Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PERAN BIDAN SEBAGAI ADVOKATOR

Dosen Pembimbing :

Disusun Oleh :
Okta Devika (1915401062)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN D-III KEBIDANAN TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2019/2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2

1.3 Tujuan Makalah.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 pengertian Mastitis.................................................................................3

2.2 Epidemiologi .........................................................................................3

2.3 Penyebab......................................................................................4
2.4 Statis ASI............................................................................................4

2.5 Infeksi..................................................................................................5

2.6 Tanda dan gejala......................................................................................5

2.7 Faktor Predisposisi....................................................................................sss

2.8 Patologi dan Gambaran Klinis.....................................................................12

2.9 Pencegahan................................................................................................

2.11 Dampak Jangka Panjang............................................................................

2.12 Contoh Kasus

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................1

3.2 Saran ....................................................................................................14

DAFTARPUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peranan bidan yang tampak nyata adalah sebagai role model masyarakat, sebagai anggota
masyarakat, advocatoar dan educator, tentunya kompetensi seperti ini yang akan
dikembangkan lebih lanjut melalui pendidikan dan pelatihan bagi para bidan. Peranan yang
harus di lihat sebagai “main idea” untuk membentuk sebuah peradaban dan tatanan sebuah
pelayanan kesehatan.

Bidan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya ibu hamil, melahirkan
dan senantiasa berupaya mempersiapkan ibu hamil sejak kontak pertama saat pemeriksaan
kehamilan memberikan penyuluhan tentang manfaat pemberian ASI secara
berkesinambungan sehingga ibu hamil memahami dan siap menyusui anaknya.

Upaya pembangunan keluarga sejahtera dan pemberdayaan bidan tidak bisa dipisahkan.
Bidan adalah ujung tombak pembangunan keluarga sejahtera dari sudut kesehatan dan
pemberdayaan lainnya. Bidan menempati posisi yang strategis karena biasanya di tingkat
desa merupakan kelompok profesional yang jarang ada tandingannya.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana peran Bidan sebagai Advokator?

1.3 Tujuan

1.3.2 Mahasiswa mengetahui dan memahami peran Bidan sebagai Advokator.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran sebagai advocator

Advokasi merupakan proses menciptakan dukungan membangun consensus, membantu


perkembangan suatu iklim atau keadaan yang menyenangkan dan menciptakan suatu
lingkungan yang suportif (lingkungan sehat), terhadap suatu sebab atau isu tertentu melalui
serangkaian tindakan yang direncanakan dan disusun dengan baik. Seorang advokator
merupakan individu yang mulia, berani dan jujur, memiliki penilaian yang baik dan tulus
serta ulet dalam mengerjakan tugasnya. Seorang advokator disertai kepandaian bertutur
bahasa mampu menempatkan permasalahan dengan tepat sekaligus mampu mengontrol
perasaan pribadinya. Untuk menjalankan advokasi dengan baik bidan harus benar benar
menyadari posisinya dan tempat ia berada.

Advokasi bukan tindakan mengambil alih, tetapi tindakan yang dilakukan untuk menjamin
pemenuhan kebutuhan dan keinginan klien. Peran bidan dalam memberi advokasi sangat
penting. Misalnya, ketika klien menolak untuk menandatangani persetujuan operasi sesar dan
tetap ingin melahirkan normal, padahal kondisi ibu sangat tidak memungkinkan untuk
melahirkan normal karena indikasi bayi besar. Dalam kondisi ini, bidan berperan sebagai
advokat dengan memberi penjelasan dan dorongan (bukan paksaan) kepada ibu dan keluarga
mengenai kondisi ibu dan janin jika tidak segera dilakukan tindakan. Agar peran bidan
sebagai advokator kaitannya dengan program kesehatan ibu dan anak disetujui atau berhasil
diperlukan beberapa syarat meliputi :

1. Kredibel , artinya program yang ditawarkan harus dapat meyakinkan para penentu
kebijakan

2. Feasible, artinya program tersebut harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat

3. Relevan, artinya program tersebut harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat

4. Urgent, artinya program terebut memiliki tingkat urgensi yang tinggi

5. High prority, artinya program tersebut memiliki prioritas yang tinggi

Peran bidan sebagai advokator adalah melakukan advokasi terhadap pengambil keputusan
dari kategori program ataupun sektor yang terkait dengan kesehatan maternal dan neonatal.
Melakukan advokasi berarti melakukan upaya-upaya agar pembuat keputusan atau penentu
kebijakan tersebut mencapai kebijakan tersebut mempercayai dan meyakini bahwa program
yang ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui kebijakan-kebijakan atau keputusan-
keputusan politik.

4
Tujuan advokator adalah diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya kesehatan, baik
berupa kebijakan, tenaga, sarana, kemudahan, keikutsertaan dalam kegiatan, maupun bentuk
lainnya sesuia dengan keadaan dan suasana.

Target Advokator :

1. Pembuat keputusan, pembuat kebijakan

2. Pemuka pendapat, pimpinan agama

3. LSM , Media dan lain – lain.

Di bawah ini ada beberapa peran bidan sebagai Advokator :

1) Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam mempromosikan hak-haknya yang


diperlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal (kesetaraan dalam memperoleh
pelayanan kebidanan).

2) Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman. Contoh: Jika ada ibu bersalin yang
lahir di dukun dan menggunakan peralatan yang tidak steril, maka bidan melakukan advokasi
kepada pemerintah setempat agar pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun
menggunakan peralatan yang steril salah satu caranya adalah melakukan pembinaan terhadap
dukun bayi dan pemerintah memberikan sangsi jika ditemukan dukun bayi di lapangan
menggunakan alat-alat yang tidak steril.

3) Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peran bidan sebagai advokator adalah melakukan advokasi terhadap pengambil keputusan
dari kategori program ataupun sektor yang terkait dengan kesehatan maternal dan
neonatal.Tujuan advokator adalah diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya
kesehatan, baik berupa kebijakan, tenaga, sarana, kemudahan, keikutsertaan dalam kegiatan,
maupun bentuk lainnya sesuia dengan keadaan dan suasana.

Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya
kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus
mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada
kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.

3.2 Saran

Dari makalah tersebut apabila pembaca merasa kurang dengan meteri yang ada maka
pembaca dapat mencari reverensi yang lebih banyak lagi dan up to date, namun jika pembaca
merasa cukup dengan materi yang ada maka pemaca dapat melanjutkan makalah.

Anda mungkin juga menyukai