OLEH
LA ODE MUHAMMAD RIDWAN DWI SAPUTRA (A1L119078)
Terima kasih saya ucapkan kepada Asisten Dosen Kakak Ld. Muh. Ali
Bonto S.Pd yang telah membantu saya baik secara moral maupun materi. Terima
mendukung saya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Saya menyadari, bahwa laporan yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
Penulis
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………….
PERCOBAAN I ………………………………………………….
PERCOBAAN II………………………………………………………….
PERCOBAAN III………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………
LAMPIRAN………………………………………………………………..
PERCOBAAN I
(VOLUMETRI)
BAB I
PENDAHULUAN
adalah berapa banyaknya atau setiap komponen tersebut. Dalam ilmu kimia
analitik untuk menganalisa suatu komponen kimia terdiri atas beberapa analisis
Analisa volumetri adalah salah satu cara pemeriksaan jumlah zat kimia
yang mudah dan cepat, ketelitian dan kecepatan cukup tinggi, juga dapat
digunakan untuk menetukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat berbeda-
beda. Metode volumetri secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam empat
kategori yaitu titrasi asam basa yang meliputi reaksi asam dan basa baik kuat
maupun lemah, titrasi redoks yaitu titrasi yang meliputi hampir semua reaksi
endapan, dan titrasi kompleksometri seperti titrasi EDTA misalnya titrasi spesifik.
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun
( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Titrasi asambasa
ataupun pengukuran dengan asam (yang diukur jumlah asam atau garam).Tentu
saja ini membingungkan, namun usaha untuk menetapkan arti mana yang harus
metode atau cara menitrasi suatu larutan yang bersifat basa ataupun asam, selain
itu dapat menyelaraskan antara praktikum dan teori titrasi asam basa.
1. Penentuan kadar asam astetat dengan metode titrasi hingga titik ekivalen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Titrasi asam basa merupakan contoh analisis volumetri yaitu suatu cara
atau metode, yang menggunakan larutan yang disebut titran, dan dilepaskan dari
perangkat gelas yang disebut buret. Proses titrasi asam basa sering dipantau
yang ditambahkan gambar yang diperoleh tersebut disebut kurva pH atau kurva
titrasi yang didalamnya terdapat kurva ekivalen yaitu titik dimana titrasi
digunakan suatu zat yang biasanya berupa larutan, yang disebut larutan indikator
yang ditambahkan dalam larutan yang diuji sebelum penetesan larutan uji
dengan perubahan warna.Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat tepat pada
titik kesetaraan.Titrasi asam-basa pada saat indikator berubah warna disebut titik
akhir.Tentu saja diinginkan agar titik akhir ini sedekat mungkin ke titik
mengkoreksi selisih diantara keduanya) merupakan salah satu aspek penting dari
analisis titrasi asam-basa. Umumnya larutan uji adalah larutan standar elektrolit
asam-basa, yaitu zat-zat warna yang warnanya berbeda dalam larutan asam, basa
dan garam.Untuk mengidentifikasi sifat dari asam, basa dan garam dapat
menggunakan kertas lakmus, larutan indikator atau indikator alami.Secara
larutan asam, basa dan garam (larutan netral). Alat lain yang dapat digunakan
untuk mengindikasi apakah larutan bersifat asam, basa atau netral adalah larutan
merupakan elektrolit kuat, larutan pada titik ekivalen akan mempunyai pH=7.
Tetapi bila asamnya ataupun basanya merupakan elektrolit lemah, garam yang
terjadi akan mengalami hidrolisis dan pada titik ekivalen larutan akan mempunyai
pH > 7 (bereaksi basa) atau pH < 7 (bereaksi asam). Harga pH yang tepat dapat
dihitung dari tetapan ionisasi dari asam atau basa lemah tersebut dan dari
konsentrasi larutan yang diperoleh.Titik akhir titrasi asam basa dapat ditentukan
Suatu indikator merupakan asam atau basa lemah yang berubsh warna
penggunaan indicator adalah 1 unit pH disekitar nilai pKa nya. Sebagai contoh
Struktur fenolftalein akan mengalami penataan ulang pada kisaran pH ini karena
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.2.1 Alat
- Buret
- Corong
- Gelas ukur
- Labu erlenmeyer
- pH Meter
- Pipet tetes
- Pipet volumetri
3.2.2 Bahan
- Aquadest
- Asam asetat (cuka)
- Indikator fenolftalein (pp)
- Kalium bifalat
- Natrium hidroksida
3.3 Prosedur Kerja
mililiter aquadest
akan dibakukan didalam buret sampai terjadi perubahan warna ( tetap berwarna
ungu muda )
kedalam labu ukur 500 mililiter, mengencerkan ke dalam aquades sampai tanda
garis
3. Menitrasi dengan larutan baku NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna.
4. Mencatat volume NaOH yang digunakan, kemudian melakukan tripo
Tabel 4.1.1 Data hasil praktikum standarisasi larutan NaOH 0,1 + Kalium
Bifalat.
Ditimbang
Didapat berat
kalium biftalat 2
1. kalium biftalat
gram yang telah
2,066 gram
di keringkan
Diencerkan
2. dengan 100 mL
air
Didapat berat
Ditimbang
3. NaOH 1,0012
NaOH 0,1 N
Gram
Diencerkan 0,1
4. N NaOH dengan
250 mL air
Larutan kalium
biftalat 10 mL +
5. Bening
2 tetes indicator
PP
Terja
di
perub
Ditritasi dengan ahan
Ungu muda
6. NaOH warna
(terca
pai
titik
equiv
alen)
Ditentukan
konsentrasi kalium
biftalat tiap V1N1 = V2N2
8. volume NaOH
yang
Terpakai
Sampel
CH3COOH 10 mL
1. diencekan dengan
Bening
aquadest dalam
labu ukur 500 Ml
2. Dipipet 15 mL + 3
Bening
tetes indicator PP
3. Dititrasi dengan
NaOH 0,1N
Dicatat volume NaOH 25,7 mL
4. yang digunakan, 25,8 mL
dilakukan triplo 25,7 mL
5. Ditentukan konsentrasi V1N1 = V2N2
CH3COOH
4.2 Pembahasan
Analisa volumetri adalah salah satu cara pemeriksaan jumlah zat kimia
yang mudah dan cepat, ketelitian dan kecepatan cukup tinggi, juga dapat
digunakan untuk menetukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat berbeda-
beda. Salah metode yang sering digunaka dalam analisis volumetri yaitu titrasi
asam basa. Titrasi asam basa sering disebut juga disebut dengan titrasi netralisasi.
Dalam reaksi itu, menggunakan larutan standar asam dan larutan standar basa.
Reaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion hidroksida
sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral. Berdasarkan konsep lain
netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dan
larutan NaOH 0.1 N + kalium biftalat. Percobaan pertama ini dilakukan dengan
ditandai dengan terjadinya perubahaan warna pada larutan kalium biftalat menjadi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Analisa volumetri adalah salah satu cara pemeriksaan jumlah zat kimia
yang luas penggunaannya. Cara ini sangat menguntungkan karena
pelaksanaannya yang mudah dan cepat, ketelitian dan kecepatan cukup tinggi,
juga dapat digunakan untuk menetukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat
berbeda-beda. Salah metode yang sering digunaka dalam analisis volumetri yaitu
titrasi asam basa. Titrasi asam basa sering disebut juga disebut dengan titrasi
netralisasi. Dalam reaksi itu, menggunakan larutan standar asam dan larutan
standar basa. Reaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan
ion hidroksida sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral. Berdasarkan
konsep lain netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton
(asam) dan penerima proton (basa).
5.2 Saran
TITRASI ARGENTOMETRI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
adalah berapa banyaknya atau setiap komponen tersebut. Dalam ilmu kimia
analitik untuk menganalisa suatu komponen kimia terdiri atas beberapa analisis
Analisa volumetri adalah salah satu cara pemeriksaan jumlah zat kimia
yang mudah dan cepat, ketelitian dan kecepatan cukup tinggi, juga dapat
digunakan untuk menetukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat berbeda-
beda.
merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya adalah reaksi
tidak ada pengotor yang mengganggu dan diperlukan indikator untuk melihat titik
akhir titrasi.
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan ion Agˉ.
Argentometri dapat dibedakan atas metode Mohr (pembentukkan endapan
berwarna), Metode Volhard (penentu zat warna yang mudah larut) dan Metode
kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3
mengganggu dan diperlukan indikator untuk melihat titik akhir titrasi. Hanya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil reaksi titrasinya
merupakan endapan atau garam yang sukar larut.Prinsip dasarnya adalah reakisi
tidak ad pengotor yang mengganggu dan diperlukan indicator untuk melihat titik
akhir titrasi.Hanya reaksi pengendapan yang dapat digunakan pada titrasi. Akan
tetapi metode tua seperti penentuan Clˉ, Brˉ, Iˉ dengan Ag(I) (disebut juga metode
nitrat (AgNO3) pada suasan tertentu. Metode argentometri disebut juga dengan
yaitu metode titrasi untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang
ion klorida yang terdapat pada NaCl dengan menggunakan larutan AgNO3dengan
kadar klorida dalam rentang pH 7-10 dengan larutan standar AgNO3 sebagai
penitran dan K2CrO4sebagai indikator pada saat titik akhir titrasi (TAT). Pada
saat titik akhir titrasi ditunjukkan dengan timbulnya endapan berwarna merah
secara titrasi jika reaksinya berlangsung cepat, dan kuantitatif serta titik akhir
adalah hasil kali kelarutan (Ksp) harus cukup kecil sehingga pengendapan bersifat
sedikit demi sedikit sekali indikator yang sesuai semua jenis reaksi
akhir (khopkar,2002).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Adapun Waktu dan Tempat pada praktikum kali ini sebagai berikut.
3.2.1 Alat
Alat alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu, Buret, Gelas
ukur, Labu buret / ukur, Labu erlenmeyer, pH Meter, Pipet tetes, Pipet volumetri
3.2.2 Bahan
0,1 N, K 2 CrO 42% Fe(III) ammonium sulfat, NH 4 CNS 0,1 N, dan HNO 3
encer.
Timbang dengan teliti 1,0 gram dapur dan larutkan dengan akuades dalam
labu ukur 250 mL sampai yanda batas. Pipet 25 mL larutan tersebut, masukan ke
endapan.Saring endapan yang terbentuk secara kuantitatif. Bilas dan cuci endapan
indicator larutan feri ammonium sulfat 40% kemudian titrasi kelebihan AgNO 3
dengan larutan standar NH 4 CNS 0,1 N sampai timbul perubahan warna. Hitung
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data penentuan kadar NaCl dalam garam dapur dapat dilihat dalam tabel
berikut ini
NO Perlakuan Pengamatan
1 Ditimbang 1,0 gram garam dapur Larutan berwarna bening
dan dilarutkan dengan aquades
2 Dipipet 25 mL dan ditambahkan 1 Larutan berwarna bening
mL K2CrO4 kekuningan
Data penentuan NaCl dalam air laut dapat dilihat dalam tabel berikut ini
NO Perlakuan Pengamatan
1 5 mL air laut + 25 mL aquades Larutan berwarna bening
2 Dititrasi 1 mL larutan K2CrO4 2 % Larutan berwarna kuning bening
3 Dititrasi dengan AgNO3 0,01 N Laruran menjadi keruh
4.2 Pembahasan
Titrasi merupakan metode analisa kimia secara kuantitatif yang biasa
titrasi terdiri atas titrat dan titran. Endapan adalah zat yang memisahkan diri
sebagai fase padat keluar dari larutan. Endapan dapat berupa kristal dan koloid.
halogenida dan senyawa -senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak
nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga dengan
Percobaan ini dilakukan dengan menitrasi larutan garam dapur yang tela diberi
larutan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan larutan yang jernih dan
tidak berwarna. Ketika NaCl ditambahkan dengan aquades larutan tetap jernih dan
tidak berwarna dan aquades tersebut larut dalam larutan. Penambahan aquades ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam ataupun terlalu basa. Setelah
awalnya terbentuk endapan berwarna putih yang merupakan AgCl. Ketika NaCl
sudah habis bereaksi dengan AgNO3, sementara jumlah AgNO3masih ada, maka
Setelah semua ion Cl-mengendap dengan sempurna, kelebihan 1-2 tetes larutan
AgNO3akan bereaksi dengan ion kromat membentuk endapan perak kromat yang
berwarna merah.
Percobaan kedua dilakukan penentuan kadar NaCl dalam air laut. sebagai
indikator digunakan larutan kromat K2CrO4 yang dengan ion perak yang akan
kuning keruh menandakan bahwa titik akhir titrasi telah dicapai. Indikator
digunakan dalam suasana netral.Jika kalium kromat pada reaksi dengan suasana
asam, maka ion kromat menjadi ion bikromat dengan reaksi. Sedangkan dalam
suasana basa, ion Ag+ akan bereaksi dengan OH- dari basa dan membentuk
endapan Ag(OH) dan selanjutnya teroksidasi menjadi Ag2O. Hasil reaksi ini
berupa endapan AgCl. Ag+ dan AgNO3 dengan Cl- dari NaCl akan bereaksi
membentuk endapan AgCl yang berwarna putih. Setelah ion Cl- dalam NaCl telah
bereaksi semua, maka ion Ag+ akan bereaksi dengan ion CrO42- dari K2CrO4
(indikator) yang ditandai dengan perubahan warna, dari kuning menjadi merah
bata. Saat itulah yaitu saat AgNO3 tepat habis bereaksi dengan NaCl. Keadaan
tersebut dinamakan titik ekuivalen dimana jumlah mol grek AgNO3sama dengan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
faktor antara lain adalah pengendapan diantaranya temperatur, sifat alami pelarut,
pengaruh ion lain, pH, hidrolisis dan pembentukan kompleks. Ada beberapa
macam titrasi argentometri yaitu metode Volhard, Mohr, Fajans dan Leibig
Metode Mohr merupakan salah satu bentuk metode Titrasi Argentometri, yaitu
metode titrasi untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan
klorida yang terdapat pada NaCl dengan menggunakan larutan AgNO3 dengan
5.2 Saran
Untuk praktikum kali agar praktikan dapat belajar dari praktikum yang
dilakukan.
PERCOBAAN III
TITRASI KOMPLEKSOMETRI
BAB I
PENDAHULUAN
Kompleks yang terbentuk dari suatu reaksi ion logam, yaitu kation dengan
suatu anion atau molekul netral. Ion logam didalam kompleks disebut atom pusat
dan kelompok yang terikat pada atom pusat disebut ligan. Jumlah ikatan terbentuk
oleh atom logam pusat disebut bilangan koordinasi dari logam. Dari komlpeks
diatas perak merupakan atom logam dengan hilangan koordinasi dua, dan
dengan ligan bekerja sebagai basa dengan memberikan sepasang electron. Kepada
kation yang merupakan suatu asam. Ikatan yang terbentuk antara atom logam
pusat dan ligan sering kovalen, tetapi dalam bebeapa keadaan interaksi dapat
analisis pengukuran untuk sejumlah kation bervalensi banyak dalam larutan air.
Metode ini berdasarkan penentuan khelat organik yang larut dalam air dan praktis
tidak terdisosiasi.
adalah ligan bergigi banyak yaitu asam etilen diamin tetra asetat (EDTA). Krena
senyawa ini sukar larut dalam air maka garam dinatriumnya lebih mudah larut
banyak dalam air. Di dalam dunia farmasi, metode ini banyak digunakan dalam
penetapan kadar suatu senyawa obat yang mengandung ion logam Misalnya
penentuan kadar MgSO4 yang digunakan sebagai laksativum atau ZnO yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan
sejumlah besar ion logam, sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif.
Dalam larutan yang sedikit asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa
CuHY-. Ternyata bila beberapa ion logam yang ada dalam larutan tersebut maka
titrasi dengan EDTA akan menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam
kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga
banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas
yang menyambut penggunaan EDTA. Gugus yang terikat pada ion pusat, disebut
berguna sebagai tanda tercapai titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu indikator
ion logam dapat digunakan pada pendeteksian visual dari titik-titik akhir yaitu
reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir semua
ion logam telah berkompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna kuat.Salah
satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik melibatkan
pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit
melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul netral
(Basset, 1994).
Selektivitas dapat dicapai dengan penggunaan yang tepat dari agen (penambah
agar pengompleks lainnya adalah asam lemah dan basa lemah yang kestimbangan,
dan pengaruh pH pada kstimbangan ini. Kami menjelaskan titrasi ion logam
mempengaruhi mereka, dan indikator untuk titrasi. Titrasi EDTA pada kalsium
Hampir semua lohgam lainnya dapat secara akurat ditentukan oleh titrasi
dan biokimia. Banyak kation akan membentuk kompleks dalam larutan dengan
berbagai zat yang memiliki pasangan elektron baik terbagi ( misalnya pada N,O,S
atom dalam molekul ) mampu memuaskan bilang koordinasi pada logam. Ion
logam adalah asam lewis (elektron pasangan akseptor), komplexer adalah basa
lewis (donor pasangan elektron). Jumlah molekul zat pengompleks disebut ligan,
yang paling banyak digunakan dalam titrasi adala EDTA (Christian, 2009).
Dalam analisis suatu zat kimia digunakan berbagai macam metode. Salah
satu metode yang di pakai untuk penetapan kadar logam adalah Kompleksometri.
Metode ini didasarkan atas pembentukan senyawa komplek antara logam dengan
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pada praktikum kali ini sebagai berikut.
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu gelas kimia 500 mL, pipet
skala 25 mL, labu ukur 50 mL, buret 50 mL, erlenmeyer 250 mL, pipet tetes,
batang pengaduk, spatula, cawan porselin, filler, statif, klem, dan botol semprot.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu NaCl, NH4Cl, NH4OH
Black T).
jam (140oC), kemudian di larutkan dengan aquades dalam labu takar 1000 mL,
tambah 142,5 mL NH4OH pekat, lalu di encerkan dengan aquades sampai 250
Na2EDTA sampai terjadi perubahan warna dari anggur merah menjadi biru.
(pH=10) dan 2-3 tetes indikator EBT (Eriochrom Black T). Kemudian dititrasi
dengan larutan standar Na2EDTA 0,05 M (komplekson III) sambil dikocok kuat-
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
pengulangan Pengukuran
Volume Volume Konsentrasi Kesadahan
sampel Na2EDTA (mL) Na2EDTA (ppm)
(mL)
1 25 1,5 0,0144 86,4
2 25 1,5 0,0144 86,4
3 25 1.4 0,0144 80,64
4.2 Pembahasan
Kompleks yang terbentuk dari suatu reaksi ion logam, yaitu kation dengan
suatu anion atau molekul netral. Ion logam didalam kompleks disebut atom pusat
dan kelompok yang terikat pada atom pusat disebut ligan. Jumlah ikatan terbentuk
oleh atom logam pusat disebut bilangan koordinasi dari logam. Dari komlpeks
diatas perak merupakan atom logam dengan hilangan koordinasi dua, dan
Selektivitas dapat dicapai dengan penggunaan yang tepat dari agen (penambah
agar pengompleks lainnya adalah asam lemah dan basa lemah yang kestimbangan,
dan pengaruh pH pada kstimbangan ini. Kami menjelaskan titrasi ion logam
mempengaruhi mereka, dan indikator untuk titrasi. Titrasi EDTA pada kalsium
Hampir semua lohgam lainnya dapat secara akurat ditentukan oleh titrasi
kompleksometri. Kompleksometri memainkan peran penting dalam banyak kimia
dan biokimia. Banyak kation akan membentuk kompleks dalam larutan dengan
berbagai zat yang memiliki pasangan elektron baik terbagi ( misalnya pada N,O,S
atom dalam molekul ) mampu memuaskan bilang koordinasi pada logam. Ion
logam adalah asam lewis (elektron pasangan akseptor), komplexer adalah basa
lewis (donor pasangan elektron). Jumlah molekul zat pengompleks disebut ligan,
akan tergantung pada jumlah koordinasi logam dan pada jumlah kelompok
pengompleks pada molekul ligan. Asam yang paling banyak digunakan dalam
Percobaan ini menentukan kosentrasi ion logam suatu sampel air dengan
adalah air laut dan air keran. Mula-mula dilakukan standarisasi titran dalam hal ini
Menentukan konsentrasi ion logam pada air laut dengan cara titrasi
kompleksometri. Percobaan larutan sampel air laut air akan mengalami hidrolisis
ion logam. Hidrolisis ion logam ini dapat menyaingi proses titrasi kompleksometri
lambat.
titik akhir titrasi. Ini biasanya dilakukan dengan menggunakan indikator yang
tepat. Sistem indikator yang paling sederhana adalah indikator logam. Selang
peralihan warna indikator logam bergantung pada kompleks logam indikator,
Percobaan ini seharusnya sampel air laut jika di titrasi akan mengalami
perubahan warna dari merah menjadi biru. Akan tetapi air laut yang digunakan
tidak berubah warna. Seperti kita ketahui air laut mengandung ion Fe2+ sehingga
menimbulkan perubahan warna dari merah menjadi biru. Tidak adanya perubahan
warna dari merah menjadi biru pada penitrasaian percobaan ini mungkin di
sebabkan oleh sedikitnya pereaksi EBT yang di tetesi atau mungkin juga memang
ini titrasi terhadap sampel air laut memiliki nilai kesadahan 80,6ppm, 80,6ppm,
EBT terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi biru. Hal ini disebabkan
disebabkan oleh di dalam sampel tersebut memiliki atau mengandung ion logam,
dalam hal ini yaitu logam Na+ dan titrasi perubahan warna dapat berlangsung
dengan cepat karena penambahan indikator seperti indikator yang digunakan pada
percobaan ini adalah indikator EBT, dan memiliki nilai kesadahan 86,4ppm
dappar ini yaitu untuk menjaga pH larutan agar pembentukan ZnSO4 stabil dan
ini diberikan sebelum titrasi. Hal ini bertujuan agar terjadi reaksi antara logam
dalam keadaan bebas warnanya berbeda tergantung dari pH larutan. Pada saat
titrasi dengan lautan Na2EDTA, terjadi persaingan antara kompleks logam dan
indikator dengan EDTA dimana pada akhitnya indikator terlepas dalam keadaan
bebasnya kembali dan terbentuk kompleks EDTA dengan logam. Warna biru
yang nampak pada titik akhir titrasi adalah warna dari indikator EBT bebas dan
merupakan titik akhir titrasi. Indikator EBT yang digunakan termasuk dalam
indikator logam.
Kompleks dari indikator logam ini dan ion logam dan bila direaksi dengan
in logam akan berubah warna, selain itu persyaratan lainnya itu kompleks
indikator dan ion logam tidak boleh sama, stabildengan kompleks pembentuk
khelat yang ada dalam pengukuran ion logam atau dengan kata lain logam harus
bereaksi terlebih dahulu dengan ion logam pada waktu larutan pengukur yang
diantaranya bahan dan alat yang digunakan tidak steril, bahan sudah rusak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dan indikator Eriochrom black T.Pada percobaan ini titrasi terhadap sampel air
konsentrasi 0,0144ppm.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, utiya.2004. Larutan Asam dan Basa Kemendikbud: Jakarta.
Gandjar, I.G dan Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka
Belajar: Jakarta.
Ika, Dani.2009. Alat otomarisasi pengukur kadar vitamin C dengan metode titrasi
Ngibad, Khoirul dan DheasyHerawati, 2019, Analisis Kadar Klorida Dalam Air
Sumur dan PDAM di Desa Ngelom Sidoarjo. JKPK (Jurnal Kimia Dan
Yusmita, Lisa, 2017, Identifikasi Konsentrasi Natrium Klorida (NaCl) Pada Jahe
.
LAMPIRAN
LAMPIRAN PERCOBAAN I
LAMPIRAN PERCOBAAN II
LAMPIRAN PERCOBAAN III