Kelompok 4
1. Tri Parwini 5. Suparti
2. Heni Suparsi 6. Retno
3. Santi Vimala Kirti 7. Ina Susanti
4. Fitri Andriani
i
KATA PENGATAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................... 1
B. Saran.............................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
. Keluarga Berencana menurut WHO (World Health Organization) adalah
tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran y
ang tidak diinginkan, mengatur jarak kelahiran, dan menentukan jumlah anak
dalam keluarga. Tujuan program KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai
dengan kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012).
Program keluarga berencana memberikan kesempatan untuk mengatur jara
k kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan menggunakan metode
kontrasepsi hormonal atau non hormonal. Upaya ini dapat bersifat sementara
ataupun permanen, meskipun masing-masing jenis kontrasepsi memiliki tingk
at efektifitas yang berbeda dan hampir sama (Gustikawati, 2014).
Salah satu program Keluarga Berencana untuk menurunkan AKI yaitu de
ngan KB Pasca Persalinan (Riskesdas, 2013). KB Pasca Persalinan adalah pe
nggunaan metode kontrasepsi pada masa nifas sampai dengan 6 minggu atau
42 hari setelah melahirkan (Kemenkes, 2014a). KB Pasca Persalinan merupak
an langkah untuk mencegah kehilangan kesempatan menggunakan KB setela
h melahirkan (Riskesdas, 2013).
B. TUJUAN
1. Mengetahui Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat
2. Mengetahui Pelayanan Lansia yang Berkaitan dengan Kesehatan Reprodu
ksi di Masyarakat
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
atan keterpaduan pelaksanaan keluarga berancana. Selanjutnya untuk
mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut terus
3
4
bat melahirkan juga memiliki risiko kematian yang lebih besar dan
kesehatan yang buruk.
c. Membantu Mencegah Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acq
uired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
KB mengurangi risiko kehamilan yang tidak diinginkan di antara w
anita yang hidup dengan HIV, mengakibatkan lebih sedikit bayi ya
ng terinfeksi dan anak yatim. Selain itu, kondom pria dan wanita m
emberikan perlindungan ganda terhadap kehamilan yang tidak diin
ginkan dan terhadap IMS termasuk HIV.
d. Memberdayakan Masyarakat dan Meningkatkan Pendidikan
KB memungkinkan masyarakat untuk membuat pilihan berdasarka
n informasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi. KB memberi
kan peluang bagi perempuan untuk mengejar pendidikan tambahan
dan berpartisipasi dalam kehidupan publik, termasuk mendapatkan
pekerjaan yang dibayar. Selain itu, memiliki keluarga yang lebih ke
cil memungkinkan orang tua untuk berinvestasi lebih banyak pada
setiap anak. Anak-anak dengan lebih sedikit saudara kandung cend
erung tetap bersekolah lebih lama daripada mereka yang memiliki
banyak saudara kandung.
e. Mengurangi Kehamilan Remaja
Remaja hamil lebih cenderung memiliki bayi prematur atau bayi be
rat lahir rendah (BBLR). Bayi yang dilahirkan oleh remaja memilik
i angka kematian neonatal yang lebih tinggi. Banyak gadis remaja y
ang hamil harus meninggalkan sekolah. Hal ini memiliki dampak ja
ngka panjang bagi mereka sebagai individu, keluarga dan komunita
s.
f. Perlambatan Pertumbuhan Penduduk
KB adalah kunci untuk memperlambat pertumbuhan penduduk yan
g tidak berkelanjutan dengan dampak negatif yang dihasilkan pada
ekonomi, lingkungan, dan upaya pembangunan nasional dan region
al.
6
4. Program KB
Progam KB adalah bagian yang terpadu dalam progam
pembangunan nasional dan bertujuan untuk turut menciptakan
kesejaheraan ekonomi, spiritual, dan social penduduk Indonesia.
Tujuan pelayanan kb adalah
a. Meningkatkan jumlah peserta KB atas kesadaran dan tanggung
jawab
b. Membina peserta KB aktif dalam rangka kelembagaan dan
pembudayaan NKKBS
c. Mencapai sasaran penurunan tingkat kelahiran
d. Meningkatkan, menciptakan keluarga kecil sejahtera melalui
pengendalian pertumbuhan penduduk
5. Macam-macam kontrasepsi
Untuk mewujudkan keberhasilan program KB, masyarakat sangat
disarankan untuk memakai alat kontrasepsi. Pemakaian alat konstrasep
ini bertujuan mencegah atau menunda kehamilan. Ada beberapa alat k
ontrasepsi untuk menunjang KB. Antaranya kondom, pil KB, IUD, im
plan/susuk, suntik dan vasektomi serta tubektomi. Berdasarkan pemak
aiannya, Marmi (2015) membedakan jenis kontrasepsi menjadi dua, ya
itu kontrasepsi laki-laki dan perempuan:
a. Kontrasepsi untuk Laki-Laki
1) Kondom
(a) Pengertian
Alat KB berbentuk sarung/selubung tipis panjangnya kuran
g lebih 10-15 cm, berpelumas, dan terbuat dari karet. Salah
satu ujungnya terbuka dan ujung lainnya buntu membentuk
puting. Kondom digunakan pada penis ketika mulai ereksi.
(b) Cara Kerja
Mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita kare
na sperma tertampung pada ujung kondom yang berputing s
ehingga tidak terjadi kehamilan.
7
(c) Efektivitas
Tingkat Efektivitas dari kondom adalah 80-95%. Angka keg
agalannya sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 pere
mpuan per tahun.
(d) Kelebihan
Kelebihan dari kondom yaitu tidak mengganggu produksi A
SI, murah dan tersedia di berbagai tempat, praktis pengguna
annya, mencegah IMS, dan tidak ada efek hormonal.
(e) Kelemahan
Kelemahan dari kondom adalah harus selalu tersedia setiap
kaliberhubungan seksual dan masalah pembuangan kondom
bekas pakai.
(f) Cara Pemakaian
(1) Kondom dipasang saat penis ereksi, dan sebelum melak
ukan hubungan seksual
(2) Buka kemasan kondom secara berhati-hati dari tepi, dan
arah robekan ke arah tengah. Jangan menggunakan gigi,
benda tajam saat membuka kemasan.
(3) Tekan ujung kondom dengan jari dan jempol untuk men
ghindari udara masuk ke dalam kondom. Pastikan gulun
gan kondom berada di sisi luar.
(4) Buka gulungan kondom secara perlahan ke arah pangkal
penis.
(5) Setelah ejakulasi, lepas kondom saat penis masih ereksi.
(6) Buang dan bungkus kondom bekas pakai ke tempat yan
g aman.
2) Vasektomi
(a) Pengertian
Tindakan memotong dan menutup saluran sperma yang me
nyalurkan sperma keluar dari testis.
(b) Cara Kerja
8
(2) Pegang inner ring kondom, lalu tekan dengan ibu jari p
ada sisi ring dan dengan jari lain pada sisi yang bersebe
rangan, kemudian tekan sehingga sisi ring yang bersebe
rangan akan bersentuhan dan bentuk inner ring menjadi
lonjong. Atur posisi nyaman. Dapat dilakukan dengan b
erdiri satu kaki, jongkok, atau berbaring.
(3) Masukkan inner ring ke dalam vagina dengan hati-hati.
Tekan dengan telunjuk agar ring masuk jauh ke dalam
vagina.
(4) Setelah coitus, keluarkan kondom secara perlahan deng
an memutar outer ring agar air mani yang tertampung ti
dak tumpah. Buang bekas kondom ke tempat yang ama
n.
2) Pil KB
Merupakan alat kontrasepsi hormonal berupa obat dalam be
ntuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi
hormon esterogen dan atau progesteron. Berdasarkan kandu
ngannya KB pil dibedakan menjadi:
(1) Pil KB Progestin
Merupakan Pil KB yang hanya mengandung progestero
n atau sering disebut dengan pil menyusui. Diminum sat
u kali sehari. Cara kerja pil ini dengan menghambat ovu
lasi untuk mencegah lepasnya sel telur wanita dari indun
g telur, mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sper
ma sukar untuk masuk kedalam rahim, dan menipiskan l
apisan endometrium. Efektivitas dari pil KB ini bisa me
ncapai 92-99% dengan syarat diminum setiap hari pada
saat yang sama, tidak boleh lupa minum tiap harinya, da
n senggama dilakukan 3-20 jam setelah minum pil. Pil i
ni tidak mengganggu produksi ASI, kesuburan cepat ke
mbali, tidak mempengaruhi menstruasi, dan dapat dihen
10
(1) Pengertian
AKDR adalah suatu alat kontrasepsi modern yang dima
sukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversible d
an berjangka panjang. Bentuk dari AKDR bermacam-m
acam, terdiri dari plastik (polyethyline), ada yang dililit
tembaga (Cu), dililit tembaga bercampur perak (Ag) dan
ada pula yang batangnya hanya berisi hormon progester
on.
(2) Cara Kerja
AKDR meninggikan getaran saluran telur sehingga wak
tu blastokista sampai ke rahim, endometrium belum siap
menerima nidasi dan menimbulkan reaksi mikro infeksi
sehingga terjadi penumpukan sel darah putih yang melar
utkan blastokista, dan lilitan logam menyebabkan reaksi
anti fertilitas.
(3) Efektivitas
Efektivitas AKDR yaitu 99%. Angka kegagalannya seki
tar 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam tahun p
ertama.
(1) Kelebihan
(a) Segera aktif setelah pemasangan
(b) Tidak mengganggu produksi ASI
(c) Tidak memiliki efek samping hormonal
(d) Dapat dipasang segera setelah melahirkan dan ke
guguran.
(2) Kelemahan
(a) Perubahan siklus haid, perdarahan menjadi bany
ak
(b) Kram/sakit perut 3-5 hari setelah pemasangan
(c) Adanya keluhan suamiTidak mencegah IMS ata
u HIV/AIDS.
13
6) Tubektomi
(1) Pengertian
Tubektomi adalah metode kontrasepsi mantap dengan m
engikat atau memotong saluran telur. Tindakan ini dilak
ukan pada kedua saluran telur. Metode ini hanya diperu
ntukkan bagi mereka yang memang tidak ingin memilik
i anak lagi.
(2) Cara Kerja
Dengan terikatnya saluran telur menyebabkan sel telur ti
dak dapat melewati saluran sel telur dengan demikian se
l telur tidak bisa bertemu dengan sperma sehingga tidak
terjadi kehamilan.
(3) Efektivitas
Indeks efektivitas sterilisasi adalah 0,5-1. Hanya ada sat
u kehamilan yang tidak diinginkan per 1000-2000 wanit
a yang telah ditubektomi.
(4) Kelebihan
Kelebihan dari tubektomi adalah tidak mempengaruhi li
bido seksual, tidak mempengaruhi produksi ASI, dan tid
ak ada efek samping hormonal ataupun efek sampingjan
gka panjang.
(5) Kelemahan
Sedangkan kelemahannya yaitu terdapat luka bekas oper
asi yang terkadang terasa nyeri, infeksi mungkin saja ter
jadi, dan kesuburan sulit kembali.
6. Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasa
ran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran l
angsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk
menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi sec
ara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah pelaks
14
2. Klasifikasi Lansia
Menurut WHO (2013), klasifikasi lansia adalah sebagai berikut :
a. Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-54 tahun.
b. Lansia (elderly), yaitu kelompok usia 55-65 tahun.
c. Lansia muda (young old), yaitu kelompok usia 66-74 tahun.
d. Lansia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90 tahun.
e. Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahu
n
3. Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi menurut Depkes RI adalah suatu keadaan sehat,
secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kedudukan sosial yang
berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi, dan pemikiran ke
sehatan reproduksi bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit, mel
ainkan juga bagaimana seseorang dapat memiliki seksual yang aman d
an memuaskan sebelum dan sudah menikah (Nugroho, 2010).
4. Konsep Menua
Menurut Rahayuni, Utami & Swedarma (2015) proses menua adala
h proses biologis yang tidak dapat dihindari oleh setiap individunya, be
rjalan terus-menerus dan berkesinambungan. Proses menua merupakan
proses perubahan yang terjadi, perubahan tersebut berupa penurunan fi
sik, mental, psikososial dan perubahan peran sosial pada lansia. Lansia
dapat mengalami penurunan aktivitas dikarenakan keterbatasan mobilit
as, kelemahan fisik dan penurunan status sosial dan keadaan ini cender
ung akan berdampak pada kesehatan. Goldman & Klatz, 2007 dalam P
angkahila, 2013 mengemukakan faktor yang menyebabkan proses pen
uaan antara lain: aktivitas berlebihan, hormonal, genetik dan radikal be
bas.
18
B. Saran
1. Bagi Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana diharapkan untuk menin
gkatkan upaya menanggulangi ketidakikutsertaan pasangan usia subur
dalam program Keluarga Berencana dengan cara mengadakan penyulu
han mengenai kesehatan reproduksi dan efek samping KB pada PUS .
2. Bagi Kader dan Masyarakat diharapkan untuk dapat meningkatkan upa
ya dalam mengurangi angka ketidakikutsertaan pasangan usia subur da
lam program Keluarga Berencana dengan cara memperkaya ilmu tenta
ng alat kontrasepsi sehingga dapat berbagi dan memotivasi PUS di wil
ayah kerja masing-masing dengan baik. Di harapkan masyarakat juga t
urut berperan aktif agar dapat mendukung upaya pemerintah untuk me
nyukseskan program KB.
3. Kepada kelompok-kelompok masyarakat untuk bisa terlibat dalam pe
mberian layanan sosial bagi lanjut usia.
21
22
BKKBN. 2015. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Cetakan ke-5. Jakarta: Pus
taka Sinar Harapan
BKKBN, Kementrian Kesehatan. 2012. Buku Pedoman Jaga Mutu Pelayanan kel
uarga Berencana.
Darmojo, Boedhi. 2015. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakart
a: FKUI
Dr. Taufan Nugroho, dkk. (2014 ). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. Y
ogyakarta: Nuhamedika.
Gustikawati, D.A. 2014. Faktor Pendukung dan Penghambat Istri PUS dalam Pen
ggunaan Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas 1 Denpasar Utara. Publik
asi Penelitian. Denpasar: Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Uday
a.
Hadi- Martono. Kegiatan Seksual Pada Lanjut usia. Naskah symposium sek rotary
club Purwokerto,1996.
Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Ke
menkes Ri
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta : Kemenkes RI; 20
15.
Marmi. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Martalia, D. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakrta: Pustaka P
elajar.
Maryam, R siti. Mengenal Usia lanjut dan Perawatannya.2008. Jakarta: salemba
medika.
Rahmawati. 2012. Dasar-dasar Kebidanan. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.
Rahayuni, P.N.N., Utami, A.S.P, Swedarma, E.K (2015). Pengaruh terapi reminis
cence terhadap stress lansia di banjar luwus baturiti tabanan bali. Jurnal ke
perawatan sriwijaya. Volume 2. Nomor 2.
Sulistyawati, Ari. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Medi
ka.
Yulifah, Rita. 2014. Asuhan Kebidanan komunitas. Jakarta: salemba Medika.
Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.