(Airway Management)
Oleh : Ns SUMARDI,S.Kep,M.Kep
KEBIDANAN POLTEKES SURAKARTA
Pendahuluan
Bantuan hidup dasar harus segera
dilaksanakan ,apabila dalam
penilaian dini /Pemeriksaan bila
ditemukan :
Tersumbatnya jalan nafas
Tidak menemukan adanya nafas
Tidak ditemukan adanya tanda-tanda
nadi
Lanjut
Bantuan hidup dasar dikenal 3 (tiga)
tahap utama yaitu :
Penguasaan jalan nafas
Bantuan pernafasan
Bantuan sirkulasi darah yang lebih
dikenal juga dengan RJP
Pengertian : tindakan yang dilakukan
untuk membebaskan jalan napas dengan
tetap memperhatikan kontrol servikal
Kematian klinis
Kematian biologis
AIRWAY
TERBUKA
VENTILASI BAIK
PERFUSI OTAK
(KESADARAN)
BAIK
Pemeriksaan jalan napas
L = Look /Lihat gerakan nafas atau pengembangan
dada, adanya retraksi sela iga, warna kulit dan
kesadaran
L = Listen/Dengar aliran udara pernafasan
F = Feel /Rasakan adanya aliran udara pernafasan
dengan menggunakan pipi penolong
CEK PERNAPASAN
LOOK LISTEN
AGITASI
PENURUNAN • (SNORING)
• (GURGLING)
KESADARAN
• (STRIDOR)
SIANOSIS
• PARAU(HOARSENES)
RETRAKSI
FEEL
- HEMBUSAN NAPAS
SEBAB GANGGUAN PADA JALAN NAPAS.
BENDA ASING YANG MASUK KE JALAN
NAPAS.
JATUHNYA PANGKAL LIDAH YANG
MENUTUP JALAN NAPAS.
CARA MENGETAHUI:
MELIHAT GERAK NAPAS /
PENGEMBANGAN DADA
MENDENGAR SUARA NAPAS
MERABA ALIRAN UDARA NAPAS.
Kematian karena gangguan jalan nafas :
Dorong sudut
rahang kiri dan
kanan ke arah
depan sehingga
barisan gigi
bawah berada
di depan
barisan gigi atas
Dengan alat bantu
Airway adjunct
24
Sekret, darah, muntahan dibersihkan
dulu ( Suction )
Oropharingeal
airway
Hanya untuk pasien-pasien tak sadar
Komplikasi : - Menimbulkan obstruksi
- Dapat menstimulasi
muntah dan spasme laring
25
Ukuran Oropharyngeal airway
Orang dewasa :
Besar ukuran : 5
Medium ukuran : 4
Small ukuran : 3
Cara insersi : - Dengan bantuan “tounge“ spatel
- Dispasang terbalik lalu diputar
perlahan-lahan
26
Teknik Insersi Oropharyngeal Airway
27
Nasopharyngeal airway
tube tanpa cuff dari plastik atau karet yang lunak
dipilih bila insersi oropharingeal sulit.
oleh karena :
- trimus,
- trauma masif di mulut,
- interdental wiring
Alat ini juga berguna :
pasien-pasien yang napas
spontan dan masih semiconscious
28
Nasopharyngeal airway
Ukuran : dewasa : large 8 - 9
medium 7-8
Small 6-7
Teknik insersi :
Lubrikasi
29
TEKNIK INSERSI NASOPHARYNGEAL AIRWAY
30
Laryngeal Mask Airway (LMA)
LMA bukan merupakan airway definitif seperti halnya
endotracheal tube (ETT)
Pemasangan alat ini cukup sulit dan membutuhkan
banyak latihan
31
Endotracheal intubasi
Keuntungan :
perlindungan airway > adekuat airway lebih paten,
risiko aspirasi lebih rendah memungkinkan “ clearing
airway “ > adekuat
memungkinkan pemberian O2 dengan konsentrasi
tinggi
bantuan ventilasi lebih adekuat ( volume tidak
terkontrol )
dapat sebagai salahsatu pilihan rute pemberian obat-
obatan
32
Waktu memasang ETT :
Lakukan penekanan pd krikoid ( oleh orang yg
membantu intubasi )
Aspirasi
Tekanan dipertahankan sampai setelah
“ tube “ masuk dan cuff dikembangkan
33
Indikasi pemasangan ETT
Henti jantung dan sedang dilakukan
kompresi jantung luar
Pasien-pasien dengan ventilasi yang tidak
adekkuat
Melindungi airway ( koma, areflexia,
henti jantung )
Tidak dapat diventilasi dengan adekuat
dengan cara-cara yang konvensional pada
pasien-pasien yang tidak sadar
34
Hindari intubasi bronchial
Paru-paru kanan saja
35
Komplikasi Intubasi
gigi patah
bibir laserasi
perdarahan
Hematom
Ruptur trachea
36
ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN
1. Laringoskop - periksa - lampu
- cara memasang blade
2 jenis Blade :
- Lengkung : macintosh
- Lurus ( Straight) :
(Miller, Wisconsin, Magil)
37
Laringoskop Blade
Lengkung
Laringoskop Blade
Lurus
38
2. Endotracheal tube :
pipa terbuka dikedua ujungnya
bagian proximal konektor
bagian distal cuff yg dapat
dikembangkan
39
Stylet :
Membantu agar ETT dapat dibentuk sesuai kebutuhan
Jangan lupa lubrikasi
Alat-alat lain :
– Spuit 10 cc ( untuk mengembangkan cuff )
– Forceps Magill
– Lubrikant
– Suction unit
40
ALAT INTUBASI
41
TEKNIK INTUBASI :
42
Buka mulut dengan tangan kanan, mulai
masukkan blade dari kanan digeser
ketengah sisihkan lidah kekiri.
Cari epiglotis, insersikan tip blade
di Vallecula angkat ke anterior
Jangan gunakan gigi depan sebagai
fulcrum ( tumpuan )
Setelah rimaglotis terlihat insersikan
ETT
43
Proses intubasi
jangan lebih dari 30 detik
( > baik < 15 detik )
44
SUMBATAN JALAN NAPAS
Mengatasi sumbatan nafas parsial
PCR
51
Definisi
Resusitasi jantung paru adalah
suatu tindakan pertolongan untuk
mengembalikan fungsi pernafasan dan
fungsi jantung yang terganggu guna
melangsungkan hidup penderita.
Pada salah satu kondisi ....
RJP
Tersumbat jalan nafas
Tidak ditemukan adanaya nafas
Dalam penilaian ditemukan
gangguan nadi
Sistem pernafasan ,sirkulasi
Jantung
Pembuluh darah
Darah dan bagian bagiannya
Jantung bisa berhenti banyak hal :
1. Penyakit jantung
2. Gangguan pernafasan
3. Syok
4. Komplikasi penyakit
Tanda pasti Meninggal
Lebam mayat 20-30’ post meninggal
Kaku mayat 1-2 kemudian
Pembusukan 6-12 post kematian
Tanda2 lain/cidera yg mematikan
Diantaranya :
Bagaimana menguasai dan membebaskan jalan
nafas
Bagaimana memberikan bantuan pernafasan
Bagaimana membantu mengalirkan darah
ketempat penting pasokan O2 dan nutrisi
terjaga untuk mencegah kematian
Pendahuluan
57
Indikasi
Pada kondisi penurunan PaO2 dengan gejala dan
tanda hipoksia: dispnea (sesak napas), takipnea,
disorientasi, gelisah, apatis & penurunan kesadaran
Kondisi lain
Gagal napas
Syok
Keracunan karbonmonoksida (CO), dll
58
Sungkup Muka Sederhana
Sistem aliran rendah dengan aliran udara berkisar 5-8
l/menit
59
Daftar Pustaka
Comitte on Trauma, American College of Surgeon.
ATLS Student Course Manual, 7th Edition. Chicag0:
American College of Surgeon, 2004.
European Resuscitation Council. Guidelines for
Resuscitation 2005: Section 2. Adult basic life support
and use of automated external defibrillators.
Resuscitation (2005) 67S1, S7—S23.
60