Anda di halaman 1dari 192

Elemen Mesin yang Kita Pelajari

POROS / SHAFT JOURNAL BEARING


BEARING /
BANTALAN THRUST BEARING

HELICAL SPRING
BALL BEARING
PEGAS / SPRING ELEMEN ROLL BEARING
TAPERED BEARING
LEAF SPRING
MESIN
KELING / RIVET

SAMBUNGAN /
LAS / WELD
PEMINDAH DAYA / JOINT
POWER TRANSMISSION
BAUT-MUR / BOLT-NUT

PUTARAN TETAP PUTARAN BERUBAH

COUPLING CLUTCH GEAR BELT CHAIN

SPUR GEAR
RIGID COUPLING
HELICAL GEAR
FLEXIBLE COUPLING BEVEL GEAR

WORM GEAR
ELEMEN
MESIN

Mesin Mobil gabungan dari


elemen mesin
Elemen Mesin
pada POMPA
SENTRIFUGAL
Elemen Mesin

Bagian dari komponen tunggal yang dipergunakan


pada konstruksi mesin, dan setiap bagian
mempunyai fungsi pemakaian yang khas.

PRINSIP-PRINSIP DASAR PERENCANAAN ELEMEN


MESIN :

Perencanaan elemen mesin, pada dasarnya merupakan


perencanaan bagian (komponen) , yang direncanakan dan di
buat memenuhi mekanisme dari suatu mesin.
Pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan
dalam memulai perencanaan elemen mesin meliputi :

1. Jenis-jenis pembebanan yang direncanakan


2. Jenis-jenis tegangan yang ditimbulkan akibat pembebanan
3. Pemilihan bahan
4. Bentuk dan ukuran bagian mesin yang direncanakan
5. Gerakan atau kinematika dari bagian-bagian yang akan
direncanakan.
6. Penggunaan komponen standar
7. Aspek estetika
8. Hukum dan ekonomis
9. Keamanan operasional
10. Pemeliharaan dan perawatan .

Dengan memperhatikan pertimbangan tersebut, maka tahap-tahap


perencanaan total, yaitu:

1. Mementukan kebutuhan 4. Pemilihan Material 7. Gambar Kerja


2. Pemilihan mekanisme 5. Menentukan ukuran 8. Pembuatan dan kontrol
3. Beban Mekanis 6. Modifikasi kualitas.
POROS (SHAFT)
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap
mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama
dengan putaran utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh
poros. (misalnya : Roda gigi (Gear), Pulley, Flywheel, Engkol ,
Sprocket.

Poros Harus menerima :


 Beban Lentur
 Beban Tarik
 Beban Tekan
 Beban puntir
Bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan
lainnya.
POROS (SHAFT)
Pembagian Poros

1. Berdasarkan pembebanan :
 Poros Transmisi ( Transmission shaft / Line shaft)
Poros ini mendapat beban puntir dan lentur. Daya ditransmisikan
kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk, atau
sproket rantai .
POROS (SHAFT)
 Spindel (Spindle)
Poros transmisi yang lelatif pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran , disebut
spindel. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah
deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus
teliti.
POROS (SHAFT)
 Gandar ( Axle )
Poros ini di pasang diantara roda-roda kereta api, dimana tidak
mendapat beban puntir dan tidak berputar. Gandar ini hanya
mendapat beban lentur. Kecuali di gerakan oleh penggerak mula
dimana akan mengalami beban puntir juga.
POROS (SHAFT)
2. Menurut Bentuknya / Kontruksi :

 Poros Kaku : Poros Lurus Poros Bertingkat

Poros Engkol Poros Berongga

Poros Spindel
POROS (SHAFT)
2. Menurut Bentuknya / Kontruksi :

 Poros- poros Engsel :


Engsel Silang di gunakan pada momen putar yang
besar ( Contoh pada mesin perkakas)

Engsel Peluru : Poros gardan kendaraan


Keuntungan, poros yang tidak sama
tingginya dapat disesuaikan.
sudutnya 15º - 35º
POROS (SHAFT)
2. Menurut Bentuknya / Kontruksi :
 Poros Fleksibel

Terdiri atas beberapa lapis kawat baja dengan arah lilitan yang
bergantian .
Digunakan : Penggerak pada Tachometer
Gerinda tangan.

Diperhatikan : Selongsong logam pelindung


radius tekuk yang sesuai besarnya.
POROS (SHAFT)
2. Menurut Bentuknya / Kontruksi :

 Gandar : (berputar / diam )


Hanya untuk menopang bagian mesin yang diam, berayun
atau berputar, tetapi tidak menderita momen putar.
Gandar mendapat beban putar.

Roda Gerbong Kereta


POROS (SHAFT)
3. Poros Bentuk (Profil )
poros jenis ini adalah poros penggerak dengan macam-macam
bentuk penampang yang memungkinkan perggeseran bagian-
bagian yang dapat dimasukan dalam arah memanjang.
Gunanya untuk memindahkan momen putar yang besar dengan
arah putaran yang berganti-ganti.

Keuntungan :
- Pemindahan gaya yang merata disekeliling
- Tidak ada pukulan pada alur naf.

Poros Beralur banyak (Seplain) Poros Bergerigi Poros Poligon


POROS (SHAFT)
Hal-hal penting dalam perencanaan poros :

 Kekuatan Poros
- poros poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur/
gabungan antara puntir dan lentur.
- Kelelahan, pengaruh konsentrasi tegangan bila diamater poros
diperkecil atau poros berongga atau mempunyai alur pasak.
Untuk itu poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan
beban-beban diatas.

 Kekakuan Poros
- Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika
lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan
ketidak telitian atau menimbulkan getaran atau suara.
Karena itu kekakuan dari poros harus diperhatikan dan disesuaikan
dengan jenis mesin yang akan dilayani oleh poros tersebut.
POROS (SHAFT)
Hal-hal penting dalam perencanaan poros :

 Putaran Kritis
Bila putaran mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat
terjadi getaran yang luar biasa besarnya di sebut : Putaran Kritis
(terjadi pada : Turbin, motor torak, motor listrik)
Karena putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya

 Korosi
bahan-bahan tahan korosi dan bila terjadi kontak dengan media yang korosif
Demikian pula untuk poros yang terancam kavitasi.

 Bahan Poros
Bahan poros terbuat dari bahan baja batangan yang ditarik dingin dan difinis.
Baja Karbon Konstruksi mesin ( Contoh : S 30 C, S 35 C
Baja batangan yang difinis dingin S 35C – D
Untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat
- Baja Khrom Nikel ( SNC 21 ) - Baja Khrom nikel molibden ( SNCM 22)
- Baja Khrom ( SCr 22 ) - Baja Khrom molibden ( SCM 22)
Disain Poros
• Disain poros didasarkan pada dua
keadaan:
– kekuatan (strength) dan pada kekakuan
(Rigidity atau Stiffness).
• Secara umum disain poros dapat dibagi
atas:
– Tegangan akibat Momen Puntir (torsi).
– Tegangan akibat Momen Tekuk (bending).
– Tegangan akibat kombinasi Puntir dan
Tekuk.
– Tegangan akibat Beban Aksial.
Pivot
Bertugas untuk mengarahkan, menahan dan menopang poros dan gandar.
Memasang elemen-elemen mesin lainnya.

Menurut arah beban :


1. Beban Radial Dibebani gaya tegak lurus terhadap sumbu poros.
Pivot
2. Beaban Aksial Dibebani gaya searah sumbu poros

Pivot Sisir Pivot Peluru


Elemen Pengaman
Gunanya untuk mengamankan poros-poros, gandar-
gandar, dan baut-baut terhadap pergeseran aksial.

1. Cincin Pengatur 2. Cincin Seeger


Elemen Pengaman
3. Cincin mekar dari kawat 4. Cakram Pengaman

5. Cakram Ujung
Elemen Pengaman

+
PASAK ( Key )
PASAK ADALAH SUATU ELEMEN MESIN YANG
DIPAKAI UNTUK MENETAPKAN BAGIAN-BAGIAN
MESIN SEPERTI :
RODA GIGI
SPROKET
PULI
KOPLING DLL, PADA POROS

MOMEN DITERUSKAN DARI POROS KE NAF


ATAU DARI NAF KE POROS
PASAK
• FUNGSI YANG SERUPA DENGAN PASAK DILAKUKAN PULA OLEH
SEPLAIN ( SPLINE) DAN GERIGI (SERRATION) YANG MEMPUNYAI
GIGI LUAR PADA POROS DAN GIGI DALAM DENGAN JUMLAH GIGI
YANG SAMA PADA NAF DAN SALING TERKAIT YANG SATU DENGAN
YANG LAIN

• GIGI PADA SEPLAIN ADALAH BESAR-BESAR, SEDANG PADA GERIGI


ADALAH KECIL-KECIL DENGAN JARAK BAGI YANG KECIL PULA.
KEDUA-DUANYA DAPAT DIGESER SECARA AKSIAL PADA WAKTU
MENERUSKAN DAYA
MACAM-MACAM PASAK
PASAK PADA UMUMNYA DAPAT DIGOLONGKAN ATAS
BEBERAPA MACAM (MENURUT LETAK PADA POROS DAPAT
DIBEDAKAN ANTARA) :

 PASAK PELANA
 PASAK RATA
 PASAK BENAM
 PASAK SINGGUNG YANG UMUMNYA BERPENAMPANG SEGI
EMPAT
PASAK

Woodruff key
Gib head key

26
Feather key Saddle Key
PASAK

• Round keys

Splines

Pasak sunk 27
PASAK
• Menurut arah gaya :
1. Pasak Memanjang : disebut dengan Spie
Menerima gaya sepanjang pasak atau gaya-gaya yang bekerja
terbagi secara merata sepanjang pasak.
Terbagi :

Pasak tirus dorong Pasak tirus kepala

28
Pasak tirus benam Pasak tirus rata
PASAK
• Menurut arah gaya :

Pasak tirus rata berkepala Pasak Pelana

Pasak tirus jarum Pasak tirus tangensial


29
PASAK
• Menurut arah gaya :
1. Pasak tirus melintang : Disebut dengan Pena
Menerima gaya melintang , gaya yang diterimanya : Gaya tarik, geser,
gaya tekan serta gaya tekuk.

 Menurut bentuknya :

Pasak Tirus : Sebagai penghubung tetap antara poros dan naf dan untuk
menentukan dalam arah aksial
Pasak Kaku : Sebagai sambungan pembawa dan penguncian bentuk
Pasak hanya menekan terhadap sisi alur naf kesamping
dan tidak ke dasar alur

30
PASAK
 Pasak Kaku
Pasak ini hanya sebagai sambungan pembawa dan dengan sistem
penguncian bentuk.

Pasak Suai Pasak Luncur

Pasak Pin Pasak tembereng

31
PIN (BOLT)
 Fungsi Penghubung Pin adalah :

 Penyambung bagian-bagian mesin yang diam dan bergerak.


 Pemindahan momen putar dan penghubung antara komponen.\
misalnya : Tuas, Engkol, roda tangan, roda gigi dan poros.
 Melindungi bagian-bagian mesin yang mahal (bagian yang patah pin
terlebih dahulu)
 Pin mendapat beban geser dan beban potong.

 Jenis- jenis PIN


o Pin silinder Sabungan tetap & Sambungan tidak tetap
o Pin tirus Untuk bagian-bagian yang sering di lepas
o Pin alur Di gunakan untuk benda takikan giling di sekeliling
o Pin kembang Tidak perlu di remer lubangnya

32
PIN (BOLT)
 Jenis- jenis PIN
o Pin silinder Pin Tirus
PIN (BOLT)
 Jenis- jenis PIN
o Pin Alur
PIN (BOLT)
 Jenis- jenis PIN
o Pin Kembang ( Selongsong kembang )
PERTEMUAN 2 :
Sambungan Komponen Mesin

1. Sambungan Keling (Rivet)


2. Sambungan Sekrup
3. Sambungan Baut – Mur
4. Sambungan Pengelasan
SAMBUNGAN
KOMPONEN MESIN

PRINSIP KERJA:
Menyambung dua atau lebih komponen mesin baik
secara permanen (las) maupun tidak (baut, keling)

MACAM-MACAM SAMBUNGAN:
 Sambungan Keling
 Sambungan Mur baut
 Sambungan Las
SAMBUNGAN KELING
(RIVET)
Sambungan keling umumnya diterapkan pada jembatan,
bangunan, ketel, tangki, kapal dan pesawat terbang.
Penggunaan metode penyambungan dengan paku keling
ini juga sangat baik digunakan untuk penyambungan pelat-
pelat alumnium.

Pengembangan penggunaan rivet dewasa ini umumnya


digunakan untuk pelat-pelat yang sukar dilas dan dipatri
dengan ukuran yang relatif kecil.
METODE RIVET
Macam Sambungan Rivet

1. Sambungan Tumpang.
Pelat disambung dengan posisi sambungan tumpang-
tindih, rivet dipasangkan sepanjang titik tengah
kampuh sambungan

2. Sambungan Ujung
Ujung-ujung pelat yang akan disambung disatukan,
kemudian di sisi belakang sambungan ditambahkan
pelat pengikat.

39
METODE RIVET
Jenis-jenis Rivet

1. Solid Rivets/Paku Keling


Pada pelat logam yang tipis, paku keling biasanya digunakan
dalam keadaan dingin. Namun pada pelat logam yang lebih tebal,
paku keling dipanaskan untuk meningkatkan
kekuatan sambungan yang dihasilkan.

2. Bifurcated Rivets
Merupakan jenis rivet yang konstruksinya terbagi menjadi
dua bagian, yaitu bagian ujung (kepala dan batang), dan
bagian akhir (pengunci)

3. Blind (Pop) Rivets


Merupakan jenis rivet yang tetap dapat digunakan meskipun
benda kerja hanya dapat dijangkau dari satu sisi saja
40
METODE RIVET
Jenis-jenis Solid Rivets/Paku Keling

1. Snap Rivets
Kepala berbentuk bundar. Digunakan
pada sambungan yang membutuhkan
kekuatan tinggi

2. Pan Rivets
Serupa dengan snap rivets, dapat
digunakan pada sambungan yang
menuntut kekuatan tinggi

41
METODE RIVET
Jenis-jenis Solid Rivets/Paku Keling

3. Mushroom Rivets
Kepala berbentuk jamur,
digunakan pada lembaran pelat
logam tipis.

4. Flat Head Rivets


Kepala berbentuk rata, digunakan untuk
menyambung batang yang rata. Dapat pula
digunakan untuk menyambung bagian sudut
pada lembaran pelat tipis.
METODE RIVET
Jenis-jenis Solid Rivets/Paku Keling

5. Countersunk Head Rivets


Digunakan pada sambungan yang
menuntut permukaan hasil
sambungan rata.
METODE RIVET
Jenis Blind (Pop) Rivets

Merupakan metode penyambungan yang sangat menguntungkan


digunakan pada pekerjaan pembuatan bodi maupun pada
pekerjaan perbaikan bodi mobil. Kebanyakan panel bodi hanya
dapat dijangkau dari satu sisi saja, sehingga tidak memungkinkan
dikerjakan dengan metode kelingan konvensional
MACAM PAKU KELING

45
SAMBUNGAN KELING
METODE RIVET
Alat Pemasang Blind Rivets
Tang rivet manual

Pemasang rivet pneumatik

Pemasang rivet hidrolik


CARA PENGELINGAN
SAMBUNGAN KELING

Cara pemasangan paku keling :


• Tidak terlalu berdekatan dan berjauhan jaraknya

 Jika jarak antar paku terlalu besar dapat terjadi buckling.


Jarak maksimum biasanya adalah 16 x tebal plat.
 Jarak dan pusat paku keling dengan sisi plat tidak boleh
terlalu kecil, sebab dapat terjadi kegagalan.
TIPE SAMBUNGAN KELING
• Jumlah Baris Pengelingan :
– Single riveted joint.
– Double riveted joint.
TIPE SAMBUNGAN KELING
METODE RIVET
Prosedur Pengelingan

1. Sebelum memasangkan paku keling, pelat yang akan disambung


dengan kelingan harus dijepit kuat-kuat dengan cara diklem

2. Pada pengelingan dengan pemanasan, lakukan pada


temperatur tempa. Proses penyambungan harus selesai
sebelum temperatur paku keling menurun kembali

52
DISAIN TEKNIS KELING
• Pitch
Jarak dari pusat satu keling ke pusat keling lainnya
yang sejajar, dinotasikan dengan p.
• Diagonal Pitch
Jarak antara pusat keling pada baris berikutnya dari
sambungan keling zig-zag
• Back Pitch
Jarak tegak lurus diantara garis pusat dari baris
berikutnya, donotasikan dengan ps.
• Margin
Merupakan jarak antara pusat dari lubang keling
dengan tepi dari pelat, notasi m.
PERHITUNGAN KEKUATAN

• Sambungan keling dapat rusak dengan


beberapa cara:
– Pinggiran pelat sobek. (m = 1.5 d)
PERHITUNGAN KEKUATAN
• Sobek melalui suatu baris keling
PERHITUNGAN KEKUATAN
Area sobekan per panjang pitch
At = (p – d).t

• Ketahanan sobek per panjang pitch

Pt = ft. At

p = pitch dari keling


d = diameter keling
t = ketebalan plat
ft = tegangan tarik yg diijinkan dari bahan plat
PERGESERAN PADA KELING

Area geser per keling

 2
As  d
4

 2
Ketahanan geser keling per panjang pitch Ps  d f s n
4
PATAH (CRUSH) PADA KELING.

• Area patah per rivet


Ac = d.t
• Total area patah
Ac = n.d.t

• Ketahanan patah keling per panjang pitch


Pc = n d t fc
• n = jumlah keling per panjang pitch
• fc = tegangan patah yg diijinkan bahan keling
EFISIENSI SAMBUNGAN KELING

• Strength of The Riveted Joint Pt, Ps, Pc

• Strength of Plate, P = p x t x ft

• Efisiensi sambungan;

Least of Pt , Ps , Pc

P.t. f t
EFISIENSI SAMBUNGAN
Lap Joint Effisiensi But joint Effisiensi
(D strap)
Single 45 – 60 Single 55 – 60

Double 63 – 70 Double 70 – 83

Triple 72 - 80 Triple 80 – 90
Quadruple 85 – 94
SAMBUNGAN KELING TANGKI
Desain Longitudinal butt joint ( standard India)

1. Penentuan tebal shell (silinder):

t = (P D) / ( 2 ft l) + 0,1 cm
t = tebal silinder,
P = tekanan dalam silinder
ft = tegangan tarik ijin
l = efisiensi sambungan las longitudinal (lihat tabel)
D = internal diameter silinder
SAMBUNGAN KELING TANGKI
2. Diameter lubang dan paku keling

d = 6 t 0,5 berlaku untuk d > 8 mm


d = diameter lubang paku keling
t = tebal silinder
• Untuk d< 8 mm, perhitungan dari beban geser
• Diameter paku ditentukan dari diameter lubang (lihat tabel)

3. Perhitungan pitch (p)

p max = C t + 4,128 cm,


C konstanta, tergantung jenis sambungan, lihat tabel

4. Perhitungan efisiensi sama dengan perhitungan efisiensi


sambungan keling plat
SAMBUNGAN KELING TANGKI
Perhitungan lap joint circumferensial :
1. Perhitungan tebal silinder sama dengan untuk butt joint
longitudinal

2. Jumlah paku keling (n) :


n = (D/d)2 (P/fs)

3. Perhitungan Pitch , ditentukan dari pers


h = (p-d)/ p

4. Jumlah baris
n/ {p (D +t)/ p}
• Dalam mendisain keling, umumnya
kekuatan keling masih dibawah harga
kekuatan bahan yang akan dikeling
METODE SEKRUP (SCREW)

Jenis-jenis sekrup

1. Self-tapping screws.
Sekrup jenis ini terbuat dari
baja keras, didesain untuk
menyambung bahan logam

2. Screw nails.
Konstruksi sekrup jenis ini
menyerupai paku yang bagian
batangnya dibuatkan ulir spiral
METODE SEKRUP (SCREW)

Jenis-jenis sekrup

3. Steel hammer driven screws.


Proses pemasangan sekrup jenis ini
adalah dengan cara membuat lubang
panduan menggunakan bor atau penitik,
kemudian sekrup dipasangkan dengan
cara dipukul menggu-nakan palu.

4. Set screws (= Machine Screws)


Set screws hampir sama dengan baut,
yakni bagian batangnya berbentuk
silindris dan berulir.
SAMBUNGAN MUR BAUT

Sekrup atau baut adalah suatu batang atau tabung


dengan alur heliks pada permukaannya.
SAMBUNGAN MUR BAUT

Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener)


untuk menahan dua obyek bersama, dan sebagai pesawat
sederhana untuk mengubah torsi (torque) menjadi gaya
linear.

Ulir digolongkan menurut bentuk profil penampangnya


diantaranya: ulir segitiga, persegi, trapesium, gigi gergaji
dan bulat. Baut, mur dan screw digolongkan menurut
bentuk kepalanya yakni segi enam, socket segi enam dan
kepala persegi.
METODE BAUT
Jenis-jenis baut

1. Carriage bolts
Carriage bolts atau juga disebut plow bolts
banyak digunakan pada kayu.

2. Flange Bolts
Flange bolts merupakan jenis baut
yang pada bagian bawah kepala
bautnya terdapat bubungan (flens).
METODE BAUT
Jenis-jenis baut

3. Hex Bolts
Ciri umum dari hex bolts adalah bagian
kepala baut berbentuk segi enam
(hexagonal)

4. Shoulder Bolts
Shoulder bolts merupakan baut yang pada
umumnya digunakan sebagai sumbu putar.
METODE BAUT
Jenis-jenis baut

4. Lag Bolts
Lag bolts merupakan baut dengan ujung
baut berbentuk lancip, menyerupai
konstruksi sekrup.
METODE BAUT
Jenis-jenis Mur

1. Mur segi enam (Hexagonal


nut)

Finished Hex Nuts Two Piece Hex Cap Nuts

2. Mur segi empat (Square


nut)
METODE BAUT
Jenis-jenis Mur

3. Mur dengan mahkota


atau slot pengunci
(Castellated & Slotted
nut)

4. Mur pengunci (Lock


nut)
METODE BAUT

Jenis-jenis Mur

5. Mur dengan mahkota atau


slot pengunci (Castellated
& Slotted nut)

6. Mur pengunci (Lock


nut)
a. Serrated Flange
Lock Nuts
METODE BAUT
Jenis-jenis Mur

b. Way (Bi-Way)
Reversible Lock
Nuts

c. Kep (“K”) Lock


Nuts
METODE BAUT
Jenis-jenis Mur

d. Nylon Insert Stop


Nuts

e. Palnut Regular
Type Lock Nuts
METODE BAUT
Jenis-jenis Mur

f. Palnut Acorn Type


Lock Nuts – Open

g. Palnut Tension
Nuts
METODE BAUT
Jenis-jenis Mur

h. Palnut Wing Type


Lock Nuts
SAMBUNGAN LAS
(WELDING)

• Proses pengelasan adalah proses penyambungan


logam dengan menggunakan energi panas

 Sambungan las mempunyai tingkat kerapatan yang baik


serta mempunyai kekuatan sambungan yang memadai

 Tingkat efisiensi kekuatan sambungan yang relatif lebih


baik

 Operasional pengerjaan sambungan konstruksi las lebih


sederhana dan relatif murah
SAMBUNGAN LAS
(WELDING)

MACAM JENIS PENGELASAN:

1. Las Resistansi Listrik (Tahanan)


adalah suatu cara pengelasan dimana permukaan
pelat yang disambung ditekankan satu sama lain
dan pada saat yang sama arus listrik dialirkan
sehingga permukaan tersebut menjadi panas dan
mencair karena adanya resistensi listrik.
SAMBUNGAN LAS
(WELDING)

2. Las Busur Listrik (Arc welding)

Energi masukan panas las busur listrik bersumber dari


energi listrik. Panas yang ditimbulkan dari hasil proses
pengelasan ini melebihi dari titik lebur bahan dasar
dan elektroda yang di las 2000-3000ºC. Kisaran
temperatur yang dapat dicapai pada proses
pengelasan ini melebur secara bersamaan menjadi
suatu ikatan metalurgi logam lasan.
SAMBUNGAN LAS
(WELDING)

3. Las Oxy-Asetilen

Pengelasan dengan gas oksi-asetilen dilakukan


dengan membakar bahan bakar gas C2 H2 dengan
O2, sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu
yang dapat mencair logam induk dan logam pengisi.
SAMBUNGAN LAS
(WELDING)

4. Las TIG (Tungsten Inert Gas)/


GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)
Pengelasan pengembangan dari pengelasan secara manual
yang khususnya untuk pengelasan non ferro (alumunium,
magnesium kuningan)

Tidak menggunakan proses elektroda sekali habis


(non consumable electrode).

Gas pelindung adalah untuk menghidari terjadinya oksidasi


udara luar terhadap cairan logam yang dilas.
SAMBUNGAN LAS
(WELDING)

5. Las MIG (Metal Inert Gas Arc Welding)/


Gas Metal Arc Welding (GMAW)

Gas Metal Arc Welding (GMAW) adalah proses


pengelasan yang energinya diperoleh dari busur listrik.
Busur las terjadi di antara permukaan benda kerja
dengan ujung kawat elektroda yang keluar dari nozzle
Bersamasama dengan gas pelindung.
PERTEMUAN KE 3
 PENGERTIAN BANTALAN SECARA UMUM

 KLASIFIKASI BANTALAN

 PERBEDAAN BANTALAN GELINDING & BANTALAN LUNCUR

 MACAM - MACAM BANTALAN LUNCUR

 MACAM - MACAM BANTALAN GELINDING

 POKOK BAHASAN BANTALAN LUNCUR

 POKOK BAHASAN BANTALAN GELINDING

85
BANTALAN
Secara Umum

Bantalan adalah : Elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau
gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan awet.

Fungsi bantalan adalah : Memegang dan mengarahkan bagian-bagian konstruksi yang berputar
seperti : Poros, gandar dan pivot.

Klasifikasi Bantalan

1. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros, dibagi :


• Bantalan Luncur
• Bantalan Gelinding

2. Atas dasar arah beban terhadap poros


• Bantalan Radial
• Bantalan Aksial
• Bantalan Khusus
BANTALAN
Pengertian dari

Bantalan Luncur adalah : Terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan , karena
permukaan poros di tumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantara lapisan pelumas.

Bantalan Gelinding adalah : Terjadi gesekan gelinding antara bagian-bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding ( bola, peluru)
BANTALAN
PERBANDINGAN ANTARA :

Bantalan Luncur Bantalan Gelinding

 Dapat menumpu poros berputaran tinggi &  Cocok untuk beban kecil
beban besar  Konstruksinya sulit dan butuhkan
 Konstruksinya sederhana ( dapat di buat ketelitian yang tinggi
dan dipasang)  Timbul suara serta kepekaannya
 Dapat meredam tumbukan dan getaran, terhadap pukulan dan benturan.
sehingga tak bersuara.  Pelumasan sangat sederhana (cukup
 Pelumasan sangat lumit dan mahal dengan gemuk/grease)
 Gesekan kerja besar sehingga  Gesekan kerja yang kecil sehingga
menimbulkan panas yang besar. menimbulkan panas yang kecil
BANTALAN
Macam-Macam bantalan Luncur

Macam-Macam bantalan Gelinding


BANTALAN LUNCUR
1. Mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar
2. Konstruksinya sederhana ( dapat di buat dapat dipasang dengan mudah)
3. Memerlukan momen awal yang besar (karena gesekannya yang besar pada waktu mulai)
4. Pelumasan harus baik dan cocok
5. Dapat meredam tumbukan dan getaran (karena adanya lapisan pelumas)

Bantalan luncur dapat di klasifikasikan :

 Bantalan Radial : Berbentuk selinder, belahan selinder dan elips


 Bantalan Aksial : Berbentuk engsel, kerah, Michel
 Bantalan Khusus: Bantalan dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus
sumbu poros, misalnya : bantalan berbentuk bola.

Aksial

Radial
BANTALAN LUNCUR
Menurut Pemakaian :

 Penggunaan Umum : Bantalan engkol, bantalan utama mesin perkakas, bantalan roda
kereta api.
 Teknik Otomobil : Bushing, bantalan logam sinter, bahan plastik.
BANTALAN LUNCUR
BANTALAN LUNCUR
Bahan untuk bantalan luncur harus memenuhi persyaratan sbb :

1. Kekuatan yang cukup ( Tahan beban & Kelelahan)


2. Dapat menyesuaikan diri terhadap lenturan poros yang tidak terlalu besar atau terhadap
perubahan bentuk yang kecil.
3. Mempunyai sifat anti las (tidak dapat menempel) terhadap poros jika terjadi kontak dan
gesekan antara logam dengan logam.
4. Ketahan korosi yang tinggi
5. Ketahan aus yang tinggi
6. Dapat membenamkan kotoran atau debu yang kecil yang terkurung di dalam bantalan
7. Tidak terpengaruh terhadap temperatur.
8. Mempunyai kemampuan melumasi dengan baik (Adhesi)
9. Menpunyai kemampuan menyalurkan panas yang baik
10. Mempunyai daya gelinding yang baik.

Bahan-bahan Bantalan Luncur : Besi cor kelabu, perunggu , tembaga, perunggu timah hitam
Babit , Logam putih kandungan Sn & Pb
Bantalan Logam sinter
Bantalan bahan plastik
Bantalan bahan kayu & Bantalan bahan keramik
BANTALAN LUNCUR
Menurut Konstruksinya Bantalan Luncur di bagi :

1. Bantalan Luncur Radial : Mendukung gaya radial saat berputar, Dapat berbentuk tunggal,
terbelah dua dan dapat juga berbentuk ganda.
BANTALAN LUNCUR
2. Bantalan Luncur Aksial :Bantalan ini menghantarkan poros engkol menerima gaya
aksial yaitu terutama pada saat terjadi melepas /
menghubungkan plat kopling saat mobil berjalan.
Konstruksi bantalan ini juga terbelah / terbagi menjadi dua
dan dipasang pada poros jurnal bagian paling tengah.
BANTALAN LUNCUR
Hal-hal penting dalam merencanakan bantalan :

a. Kekuatan Bahan W = G l² dimana W = Beban Bantalan ( Kg )


G = Beban persatuan panjang (Kg/mm)
l = Panjang bantalan ( mm )

Momen Lentur Maksimum


M = G l² / 2 = Wl/2
b. Pemilihan l / d
Perbandingan antara panjang dan diameter adalah sangat penting, sehingga dalam
perencanaan perlu di perhatikan hal-hal berikut :

 Semakin kecil l/d semakin rendah kemampuan nya untuk menahan beban
 Semakin besar l/d semakin besar pula panas yang timbul karena gesekan.
 Dengan memperbesar l/d , kebocoran pelumas pada ujung bantalan dapat diperkecil
 Harga l/d yang terlalu besar akan menyebabkan tekanan tidak merata
 Jika pelumas kurang dapat diratakan dengan baik keseluruh permukaan bantalan , harga
l/d harus di kurangi.
 Semakin besar l/d, temperatur bantalan juga akan semakin tinggi dan menyebabkan lapisan
bantalan menjadi lelah.
 Harga l/d tergantung pada kekerasan banhan bantalan.
BANTALAN LUNCUR
Untuk harga l/d = 0.5 – 2,0 mm
Jika harga l/d melebihi 2,0 mm makan tekanan permukaan terjadi secara lokal ( tidak merata)
sehingga lubang bantalan perlu di buat tirus.

c. Tekanan Bantalan
Beban radial dibagi luas proyeksi bantalan, yang besar nya sama dengan beban rata-rata yang
diterima oleh permukaan bantalan.

P = W/ l.d dimana P = Tekanan bantalan ( kg/mm² )


W = Beban ( kg )
l = Panjang bantalan (mm)
d. Harga ργ
Celah antara permukaanporos dan
bantalan terdapat selaput minyak
tipis. Selaput minyak ini bergerak
karena tertarik oleh permukaan yang
bergerak karena kekentalannya.
BANTALAN LUNCUR
e. Pemilihan bahan pelumas
Dalam memilih bahan pelumas perlu mempertimbangkan sifat-sifat yang terpenting, seperti :
- Viskositas
- Fluiditas
- Sifat berminyak
- Stabilitas terhadap oksidasi.

Hal-hal Penting :

 Putaran kerja yang tinggi menghendaki minyak pelumas dengan viskositas rendah, terjadi
memerlukan jumlah aliran minyak lebih besar.
 Beban besar menghendaki viskositas yang besar, pada putaran rendah, oksidasi terhadap
minyak pelumas tidak seberapa kritis.
 Untuk kecepatan sangat rendah, harus dipakai minyak yang dapat melekat dengan baik
pada permukaan gesek untuk memperkecil gesekan.
 Pada temperatur lingkungan yang tinggi, dipakai minyak dengan viskositas tinggi.
 Pada temperatur lingkungan rendah dipakai minyak titik cair dan viskositas rendah
 Faktor yang lebih menentukan dalam memilih minyak pelumas mesin untuk temperatur
rendah bukan titik cairnya melainkan viskositasnya.
BANTALAN GELINDING
Bantalan Gelinding : Terjadi gesekan gelinding antara bagian-bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding (Bola, Peluru)

sangkar

Konstruksi Bantalan Gelinding Elemen Gelinding

Cincin Dalan

Cincin Dalam
BANTALAN GELINDING
Bentuk Sangkar

Fungsi Sangkar :

 Menghindarkan saling sentuh antara elemen gelinding


 Menjaga agar elemen gelinding mempunyai jarak yang sama
 Menghindarkan terlepasnya elemen gelinding bila bantalan di bongkar
BANTALAN GELINDING
Bentuk-Bentuk Elemen Gelinding

Menurut Arah Beban


Bantalan Melintang
Bantalan Radial

Bantalan Memanjang

Bantalan Aksial
BANTALAN GELINDING
Macam-Macam Bantalan
BANTALAN GELINDING
BANTALAN GELINDING
PENENTUAN BANTALAN GELINDING

Karena banyaknya macam bantalan yang tersedia , tidak selalu mudah untuk menentukan
bantalan yang cocok.

Pertimbangan pada pemilihan bentuk kontruksi bantalan gelinding :

 Beban macam apa yang timbul ? Aksial , radial , kejut


 Mobilitas macam apa yang diperlukan ?
Menyelaraskan ketidak sebarisan, mobilitas aksial, mobilitas sudut.
 Sifat-sifat pengarahan apa yang harus dimiliki bantalan?
Kecocokan untuk bantalan tetap
 Berapa putaran yang terjadi ?
 Apakah bantalan harus dapat di lepas ?
 Bagaimana bantalan di kencangkan ?
BANTALAN GELINDING
Macam-macam Bantalan Gelinding ( Bearing)

1. Single row groove ball bearings


Bearing ini mempunyai alur dalam pada kedua cincinnya.
Karena memiliki alur, maka jenis ini mempunyai kapasitas
dapat menahan beban secara ideal pada arah radial dan aksial.
Maksud dari beban radial adalah beban yang tegak lurus
terhadap sumbu poros, sedangkan beban aksial adalah beban
yang searah sumbu poros.

2. Double row self aligning ball bearings


Jenis ini mempunyai dua baris bola, masing-masing baris
mempunyai alur sendiri-sendiri pada cincin bagian dalamnya.
Pada umumnya terdapat alur bola pada cincin luarnya.
Cincin bagian dalamnya mampu bergerak sendiri untuk
menyesuaikan posisinya. Inilah kelebihan dari jenis ini,
yaitu dapat mengatasi masalah poros yang kurang sebaris.
BANTALAN GELINDING
Macam-macam Bantalan Gelinding ( Bearing)

3. Single row angular contact ball bearings


Berdasarkan konstruksinya, jenis ini ideal untuk
beban radial. Bearing ini biasanya dipasangkan
dengan bearing lain, baik itu dipasang secara pararel
maupun bertolak belakang, sehingga mampu juga untuk
menahan beban aksial.

4. Double row angular contact ball bearings


Disamping dapat menahan beban radial, jenis ini juga
dapat menahan beban aksial dalam dua arah. Karena
konstruksinya, jenis ini dapat menahan beban torsi.
Jenis ini juga digunakan untuk mengganti dua buah bearing
jika ruangan yang tersedia tidak mencukupi.
BANTALAN GELINDING
Macam-macam Bantalan Gelinding ( Bearing)

5. Double row barrel roller bearings


Bearing ini mempunyai dua baris elemen roller yang
pada umumnya mempunyai alur berbentuk bola pada
cincin luarnya. Jenis ini memiliki kapasitas beban radial
yang besar sehingga ideal untuk menahan beban kejut.

6. Single row cylindrical bearings


Jenis ini mempunyai dua alur pada satu cincin yang biasanya
terpisah. Efek dari pemisahan ini, cincin dapat bergerak aksial
dengan mengikuti cincin yang lain. Hal ini merupakan suatu
keuntungan, karena apabila bearing harus mengalami perubahan
bentuk karena temperatur, maka cincinya akan dengan mudah
menyesuaikan posisinya. Jenis ini mempunyai kapasitas beban
radial yang besar pula dan juga cocok untuk kecepatan tinggi.
BANTALAN GELINDING
Macam-macam Bantalan Gelinding ( Bearing)

7.Tapered roller bearings


Dilihat dari konstruksinya, jenis ini ideal untuk beban
aksial maupun radial. Jenis ini dapat dipisah, dimana
cincin dalamnya dipasang bersama dengan rollernya
dan cincin luarnya terpisah.

8. Single direction thrust ball bearings


Bearing jenis ini hanya cocok untuk menahan beban aksial
dalam satu arah saja. Elemenya dapat dipisahkan sehingga
mudah melakukan pemasangan. Beban aksial minimum yang
dapat ditahan tergantung dari kecepatannya. Jenis ini sangat
sensitif terhadap ketidaksebarisan (misalignment) poros terhadap
rumahnya.
BANTALAN GELINDING
Macam-macam Bantalan Gelinding ( Bearing)

9. Double direction thrust ball bearings


Bearing jenis ini hanya cocok untuk menahan beban
aksial dalam satu arah saja. Elemenya dapat dipisahkan
sehingga mudah melakukan pemasangan. Beban aksial
minimum yang dapat ditahan tergantung dari kecepatannya.
Jenis ini sangat sensitif terhadap ketidaksebarisan
(misalignment) poros terhadap rumahnya.

10. Ball and socket bearings


Bearing jenis ini mempunyai alur dalam berbentuk bola,
yang bisa membuat elemennya berdiri sendiri. Kapasitasnya
sangat besar terhadap beban aksial. Selain itu juga dapat
menahan beban radial secara simultan dan cocok untuk
kecepatan yang tinggi.
BANTALAN GELINDING
Produk / Brand Bearing yang ada di pasaran :

 SKF Bearing
 FAG Bearing
 INA Bearing
 NSK Bearing
 NTN Bearing
 IKO Bearing
 KOYO Bearing
 TIMKEN Bearing
 NACHI Bearing
 THK Bearing
 NMB Bearing
 ASAHI Bearing
BANTALAN GELINDING
Standarisasi Bearing

1 2 3 4

Simbol Stndar Tanda Seri Bantalan Tanda Besarnya Tanda Akhir


Lubang

SIMBIL DASAR
BANTALAN GELINDING
Standarisasi Bearing

1. Tanda Awal

Untuk komponen suatu standar pada bantalan.

K = Sangkar dan elemen gelinding dirakit secara lengkap


L = Cincin putar pada selinder yang bebas
R = Cincin pada bantalan rol tirus dengan rol pengencang. Cincin putar tidak bebas
E = Cincin Poros ( Lubang cincin kecil) pada bantalan rol tirus
W = Rumah cincin ( lubang cincin besar) pada bantalan rol tirus.
BANTALAN GELINDING
Standarisasi Bearing

2. TANDA SERI BANTALAN

 Bantalan bola dengan sudut kontak (satu baris)


72 B , 73 B
Bantalan Spindel : B 719, B70, B 72

 Bantalan bola dengan sudut kontak ( dua baris ) : 32 , 32B, 33, 33B
 Bantalan Bola mapan sendiri : 12, 13, 22, 23
dengan cincin dalam : 112, 113

 Bantalan Rol selinder


Satu baris : N2, N3, N4, NJ2, NJ22, NJ3, NJ 23, NJ 4, NJ 10, NU 2, N U 22, NU 23, NU 4, NUP 2
Dua baris : NNU 49, NNU 49 SK, NN 30 ASK

 Bantalan Rol Jarum


Satu baris : NKJ A, NKJS A, NAK, NA O, NA 48, NA 49, NA 69 A
Dua baris : NA O, NA 69 AL d≥ 32 mm
BANTALAN GELINDING
Standarisasi Bearing

 Bantalan Rol Tirus


320, 330, 331, 302, 323, 332, 303, 313, 323A, 323 B

 Bantalan Rol Tong : 202, 203, 204

 Bantalan rol mapan sendiri ( dua baris )


239, 230, 240, 231, 241, 222, 213, 223, 233

 Bantalan bola Aksial


Satu baris : 511, 512, 513, 514, 532,533, 534
Dua baris : 522, 523, 524, 542, 543, 544

 Bantalan bola aksial dengan sudut kontak


Dua kontak : 2344, 2347
Satu kontak : 7511

 Bantalan rol selinder aksial : 811, 813


 Bantalan Rol aksial mapan sendiri : 292, 293, 294
 Bantalan bola beralur dalam satu baris : 60, 62, 63, 64
BANTALAN GELINDING
Standarisasi Bearing

3. TANDA BESARNYA LUBANG BANTALAN

1 s/ 9 d = sesuai angka

00 d = 10 mm

01 d = 12 mm

02 d = 15 mm

03 d = 17 mm

04 s/d 96 d = harus dikalikan 5

500 d = 500 mm

530 d = 530 mm
BANTALAN GELINDING
4. TANDA AKHIR

Bentuk Khusus :

K = Lubang tirus 1:12


K30 = Lubang tirus 1 : 30
E = Bantalan Type - E
A = Modifikasi bentuk bagian dalam
B = Modifikasi bentuk bagian dalam
DA = Cincin dalam belah dengan modifikasi bentuk dalam
ZR = 1 piringan tutup
2 ZR = 2 piringan tutup
RSR = 1 piringan rapat
2RSR = 2 piringan rapat
N = Alur cincin
BANTALAN GELINDING
Bentuk Sangkar

F = Sangkar baja (pelat) ( diproses dengan mesin)


L = Sangkar logam ringan ( diproses dengan mesin)
M = Sangkar kuningan (diproses dengan mesin)
T = Sangkar phenol dilapis textile(Textile laminated phenolic)
TN = Sangkar sintetik (polyamide)
J = Sangkar baja di proses dengan di cetak / casting/press
Y = Sangkar kuningan diproses dengan dicetak
P = Sangkar jendela
H = Sangkar kancing
A = Cincin luar dapat dilepas
B = Cincin dalam dapat dilepas.

Untuk ketelitian dan ruang bebas ( celah )


Tidak ada tanda = ketelitian dan celah ( ruang bebas) normal

PG = Penyimpangan mendekati Normal


P5 = Penyimpangan mendekati P6
P4 = Penyimpangan mendekati P5
P2 = Penyimpangan mendekati P4
SP = Presisi Khusus
BANTALAN GELINDING
UP = Lebih presisi
C1 = Ruang bebas (celah) kecil mendekati C2
C2 = Ruang bebas (celah) mendekati normal
C3 = Ruang bebas (celah) besar mendekati Normal
C4 = Ruang bebas (celah) besar mendekati C3
C5 = Ruang bebas (celah) besar mendekati C4

Tanda akhir untuk ketelitihan dan ruang bebas (celah) dapat di kombinasikan misalnya
P52 = Toleransi pada PS dan celah C2

Tanda akhir khusus:

S0 – s4 = Perlakuan panas khusus


ZB = Bantalan Rol selinder dengan Rol mahkota
BANTALAN GELINDING
Bagaimana persiapan untuk pemasangan dan pembongkaran bantalan gelinding

MOUNTING & DISMOUNTING (PASANG & BONGKAR )

1. Buatlah rencana kerja


2. Pilihlah bantalan yang benar
3. Penanganan pada bantalan gelinding sebelum dipasang
4. Bersihkan daerah sekitar sebelum dipasang
5. Periksalah terlebih dahulu ukuran dan bentuk dengan cermat sebelum
dirakit.
6. Tentukan ukuran-ukuran suaian yang digunakan
7. Periksalah pada bagian-bagian bantalan ( misalnya : cincin luar, Cincin dalam,
dan ketirusan untuk bantalan tirus)
BANTALAN GELINDING
Cara pemasangan bantalan Gelinding ( Mounting – Bearing )

1. Cara Mekanik : Bantalan lubang selinder


Bantalan lubang tirus

2. Cara Panas : Pelat pemanas


Bak pemanas
Udara panas dalam kabin
Alat pemanas induksi
Lilitan Induksi
Pendinginan

3. Cara Hydraulic

4. Ketentuan celah (Clearance ) pada pemasangan

 Sudut kontak bantalan bola dan bantalan rol tirus


 Bantalan dorong (aksial)
 Bantalan pengarah
BANTALAN GELINDING
Cara pembongkaran bantalan Gelinding ( Dismounting – Bearing )

1. Cara Mekanik : Extractor

Bantalan lubang selinder


Bantalan lubang tirus
• Pembongkaran pada bantalan yang menggunakan selongsong suai
• Pembongkaran pada bantalan dengan selongsong tarik

2. Cara Panas : Ring pemanas


Lilitan pemanas
Ring pembakar

3. Cara Hydraulic : Pada bantalan lubang tirus dan selinder


Pemindahan Gaya / Transmisi Gaya
Pemindahan Gaya dalam suatu mesin dapat dilakukan oleh :

 Penggerak Rantai
 Penggerak Sabuk
 Penggerak Rodagigi
What Is Roller Chain ?
Roller Chain adalah rantai yang dapat digunakan
langsung dan dengan cara yang efisien untuk
mentransmisikan daya antara poros poros yang
paralel
How It Works ?
• Rol akan memutar bushing yang terpasang ketat pada
bagian dalam pelat penghubung

• Pin akan mencegah plat penghubung bagian luar


berputar dengan pemasangan yang sangat ketat

• Rantai akan mengait pada gigi sproket dan meneruskan


daya tanpa slip dan menjamin perbandingan putaran
yang tetap.
Penggerak Rantai/Transmisi Rantai
 Pemidahan gaya dengan penguncian bentuk
 Menjamin perbandingan putaran yang tetap
 Bukan untuk poros yang bersilangan

KAPAN KITA GUNAKAN TRANSMISIRANTAI ????


 Dimana Jarak poros lebih besar dari pada roda gigi
 Digunakan pada daerah / lokasi yang terpengaruh bahan kimia dan
panas yang tinggi.
Penggerak Rantai/Transmisi Rantai
Keuntungan :
 Mampu meneruskan daya yang besar karena
kekuatannya yang besar
 Tidak memerlukan tegangan awal
 Keausan kecil pada bantalan
 Pemasangannya mudah dan harganya murah
 Variasi ukuran banyak sehingga dapat dipakai untuk daya
besar maupun kecil
 Tidak menimbulkan bahaya kebakaran
 Tidak terpengaruh temperatur tinggi karena adanya oli
dan grease
 Dipakai bila diperlukan transmisi positif dan kecepatan
sampai 60 m/min
Penggerak Rantai/Transmisi Rantai
Kerugianya :
• Variasi kecepatan yang tidak dapat dihindari karena
lintasan busur pada sproket yang mengait mata rantai
• Suara dan getaran karena tumbukan antara rantai dan
dasar kaki gigi sproket
• Perpanjangan rantai karena keausan pena dan bushing
yang diakibatkan oleh gesekan dengan sproket
Design Aspect
• Bahan pena, bushing dan rol dipergunakan baja karbon
atau baja khrom dengan pengerasan permukaan
• Pelumasan adalah hal yang sangat penting untuk desain
roller chain.
• Untuk horsepower tinggi dapat digunakan lebih dari satu
lapis rantai (Multistrand)
• Umumnya rantai memiliki penutup dari logam untuk
melindungi dari debu dan untuk memungkinkan
pelumasan
Penggerak Rantai/Transmisi Rantai
Pena , Bus , Rol Terbuat dari Baja Karbon & Baja
Chrom yang diperkeras kulit.
V = 600 m / min
Sproket terbuat dari baja carbon
Besi cor (Baja cor) ukuran besar.
Jumlah gigi sebaiknya merupakan bilangan ganjil dan lebih
dari 15.
Jumlah gigi minimum 12 dan jumlah gigi maksimum 114
Rasio putarannya 10/1
Sudut kontak antara rantai dan sproket kecil sudutnya harus
lebih dari 120º.
Lubrication Of Roller Chain
Type pelumasan roller chain
 Manual Lubrication : dioleskan secara periodik dengan
kuas atau penyemprot sekurangnya sekali tiap 8 jam
 Drip Lubrication : Tetesan oli diteteskan secara kontinu
ke sela-sela pelat penghubung
 Bath Lubrication : Tapi bawah dari lintasan rantai
melewati suatu bak oli dalam rumah penggerak. Tingkat
oli harus mencapai pitch line dari rantai pada titik
terendah
 Oil Stream Lubrication : Pelumasan diberikan dengan
mensirkulasikan rantai dalam aliran oli yang kontinu
Calculation
• Pitch diameter
p
D 
180 o
sin( )
n
D
R 
2
– D= pitch diameter (inch)
– R= jari-jari pitch (inch)
– p= pitch rantai (inch)
– n= jumlah gigi sproket
Calculation

• Panjang rantai

z1 z2 [( z 2  z1 ) / 6,28]2
Lp   2C p 
2 Cp

 Lp= Panjang Rantai (Jumlah mata rantai)


 Z1=Jumlah gigi sproket kecil
 Z2=Jumlah gigi sproket besar
 C = jarak sumbu poros dinyatakan dalam jumlah mata rantai
Calculation

• Kecepatan Rantai (v)

p  z1  n1
v 
1000  60
– P =Jarak pitch rantai (mm)
– Z1= jumlah gigi sproket kecil
– N1= putaran sproket kecil
Penggerak Rantai/Transmisi Rantai
Rantai rol dapat digunakan dari satu lapis hingga enam lapis
rantai. Rantai ini dapat memindahkan momen putar yang
besar.
Kecepatan poros sampai 20 m/det.
Penggunaan :
Penggerak Roda sepeda
Penguncian Rantai
Penggerak Rantai/Transmisi Rantai
Penggunaan :
Pada rantai rantai dengan jumlah mata rantai genap
Penggerak Rantai/Transmisi Rantai
Penggunaan :
Pada rantai-rantai dengan jumlah mata rantai ganjil
Rantai busing / Rantai selongsong
1. Pelat sambung luar
2. Pelat sambung dalam
3. Pin
4. Selongsong
 Jalanya hampir tidak bersuara
 Keausan lebih tinggi dari pada rantai rol, karna hanya menimbulkan
gesekan luncur dan tidak menimbulkan gesekan rol (Gelinding).
Memungkinkan adanya kecepatan rantai yang lebih tinggi melalui
gaya sentrifugar (tanpa rol) yang sedikit.
Penggerak Rantai/Transmisi Rantai
Rantai pelat sambung / Rantai Engsel ( Rantai Gall’s)
Rantai engsel digabungkan secara lentur oleh pin. Pada ujung pin
bisa bisa dikeling atau dipasang pin belah (split pin).
Pelaksanaannya bisa dilakukan dengan pelat sambung ganda atau
pelat sambung tiga lapis. Rantai ini digunakan untuk
kecepatan 0,5 m/det. Karena tingginya tekanan permukaan pada pivot
maka pin timbul keausan yang besar. Pelumasan yang baik sangat
diperlukan .
Rantai Gigi :
1. Pelat sambung bergigi
2. Pelat sambung pengarah
3. Pin
Penggerak Rantai/Transmisi Rantai
Untuk menghindari keluarnya rantai, maka
Rantai gigi dilengkapi dengan pengarah
Dalam atau pengarah luar
(pengarah dalam)
Rantai gigi sangat elastis dab mempunyai
Gelombang suara yang kecil.
Cocok untuk gaya tarik besar, kecepatan rantai sampai 30 m/det. Efisiensi
bisa mencapai 3 % .
Pemindahan gaya dengan penguncian bentuk terjadi dalam waktu yang
bersamaan melalui beberapa gigi roda rantai.
Gaya Tarik rantai dari gigi menjadi lebih kecil.
Penggerak Rantai/Transmisi Rantai
Jumlah Gigi
Tidak kurang dari 10 gigi, karena keseringan langkah rantai maka
keausan naik.
Tidak lebih dari 120 gigi, karena sudut sentuh roda kecil terlalu kecil.
Perbandingan transmisi sampai 6:1 dengan puncak gigi yang pendek
Pemasukan dan pengeluaran rantai lebih terlindungi dari keausan .
Begitu juga rantai berjalan lebih tenang dan tidak bergetar.

Roda rantai untuk rantai rol dan


Rantai selongsong.
Penggerak Rantai/Transmisi Rantai
Roda rantai untuk rantai hubung pelat ganda (Plate link
chain atau Galls)

Roda rantai untuk rantai gigi dengan pengarah dalam


Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
Penggerak sabuk : ♦ Menindahkan momen putar antara 2 poros
secara sederhana.
♦ Merupakan penggerak fleksibel , dimana
roda-roda tidak saling bersentuhan dan
besarnya jarak antar poros dapat
disesuaikan.
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
Keuntungan :
1. Konstruksinya sederha dan mudah
2. Bisa menggerakkan lebih banyak poros di dalam waktu yang
bersamaan ke arah putar yang sinkron ataupun yang
berlawanan.
3. Meredam getaran
4. Tidak menimbulkan suara
5. Efisiensi yang lebih tinggi ( 98 % sampai 99 % )
6. Kecepatan sabuk bisa sampai 100 m/detik.
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
Kerugian :
1. Perubahan (rasio) transmisi kurang presisi
2. Pengencangan sabuk
Pemindahan gaya maksimal bisa mencapai 30 kW/cm lebar
sabuk ( Penggerak sabuk rata)
Kemungkinan Untuk Pengencangan Sabuk :
1.Melalui Perubahan jarak Sumbu
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
2. Melalui Penggunaan Rol Pengencang

Slip Sabuk :
Kecepatan keliling roda penggerak selalu lebih tinggi dari roda
yang digerakan. Slipnya meliputi 2 %. Slip ini tergantung kepada
beban, bahan, kecepatan keliling dan bidang gesek.
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
Bentuk Sabuk :
1. Sabuk Rata : Sabuk rata terdiri dari lapisan putar ( lapisan
gesek) dan dibuat lapisan penarik. Lapisan penarik dapat
dibuat dengan lapisan putar satu sisi atau dua sisi.
Jenis- Jenis Sabuk rata
a) Sabuk Kulit
Sabuk ini dibuat dari kulit sapi. Sabuk kulit ini hanya bisa
dirawat dengan memakai lilin sabuk, minyak ikan atau lemak
sapi.
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
b) Sabuk Tekstil
Sabuk ini dibuat dari bahan-bahan organik ( kapas, serat
alam) atau dari bahan-bahan sintetis (serat buatan, nilon).
Sabuk ini disatukan oleh perekat.
Keuntungan : Jalannya lebih tenang dibandingkan sabuk kulit
Kerugian : Kepekaan tepi ( bahaya sobek)
C ) Sabuk berbahan ganda
Dengan demikian kecepatan
keliling dapat dicapai
hingga 120 m / detik.
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
d ) Pita Baja :
Piringan dilapisi dengan lapisan gesek yang terbuat dari
gabus dengan ketebalan 0,2 mm
Penggunaan :
Untuk diamater piringan diatas 1000 mm dan daya diatas 40 kW
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
Jenis – Jenis sabungan sabuk rata
1. Sambungan cakar atau sambungan kait
Pada sambungan kait
kawat, dipergunakan
sebuah pin kulit
mentah. Sambungan
ini hanya cocok untuk kecepatan sabuk hingga 10 m/det.
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
Jenis – Jenis sabungan sabuk rata
2. Menjahit & Merekat : Kemiringan sabuk dibuat sedemikian
rupa. Sehingga pada setiap cm² penampang sabuk perlu tempat
perekat 15 cm² sampai 25 cm². Dan jika sabuk digunakan di
ruangan yang lembab maka sabuk dapat dijahit. Arah
berputarnya tidak boleh berlawanan dengan arah sambungan
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
Penggerak Sabuk Rata
b. Penggerak sabuk bersilang
Digunakan untuk poros-poros

yang letaknya paralel. Arah putar


kedua poros berbeda dan
memberikan sudut sentuh yang
lebih besar. Akan tetapi
pembebanan sabuk sangat tidak mengguntungkan melalui puntiran
sabuk yang sedang berlangsung. Maka timbul keausan yang lebih
cepat pada tepi-tepi sabuk dan penggerak ini harus digunakan hanya
untuk kecepatan sabuk yang rendah.
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
Penggerak Sabuk Rata
c. Penggerak sabuk setengah berpilin/ setengah
bersilang.
Sabuk ini digunakan untuk
poros-poros yang berpotongan
90°. Susunan yang benar pada
puli sangatlah penting.
Titik yang berputar harus berada
di dalam bidang puli yang berputar. Sehingga sabuk tetap diatas
piringan.
Arah putaran tidak dapat di putar balikkan
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
d. Penggerak sabuk dengan rol pengencang
Disini akan ditekan dengan

beban berat atau beban pegas

Pada bagian luar sisi sabuk

yang kendor setelah puli yang

kecil dan dengan demikian

memperbaiki sudut sentuh rol pengencang harus disusun sedemikian

rupa. Sehingga tidak terbebani saat penggerak berhenti.


Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
Penggunaan Puli terdapat pada :
1. Jarak-jarak sumbu yang sangat panjang / sangat
pendek.
2. Kelebihan beban yang sangat besar
3. Jarak-jarak yang vertikal
4. Rasio transmisi sampai 15 : 1

Sabuk dipengaruhi pula oleh proses pengausan yang kuat.


Karena sabuk juga dibebani pada lapisan luarnya
( Pembengkokkan pada kedua arah)
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
2. Sabuk V
Sabuk V dibuat dari sabuk karet dengan penampang
berbentuk trapesium dan tanpa sambungan. Gaya
penarik yang sedang bekerja dihubungkan oleh
benang penarik (tali kord.) Karet bidang tekan
berguna untuk pembagian tekanan di dalam sabuk.
Sudut biasnya dipakai 32° , 34° atau 36°
(baku/standar)
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
3. Sabuk Bulat
Terdiri dari kulit dan mempunyai penampang
berbentuk lingkaran. Sabuk ini hanya memindahkan
daya yang kecil.
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
4. Sabuk Bergigi

Bahan
a. Badan sabuk dengan pengigian
Pada media-media campuran bahan sintetis yang
resisten, berkualitas tinggi, tahan guntingan
(Polyurethan)
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
b. Penguat
Tambang serat baja atau tambang serat gelas yang
terisolasi.Sabuk dapat dibuat selain dengan
pengerjaan penggigian tunggal juga penggigian
ganda (sambungan atau tanpa sambungan ) Sabuk
sambungan dapat disambungkan menjadi sabuk
tanpa sambungan melalui pengelsan.
Pada penggerak sabuk bergigi, sifat-sifat penggerak rantai
dengan penguncian bentuk san sifat-sifat penggerak sabuk
dengan penguncian gaya digabungkan. Tidak memerlukan
pelumasan dan juga pengencangan sabuk tidak diperlukan
Sabuk harus dilindungi terhadap perputaran dari samping
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
Pemakaian Khusus :
1. Penggerak untuk peralatan pengatur dan alat
pengontrol di dalam pabrik canai dan pembangkit
tenaga.
2. Penggerak untuk mesin-mesin rumah tangga,
pompa injeksi, poros-poros nok, mesin-mesin cetak,
mesin putar, mesin freis dan mesin bor
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
PULI
1. Puli Rata
Bahannya tergantung dari tujuan penggunaanya, Ada beberapa puli
dari pelat baja yang dilas atau dipres, besi cor, paduan logam ringan,
bahan sintetik, jarang yang dari bahan kayu.

Bentuk permukaan putar dapat dibuat secara selindris atau cembung. Piringan cembung
dipilih karena merupakan pengarah sabuk yang baik.
Permukaan pelek sedapat mungkin harus licin, agar keausan sabuk sedikit terhambat.
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
Dibedakan menjadi :
Puli Utuh ( tidak terbagi-bagi )
Nat puli dibuat berdasarkan pembebanan
Dengan suaian luncur atau suaian kempa
(Pres) Pasak tirus atau pasak suai
Menghindarkan perputaran puli pada poros

Puli Rata Terbagi :


Puli ini hanya dijepit pada poros
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
PULI V
Puli V bisa beralur satu atau
Mempunyai banyak alur.
Sudut alur biasanya 32°, 34°
Atau 36°. Pada diamter
Piringan yang besar. Sudut
Alur dapat lebih besar.
Sabuk V tidak boleh diletakkan di dasar atau ditonjolkan melebihi
permukaan sisi puli, karena sabuk biasanya dipengaruhi oleh keausan yang
Sangat besar.
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
PULI BERGIGI

Puli dibuat dengan satu alur atau banyak alur. Puli ini memiliki
batas agar dapat menghindari perputaran sabuk keluar dari
puli,
Penggerak Sabuk/Transmisi Sabuk
PULI BULAT

Sabuk akan ditekan pada kedua permukaan puli V, dimana


dihasilkan gesekan yang dibutuhkan untuk dapat
memindahkan momen putar.

Puli harus terbebas dari gangguan, terlindung dari


penyebab kecelakaan pada pengoperasian.
Elemen Mesin
pada POMPA
SENTRIFUGAL
MOTOR LISTRIK

DAYANYA
DISALURKAN
PAKAI APA?

ENGINE

POMPA
Pemindah Daya (Power Transmission)

Pemindah daya adalah elemen mesin


untuk menyalurkan/ memindahkan daya
dari sumber daya (motor listrik, engine
diesel, bensin, turbin uap, dll) ke mesin
yang membutuhkan daya (pompa,
kompresor, mesin bubut, mesin produksi,
dll).
Contoh: SHAFT, COUPLING, CLUTCH,
BELT, CHAIN, CABLE, GEAR
COUPLING
Pompa Sentrifugal dicoupling
dengan Motor Listrik
CLUTCH pada Mobil
Itu kan untuk yang putaran tetap.

Lha bagaimana untuk yang putaran


berubah? Pakai pentransmisi daya
yang mana?
Elemen Mesin yang Kita Pelajari
POROS / SHAFT JOURNAL BEARING
BEARING /
BANTALAN THRUST BEARING

HELICAL SPRING
BALL BEARING
PEGAS / SPRING ELEMEN ROLL BEARING
TAPERED BEARING
LEAF SPRING
MESIN
KELING / RIVET

SAMBUNGAN /
LAS / WELD
PEMINDAH DAYA / JOINT
POWER TRANSMISSION
BAUT-MUR / BOLT-NUT

PUTARAN TETAP PUTARAN BERUBAH

COUPLING CLUTCH GEAR BELT CHAIN

SPUR GEAR
RIGID COUPLING
HELICAL GEAR
FLEXIBLE COUPLING BEVEL GEAR

WORM GEAR
Kenapa kok pakai roda gigi dan
belt, apa memang bisa untuk
putaran berubah ?
Review Kinematika
Roda Gigi dan Rantai
Transmisi Daya Roda Gigi
UNTUK LEBIH JELASNYA, LIAT FILM DULU YA ?
Contoh Aplikasi Roda Gigi

2
3
1

GEAR BOX TERDIRI DARI :


1. BEVEL GEAR
2. HELICAL GEAR
3. HELICAL GEAR
GEAR BOX TERDIRI DARI :
1. ….
2. ….
TRANSMISI DAYA FLEXIBLE

Transmisi Daya
Yang Flexible

Transmisi Transmisi Transmisi


Sabuk / Belt Rantai / Chain Kabel / Tali

Flat Timing Roller Silent Hanya dipakai


V Belt
Belt Belt Chain Chain untuk maksud
khusus
Flat Belt
V belt
Timing Belt
Timing Belt (2)
Roller Chain
Silent Chain
Kabel / Tali
Apa saja yang dipelajari ?
• Kinematika gerak
• Bagian, terminologi, dan jenis transmisi
daya
• Gaya-gaya yang bekerja
• Analisa kekuatan berdasarkan tegangan
• Langkah-langkah mendesain
• Menentukan transmisi daya yang cocok
• Kegagalan yang biasa terjadi
Buku apa yang dipakai ?
• Wajib: Machine Design, Deutschman, bab
10, 11, dan 12.
• Sunnah Muakkad: Diktat Elemen Mesin
(Roda Gigi), Wajan Barata.
• Sunnah: Text book lain yang ditulis oleh:
Shigley, Spotts, Dobrovolsky, Hamrock,
Collins, dll
• Makruh: Buku Elemen Mesin yang
berbahasa Indonesia
Bagaimana evaluasinya ?
• Responsi : 15 %
• Tugas Besar : 20 %
• UTS : 30 %
• UAS : 35 %

Tidak mentolerir segala bentuk kecurangan


Tapi tetap boleh cross check
Tugas Besar Elemen Mesin III
• Menganalisa gearbox yang sudah ada.
Analisa meliputi: diagram kecepatan,
dimensi dan kinematika, gaya-gaya yang
bekerja, dan keamanan / kekuatan
pentransmisi daya
• Mendesain transmisi daya untuk merubah
putaran dari sekian ke sekian, dari posisi
ini ke posisi itu. Disertai alasan logis
pemilihan jenis transmisi daya tersebut
• Dalam bentuk power point

Anda mungkin juga menyukai