Anda di halaman 1dari 9

NAMA : MIFTAHUL JANNAH

NIM : 07011181722032

KELAS/KAMPUS : A / INDRALAYA

JURUSAN/FAKULTAS : ILMU ADMINISTRASI PUBLIK/FISIP

MATA KULIAH : PERILAKU ORGANISASI

DOSEN PENGAMPU : DRA. MARTINA, M.SI.

Tugas UAS

Soal : Ceritakan/buatlah artikel tentang keterhubungan antar sub variabel yang ada dalam

perilaku organisasi mulai dari sifat dasar manusia, perilaku individu, motivasi, stress,

konflik, dan kelompok. Sehingga dari semua sub variabel tersebut nanti akan dapat

dilihat hubungannya dengan perilaku organisasi!

Hari/Tanggal : Kamis/25 April 2019

Pada dasarnya perilaku organisasi merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari

tentang perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya

terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Telah kita ketahui pula

bahwasanya didalam perilaku organisasi terdapat sub-sub variabel yang dapat kita lihat sendiri

hubungannya dengan perilaku organisasi.


Pertama dapat kita lihat dari sifat dasar manusia, manusia memiliki sifat yang

mendasar baik itu sifat positif maupun yang negatif, disini saya akan membahas

Karakteristik individu menurut John, Donahue dan Kentle, Karakteristik individu

menurut para ahli salah satunya yaitu kepribadian yang terbuka terhadap pengalaman

baru berupa ide, imajinasi yang aktif, kecerdikan dan kemampuan berpikir mendalam,

suka melakukan refleksi diri, memiliki rasa penasaran yang tinggi, artistik dan inovatif .

Sedangkan seseorang yang memiliki opennes to experience rendah akan memiliki ciri –

ciri yang berkebalikan, yaitu tidak inovatif, suka hal – hal yang rutin, bersifat lebih

praktis dan kepribadiannya cenderung tertutup. Sifat yang terbuka seperti ini akan sangat

berpengaruh positif pada sebuah instansi itu,dikarenakan rasa keingin tahuannya lebih

tinggi, serta akan memunculkan berbagai ide-ide baru yang kreatif, selain itu individu

yang gemar serta mau bekerja keras, bekerja dengan cermat, terperinci dan rajin

merupakan sikap penting dalam pengaruhnya terhadap lingkungan, karakteristik individu

menurut para ahli berikutnya adalah Extraversion merupakan kepribadian yang terbuka

kepada orang lain, individu yang memiliki kepribadian extraversion tinggi adalah seorang

yang aktif dalam berbicara, penuh energi, selalu antusias, memiliki kepribadian yang

tegas dan pasti, ramah serta senang bergaul hal ini sangat cocok dan tepat jika kita

kaitkan dengan sikap bagi seorang pemimpin, itu artinya kepribadian yang terbuka

terhadap kesepakatan, yang bersifat suka bekerja sama, bisa dipercaya, penuh perhatian

dan sangat baik kepada orang lain, suka menolong, tidak egois, pemaaf, tidak suka

mengalami perselisihan dengan orang lain merupakan sifat dasar atau karakteristik

manusia yang positif dan dapat dikatakan sempurna, jika seorang pemimpin memiliki

sifat yang telah disebutkan sebelumnya akan menjadi pemimpin yang sangat baik dalam
menjalankan amanah yang ia emban sebagai kepala dalam mengatur sebuah organisasi.

Selain sifat positif tentunya manusia juga memiliki sifat negatifnya, adapun sifat negatif

manusia yang dapat menjadi hambatan untuk kemajuan sebuah organisasi. Yaitu sifat

malas, tak bisa kita pungkiri memang jika sifat malas memang menjadi hambatan yang

besar, karena dengan bermalas-malasan akan menunda pekerjaan yang lainnya, selain itu

orang yang memiliki emosi tidak stabil tidak akan dapat mengatasi stres dengan baik, gampang

merasa kecewa, tidak dapat tenang dalam situasi.

Dalam hal ini perilaku individu menjadi sebuah acuan dalam mengembangkan

sebuah organisasi, dikarenakan jika peran individu didalamnya maksimal dan memiliki

perilaku yang baik tentunya akan sangat berdampak positif baik bagi perusahaan atau

organisasi yang menaunginya, begitu pula sebaliknya jika individu didalam organisasi

tersebut tidak menunjukan apa yang seharusnya, hal itu akan berdampak negative bagi

organisasi.

Selain itu tiap individu pastinya memerlukan motivasi, motivasi merupakan

proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk

mencapai tujuannya. motivasi dapat muncul dari dalam diri tiap individu itu ataupun dari

lingkungan sekitarnya, motivasi terbagi menjadi beberapa teori, salah satunya teori

Hierarki yang disampaikan oleh Maslow yang menyatakan bahwa didalam tiap manusia

terdapat 5 kebutuhan, yaitu fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri.

Bagi saya motivasi sangat penting dan berpengaruh terhadap kinerja seseorang, dengan

motivasi akan mengingatkannya dengan tujuan mengapa ia ada disana dan untuk apa ia

melakukannya. Motivasi merupakan dorongan yang kuat bagi individu itu sendiri hingga

berdampak besar terhadap kinerja dalam organisasi. Selain teori dari maslow terdapat
juga teori kebutuhan yang dikemukakan oleh McClelland, teori penentuan nasib sendiri.

Sudah kita ketahui pula pada umumnya manusia sangat membutuhkan serta bangkit dari

masalahnya hanya dengan motivasi, motivasi terhebat dan terkuat adalah motivasi dari

dalam diri sendiri, karena motivasi dari luar akan terabaikan jika individu tersebut tidak

memiliki niat, motivasi atau dorongan yang kuat dari dalam dirinya sendiri untuk

mencapainya.

Di sisi lain terdapat isu atau kabar mengenai tingkat stres pegawai yang tejadi

diberbagai daerah, bahkan di belahan dunia. Stres pegawai biasanya disebabkan oleh

beberapa faktor, salah satunya porsi kerja yang tinggi bahkan melebihi waktu yang

ditentukan, hal itu dapat membuat istirahat para pekerja menjadi kurang dan tidak cukup,

pekerjaan yang begitu menumpuk sehingga akhirnya membuat pegawai kehilangan

waktu istirahat serta waktu-waktu luang lainnya ynag mungkin sebelumnya ia pakai

untuk berlibur atau sekedar menghabiskan waktu bersantai bersama keluaga atau lain

sebagainya yang membuat tingkat stres begitu meningkat drastis.

Sering terjadinya konflik antar pegawai dan perusahaan atau bahkan pegawai dan

pegawai, tetapi yang sering kita temukan adalah konflik antara pegawai dengan

atasan atau pihak perusahaan, seperti misalnya upah yang mereka dapat tidak sesuai dengan jam

kerja mereka, atau bahkan pekerjaan mereka yang berat dan mempertaruhkan nyawa

tetapi tidak mendapat jaminan keselamatan yang memadai, tunjangan yang

didapat tidak mencukupi utnuk kehidupan kelurga pekerja tersebut. Adapun konflik dalam diri

sendiri merupakan bagian dari tingkat stres yang sudah disampaikan sebelumnya, hal ini dapat

menjadi tantangan tersendiri bagi pihak pimpinan perusahaan untuk mengatasi masalah

tersebut. Untuk mengatasi Konflik Secara Umum terdapat berbagai caramya, yaitu
Kompromi cara ini dengan menghadirkan kedua belah pihak yang bertikai mau saling

mengalah. Toleransi, Sikap saling menghormati/menghargai pendirian masing-masing.

Konversi penyelesaian dengan salah satu pihak ada yang bersedia mengalah.

Paksaan (Coersion) cara ini bisa dilakukan secara fisik atau psikis jika salah satu

pihak ada dalam posisi yang lemah.Mediasi (Mediation) Penyelesaian dengan

menggunakan pihak ketiga bertindak sebagai penasehat, namun keputusan penyelesaian

bukan berada di pihak ketiga.Perwasitan (Arbitration) menggunakan pihak ketiga yang

memiliki kekuasaan dan wewenang lebih tinggi sehingga pihak ketiga dapat memaksakan

keputusannya. Konsiliasi (Consiliasi)pengendalian konflik melalui lembaga-lembaga

tertentu yang mengusahakan adanya diskusi dan pengambilan keputusan. Ajudikasi

menyelesaikan konflik melalui jalur hukum dengan keputusan berada dipihak pengadilan

Segregrasi. Upaya saling menghindari di antara pihak yang bertentangan agar

mengurangi kete- gangan/menghilangkan konflik. Dan genjatan senjata yang melakukan

pendekatan kepada pihak yang sedang bertentangan dalam mencapai perdamaian.

Adapun yang menjadi penyebab terjadinya konflik pekerja, yaitu:

1. Komunikasi yang Buruk

Hubungan antara diri sendiri dan orang lain tidak bisa dipisahkan dengan

komunikasi. Komunikasi yang buruk masih menjadi penyebab utama terjadinya

kesalahpahaman yang berujung pada konflik di tempat kerja. Misalnya saja, pada sebuah

kasus, seorang manajer harus menginstruksikan pekerjaan kepada seseorang dalam

timnya. Namun, orang tersebut sedang berhalangan hadir dan manager tersebut sangat
sibuk sehingga memutuskan untuk memberitahukan detail pekerjaan pada rekan satu tim

yang bertugas menangani hal lainnya.

2. Perbedaan Kepribadian

Penyebab konflik di tempat kerja selanjutnya adalah perbedaan kepribadian dan karakter

tiap-tiap karyawan.

Apalagi di Indonesia dengan beragamnya suku bangsa, perbedaan latar belakang dan

tempat seseorang dibesarkan bisa menjadi pemicu terjadinya konflik.

3. Perbedaan Nilai dan Prinsip

Tidak banyak yang tahu bahwa di negara luar seperti Jerman misalnya, konflik

jarang terjadi dikarenakan perbedaan nilai dan prinsip.

Kuncinya hanya satu, setiap orang tidak mengusik nilai dan prinsip yang dianut

orang lain. Apalagi berusaha memaksakan prinsip pribadi untuk rekan kerja.

4. Kompetisi

Kompetisi kerja sebetulnya diperlukan untuk menciptakan tempat kerja yang

memiliki semangat tinggi dan tingkat produktivitas baik. Namun, jika dilakukan secara

tidak sehat, kompetisi akan membuat konflik antarkaryawan.

Beberapa perusahaan terlalu menekan karyawannya untuk saling berkompetisi

dengan kuat, dan produktivitas karyawan dikaitkan dengan tingkat kenaikan gaji
5. Sistem Organisasi yang Tidak Efektif

Setiap perusahaan tentunya memiliki sistem organisasi yang mengatur alur

instruksi pekerjaan. Jika sistem organisasi tersebut tidak efektif, dapat dipastikan hal

tersebut menjadi pemicu konflik.

Contoh sistem organisasi yang tidak efektif adalah:

 Deskripsi pekerjaan tumpang tindih

 Pimpinan tidak ditempati orang yang tepat

 Alur koordinasi terhambat

 Sumber daya tidak selaras dengan strategi perusahaan

 Jenjang karier tidak jelas

6. Kurangnya Rasa Persaudaraan

Walaupun bekerja di bawah satu atap yang sama, seseorang bisa saja tidak benar-

benar mempunyai teman yang benar-benar tulus. Kurangnya rasa persaudaraan dapat

memicu konflik seperti permusuhan antarkaryawan.

7. Titik Tekanan

Di setiap tempat kerja, seringkali seorang karyawan mendapatkan kritik yang

dapat memicu terjadinya konflik.


8. Masalah Pribadi

Setiap karyawan tentunya memiliki masalah pribadi yang berbeda-beda. Tanpa

masalah, rasanya seseorang tidak akan benar-benar hidup.

Beberapa tanda-tanda seseorang memiliki masalah pribadi adalah sering datang terlambat

ke tempat kerja, kurang produktif, mengambil waktu istirahat terlalu lama, sering izin

karena sakit, atau sering gagal menyelesaikan pekerjaan seusi tenggat waktu.

9. Pengalaman Buruk Sebelumnya

Berganti-ganti tempat bekerja sudah menjadi hal yang umum. Pengalaman buruk

di tempat kerja sebelumnya dapat menjadi penyebab konflik di tempat kerja yang baru.

Pengalaman akan mempengaruhi seseorang dalam bertindak dan bereaksi. Ketika Anda

memiliki pengalaman buruk dengan manajer sebelumnya misalnya, Anda bisa saja

berpandangan manajer yang sekarang sama buruknya dengan manajer Anda sebelumnya.

10. Situasi Panik

Dalam situasi panik, seseorang biasanya akan melakukan tindakan tanpa pikir

panjang dan mementingkan diri sendiri. Baru setelah kondisi panik selesai, ia akan

menyadari bahwa keputusan yang dibuatnya adalah keputusan yang penuh asumsi dan

belum tentu kebenarannya.

Itulah satu kesatuan kaitannya dari sub-sub variabel perilaku Organisasi yang

telah diringkas menjadi singkat.

Anda mungkin juga menyukai