Berikut ini merangkum fitur-fitur spesifik yang menjadi ciri sektor korporasi di Indonesia : Peran BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Kepemilikan terkonsentrasi Sedikit pemisahan kepemilikan dan kontrol Struktur penahan yang kuat Badan hukum yang tidak berpengalaman B. Kerangka Hukum dan Peraturan Di Indonesia, perusahaan harus mematuhi ICL (Indonesian Company Law) / hukum perusahaan Indonesia dan undang-undang serta peraturan lain yang mengatur industri spesifik yang relevan dengan aktivitas bisnis mereka. Namun, dalam praktiknya, ada banyak kasus di mana undang-undang dan peraturan yang tumpang tindih menciptakan kebingungan, ambiguitas, dan ketidakpastian bagi perusahaan yang mencoba mengikuti undang-undang dan menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Oleh karena itu, perusahaan juga harus meninjau undang-undang dan peraturan lain yang mungkin berlaku untuk lini bisnis mereka, atau berkonsultasi dengan nasihat hukum yang sesuai untuk mencapai kepatuhan penuh terhadap hukum dan praktik tata kelola perusahaan terbaik. Dan yang terakhir, regulator Indonesia mendorong seluruh perusahaan untuk mematuhi peraturan terkait tata kelola perusahaan yang dikeluarkan oleh OJK, meskipun ketentuan tersebut hanya wajib bagi perusahaan publik dan emiten. C. Kerangka kelembagaan Terdapat banyak institusi yang membentuk kerangka kelembagaan untuk tata kelola perusahaan di Indonesia saat ini, terlalu banyak untuk dicantumkan secara lengkap. Institusi berikut memiliki setidaknya satu aktivitas inti yang berfokus pada tata kelola perusahaan: Pusat Arbitrase BANI - http://www.baniarbitration.org/ Bank Indonesia - https://www.bi.go.id/ Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) - http://www.iicd.org/ The World Bank - http://www.worldbank.org/
Resume Corporate Governance Manual (Bag. 1.3 dan Bag. 2.2)
Struktur Tata Kelola Perseroan Terbatas
A. Rapat Umum Pemegang Saham
RUPS adalah organ perusahaan yang menjalankan kewenangan pengambilan keputusan di luar yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi, yang berfungsi untuk menyetujui pencalonan keanggotaan Dewan Komisaris dan Direksi, menyetujui laporan tahunan, amandemen modal dasar, dll. B. Dewan Komisaris Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk mengawasi dan memberikan nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris harus memiliki kapasitas untuk melaksanakan tanggung jawabnya dengan integritas, dan untuk memastikan bahwa aktivitas perusahaan mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. C. Jajaran Direktur Direksi merupakan perwakilan hukum perusahaan. Direksi bertanggung jawab kepada RUPS. ICL dan AoA perusahaan mengatur kewenangan Direksi, serta tata cara pemilihan dan pemberhentian masing-masing direktur. D. Dewan Komite Komite dewan bertugas membantu dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. Kode CG, merekomendasikan agar perusahaan membentuk komite untuk menjalankan fungsi spesifik seperti audit, manajemen risiko, dan pemantauan nominasi dan remunerasi direktur. E. Sekretaris Perusahaan Sekretaris perusahaan bertugas memastikan perusahaan menyediakan informasi perusahaan yang relevan kepada publik, memberi nasihat kepada Direksi sehubungan dengan kepatuhan terhadap Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya, dan sebagai penghubung antara emiten dengan OJK serta publik. F. Auditor Internal Auditor internal memainkan peran yang semakin penting di banyak perusahaan terbuka di Indonesia untuk memperkuat standar tata kelola mereka. G. Auditor Eksternal Pengauditan atas laporan keuangan oleh auditor eksternal, wajib dilakukan bagi perusahaan yang: dianggap sebagai perusahaan yang diaudit kepatuhan, perusahaan pengendali yang membuat laporan keuangan konsolidasi, menerbitkan sekuritas atau instrumen keuangan lainnya yang diperdagangkan di pasar terorganisir.
Resume Corporate Governance Manual (Bag. 1.3 dan Bag. 2.2)