Anda di halaman 1dari 6

U N I V E R S I T A S M H.

T H A M R I N
Fakultas Ekonomi & Bisnis
Jalan Raya Bogor Km. 20, Kramat Jati Jakarta Timur, Telp. (021) 80877715 / 80885519 Ext. 105 Fax. 8092235
Terakreditasi “B” / Baik Program Studi S1 Manajemen (Nomor: 503/SK/BAN-PT/Akred/S/III/2019)

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GANJIL


TAHUN AKADEMIK 2020/2021
PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MH. THAMRIN
==================================================================================
Nama : Muhammad Fikri Sanny
NIM : 3012181266
Mata Kuliah : Perilaku Organisasi
Hari / Tanggal : Sabtu, 23 Januari 2021
Waktu : 19.00 s.d. 21.00 WIB
Dosen : Ahmad Rojikun, S.E., M.M.
Kelas/Gelombang : P2K/12B
Sifat Ujian : Online
====================================================================

1. Apa pengertian. penyebab, faktor, gejala dan dampak dari stres kerja. Jelaskan
dengan ringkas dan tepat ? (Bobot 25)
Jawab
Stres kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami
karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja tampak dari gejala antara lain
emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang
berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat dan
mengalami gangguan pencernaan.
Stres Kerja juga merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi,
jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Stres yang tidak bisa diatasi dengan baik
biasanya berakibat pada ketidakmampuan orang berinteraksi secara positif dengan
lingkungannya, bauk dalam lingkungan pekerjaan maupun lingkungan luarnya.
Artinya, karyawan yang bersangkutan akan mengalami berbagai gejala negative yang
pada gilirannya akan berpengaruh pada prestasi kerja.
a. Penyebab Stres Kerja
Penyebab stres yang bersifat organisasi, salah satunya adalah struktur organisasi
yang terbentuk melalui desain organisasi yang ada, misalnya melalui formalisasi,
konflik dalam hubungan antar karyawan, spesialisasi, serta lingkungan kurang
mendukung. Hal ini dalam organisasi yang juga dapat menyebabkan stres antara
lain adalah level diferensiasi dalam perusahan serta ada sentralisasi menyebabkan
karyawan tidak mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
Sedangkan faktor yang bersifat non-organisasi, yaitu faktor individual antara lain
adalah tipe kepribadian karyawan. Tipe kepribadian yang cenderung yang
mengalami stres kerja yang lebih tinggi adalah tipe kepribadian A. individu tipe A
lebih cepat mengalami kemarahan yanga apabila ia tidak dapat menangani hal
tersebut, individu tersebut akan mengalami stres yang dapat menuju terjadinya
masalh pada kesehatan individu tersebut.
b. Faktor Stres Kerja

1. Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh
pembenukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan. Dalam
faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi
karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat
karena adanya penyesuaian terhadap tiga hal tersebut membuat seseorang
mengalami ancaman tekanan stress.
2. Faktor Organisasi
Dalam organisasi terdafat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress
yaitu role demands, interpersonal demands, organizational structure dan
organizational leadership.
3. Faktor Individu
Pada dasarnya faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga,
masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan
pribadi antar keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada
pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam
pekerjaan seseorang.

c. Gejala Stres Kerja

1. Kepuasan kerja rendah


2. Kinerja yang menurun
3. Semangat dan energy menjadi hilang
4. Komunukasi tidak lancar
5. Pengambilan keputusan jelek
6. Kretifitas dan inovasi kurang
7. Begulat pada tugas-tugas yang tidak produktif

d. Dampak Stres Kerja

Berikut ini beberapa dampak dan akibat yang ditimbulkan dari stres kerja:

• Subjektif, berupa kekhawatiran atau ketakutan, agresi, apatis, rasa bosan,


depresi, keletihan, frusrasi, kehilangan kendali emosi, penghargaan diri
yang rendah, gugup, kesepian.
• Perilaku, berupa mudah mendapat kecelakaan, kecanduan alkohol,
penyalahgunaan obat, luapan emosional, makan atau merokok secara
berlebihan, perilaku impulsif, tertawa gugup.
• Kognitif, berupa ketidak mampuan untuk membuat keputusan yang masuk
akal, daya konsentrasi rendah, kurang perhatian, sangat sensitif terhadap
kritik, hambatan mental.
• Fisiologis, berupa kandungan glukosa darah meningkat, denyut jantung
dan tekanan darah meningkat, mulut kering, berkeringat, bola mata
melebar, panas dan dingin.
• Organisasi, berupa angka absensi, omset, produktivitas rendah, terasing,
dari mitra kerja, komitmen organisasi dan loyalitas berkurang.
2. Di era orde baru apabila seorang PATI Polri untuk mencapai kekuasaan
tertinggi menjadi Tribrata 1(Kapolri) harus antri menunggu gerbong estafet.Jadi
unsur senioritas lebih diutamakan. Namun di era reformasi terbalik bahkan ada
Kapolri melewati 3 sampai 4 angkatan seniornya.
Pertanyaan : (Bobot 25)
a. Menurut anda sebagai mahasiswa bagaimana anda melihat fenomena
ini,apakah melangar kepatutan atau etika. Berikan argument anda ?
b. Apakah Presiden sebagai Panglima Tertinggi 3 angkatan dan Polri boleh
begitu saja memutuskan sepihak, tanpa mendengar aspirasi dari luar seperti:
LSM, tokoh masyarakat, akademisi dan pendapat para purnawirawan Polri.
Berikan tanggapan anda ?

Jawab

a. Menurut saya, fenomena tersebut menurut pribadi saya tidak melanggar


kepatutan atau etika. Karena menurut saya seseorang yang berkompeten
dalam sebuah jabatan tidak diharuskan seslalu mengikuti tingkat senior-
junior. Kompetensi seseorang dapat dilihat dari track record seseorang
tersebut ketika menjabat pada jabatan sebelumnya.
Jika memang seseorang tersebut memang kompeten, tetapi harus melewati
beberapa tingkat senior nya, dipastikan pencalonan seseorang tersebut juga
akan melalui uji kepatutan dan kelayakan yang pasti dinilai baik dari segi
fisik maupun kapabilitasnya.
Jika memang orang tersebut dinilai memang kompeten dan melewati para
seniornya menurut saya sah-sah saja, semua orang mempunya hak dan
kewajibanya atas sesuatu, jika memang orang tersebut sudah melewati
beberapa seniornya dan juga tidak lolos uji kelaikan dan kepatutan, makan
mungkin salah satu dari senior ada yang jauh lebih kompeten.
Jadi menurut saya, jabatan seseorang tidak diharuskan selalu sesuai dengan
tingkatn senior-junior tetapi ada hal lain yang menurut saya penting yaitu
kompeten/tidak serta layak/tidakah orang tersebut mejabat sebuat jabatan.

b. Menurut saya jika dalam konteks soal, Presiden memilih jabatan secara
sepihak saya mungkin kurang setuju disamping memang Presiden
mempunyai Hak Preogratif sebagai Panglima Tertinggi 3 Matra beserta Polri
untuk menunjuk kepala sebagai pembantu presiden dalam hal menjaga
kedaulatan serta keamanan negara.
Tetapi menurut saya juga, tidak mungkin Presiden menunjuk seseorang tidak
memiliki dasar maupun pertimbangan. Presiden setahu saya memiliki
WANTIMPRES atau Dewan Pertimbangan Presiden. Dewan ini
memungkinkan Presiden untuk dapat menunjuk 1, 2 atau lebih calan
pimpinan 3 matra mauun Polri tersebut.
Mengenai aspirasi dari luar seperti: LSM, tokoh masyarakat, akademisi dan
pendapat para purnawirawan Polri, Kembali lagi menurut saya, Presiden
dipilih Dari, Untuk dan Oleh Rakyat. Dan Presiden memiliki Hak Preogratif
untuk memilih para atasan asebagai pembantu beliau dalam menjaga
kedaulatan serta keamanan negara.
3. Dalam setiap ajang pilpres dan pileg ada saja golongan masyarakat yang memilih
golput.Dimana Pilpres 2019 tercatat angka golput terendah hanya 19,42% .
Pertanyaan : (Bobot 25)
1. Menurut saudara apa alasan meraka lebih memilih golput ketimbang mencoblos
salah satu kandidat ?
2. Apa saja upaya-upaya yang untuk meminimalisir angka golput di negara
kita.jelaskan ?

Jawab

1. Menurut saya alasan masih tingginya angka Golput di Indonesia antara lain
sebagai berikut :
1) Persoalan DPT atau Daftar Pemilih Tetap. update DPT-nya tidak optimal
sehingga angkanya yang tidak terdata dengan baik masih tinggi. Menurut
survey, hanya sekitar 60 persen saja responden yang sesuai di DPT,
sementara 40 persen responden tidak bisa dilacak lagi dengan berbagai
alasan, seperti sudah pindah alamat, orangnya tidak dikenal dan juga ada
pemilih yang sudah meninggal.
2) Alasan kedua adalah persoalan waktu pemilihan yang terbatas khususnya
untuk pemilih tambahan dan prosedur pemungutan suara yang tidak cukup
tersosialisasi dengan baik. Menurut saya, waktu untuk pemilihan untuk
pemilih tambahan terlalu singkat hanya satu jam dan prosedur yang
terabaikan sehingga banyak pemilih yang tidak mempunyai C6 atau surat
ketangan dari dinas dukcapil.
3) Alasan ketiga, adalah pemilih itu tidak memilik cukup informasi mengenai tata
cara bagaimana memproses dan meng-update status haknya dengan baik
sehingga tidak bisa menggunakan hak pilihnya pada hari H.
4) Dan alasan keempat, adalah penyelenggara pemilu di TPS tidak sepenuhnya
paham aturan yang dan tidak siap menghadapi protes dari warga yang datang
ke TPS.

2. Menurut saya, upaya-upaya yang untuk meminimalisir angka golput di negara


kita antara lain :

Faktor menjadi Golput itu ada tiga, pertama masalah teknis, misalnya tidak
terdaftar, waktu pencoblosan sedang ada halangan, misalnya sakit atau lainnya.
Kedua masalah pengetahuan. Tidak tau informasi tentang Pilpres, Pileg, atau
pemilihan lainnya. Ketiga masalah kesadaran di mana dari calon yang ada,
namun tidak ada yang sesuai dengan harapannya.
masing-masing faktor tersebut membutuhkan solusi yang berbeda-beda.
Misalnya saja untuk masalah teknis, Bakir mengatakan solusinya dengan cara
memaksimalkan proses pendaftaran, sehingga tidak ada lagi pemilih yang tidak
terdaftar. Lalu bagi warga yang sakit, penyelenggara harus pro aktif untuk
memberikan kesempatan bagi yang sakit untuk mencoblos di hari H pemilu.
Sementara masalah kurangnya pengetahuan pemilih bisa dilakukan melalui
sosialisasi yang intens dan maksimal tentang urgensi partisipasi dalam pemilu.
Adapun golput karena kesadaran pemilih akibat calon pemimpinnya yang tidak
sesuai harapan, maka perlu langkah komprehensif khususnya dari partai politik
untuk menawarkan calon pemimpin yang kredibel, berintegritas, dan memiliki
kapasitas sesuai dengan harapan masyarakat. Tidak kalah pentingnya juga
adalah peran civil society dan tokoh masyarakat untuk meyakinkan warga
tentang urgensi memilih.

4. Apa yang anda ketahui dari : (bobot 25)


a. Ormas
b. Parpol
c. LSM
d. Perilaku individu, perilaku kelompok dan perilaku organisasi.

Jawab

a. Ormas adalah Organisasi Kemasyarakatan yang disebut Ormas adalah


organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela
berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan
dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b. Parpol adalah Partai Politik adalah sekelompok orang yang berada dalam suatu
kelompok yang terorganisir. Kelompok tersebut terdiri dari orang orang yang
mempunyai ideologi tertentu, dan mempunyai tujuan yang sama. Tujuan utama
dari partai politik adalah untuk mendapatkan kedudukan atau kekuasaan politik
di suatu negara. Demi mencapai tujuannya, partai politik menggunakan cara cara
yang bersifat konstitusional.

c. LSM atau Lembaga Swadaya Masyarakat dapat diartikan organisasi/ lembaga


yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia
secara sukarela atas kehendak sendiri dan minat yang besar serta bergerak
dibidang kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasi/ lembaga sebagai
wujud partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat, yang menitik beratkan kepada pengabdian secara
swadaya.
d. Perilaku individu, perilaku kelompok dan perilaku organisasi.

1) Perilaku Individu
Adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan individu
lainya atau individu dengan lingkunganya, dan perilaku setiap individu itu
sangat berbeda antara satu dengan lainya. Dilihat dari sifatnya, perbedaan
perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara
berpikir utnuk menentukan pilihan perilaku berbeda satu sama lain.
Perilaku individu umumnya didorong oleh serangkaian kebutuhan, yaitu
beberapa pernyataan dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang itu
berbuat untuk mencapainya sebagai objek atau hasil. Ketika satu tingkat
kebutuhan telah terpenuhi, maka akan beranjak untuk memenuhi kebutuhan
pada tingkat selanjutnya atau berganti dengan kebutuhan yang lain.
2) Perilaku Kelompok
Perilaku kelompok dalam organisasi adalah aktifitas yang dilakukan dua atau
lebih individu yang berkumpul dan berinteraksi sebagai anggota organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi tertentu yang telah disepakati. Manusia
sebagai individu memunyai watak, temperamen, sifat dan kepribadian yang
berbeda-beda. Apabila individu tersebut masuk menjadi anggota suatu
kelompok, maka sifat, watak, temperamen dan kepribadiannya akan ikut
dibawa masuk ke dalam kelompok.
Dalam hal demikian maka akan terbentuk perilaku yang pada mulanya
berorientasi kepada perilaku individu harus diarahkan dan dikendalikan ke
arah perilaku yang berorientasi kelompok. Hal ini berarti perilaku individu
harus diarahkan menuju kepentingan organisasi guna mencapai tujuan
organisasi sehingga dalam perkembangan selanjutnya perilaku kelompok
berkembang menjadi perilaku organisasi.
3) Perilaku Organisasi
Perilaku Organisasi adalah bidang studi yang mempelajari tentang bagaimana
seseorang atau individu bertindak dan berperilaku dalam suatu organisasi,
termasuk mempelajari bagaimana mereka berinteraksi satu sama lainnya dan
bagaimana mereka bekerja dalam struktur organisasi untuk menyelesaikan
pekerjaan mereka serta interaksinya dengan lingkungan eksternal organisasi.
Studi Perilaku Organisasi ini berusaha untuk menjelaskan seluruh faktor
manusia yang kompleks dalam organisasi dengan mengidentifikasi penyebab
dan efek dari perilakunya.
Salah satu tujuan utama studi Perilaku Organisasi adalah untuk merevitalisasi
teori organisasi dan mengembangkan konseptualisasi kehidupan organisasi
yang lebih baik. Sebagai bidang multidisiplin, perilaku organisasi telah
dipengaruhi oleh perkembangan di sejumlah disiplin ilmu termasuk sosiologi,
psikologi, ekonomi dan teknik serta oleh pengalaman para praktisi itu sendiri.

-------------------------------------------------------------#---------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai