“
proses dimana suatu konstituen padat atau cair
dipindahkan dicairan lainnya dimana solven yang
digunakan adalah etanol. Etanol memiliki sifat yang sama
seperti methanol, tetapi etanol tidak beracun seperti
methanol. Kegunaan etanol yaitu sebagai pelarut, perfume,
serat sintesis, bahan bakar, untuk membuat obat (tonikum),
desinfektan, dan minuman keras. Obat analgetik yang
biasa digunakan salah satunya adalah asetosal. Asetosal
merupakan obat turunan asam salisilat yang biasa
digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri . Berdasarkan
latar belakang tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efek analgetik dari temulawak dalam ekstrak
etanol serta membandingkan dengan asetosal. ( Tjay, H.T.
Rahardja, K., 2007)
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang diatas,
dapat dirumuskan
masalah sebagai 2.Berapa dosis efektif
1.Apakah kurkumidoid
berikut : ekstrak etanol 70%
dalam ekstrak etanol 70% rimpang temulawak dan
rimpang temulawak
seberapa efektifnya bila
(curcuma xanthorrhiza)
memiliki aktivitas analgetik dibandingkan dengan
? asetosal ?
BATASAN MASALAH
Melakukan pengujian analgetik dengan Penelitian ini Konsentrasi pemberian pada mencit :
metode geliat pada mencit jantan digunakan 25 ekor kelompok kontrol (-) yang diberi Na CMC 1%,
Menggunakan temulawak halus, karena mencit jantan yang kontrol (+) yang diberi asetosal dengan dosis
luas permukannya besar 65 mg/KgBB, kelompok perlakuan 1, 2, dan 3
berumur 2-3 bulan
yang diberi ekstrak etanol temulawak berturut-
dengan bobot 20-40 turut dengan dosis 187,5 mg/KgBB, 325
gram mg/KgBB, dan 750 mg/KgBB.
TUJUAN PENELITIAN
2. Untuk mengetahui
1. Untuk mengetahui dosis efektif ekstrak
efektivitas kurkuminoid dari etanol temulawak
ekstrak etanol 70% rimpang (Curcuma xanthoriza
temulawak (Curcuma Roxb) dan seberapa
xanthoriza Roxb) terhadap efektifnya bila
efek analgetik pada mencit
dibandingkan dengan
jantan
asetosal.
MANFAAT PENELITIAN
Pemanfaatan
Tinjauan Tanaman Senyawa Kimia Tinjauan Tentang
Temulawak
Temulawak pada Temulawak Demam
Secara Empiris
Tinjauan Tentang
Tinjauan Tentang
Analgetik dan Tinjauan Tentang Kerangka Berpikir
Nyeri dan
penggolongan Ekstraksi dan Hipotesis
Mekanisme nyeri
analgetik
TINJAUAN
TANAMAN
TEMULAWAK
Klasifikasi Tanaman
Temulawak
Divisi :
Spermatophyta
Sub divisi :
Angiospermae.
Kelas :
Monocotyledonae.
Ordo :
Zingiberales.
Keluarga :
Zingiberaceae.
Genus :
Curcuma.
Spesies :
Curcuma xanthorrhiza Roxb
Morfologi Temulawak
Temulawak termasuk dalam Rimpang temulawak terdiri atas 2
suku temu-temuan jenis, yaitu rimpang induk dan
(Zingiberacea) yang banyak rimpang cabang. Rimpang induk
ditemukan daerah tropis. berwarna kuning tua, cokelat
Temulawak merupakan kemerahan, dan bagian dalamnya
tanaman berbatang semu berwarna jingga cokelat. Rimpang
dengan bunga yang eksotis cabang tumbuh keluar dari rimpang
berwarna putih kemerahan induk, berukuran lebih kecil, dan
dan memiliki rimpang relatif memiliki warna lebih muda. Akar
besar dengan warna irisan temulawak memiliki ujung akar
rimpang kuning cerah. yang melebar. (Dalimartha, S,2000)
(Dalimartha, S,2000)
PEMANFAATAN TEMULAWAK
SECARA EMPIRIS
Obat tradisional Seduhan maupun
memelihara kesehatan serbuk. Digunakan
dan juga sebagai bahan
untuk mengobati
obat seperti kurang
nafsu makan, sembelit, sariawan dan
ambeien, diare, obat keputihan
kejang-kejang ,
Analgetik yang
berkhasiat lemah
(sampai sedang),
Analgetik adalah senyawa Berdasarkan potensi Analgetik yang bekerja terutama pada
yang dalam dosis terapetik kerja, mekanisme kerja berkhasiat perifer dengan sifat
meringankan atau menekan dan efek samping kuat, bekerja pada antipireka dan
rasa nyeri, tanpa memiliki analgetik pusat (hipoanalgetik antiinflamasi
kerja anestesi umum. digolongkan: , (kelompok Opiat). antireumatik
(Mutscher, 1991)
TINJAUAN TENTANG
EKSTRAKSI
Ekstraksi adalah suatu proses
pemisahan suatu zat berdasarkan
perbedaan kelarutannya terhadap
dua cairan tidak saling larut yang
berbeda, biasanya air dan yang
lainnya pelarut organik. (Harbone,
1987)
MEKANISME DAN JENIS EKSTRAKSI
KERANGKA BERPIKIR
Rimpang temulawak memiliki banyak
khasiat bagi tubuh baik berdasarkan pengalaman
maupun hasil penelitian. Salah satu khasiat
tersebut yaitu analgetik. Analgetik adalah senyawa
yang dalam dosis terapetik meringankan atau
menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anestesi
umum. Berdasarkan potensi kerja, mekanisme
kerja dan efek samping analgetik dibedakan dalam
dua kelompok yaitu analgetik yang berkhasiat kuat,
bekerja pada pusat (hipoanalgetika, kelompok
opiat) dan analgetik yang bersifat lemah (sampai
sedang) bekerja terutama pada perifer (Mutscher,
1991).
HIPOTESIS
3. Ekstrak etanol
1. Ekstrak etanol
rimpang
rimpang
Temulawak
temulawak 2. Terdapat senyawa (Curcuma
(Curcuma metabolit sekunder xanthorrhiza)
xanthorrhiza) dalam rimpang memiliki potensi
memiliki temulawak (Curcuma analgesik yang
potensi sebagai xanthorrhiza) yang setara dengan
analgetik. dapat memberikan efek asetosal
analgetik.
Objek , Subjek , Sampel dan
Teknik Sampling
Aktivitas analgetik senyawa kurkuminoid dari ekstrak
etanol rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
Objek Penelitian yang diuji pada mencit jantan menggunakan metode
galiat.
Variabel Bebas
• Beker gelas
• Erlenmeyer Hewan uji
• Stirred, Bahan
• Parutan,
• Penutup karet • Rimpang Mencit jantan yang
atau plastik temulawak, berumur 2-3 bulan
• Pisau,
• Water bath,
• Etanol 70%, dengan bobot 20-40
• Gelas Ukur, • Na-CMC, gram yang dibagi
• Kertas saring, • Aquadest,
•
menjadi 5 kelompok.
Spuit injeksi, • Asetosal,
• Timbangan
analitik
• Asam asetat.
• Stopwatch
PROSEDUR DAN TATA CARA
PENELITIAN
Prosedur
ekstraksi
Pengujian Penyiapan Analisis
Parameter Non- Hewan Uji Data
Spesifik
Ekstrak
Prosedur
Penetapan Penyiapan Uji Analgetik
Kadar Kurkumin Bahan Uji
Prosedur ekstraksi
Continue....
Penetapan Kadar Kurkumin
Pengujian Parameter Non-
Spesifik Ekstrak
Kadar Abu Total
Uji Kadar Air
Penyiapan Bahan Uji
Penyiapan Hewan Uji
Prosedur Uji Analgetik
Continue....
ANALISIS DATA
Hasil data berupa jumlah geliat
dihitung rerata jumlah geliat untuk melihat
kelompok perlakuan dalam menurunkan geliat,
menghitung persen proteksi dan efektivitas, dan
menghitung nilai IC50 dengan menggunakan
kurva persamaan antara dosis vs rerata jumlah
geliat. Setelah itu data dianalisis menggunakan
uji one way ANOVA dan independent- T- test.
DAFTAR PUSTAKA
Thanks!
Do you have any questions?