas karena hal tersebut sangat menentukan kualitas pakan konsentrat.
Bahan baku yang umum digunakan untuk pakan ternak adalah dedak padi,
bungkil kelapa sawit, molases, urea, garam, kapur, premiks/mineral mix, dengan
jumlah konsentrat sebanyak 5 kg.
Table 1. Formulasi Bahan Baku
N Bahan Baku %
O
1 Dedak padi 50
2 Bungkil kelapa sawit 25
3 Molases 10
4 Urea 5
5 Garam 5
6 Kapur 3
4

7 Mineral mix 2
Jumlah 100

Berikut merupakan uraian dan penjelasan tentang bahan baku :


2.2.1 Dedak Padi
Dedak padi merupakan salah satu dari limbah hasil pertanian yang
ketersediaannya cukup banyak dan mudah untuk didapatkan. Selain harga
dedak padi yang relatif murah, menjadi salah satu pertimbangan penggunaan
dedak sebagai pakan ternak. Dedak padi mengandung nutrisi bahan kering
88,93%, protein kasar 12,39%, serat kasar 12,59%, kalsium 0,09% dan posfor
1,07%. Dedak padi selain mengandung serat kasar yang tinggi, juga
mengandung asam fitat yang cukup tinggi yaitu 2,42% yang dapat
berpengaruh terhadap pertumbuhan ternak ( Setiawan, 2017).
2.2.2 Bungkil Kelapa Sawit
Bungkil kelapa sawit merupakan salah satu hasil samping
pengolahan inti sawit dengan kadar 45-46% dari inti sawit. Bungkil inti sawit
memiliki kandungan zat-zat makanan sebagai berikut: Protein kasar 15,14%;
lemak kasar 6,08%; serat kasar 17,18%; kalsium 0,47%; fosfor 0,72%, dan
BETN 57,80% serta kandungan energi brutonya adalah 5088 kkal/kg
(Setiawan, 2017).
2.2.3 Molases
Molases merupakan produk sampingan dari industri pengolahan gula
yang masih mengandung gula dan asam-asam organik. Molase yang
dihasilkan oleh industri gula tebu di Indonesia dikenal dengan nama tetes tebu.
Molases dapat digunakan sebagai pakan ternak secara langsung dicampurkan
pada pakan konsentrat ataupun melalui proses pengolahan fermentasi pada
pembuatan konsentrat sebagai bahan campuran, activator dalam pembuatan
sillase. Molasses merupakan bahan pakan yang mengandung karbohidrat
tinggi. Selain itu, terkandung vitamin B kompleks dan vitamin – vitamin yang
larut dalam air (Kurniawati, 2013).
5

2.2.4 Urea
Urea merupakan salah satu sumber NPN yang mudah didapat dan
relatif murah harganya. Urea dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak
untuk ruminansia ( Kristiyani, 2016).
2.2.5 Garam
Garam untuk pakan ternak menjadi sumber mineral esensial natrium
dan khlor. Garam untuk pakan ternak yaitu NaCl yang sangat diperlukan oleh
hewan. Peternak harus menyediakan garam untuk pakan ternak dikandang,
agar setiap saat hewan ternak dapat menjilatnya. Campuran garam untuk
pakan ternak yaitu terdiri dari 50 % garam dan 50 % dicalcium phosphat harus
disediakan setiap saat. Sapi dan kerbau akan menghabiskan 2 kg campuran
garam untuk pakan ternak ini selama satu bulan. Kambing dan domba
memerlukan sekitar 200 gr/ekor garam untuk pakan ternak setiap bulan.
Mineral untuk ternak diberikan dalam jumlah sedikit, kurang lebih 4 persen.
Mineral tidak boleh diberikan dalam jumlah berlebihan. Jika berlebihan justru
akan mengakibatkan keracunan pada ternak ( Hafifah. 2017).
2.2.6 Kapur
Kapur  atau dalam rumus kimianya CaCO3 adalah bahan utama
mineral sebagai sumber mineral makro kalsium (Ca). Kapur berasal dari hasil
penambangan gunung kapur. Ketersediaan kalsium dalam kapur tergantung
dari tingkat kemurnian kapur dan kelarutannya (Hafifah, 2017). Penggunaan
kapur dalam ransum berkisar antara 0.5 - 2%. Kapur umumnya diberikan
dalam campuran konsentrat atau dicampur dengan bahan lainnya.
2.2.7 Mineral mix
Mineral mix adalah premiks mineral dan vitamin sebagai feed
supplement untuk ternak yang diformulasikan secara khusus untuk mencukupi
kebutuhan mineral dan vitamin yang seimbang (Hafifah, 2017).
2.3 Mixing
Mixing atau pencampuran bertujuan untuk menghasilkan produk yang
mempunyai nilai nutrisi yang homogen. Proses pencampuran yang baik akan
menghasilkan produk yang seragam pada waktu yang pendek. Faktor yang
mempengaruhi hasil pencampuran antara lain bentuk partikel, kerapatan jenis,
6

urutan penambahan bahan baku, jumlah bahan yang dicampur, dan waktu
pencampuran, beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas pakan adalah
kehalusan bahan pakan saat proses pencampuran.
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 29 April 2021 dari pukul
16.00 sampai dengan 16.30 WITA di Gedung 3 Fakultas Pertanian Universitas
Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Alat tulis
2. Jas lab
3. Masker
4. Nampan/wadah
5. Centong Nasi
6. Timbangan
7. Plastik
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Dedak Padi 2,50 kg
2. Bungkil Kelapa Sawit 1,25 kg
3. Molases 0,50 kg
4. Urea 0,25 kg
5. Garam 0,25 kg
6. Kapur 0,15 kg
7. Premiks/Mineral mix 0,10 kg
3.3 Metode Praktikum
Metode pencampuran bahan pakan formulasi ransum yaitu :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang bahan sesuai dengan jumlah yang sudah ditentukan
3. Timbang bahan satu persatu menggunakan centong dan dalam satu wadah
untuk bahan yang sejenis seperti dedak padi dengan bungkil kelapa sawit,
molases dengan garam dan urea, kapur dengan mineral mix
8

4. Pastikan bahan sudah sesuai dengan yang sudah ditentukan


5. Campurkan terlebih dahulu bahan yang sejenis tersebut hingga tercampur
secara merata menggunakan centong tadi
6. Aduk sampai merata dedak padi dengan bungkil kelapa sawit
7. Campurkan molases dengan garam dan urea hingga homogen, dan
pastikan garam dan urea sudah larut dengan molases
8. Kemudian masukan kapur serta mineral mix kedalam larutan molases tadi
9. Setelah larutan molases sudah siap dan tercampur dengan rata, masukan
larutan tersebut ke campuran dedak padi dan bungkil kelapa sawit
10. Aduk hingga merata dan pastikan tidak ada bahan yang menggumpal
ataupun tidak terkena cairan campuran molases dan garam serta urea tadi,
jika dirasa menggunakan centong kemungkinan pakan tidak merata maka
bisa menggunakan tangan
11. Setelah tercampur dengan rata masukkan kedalam wadah dan bahan pakan
yang sudah tercampur bisa langsung diberikan kepada ternak
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Konsentrat adalah suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama bahan
pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan makanan dan
dimaksudkan untuk disatukan dan dicampur sebagai suplemen (pelengkap) atau
pakan pelengkap (Hartadi dkk., 1991). Konsentrat terdiri dari campuran, dedak
halus, bungkil kelapa sawit, dan molases, urea, garam, kapur, premiks/mineral
mix. Kualitas pakan konsentrat komersial buatan pabrik berupa pellet memiliki
kandungan protein yang tinggi (Nisma dkk., 2012).
Berikut beberapa penjelasan bahan baku yang digunakan pada saat
praktikum antara lain :
1. Dedak halus
Dedak diperoleh dari penggilingan padi menjadi beras. Dedak adalah salah
satu bahan pakan sumber energi. Kandungan nutrien dedak berdasarkan 86,5%
BK adalah Abu 8,7%, PK 10,8%, LK 5,1%, SK 11,5%, dan BETN 50,4%
(Hartadi dkk., 1997). Pemberian dedak dalam ransum dapat meningkatkan
produktivitas terutama ternak menjadi cepat gemuk (Garsetiasih dkk., 2003).
2. Bungkil sawit
Bungkil sawit merupakan hasil samping dari pengolahan inti kelapa sawit
menjadi minyak kelapa sawit. Bungkil sawit adalah salah satu bahan pakan
sumber protein nabati. Kelapa sawit memiliki banyak jenis produk samping yang
4 berpotensi besar untuk dijadikan bahan pakan (Elisabeth dan Ginting, 2003).
Kandungan nutrien bungkil sawit berdasarkan 100% BK adalah Abu 6,5%, PK
15,0%, LK 10,9%, SK 19,7%, dan BETN 47,9% (Hartadi dkk., 1997).
3. Molasses
Molasses merupakan hasil samping dari pengolahan gula tebu yang
berupa cairan warna coklat kehitaman. Molasses adalah salah satu bahan pakan
sumber energi, selain gaplek dan tepung jagung. Kelebihan molasses terletak di
aroma dan rasa, sehingga bila dicampur kedalam ransum akan mempengaruhi rasa
dan 6 aroma pakan. Kandungan nutrien molasses berdasarkan 100% BK adalah
10

Abu 10,4%, PK 5,4%, LK 0,3%, SK 10,0%, dan BETN 74,0% (Hartadi dkk.,
1997).
4. Garam
Garam merupakan salah satu sumber mineral yang sangat penting
untuk
kerangka tubuh ternak. Sumber mineral adalah bahan pakan yang memiliki
kandungan mineral seperti garam dapur (Wahyono dan Hardianto, 2004). Bahan
pakan sebagai sumber mineral adalah tepung tulang dan tepung batu.
5. Kapur
Kapur atau tepung batu merupakan bongkahan kapur yang diolah melalui
proses pengecilan ukuran (crushing, grinding, milling) sehingga diperoleh produk
dalam bentuk tepung. Tepung batu memiliki potensi untuk komponen pakan
ternak sebagai sumber mineral (Khalil dan Anwar, 2005).
6. Mineral mix
Sebagai salah satu komponen dari bahanpakan, ketersediaan mineral baik
mineral yangdibutuhkan dalam jumlah banyak (macrominerals) ataupun dalam
jumlah yang sedikit(trace minerals) sangatlah penting adanya.Dalam beberapa
kasus, penambahan (suplementasi) mineral-mineral ke dalam ransum pakan
sangatlah dibutuhkan. Penambahan ini dimungkinkan apabila secara keseluruhan
ransum pakan mengalami defi siensi terhadap sejumlah mineral akibat kualitas
bahan pakan yang jelek Pada proses pembuatan premix mineral ini beberapa hal
yang harus diperhatikan adalah: pengetahuan mengenai jenis bahan/senyawa yang
dapat dipergunakan sebagai sumber mineral yangdapat dicerna dan tidak
berbahaya bagi temak itu sendiri, kandungan unsur mineral yang dikandung
dalam bahan/senyarwa sumber mineral, tingkat kebutuhan unsur mineral dalam
campuran akhir pakar,/ransum dan proses formulasi pencampuran semua
bahan/senyawa.
7. Urea
Urea yang kita kenal sebagai pupuk dan tersedia dalam bentuk granular
putih kristal padat, mengandung 46% nitrogen. Ketika diberikan sebagai bagian
dari diet untuk ternak ruminansia, urea dikonversi menjadi amonia oleh
mikroflora di dalam rumen. Mikro organisme dalam rumen menggunakan amonia
11

untuk membuat protein mikroba, yang kemudian dicerna oleh ternak. Karena itu
urea memiliki nilai yang setara dengan protein untuk ternak ruminansia. Beberapa
peternak memberikan langsung urea kedalam pakan ternak mereka, hal ini kurang
baik karena selain rasanya yang pahit dan tidak enak, juga dapat menyebabkan
ternak keracunan nitrogen. Menggabungkan urea dengan molases atau biji-bijian
atau keduanya membuat urea lebih cocok untuk ternak. Selain itu biji-bijian dan
tetes juga akan memberikan energi yang diperlukan untuk membantu proses
pencernaan. sumber mineral menjadi satu.
Adapun analisis bahan baku dapat dilihat pada tabel 2.
Table 2. Analisis Nutrisi Bahan Baku
No Bahan Baku BK Protein Lemak Serat Kasar
(%) (%) (%) (%)
1 Dedak Padi 89.60 15.90 9.10 8.40
2 Bungkil Kelapa Sawit 90.30 16.80 11.90 30.00
3 Molases 77.00 5.40 0.00 0.00
4 Urea 99.00 45.00 0.00 0.00
5 Garam 99.60 0.00 0.00 0.00
6 Kapur 99.00 0.00 0.00 0.00
7 Premiks/Mineral Mix 90.00 0.00 0.00 0.00

Kualitas pakan sangat tergantung dengan kualitas bahan baku, bahan baku
yang bagus adalah tidak ada penggumpalan, tidak berbau tengik, tidak berjamur
dan bebas dari zat yang merugikan (Kushartono, 2002). Pengujian organoleptik
adalah pengujian bahan pakan dengan cara melihat struktur dan sifat fisik pada
pakan yang meliputi bentuk, tekstur, aroma dan warna pakan. Pakan yang baik
memiliki bentuk, tekstur, aroma dan warna sesuai dengan bahan asli. Pengujian
secara kimia dilakukan di laboratorium. Tujuan uji kimia adalah mengetahui
kandungan nutrien pakan diantaranya kandungan protein, lemak, karbohidrat, abu,
serat kasar dan kadar air. Pengujian pakan secara kimia merupakan penentuan 12
kuantitas dan kualitas nutrien dalam pakan, yang merupakan penentuan komposisi
proksimat dari kadar protein, lemak, BETN, serat kasar, abu dan air pakan yang di
uji (Aslamsyah dan Karim, 2012).
Proses pengolahan pakan meliputi berbagai proses diantaranya adalah
drying, grinding, mixing, peletting dan extruding.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Konsentrat adalah suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama bahan
pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dan keseluruhan makanan
dan dimaksudkan untuk disatukan dan dicampur sebagai suplemen
(pelengkap) atau pakan pelengkap.
2. Konsentrat sendiri merupakan pakan yang memiliki kandungan serat kasar
rendah. Nutrisi utama dari pakan konsentrat berupa energi dan protein.
3. Pemberian pakan menjadi lebih efisien, memenuhi kebutuhan ternak tidak
hanya berasal dari tumbuh-tumbuhan, tetapi juga bisa berasal dari hewan,
efektif untuk masa pertumbuhan dan produksi.
4. Raansum merupakan pakan ternak yang tersusun dari berbagai jenis bahan
pakan dan kandungan nutrisinya sudah diatur sedemikian rupa.
5. Bahan yang digunakan saat praktikum adalah : dedak padi 2,50 kg ;
bungkil kelapa sawit 1,25 kg ; molases 0,50 kg ; urea 0,25 kg ; garam 0,25
kg ; kapur 0,15 kg ; premiks/mineral mix 0,10 kg.
5.2 Saran
1. Saat menggunakan bahan Urea diharapkan tidak terklalu banyak karena
dapat mengakibatkan kematian pada ternak.
2. Dalam mengolah ransum ternak diutamakan memilih bahan yang mudah
di dapatkan di sekitar kita sehingga mudah dalam mencari bahan.
3. Sebaiknya dalam melakukan praktikum perlu memperhatikan SOP yang
berlaku dalam Laboratoium seperti memakai masker, memakai jas lab,
memakai sepatu dll.
4. Dalam mencampur bahan pakan untuk ransum di dahulukan yg mudah
larut dan berbentuk sama agar mudah dalam pencampuran secara
homogen.
5. Menghitung ransum perlu mengetahu berat badan ternak terlebih dahulu
agar mudah dalam perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA

Hafifah, D. & Prasetiyono, B. (2017). “Manajemen Proses Pengolahan


Konsentrat Sapi Potong di PT Karya Anugerah Rumpin, Kecamatan
Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat”. (Doctoral dissertation, Fakultas
Peternakan Dan Pertanian Undip).
Kristiyani, E., Harjanti, D. W., & Santoso, S. A. B. (2016). “Pengaruh Berbagai
Kandungan Urea Dalam Pakan Terhadap Fungsi Hati Kambing
Peranakan Etawa Laktasi (the Effects of Urea Levels in Feed on the Liver
Function of Etawa Crossbred)”. Animal Agriculture Journal. 3(1). 95-
105.
Kurniawati, A. (2013). “Teknik produksi gas in-vitro untuk evaluasi pakan
ternak: volume produksi gas dan kecernaan bahan pakan”. Jurnal Ilmiah
Aplikasi Isotop dan Radiasi. 3(1).
Laryska, N., & Nurhajati, T. (2013). “Peningkatan kadar lemak susu sapi perah
dengan pemberian pakan konsentrat komersial dibandingkan dengan
ampas tahu”. Agroveteriner. 1(2). 79-87.
Setiawan, B. (2017).”Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Dedak Padi
yang Difermentasi dengan Mikroorganisme Lokal”. Fakultas Peternakan,
Universitas Hasanuddin, Makassar. (Skripsi).
14

LAMPIRAN

 Bahan Pakan

Dedak Padi Bungkil Kelapa Sawit Molases

Urea Garam Kapur

Premiks/Mineral Mix

 Pembuatan Pakan Konsentrat

1. Siapkan Alat dan Bahan


15

2. Timbang Semua Bahan Baku Sesuai Formulasi

3. Campurkan Dalam Satu Wadah Untuk Pakan Yang Sejenis

Campuran 1 Campuran 2 Campuran 3


Molases, Garam, Urea Kapur dan Premiks Dedak dan BKS

4. Gabungkan Campuran 1 dan 2 5. Gabungkan Dengan Campuran 3


16

6. Tahap Terakhir Aduk Sampai Merata

Anda mungkin juga menyukai