Anda di halaman 1dari 12

RESUME

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL


“MANAJEMEN RISIKO VALAS”

Dosen Pengampu :
Andi Wibowo SE., MBA., AK. CA.
Disusun oleh :
Fitria Ilyas
1810111377 / SAK4

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA) SURABAYA

TAHUN PELAJARAN 2020/2021


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
BAB 9 MANAJEMEN RISIKO VALAS ........................................................................ 3
9.1 Mengukur & Mengantisipasi Eksposur Operasi ................................................. 3
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12

2
BAB 9
MANAJEMEN RISIKO VALAS

9.1 Mengukur & Mengantisipasi Eksposur Operasi


Eksposur transaksi dan operasi merupakan sumber eksposur eksposur
ekonomi. Eksposur akuntansi yaitu eksposur yang timbul karena laporan
keuangan harus dikonversikan ke mata uang negara pusat perusahaan
multinasional. Konversi semacam itu bisa mengakibatkan rugi atau laba,
meskipun secara ekonomi tidak ada sesuatu yang terjadi. Eksposur operasi
lebih kompleks dibanding eksposur transaksi, karena itu pengukuran eksposur
operasi tidak mudah dilakukan. Efek yang diakibatkan eksposur operasi
terhadap nilai perusahaan cukup signifikan.
Perusahaan yang tidak bisa mengantisipasi eksposur tersebut akan
mengakibatkan turunnya daya saing dan penurunan nilai perusahaan. Banyak
perusahaan yang mencoba mengatasi eksposur operasi dengan beberapa cara.
1. Eksposur dan Perubahan Kurs
• Horizon Eksposur Operasi
Pengukuran eksposur operasi tidak mudah dilakukan karena beberapa
hal:
❖ Sulit memperkirakan aliran kas yang akan berubah karena perubahan
kurs mata uang,
❖ Pengaruh inflasi terhadap aliran kas,
❖ Sulit memperkirakan horizon waktu yang tepat
Perusahaan mulai menghadapi eksposur operasi pada saat dia memutuskan
melakukan investasi, dan menanamkan dana untuk investasi tesebut.
Kemudian eksposur akan terus ada selama perusahaan tersebut menjalankan
operasinya.
• Kurs Riil dan Perubahan Yang Diharapkan
Kurs yang perlu diperhatikan dan yang mempengaruhi eksposur
perusahaan adalah kurs riil, yaitu kurs yang sudah memperhitungkan
inflasi. Kurs nominal tidak mempengaruhi daya saing relative

3
perusahaan. Jika mata uang suatu negara mengalami depresiasi secara
nominal, tetapi kemudian diikuti oleh inflasi, maka tidak ada depresiasi
riil yang terjadi. Perusahaan dinegara dimana terjadi depresiasi tersebut
tidak akan diuntungkan melalui kejadian tersebut.
Jika inflasi antarnegara sama, maka tidak ada perubahan kurs riil
antarnegara. Kondisi PPP ( Purchasing Power Parity) terpenuhi. Harga
kan naik dengan kecepatan yang sama dengan inflasi. Jika tidak ada biaya
transaksi, maka harga barang akan antarnegara akan sama. Jika tidak
maka akan terjadi proses arbitrase yang pada akhirnya akan menyamakan
harga barang antarnegara. Harga yang sama tersebut mengakibatkan kurs
antar mata uang negara tidak berubah. Dalam situasi tersebut perusahaan
multinasionaltidak menghadapi resiko perubahan kurs mata uang.
Mata uang dikatakan berisiko jika perubahan mata nilai mata uang
tidak bisa diperkirakan. Mata uang yang mengalami devaluasi atau
depresiasi tidak dengan sendirinya menjadi mata uang yang berisiko. Jika
besarnya depresiasi / devaluasi tersebut bisa diperkirakan, mata uang
tersebut mempunyai risiko yang kecil, bahkan lebih kecil dibandingkan
mata uang yang mengalami apresiasi/revaluasi. Perubahan yang
diharapkan merypakan kunci dalam hal ini. Jika perubahan bisa
diperkirakan, maka risiko perubahan nilai mata uang ,menjadi semakin
kecil.

A. Pengertian Ekposur Operasi


Eksposur operasi mengukur setiap perubahan pada nilai sekarang
perusahaan yang disebabkan oleh perubahan aliran kas operasi, karena
perubahan yang tak terduga pada kurs valuta asing. Analisis eksposur
operasi bertujuan untuk mengetahui dampak dari perubahan kurs valuta
asing (yang tak terduga) terhadap kegiatan operasi dan posisi bersaing
perusahaan. Melalui analisis tersebut akan dapat dirumuskan langkah-
langkah strategis atau teknik-teknik operasi yang mungkin ditempuh untuk
mempertahankan atau bahkan mempertinggi nilai perusahaan.

4
Perusahaan kurs valuta asing dapat mempengaruhi seluruh kegiatan
operasi perusahaan, seperti aktivitas pemasaran, keuangan, produksi, dan
pembelian. Oleh karena itu, besarnya dampak dari eksposur operasi akan
ditentukan oleh kepekaan masing-masing fungsi operasi perusahaan
terhadap perubahan kurs valuta asing. Hal ini pada akhirnya akan
menentukan kemampuan bersaing dan nilai perusahaan. Di sini yang
diperhitungkan adalah perubahan kurs valuta asing yang tak terduga, bukan
yang sudah diperkirakan sebelumnya. Perubahan kurs valuta asing yang
sudah diduga telah dimasukkan dalam perencanaan perusahaan.
Biasanya mata uang yang didepresiasi menimbulkan masalah,
karena aliran kas dengan denominasi mata uang tersebut, jika dikonversikan
ke mata uang negara kantor pusat akan lebih kecil dibandingkan sebelum
didepresiasi. Perubahan aliran kas karena perubahan kurs disebabkan dua
hal:
a. Perubahan daya saing. Perubahan kurs mengakibatkan perubahan daya
saing.
b. Perubahan karena konversi mata uang. Perubahan kurs juga
mengakibatkan perubahan aliran kas.
Setelah depresiasi, ada tiga scenario yang timbul:
a. Tidak ada perubahan dalam harga, biaya, ataupun kuantitas yang dijual.
b. Harga brubah, biaya berubah, dan kuantitas penjualan tetap.
c. Karena harga naik, kuantitas penjualan akan semakin menurun.

B. Manajemen Eksposur Operasi


1. Strategi Pemasaran
Seleksi pasar menentukan pasar mana yang akan dimasuki dan
menggunakan stragtegi yang bagaimana. Negara dengan mata uang yang
menguat merupakan target yang cukup menarik diamsuki karena harga
menjadi relative lebih mahal dibandingkan dengan harga produk impor.
Manajer bisa melakukan segmentasi pasar untuk mengurangi sensitive
pasar terhadap perubahan harga. Perubahan kurs terutama akan

5
menyebabkan daya saing harga akan berubah. Jika suatu perusahaan
tidak mampu dalam persaingan harga, maka yang dilakukan adalah
memfokuskan pada segn yang tidak begitu sensitiv terhadap harga.
Segmen tersebut biasanya segmen pasar yang memiliki pendapatan
tinggi (misal eksekutive atau manajer). Jadi produk-produk yang
ditawarkan lebih ditekankan pada barang mewah dan untuk golongan
menengah ke atas.

2. Strategi Bauran Pasar :


a. Produk
Untuk sensitivitas pasar terhadap harga, perusahaan bisa
mengembangkan lini produk yang beragam, tidak hanya tergantung
apada produk yang menggunakan harga sebagai alat persaingan.
Untuk mengembangkan produk, kegiatan riset dan pengembangan
merupakan hal yang penting. Inovasi produk yang terus menerus bisa
mendorong munculnya produk baru yang sekaligus memperkuat daya
saing perusahaan,dan mengurangi sensitivitas harga pada pasar yang
dihadapi oleh perusahaan.
b. Harga
Jika kurs berubah ada dua tujuan yang tidak selalu konsisten:
pangsa pasar dan marjin keuntungan (profit margin). Jika mata uanga
negara mengalami devaluasi/depresiasi, produk yang dihasilkan oleh
perusahaan di negara tersebut akan relatif menjadi murah. Perusahaan
mempunyai dua pilihan:
1. Harga berubah.
Jika terjadi depresiasi mata uang suatu negara, biasanya barang
impor akan naik, dan kemungkinan harga barang impor akan ikut
naik.

6
2. Harga tetap
Jika harga tidak berubah, perusahaan mempunyai kesempatan
untuk meningkatkan pangsa pasar. Tetapi strategi tersebut tidak
akan meningkatkan marjin keuntungan.

c. Promosi
Untuk menghadapi perubahan kurs, promosi dilakukan konsisten
dengan strategi produk harga.
d. Distribusi
Strategi distribusi mengikuti strategi pasar dan produk.

3. Strategi Keuangan
Beberapa teknik dalam keuangan bisa dipakai untuk mengelola eksposur
operasi, antara lain :
a. Hedging alami dengan menyesuaikan aliran kas masuk dengan aliran
kas keluar.
b. Back to back loan
c. Swap
d. Lead dan lag
Hedging alamiah. Melalui hedging alamiah, perusahaan multinasional
berusaha menyeimbangkan denominasi aliran kas masuk dengan
denominasi aliran kas keluar. Ada beberapa cara untuk
melakukan natural hedging. Pertama, perusahaan di Indonesia dapat
mencari pinjaman dalam US$. Kedua, menjalin kerja sama dengan
pemasok dari Amerika Serikat, di mana pembayaran dilakukan dalam
US$. Ketiga, melakukan currency switching, yaitu mencari mitra bisnis
dari negara non Amerika Serikat, yang mau menerima pembayaran
dalam US$.

7
Back to back loan. Perusahaan multinasional induk memberikan
pinjaman dalam bentuk mata uang negara tersebut kepada cabang yang
berada di negara lain. Perusahaan induk tidak perlu memasok dana secara
langsung. Jika memasok dana secara langsung, akan terjadi eksposur
valuta asing. Jadi, perusahaan induk memberikan dana dalam bentuk
mata uang negara induk, kemudian dikonversikan ke dalam mata uang
negara anak perusahaan, kemudian diberikan ke anak perusahaan
tersebut.

Swap. Swap mata uang dilakukan dengan menukar aliran kas dengan
denominasi yang berbeda di mana terdapat dua pihak saling
mempertukarkan suatu aliran arus kas dengan aliran arus kas
lainnya. Untuk memudahkan pertukaran swap, dealer (bank swap) bisa
digunakan dalam hal ini.

Leading dan Lagging. Leading berarti mempercepat aliran pembayaran,


sedangkan lagging berarti memperlambat pembayaran. Jika mata uang
suatu negara diperkirakan akan mengalami depresiasi yang signifikan,
maka aliran kas masuk dengan denominasi mata uang tersebut lebih
dipercepat. Jika aliran kas masuk tersebut dibayar pada waktu mata uang
sudah terdepresiasi, maka nilai aliran kas tersebut akan berkurang.
Sedangkan aliran kas keluar dengan denominasi mata uang tersebut akan
lebih jika diperlambat (lagging)

4. Strategi Produksi
a. Komposisi Input
Salah sayu perubahan yang ringan sebagai akibat perubahan kurs
adalah mengubah komposisi input. Perusahaan multinasional
mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam hal ini. Perusahaan biasa
menggunakan input yang lebih banyak dari negara yang mata uangnya
mengalami depresiasi, dan mengurangi input dari negara dengan mata
uang yang menguat.

8
b. Pemindahan Fasilitas Produk
Perusahaan multinasional yang mempunyai produk di beberapa
negara, tingkat produksinya bisa diubah. Tingkat produksi akan
ditingkatkan di pabrik di negara yang mata uangnya lemah.
Sebaliknya, jika mata uang suatu negara menuat tingkat produksi di
pabrik di negara tersebut akan diperkecil.

c. Lokasi Pabrik
Dalam jangka pendek, kebijakan produksi seperti mengubah
komposisi input atau memindahkan fasilitas produksi bisa dilakukan
dalam jangka pendek. Perusahaan multinasional juga bisa
memindahkan lokasi pabriknya, yang biasanya ke negara yang tenaga
kerjanya lebih murah. Sehingga bisa menekan biaya produksi bisa
ditekan.

d. Meningkatkan produktivitas
Salah satu cara mengatsi masalah eksposur ekonomi yang cukup
fundamental adalah dengan meningkatkan produktifitas. Pabrik yang
tidak efisien ditutup, otomatisasi bisa lebih diperbanyak hubungan
manajemen dengan pekerja lebih dipererat, hubungan dengan
pemasok dan pihak lain yang terkait lebih dipererat, kualitas
ditingkatkan. Dengan meningkatkan produktivitas, kebutuhan
relokasi pabrik menjadi lebih berkurang karena perusahaan
multinasional bisa mengkompensasi eksposur mata uang asing dengan
kenaikan produktivitas.

C. Mengukur Dampak Eksposur Ekonomi


Perubahan yang tidak diharapkan dalam nilai tukar memberikan dampak
terhadap cash flow harapan pada empat tingkat yaitu:

9
1. Jangka pendek
Dampak pertama terhadap cash flow yang diharapkan terdapat dalam
anggaran operasi satu tahun. Laba atau rugi tergantung pada mata uang
denominasi dari cash flow mata uang yang diharapkan. Mata uang
denominasi tidak dapat diubah untuk berbagai kewajiban yang ada
sekarang. Maka dari itu, cash flow yang terealisasikan akan berbeda dari
cash flow yang diharapkan dalam anggaran. Namun, dengan berlalunya
waktu, harga dan biaya akan berubah sehingga mencerminkan berbagai
kenyataan kompetitif baru yang disebabkan perubahan dalam nilai tukar.

2. Jangka Menengah: Kasus Keseimbangan


Dampak tingkat kedua terhadap cash flow jangka menengah yaitu dalam
kondisi keseimbangan, perusahaan harus mampu menyesuaikan harga
dan factor cost dalam perjalanan waktu untuk mempertahankan tingkat
cash flow yang diharapkan. Dalam hal ini mata uang denominasi dari
cash flow yang diharapkan tidak sepenting seperti di negara-negara
dimana cash flow itu berasal. Bila keseimbangan terjadi secara terus
menerus, dan sebuah perusahaan bebas menyesuaikan harga dan
biayanya untuk mempertahankan posisi kompetitif yang diharapkanya,
operating exposurenya mungkin sama dengan nol. Akibatnya, nilai
pasarnya mungkin juga akan berubah.

3. Jangka Menengah: Kasus Ketidakseimbangan


Dalam hal ini, perusahaan mungkin tidak mampu menyesuaikan harga
dan biaya untuk mencerminkan berbagai realitas kompetitif baru yang
disebabkan oleh perubahan dari nilai tukar. Cash flow perusahaan yang
terealisasi akan berbeda dari cash flow yang diharapkan.

4. Jangka panjang
Dalam hal ini, cash flow perusahaan akan dipengaruhi oleh reaksi-reaksi
dari kompetitor yang ada dan calon kompetitor terhadap perubahan nilai

10
tukar dalam kondisi ketidakseimbangan. Perusahaan yang terkena
kompetisi internasional, akan ter-exposed terhadap operating exposure
valuta asing dalam jangka panjang dimana pasar valuta asing tidak terus
berada dalam keseimbangan.

11
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Eiteman, David K, et al. Manajemen Keuangan Multinasional. Edisi Kesebelas


(Jilid 1). Jakarta: Erlangga.

Eun, Cheol S, et al. Keuangan Internasional. Edisi Keenam (Buku 1). Jakarta:
Salemba Empat

http://ilmuekonomi001.blogspot.com/2016/06/eksposur-operasi.html

12

Anda mungkin juga menyukai