Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH MATA KULIAH

PENGOLAHAN AIR
“ FILTRASI DAN PEMBUATAN AIR MINUM”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

1. FIKRI HIDAYATULLAH D12520058


2. GILANG ANGGARAKSA PUTRA D12520060
3. HAERUL MUSLIMIN D12520061
4. HAZAZI SAHRIL MAULANA D12520010
5. IBRAHIM AJI D12520012
6. ILHAM FATHUR ROHMAN D12520017

PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


AMC // CMA FT UNTIRTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Filtrasi dan Pembuatan Air Minum”. Makalah ini kami susun untuk memenuhi
salah satu tugas mata Kuliah Pngolahan Air.

Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen


yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini.
Tak lupa pula ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah banyak membantu, memberikan saran serta pertimbangan dalam
penyusunan makalah ini sehingga kami dapat meyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya.

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa makalah Filtrasi dan Pembuatan Air


Minum ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun yang sangat diharapkan untuk perbaikan makalah ini pada
edisi berikutnya. Ucapan terimakasih juga kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Cilegon, 19 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Tujuan.......................................................................................................................... 1
1.3 Ruang Lingkup ............................................................................................................ 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Filtrasi ....................................................................................................... 3
2.2 Teori Dasar Filtrasi...................................................................................................... 4
2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi proses filtrasi .................................................... 4
2.4 Prinsip Kerja Alat Filtrasi ........................................................................................... 7
2.5 Kriteria Pemilihan Alat Filtrasi ................................................................................. 15
2.6 Macam – Macam Alat Filtrasi ................................................................................... 16
2.7 Penyaring Sentrifugal ................................................................................................ 26
2.7.1 Pemusing Batch Tersuspensi ( Suspended Batch Centrifuges )......................... 27
2.7.2 Pemusing Batch Otomatis .................................................................................. 28
2.7.3 Pemusing Penyaringan Kontinyu (continuous conveyor centrifuges) ............... 29
2.8 Pembuatan Air Minum .............................................................................................. 30
BAB III .................................................................................................................................... 36
PENUTUP................................................................................................................................ 36
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 38

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam memenuhi kebutuhan produksi suatu industri yang semakin bertambah dan
berkembang pesat diperlukan suatu sistem yang dapat menunjang kebutuhan produksi
tersebut. Salah satu proses yang biasanya dilakukan dalam suatu industri yaitu proses
pemurnian atau pemisahan dalam pengolahan untuk menghasilkan suatu produk.
Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses perpindahan
massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara
mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung
pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun
memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi.
Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti
pemisahan minyak bumi), proses pemisahan kimiawi harus dilakukan.
Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode
pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran. Suatu
campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen (lebih
dari satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat-
padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan
sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus dikombinasikan
untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan tulisan ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan para
pembaca mengenai cara pemisahan antara dua komponen atau lebih dengan cara filtrasi
khususnya untuk para mahasiswa jurusan teknik kimia, Fakultas Teknik Universitas
Bandung Raya yang pada hal ini akan terjun dalam dunia industri atau dalam merancang
sebuah pabrik dan akan sering dipertemukan dengan berbagai masalah seperti
pemisahan atau pemurnian yang diharapkan dapat menjadi referensi para mahasiswa
sehingga dapat membantu dalam melakukan pekerjaannya.

1
1.3 Ruang Lingkup
Pemisahan mekanis merupakan suatu cara pemisahan antar dua komponen atau lebih
yang dilakukan dengan cara mekanis. Dalam praktek pemisahan tersebut dapat dilakukan
dengan sedimentasi (pengendapan), sentrifugasi dan filtrasi (penyaringan) dan lain
sebagainya. Pemisahan antara dua komponen yaitu antara cairan dengan cairan yang
tidak saling melarutkan atau cairan dengan padatan yang terdispersi didalamnya dapat
dilakukan dengan pengendapat atau sendimentasi tergantung pada pengaruh gravitasi
terhadap kedua komponen tersebut. Pada sedimentasi antara partikel dipisahkan
berdasarkan perbedaan densitas melalui suatu medium alat. Pada sentrifugasi pemisahan
antara partikel padat dancair terjadi karena perbedaan ukuran partikel massa sedang pada
filtrasi pemisahan antara partikel padat dan cair terjadi karena perbedaan ukuran partikel
yang dilewatkan melalui medium berpori.
Pada industri, proses filtrasi ini meliputi ragam operasi mulai dari penyaringan
sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan
atau gas. Aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya.
Suatu saat justru limbah padatnyalah yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum
dibuang. Seringkali umpan dimodifikasi melalui beberapa pengolahan awal untuk
meningkatkan laju filtrasi, misal dengan pemanasan, kristalisasi, atau memasang
peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa atau karbon aktif. Oleh karena
varietas dari material yang harus disaring beragam dan kondisi proses yang berbeda,
banyak jenis penyaring telah dikembangkan. Kali ini akan dibahas prinsip-prinsip kerja
alat filtrasi secara lebih mendalam.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Filtrasi

Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung cairan
dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya meloloskan
cairan dan menahan partikel-partikel padat. Filtrasi diterapkan untuk memisahkan bahan
padat dari cairan atau gas, misalnya untuk mendapatkan suatu fraksi padat yang
diinginkan atau untuk membuang fraksi padat yang tidak dikehendaki.
Proses filtrasi yang sederhana adalah proses penyaringan dengan dengan media filter
kertas saring. Kertas saring kita potong melingkar jika masih bentuk lembaran empat
persegi panjang atau kubus, jika telah berbentuk lingkaran lipat dua, sebanyak tiga atau
empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga tepat melekat
dengan corong pisah. Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahkan, sedikit demi
sedikit, kira-kira banyaknya campuran tersebut adalah sepertiga dari tinggi kertas.
Lakukan berulang-ulang, sehingga kita dapat memisahkan partikel padat dengan
cairannya. Hasil filtrasi adalah zat padat yang disebut residen dan zat cairnya disebut
dengan filtrat.
Pemisahan mekanis merupakan suatu cara pemisahan antar dua komponen atau
lebih yang dilakukan dengan cara mekanis. Dalam praktek pemisahan tersebut dapat
dilakukan dengan sedimentasi (pengendapan), sentrifugasi dan filtrasi (penyaringan) dan
lain sebagainya. Pada sedimentasi antar partikel dipisahkan berdasarkan densitas, melalui
suatu medium alir. Pada sentrifugasi pemisahan antar partikel terjadi karena perbedaan
massa partikel. Sedangkan pada filtrasi pemisahan antar partikel padat dan cair terjadi
karena perbedaan ukuran partikel yang dilewatkan melalui medium berpori.

3
2.2 Teori Dasar Filtrasi

Daya filtrasi (jumlah cairan atau gas yang menerobos per satuan waktu) dipengaruhi
oleh:
1. Luas Permukaan Filter
Jumlah filtrat per satuan waktu berbanding langsung dengan luas permukaan media
filter. Semakin besar luas media tersebut, semakin besar pula daya filtrasinya.

2. Beda Tekanan Antara Kedua Sisi Media Filter


Beda tekanan adalah gaya pendorong setiap proses filtrasi. Secara teoritis, daya filtrasi
sebanding dengan beda tekanan. Gaya pendorong dapat ditimbulkan oleh:
 tekanan hidrostatik
 tekanan lebih (filtrasi tekanan)
 tekanan rendah (filtrasi vakum)
 gaya sentrifugal

3. Tahanan Media Filter


Media filter yang berpori memiliki banyak saluran (kapiler, pori-pori). Tahanan media
terhadap aliran yang menembusnya semakin kecil jika diameter kapiler semakin
besar, yang berarti jumlah kapiler per satuan luas semakin sedikit. Tahanan media
juga semakin kecil jika kapiler semakin pendek. Ini berarti bahwa semakin tipis dan
kasar media filter itu, semakin besar daya filtrasinya.

4. Viskositas Cairan
Semakin kecil viskositas cairan, semakin besar daya filtrasinya. Viskositas dapat
dikurangi dengan meningkatkan suhu, namun sering mengakibatkan penggembungan
(swelling) media filter, terjadinya proses korosi yang lebih cepat atau pelarutan
kembali kristal-kristal.

2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi proses filtrasi


Dalam proses filtrasi terjadi reaksi kimia dan fisika, sehingga banyak faktor–faktor
yang saling berkaitan yang akan mempengaruhi pula kualitas air hasil filtrasi,
efisiensinya, dan sebagainya. Faktor–faktor tersebut adalah debit filtrasi, kedalaman

4
media, ukuran dan material, konsentrasi kekeruhan, tinggi muka air, kehilangan tekanan,
dan temperatur.

1. Debit Filtrasi
Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara efisien.
Sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna, akibat adanya aliran air
yang terlalu cepat dalam melewati rongga diantara butiran media pasir. Hal ini
menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara permukaan butiran media penyaring
dengan air yang akan disaring. Kecepatan aliran yang terlalu tinggi saat melewati
rongga antar butiran menyebabkan partikel–partikel yang terlalu halus yang tersaring
akan lolos.

2. Konsentrasi Kekeruhan
Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisiensi dari filtrasi. Konsentrasi
kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori
dari media atau akan terjadi clogging. Sehingga dalam melakukan filtrasi sering
dibatasi seberapa besar konsentrasi kekeruhan dari air baku (konsentrasi air influen)
yang boleh masuk. Jika konsentrasi kekeruhan yang terlalu tinggi, harus dilakukan
pengolahan terlebih dahulu, seperti misalnya dilakukan proses koagulasi – flokulasi
dan sedimentasi.

3. Temperatur
Adanya perubahan suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi, menyebabkan
massa jenis (density), viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari air akan
mengalami perubahan. Selain itu juga akan mempengaruhi daya tarik menarik
diantara partikel halus penyebab kekeruhan, sehingga terjadi perbedaan dalam ukuran
besar partikel yang akan disaring. Akibat ini juga akan mempengaruhi daya adsorpsi.
Akibat dari keduanya ini, akan mempengaruhi terhadap efisiensi daya saring filter.

4. Kedalaman media, Ukuran, dan Material


Pemilihan media dan ukuran merupakan keputusan penting dalam perencanaan
bangunan filter. Tebal tipisnya media akan menentukan lamanya pengaliran dan daya
saring. Media yang terlalu tebal biasanya mempunyai daya saring yang sangat tinggi,
tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang lama. Lagipula ditinjau dari segi biaya,

5
media yang terlalu tebal tidaklah menguntungkan dari segi ekonomis. Sebaliknya
media yang terlalu tipis selain memiliki waktu pengaliran yang pendek, kemungkinan
juga memiliki daya saring yang rendah. Demikian pula dengan ukuran besar kecilnya
diameter butiran media filtrasi berpengaruh pada porositas, laju filtrasi, dan juga
kemampuan daya saring, baik itu komposisisnya, proporsinya, maupun bentuk
susunan dari diameter butiran media. Keadaan media yang terlalu kasar atau terlalu
halus akan menimbulkan variasi dalam ukuran rongga antar butir. Ukuran pori sendiri
menentukan besarnya tingkat porositas dan kemampuan menyaring partikel halus
yang terdapat dalam air baku. Lubang pori yang terlalu besar akan meningkatkan rate
dari filtrasi dan juga akan menyebabkan lolosnya partikel halus yang akan disaring.
Sebaliknya lubang pori yang terlalu halus akan meningkatkan kemampuan menyaring
partikel dan juga dapat menyebabkan clogging (penyumbatan lubang pori oleh
partikel halus yang tertahan) terlalu cepat.

5. Tinggi Muka Air Di Atas Media dan Kehilangan Tekanan


Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya debit atau laju
filtrasi dalam media. Tersedianya muka air yang cukup tinggi diatas media akan
meningkatkan daya tekan air untuk masuk kedalam pori. Dengan muka air yang tinggi
akan meningkatkan laju filtrasi (bila filter dalam keadaan bersih). Muka air diatas
media akan naik bila lubang pori tersumbat (terjadi clogging) terjadi pada saat filter
kotor. Untuk melewati lubang pori, dibutuhkan aliran yang memiliki tekanan yang
cukup. Besarnya tekanan air yang ada diatas media dengan yang ada didasar media
akan berbeda di saat proses filtrasi berlangsung. Perbedaan inilah yang sering disebut
dengan kehilangan tekanan (headloss). Kehilangan tekanan akan meningkat atau
bertambah besar pada saat filter semakin kotor atau telah dioperasikan selama
beberapa waktu. Friksi akan semakin besar bila kehilangan tekanan bertambah besar,
hal ini dapat diakibatkan karena semakin kecilnya lubang pori (tersumbat) sehingga
terjadi clogging.

6
2.4 Prinsip Kerja Alat Filtrasi

Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas, aliran yang lolos dari saringan
mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Suatu saat justru zat padatnyalah yang
harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Di dalam industri, kandungan
padatan suatu umpan mempunyai range dari presentase kecil sampai persentase yang
besar. Seringkali umpan dimodifikasi melalui beberapa pengolahan awal untuk
meningkatkan laju filtrasi, misal dengan pemanasan, kristalisasi, atau memasang
peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa atau tanah diatomae. Oleh karena
varietas dari material yang harus disaring beragam dan kondisi proses yang berbeda.
Menurut prinsip kerjanya filtrasi dapat dibedakan atas beberapa cara, yaitu:
a. Pressure Filtration
Filtrasi yang dilakukan dengan menggunakan tekanan. filtrasi (penyaringan) dengan
menggunakan tekanan atau dengan cara divakumkan (disedot dengan pompa vakum).
Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat dilakukan, jika jumlah partikel
padatnya lebih besar dibandingkan dengan cairannya.

Gambar. Filtrasi dengan tekanan (divakumkan menggunakan pompa)

Filter tekanan biasanya tersusun dari pelat-pelat dan bingkai-bingkai. Pada


filter ini pelat-pelat dan bingkai-bingkai disusun secara bergantian dengan filter kain
dengan arah berkebalikan pada tiap pelat. Pemasangannya dilakukan secara
bersamaan sebagai kesatuan gaya mekanik (oleh sekrup / secara hidrolik).

7
Gambar Skema peralatan penyaring pelat dan bingkai

Ada beberapa macam tipe bertekanan yang menggunakan pelat dan bingkai.
Yang paling sederhana mempunyai salah satu saluran tunggal mengenali suspensi
pada pencucian dan pembukaan tunggal pada setiap pelat untuk mangalirkan cairan
(pada pengiriman terbuka). Tipe yang lain mempunyai saluran terpisah untuk
membedakan suspensi dan air pencucian tetapi ada juga yang menggunakan saluran
terpisah untuk memisahkan suspensi dan air pencucian (pada pengiriman tertutup).
Saluran ini biasanya terdapat di pojok atau di tengah atau tepat di tengah.
Umpan suspensi masuk malalui saluran yang terbentuk dari lubang-lubang
pada pojok kanan atas antara pelat dan bingkai. Dari saluran ini, suspensi masuk ke
bingkai menuju ruang di antara pelat-pelat. Tekanan pada suspensi diumpankan pada
proses penekanan untuk menghasilkan filtrat. Filtrat tersebut menuju ruang-ruang
diantara kain dan pelat melalui kain-kain dari kedua sisi pelat ke keluaran yang berupa
klep atau menuju saluran kedua yang dibentuk oleh lubang-lubang pada pojok lain
dari pelat dan bingkai dengan keluaran yang didukung oleh pelat-pelat tidak oleh
bingkai. Baik keluaran melalui saluran atau melalui keran atau klep dan pelat
dilubangi atau dibuat dengan filtrat, memasuki keluaran melalui sisi pelat.
Padatan dalam suspensi berakumulasi dalam kain pada sisi sebaliknya dari
pelat-pelat. Setelah beberapa waktu sebagian kecil ruang diantara pelat tersedia untuk
suspensi, dan umpan dimatikan. Jika cake dicuci, fluida pencuci di dalamnya
disalurkan ke dalam suspensi atau masukan campuran bi balik suspensi, masuk ke
cake kurang lebih dari tengah bingkai, dan lewat menuju pelat pada kedua sisi.

8
Setelah cake dicuci, aliran ini terhenti, gaya yang menahan pelat dilepaskan, pelat dan
bingkai terbuka seketika, dan cake dihilangkan atau dibuang ke dalam lubang di
bawah penekan. Setelah pembuangan selesai, penekan ditutup lagi dengan
memberikan gaya mekanik untuk mengunci pelat dan bingkai bersamaan, dan sebuah
siklus baru filtrasi dimulai.
Pencucian dapat dikeluarkan terpisah dari filtrat dengan menyediakan kedua
keluaran bawah melalui keran dan sebuah saluran terpisah pada pojok lainnya dari
pelat.
Pencucian sederhana adalah ketika pencucian mengalir melalui cake dengan
jalan yang sama seperti filtrat. Ekspresi “trhough washing” atau “every other pelate
washing” (gb. 2-38) membutuhkan penggunaan dua tipe pelat yang berbeda. Pelat
yang bukan pencuci (satu tombol) dan pelat pencuci (tiga tombol) diisikan dalam
penekan diantara bingkai (dua tombol). Umpan memasuki bingkai seperti
sebelumnya. Pencucian memasuki setiap pelat dan melewati dua cake pada bingkai di
kedua sisi pelat, meninggalkan keran pada pelat bukan pencuci (satu tombol). Metode
ini memerlukan klep yang tertutup pada pelat-pelat (tiga tombol) ke dalam masukan
pencuci.
Semuam tipe pelat ini dapat didesain untuk mengoperasikan pada
pengiriman tertutup dengan menyediakan saluran ketiga yang dibentuk oleh lubang di
sebelah pojok kanan bawah pelat dan bingkai. Empat saluran memungkinkan untuk
mengoperasikan dengan menggunakan pengiriman tertutup dengan keluaran terpisah
untuk filtrat dan pencucian. Umpan suspensi masuk ke setiap bingkai melalui saluran
kanan atas (tidak ada pembukaan dari saluran ini ke pelat manapun). Filtrat
meninggalkan setiap pelat menuju saluran kiri bawah bingkai penuh dengan cake.
Pencucian masuk melalui saluran kiri atas ke setiap pelat menuju cake ganda di antara
bingkai pada sisi lain pelat ini dan keluar melalui saluran kanan bawah pada pelat
pengganti (satu tombol). Selama pencucian keran pada filtrat pada keluaran dan
masukan pencucian tertutup.
Penekan pelat dan bingkai sangat luas digunakan khususnya ketika cake
sangat berharga dan ukurannya sangat kecil. Filter yang kontinyu menggantikan
penekan pelat dan bingkai untuk banyak operasi berskala besar.

9
b. Gravity Filtration
Filtrasi yang cairannya mengalir karena gaya berat. Penyaringan secara gravitasi
merupakan cara yang tertua yang dilakukan untuk memurnikan suatu suspensi.
Gravitasi adalah sistem pengaliran air dari sumber ke tempat reservoir dengan cara
memanfaatkan energi potensial gravitasi yang dimiliki air akibat perbedaan
ketinggian lokasi sumber dengan lokasi reservoir.

Penyaring gravitasi umum dalam pengolahan air, di mana suatu penyaring pasir
digunakan untuk menjernihkan air sebelum diionisasi dan destilasi. Medium
penyaring dapat terdiri atas lapisan pasir atau cake bed, atau untuk tujuan-tujuan
khusus, suatu komposisi yang mengandung asbes, serat-serat selulosa, arang aktif,
tanah diatome, atau pembantu penyaring lain.

Gambar Filter Pasir

Prinsip kerja filter pasir yaitu cairan yang akan disaring mengalir dari atas ke bawah
menembus lapisan pasir karena gaya filtrasi. Partikel padat yang akan dipisahkan
tertahan dalam pasir. Media filter ini dapat dibersihkan dengan cara menyemprotnya
dengan air dan udara bertekanan secara periodik. Filter pasir digunakan untuk filtrasi
jernih (clarifying filtration) terutama untuk penanganan awal air minum atau untuk
pembuatan air keperluan pabrik.

Pemurnian air dalam skala kecil dapat menggunakan keramik berpori sebagai suatu
medium penyaring dalam bentuk “lilin-lilin” berlubang. Cairan masuk dari sisi luar
melalui keramik berpori ke dalam bagian lilin yang berlubang (kosong). Filter ini
tersusun atas tangki-tangki yang bagian bawahnya berlubang-lubang dan diisi dengan
pasir-pasir berpori dimana fluida mengalir secara laminar. Filter ini digunakan untuk
proses fluida dengan kuantitas yang besar dan mengandung sedikit padatan.
Contohnya : pada pemurnian air. Tangki biasanya terbuat dari kayu, bata atau logam

10
tetapi untuk pengolahan air biasa digunakan beton. Saluran dibagian bawah yang
berlubang mengarah pada filtrat, saluran itu dilengkapi dengan pintu atau keran agar
memungkinkan backwashing dari dasar pasir untuk menghilangkan padatan-padatan
yang terakumulasi. Bagian bawah yang berlubang tertutup oleh batuan atau kerikil
setinggi 1 ft atau lebih untuk menahan pasir. Pasir yang biasa digunakan dalam
pengolahan air sebagai media filter adalah pasir-pasir kuarsa dalam bentuk yang
seragam. Kokas yang dihancurkan biasanya digunakan untuk menyaring asam sulfur.
Batu kapur biasanya digunakan untuk membersihkan cairan organik baik dalam
filtrasi maupun adsorbsi.

Hal yang harus diperhatikan dalam filter gravitasi, bongkahan-bongkahan kasar (batu
atau kerikil) diletakkan bagian atas balok berpori (cake) untuk menahan materi-materi
kecil yang ada di atasnya (pasir, dll). Materi yang berbeda ukurannya harus diletakkan
dengan membentuk lapisan-lapisan sehingga dapat bercampur dan ukuran untuk
setiap materi harusnya sama untuk menyediakan pori-pori dan kemampuan yang
maksimal. Dengan melihat persyaratan ruang, metode yang efisiensi dapat disediakan.

Gambar di bawah ini secara luas telah digunakan seperti pemurnian melalui sand
filter.

Gambar 3. Penyaringan secara gravitasi


c. Vacum Filtration
Filtrasi dengan cairan yang mengalir karena prinsip hampa udara (penghisapan).
Filtrasi vakum adalah teknik untuk memisahkan produk yang solid dari campuran
reaksi pelarut atau cair. Campuran padat dan cair dituangkan melalui kertas filter
dalam corong Buchner. Padat yang terperangkap oleh filter dan cairan tersebut ditarik
melalui corong ke dalam labu di bawah ini, dengan ruang hampa.

11
Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat dilakukan, jika jumlah partikel
padatnya lebih besar dibandingkan dengan cairannya. Penyaring vakum dipakai untuk
suatu ukuran besar, jarang digunakan untuk pengumpulan endapan-endapan Kristal
atau penyaring steril. Penyaring vakum kontinu dapat menangani beban kotoran yang
tinggi dan pada suatu basis volume, dalam hal biaya cairan yang disaring per galon
murah. Dalam mengerjakan system penyaring drum kontinu, vakum dipakai untuk
drum (tong) tersebut, dan cairan mengalir melalui lajur kontinu. Zat padat
dikumpulkan pada akhir lajur tersebut.

Fluida mengalir melalui media penyaring karena perbedaan tekanan yang melalui
media tersebut. Penyaring dapat beroperasi pada:
 tekanan di atas atmosfer pada bagian atas media penyaring,
 tekanan operasi pada bagian atas media penyaring,
 vakum pada bagian bawah.
Tekanan di atas atmosfer dapat dilaksanakan dengan gaya gravitasi pada cairan
dalam suatu kolom, dengan menggunakan pompa atau blower, atau dengan gaya
sentrifugal. Dalam suatu penyaring gravitasi media penyaring bisa jadi tidak lebih baik
daripada saringan (screen) kasar atau dengan unggun partikel kasar seperti pasir.
Penyaring gravitasi dibatasi penggunaannya dalam industri untuk suatu aliran cairan
kristal kasar, penjernihan air minum, dan pengolahan limbah cair.
Kebanyakan penyaring industri adalah penyaring tekan, penyaring vakum, atau
pemisah sentrifugal. Penyaring tersebut beroperasi secara kontinyu atau diskontinyu,
tergantung apakah buangan dari padatan tersaring tunak (steady) atau sebentar-sebentar.
Sebagian besar siklus operasi dari penyaring diskontinyu, aliran fluida melalui peralatan
secara kontinyu, tetapi harus dihentikan secara periodik untuk membuang padatan
terakumulasi. Dalam saringan kontinyu buangan padat atau fluida tidak dihentikan
selama peralatan beroperasi.
Penyaring dibagi ke dalam tiga golongan utama, yaitu penyaring kue (cake),
penyaring penjernihan (clarifying), dan penyaring aliran silang (crossflow). Penyaring
kue memisahkan padatan dengan jumlah relatif besar sebagai suatu kue kristal atau
lumpur,. Seringkali penyaring ini dilengkapi peralatan untuk membersihkan kue dan
untuk membersihkan cairan dari padatan sebelum dibuang. Penyaring penjernihan
membersihkan sejumlah kecil padatan dari suatu gas atau percikan cairan jernih semisal

12
minuman. Partikel padat terperangkap didalam medium penyaring atau di atas
permukaan luarnya. Penyaring penjernihan berbeda dengan saringan biasa, yaitu
memiliki diameter pori medium penyaring lebih besar dari partikel yang akan
disingkirkan. Di dalam penyaring aliran silang, umpan suspensi mengalir dengan tekanan
tertentu di atas medium penyaring. Lapisan tipis dari padatan dapat terbentuk di atas
medium permukaan, tetapi kecepatan cairan yang tinggi mencegah terbentuknya lapisan.
Medium penyaring adalah membran keramik, logam, atau polimer dengan pori yang
cukup kecil untuk menahan sebagian besar partikel tersuspensi. Sebagian cairan mengalir
melalui medium sebagai filtrat yang jernih, meninggalkan suspensi pekatnya.
Salah satu contoh cara kerja alat filtrasi yang sering kita temukan dalam kehidupan
sehari-hari adalah proses penjernihan air. Air keran (PDAM) yang ada saat ini
mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya
yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum,
harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu
dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3. Ion Al3+ yang terdapat pada
tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan
positif melalui reaksi :

Al3+ + 3H2O  Al(OH)3 + 3H+

Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid


tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian
mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi. Berikut ini
adalah skema proses penjernihan air secara lengkap:

13
Gambar 1 Skema proses penjernihan air

14
2.5 Kriteria Pemilihan Alat Filtrasi
Kriteria Pemilihan alat di pengaruhi oleh :

1. Jenis Campuran
Campuran gas-padat memerlukan ruang filtrasi dan luas permukaan filter yang lebih
besar daripada campuran cair-padat. Hal ini disebabkan volume gas lebih besar dari
pada cairan. Disamping itu pada campuran gas-padat hanya mungkin digunakan
beda tekanan yang kecil.

2. Jumlah Bahan Yang Lolos Dan Tertahan


Semakin besar jumlah campuran yang harus difiltrasi, semakin besar daya filtrasi
yang diperlukan dan dengan demikian juga semakin besar luas permukaan total
filter. Ukuran pemanfaatan yang optimal dapat berupa luas permukaan filter yang
sebesar mungkin dengan ruang filter yang sekecil mungkin.

3. Tekanan Filtrasi (Beda Tekanan)


Tekanan filtrasi mempengaruhi jenis konstruksi dan ukuran alat filtrasi

4. Jenis Operasi
Konstruksi alat pada dasarnya berbeda untuk operasi yang kontinu atau yang tidak
kontinu.

5. Pencucian
Bila kue filter harus dicuci, diperlukan tambahan perlengkapan untuk mencuci.
Tergantung pada jenis cairan pencuci yang digunakan, yaitu apakah mengandung
air, mudah terbakar atau beracun, maka alat filtrasi harus dikonstruksi dengan cara
yang berbeda-beda (misalnya terbuka, tertutup, dengan perangkat penghisap, dengan
ruang-ruang terpisah)

6. Sifat Bahan yang di filtrasi


Baik konstruksi maupun bahan yang dipakai untuk membuat alat filtrasi tergantung
pada bahan yang difiltrasi, apakah bersifat asam, basa, netral, mengandung air,
mudah terbakar, tahan api, peka terhadap oksidasi, steril, panas atau dingin.
Konstruksi dapat terbuka, tertutup atau dalam lingkungan gas inert.

15
7. Sifat Filtrasi
Apakah kue filter yang terbentuk dapat ditekan atau tidak dapat ditekan, tergantung
pada ukuran dan bentuk partikel bahan padat. Sifat kue filter itu selanjutnya
mempengaruhi luas permukaan filter, tebal kue, beda tekanan, dan juga ukuran pori
dari media filter.

2.6 Macam – Macam Alat Filtrasi

Berdasarkan prosesnya alat Filtrasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu :


1. Proses Diskontinyu
Proses yang prinsipnya adalah slurry nya yang berjalan sedangkan alat diam,
proses bisa dihentikan sewaktu – waktu dan alat bisa dibongkar. Alat – alat filtrasi
yang bekerja secara diskontinyu adalah :

1.1 Penyaring Kue ( Cake Filter )

Pada permulaan filtrasi pada penyaring kue beberapa partikel padat


memasuki medium pori dan ditahan, tetapi dengan segera mulai berkumpul di
permukaan filter. Setelah periode awal ini padatan kue mulai terfiltrasi,
padatan tersebut mulai menebal di permukaan dan harus dibersihkan secara
periodik. Kecuali dilengkapi kantong penyaring untuk pembersih gas,
penyaring kue umumnya hanya digunakan untuk pemisahan padat-cair.
Penyaring ini dapat beroperasi dengan tekanan di atas atmosfer pada aliran
atas medium penyaring atau tekanan vakum pada aliran bawah. Jenis lainnya
juga kontinyu atau diskontinyu, tetapi karena kesulitan pembuangan padatan
melawan tekanan positif, kebanyakan tekanan penyaring adalah diskontinyu.

Gambar 2 Penyaring Kue ( Cake Filter )

16
1.2 Penyaring Bertekanan Diskontinyu

Penyaring bertekanan memerlukan perbedaan tekanan yang besar yang


melalui septum agar filtrasi cepat cairan viskos atau padatan sempurna dapat
dilakukan secara ekonomis. Kebanyakan jenis penyaring bertekanan adalah
mesin pres bersaringan (filter presses) dan penyaring bercangkang dan
berdaun (shell-and leaf filter).
a. Mesin Pres Bersaringan (filter presses)
Suatu mesin pres bersaringan berisi satu set plat yang didesain untuk
menyediakan serangkaian ruang atau kompartemen yang didalamnya
padatan dikumpulkan. Plat-plat tersebut dilingkupi medium penyaring
seperti kanvas. Lumpur dapat mencapai tiap-tiap kompartemen dengan
tekanan tertentu; cairan melalui kanvas dan keluar ke pipa pembuangan,
meninggalkan padatan kue basah dibelakangnya. Plat dari suatu mesin
pres bersaringan dapat berbentuk persegi atau lingkaran, vertikal atau
horizontal. Kebanyakan kompartemen padatan dibentuk dengan penyelia
plat polipropelina cetakan. Dalam desain lain, kompertemen tersebut
dibentuk di dalam cetakan plat berbingkai (plate-and-frame press), yang
didalamnya terdapat plat persegi panjang dengan 6 s.d. 78 in. (150 mm
s.d. 2 m) yang pada satu sisi dapat diubah-ubah. Ketebalan setiap plat
antara 6 s.d. 2 in. (6 s.d. 50 mm), ketebalan bingkai antara 1/4 s.d. 8 in. (6
s.d.200 mm). Plat dan bingkai dipasang pada posisi vertikal dalam rak
logam, dengan kain melingkupi permukaan setiap plat, dan ditekan
dengan keras bersama dengan memutar skrup hidraulik. Lumpur
memasuki suatu sisi akhir dari rangkaian plat dan bingkai. Lumpur
mengalir sepanjang jalur pada satu sudut rangkaian tersebut. Jalur
tambahan mengalirkan lumpur dan jalur utama ke dalam setiap bingkai.
Di sini padatan akan terendapkan di atas kain yang menutupi permukaan
plat. Cairan menembus kain, menuruni jalur pada permukaan plat
(corrugation), dan keluar dari mesin press. Setelah merangkai mesin pres,
lumpur dimasukkan dengan pompa atau tangki bertekanan pada tekanan 3
s.d. 10 atm. Filtrasi dilanjutkan sampai cairan tidak lagi muncul pada

17
keluaran atau tekanan filtrasi secara tiba-tiba meningkat. Hal ini terjadi
ketika bingkai penuh padatan atau tidak ada lumpur lagi yang dapat
masuk. Jika hal demikian terjadi, mesin pres dapat dikatakan mengalami
kemacetan (jammed). Cairan pencuci mungkin dapat digunakan untuk
membersihkan pengotor yang larut dari padatan., setelah itu kue dapat
ditiup dengan kukus (steam) atau udara untuk membersihkan cairan yang
tersisa. Mesin pres kemudian dibuka, dan padatan kue dihilangkan dari
medium penyaring dan dipindahkan ke konveyor atau tempat
penampungan. Dalam mesin pres, operasi tersebut dilakukan secara
otomatis. Pencucian secara teliti mesin pres bersaringan dapat memakan
waktu beberapa jam, untuk cairan pencuci cenderung mengikuti jalur
termudah dan melintasi secara tegang kumpulan kue. Jika ada bagian kue
yang kurang padat, maka umumnya cairan pencuci tidak efektif. Jika
pencucian lebih baik dilakukan secara berlebihan, akan lebih baik untuk
mengalirkan kembali lumpur melalui kue-kue yang sebagian telah tercuci,
secara bersama dengan cairan pencuci dalam jumlah yang lebih besar dan
menyaring kembali. Atau juag menggunakan penyaring bercangkang dan
berdaun, yang menjanjikan pencucian lebih baik daripada cetakan plat dan
bingkai.

Gambar 3 Mesin Pres Bersaringan

18
Gambar 4 Sidebar dan Overhead dari Mesin Pres Bersaringan.

b. Penyaring Bercangkang dan Berdaun (shell-and leaf filter)


Untuk mencuci dibawah tekanan yang lebih tinggi daripada di cetakan
plat dan bingkai, agar ongkos buruh lebih murah, atau memerlukan
pencucian kue yang lebih efektif, penyaring bercangkang dan
berdaun mungkin diperlukan. Pada tangki horizontal suatu set daun
vertical dipasang pada rak yang dapat ditarik kembali. Selama operasi
daun-daun berada pada tangki tertutup. Umpan memasuki sisi tangki
filtrat melalui daun-daun dan keluar melalui suatu pipa.

19
Gambar 5 Penyaring Bercangkang dan Berdaun (shell-and leaf filter)

1.3 Penyaring Sabuk Larox

Penyaring sabuk Larox adalah penyaring bertekanan diskontinyu yang


memisahkan, mengkompresi, mencuci, dan secara otomatis membuang kue.
Filtrasi berada pada ruangan horizontal 2 s.d. 20, yang disusun satu di atas
lain. Rangkaian kain penyaring mengalir melalui ruang penyaringan
bergantian. Dengan kondisi sabuk yang diam, pada siklus filtrasi tiap-tiap
ruang diisi dengan padatan. Air bertekanan tinggi kemudian dipompakan
dibelakang keran (diaphragm) fleksibel di dalam langit-langit ruang, menekan
kue dengan keras dan menghasilkan cairan. Dengan keran terbuka, air pencuci
mengalir melalui kue dan jika diinginkan kue dikompresi kembali dengan
mengatur keran. Akhirnya udara ditiup melalui kue utnuk membersihkan
cairan tambahan. Ruang-ruang dibuka secara hidarulik sehingga sabuk dapat
dipindah pada jarak yang lebih besar daripada panjang ruang. Kejadian ini
membuang kue dari kedua sisi penyaring . Pada waktu yang sama, bagian lain
dari sabuk melalui mulut pipa semprot (spray nozzles) untuk dicuci. Setelah
semuanya, kue dibuang, sabuk dicuci, ruang ditutup, dan siklus filtrasi diulang
lagi. Semua langkah dilakukan secara otomatis berdasarkan impuls dari panel
pengendali.

20
Gambar 6 Penyaring Sabuk Larox

2. Proses Kontinyu

Proses kontinyu adalah proses yang prinsipnya alat yang berjalan secara
berkelanjutan dan slurry diam mengikuti alatnya, proses harus ditunggu sampai
selesai tidak bisa dihentikan sewaktu – waktu. Alat – alat filtrasi yang bekerja
secara kontinyu adalah :
2.1 Penyaring Vakum Kontinyu

Dalam setiap penyaring vakum kontinyu, cairan dihisap melalui


filter yang bergerak untuk mengendapkan padatan kue. Kue kemudian
dipindahkan dari tempat penyaringan, dicuci, dihisap, dikeringkan, dan
dikeluarkan dari filter, kemudian lumpur dimasukkan kembali. Beberapa
bagian dari filter terletal pada zona penyaringan, sebagian di dalam zona
pencuci, sementara sebagian lagi pembebasan dari bebannya, sehingga
buangan padatan dan cairan dari penyaring tidak dapat dihentikan. Perbedaan
tekanan yang melintasi filter di dalam penyaring vakum kontinyu tidak terlalu
tinggi, umumnya diantara 250 s.d. 500 mm Hg. Berbagai desain penyaring
berbeda dalam metode pengenalan lumpur, bentuk dari permukaan filter, dan
jalan tempat padatan dibuang. Kebanyakan, penggunaan vakum dari sumber
yang diam ke yang bergerak melalui rotary.

21
Gambar 7 Penyaring Vakum Kontinyu

2.2 Penyaring Drum Berputar (Rotary Drum Filter)

Jenis yang paling umum dari penyaring vakum kontinyu adalah


penyaring drum berputar. Suatu drum berputar dengan arah horizontal pada
kecepatan 0.1 s.d. 2 r/min mengaduk Lumpur yang melaluinya. Medium
penyaring, seperti kanvas, melingkupi permukaan dari drum, sebagian
dibenamkan dalam cairan. Di bawah drum utama yang berputar, terdapat drum
yang lebih kecil permukaan padat. Di antara dua drum tersebut ada ruang tipis
berbentuk radial membagi ruang anular kedalam kompartemen-kompartemen,
setiap kompartemen tersambung dengan pipa internal ke suatu lubang dalam
plat berputar pada rotary valve. Vakum dan udara secara bergantian
dimasukkan pada tiap-tiap kompartemen dalam drum berputar. Penyaring
bergaris-garis menutupi permukaan yang tampak pada tiap-tiap ruang
membentuk suatu pergantian panel. Suatu lapisan padatan terbentuk di
permukaan panel karena cairannya terserap melalui kain ke dalam
kompartemen, melalui pipa dalam, melalui valve, dan masuk ke dalam tangki
pengumpul. Ketika panel meninggalkan lumpur dan memasuki zona
pencucian dan pengeringan, keadaan vakum terjadi pada panel dari suatu
sistem terpisah, menghisap cairan pencuci dan udara melalui padatan kue.
Cairan pencuci diambil melalui penyaring kedalam suatu tangki pengumpul
yang terpisah. Setelah padatan kue pada permukaan panel telah dihisap
sekering mungkin, panel meninggalkan zona pengeringan, vakum di hentikan,
dan kue dibersihkan dengan dipotong-potong menggunakan pisau horizontal
diketahui sebagai doctor blade. Udara kecil ditiup dibawah kue untuk
membelai kain. Hal ini akan menyebabkan kue lepas dari kain dan membuat

22
pisau tidak diperlukan lagi. Sekali kue dibuang, panel kembali memasuki
lumpur dan siklus terulang. Oleh karena setiap saat dalam operasi, panel
terlibat dalam setiap bagian dari siklus, operasi dari penyaring sebagai
keseluruhan adalah kontinyu. Banyak variasi dari penyaring drum berputar
yang telah dikomersialkan. Dalam beberapa desain, ada yang tidak
mempunyai kompartemen di dalam drum; vakum terjadi pada keseluruhan
permukaan media penyaring. Filtrat dan cairan pencuci dialirkan bersama
melalui suatu pipa tercelup; padatan dibuang dengan mengalirkan udara
melalui kain dari tapal diam di dalam drum, menyentuh kain penyaring dan
meretakkan kue. Dalam model lainnya kue diangkat dari permukaan penyaring
oleh satu set tali berjajar atau dengan memisahkan kain penyaring dari
permukaan drum dan melewatkannya pada roller yang berdiameter kecil.
Perubahan arah secara tajam pada roller mengakibatkan padatan jatuh
terbuang. Kain mungkin dapat dicuci dari roller pada bagian bawah drum.
Cairan pencuci dapat juga dipercikkan secara langsung pada permukaan kue,
atau, mengalirkan udara agar kue dapat merengkah, hal tersebut dapat
dilakukan dengan memercikannya pada lapisan kain ketika melalui zona
pencucian dan terjadi gaya tekan ke arah permukaan luar. Jumlah drum yang
terendam merupakan suatu variabel. Kebanyakan penyaring umpan dari dasar
beroperasi sekitar 30% dari daerah penyaringan yang terendam di dalam
lumpur. Ketika kapasitas penyaringan tinggi dan pencucian tidak diperlukan,
mungkin diperlukan suatu penyaring yang mempunyai keterendaman tinggi,
sekitar 60 s.d. 70% penyaring terendam. Kapasitas penyaring berputar sangat
tergantung pada karakter umpan lumpur dan secara khusus terdapat kue yang
mengendap. Tebal kue yang terbentuk pada penyaring vakum berputar di
industri adalah 3 s.d.40 mm (1/8 s.d. 1.5 in.). Ukuran drum standard bervariasi
dari diameter 0.3 m (1 ft) dengan diameter permukaan 0.3 m, s.d. diameter 3
m (10 ft) dengan diameter permukaan 4.3 m (14 ft). Penyaring vakum berputar
kontinyu kadang-kadang dioperasikan dibawah tekanan positif s.d. 15 atm
dalam situasi filtrasi vakum tidak layak atau ekonomis. Kasus-kasus yang
menyebabkannya misalnya: ketika padatan sempurna dan penyaring sangat
lambat atau ketika cairan memiliki tekanan uap yang tinggi, mempunyai
viskositas lebih dari 1 P, atau ketika cairan jenuh dan mengkristal setelah
dingin. Dengan tingkat penyaringan lumpur yang lamban, perbedaan tekanan
23
yang melintasi medium penyaring harus lebih besar daripada yang diperoleh
pada suatu penyaring vakum, dengan cairan yang menguap atau mengkristal
pada tekanan menurun, tekanan pada sisi aliran bawah padat medium
penyaring tidak dapat melebihi atmosfer. Masalah lain, misal: masalah
mekanis pembuangan padatan dari penyaring ini, yaitu ongkos dan
kerumitannya yang tinggi, dan ukurannya yang kecil membatasi
penggunaannya pada masalah khusus. Bila filtrasi vakum tidak dapat
digunakan untuk pemisahan, penyaring kontinyu sentrifugal dapat
dipertimbangkan untuk menggantikannya. Suatu penyaring bermantel (precoat
filter) adalah penyaring drum berputar yang dimodifikasi untuk menyaring
padatan sempurna atau gelatin yang berjumlah sedikit. Di dalam operasinya,
suatu lapisan penyaring berpori, seperti tanah diatomae, terendapkan pada
media penyaring. Kemudian cairan pencuci dihisap melalui lapisan tersebut,
mengendapkan padatan menjadi lapisan yang sangat tipis. Lapisan-lapisan
tersbeut kemudian dipotong-potong dengan suatu pisau, yang secara kontinyu
memperlihatkan permukaan material berpori yang bersih untuk operasi
selanjutnya. Penyaring bermantel dapat beroperasi di bawah tekanan. Pada
tekanan tersebut, padatan terbuang dan penyaring dikumpulkan, dibersihkan
secara periodik pada tekanan atmosfer, lalu drum di lapisi lagi dengan
penyaring. Penyaring bermantel dapat digunakan hanya ketika padatan
dibuang atau ketika campuran dengan jumlah yang besar dari penyaring tidak
mempunyai masalah serius. Keterendaman dari penyaring bermantel adalah
50%.

Aplikasi dalam industri :


- Industri Perminyakan
- Pengolahan Air dan Limbah
- Makanan dan Minuman
- Kimia dan Farmasi
- Pengolahan Logam Mulia
- Pembuatan Kertas
- Industri Batubara
- Industri Kimia.

24
- Industri pupuk
- Industri mesin

Gambar 8 Penyaring Drum Berputar (Rotary Drum Filter)

2.3 Penyaring Sabuk Horizontal

Ketika umpan mengandung partikel padatan yang terendapkan secara


cepat, penyaring drum berputar bekerja buruk atau malah tidak dapat bekerja.
Partikel tak sempurna tidak dapat tersuspensi secara baik di lumpur, dan kue
yang terbentuk seringkali tidak mau menempel pada permukaan penyaring.
Pada keadaan ini diperlukan suatu penyaring horizontal dengan umpan atas.
Sabuk yang bergerak adalah satu dari beberapa jenis penyaring horizontal, hal
tersebut mengingatkan pada sabuk konveyor (conveyor belt), dengan
dukungan bubungan yang melintang atau sabuk drainase yang membawa kain
penyaring. Pada permulaan sabuk drainase akan melewati suatu kotak vakum
longitudinal, yang di dalamnya filtrat ditampung. Umpan lumpur mengalir ke
dalam sabuk melalui distributor pada suatu sisi, kue yang tersaring dan tercuci
dibuang pada sisi lainnya. Penyaring sabuk secara khusus berguna dalam
pengolahan limbah cair, sejak limbah seringkali berisi partikel dengan ukuran
yang bervariasi. Penyaring ini tersedia pada ukuran lebar 0.6 s.d. 5.5 m (2 s.d.
18 ft) dan panjang 4.9 s.d. 33.5 m (16 s.d. 110 ft), dengan luas filtrasi s.d. 110
m2 (1200 ft2). Beberapa model mempunyai ciri penyaring sabuk, mirip
dengan penyaring bertekanan Larox yang dikemukakan sebelum ini, vakum di
dalamnya dilakukan secara terputus-putus. Ketika sabuk bergerak ke depan
sepanjang setengah meter vakum akan dimatikan, sebaliknya bila sabuk dalam
keadaan diam vakum akan menyala. Hal ini dilakukan untuk menghindari

25
kesulitan menjaga suatu segel vakum yang terdapat diantara kotak vakum dan
sabuk tetap baik.

Gambar 9 Penyaring Sabuk Horizontal

Gambar 10 Skema Penyaring Sabuk Horizontal

2.7 Penyaring Sentrifugal

Padatan yang membentuk kue berpori dapat dipisahkan dari cairan dengan
penyaringan sentrifugal. Umpan dimasukkan ke dalam keranjang berputar yang memiliki
dinding bercelah atau berlubang yang disampuli suatu medium penyaring seperti kanvas
atau kain logam. Tekanan yang dihasilkan dari gaya sentrifugal memaksa cairan
melewati medium penyaring, meninggalkan padatannya. Jika umpan yang masuk
keranjang dihentikan dan padatan kue diputar untuk waktu yang singkat, kebanyakan
cairan residu di dalam kue mengalirkan partikel sehingga padatan lebih kering daripada
hal yang sama untuk mesin pres bersaringan (filter press) atau penyaring vakum (vacuum
filter). Ketika material yang tersaring harus dikeringkan secara berurut dengan alat
pemanas, pemakaian penyaring ini dapat dipertimbangkan sebagai langkah ekonomis.
Jenis utama dari penyaringan sentrifugal adalah mesin batch tersuspensi, yang
diskontinyu di dalam operasinya. Sedangkan untuk yang berprinsip kontinyu adalah
Mesin batch otomatis dan pemusing konveyor kontinyu (continuous conveyor
centrifuges). Di dalam pemusing tersuspensi, media penyaring adalah kanvas atau

26
tenunan kain logam. Dalam mesin otomatis digunakan saringan logam yang baik dalam
konveyor berpusing, medium penyaring biasanya adalah celah pada dindingnya sendiri.

2.7.1 Pemusing Batch Tersuspensi ( Suspended Batch Centrifuges )

Suatu jenis yang sering digunakan di industri dari batch berpusing adalah
pemusing tersuspensi bagian atas .Lubang keranjang mempunyai diameter 750 s.d.
1200 mm (30 s.d. 48 in) dan kedalaman dari 18 s.d. 30 in serta belokan dengan
kecepatan antara 600 dan 1800 r/min. Operasi pada keranjang dilakukan pada
bagian akhir bawah dengan aliran vertikal dari bagian atas. Media penyaring
terhubung dengan dinding perforasi keranjang. Lumpur diumpan melalui pipa
masukan atau peluncuran memasuki keranjang berputar. Cairan mengalir melewati
media penyaring ke dalam kotak dan keluar pada pipa keluaran: padatan
membentuk kue dengan tebal 50 s.d. 150 mm (2 s.d. 6 in) di dalam keranjang.
Cairan pencuci dapat dipercikkan pada padatan untuk membersihkan material yang
larut. Kue kemudian diputar sekering mungkin, kadang-kadang pada kecepatan
lebih tinggi daripada saat pembebanan dan pencucian. Motor kemudian dihentikan,
hampir bersamaan aktivitas keranjang juga berhenti. Dengan keranjang yang
lamban berputar, 30 s.d. 50 r/min, padatan dibuang dengan memotong
menggunakan pisau, yang memisahkan kue dari media penyaring dan
mendorongnya melalui bukaan dekat dasar keranjang. Ketika media penyaring
telah dibilas bersih, motor menjadi hidup, dan siklus berulang.

Pemusingan tersuspensi pada bagian atas digunakan secara luas dalam


pemurnian gula, dengan waktu operasi singkat, yaitu 2 s.d. 3 min per beban dan
menghasilkan produk 5 ton kristal/jam per mesin. Pengendalian otomatis sering
disediakan untuk beberapa atau semua langkah siklus. Dalam kebanyakan proses
dimana kristal dengan tonase besar dipisahkan, pemusingan konveyor berputar lain
digunakan.

Jenis lain dari pemusing batch dikendalikan dari bagian bawah, terdiri
dari motor pengendali, keranjang, dan kotak padatan tersuspensi. Padatan
dilepaskan dengan tangan melalui bagian atas kotak atau menggunakan alat dari
bawah pada bukaan seperti penyaring sebelumnya. Kecuali untuk pemurnian,

27
pemusing tersuspensi biasanya mempunyai siklus operasi 10 s.d. 30 min per beban,
membuang padatan pada laju 300 s.d. 1800 kg/jam (700 s.d. 4000 lb/jam).

Gambar 11 Pemusing Batch Tersuspensi

2.7.2 Pemusing Batch Otomatis

Dalam mesin ini keranjang berotasi pada kecepatan konstan pada sumbu
horizontal. Umpan lumpur, cairan pencuci, dan pembilasan saringan dipercikkan
ke dalam keranjang dengan interval waktu yang telah diatur. Keranjang
dikosongkan (pada saat kecepatan penuh putaran) dengan pisau berat yang
memotong padatan keluar secara periodik melalui pembuangan. Penghitung waktu
siklus dan kerangan kumparan operasi mengendalikan berbagai operasi: umpan,
pencucian, pemutaran, pembilasan, dan pengosongan beban. Bagian dari siklus
dapat diperpanjang atau sebaliknya sesuai dengan keperluan.

Keranjang pada mesin ini memiliki diameter 500 dan 1100 mm (20 dan 42 in).
Pemusing otomatis memiliki kapasitas produksi yang tinggi dengan pengeringan
kristal secara bebas. Biasanya tidak dipergunakan ketika partikel memiliki ukuran
lebih dari 150 mesh. Dengan kristal yang buruk, siklus operasi total
mempunyai range dari 35 s.d. 90 s, sehingga masukan setiap jamnya besar. Oleh
karena diperlukan waktu siklus yang pendek dan sedikit hambatan dari
pengumpanan lumpur, filtrat, dan padatan terbuang, pemusingan otomatis
dikelompokkan ke dalam proses manufaktur kontinyu. Sedikit padatan batch dapat
lebih efektif apabila dicuci dengan sedikit cairan pencuci sebagaimana pada

28
mesin batch lain. Jumlah pencucian dapat meningkat secara temporer untuk
meningkatkan kualitas material. Pemusing otomatis tidak dapat mengerjakan
pengeringan padatan yang lambat, biasanya akan bersiklus panjang dan tidak
ekonomis, atau padatan tidak terbuang secara baik pada keluarannya. Hal ini
merupakan alasan dipergunakannya pisau pengosongan beban, yaitu untuk
memecah atau mendegradasi kristal.

Gambar 12 Pemusing Batch

2.7.3 Pemusing Penyaringan Kontinyu (continuous conveyor centrifuges)

Suatu pemisah sentrifugal kontinyu untuk kristal kasar. Suatu keranjang


berputar dengan suatu dinding berlubang dimasukkan umpan melalui corong yang
berputar mengikutinya. Tujuan dari corong tersebut adalah mempercepat
pengumpanan lumpur secara halus. Umpan memasuki ujung kecil corong pipa
terpasang pada sumbu putar keranjang. Umpan mengalir hingga corong lain,
kecepatannya meningkat seiring perjalanannya, dan tersembur ke keranjang dengan
arah yang sama dengan dinding pada kecepatan yang hampir sama. Cairan
mengalir melalui dinding keranjang, yang dilingkupi kain logam tenun. Suatu
lapisan kristal dengan tebal 25 s.d. 75 mm (1 s.d. 3 in) terbentuk. Lapisan ini
berpindah melalui permukaan saringan dengan suatu penekan timbal balik. Setiap
gaya penekan memajukan kristal beberapa inci mendekati bibir keranjang; gaya
yang berlawanan mengakibatkan terbukanya ruangan sehingga kue dapat
mengendap. Ketika kristal mencapai bibir keranjang, kristal terbang ke sebelah luar
masuk ke dalam kotak besar dan meluncur menuju pengumpul. Filtrat dan cairan
pencuci dipercikkan ke atas kristal selama perjalanannya meninggalkan kotak
menuju keluaran. Percepatan dari umpan Lumpur dan perlambatan dari padatan
yang dibuang meminimalkan tabrakan kristal. Unit multitahap untuk
meminimalkan jarak perjalanan kristal digunakan bersama padatan kue yang tidak

29
terbawa secara normal dalam unit satu tahap. Pemusing timbal balik dibuat dengan
keranjang mempunyai ukuran anatara 300 s.d. 1200 mm (12 s.d. 48 in). Pemusing
ini mengeringkan dan mencuci 0.3 s.d 25 ton/jam padatan yang mengandung
kurang dari 10% berat material berukuran lebih dari 100 mesh.

Gambar 13 Pemusing Penyaringan Kontinyu (continuous conveyor centrifuges)

2.8 Pembuatan Air Minum

1. Unit Penampungan Awal (Intake)

Unit ini dikenal dengan istilah unit Sadap Air (Intake). Unit ini berfungsi
sebagai tempat penampungan air dari sumber airnya. Selain itu unit ini dilengkapi
dengan Bar Sceen yang berfungsi sebagai penyaring awal dari benda-benda yang ikut
tergenang dalam air seperti sampah daun, kayu dan benda-benda lainnya.

30
2. Unit Pengolahan (Water Treatment)
Pada unit ini, air dari unit penampungan awal diproses melalui beberapa
tahapan:

a. Tahap Koagulasi (Coagulation)


Pada tahap ini, air yang berasal dari penampungan awal diproses dengan
menambahkan zat kimiaTawas (alum) atau zat sejenis seperti zat garam besi (Salts
Iron) atau dengan menggunakan sistem pengadukan cepat (Rapid Mixing). Air
yang kotor atau keruh umumnya karena mengandung berbagai partikel koloid yang
tidak terpengaruh gaya gravitasi sehingga tidak bisa mengendap dengan sendirinya.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghancurkan partikel koloid (yang
menyebabkan air keruh) tadi sehingga terbentuk partikel-partikel kecil namun
masih sulit untuk mengendap dengan sendirinya.

b. Tahap Flokulasi (Flocculation)


Proses Flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan cara
penggumpalan partikel untuk dijadikan partikel yang lebih besar (partikel Flok).
Pada tahap ini, partikel-partikel kecil yang terkandung dalam air digumpalkan
menjadi partikel-partikel yang berukuran lebih besar (Flok) sehingga dapat
mengendap dengan sendirinya (karena gravitasi) pada proses berikutnya. Di proses
Flokulasi ini dilakukan dengan cara pengadukan lambat (Slow Mixing).

31
c. Tahap Pengendapan (Sedimentation)
Pada tahap ini partikel-patikel flok tersebut mengendap secara alami di dasar
penampungan karena massa jenisnya lebih besar dari unsur air. Kemudian air di
alirkan masuk ke tahap penyaringan di Unit Filtrasi.

d. Tahap Penyaringan (Filtration)


Pada tahap ini air disaring melewati media penyaring yang disusun dari bahan-
bahan biasanya berupa pasir dan kerikil silica. Proses ini ditujukan untuk
menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak terlarut.

32
Secara umum setelah melalui proses penyaringan ini air langsung masuk ke
unit Penampungan Akhir. Namun untuk meningkatkan qualitas air kadang
diperlukan proses tambahan, seperti:

1). Proses Pertukaran Ion (Ion Exchange)


Proses pertukaran ion bertujuan untuk menghilangkan zat pencemar
anorganik yang tidak dapat dihilangkan oleh proses filtrasi atau sedimentasi.
Proses pertukaran ion juga digunakan untuk menghilangkan arsenik, kromium,
kelebihan fluorida, nitrat, radium, dan uranium.

33
2). Proses Penyerapan (Absorption)
Proses ini bertujuan untuk menyerap / menghilangkan zar pencemar
organik, senyawa penyebab rasa, bau dan warna. Biasanya dengan
membubuhkan bubuk karbon aktif ke dalam air tersebut.

3). Proses Disinfeksi (Disinfection)


Sebelum masuk ke unit Penampungan Akhir, air melalui Proses
Disinfeksi dahulu. Yaitu proses pembubuhan bahan kimia Chlorineyang
bertujuan untuk membunuh bakteri atau mikroorganisme berbahaya yang
terkandung di dalam air tersebut.

34
3. Unit Penampung Akhir (Reservoir)
Setelah masuk ke tahap ini berarti air sudah siap untuk didistribusikan ke
masyarakat.

35
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
a. Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung cairan dan
partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya meloloskan cairan
dan menahan partikel-partikel padat.
b. Daya filtrasi (jumlah cairan atau gas yang menerobos per satuan waktu) dipengaruhi oleh:
- Luas permukaan filter
- Beda tekanan antara kedua sisi media filter
- Tahanan media filter
- Viskositas cairan
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi proses filtrasi antara lain :
- Debit aliran
- Konsentrasi kekeruhan
- Temperatur
- Kedalaman media, ukuran, dan material
- Tinggi muka air diatas media
d. Menurut prinsip kerjanya filtrasi dapat dibedakan atas beberapa cara, yaitu :
- Pressure filtration
- Gravity filtration
- Vacum filtration
e. Kriteria pemilihan alat di pengaruhi oleh :
- Jenis campuran
- Jumlah bahan yang lolos dan tertahan
- Tekanan filtrasi (beda tekanan)
- Jenis operasi
- Pencucian
- Sifat bahan yang di filtrasi
f. Berdasarkan prosesnya alat filtrasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

36
1. Proses diskontinyu
Alat – alat filtrasi yang bekerja secara diskontinyu adalah :
- Penyaring kue ( cake filter )
- Penyaring bertekanan diskontinyu
- Penyaring sabuk larox
2. Proses kontinyu
Alat – alat filtrasi yang bekerja secara kontinyu adalah :
- Penyaring vakum kontinyu
- Penyaring drum berputar (rotary drum filter)
- Penyaring sabuk horizontal
3. Jenis – jenis alat filtrasi yang menggunakan gaya sentrifugal adalah :
- Pemusing batch tersuspensi ( suspendedbatch centrifuges )
- Pemusing batch otomatis
- Pemusing penyaringan kontinyu (continuous conveyor centrifuges)

g. Ada beberapa tahap pengelolaan air yang harus dilakukan sehingga air tersebut bisa
dikatakan layak untuk dipakai. Namun, tidak semua tahap ini diterapkan oleh masing-
masing pengelola air. Tergantung dari sumber air. Dan secara umum pembuatan air
dibagi dalam 3 unit, yaitu:
1. Unit penampung awal, yaitu berfungsi sebagai tempat penampungan air dari
sumber airnya.
2. Unit pengolahan, yaitu pada unit ini melalui beberapa tahapan. Ada tahap
koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan filtrasi.
3. Unite penampungan akhir, yaitu tahap air yang sudah melalui beberapa tahapan.
Dalam tahap ini air sudah bersih dan siap untuk didistribusikan ke masyarakat.

37
DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2231949-faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-proses/ diakses pada tanggal 11 februari 2013 jam 20:58
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-
analisis/filtrasi-2/ diakses pada tanggal 11 februari 2013 jam 21:22
http://kelasempatki013.blogspot.com/
coulson & richardsun’s. 2002. chemical engineering.
walas, stanley m. 1988.chemical process equipment.stoneham : 80 montvale avenue.
http://himateka-ftumj.tripod.com/filtrasi.htm
http://fatysahinknowledge.wordpress.com/2011/11/15/filtrasi/
http://www.freepatentsonline.com/6524477.html
http://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/05/21/teknik-penyaringan-filtrasi-
dengan-tekanan/
http://ikma10fkmua.files.wordpress.com/2012/11/isi-makalah-1.docx

38

Anda mungkin juga menyukai