(2008) karya Chr. Jimmy L. Gaol, ada lima bentuk organisasi, yakni:
Bentuk organisasi lini/garis (line organization) Adalah jenis organisasi yang
memiliki garis wewenang atau kekuasaan secara vertikal dari atasan ke
bawahan. Biasanya diterapkan oleh organisasi kecil dengan jumlah
pegawai yang masih sedikit, dan pemilik menjadi pemimpin organisasinya.
Dalam Buku Ajar Perilaku Organisasi (2019) karya Ni Kadek Suryani dan
kawan-kawan, bentuk organisasi lini masih sangat sederhana, dan tingkat
spesialisasinya masih belum tinggi. selain itu, tiap kepala unit mempunyai
wewenang serta tanggung jawab penuh terhadap pekerjaan di unitnya.
Bentuk organisasi lini dan staf (line and staff organization) Adalah jenis
organisasi yang mempertahankan garis komando dan pelimpahan
wewenang dari pucuk pimpinan (tingkat vertikal) ke pimpinan di bawahnya.
Pucuk pimpinan tetap memiliki wewenang untuk menentukan keputusan,
kebijakan, serta merealisasikannya. Sering diterapkan dalam organisasi
besar dengan jumlah pegawai banyak. Bentuk organisasi ini tidak
memungkinkan adanya hubungan langsung di antara seluruh anggota
perusahaan. Karena adanya garis komando dan jumlah pegawai banyak.
Bentuk organisasi fungsional (functional organization) Adalah jenis
organisasi yang tidak terlalu menekankan hubungan hierarki secara
struktural. Bentuk organisasi ini lebih berfokus pada sifat dan jenis fungsi
yang dijalankan para anggotanya. Maka dari itu, dalam organisasi
fungsional terlihat jelas adanya pembagian tugas yang tegas. Dalam
organisasi ini, bawahan menerima perintah dari atasan. Para petinggi
organisasi akan dikelompokkan sesuai spesialisasi yang dimilikinya.
Sehingga spesialisasi karyawannya dapat semakin berkembang dan
dimanfaatkan secara optimal. Bentuk organisasi lini dan fungsional (line
and functional organization) Melansir dari buku Teori Desain Organisasi
(2021) karya Bonaventura Agus Triharjono dan kawan-kawan, bentuk
organisasi ini menggabungkan bentuk organisasi lini dan fungsional.
Biasanya diterapkan dalam organisasi besar dengan jumlah karyawan
banyak. Pimpinan tertinggi akan melimpahkan wewenang kepada tiap
kepala unit. Pimpinan tertinggi juga akan memberi wewenang kepada
pejabat fungsional untuk melaksanakan bidang pekerjaan operasionalnya.
Bentuk organisasi komite (committee organization) Adalah bentuk
organisasi yang masing-masing anggotanya mempunyai wewenang sama
dan pimpinan yang sifatnya kolektif. Organisasi ini mengutamakan
pimpinan kolektif presidium. Bentuk organisasi ini bisa diterapkan secara
formal ataupun informal. Organisasi komite memiliki pembagian tugas yang
jelas. Tiap anggotanya mempunyai wewenang yang sama besarnya.
Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif, begitu pula dengan tanggung
jawabnya. Untuk keputusannya akan diputuskan secara bersama-sama.
Loyalitas artinya kadar kesetiaan dan kepatuhan seseorang apakah itu terhadap organisasi
atau pimpinannya, apakah itu terhadap negara atau pemerintahnya, apakah itu terhadap Tuhan
atau ajaran agamanya.
Kecerdasan ini juga berkaitan erat dengan berpikir secara rasional seperti yang
sering dirangsang di sekolah, Kids.
Misalnya, saat kita belajar tentang matematika, kita dilatih untuk memahami,
menganalisis, dan memecahkan masalah dari soal.
Seseorang yang enggak memiliki EQ yang baik enggak akan bisa mengontrol
amarah, kurang terbuka, sulit bekerja sama dengan orang lain, mudah curiga,
susah memaafkan, enggak bisa berempati, dan lain sebagainya.
Banyak hal dalam hidup yang lebih banyak dibangun oleh kecerdasan emosional
daripada kecerdasan intelektual.
Selain IQ dan EQ, ada pula SQ atau Spiritual Qoutient yang merupakan kecerdasan
jiwa.
Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan untuk jujur, adil, menghargai, kasih
sayang, toleransi, empati, rendah hati, sikap ramah, dan sebagainya.
Selain itu, SQ juga berarti kemampuan seseorang untuk mengerti dan memaknai
apa yang dihadapinya dalam kehidupan.
Nah, SQ ini merupakan sumber bimbingan atau arahan bagi kecerdasan lain, yakni
IQ dan EQ, lo.
Dengan demikian, analisis SWOT sering kali mengasumsikan bahwa kekuatan dan
kelemahan sifatnya internal sementara peluang dan ancaman lebih ke eksternal.
Berangkat dari pernyataan itu, yang mana, faktor internal dianggap sebagai
kekuatan dan kelemahan, bergantung pada tujuan organisasi itu sendiri.
Jadi, apa yang mewakili satu kekuatan mungkin saja jadi kelemahan saat ingin
mencapai tujuan organisasi yang lain.
Dan dalam konteks organisasi, bisa berupa anggota yang gak aktif, kas yang
minim, kemampuan anggotanya dan lain sebagainya.
Intinya, analisis SWOT adalah metode kategorisasi dimana daftar disusun, tanpa
dikritik dan tanpa prioritas, untuk mencari faktor penting apa yang akan dilakukan
kedepannya.
Dengan kata lain, jika ada peluang yang kuat mungkin akan menutupi atau
setidaknya menyeimbangkan ancaman yang lemah.
Oh iya, beberapa ahli dan penulis mengatakan kalau analisis SWOT ini ditemukan
oleh Albert Humphrey, ketua Stanford Research Institute 1960-1970-an.
Dengan demikian, tidak jelas siapa yang menggunakan analisis ini untuk kali
pertama. Terlepas dari siapa penemunya, analisis SWOT masih sangat populer
dibanding teknik analisis serupa seperti SOAR dan PRA.
Untuk menjawab ini, kembali ke apa yang mau di capai organisasi tersebut. Jika
punya visi misi, itulah targetnya.
Beda cerita jika itu bisnis atau perusahan, maka tergetnya jelas yakni bagaimana
meningkatkan profitabilitas dari waktu ke waktu.
Dengan demikian, bisnis tersebut akan grow up atau tumbuh, yang nantinya akan
berdampak pada aspek-aspek lain seperti nilai saham, keuangan perusahan,
branding dan seterusnya.
Umumnya, ada beberapa alasan mengapa analisis SWOT itu penting dilakukan
satu organisasi, yakni:
Dapat digunakan sebagai cetak biru atau tahap awal untuk mengambil keputusan
Sebelum melakukan analisis SWOT, ada beberapa saran yang bisa terapkan, yakni:
Intentifikasi terlebih dahulu apa yang jadi kelemahan dan ancaman paling penting
[urgent] untuk diatasi secara umum pada satu komponen
Selanjutnya baru identifikasi kekuatan dan peluang yang mungkin saja cocok
untuk mengatasi kelemahan dan ancaman yang sudah diidentifikasi tadi
Masukkan poin-poin hasil identifikasi, yang ada pada poin pertama dan kedua,
dalam bagan SWOT dibawah. Poin ini bisa dilakukan secara keseluruhan. Kalau
terlalu banyak, bisa seleksi poin-poin kuncinya saja
Setelah itu, rumuskan strategi apa yang mau digunakan untuk mengatasi
kelemahan dan ancaman. Strategi ini bisa berupa teknik menyelesaikan masalah,
perbaikan dan lain sebagainya
Ada tiga langkah sederhana untuk melakukan analisis SWOT organisasi yang baik
dan benar, yakni:
Untuk matriknya sih sudah saya siapkan dibawah. Atau bisa unduh template yang
banyak tersedia saat ini di Internet.
Lebih bagus sih kalau buat sendiri, dengan petak 2×2, yang didalamnya berisi
empat aspek dalam SWOT.
Agar poin-poinnya akurat, baiknya ajak anggota organisasi lain untuk analisis
bersama. Semakin banyak orang, semakin besar kemungkinan poin analisis akan
bertambah.
2. Bahas poin SWOT satu per satu
Untuk membahasnya, bisa mulai dalu dari akronim SWOT itu sendiri. Yakni:
a. Kekuatan [Strenghts]
Kekuatan berisikan hal-hal yang dilakukan organisasi anda dengan baik atau hal
apa yang membedakan atau jadi keunggulan dibanding organisasi serupa.
Jadi, pikirkan saja apa yang jadi keunggulan organisasi anda dibanding yang
lainnya. Misalnya, anggotanya yang militan, jaringan yang luas dan lain
sebagainya
Selanjutnya, tukar sudut pandang atau memposisikan diri anda sebagai anggota
organisasi yang lain untuk menemukan apa yang jadi keunggulan organisasi anda
dari sudut pandang mereka.
Untuk mendorong ide saat analisis dilakukan, bisa tanyakan beberapa pertanyaan
dibawah ini:
Kekuatan apa yang diperoleh untuk bisa berkompetisi dengan organisasi lain?
Apa saja potensi organisasi yang menguntungkan baik personal atau keseluruhan?
Apa saja sumber daya yang dimiliki, entah itu sarana dan prasarana dan juga SDM
yang tidak dimiliki organisasi lain?
b. Kelemahan [Weaknesses]
Berikutnya adalah cari tahu apa yang jadi kelemahan organisasi anda, langsung
ataupun tidak langsung.
Sangat penting untuk mengetahui apa kelemahan anda, agar bisa realistis untuk
menghadapi kenyataan dan kebenaran organisasi tersebut.
Kelemahan dan kekuatan adalah dua fitur yang melekat. Untuk mengetahui
kelemahan, fokus pada anggota, sumber daya, sistem dan apa yang tidak
ada.Kalau sulit, bisa mulai dulu dengan beberapa pertanyaan dibawah ini:
c. Peluang [Opportunities]
Peluang adalah bukaan karena memungkinkan terjadinya sesuatu yang positif. Ini
adalah aspek eksternal yang mungkin akan terjadi saat ini atau di masa
mendatang.
d. Ancaman [Threats]
Ancaman mencakup segala hal yang bisa berdampak negatif terhadap roda
organisasi, langsung ataupun tidak langsung.
3. Tarik kesimpulan
Nantinya, peluang ini akan melahirkan empat strategi kunci, yakni: Strategi SO
[Strenghts–Opportunities] yang merupakan hasil kawin antara kekuatan dan
peluang. Nantinya, poin-poin akan digunakan untuk menutupi apa yang jadi
kelemahan atau ancaman