T H A M R I N
Fakultas Ekonomi & Bisnis
Jalan Raya Bogor Km. 20, Kramat Jati Jakarta Timur, Telp. (021) 80877715 / 80885519 Ext. 105 Fax. 8092235
Terakreditasi “B” / Baik Program Studi S1 Manajemen (Nomor: 503/SK/BAN-PT/Akred/S/III/2019)
1. Apa saja tugas dan kewenangan pengurus dan pengawas organisasi koperasi.
Jelaskan ?
Jawab
Jawab
Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 Bagian Kedua Poin Tujuan Pasal 3 dijelaskan
bahwa “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian Nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju ,adil ,dan makmur berlandaskan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 .”
Jawab
1. Perencanaan (Planning).
Proses yang paling penting adalah fungsi perencanaan, yang merupakan fungsi
paling utama yang harus dijalankan oleh pihak manajemen koperasi. Pengurus
dan manajer di koperasi harus menyusun perencanaan penggunaan sumber daya
manusia, modal, sarana fisik, dan informasi yang dimiliki koperasi untuk mencapai
tujuan koperasi yang telah disepakati oleh para anggotanya. Perencanaan
menyangkut masa depan. Bagaimana dengan kemampuan, masalah, dan potensi
yang dimiliki koperasi saat ini diarahkan untuk mencapai target-target koperasi
kearah yang lebih baik. Karenanya sebelum menyusun perencanaan pengurus
dan manejer koperasi harus melakukan identifikasi dan evaluasi terlebih dahulu
apa target atau sasaran apa saja yang sudah tercapai, kebutuhan pelayanan apa
yang diinginkan oleh anggota dan belum dipenuhi oleh koperasi, bagaimana
kemampuan permodalan koperasi, termasuk juga situasi persaingan usaha di
lingkungan koperasi juga harus diperhitungkan.
2. Pengorganisasian (Organizing).
Pengorganisasian (organizing) merupakan Perancangan dan pemeliharaan sistem
peran, atau Proses pengaturan dan pengalokasian kerja, wewenang dan sumber
daya di kalangan anggota organisasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien.
Faktor Penting dalam Proses Pengorganisasian di Koperasi adalah Pembagian
tugas (division of work), Departementasi, Rentan manajemen/kendali (span of
control), yang terdiri dari:
a. kompetensi dari pengurus, pengawas dan pengelola,
b. kompetensi dari bawahan (staff),
c. derajat variasi pekerjaan,
d. teknologi yang digunakan dalam organisasi. Pendelegasian wewengan
(delegation of authority)
4. Pengawasan (Controlling).
Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah
dilaksanakan, menilainya dan mengoreksinya dengan maksud agar pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Jenis - Jenis Pengawasan:
a) Pengawasan preventif : pengawasan yang bersifat pencegahan yang
dilaksanakan melalui suatu sistem pembinaan SDM pada semua eselon dalam
organisasi dan menentukan prosedur, pembagian tugas dan wewenang,
termasuk di dalamnya perencanaan dan pelaporan
b) Pengawasan korektif : pengawasan untuk memperbaiki bias, penyimpangan
atau kebocoran dari rencana, standar dan prosedur yang sudah ada ditentukan
dalam suatu organisasi.
4. Coba saudara uraikan fungsi koperasi tertuang dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992
tentang perkoperasian ?
Jawab
Fungsi dan peran Koperasi menurut pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992 tentang
perkoperasian adalah :
Jawab
Jawab
Secara umum Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi adalah selisih antara jumlah
pendapatan yang diperoleh dengan jumlah biaya operasional koperasi seperti
penyusutan, kewajiban lain, dan pajak dalam satu periode tertentu. Banyak yang
telah salah karena menyamakan Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi dengan dividen
perusahaan. Meskipun ada beberapa kemiripan dan kesamaan, namun Sisa Hasil
Usaha (SHU) koperasi dan Dividen perusahaan memiliki perbedaan yang
signifikan.
Istilah Dividen dikhususkan untuk keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada
investor sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki sebagai modal yang
ditanamkan di perusahaan tersebut. Lain halnya dengan Sisa Hasil Usaha (SHU)
koperasi yang tidak mencakup seluruh keuntungan yang diperoleh karena hanya
sisa keuntungan setelah dikurangi dana cadangan.
Dalam Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi, pembagian tidak dilkamuskan terhadap
besar kecilnya simpanan yang dijadikan modal para anggotanya, tetapi
tergantung pada besar kecilnya partisipasi modal dan transaksi anggota dalam
perolehan pendapatan koperasi. Semakin besar transaksi yang dilakukan anggota
dalam menggunakan layanan koperasi, maka semakin besar pula Sisa Hasil
Usaha (SHU) yang akan diterima.
Sedangkan menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian Sisa hasil usaha Koperasi merupakan pendapatan
Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan
biaya,penyusutan ,dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan
Jawab
Menurut saya, saat ini bangsa Indonesia serta bangsa-bangsa lain di dunia sedang
menghadapi ujian di tengah pandemi Covid-19, yang mana pertumbuhan ekonomi
nasional sedang mengalami tantangan yang cukup serius, angka kemiskinan dan
pengangguran meningkat, dunia usaha terutama koperasi dan UMKM mengalami
dampak yang sangat berat di sisi produksi, pemasaran, dan pembiayaan.
Tantangan baru yang dihadapi oleh dunia perkoperasian nasional tidak hanya sekadar
mengubah cara berbisnis dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital dan
inovasi produk, tetapi juga menjadi momentum untuk menghadirkan visi baru di
tengah perubahan sosial–ekonomi yang sangat dinamis.
1. Ada sejumlah inisiatif yang sedang kita lakukan untuk penguatan dan modernisasi
koperasi. Pertama, melakukan perbaikan ekosistem kemudahan usaha yang
memungkinkan koperasi bisa mengakses pasar yang lebih luas, selanjutnya
koperasi harus masuk ke sektor–sektor ekonomi unggulan nasional yaitu pangan,
komoditi maritim, pariwisata, dan industri pengolahan. Menurut saya juga,
pembiayaan yang ramah untuk UMKM dan koperasi sudah berjalan, koperasi
menjadi partner pemerintah untuk menyukseskan program Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN).
2. Mengikuti perkembangan dunia usaha saat ini dan arus informasi serta iklim
keterbukaan. Saya berharap melalui dinas terkait dapat membangun koperasi
berbasis IT, penguatan kelembagaan dan pengawasan koperasi, dorong kelompok
masyarakat menjadi anggota koperasi, fokus pada akses pembiayaan serta fokus
pada koperasi sektor riil yang berorientasi ekspor dan padat karya.
3. Metode penjualan koperasi juga dituntut mengikuti perkembangan zaman.
Transaksi jual-beli model konvensional yang biasa diterapkan, juga harus
dilengkapi dengan model elektronik commerce. Selain untuk menjaga
keberlangsungan usaha, upaya tersebut juga untuk membuktikan bahwa koperasi
bukanlah badan usaha yang ketinggalan zaman. Melalui pemanfaatan teknologi
informasi dapat memudahkan bisnis koperasi untuk terhubung kepada konsumen,
produsen, ataupun distributor. Digitalisasi koperasi dilakukan untuk memudahkan
transaksi jual-beli di tengah pandemic saat ini.
4. Koperasi juga harus "cerdik" mengakses berbagai bantuan permodalan dan dana
likuiditas dari pemerintah, seperti melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir
(LPDB) KUMKM. Apabila sumber permodalan berasal dari bank, koperasi juga
harus "cerdas" memanfaatkan program relaksasi kredit dan restrukturisasi kredit
yang diinisiasi oleh OJK. Tentu saja, prinsip kehati-hatian dan profesionalitas harus
senantiasa dilakukan oleh koperasi dalam menjalankan kegiatan usahanya,
khususnya ketika memberikan fasilitas kredit kepada anggota.
5. Menciptakan produk kreatif dan inovasi sesuai kebutuhan pasar dapat menjadi
strategi koperasi untuk menjaga keberlangsungan usaha. Dalam konteks koperasi
produsen misalnya, melakukan inovasi produk berdasarkan kebutuhan konsumen
adalah strategi bertahan di tengah pandemi. Koperasi batik untuk sementara dapat
beralih untuk memproduksi masker kain yang saat ini dibutuhkan masyarakat.
Melalui sentuhan kreativitas, masker batik tidak sekadar masker kain, tetapi juga
masker yang bernuansa budaya. Selain masker, koperasi produsen juga dapat
memproduksi alat pelindung diri (APD) dan kebutuhan para tenaga medis lainnya.
Namun, selalu menjaga standar kualitas produk menjadi suatu hal yang penting
untuk diperhatikan.
6. Terakhir menurut saya, Peningkatan SDM tentu bukan hal mudah. Upaya tersebut
perlu intervensi pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk memberikan
pelatihan dan pembinaan semua koperasi yang berada dalam binaannya.
Diperlukan sinergisitas program antara Kementerian Koperasi dan UKM,
pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, perguruan tinggi,
dan berbagai stakeholder lainnya.
--------------------------------------------------------#------------------------------------------------------------