Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

PERAN GENERASI MUDA DALAM BERBANGSA


DAN BERNEGARA SESUAI NILAI-NILAI PANCASILA

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Dra. DYAH LISTYARINI,S.H., M.H, M.M

Kelompok :

Purnawan : 18.02.51.2020
Ulin Nuha : 18.02.51.2019
Fitrotul Habibah : 18.02.51.2018

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS STIKUBANK
SEMARANG
2018

0
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan bagi kelompok kami mampu untuk menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“PERAN GENERASI MUDA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA SESUAI
NILAI-NILAI PANCASILA” ini. Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan untuk Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan kemudah kelompok kami untuk membuat makalah
ini sebaik-baiknya.

Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya untuk Ibu Dr.
Dra. Dyah Listyarini,S.H., M.H, M.M selaku dosen mata kulia Pendidikan Pancasila yang
telah memberikan kepercayaan kepada kelompok kami guna menyelesaikan makalah ini tepat
waktu. Kami pun menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada makalah kami.

Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap
pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah berikutnya. Kami juga
berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih
mengutamakan kualitas makalah di masa yang selanjutnya.

Semarang, 22 Desember 2018

1
DAFTAR ISI

Cover …………………………………………………………………………....……….......
Kata Pengantar .....………………………………………………………….........…………......
Daftar Isi ……..……………………………………………………………..........……….........

BAB I
Pendahuluan ……………………………………………………..…..........…..……….............
Latar Belakang ……………………….…………………………………........………...............
Rumusan Masalah ……………………………………........……………………………...........
Tujuan Pembahasan ………………………………......…………………………………..........

BAB II
Pembahasan ……………………………………………………..…….......…..……….............
Bagaimana Sejarah Lahirnya Pancasila ……………………………………………..................

1. Pancasila Sebagai Pandangan dan Tujuan Hidup bangsa …………………………….........


2. Generasi Muda dan Identitas Jatidiri Sebagai Bangsa Indonesia …………………............
3. Upaya Penananman nilai-nilai Pancasila pada Generasi Muda ……………………............
4. Pentingnya Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila pada Generasi Muda …………….............

BAB III
PENUTUPAN ……………………………………………………………………………........
a. Kesimpulan ………………………………………………………………………..............
b. Saran ………………………………………………………………………………............
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………….........

2
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Generasi muda merupakan generasi penerus yang eksistensinya sangat menentukan


langkah kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia ke depan. Sebagai generasi
penerus, pemuda diharapkan mampu memberikan kontribusi sesuai dengan kapasitasnya
masing-masing. Peran generasi muda sangat menentukan dalam sejarah perjalanan bangsa
Indonesia. Eksistensi generasi muda menjadi pelopor pergerakan kemerdekaan Indonesia
kemudian menjadi tonggak yang sangat menentukan dalam sejarah perjalanan bangsa
Indonesia. Selanjutnya dinamika peranan generasi muda yang dipelopori oleh generasi muda
yang berpendidikan tinggi berkembang di berbagai bidang kehidupan. Seiring dengan
dinamika perkembangan politik, sosial, dan budaya di Indonesia peranan generasi muda
mengalami pasang surut. Fenomena kecenderungan perilaku dan kepribadian generasi muda
sekarang ini semakin menjauh dari nilai-nilai Pancasila dan kehilangan jati diri sebagai suatu
individu yang berakar dari nilai-nilai luhur budaya bangsa.

Seiring perkembangan zaman di era globalisasi saat ini turut mengiringi adanya
trend yang semakin dinamis dan selalu diwarnai oleh ketidakteraturan dan ketidakpastian.
Kondisi ini memunculkan kecenderungan permasalahan baru yang semakin beragam dan
multi dimensional. Teknologi informasi yang berkembang cepat, telah membawa dampak
bagi kehidupan manusia. Dapat berdampak menguntungkan dan merugikan ,berdampak
menguntungkan apabila mampu memanfaatkannya untuk meningkatkan taraf hidup. Namun
juga dapat berdampak merugikan, apabila terperdaya dengan pemanfaatan untuk kepentingan
yang negatif. Hal ini berarti dampak teknologi informasi berimplikasi secara langsung pada
perubahan berbagai aspek kehidupan, termasuk terhadap karakter generasi muda. Persoalan
karakter para pemuda kini menjadi sorotan tajam dalam masyarakat. Berbagai sorotan
tersebut termuat dalam media cetak, wawancara, dialog atau gelar wicara di beberapa media
elektronik. Ironisnya, persoalan yang muncul seperti meningkatnya tindak kriminal,semakin
menjadi-jadinya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), kekerasan, kejahatan seksual,
pengrusakan, perkelahian massal, kehidupan yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak
produktif, dan lain-lain yang seringkali menjadi topik hangat dan tidak ada henti-hentinya
untuk dibicarakan .

3
Untuk itu generasi muda perlu mereposisi perilaku dan perannya dalam menanamkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Saatnya
generasi muda mereposisi perilakunya dengan meninggalkan budaya hedonis dan budaya luar
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Peran inilah yang harus aktif dimainkan secara
aktif oleh generasi muda bersama-sama dengan komponen masyarakat lainnya untuk lebih
menanamkan nilai-nilai Pancasila di tengah berbagai persoalan masyarakat yang mulai
terlepas dari jati diri dan identitas sebagai bangsa Indonesia.

Rumusan Masalah

Dari uraian Latar Belakang di atas, penulis dapat merumuskan beberapa masalah
sebagai berikut :

1. Bagaimana cara menanamkan nilai-nilai Pancasila bagi generasi muda dalam berbangsa
dan bernegara di era globalisasi ?
2. Mengapa penting dilakukan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila pada
generasi muda di era modern ?

Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pentingnya peran nila-nilai Pancasila pada generasi muda di era
modern dalam berbangsa dan bernegara;
2. Mengetahui cara-cara pengimplementasian nilai-nilai Pancasila pada generasi muda guna
membangun rasa nasionalisme;
3. Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Pendidikan Pancasila, program studi Ilmu
Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Stikubank.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Bagaimana Sejarah Lahirnya Pancasila

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, dalam pengertian historisnya adalah hasil
dari pemikiran dan penggalian kembali oleh para pendiri negara (The Founding Fathers)
untuk menemukan landasan atau pijakan yang kokoh untuk di atasnya didirikan negara
Indonesia merdeka. Berikut sejarah lahirnya Pancasila:

Pidato Ir Soekarno :

Pemikiran tentang Pancasila pertama kali dicetuskan oleh Ir Soekarno kala berpidato
di sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau
'Dokuritsu Junbi Cosakai' pada 1 Juni 1945. "Bapak Proklamasi" inilah yang
memperkenalkan konsep atau rumusan awal dasar negara indonesia merdeka bernama
Pancasila. Soekarno mengemukakan tentang lima dasar negara; yakni (1) Kebangsaan
Indonesia, (2) Internasionalisme atau perikemanusiaan, (3) Mufakat dan demokrasi, (4)
Kesejahteraan sosial, serta (5) Ketuhanan yang maha esa. Setelah itu, ia memperkenalkan
lima poin tersebut diberi nama Pancasila.

Kemudian para anggota BPUPKI menyetujui usulan dasar negara dari Bung Karno
tersebut. Mereka selanjutnya membentuk sebuah panitia kecil yang bertugas merumuskan
dan menyusun undang-undang dasar (UUD) yang mengacu pada pidato Soekarno
sebelumnya. Adapun anggotanya adalah Ir Soekarno, Mohammad Hatta, Sutardjo
Kartohadikusumo, Wahid Hasyim, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Otto Iskandar Dinata,
Mohammad Yamin, dan AA Maramis. Lalu pada 22 Juni 1945, panitia kecil ini
memprakarsai adanya pertemuan dengan 38 anggota BPUPKI guna membahas lebih lanjut
tentang dasar negara. Singkat cerita, sebagai tindak lanjut akhirnya pertemuan tersebut
menyepakati adanya pembentukan kelompok bernama Panitia Sembilan untuk merumuskan
isi UUD.

Panitia Sembilan yang terdiri dari Ir Soekarno (ketua), Mohammad Hatta (wakil
ketua), Achmad Soebarjo (anggota), Mohammad Yamin (anggota), Wachid Hasyim
(anggota), Abdoel Kahar Moezakir (anggota), Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota), H Agus
Salim (anggota), dan AA Maramis (anggota) pulalah yang melahirkan Piagam Jakarta dan

5
menjadi rumusan final dasar negara. Selanjutnya setelah melalui proses persidangan dan lobi-
lobi akhirnya rumusan Pancasila hasil pemikiran Bung Karno berhasil dirumuskan untuk
dicantumkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang disahkan dan dinyatakan
sah sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada 18 Agustus 1945 oleh BPUPKI. Adapun isi
Pancasila yang sudah final dan disepakati bersama oleh tokoh-tokoh Nusantara dari Sabang
sampai Merauke adalah sebagaimana yang diketahui publik Indonesia saat ini, yaitu:

1. Ketuhanan yang Maha Esa.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Pancasila Sebagai Pandangan dan Tujuan Hidup bangsa.

Sebagai suatu negara Indonesia telah mengikrarkan bahwa falsafah atau ideologi
bangsanya adalah ideologi Pancasila. Segala hal telah tertanam dalam nilai-nilai Pancasila,
termasuk tujuan bangsa, cita-cita bangsa, hingga pedoman berperilaku. Selain itu Pancasila
juga merupakan cerminan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.

Sebagai Pandangan hidup bangsa termasuk di dalamnya adalah tujuan bangsa. Dalam
nilai-nilai Pancasila juga telah tertanam intisari tujuan bangsa Indonesia, salah satunya adalah
mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Hal tersebut tertanam
dalam sila ke-5 yang berbunyi “ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Peran
generasi muda dalam mewujudkan tujuan dan penghayatan Pancasila sebagai pedoman dalam
berbangsa sangatlah penting utamanya dalam membentuk jiwa nasionalisme. Setelah
memahami apa saja nilai-nilai yang ada dalam Pancasila, yang harus dilakukan adalah
dengan membudayakan dan mengamalkan nilai-nilai yang ada dalam sila-sila Pancasila itu
dalam kehidupan sehari-hari.

Namun pada Era Reformasi dibarengi masuknya pengaruh globalisasi, nilai-nilai


Pancasila sebagai pandangan dan tujuan hidup bangsa seakan terlupakan. Namun masyarakat
utamanya generasi muda tidak menyadari bahwa hal itu sangat krusial untuk merusak
pandangan serta tujuan bangsa. Dalam kehidupan sosial, masyarakat kehilangan kendali atas

6
dirinya, akibatnya terjadi konflik-konflik yang pada akhirnya melemahkan sendi-sendi
persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam bidang budaya, kesadaran masyarakat atas keluhuran
budaya bangsa Indonesia mulai luntur, yang pada akhirnya terjadi disorientasi kepribadian
bangsa yang diikuti dengan rusaknya moral generasi muda 5.¬ Terlihat dari merosotnya
nasionalisme para generasi muda dan perilaku yang cenderung meniru kebudayaan bangsa
lain.

3. Generasi Muda dan Identitas Jatidiri Sebagai Bangsa Indonesia

Generasi muda merupakan masa peralihan dari remaja ke dewasa muda. Masa muda
adalah masa transisi antara kanak-kanak dan dewasa, dan mereka relatif belum mencapai
tahap kematangan mental serta sosial sehingga harus menghadapi tekanan emosi, psikologi,
dan sosial yang saling bertentangan. Dengan segala potensi, kepribadian dan konflik yang ada
dalam dirinya, menjadikan generasi muda sebagai suatu jiwa yang khas dalam proses transisi
menuju manusia dewasa. Kecenderungan generasi muda sekarang dalam pola pikir, perilaku,
dan gaya hidup yang serba instan, hedonis, dan cenderung kehilangan identitas yang berakar
dari budayanya. Kebudayaan nasional yang diharapkan mampu sebagai katalisator dalam
mengadopsi nilai-nilai universal yang luhur dan sekaligus sebagai filter terhadap masuknya
budaya global yang bersifat negatif ternyata belum mampu berfungsi sebagaimana mestinya.
Tanpa adanya sikap adaptif-kritis, maka adopsi budaya negatif, antara lain: sikap konsumtif,
individualis-hedonis, akan lebih cepat prosesnya dibandingkan dengan adopsi budaya positif-
produktif.

Generasi muda menjadi generasi yang cuek terhadap realitas yang terjadi dalam
masyarakat karena berpandangan bahwa bukan tugas dan kewajibannya untuk menyelesaikan
berbagai permasalahan tersebut. Selain itu persoalan generasi muda adalah menipisnya
semangat nasionalisme tersebut juga sebagai akibat dari lemahnya kemampuan bangsa dalam
mengelola keragaman (pluralitas) yang menjadi ciri khas obyektif bangsa Indonesia. Selain
itu nasionalisme Indonesia dalam kalangan generasi muda tergerus oleh arus globalisasi yang
deras memenuhi segala dimensi kehidupan generasi muda.

Perilaku menyimpang seperti penggunaan narkoba, seks bebas, tawuran pelajar,


kriminalitas, dan lain-lain sangat akrab dengan generasi muda, bahkan mereka melakukannya
dalam usia yang relatif muda. Budaya urban mereka adaptasi dalam berbagai hal seperti gaya

7
hidup dan perilaku dalam berbusana, bergaul, nongkrong, musik, konsumsi, dan sebagai
merasuk begitu deras dalam kehidupan anak muda sehari-hari. Hal ini juga menjalar tidak
hanya dalam kehidupan anak muda di kota-kota besar, tetapi juga pelosok-pelosok desa.
Perilaku dan gaya hidup mereka mengimitasi dan menjalar dari berbagai kehidupan di dunia,
tanpa mereka tahu esensi dan makna dari apa yang mereka lakukan. Hal ini semua
menunjukkan bahwa Pancasila belum diinternalisasikan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Untuk itu perlu dibangun karakter generasi muda yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki. Hanya
bangsa yang memiliki karakter kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa yang
bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, menjadi bangsa yang
berkarakter adalah keinginan kita semua. Soekarno selalu menggelorakan gerakan kesadaran
untuk membentuk “nation and character building”. Soekarno menyatakan bahwa tugas berat
bangsa Indonesia untuk mengisi kemerdekaan adalah membangun karakter bangsa. Apabila
pembangunan karakter bangsa ini tidak berhasil, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa
kuli.

4. Upaya Penanaman nilai-nilai Pancasila pada Generasi Muda

Pandangan hidup suatu bangsa mempunyai arti yang menuntun, karena dengan
pandangan hidup yang dipegang secara teguh, bangsa tersebut mmiliki landasan fundamental
yang menjadi pegagan dalam memcahkan segala masalah yang dihadapi (H. Muzayin Ar,
1990 : 15). Tidak adanya pandangan hidup maka suatu bangsa akan dapat dengan mudah
dimasuki oleh pandangan hidup bangsa lain, dan suatu bangsa akan dapat pula terombang-
ambing dalam menghadapi permasalahannya sendiri, pergaulan antar bangsa di dunia
maupun permasalahan umat manusia pada umumnya.

Bangsa Indonesia berhasil merumuskan dan menentukan Pancasila sebagai pandangan


hidup bangsa. Oleh karena itu Pancasila harus ditanamkan pada setiap rakyat Indonesia, dan
khususnya pada generasi muda sebagai penerus bangsa. Sebelum dapat merealisasikan Nilai-
nilai Pancasila, agar lebih mudah dengan menguraikan nilai dasar Pancasila yang terdapat
dalam masing-masing sila, sebagai berikut :

8
A. Ketuhanan Yang Maha Esa

Dalam pelaksanaan di setiap bidang wajib adanya landasan oleh keimanan dan
ketaqwaan. Didalam kehidupan masyarakat Indonesia juga telah berkembang berbagai
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME. Agama dan kepercayaan tersebut telah
menjadi budaya batin bangsa yang mendidik kita semua untuk saling menghormati antar
sesama anggota masyarakat. Memiliki suatu kepercayaan tentu saja sudah menjadi hak azasi
manusia, setiap orang berhak memilih dan memercayai suatu ajaran Agama sesuai dengan
kehendaknya. Tidak boleh ada paksaan dari pihak manapun untuk mempercayai suatu agama
atau kepercayaan, dan merupakan masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan YME yang di yakininya. Serta setiap individu harus mentaati dan
melaksanakan setiap ajaranNya serta menjauhi laranganNya.

Berdasarkan sila Ketuhanan, maka peran para generasi muda dapat


diimplementasikan dalam kehidupan di era modern kini, seperti :

1) Meyakini dengan benar bahwa Tuhan YME adalah pencipta alam semesta beserta isinya,
termasuk manusia,
2) Iman (percaya) dan taqwa dengan keyakinan yang dipilih, dan dimplementasikan dalam
perbuatan sehari-hari yang berupa ibadah dan berupa amalan-amalan baik kepada
sesama,
3) Berupaya untuk selalu mempelajari ajaran Tuhan pada kitabNya guna memperluas
pemahaman tentang ajaran agama,
4) Berlaku hormat terhadap pemeluk agama lain dengan cara tidak merendahkan dan
menilai salah terhadap ajaran agama lain,
5) Berupaya untuk memperkuat kerukunan antar umat beragama selaku warganegara yang
sama yaitu warganegara Indonesia,
6) Memberikan kebebasan kepada orang lain tentang hak memilih agama yang
diyakinininya,
7) Berupaya membangun kerjasama dengan umat beragama lain dalam bidang-bidang
sosial dan pembangunan nasional.

Menjauhi segala ideologi yang mengatas namakan agama juga dirasa perlu. Di era
modern kini ideology dari bangsa manapun dapat dengan mudah masuk kedalam Bangsa
Indonesia. Dengan penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan para generasi muda
dapat memfilter ideologi yang tidak sesuai itu.

9
B. Kemanusian Yang Adil dan Beradab

Hidup manusia tidak lepas dari hubungan dengan manusia lain, tanpa berhubungan
ataupun bermasyarakat manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Dengan ini pula
manusia disebut sebagai makhluk sosial.

Dalam sila ini, Bangsa Indonesia mengutarakan pentingnya memandang persamaan


manusia, seperti persamaan hakikat, martabat, hak, dan kewajiban. Utamanya dalam
menggunakan hak azasi manusia. Hak azasi ini diakui oleh undang-undang, tidak hanya di
Indonesia namun di seluruh dunia. Dalam sila ini diperlukan pula peraturan-peraturan untuk
membatasi agar tidak sampai terjadi kesewenang-wenangan terhadap orang lain.

Banyak hal yang dapat dilakukan para generasi muda untuk mengimplementasikan
nilai-nilai sila ini pada kehidupan sehari-hari utamanya pada era modern kini, seperti :

1) Mengakui persamaan derajat dan persamaan hak serta kewajiban antar sesama,
2) Tidak membedakan perlakuan terhadap sesama karena disebabkan oleh perbedaan suku,
keturunan, warna kulit, agama, dan status sosial,
3) Mengembangkan sikap tenggang rasa,
4) Saling mencintai, menghargai, dan menghormati sesama manusia,
5) Melakukan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan dengan tujuan membantu
meringankan beban penderitaan orang lain,
6) Berani membela kebenaran dengan dasar keadilan.

Di era modern ini, Pancasila mampu menjadi pedoman, utamanya bagi para generasi
muda untuk menumbuhkan rasa kemanusiaan, sesuai dengan sila ke-2. Diharapkan pula pada
penanaman nilai Pancasila dengan upayanya, menghapuskan permasalahan-permasalahan
dengan latar belakang kemanusiaan.

C. Persatuan Indonesia

Mengacu pada semboyan Bangsa Indonesia “ Bhineka Tunggal Ika”, yang berasal
dari bahasa Sansekerta dengan mengutip dari kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular.
Semboyan itu berarti “berbeda-beda tapi tetap satu jua”, mencerminkan bahwa Bangsa
Indonesia adalah bangsa kepulauan dengan berbagai kemajemukan di dalamnya dan dapat
bersatu.

10
Bangsa Indonesia bukan merupakan bangsa yang dimiliki oleh suatu etnis tertentu
saja, Bangsa Indonesia adalah milik bersama. Dalam memersatukan Indonesia peran generasi
muda juga berpengaruh, pada Kongres Sumpah Pemuda para pemuda dari berbagai etnis
bersepakat untuk bersatu, dan peristiwa itu menjadi landasan awal terwujudnya persatuan
Indonesia.

Pada Sila ini dapat ditanamkan nilai-nilai kesatuan dalam berbangsa. Dimana
kesatuan itu meliputi : Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya. Bangsa Indonesia juga
merupakan bangsa yang berbeda dengan bangsa lain dan memiliki kekhasan sendiri.
Tercermin dari bersatunya Indonesia dengan perbedaan- perbedaan yang ada. Dalam hal ini
pula rasa nasionalisme sangat diperlukan guna memperkokoh persatuan Indonesia.

Upaya yang dapat diamalkan para generasi muda saat ini dapat dilakukan dalam
berkehidupan berbangsa dan bertanah air, diantara lain :

1) Memiliki kebanggaan berbangsa dan bertanah air Indonesia,


2) Ikut serta dalam upaya bela negara,
3) Berperan aktif dalam usaha pembangunan nasional,
4) Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara,
5) Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
diatas kepentingan pribadi atau golongan,
6) Mengikuti jejak-jejak para pahlawan bangsa yang telah berjasa membela tannah air
dengan berbagai kegiatan,
7) Memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi.

Pada era modern ini, penanaman rasa nasionalisme pada generasi muda adalah faktor
terpenting guna mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. Melihat dari pembahasan
sisi historis diatas, bahwa tekad untuk memersatukan Indonesia dan rasa nasionalisme para
generasi muda terdahulu dapat dijadikan sumber inspirasi dan motivasi guna membangun
rasa nasionalisme.

D. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


Perwakilan

Masyarakat Indonesia terdahulu telah mengenal sistem bermusyawarah dalam


menyelesaikan masalah-masalah utamanya yang mnyangkut kepentingan bersama, yang
sampai saat ini masih berkembang di daerah pedesaan. Seperti dalam pemilihan kepala desa,

11
maka masyarakat melakukan musyawarah untuk menentukan kepala desa yang baru. Sila
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
pada intinya adalah merujuk pada sistem “demokrasi” yang di anut oleh bangsa Indonesia.
Demokrasi di Indonesia juga dapat diartikan sebagai pemerintah dari rakyat, oleh rakyat,dan
untuk rakyat. Dan ciri khas kepribadian bangsa kita salah satunya adalah, tindakan bersama
baru dapat diambil bilamana telah diputuskan bersama. Sistem-sistem pengambilan
keputusan dengan bersama, atau sesuai dengan kepribadian khas bangsa Indonesia itulah
yang disebut dengan Demokrasi Pancasila, yaitu suatu sistem demokrasi yang dijiwai dan
diintegrasikan dengan nilai sila-sila Pancasila.

Peran generasi muda juga dapat terimplementasikan dalam sila ini. Utamanya pada
aktivitas-aktivitas yang bersinggungan dengan kepentingan orang banyak. Upaya pengamalan
nilai-nilai sila ini dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan seperti, :

1) Berupaya untuk menutamakan musyawarah hingga mencapai kata mufakat dalam


mengambil keputusan untuk kepentingan bersama ,
2) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain dalam bermusyawarah,
3) Menutamakan kepentingan bersama, berbangsa dan bernegara diatas kepentingan
individu,
4) Berupaya untuk melaksanakan hasil musyawarah dengan tulus, ikhlas dan bertanggung
jawab,
5) Menjunjung tinggi rasa Keimanan, kemanusiaan, persatuan, dan keadilan dalam
bermusyawarah,

Pada era modern kini, kecenderungan generasi muda untuk tidak memusyawarahkan
setiap masalah sangat tinggi. Dengan kemajuan teknologi para generasi muda termanjakan
dengan proses instant dalam bertindak dan dalam beraktivitas. Generasi Muda juga akan
tertanam rasa nasionalisme jika mewujudkan sila ini. Sifat musyawarah dan gotong royong
yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia, dan jika setiap permasalahan di selesaikan
dengan musyawarah maka akan tergerus konflik-konflik atas nama individu.

12
E. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia

Bangsa Indonesia jika dilihat dari segi geografisnya terletak di antara dua Samudera
dan dua Benua, serta Indonesia terletak pada garis khatulistiwa yang cenderung beriklim
tropis. Keadaan yang seperti itulah membuat kekayaan alam Indonesia melimpah. Maka dari
itu pula rakyat Indonesia harus berupaya agar tercipta kesejahteraan yang adil dan merata.

Keadilan sosial juga berarti keadilan yang berlaku bagi setiap hubungan manusia dan
masyarakat. Sesama anggota masyarakat adil juga diartikan apabila setiap warga negara dapat
menikmati hasil yang sesuai dengan fungsi dan peranannya dalam masyarakat. Dapat
dikatakan pula sila keadilan sosial ini melandasi segala ikhtiar dalam upaya terciptanya
pemerataan rasa keadilan utnuk kepentingan kesejahteraan bersama.

Keadilan disini juga dapat diartikan sebagai keberhasilan pemerataan pembangunan.


Peran pemerintah dalam pembangunan nasional juga sangat penting, utamanya dalam
pembuatan kebijakan dan aturan perundang-undangan. Begitupun dengan peran generasi
muda, dengan melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi sesama anggota masyarakat, tidak
berbuat merugikan kepentingan orang banyak, serta tidak berpola hidup konsumtif juga telah
membantu mewujudkan keberhasilan pemerataan keadilan.

Pengamalan sila ini pada generasi muda, seperti sila-sila lainnya juga dapat dilakukan
pada kehidupan sehari-hari, seperti :

1) Mengembangkan sikap-sikap adil dalam setiap perbuatan,


2) Berlaku adil dalam memperlakukan orang lain tanpa memandang suku, warna kulit,
agama, status sosial,
3) Saling menghormati hak-hak orang lain,
4) Berusaha menghindarkan segala bentuk permusuhan dan perpecahan serta sikap hidup
yang mementingkan diri sendiri,
5) Menumbuhkan rasa suka bekerja keras,
6) Menanamkan sikap suka rela membantu orang lain dalam masyarakat,
7) Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum,
8) Melakukan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi kepentingan umum,
9) Menjauhi sikap hidup konsumtif dan mewah dan senantiasa untuk hidup sederhana.

Dengan pengamalan sila ke lima ini oleh berbagai pihak maka akan terminimalisir
terjadinya kemiskinan, keterbelakangan, dan penindasan di Indonesia, terjadinya banyak

13
eksploitasi di Indonesia juga karena kurangnya pengamalan sila keadilan. Keadilan juga
merupakan watak khas kehidupan bangsa yang telah diwariskan oleh nenek moyang bangsa
Indonesia dan harus dikembangkan serta dilestarikan oleh generasi muda guna mmbangun
rasa nasionalisme.

Upaya penanaman nilai-nilai Pancasila tidak boleh dipisahkan antara satu dengan
yang lainnya karena merupakan satu kebulatan yang utuh. Tidak akan dirasakan kegunaannya
dalam masyarakat apabila tidak dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari secara
sungguh-sungguh dan dilandasi dengan komitmen.

Pengamalan nilai-nilai Pancasila ini juga merupakan tugas bersama. Namun agar tetap
lestari dan dapat dikembangkan, peran generasi muda sangat penting. Pada era modern kini
tidak ada yang memfilter segala budaya modern yang masuk kedalam bangsa Indonesia
kecuali Pancasila. Hanya dengan pengamalan dan peghayatan Pancasilalah yang dapat
membangun jiwa nasionalisme dan patriotisme pada generasi muda.

5. Pentingnya Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila pada Generasi Muda

Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia dengan cita-cita yang telah
disepakati dan diyakini bersama untuk direalisasikan dalam tindakan, sikap, dan perilaku
hidup bermasyarakat, berbangsa serta bernegara. Melalui cita-cita bersama tersebut bangsa
Indonesia mengerahkan pross pembangunan guna masyarakat yang adil dan makmur.

Pancasila sejak masa Orde Baru runtuh sampai sekarang ini dianggap sebelah mata
oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena penyimpangan yang dilakukan oleh pemerintah
dan telah melanggar nilai-nilai dari Pancasila. Penyimpangan terbesar dan yang paling sulit
untuk dibasmi adalah masalah KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), masalah yang seolah-
olah sudah menjadi penyakit mendarah daging di Indonesia ini. KKN dilakukan karena
kurang adanya rasa nasionalisme dalam bangsa Indonesia tersebut, dan tidak mengamalkan
Pancasila dengan baik dan benar. Pancasila yang sejak dahulu diciptakan sebagai dasar
negara dan sudah sejak nenek moyang kita digunakan sebagai pandangan hidup sudah
seharusnya dijadikan pedoman bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan bernegara, berbangsa
dan bermasyarakat. Demikian juga bagi generasi muda, Pancasila yang mulai kehilangan
pamornya di kalangan generasi muda diharapkan akan muncul kembali kejayaannya jika

14
generasi muda mulai sadar dan memahami fungsi Pancasila serta melaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari.

Semangat nasionalisme dan patriotism di kalangan generasi muda mulai menurun.


Hal ini bisa dilihat dari banyaknya generasi muda yang menganggap bahwa budaya barat
lebih modern dibanding dengan budaya sendiri. Generasi muda terutama di kalangan
mahasiswa pelajar, banyak mengekor budaya barat dari pada budaya sendiri. Hal ini bisa
dilihat dari cara bersikap, berpakaian, berbicara sampai pola hidup yang cenderung meniru
budaya asing dari pada budayanya sendiri.

Menurut Rajasa (2007), generasi muda mengembangkan karakter nasionalisme


melalui tiga proses yaitu :

1. Pembangun Karakter (character builder) yaitu generasi muda berperan membangun


karakter positifr bangasa melalui kemauan keras, untuk menjunjung nilai-nilai moral
serta menginternalisasikannya pada kehidupan nyata.
2. Pemberdaya Karakter (character enabler), generasi muda menjadi role model dari
pengembangan karakter bangsa yang positif, dengan berinisiatif membangun kesadaran
kolektif dengan kohesivitas tinggi, misalnya menyerukan penyelesaian konflik.
3. Perekayasa karakter (character engineer) yaitu generasi muda berperan dan berprestasi
dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan, serta terlibat dalam proses pembelajaran
dalam pengembangan karakter positif bangsa sesuai dengan perkembangan zaman.

Pancasila berperan besar dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotism di


kalangan generasi muda. Apapun langkah tindakan yang dilakukan harus selalu didasarkan
nilai-nilai Pancasila. Pancasila yang memiliki lima sila yang antara sila satu yang lain saling
menjiwai dan dijiwai dan menunjukan satu kesatuan yang utuh, memiliki makna yang sangat
dalam untuk menjadi landasan bersikap bertindak dan bertingkah laku. Berbagai tantangan
sudah dialamai bangsa Indonesia untuk menggantikan ideologi Pancasila tidak
menggoyahkan keyakinan kita bahwa Pancasila yang cocok sebagai dasar negara dan sebagai
ideologi sejati di negara Indonesia. Pancasila dijadikan acuan para generasi muda dalam
bersikap bertindak dan bertutur kata yang sesuai dengan norma Pancasila.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila dan nasionalisme berdasarkan uraian sebelumnya merupakan prinsip yang


tidak bisa dipisahkan, utamanya dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara Bangsa
Indonesia. Pancasila dan nasionalisme juga merupakan roh dan jiwa bangsa yang tergali
kembali oleh para pendiri bangsa Indonesia dengan peran para generasi muda.

Sejarah menunjukan bahwa dalam perjalanan perjuangan bangsa Indonesia, peran


generasi muda dalam menyatukan bangsa hingga memerdekakan Indonesia sangat menonjol.
Pada saat itu para generasi muda dapat dikatakan berhasil dalam menggelorakan
nasionalisme dan merealisasikan nilai-nilai Pancasila. Mereka juga telah menenempatkan
Pancasila sebagai dasar dalam menentukan segala arah gerak dalam berbagai aspek
kehidupan berbangsa dan bertanah air.

Pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila terhadap generasi
muda dapat dilakukan dengan banyak aktifitas yang dicontohkan dalam pembahasan diatas.
Pengamalan itu dapat berjalan dengan baik jika ada komitmen dalam diri generasi muda., dan
hal ini menjadi penting di era modern kini serta tidak dapat terlaksana dalam satu dua hari
saja, akan tetapi akan memakan waktu lama karena harus melalui serangkaian proses.

Di era modern kini tantangan yang dihadapi generasi muda jauh lebih kompleks
dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Untuk itu pengamalan terhadap nilai-nilai
Pancasila sangat penting. Selain sebagai landasan dalam beraktifitas Pancasila juga dapat
menjadi filter dalam menyaring pengaruh asing yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Bangsa
Indonesia.

16
B. Saran

Berikut saran-saran yang disampaikan sehubungan dengan makalah ini.

1. Pancasila dapat menjadi filter segala sesuatu dari pengaruh negatif globalisasi. Untuk itu
nilai-nilai Pancasila selalu menjadi dasar bagi kita untuk berperilaku sesuai dengan nilai-
nilai luhur budaya bangsa.
2. Pancasila harus menjadi pandangan hidup generasi muda. Pandangan hidup mengandung
konsep dasar kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa, termurat pikiran-pikiran
terdalam dan gagasan sesuatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik,
yang akan membawa hidup dan kehidupan bangsa pada tujuan bersama.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, Achmad Zubaidi. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan ; untuk Perguruan Tinggi.


Yogyakarta : Paradigma.

Soedarsono, Soemarno. 2009. Karakter Mengantarkan Bangsa dari Gelap Menuju Terang.
Jakarta: Kompas Gramedia.

18

Anda mungkin juga menyukai