Anda di halaman 1dari 7

Siti Hafsah et al. (2012) J.

Floratek 8: 18 - 24

EFEK ALELOPATI Ageratum conyzoides TERHADAP PERTUMBUHAN


SAWI

Effects of Allelopathy of Ageratum conyzoides on Mustard Growth

Siti Hafsah, M.Abduh Ulim, dan Cut Mutia Nofayanti

Program Studi Agroteknologi Fakulas Pertanian, Universitas Syiah Kuala,


Banda Aceh. Email penulis pertama: cyti_lbs@yahoo.co.id

ABSTRACT

This study was aimed at determining concentration of allelopathy


Ageratum conyzoides that suppresses growth of mustard. The research was
conducted in Weeds Laboratory and Screen House Agriculture Faculty,
University of Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh from December 2010 to
February 2011. The experiment was arranged in a completely randomized design
(CRD) with 6 treatments and 4 replicates. Results showed that inhibition occurred
at concentrations of 100 gL-1 at 10 HST on plant height, leaf number and dry
weight of mustard plant. Optimum inhibitory concentration of the liquid squeezed
leaves of A. conyzoides on mustard was at a concentration of 300 gL-1. At the
highest concentration (500 g/l), A. conyzoides inhibited germination up to 100%.

Keywords: Ageratum conyzoides, mustard., Concentration, allelopathy

PENDAHULUAN dapat menekan pertumbuhan


tanaman/tumbuhan lainnya (Sukman
Sawi (Brassica chinensis L.) & Yakup, 1991).
merupakan salah satu jenis sayur Hasil penelitian Xuan et al
yang digemari oleh masyarakat kelas (2004) penggunaan daun A.
bawah hingga golongan kelas atas. conyzoides dengan dosis 2 ton/ha
Potensi hasil sawi dapat mencapai 40 dapat menekan sampai 75%
ton/ha, namun rata-rata hasil sawi di pertumbuhan beberapa gulma pada
Indonesia hanya 9 ton/ha tanaman padi. Selanjutnya kemam-
(Rukmana,1994). Jika bibit disemai puan daun A. conyzoides sebagai
dalam pot perkecambahan, hasilnya alelopati diidentifikasikan karena
mencapai 89,23 ton/ha (Kalisz & adanya 3 phenolic acid yaitu gallic
Cebula, 2002). Salah satu faktor acid, comalid acid, dan
penghambat hasil sawi adalah gulma protocatechuic acid, yang dapat
yang tumbuh bersamanya. menghambat beberapa gulma pada
Ageratum conyzoides Linn. tanaman padi.
merupakan salah satu gulma yang Rohman (2001) menyebutkan
dapat menekan pertumbuhan sawi. A. bahwa senyawa-senyawa alelopati
conyzoides sering kali populasinya dapat ditemukan pada jaringan
lebih dominan dibandingkan gulma tumbuhan (daun, batang, akar,
lainnya dalam suatu lahan. A. rhizoma, bunga, buah dan biji).
conyzoides diduga kuat mempunyai Senyawa-senyawa tersebut dapat
alelopati, keadaan di mana suatu terlepas dari jaringan tumbuhan
gulma atau bahan tanaman melalui berbagai cara yaitu melalui
mengeluarkan eksudat kimia yang penguapan, eksudat akar, pencucian

18
Siti Hafsah et al. (2012) J. Floratek 8: 18 - 24

dan pembusukan bagian-bagian Pelaksanaan Penelitian


organ yang mati. Daun A. conyzoides dicuci
Berdasarkan penjelasan di bersih dengan menggunakan akuades
atas, penulis tertarik untuk meneliti dan dikeringkan selama 3 menit.
lebih lanjut tentang pengaruh A. Kemudian ditimbang sesuai perla-
conyzoides terhadap pertumbuhan kuan, selanjutnya daun A. conyzoides
sawi. Apabila pada konsentrasi tersebut dipotong kecil-kecil dan
terendah menghambat pertumbuhan ditambahkan akuades sebanyak 1000
sawi, maka A. conyzoides tidak boleh ml pada setiap perlakuan, lalu
ada di lapangan, tanpa mem- diblender kemudian disaring agar
perhitungkan periode kritis dalam didapat cairan perasannya.
mengendalikan gulma. Perlakuan yang dilakukan di
Penelitian ini bertujuan untuk laboratorium untuk pengamatan
mengetahui konsentrasi perasan daun persentase perkecambahan meng-
A. conyzoides yang mampu menekan gunakan petridish yang dialas dengan
pertumbuhan sawi. kertas merang.
Benih sawi yang akan
METODE PENELITIAN ditanam diseleksi terlebih dahulu
agar diperoleh benih yang berdaya
Penelitian dilaksanakan di kecambah tinggi dan dipindahkan ke
laboratorium gulma dan Rumah Kasa satu wadah (petridish) agar mudah
Fakultas Pertanian Universitas Syiah pada pengambilan untuk penanaman.
Kuala Darussalam Banda Aceh, Cairan perasan daun A. conyzoides
mulai Desember 2010 sampai dengan masing-masing perlakuan diambil 10
Februari 2011. ml/pot tanaman. Kemudian diambil 1
Alat-alat yang digunakan lembar potongan kertas merang dan
dalam penelitian ini adalah cangkul, dicelupkan ke dalam cairan perasan
bak persemaian, pot plastik (diameter daun A. conyzoides dengan
15 cm), piring plastik, timbangan, menggunakan pinset, diletakkan di
botol aqua, gelas ukur, gembor, dalam petridish dan diulang 3 kali.
saringan, alat tulis, blender, petri, Setelah dilapisi 3 lembar kertas
kertas merang, timbangan neraca merang lalu benih sawi yang sudah
digital, oven dan amplop. diseleksi di tanam di atas kertas
Bahan-bahan yang digunakan merang sebanyak 20 benih per
adalah cairan perasan daun A. petridish.
conyzoides, benih sawi, kompos, dan Biji sawi yang akan disemai
tanah yang telah dikeringanginkan. diseleksi terlebih dahulu agar
Penelitian ini menggunakan diperoleh biji yang berdaya
Rancangan Acak Lengkap (RAL) kecambah tinggi. Biji yang telah
non faktorial dengan 6 taraf diseleksi direndam dalam air hangat
perlakuan yaitu; K0=kontrol; K1= selama 20 menit agar terbebas dari
100 g/l; K2=200 g/l; K3=300 g/l patogen. Kemudian biji yang sudah
;K4=400 g/l; K5=500 g/l cairan direndam tersebut dikeringanginkan,
perasan A. conyzoides yang diulang lalu disemai pada bak persemaian.
sebanyak 4 kali. Pemindahan bibit sawi ke dalam pot
dilakukan pada saat sawi berumur 4
minggu. Kemudian dilakukan
penyiraman pada pagi dan sore hari.
Pemupukan dilakukan pada saat
tanaman sawi sudah berumur 10 hari

19
Siti Hafsah et al. (2012) J. Floratek 8: 18 - 24

setelah tanaman sawi dipindahkan ke Nyata Terkecil (BNT) pada taraf


dalam pot. Pupuk yang diberikan 0,05 (Gomez & Gomez, 1995).
adalah pupuk yang mengandung
nitrogen tinggi yang bertujuan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
pembentukan daun yang sempurna
yaitu pupuk kompos dengan dosis Persentase Daya Kecambah
200 g/pot (Supriati & Herliana, Hasil pengamatan terhadap
2010). Pengaplikasian perasan daun daya kecambah pada 7 HST bahwa
A. conyzoides ini dilakukan pada saat pada perlakuan kontrol (0 g/l) rata-
tanaman sawi berumur 7, 17, dan 27 rata daya kecambah 80% yang
hari setelah tanam, dengan cara merupakan daya perkecambahan
menyiram di sekitar pangkal batang tertinggi dan tidak berbeda nyata
tanaman sawi. dengan perlakuan 100 g/l (70%),
besarnya penurunan daya kecambah
Peubah yang diamati sejalan dengan peningkatan
1. Persentase Daya kecambah, konsentrasi. Pada perlakuan
Pengamatan dilakukan pada 7 HST konsentrasi A. conyzoides tertinggi
Persentase perkecambahan dihitung (500 g/l) dapat menghambat
dengan menggunakan rumus sebagai perkecambahan sawi 100%.
berikut: Penghambatan perkecambahan sawi
a akibat pemberian cairan perasan
P = x 100 % daun A. conyzoides diduga karena
b
P = Daya kecambah adanya senyawa fenol yang dapat
a = Jumlah benih yang tumbuh menghambat hormon pertumbuhan
b = Jumlah keseluruhan benih sehingga perkecambahan sawi
2. Tinggi tanaman, pengamatan terhambat. Senyawa-senyawa fenol
dilakukan pada 10,20 dan 30 HST diketahui memegang peranan penting
3. Jumlah daun, pengamatan di dalam mengontrol aktivitas IAA
dilakukan pada 10,20 dan 30 HST oksidasi pada tumbuh-tumbuhan
4. Bobot segar tanaman, pengamatan (Sastroutomo, 1990). Sejalan dengan
dilakukan pada 35 HST pendapat Togatorop (2009), bahwa
5. Bobot kering tanaman, ekstrak A. conyzoides dapat menekan
pengamatan dilakukan pada 35 panjang kecambah bagian atas pada
HST sawi yang disebabkan oleh adanya
Data hasil pengamatan setiap senyawa phenolic acid yang
peubah dianalisis dengan sidik ragam terkandung pada A. conyzoides,
dan jika terdapat perbedaan yang sehingga benih sawi akan sulit untuk
nyata dilanjutkan dengan Uji Beda melakukan perkecambahan.

20
Siti Hafsah et al. (2012) J. Floratek 8: 18 - 24

c
c
80
70

Daya Kecambah (%)


60
50
40
30 b
b
20
a
10 a
0
0 100 200 300 400 500
Konsentrasi (g/l)

Gambar 1. Persentase daya kecambah 7 HST akibat pemberian cairan perasan


daun A. conyzoides

Tinggi Tanaman cairan perasan A. conyzoides dapat


Hasil pengamatan terhadap menekan pertumbuhan tanaman
tinggi tanaman sawi akibat sawi, dikarenakan pada gulma A.
pemberian cairan perasan A. conyzoides mengandung bahan kimia
conyzoides menunjukkan terjadi yang dikenal dengan istilah alelopati
penekanan pertumbuhan tanaman di mana suatu senyawa yang
sawi. Dari hasil pengamatan tersebut, dikeluarkan untuk menghambat
terlihat rata-rata tinggi tanaman yang pertumbuhan tanaman, sehingga
paling tinggi adalah pada perlakuan fotosintesis, respirasi akan terganggu
kontrol yaitu 9,62 cm sedangkan yang menyebabkan terganggunya
yang terendah adalah pada perlakuan pertumbuhan tanaman. Sedangkan
500 g/l yaitu 6,90 cm. pada perlakuan yang tidak diberikan
Berdasarkan hasil tersebut, cairan perasan tersebut tumbuh subur
dapat diketahui bahwa pemberian seperti tanaman sawi lainnya.

35 c
30 c
Tinggi Tanaman (cm)

b
25 b
b b
20 a
a a 10HSA
a a a
15
b 20HSA
10 a a a a a
30HSA
5
0
0 100 200 300 400 500
Konsentrasi (g/l)

21
Siti Hafsah et al. (2012) J. Floratek 8: 18 - 24

Gambar 2. Rata-rata tinggi tanaman sawi akibat pemberian cairan perasan daun
A. Conyzoides

Penekanan pertumbuhan menghambat enzim pertumbuhan


tanaman sawi pada pengamatan Indol asetat (IAA) dan giberelin
tinggi tanaman 10, 20 dan 30 HST (GA) (Sastroutomo, 1990).
menunjukkan pengaruh yang nyata Aktivitas GA diketahui
sejalan peningkatan konsentrasi berperan di dalam merangsang
cairan perasan Ageratum sampai pertumbuhan, sehingga apabila
konsentrasi 300 g/l, sementara enzim tersebut terhambat maka
peningkatan konsentrasi 400 dan 500 pertumbuhan juga terhambat, dan
g/l tidak menunjukkan penekanan dalam hal ini tanaman sawi akan
yang berarti. terhambat. Penghambatan lebih besar
Pengamatan 10 HST terlihat pada tanaman lebih muda karena
bahwa penghambatan tinggi tanaman aktivitas enzim pertumbuhan
terjadi pada perlakuan konsentrasi umumnya sangat aktif pada tanaman
terendah (100 g/L), namun pada muda dibandingkan tanaman yang
pengamatan 20 HST dan 30 HST, lebih dewasa. Hasil penelitian juga
penghambatan secara nyata baru menunjukkan penghambatan akibat
terjadi pada perlakuan (200 g/L). Hal pemberian ekstrak A. conyzoides
ini menunjukkan bahwa pengaruh yaitu Aini (2008) menyatakan bahwa
alelopati pada tanaman sawi yang A. conyzoides mempunyai senyawa
lebih muda umurnya lebih peka alelopati yang dapat menghambat
dibandingkan dengan tanaman sawi pertumbuhan tanaman. Selanjutnya
yang sudah dewasa. Penghambatan Javaaurora (2010) menjelaskan
terhadap tinggi tanaman sawi karena bahwa pemberian A. conyzoides
alelopati yang terkandung di dalam dapat menghambat pertumbuhan
cairan perasan daun A. conyzoides, kacang hijau.
yaitu senyawa fenol dapat

Bobot Segar Tanaman

Tabel 2. Rerata bobot segar tanaman sawi akibat pemberian cairan perasan daun
A. conyzoides
Konsentrasi (gL-1) Rerata Bobot Segar Sawi (g)
0 98.63 d
100 60.38 cd
200 47.50 c
300 39.88 bc
400 26.63 ab
500 19.50 a
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT 0,05 (data telah ditransformasi dengan Log x ).

Tabel 2 menunjukkan bahwa Hasil yang diperoleh berkaitan erat


perlakuan konsentrasi 200 g/l sampai dengan pengamatan tinggi tanaman,
500 g/l berbeda nyata dengan 0 g/l. apabila tanaman semakin tinggi

22
Siti Hafsah et al. (2012) J. Floratek 8: 18 - 24

maka akan diperoleh bobot segar disebabkan karena pada A.


yang lebih berat pula. Data bobot conyzoides mengandung senyawa
segar yang paling tinggi diperoleh saponin, flavonoid, polifenol dan
pada perlakuan 0 g/l yaitu 98,63 g, HCN yang dapat menghambat
sedangkan yang terendah adalah 500 pembelahan sel. Dengan terham-
g/l yaitu 19,50 g. batnya pembelahan sel, maka akan
Hasil penelitian di labora- menyebabkan pertumbuhan tanaman
torium menunjukkan bahwa ekstrak ataupun pembentukan daun ter-
A. conyzoides menurunkan bobot ganggu yang akan berpengaruh
segar kecambah, bobot segar akar terhadap bobot segar tanaman.
kecambah (Togatorop, 2009). Hal ini

Bobot Kering Tanaman

Tabel 3. Rerata bobot kering tanaman sawi akibat pemberian cairan perasan A.
conyzoides
Konsentrasi (gL-1) Rerata bobot kering tanaman (g)

0 12.88 c
100 5.25 b
200 4.25 ab
300 2.88 ab
400 3.55 ab
500 1.65 a
BNT (0.05) 2.78
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0,05).

Sejalan dengan pendapat Cairan perasan daun A.


Togatorop (2009) bahwa pemberian conyzoides pada konsentrasi 100 g/l
ekstrak A. conyzoides akan sudah mampu menghambat
menyebabkan rendahnya bobot perkecambahan, bahkan pada
kering tanaman. Javaaurora (2010) konsentrasi 500 g/l mampu
menjelaskan bahwa senyawa saponin menghambat perkecambahan 100 %.
yang terkandung di dalam A. Penghambatan juga terjadi pada
conyzoides akan menyebabkan peubah tinggi tanaman, jumlah daun
hilangnya fungsi ATP, dan apabila dan bobot kering tanaman.
fungsi tersebut terganggu maka akan Penekanan pertumbuhan tertinggi
memberikan dampak pada proses terlihat pada perlakuan 300g/l.
sintesis protein, pembukaan stomata Respons tanaman sawi terhadap
dan beberapa aktivitas fitohormon. alelopati A. conyzoides dipengaruhi
Apabila pertumbuhan tanaman sudah umur tanaman, di mana umur
terganggu, maka bobot kering tanaman 10HST lebih peka
tanaman juga akan menurun. dibandingkan umur tanaman sawi
yang lebih tua (20 dan 30HST)
SIMPULAN DAN SARAN
Saran
Simpulan

23
Siti Hafsah et al. (2012) J. Floratek 8: 18 - 24

Perlu dilakukan penelitian http://ptno.ogr.ar.krakow.pl/Wy


lebih lanjut mengenai pada umur dawn/FoliaHorticulturae/Spisy/F
berapa A. conyzoides yang paling H2002/Abstract14022002/fh140
banyak mengandung senyawa 2abstract04.htm (diakses 10
alelopati, dan respons umur tanaman Oktober 2010).
terhadap alelopati A. conyzoides. Moenandir, Y. 1993. Persaingan
Tanaman Budidaya Dengan
DAFTAR PUSTAKA Gulma. Jakarta: Rajawali Pres.
Rohman, F. 2001. Petunjuk
Aini, B. 2008. Pengaruh Ekstrak Praktikum Ekologi Tumbuhan.
Alang-alang (Imperata Universitas Malang. Malang.
cylindrica), Bandotan (Ageratum Rukmana, R. 1994. Bertanam Patsai
conyzoides) dan Teki (Cyperus & Sawi. Kanisius. Yogyakarta.
rotundus) Terhadap Perke- Sastroutomo, S.S. 1990. Ekologi
cambahan Beberapa Varietas Gulma. Gramedia Pustaka
Kedelai (Glycine max L). Utama. Jakarta.
Skripsi. Universitas Islam Sukman, Y & Yakup. 1991. Gulma
Negeri Malang. Malang. dan Teknik Pengendaliannya.
Gomez, K. A. & Gomez. 1995. Rajawali. Jakarta.
Prosedur Statistika Untuk Supriati, Y & Herliana, E. 2010.
Peneletian Pertanian. Universitas Bertanam Sayuran Organik
Indonesia Press. Jakarta. Dalam Pot. Penebar Swadaya.
Javaaurora. 2010. Daun Wedusan Jakarta.
(Ageratum conyzoides L.) Togatorop. D. A. 2009. Studi
Ternyata Mampu Menghambat Alelopati Wedelia tribobata,
Pertumbuhan Tinggi Tanaman Ageratum conyzoides,
dan Jumlah Daun Kacang Hijau Chromolaena odorata dan
(Phaseollus radiatus). Mikania micrantha Terhadap
http://erickbio.wordpress.com/2 Pertumbuhan dan Hasil Sawi.
010/07/01/ (diakses 23 Maret http://library.unib.ac.id/koleksi/
2011). Donly%20Avrin%20T-FP-Agr-
Kalisz, A & S. Cebula. 2002. The 2009.txt. (diakses 23 Maret
Effect of Transplant Production 2011).
Method on The Yield and Xuan, T.D., N.H, Honh, T. Ediji,
Quality of Some Chinese T.D. Khanh. 2004. Paddy Weed
Cabbage (Brassica pekinensis Control by Higher Plants From
Rupr). Cultivars Grown For Southeast Asia. Crop Prot J
Auntumn Harvest. 23:255-26

24

Anda mungkin juga menyukai