Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nabila Khuriah Dwi Oka

NIM : 457516
Kelas : Pelaporan Korporat, B
Tugas :2

1. a. Dilema etika apakah yang dihadapi oleh akuntan?


Jawab :
Akuntan mungkin akan dihadapkan pada dilema antara pengungkapan kinerja
keuangan perusahaan sesungguhnya dengan potensi kehilangan bonus dan
penurunan harga saham perusahaan akibat pengungkapan tersebut, atau tidak
melakukan pengungkapan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya
dan mendapatkan bonus serta kenaikan harga saham akibat kecurangan
tersebut.
1. b. Pedoman etika apakah yang harus diacu oleh akuntan profesional? Berikan
penjelasan singkat Anda.
Jawab :
Kode etik profesi merupakan pedoman/panduan yang menjadi acuan oleh
akuntan profesional dalam pengambilan keputusan terkait dilema etika. Kode
etik profesi memiliki definisi sebagai nilai-nilai yang disepakati dan menjadi
acuan seluruh insan profesi dalam menjalankan profesinya. Kode etik profesi
akuntan secara international mengacu pada Code of Ethics for Professional
Accountants (Kode Etik untuk Akuntan Profesional) yang di tetapkan oleh
IESBA (International Ethics Standards Board for Accountants) yang dibentuk
oleh IFAC (International Federation of Accountants). Sedangkan di Indonesia,
mengacu pada Kode Etik Akuntan Profesional yang telah di sahkan oleh IAI
(Ikatan Akuntan Indonesia) pada tanggal 5 Desember 2016 yang berlaku efektif
pada tanggal 1 Januari 2017 dan merupakan adopsi dari Handbook of the Code
of Ethics for Professional Accountants 2016 Edition yang dikeluarkan oleh
IESBA-IFAC.
1. c. Jelaskan secara singkat perbedaan Kode Etik Akuntan Profesional dengan Kode
Etik Akuntan Publik.
Jawab :
Mengacu pada Kode Etik Akuntan Publik yang diterbitkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI), perbedaan Kode Etik Akuntan Indonesia
(KEAI) dengan Kode Etik Profesi Akuntan Publik (KEPAP) yaitu sebagai
berikut :
I. Judul
 KEAI = Kode Etik Akuntan Indonesia

 KEPAP = Kode Etik Profesi Akuntan Publik

II. Terminologi
 KEAI (Akuntan) = Dalam Bagian 1, istilah “Akuntan” mengacu pada

individu Akuntan yang bekerja di bisnis dan Akuntan yang berpraktik


melayani publik dan Kantornya. Dalam Bagian 2, istilah “Akuntan”
mengacu pada Akuntan bekerja di bisnis. Dalam Bagian 3, 4A dan 4B,
istilah “Akuntan” mengacu pada Akuntan yang berpraktik melayani
publik dan Kantornya.
 KEPAP (Anggota) = Anggota adalah individu yang memenuhi
persyaratan sebagai anggota IAPI dari waktu ke waktu berdasarkan
ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IAPI yakni:
Akuntan Publik, pemegang CPA selain Akuntan Publik, dan Anggota
lainnya termasuk individu yang mempunyai register negara akuntan yang
menjadi anggota IAPI.
III. Daftar Istilah
 KEAI = Penempatan lembar daftar Istilah pada bagian akhir setelah

Bagian 4B.
 KEPAP = Penempatan daftar Istilah di bagian depan sebelum Bagian 1.

2. a. Jelaskan definisi tata kelola korporat (Corporate Governance).


Jawab :
Tata kelola korporat / CG (Corporate Governance) memiliki beragam definisi.
Definisi awal disebutkan dalam laporan yang dihasilkan oleh Committee on the
Financial Aspects of Corporate Governance, kemudian definisi yang hampir
sama disampaikan oleh International Finance Corporation (IFC), ada pula
definisi yang tertuang dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor: KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate
Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan berbagai definisi
lainnya dari sumber yang berbeda. Namun dari beragam definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa tata kelola korporat / CG terkait dengan beberapa aspek
berikut :
 Tata kelola korporat / CG merupakan sistem (struktur dan proses/mekanisme)

pengelolaan (mengerahkan dan mengendalikan) perusahaan


 Struktur dan proses tersebut melibatkan manajemen (eksekutif), dewan

pengawas, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya


 Struktur dan proses tersebut berupaya mewujudkan keseimbangan
kewenangan antar organ
 Struktur dan proses tersebut tunduk terhadap peraturan perundang-undangan

dan etika berusaha


 Memiliki tujuan untuk mewujudkan nilai bagi pemegang saham dengan tetap

memperhatikan kepentingan pemangku kepentingan lainnya.


2. b. Jelaskan asas GCG.
Jawab :
I. Transparasi
 Penyediaan informasi yang material dan relevan

 Informasi yang mudah diakses dan dipahami pemangku kepentingan

 Pengungkapan informasi yang bersifat wajib dan sukarela

II. Akuntabilitas
 Pertanggungjawaban kinerja secara transparan dan wajar

 Pengelolaan perusahaan secara benar, terukur, dan sesuai dengan


kepentingan perusahaan dengan memperhitungkan kepentingan
pemegang saham dan pemangku kepentingan lain
III. Responsibilitas
 Patuh terhadap peraturan perundang-undangan

 Pelaksanaan tanggung jawab kepada masyarakat dan lingkungan untuk

memelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan pengakuan


sebagai good corporate citizen
IV. Independensi
 Pengelolaan perusahaan secara independen sehingga masing-masing
organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi
pihak lain
V. Kewajaran dan Kesetaraan
 Perhatian terhadap kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya berdasarkan asa kewajaran dan kesetaraan
2. c. Jelaskan struktur GCG.
Jawab :
I. Perusahaan Tidak Terdaftar
Perusahaan yang tidak terdaftar harus memiliki badan-badan berikut:
 Rapat Umum Pemegang Saham :

RUPS perseroan terbatas adalah organ perusahaan yang menjalankan


kewenangan pengambilan keputusan di luar yang diberikan kepada Dewan
Komisaris dan Direksi, sebagaimana ditentukan oleh ICL (Indonesia
Corporate Law) atau AoA (Articles of Association) perusahaan.
 Dewan Komisaris :

Dewan Komisaris memainkan peran sentral dalam kerangka tata kelola


perusahaan Indonesia. Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk
mengawasi dan memberikan nasihat kepada Direksi, dalam rangka
mengejar kepentingan dan tujuan perusahaan.
 Jajaran Direktur :

Setiap perusahaan pasti memiliki Direksi yang bertanggung jawab atas


pengelolaan sehari-hari. Masing-masing anggota direksi dapat
melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian
tugas dan wewenangnya.
II. Perusahaan yang Terdaftar
Selain badan yang dipersyaratkan untuk perusahaan non-publik,
perusahaan-perusahaan yang terdaftar juga harus memiliki:
 Dewan Komite :

Dewan komite bertugas membantu dan memberikan rekomendasi kepada


Dewan Komisaris. Kode tata kelola perusahaan merekomendasikan agar
perusahaan membentuk komite untuk menjalankan fungsi tertentu seperti
audit, manajemen risiko, dan pemantauan nominasi dan remunerasi
direktur.
 Sekretaris perusahaan :

Sekertaris perusahaan bertugas untuk memastikan perusahaan


menyediakan informasi perusahaan yang relevan kepada publik, memberi
nasihat kepada Direksi sehubungan dengan kepatuhan terhadap
Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya, dan
bertindak sebagai point kontak antara emiten atau emiten dengan OJK
serta publik.
 Auditor internal :

OJK mewajibkan Direksi emiten Indonesia untuk membentuk fungsi


audit internal. Peran auditor internal di banyak perusahaan terbuka di
Indonesia semakin penting dalam memperkuat standar tata kelola
mereka.
Perusahaan terdaftar juga dapat membentuk satu atau lebih komite dewan
berikut atas kebijaksanaan mereka: komite kebijakan risiko, komite tata
kelola perusahaan, dan komite dewan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai