penyakit infeksi yang disebabkan oleh spesies tertentu menghambat antibiotik pada keturunannya
(serangga, bakteri, jamur dll).
Infeksi nosokomial
FUNGI
1. Kandidiasis vulvovaginalis
2. Perleche
3. Kandidiasis oral (Trush)
4. Kandidiasis Intertriginosa
5. Kandidiasis Kuku dan Paronikia
6. Kandidiasis Granulomatosa
SIMBIOSIS :
1. Simbiosis Mutualisme
hubungan dua makhluk hidup yang saling
menguntungkan
2. Simbiosis Komensalisme
Mekanisme kerja infeksi oleh jamur candida albicans:
Proses infeksi dimulai dengan perlekatan Candida albicans
pada sel epitel vagina. Kemampuan melekat ini lebih baik
pada Candida albicans dari pada spesies Candida lainnya.
Kemudian, Candida albicans mensekresikan enzim
proteolitik yang mengakibatkan kerusakan ikatan-ikatan
protein sel pejamu sehingga memudahkan proses invasi.
Selain itu, Candida albicans juga mengeluarkan mikotoksin
3. Sterilisasi gas
• Aldehid: RCHO
O • Nitril : RCN
CH3CH2 C H
CH3 C N
• Keton: RCOR
CH3 NH2 OH COOH SO3H
O
CH3 C CH3
Toluena Anilin Fenol Asam Benzoat Asam Bensensulfonat
O Br
Br
C OH o-Dibromobensena
orto
m-Dibromobensena
meta
p-Dibromobensena
para
KEPOLARAN
• Klorida asam : RCOCl
Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya
suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini
O
terjadi karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai
C Cl
nilai keelektronegatifitas yang berbeda.
• Ester : RCOOR'
Ciri-ciri senyawa polar:
1. Dapat larut dalam air dan pelarut polar lain
O
C 2. Memiliki kutub positif (+) dan kutub negatif (-), akibat tidak
OCH3
meratanya distribusi elektron
• Amida : RCONH2, RCONHR, RCONR2 1. Tidak larut dalam air dan pelarut polar lain
2. Tidak memiliki kutub positif (+) dan kutub negatif (–),
akibat meratanya distribusi elektron
3. Tidak memiliki pasangan elektron bebas ( bila bentuk yang ada dalam senyawa. Spektrofotometer FTIR
molekul diketahui ) atau keelektronegatifannya sama. menentukan suatu senyawa berdasarkan Gugus Fungsi yang
Contoh : Cl2, PCl5, H2, N2 dimiliki oleh suatu sampel. Spektroskopi Mass/MS
menentukan suatu senyawa berdasarkan berat molekul dari
Kepolaran suatu molekul dinyatakan menggunakan suatu senyawa yang kita analisis biasanya alat ini disatukan
besaran yang disebut momen dipol (µ). Semakin besar harga
momen dipol, semakin polar senyawa yang bersangkutan dengan HPLC atau GC untuk melakukan pemisahannya,
bahkan mendekati ke sifat ionik. Momen dipol merupakan karena senyawa yang masuk kedalam MS harus senyawa
suatu besaran vektor yang digambarkan menggunakan
moment ikatan. Jika jumlah vektor momen-momen ikatan tunggal.
lebih besar dari nol, maka molekul tersebut bersifat polar,
sebaliknya jika jumlah vektor momen-momen ikatan sama
Analisis Kuantitatif
dengan nol, maka maka molekul tersebut bersifat nonpolar.
ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF Analisis kuantitatif merupakan suatu tekhnik atau metode
untuk menentukan Kuantitas atau kadar suatu
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia
analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu unsur/senyawa dalam suatu cuplikan. Analisis Kuantitatif
sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan dilakukan apabila kita telah mengetahui senyawa apa saja
pada interaksi antara materi dengan cahaya.
yang terkandung dalam suatu contoh. Sehingga dilakukan
Dari 4 jenis spektrofotometri ini (UV, Vis, UV-Vis dan Ir)
Analisis Kuantitatif ini untuk menentukan kadar dari suatu
memiliki prinsip kerja yang sama yaitu “adanya interaksi
antara materi dengan cahaya yang memiliki panjang unsure yang terkandung. Berdasarkan metode yang
gelombang tertentu”. Perbedaannya terletak pada panjang dilakukan Analisis Kuantitatif dibagi menjadi 2, yaitu :
gelombang yang digunakan.
Jenis P.gel Absorp Lampu Metode Analisis konvensional ini diantaranya adalah
Selanjutnya analisis kualitatif dapat dilakukan dengan Selanjutnya Metode Colourimetri, penentuan kadar suatu
metode yang lebih modern yaitu dengan menggunakan unsur/senyawa berdasarkan kesamaan warna secara visual
instrument diantaranya Spektrofotometri UV, senyawa yang ingin diketahui dengan senyawa standard
Spektrofometri FTIR, HPLC, MS (Mass Spectroscopy), dan yang telah diketahui kadarnya. Metode ini mirip dengan
NMR. Spektrofotometer UV menentukan suatu senyawa metode Volumetri, suatu senyawa yang ingin diketahui
berdasarkan penyerapan sinar UV oleh gugus kromofor kadarnya direaksikan dengan suatu senyawa spesifik untuk
menghasilkan senyawa baru yang memiliki warna yang Titrasi Redoks
stabil, kemudian senyawa ini dibandingkan warnanya Titrasi redoks sesuai namanya merupakan jenis titrasi
dengan senyawa standar yang telah diketahui kadarnya dengan reaksi redoks. Secara umum ada tiga macam reaksi
redoks.
dengan melakukan titrasi bertahap sampai memiliki warna
yang sama dengan contoh. Pertama, titrasi iodometri. Merupakan titrasi redoks dengan
menggunakan I2 dan merupakan jenis reaksi tidak langsung.
Karena I2 yang akan bereaksi harus dibuat terlebih dahulu
Analisis Instrumen dengan reaksi redoks sebelumnya.
Penggunaan alat ini disesuaikan dengan senyawa apa yang Titrasi asam basa merupakan metode analisis kuantitatif
yang berdasarkan reaksi asam basa. Sesuai persamaan
akan di analisis, sifat fisik suatu unsur, perkiraan kadar dari
umum reaksi asam basa: asam + basa à garam + air.
uji pendahuluan sehingga hasil yang diperoleh dapat Indikator yang biasa digunakan adalah indikator yang dapat
dipertanggungjawabkan karena setiap instrument memiliki memprofilkan perubahan warna pada trayek pH tertentu.
Kurva titrasi asam basa biasanya dapat dibuat dengan
ketelitian yang berbeda. Contohnya untuk penentukan kadar membuat plot antara ml titran (sb.x) dengan pH larutan
suatu unsur logam dalam batuan, penentuan unsur utama (sb.y).
(makro) dilakukan dengan menggunakan XRF, sedangkan Titrasi Argentometri
untuk menentukan kadar logam lain yang kadarnya kecil
Titrasi argentometri adalah jenis titrasi yang digunakan
(mikro) dilakukan dengan menggunakan SSA. Hal ini khusus untuk reaksi pengendapan. Prinsip umumnya adalah
dikarenakan SSA memiliki ketelitian yang lebih tinggi untuk mengenai kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan dari
reagen-reagen yang bereaksi. Secara umum, metode titrasi
kadar mikro dibandingkan dengan XRF. argentometri ada tiga macam.
Yaitu zat utama/zat berkhasiat dalam sedian eliksir STERIL
• Sediaan steril yaitu sediaan terapetis yang bebas
PELARUT mikroroganisme baik vegetatif atau bentuk sporanya baik
patogen atau nonpatogen.
Yaitu cairan yang dapat melarutkan zat ktif atau biasa
disebut zat pembawa.Pelarut utama digunakan etanol untuk Berdasarkan penggunaan
mempertinggi kelaruta a. Injeksi
Suatu larutan obat dalam pembawa yang cocok dengan atau vitamin, mineral, elektrolit, dan asam amino/peptida sebagai
tanpa bahan tambahan yang dimaksudkan untuk penggunaan sumber nitrogen.
parenteral h. Allergi Ekstrak (Ekstrak allergen)
b. Cairan Infus Merupakan larutan pekat alergen steril untuk maksud
Merupakan injeksi khusus karena cara pemberiannya dan diagnosis atau pengobatan reaksi alergi.
volumenya besar Berguna untuk :
1. Nutrisi dasar, contoh : infus dekstrosa i. Larutan, suspensi dan salep untuk mata
2. Perbaikan keseimbangan elektrolit, contoh : infus Obat-obatan dalam larutan atau suspensi yang diberikan
ringer mengandung ion Na+, K+, Ca2+ dan Cl- dengan meneteskan ke dalam mata termasuk sediaan steril,
3. Pengganti cairan tubuh, contoh iInfus dekstrosa dan meskipun batasan steril biasanya tidak dimasukkan dalam
NaCl pada namanya, seperti : “Sulfacetamide larutan mata” atau
4. Membantu diagnosis, contoh untuk penentuan fungsi Hydrocortison Acetat Suspensi mata.
ginjal : injeksi mannitol
j. Pelet steril atau implantasi subkutan
c. Radiopharmaceutical Pelet atau implan steril merupakan tablet berbentuk silindris,
Suatu injeksi yang mengandung bahan radioaktif. Berfungsi kecil, padat dengan diameter lebih kurang 3,2 mm dan
untuk diagnosis dan pengobatan dalam jaringan organ. panjang 8 mm, dibuat dengan mengempa dan dimaksud
Pembuatan dan penggunaannya berbeda dengan bahan obat untuk ditanam subkutan (paha atau perut) untuk tujuan
biasa (non radioaktif) menghasilkan pelepasan obat terus menerus selama jangka
waktu panjang.3-5 bln. Obat antihamil dlm bentuk inplan
d. Zat Padat Kering Atau Larutan Pekat dapat bekerja sampai 3 thn. (Implanon mengandung
Bahan yang tidak stabil dalam bentuk cair/lrt disimpan etonogestrel 68 mg/susuk KB). Menggunakan penyuntikan
dalam bentuk zat padat kering yang dilarutkan pada waktu khusus (trocar)/dengan sayatan digunakan untuk hormon
akan digunakan. _ Jika bahan padat kering tidak yang kuat sampai 100x dari pemakaian biasa
mengandung dapar, pengencer atau zat tambahan lain, dan (oral/parenteral). Pelet tidak boleh mengandung bahan
bila ditambah pelarut lain yang sesuai, memberikan larutan pengikat, pengencer atau pengisi yang ditujukan untuk
yang memenuhi semua aspek persyaratan untuk obat suntik. memungkinkan seluruhnya melarut dari absorbsi pelet di
Sediaan diberi label obat steril. tempat penanaman.
Contoh : Ampicillin Sodium Steril Contoh : pelet estradiol, biasanya mengandung 10 dan 25
mg estrogen estradiol (dosis lazim oral dan parenteral 250
Jika bahan padat kering mengandung satu atau lebih, dapar, mcg).
pengencer atau zat tambahan lain, sediaan diberi label obat
suntik/injeksi. Contoh : Amphotericin B Injeksi k. Antikoagulan
e. Larutan Irigasi Larutan untuk mencegah pembekuan darah, butuh syarat
Persyaratan seperti larutan parenteral seperti injeksi dan bebas pirogen.
Dikemas dalam wadah volume besar dengan tutup Contoh : Larutan Natrium sitrat Steril, ACDP, Heparin,
dapat berputar ACD
• Digunakan untuk merendam luka/mencuci luka,
sayatan bedah atau jaringan/organ tubuh l. Sediaan vaksin
• Diberi label sama seperti injeksi. Merupakan produk biologi (pembantu diagnostik) untuk
• Contoh : Sodium chlorida untuk irigasi, Ringers tujuan mencegah penyakit dan pengobatan
untuk irigasi, Steril water untuk irigasi
• Label/etiket : “bukan untuk obat suntik” KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
f. Larutan Dialisis Keuntungan sediaan parenteral:
Untuk menghilangkan senyawa-senyawa toksis yang secara 1. Aksi obat lebih cepat
normal disekresikan oleh ginjal. Pada kasus keracunan atau 2. Cocok untuk obat inaktif jika diberikan oral
gagal ginjal atau pada pasien yang menunggu transplantasi 3. Obat yang mengiritasi bila diberikasn secara oral
ginjal, dialysis adalah prosedur darurat 4. Kondi pasien (pingsan, dehidrasi) sehingga tidak
untuk menyelamatkan hidup. Dialisis adalah proses, dimana memungkinkan obat diberikan secar oral.
senyawa-senyawa dapat dipisahkan satu dengan lainnya 5. Dapat digunakan secara depo terapi.
dalam larutan berdasarkan perbedaan kemampuan berdifusi 6. Kemurniaan dan takaran zat berkhasiat lebih terjamin.
lewat membran. Larutan yang tersedia di perdagangan Kerugian sediaan parenteral:
mengandung dekstrosa sebagai sumber utama kalori, 1. Karena bekerja cepat, jika terjadi kekeliruan sukaar
dilakukan pencegahan.
2. Secara ekonomi lebih mahal dibandingkan sediaan per Rute Pemberian
oral 1. Intravena
3. Risiko, kalau alergi atau salah obat maka tidak bisa Merupakan larutan yang dapat mengandung cairan yang
langsung dighilangkan tidak menimbulkan iritasi yang dapat bercampur dengan air,
4. Cara pemberian lebih sukar, butuh personil khusus, volume 1 ml sampai 10 ml. Larutan ini biasanya isotonis
misal di rumah sakit oleh dokter atau perawat. dan hipertonis. Bila larutan hipertonis maka disuntikkan
perlahan-lahan. Larutan injeksi intravena harus jernih betul,
Alasan obat dibuat sediaan parenteral: bebas dari endapan atau partikel padat, karena dapat
1. Kadar obat sampai ke target menyumbat kapiler dan menyebabkan kematian.
Jumlah obat yang sampai ke jaringan target sesuai dengan Penggunaan injeksi intravena tidak boleh mengandung
jumlah yang diinginkan untuk terapi. bakterisida dan jika lebih dari 10 ml harus bebas pirogen.
2. Parameter farmakologi 2. Pemberian Subkutis (Subkutan)
Meliputi waktu paruh, C maks., onset. Lapisan ini letaknya persis dibawah kulit, yaitu lapisan
3. Jaminan dosis dan kepatuhan lemak (lipoid) yang dapat digunakan untuk pemberian obat
Terutama untuk pasien-pasien rawat jalan antara lain vaksin, insulin, skopolamin, dan epinefrin atau
4. Efek biologis obat lainnya. Injeksi subkutis biasanya diberikan dengan
Efek biologis tidak dapat dicapai karena obat tidak bisa volume samapi 2 ml (PTM membatasi tak boleh lebih dari 1
dipakai secara oral. Contoh: amphoterin B (absorbsi jelek) ml) jarum suntik yang digunakan yang panjangnya samapi
dan insulin (rusak oleh asam lambung). ½ sampai 1 inci (1 inchi = 2,35 cm)
5. Alternatif rute, jika tidak bisa lewat oral.
6. Dikehendaki efek lokal dengan menghindari efek atau reaksi 3. Pemberian Intramuskuler
toksik sistemik. Intramuskuler artinya diantara jaringan otot. Cara ini
Contoh: methotreksat, penggunaan secara intratekal untuk keceparan absorbsinya terhitung nomor 2 sesudah intravena.
pengobatan leukimia. Jarum suntik ditusukkan langsung pada serabut otot yang
7. Kondisi pasien letaknya dibawah lapisan subkutis. Penyuntikan dapat di
Untuk pasien-pasien yang tidak saar, tidak kooperatif, atau pinggul, lengan bagian atas. Volume injeksi 1 sampai 3 ml
tidak bisa dikontrol dengan batas sampai 10 ml (PTM—volume injeksi tetap
8. Inbalance (cairan badan dan elektrolit) dijaga kecil, biasanya tidak lebih dari 2 ml, jarum suntik
Contoh: muntaber serius, sehingga kekurangan elektrolit digunakan 1 samai 1 ½ inci. Problem klinik yang biasa
yang penting dan segera harus dikembalikan terjadi adalah kerusakan otot atau syaraf, terutama apabila
9. Efek lokal yang diinginkan. Contoh: anestesi lokal ada kesalahan dalam teknik pemberian (ini penting bagi
Injeksi merupakan salah satu bentuk sediaan parenteral praktisi yang berhak menyuntik).
dimana memiliki : 4. Pemberian intrathekal-intraspinal
Penyuntikan langsung ke dalam cairan serebrospinal
Keuntungan pada beberapa temapt. Cara ini berbeda dengan cara spinal
o Obat memiliki onset ( mulai kerja ) yang cepat anastesi. Kedua pemberian ini mensyaratkan sediaan dengan
Efek obat dapat diramalkan dengan pasti kemurniaannya yang sangat tinggi, karena daerah ini ada
Bioavailabilitas sempurna atau hampir sempurna barier (sawar) darah sehingga daerahnya tertutup.
o Kerusakan obat dalam tractus gastrointestinalis dapat Sediaan intraspinal anastesi biasanya dibuat hiperbarik
dihindarkan yaitu cairannya mempunyai tekanan barik lebih tinggi dari
o Obat dapat diberikan kepada penderita yang sakit keras atau tekanan barometer. Cairan sediaan akan bergerak turun
yang sedang dalam keadaan koma karena gravitasi, oleh sebab itu harus pada posisi pasien
Kerugian tegak.
o Rasa nyeri saat disuntik, apalagi kalau harus diberikan 5. Intraperitoneal
berulang kali Penyuntikan langsung ke dalam rongga perut, dimana
o Memberikan efek psikologis pada penderita yang takut obat secara cepat diabsorbsi. Sediaan intraperitoneal dapat
disuntik juga diberikan secara intraspinal, im,sc, dan intradermal
o Kekeliruan pemberian obat atau dosis hampir tidak mungkin 6. Intradermal
diperbaiki, terutama sesudah pemberian intravena Cara penyuntikan melalui lapisan kulit superficial,
o Obat hanya dapat diberikan kepada penderita di rumah sakit tetapi volume pemberian lebih kecil dari sc, absorbsinya
atau tempat praktek dokter oleh dokter dan perawat yang sangat lambat sehingga onset yang dapat dicapai sangat
kompeten. lambat.
7. Intratekal
RUTE PENGGUNAAN
Digunakan khusus untuk bahan obat yang akan berefek pada
cairan serebrospinal. Digunakan untuk infeksi ssp seperti
meningitis, juga untuk anestesi spinal. Intratekal umumnya
diinjeksikan secara langsung pada lumbar spinal atau
ventrikel sehingga sediaan dapat berpenetrasi masuk ke
dalam daerah yang berkenaan langsung pada SSP.
FITOKIMIA
1. GENUS (Tanduk)
2. SPESIES
3. NAMA AHLI BOTANI
Ciri”;
1. Mengandung unsur N
2. Unsur N terikat pada ikatan heterosiklik
3. Bersifat basa karena memiliki ikatan elektron bebas
4. Berasal dari tanaman
5. Memiliki aktivitas farmakologi
Golongan:
SAPONIN
KUINON
Deteksi : (+) NaoH = positif warna merah Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C27) dengan
molekul karbohidrat. Saponin steroid diekskresikan setelah
Analisis/ identifikasi/ karakterisasi: koagulasi dengan asam glukotonida dan digunakan sebagai
bahan baku pada proses biosintetis obat kortikosteroid.
1. Spektrofotometri uv = λmax (252, 272, 325,405 Saponin jenis ini memiliki aglikon berupa steroid yang di
nm) peroleh dari metabolisme sekunder tumbuhan. Jembatan ini
2. IR = melihat puncak dengan gugusnya juga sering disebut dengan glikosida jantung, hal ini
- 1670 cm-1 ; gugus karbonil disebabkan karena memiliki efek kuat terhadap jantung.
- 3600-3150 cm-1 ; gugus hidroksil
- 1600-1480 cm-1 ; gugus : kerangka benzen Saponin tritetpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan
3. Massa = yang dihasilkan BM molekul karbohidrat. Dihidrolisis menghasilkan suatu
- C-O : 180 aglikon yang disebut sapogenin ini merupakan suatu
- M2CO : 152 senyawa yang mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga
dapat dimurnikan. Tipe saponin ini adalah turunan – merupakan polimer dari flavonoid yang dihubungan dengan
amyrine. melalui C8 dengan C4. Salah satu contohnya adalah Sorghum
Sifat-sifat Saponin : procyanidin, senyawa ini merupakan trimer yang tersusun
a. Mempunyai rasa pahit
b. Dalam larutan air membentuk busa stabil dari epiccatechin dan catechin.
c. Menghemolisa eritrosit
d. Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
e. Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan
hidroksiteroid lainya
f. Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
g. Berat molekul relative tinggi dan analisi hanya
menghasilkan formula empiris yang mendekati
TANIN