Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REVIEW MK.

PROFESI KEPENDIDIKAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
ANTROPOLOGI

SKOR NILAI:

The Professional Teacher Educator

(Mieke Lunenberg, 2014)

NAMA MAHASISWA: NABILA SAFIRA

NIM: 3203122035

DOSEN PENGAMPU:

MATA KULIAH: PROFESI KEPENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEI 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya ucapkan kepada Allah subhanahu wa ta'ala, karena berkat rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review (CBR) tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan tugas ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Pendidikan
dan untuk menambah wawasan baik membaca maupun penulis sendiri. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan petunjuk dan
arahan kepada penulis, do'a dari orang tua, serta teman-teman yang membantu penulis saat
mengerjakan Critical Book Review ini.

Penulis juga menyadari bahwa CBR yang ditulis masih memiliki banyak kekurangan, baik
dari segi merangkum jurnal, dan dalam penulisan kelebihan dan kekurangan dari CBR yang
ditulis. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan
tugas ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga tugas ini banyak memberikan manfaat
dan pencerahan bagi pembaca.

Tanjungbalai, Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………..4
Rasionalisasi Penulisan CBR…………………………………………………………………4
Tujuan/Alasan Penulisan……………………………………………………………………4
Manfaat CBR……………………………………………………………………………….4
Identitas Buku………………………………………….............………………………………3
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………..5
Ringkasan Buku …………………………………………………………………………...5
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..27
Kelebihan dan Kekurangan Buku…………………………………………………………….27
Kesimpulan…………………………………………………………………………………27
Saran ………………………………………………………………………………………27

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..28

BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR
Melakukan Critical Book Report pada suatu buku dengan membandingkan nya dengan buku
lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah kita dapat mengetahui kelebihan
dan kekurangan suatu buku. Dari mengkritik inilah kita jadi mendapatkan informasi yang
kompeten dengan cara menggabungkan informasi dari buku yang lainnya.

B. Tujuan/Alasan Penulisan
1. Mengulas isi sebuah buku.
2. Mengetahui informasi sebuah buku.
3. Melatih individu agar berpikir kritis dalam mencari informasi yang ada di setiap
buku.

C. Manfaat CBR
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Sosiologi
2. Untuk menambah pengetahuan tentang Perkembangan yang baik bagi seorang peserta
didik.
3. Menambah wawasan.
4. Mampu membandingkan informasi yang satu dengan yang lainnya.

BUKU UTAMA
Judul : The Professional Teacher Educator
Edisi : Professional Learning
Pengarang : Mieke Lunenberg, Jurriën Dengerink, dan Fred Korthagen
Penerbit : Sense Publishers
Kota Terbit : Rotterdam, Belanda
Tahun terbit : Volume 13, tahun 2018
ISBN : 978-94-6209-518-2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU


BAB I PENDAHULUAN: MENGAPA BUKU INI?
1.1.Konteks dan Latar Belakang
Ini adalah buku tentang pendidik guru dan profesinya. Hingga saat ini, buku
semacam itu cukup unik, karena untuk waktu yang lama hanya perhatian yang
terbatas diberikan pada pekerjaan penting pendidik guru. Namun, setelah
pengamatan di atas oleh Lanier dan Little pada 1980-an, terjadi pergeseran
mendasar. Sejak 1990-an, peran penting pendidik guru dalam rantai pendidikan
secara bertahap mendapat lebih banyak perhatian dalam penelitian, praktik, dan
kebijakan pendidikan (lihat, misalnya, Koster, Brekelmans, Korthagen, & Wubbels,
2005). Saat ini, tampaknya ada konsensus yang cukup umum bahwa, dalam banyak
hal, pendidik guru menentukan kualitas guru dan bahwa guru-guru ini merupakan
faktor penting dalam kualitas pendidikan dasar dan menengah (Liston, Borko, &
Whitcomb, 2008) . Oleh karena itu, penting bahwa pendidik guru dapat berfungsi
pada tingkat profesional yang tinggi.

1.2.Tujuan Studi Tinjauan Ini dan Pertanyaan Penelitian


Tujuan dari studi tinjauan ini adalah untuk sampai pada gambaran yang kuat
tentang apa yang diketahui tentang peran profesional pendidik guru, perilaku
profesional terkait mereka, dan pengembangan profesional pendidik guru mengenai
peran ini dan perilaku yang menyertai. Kami juga akan menganalisis apa yang
diketahui dari literatur tentang fitur kritis yang menentukan peran profesional,
perilaku profesional yang menyertainya, dan pengembangan profesional pendidik
guru.

1.3.Relevansi untuk Penelitian


Seperti yang telah kami sebutkan, sudah di tahun 1980-an, Lanier dan Little (1986
*, hlm. 528) menyatakan bahwa ada terlalu sedikit pengetahuan tentang pekerjaan
pendidik guru. Salah satu publikasi pertama dan terkemuka yang memiliki pendidik
guru sebagai objek studinya adalah buku Kehidupan pendidik guru oleh Ducharme
(1993 *). Pada tahun 1990-an,dunia muncul lebih banyak penelitian di seluruh tentang
pendidik guru dan pekerjaan
mereka, dan ada pengakuan yang berkembang bahwa profesi pendidik guru harus
memenuhi persyaratan profesional tertentu. Dalam hal ini, perkembangan penting
adalah pembentukan, pada tahun 1993, Kelompok Minat Khusus dari American
Educational Research Association (AERA), bernama Self-Study of Teacher
Education Practices, atau singkatnya S-STEP (Russell, 2010 *).

1.4.Relevansi Praktis dan Hubungan dengan Perkembangan Lain


Signifikansi studi review ini mungkin penting untuk praktek dan masyarakat secara
keseluruhan, karena pendidik guru semakin memenuhi peran penting dalam rantai
pendidikan (Liston et al., 2008). Selain itu, saat ini banyak penekanan pada fakta
bahwa profesi pendidik guru adalah profesi khusus, yang berbeda dengan profesi
guru di pendidikan dasar atau menengah (Murray & Male, 2005). Selain itu, banyak
peneliti telah mencatat bahwa pendidik guru membutuhkan dukungan dalam
pekerjaan mereka untuk mengembangkan perilaku profesional mereka
(Cochran-Smith, 2003; Koster et al., 2005; Snoek, Swennen, & Van der Klink,
2011; Swennen, Jones, & Volman, 2010). Dalam hal ini, studi tinjauan ini
menawarkan kerangka kerja untuk dukungan tersebut. Mengingat fakta bahwa
banyak pendidik guru yang terus-menerus bergumul dengan kendala waktu, buku
ini dapat menjadi instrumen yang ampuh, karena menawarkan tinjauan singkat
tentang penelitian terpenting di bidang ini.

BAB II KERANGKA KONSEPTUAL


2.1. Pendidikan Guru
Pendidik guru adalah kelompok yang heterogen. Tidak hanya berasal dari latar
belakang yang berbeda, tetapi juga bekerja dalam pengaturan yang berbeda
(Lunenberg, 2010 *). Sebagian bekerja di lembaga pendidikan guru untuk pendidikan
dasar, sebagian lagi bekerja di lembaga pendidikan guru untuk pendidikan menengah.
Lainnya bekerja di lembaga pendidikan guru untuk bidang tertentu seperti seni,
teknologi, atau pertanian. Selain itu, ada kelompok pendidik guru berbasis sekolah
yang berkembang bekerja sama dengan mereka yang berbasis institusi dan dengan
siswanya (Van Velzen & Volman, 2009). Guru pendidik juga memiliki tugas yang
bermacam-macam. Mereka mengajar mata pelajaran atau pedagogi, dan mendukung
siswa yang melakukan kerja lapangan. Selain itu, pendidik guru semakin diharapkan
untuk mengembangkan dan melaksanakan kursus untuk guru yang berpengalaman
dan melakukan penelitian (Koster, Dengerink, Lunenberg, & Korthagen, 2008).

2.2. Peran Professional


Konsep 'peran profesional' tidak boleh disamakan dengan konsep 'identitas
profesional', yang belakangan ini menjadi lebih populer dalam literatur. Klaassen,
Beijaard, dan Kelchtermans (1999 *, p. 337) menggambarkan identitas profesional
sebagai 'pandangan yang relatif stabil, pola refleksi pada perilaku profesional, dan
citra diri yang menyertainya'. Jadi, konsep 'identitas profesional' lebih
menitikberatkan pada pandangan pribadi dan citra diri, sedangkan konsep 'peran
profesional' lebih menitikberatkan pada posisi dan harapan dari lingkungan.

2.3. Prilaku Professional


Van Doorn dan Lammers (1984 *), serta Hoving dan Van Bon (2010 *) menekankan
bahwa peran dapat menjadi objek diskusi, juga karena dalam praktiknya beberapa
peran sering digabungkan. Bahwa guru pendidik menggabungkan beberapa peran
tampak jelas. Ducharme (1993 *) menggunakan metafora Janus-head (bermuka dua),
dan menambahkan bahwa guru pendidikbtampaknya memiliki lebih dari dua wajah:
"Orang sekolah, sarjana, peneliti, ahli metodologi, dan pengunjung ke planet asing"
(hal. 6). Kombinasi peran seperti itu dapat menjadi sumber ketegangan dan konflik,
karena seseorang harus memenuhi beberapa ekspektasi dan norma, yang terkadang
sulit untuk digabungkan.

BAB III METODE


3.1. Delapan Langkah
Randolph menjelaskan delapan langkah, dirumuskan sebagai tugas yang harus
dilakukan peneliti:
1. Membuat jejak audit;
2. Tentukan fokus tinjauan;
3. Mencari literatur yang relevan;
4. Klasifikasi dokumen;
5. Membuat basis data ringkasan;
6. Mengidentifikasi konstruksi dan hubungan sebab-akibat yang dihipotesiskan;
7. Mencari temuan yang bertentangan dan interpretasi saingan;
8. Gunakan kolega atau informan untuk menguatkan temuan.
Dalam bab ini, kami akan menjelaskan bagaimana kami menerapkan langkah-langkah
tersebut dalam studi tinjauan ini.

3.2. Database Akhir


Langkah-langkah yang dijelaskan di bagian sebelumnya membawa ke daftar akhir
137 artikel, yang termasuk dalam database kami (lihat Lampiran). Basis data
menunjukkan bahwa sebagian besar penelitian tentang peran profesional, perilaku
profesional, dan pengembangan profesional pendidik guru terkonsentrasi di Amerika
Utara, beberapa negara Eropa (Inggris, Belanda), Israel dan Australia.

BAB IV : KARAKTERISTIK PROFESI


4.1. Enam Peran
Beberapa penulis (Murray & Male, 2005; Martinez, 2008; Mayer, Mitchell, Santaro, &
White, 2011) menyatakan bahwa, di seluruh dunia, sebagian besar pengajar guru pernah
menjadi guru sebelum menjadi guru pendidik, meskipun ada juga guru pendidik memasuki
profesi setelah Ph.D. belajar (Kosnik, Cleovoulou, Fletcher, Harris, McGlynn-Stewart, &
Beck, 2011). Rasio numerik antara kedua kelompok ini berbeda di setiap negara (Martinez,
2008; Van Velzen, Swennen, & Jaffe, 2010; Menter, 2011), tetapi secara keseluruhan orang
dapat mengatakan bahwa sebagian besar guru pemula pendidik telah memiliki karir yang
mempengaruhi identitas profesional mereka.
4.1.1. Guru Guru dan Penelit
4.1.2. Pelatih
4.1.3. Pengembang Kurikulum
4.1.4. Penjaga gerbang
4.1.5. Makelar
4.1.6. Jumlah Studi untuk masing-masing dari Enam Peran
Untuk masing-masing dari enam peran, Tabel 4.1 menunjukkan jumlah studi yang kami
temukan berkontribusi untuk menjawab pertanyaan penelitian 2 (kolom kedua) dan 3 (ketiga
kolom).
Tabel 4.1. Studi yang menjelaskan fitur penting dari peran dan / atau perilaku profesional (a),
dan studi yang menjelaskan fitur penting dari pengembangan peran dan / atau perilaku (b)
Peran Jumlah Studi tentang peran dan perilaku (a) Jumlah studi tentang pengembangan
peran dan perilaku (b) Jumlah total studi tentang a atau b
Guru dari guru33 41 67
Peneliti 13 18 26
Pelatih 18 12 25
Kurikulum Pengembang 14 0 14
Penjaga gerbang 8 0 8
Pialang 10 1 11

4.2. Guru-guru
Di Bab 4 kami telah menyebutkan bahwa sebagian besar pendidik guru pernah guru di
pendidikan dasar atau menengah sebelum diangkat menjadi guru pendidik. Ini tidak
mengherankan, karena pengalaman sebagai guru merupakan kriteria penting dalam
perekrutan pendidik guru (Twombly, Wolf-Wendel, Williams, & Hijau, 2006). Para guru
membawa serta pengalaman mengajar mereka, kemampuan mereka berkomunikasi dan
melibatkan siswa, kepekaan mereka terhadap dinamika kelompok, mereka kemampuan untuk
menciptakan lingkungan belajar yang aman dan merangsang di kelas, mereka kemampuan
untuk memotivasi siswa dan mendukung refleksi. Mereka juga punya fleksibilitas dan
keterampilan organisasi (Van Velzen et al., 2010). Selain itu, mereka memiliki pengetahuan
konten spesifik dari disiplin subjek (Greensfeld & Elkad-Lehman, 2007). Tetapi, bahkan
dengan semua kualitas ini, mereka belum menjadi guru guru.
4.3. Peneliti
Berdasarkan studi yang dipilih, kami menyimpulkan bahwa keyakinan guru Pendidik harus
melakukan penelitian yang semakin banyak dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi yaitu
universitas, tetapi juga politeknik dan perguruan tinggi (yang disebut baru universitas). Ini
tidak hanya berlaku untuk negara-negara Barat (Gemmell, Griffiths, & Kibble, 2010;
Jaruszewicz & Landrus, 2005; Murray, Czerniawski, & Barber, 2011), tetapi juga untuk
negara-negara seperti Arab Saudi (Borg & Alshumaimeri, 2012 ) dan Afrika Selatan (Chetty
& Lubben, 2010).

4.4. Pelatih
Proses pembelajaran pembinaan mahasiswa calon guru berlangsung di lembaga pendidikan
guru, serta di tempat kerja, yaitu sekolah. Di 4.1.2, kami mencatat bahwa orang yang
bertanggung jawab mendukung pembelajaran di tempat kerja, umumnya disebut mentor, guru
mentor, guru kooperatif, atau pendidik guru berbasis sekolah. Definisi yang jelas dari
berbagai istilah tidak ada literatur, dan konseptualisasi berbeda di setiap negara dan konteks
(Zanting et al., 1998). Selain itu, istilah mentor digunakan baik sebagai deskripsi posisi, dan
untuk merujuk pada peran. Di bawah ini, kami akan menggunakan istilah fasilitator tempat
kerja untuk semua yang mendukung pembelajaran siswa di tempat kerja.
Hanya sedikit studi yang membahas tentang pendidik guru yang bekerja sebagai Pembina di
institusi untuk pendidikan guru (pendidik guru berbasis institusi). Sebagian besar dari 25
yang dipilih studi yang berhubungan dengan peran seorang Pembina, berhubungan dengan
fasilitator tempat kerja. Berbagai orientasi dimungkinkan terkait peran ini (Wang & Odell,
2007). Hennissen, Crasborn, Brouwer, Korthagen, dan Bergen (2008) menerbitkan a tinjauan
pustaka tentang peran fasilitator tempat kerja yang senang kami gunakan untuk memetakan
faktor-faktor yang menentukan peran pendidik guru sebagai pelatih dan perilaku mereka
dalam peran ini.

4.5. Pengembang Kurikulum


Kami hanya menemukan 14 studi tentang peran dan perilaku guru pendidik sebagai
pengembang kurikulum. Mengenai jumlah kecil studi dan landasan empiris yang relatif buruk
dari sebagian besar studi yang diambil, kami telah menempatkan semua elemen yang kami
temukan menjadi hanya satu kategori, yaitu ´Ragam pendekatan dan praktek '. Selanjutnya,
untuk alasan validitas dan reliabilitas, kami membatasi diri kami sendiri untuk merumuskan
hanya satu fitur penting untuk peran pendidik guru sebagai pengembang kurikulum dan
perilaku yang menyertainya. Dalam pilihan kami, kami belum mengambil publikasi yang
relevan tentang pengembangan professional guru pendidik dalam peran pengembang
kurikulum dan / atau pendamping tingkah laku.

4.6. Penjaga Gerbang


Dalam peran penjaga gerbang, pendidik guru bertanggung jawab untuk pengenalan siswa
dengan profesi guru. Kami hanya menemukan 8 studi tentang peran ini dan perilaku yang
menyertainya. Tiga aspek muncul dari studi ini, yaitu kami telah menempatkannya ke dalam
satu kategori, yang diberi nama Variasi dalam asumsi dan praktik. Ini adalah kategori yang
sama yang kami gunakan untuk peran pengembang kurikulum. Juga serupa adalah bahwa
untuk peran ini, studi tentang pengembangan profesional guru pendidik dalam peran penjaga
gerbang tidak ada dalam pilihan studi kami.

4.7. Makelar
Seperti yang telah dibahas di bagian sebelumnya tentang peran Pembina, kurikulum
pengembang dan penjaga gerbang, kontribusi mentor untuk pendidikan guru siswa
berkembang. Dulu, kerjasama antara sekolah dan lembaga pendidikan guru sering kali terdiri
dari kontak antara satu lembaga pendidik guru berbasis institusi, satu pendamping, dan satu
siswa guru. Itu tujuan kerjasama diantara trio ini sebatas pembinaan siswa guru selama
praktik komponen program pendidikan guru.
Meskipun nasihat mentor sering diperhitungkan dalam penilaian komponen praktik sekolah,
dalam banyak kasus hanya guru berbasis lembaga pendidik bertanggung jawab atas
keputusan akhir. Studi kasus oleh Bullough dan Draper (2004) dengan jelas menggambarkan
bagaimana pendapat tentang satu sama lain fasilitator yang terbentuk, berdasarkan kontak
yang terbatas, menimbulkan masalah bagi siswa terlibat. Dalam studi kasus lain, Bullough
(2005) menyimpulkan bahwa pembagian tugas dan tanggung jawab antara pendidik berbasis
institusi dan mentor mendefinisikan identitas mentor: dia fokus pada interaksi dan kasih
sayang, pada kasih sayang, bukan pertanyaan.
BAB V KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Ringkasan dan Kesimpulan
Kita telah membahas bahwa sejak tahun 1990-an, ada lebih banyak perhatian pada
peran penting pendidik guru dalam rantai pendidikan. Hal ini menyebabkan banyak
penelitian tentang dan oleh pendidik guru. Namun, penelitian di bidang ini telah
cukup tersebar dan hilang sampai sekarang adalah tinjauan berbasis penelitian yang
jelas tentang apa yang diketahui secara internasional tentang fungsi profesional
pendidik guru. Tujuan dari studi review ini adalah untuk mengisi kekosongan ini
melalui analisis dan sintesis literatur, dengan memberikan jawaban atas pertanyaan
penelitian.

5.2. Refleksi
Meskipun dirasa telah menemukan keseimbangan yang baik antara waktu yang
tersedia untuk studi tinjauan ini dan jumlah literator yang kami pelajari, beberapa
komentar kritis diperlukan terkait metode penelitian yang digunakan. Melihat jumlah
penelitian yang kami temukan dengan tiga mesin pencari, kami dapat menyimpulkan
bahwa setiap mesin pencari berikutnya menghasilkan lebih dari seratus publikasi baru
dan mungkin relevan. Karenanya, mungkin saja penggunaan lebih banyak mesin
telusur akan berkontribusi untuk menemukan lebih banyak publikasi. Namun, kami
menggunakan kriteria saturasi konseptual, yang berarti kami tidak melanjutkan
pencarian karena setelah analisis konten dari sekitar sepertiga studi, tidak ada peran
baru atau fitur penting yang ditemukan. Namun, ada kemungkinan bahwa pencarian
lebih lanjut akan menghasilkan wawasan tambahan.

5.3. Rekomendasi
Rekomendasi serupa dapat diberikan berkenaan dengan pengembangan profesional
pendidik guru. Ini juga merupakan area di mana sedikit yang diketahui, khususnya
tentang apa yang efektif dalam mendukung pendidik guru dalam pertumbuhan
profesional mereka. Penelitian harus berfokus pada hubungan antara di satu sisi
kegiatan yang menjanjikan yang bertujuan untuk pengembangan profesional pendidik
guru (misalnya berpartisipasi dalam lintasan pelatihan atau melakukan penelitian ke
dalam praktiknya sendiri), dan di sisi lain pada proses dan hasil pembelajaran yang
dihasilkan, juga dalam jangka panjang. Meskipun beberapa temuan penelitian
tampaknya secara langsung berguna bagi pendidik guru dan telah menghasilkan
pengetahuan yang secara langsung dapat diterapkan pada praktik mereka, pendidik
guru sering kali tidak menyadari pengetahuan ini. Oleh karena itu, penelitian juga
harus fokus pada pertanyaan tentang apa yang membantu untuk mempromosikan
transfer dari hasil penelitian ke pekerjaan sehari-hari pendidik guru.

BAB VI KASUS BELANDA


6.1. Pengantar
Seperti yang dinyatakan di dalam sebelumnya bab dari ini buku, guru pendidik
memainkan sebuah penting peran dalam menjaga dan mengembangkan kualitas guru,
baik di tingkat menengah (Liston, Borko, & Whitcomb, 2008) primer dan.
Sebagaimana telah kita lihat dalam beberapa tahun terakhir, berbagai ulama telah
menekankan ini menyiratkan bahwa pendidik guru memiliki suatu profesi dari mereka
sendiri, yang harus dapat dibedakan dari para profesi guru, dan bahwa ada kebutuhan
untuk pengembangan profesional lebih lanjut dari guru pendidik (Murray & Male,
2005; Swennen, Jones, & Volman, 2010).
Mengingat fakta bahwa banyak menjadi pendidik guru setelah diakui sebagai yang
baik guru, tanpa setiap tambahan pelatihan untuk mereka yang baru pekerjaan, salah
satu mungkin juga bertanya apa yang perlu untuk dilakukan dilakukan sebelum
menjadi seorang guru pendidik akan benar-benar menjadi sebuah profesi di nya
sendiri tepat. Dari yang awal dari ini milenium pada, yang Belanda telah menjadi
salah satu negara yang telah memimpin berkaitan dengan pengembangan profesi dan
pengembangan profesional pendidik guru. Dalam bab ini, kami melaporkan
perkembangan Belanda ini. Bab ini didasarkan pada tiga proyek nasional yang pada
penulis dari ini bab telah telah terlibat dalam.

6.2. STANDAR PROFESIONAL DAN PROSEDUR PENDAFTARAN 1


Pada tahun 2001, Asosiasi Pendidik Guru Belanda memprakarsai proyek “ Kualitas
Profesional Guru Pendidik ”. Dalam proyek ini, standar profesional, dan sebuah
prosedur untuk (diri) penilaian dan profesional pembangunan telah dikembangkan
untuk guru pendidik di rangka untuk mendapatkan sertifikasi.
Dalam versi pertama dari standar Belanda, sikap dan keyakinan dari pendidik guru
yang dirumuskan sebagai 'The landasan: dasar sikap dan keyakinan untuk pendidik
guru'. Pengetahuan dan keterampilan pendidik guru dirumuskan sebagai ' Kompetensi
Umum ' yang terdiri dari lima bidang kompetensi . Setiap area berisi sekumpulan
elemen terkait yang terjadi dalam pekerjaan pendidik guru dengan beberapa
keteraturan (lihat Gambar 1).
The standar yang digunakan sebagai suatu acuan titik oleh guru pendidik akan melalui
prosedur dari self-assessment dan profesional pembangunan. Mereka yang bertanya:
1. untuk menganalisis mereka kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan sebuah
terstruktur bentuk skor standar-based dan menggambarkan situasi otentik
menunjukkan contoh-contoh praktek yang baik dari mereka sendiri kerja;
2. untuk membahas ini produk dengan seorang rekan pelatih yang adalah juga
seorang peserta dalam prosedur;
3. untuk merakit umpan balik dari rekan-rekan dan guru siswa dengan memberi
mereka sebuah terstruktur berbasis standar skor bentuk untuk dapat diisi keluar
oleh di sedikitnya 30 siswa dan lima rekan;
4. untuk merumuskan tujuan dan mengembangkan sebuah rencana untuk profesional
pembangunan;
5. untuk merakit sebuah portofolio yang berisi sebuah penjelasan tentang bagaimana
mereka telah bekerja pada pengembangan profesional mereka dan dari hasil dari
profesional mereka pembangunan.
Peserta pertama kali berkumpul untuk pertemuan pengantar. Dalam pertemuan ini,
prosedur dijelaskan dan peserta memilih pelatih sejawat. Partisipasi dalam prosedur
adalah pada sebuah sukarela secara. Setiap peserta yang ditugaskan dua rekan penilai.
Penilai dipilih oleh Asosiasi Pendidik Guru Belanda. Penilai sebaya dibayar dan
dilatih untuk pekerjaan mereka. Mereka mengevaluasi produk dan portofolio peserta,
dan menilai apakah peserta akan diizinkan untuk menerima pendaftaran.
Pada akhirnya, berhasil menyelesaikan prosedur penilaian diri dan profesional
pengembangan memungkinkan para peserta untuk menjadi terdaftar sebagai seorang
pendidik guru bersertifikat. Setelah empat tahun terdaftar, pendidik guru bersertifikat
akan melalui prosedur registrasi ulang .

6.3. DASAR PENGETAHUAN PENDIDIKAN GURU


Sejak tahun 2002, ratusan pendidik guru telah melalui proses menjadi seorang resmi
terdaftar guru pendidik seperti yang dijelaskan di dalam bagian atas. Mereka telah
menunjukkan perubahan positif dalam pengetahuan dan perilaku praktis mereka.
Apalagi, rasa percaya diri para peserta dan antusiasme mereka tampak semakin
meningkat. Pada saat yang sama, bagaimanapun, merupakan aspek penting dari
pengembangan profesional telah diabaikan, hampir tidak ada perhatian telah diberikan
kepada memperdalam dari teori pengetahuan. Sebuah utama alasan telah menjadi
yang guru pendidik merasa sulit untuk mengalokasikan waktu untuk belajar dan
menemukan jalan dalam pertumbuhan jumlah yang tersedia sastra.

6.4. PROGRAM UNTUK PENDIDIK GURU


Pada tahun 2010, kami (lima penulis bab ini) memulai pengembangan program untuk
pendidik guru. Kami memiliki latar belakang dan keahlian yang berbeda (pelatih, dosen, guru
besar, pendidik guru, dan peneliti) dan kita semua telah terlibat sebagai pengembang standar
profesi dan / atau asesor prosedur pendaftaran dan / atau pengembangan basis pengetahuan.
Oleh karena itu, bersama-sama kami memiliki sebuah baik gambaran dari apa yang
dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah program yang untuk guru pendidik.
Untuk memulainya, kami merumuskan lima prinsip untuk program ini:
1. Program ini menyambut pendidik guru dari berbagai latar belakang, yang akan belajar
dengan dan dari satu sama lain. Semakin, pendidikan guru merupakan tugas dan
tanggung jawab pendidik guru di sekolah dan lembaga gabungan pendidikan tinggi.
Ini berarti bahwa mereka harus mengembangkan visi bersama tentang profesi
pendidik guru dan pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan mereka. Belajar bersama dapat memberikan kontribusi
positif untuk pengembangan visi bersama tersebut.
2. The Program harus memiliki sebuah padat teoritis yang mendukung dengan
menghubungkan itu ke basis pengetahuan dari guru pendidik. The inti domain dari
para pengetahuan dasar (profesi dari guru pendidik, pedagogi pendidikan guru,
mengajar dan pembinaan, pembelajaran dan peserta didik) akan menerima banyak
perhatian di dalam Program. Juga, para domain penelitian akan mendapatkan sebuah
tempat yang menonjol, karena meningkatnya harapan bahwa pendidik guru akan
dapat mendukung proyek-proyek penelitian siswa (Korthagen, Koster, & Lunenberg
2011 *). Namun, seperti yang telah kita lihat di Bagian 4.3, tidak terbukti dengan
sendirinya bahwa pendidik guru memiliki latar belakang dan keahlian untuk
melaksanakan tugas ini. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menjadikan ini
sebagai salah satu titik fokus program.
3. Program harus merangsang pendidik guru untuk memperluas jaringan profesional
mereka . Ini adalah keyakinan kami bahwa menjadi seorang pendidik guru juga
termasuk menjadi akrab dengan para dunia dari guru pendidik, mengetahui apa
jaringan ada yang dan menjadi mampu untuk membuat sebuah relevan dan informasi
pilihan tentang yang jaringan untuk bergabung.
5. Prosedur pendaftaran Asosiasi Pendidik Guru Belanda harus diintegrasikan ke dalam
program. Cara yang elegan untuk mencari tahu apakah, sebagai pendidik guru, Anda
telah memperoleh dasar pengetahuan dan keterampilan dari seorang guru pendidik
dan yang mampu untuk mendukung praktek Anda, adalah untuk pergi melalui
prosedur pendaftaran dari Asosiasi Belanda Guru Pendidik. Oleh karena itu, prinsip
keempat kami telah dirumuskan adalah bahwa akan melalui para pendaftaran prosedur
akan menjadi bagian dari yang Program untuk pendidik guru, dalam seperti sebuah
cara yang di dalam akhir dari para Program yang berpartisipasi pendidik guru akan
telah terdaftar.
6. Di dalam Program, kegunaan untuk para sehari-hari praktek harus menjadi sebuah
focal point. Tujuan kami adalah agar apa yang akan dipelajari peserta dalam program
ini harus - segera - tersedia bagi mereka untuk diterapkan dalam praktik mereka
sendiri keesokan harinya.

BAB III PEMBAHASAN

BAB I Mengapa Buku Ini?


Pada bab satu berisi alasan mengapa buku ini yang bisa menjadi pilihan para pembaca untuk
membaca berbagai hal mengenai dunia kependidikan. Buku semacam ini cukup unik, karena
untuk waktu yang lama hanya perhatian yang terbatas diberikan pada pekerjaan penting
pendidik guru. Oleh karena itu, jika kita ingin memandang serius profesi pendidik, situasi ini
memerlukan analisis dan sintesis yang solid dari apa yang dikenal di bidang ini. Inilah
insentif untuk melakukan studi review yang dijelaskan dalam buku ini.

BAB II Kerangka Konseptual


Dalam Bab II adalah pembahasan mengensi kerangka konseptual yang dibangun dalam buku
ini, juga menjelaskan konsep inti yang digunakan dalam studi review, membahas bagaimana
kami mendefinisikan 'pendidik guru', 'peran profesional', 'perilaku profesional', dan 'fitur
kritis'.
Pendidik guru adalah kelompok yang heterogen. Tidak hanya berasal dari latar belakang yang
berbeda, tetapi juga bekerja dalam pengaturan yang berbeda. Sebagian bekerja di lembaga
pendidikan guru untuk pendidikan dasar, sebagian lagi bekerja di lembaga pendidikan guru
untuk pendidikan menengah. Mereka mengajar mata pelajaran atau pedagogi, dan
mendukung siswa yang melakukan kerja lapangan. Selain itu, pendidik guru semakin
diharapkan untuk mengembangkan dan melaksanakan kursus untuk guru yang
berpengalaman dan melakukan penelitian .
Koster menyatakan bahwa sulit untuk menemukan deskripsi yang memuaskan tentang apa itu
'guru pendidik'. Pertama, kata substansial bermakna ganda. Kedua, tugas dan tanggung jawab
pendidik guru berbasis sekolah telah diperpanjang selama dekade sebelumnya. Dan ketiga,
kami juga ingin memasukkan dalam definisi kami guru pendidik bertanggung jawab atas
kursus untuk guru berpengalaman, terutama karena batas antara pendidikan guru awal dan
kursus pengembangan profesional semakin memudar.
Harapan ini mungkin berasal dari kelompok profesional, organisasi tempat seseorang bekerja,
atau masyarakat. Mereka dapat - sebagian - dibentuk secara formal, misalnya dalam standar
profesional. Dalam studi review ini, kami menggunakan konsep peran profesional.
'Profesional' mengacu pada kompleks pengetahuan teoritis yang terorganisir secara sistematis
dan dapat ditransfer .
Konsep 'peran profesional' tidak boleh disamakan dengan konsep 'identitas profesional', yang
belakangan ini menjadi lebih populer dalam literatur. Klaassen, Beijaard, dan Kelchtermans
menggambarkan identitas profesional sebagai 'pandangan yang relatif stabil, pola refleksi
pada perilaku profesional, dan citra diri yang menyertainya'. Jadi, konsep 'identitas
profesional' lebih menitikberatkan pada pandangan pribadi dan citra diri, sedangkan konsep
'peran profesional' lebih menitikberatkan pada posisi dan harapan dari lingkungan.

John , Koster , dan Verloop , menekankan bahwa perilaku profesional berarti perilaku
berdasarkan basis pengetahuan. Sebagaimana dijelaskan di atas, pendidik guru harus mampu
membuat perilaku ini menjadi eksplisit. Pengetahuan implisit dan 'kebijaksanaan praktis'
dalam pandangan kami bukan merupakan landasan yang cukup untuk perilaku profesional.
Dalam bidang kesehatan antara lain perhatian terhadap nilai dan norma juga secara eksplisit
disebutkan sebagai aspek penting dari perilaku profesional.
Seperti yang akan di jelaskan di bab berikutnya, penulis akan membatasi kesimpulan kami
tentang fitur-fitur penting hanya pada fitur-fitur yang didukung secara empiris dan memadai.

BAB III Metode


Untuk bsb 3 ini, penulis telah menggunakan kerangka metodologis untuk tinjauan literatur
seperti yang dijelaskan oleh Randolph. Randolph menjelaskan delapan langkah, dirumuskan
sebagai tugas yang harus dilakukan peneliti:
1. Membuat jejak audit;
2. Tentukan fokus tinjauan;
3. Mencari literatur yang relevan;
4. Klasifikasi dokumen;
5. Membuat basis data ringkasan;
6. Mengidentifikasi konstruksi dan hubungan sebab-akibat yang dihipotesiskan;
7. Mencari temuan yang bertentangan dan interpretasi saingan;
8. Gunakan kolega atau informan untuk menguatkan temuan.
Gunakan kolega atau informan untuk menguatkan temuan. Dalam bab ini, kami akan
menjelaskan bagaimana kami menerapkan langkah-langkah tersebut dalam studi tinjauan ini.
Tujuan dari langkah pertama ini adalah mendokumentasikan dengan cermat semua tahapan
proses tinjauan. Kami telah melakukannya dan akan menjelaskan di bawah pemilihan sumber
kami dan studi yang telah kami gunakan dalam studi tinjauan.
Kami juga akan menjelaskan proses analisis data dan interpretasi data. Selanjutnya, kami
akan melaporkan bagaimana kami meningkatkan kepercayaan, transparansi, dan kelengkapan
studi ini melalui kolaborasi kolegial. Kami telah mendukung ini lebih jauh dengan
melibatkan sekelompok ahli internasional.

BAB IV Karakteristik Profesi


Pada bab 4 materi yang dibahas adalah karakteristik profesi. Seperti yang dinyatakan di atas,
studi yang diambil mendeskripsikan pemodelan sebagai fitur karakteristik dari pedagogi
pendidikan guru. Di detik tingkat, pendidik guru membuat dasar pedagogis dari pilihannya
eksplisit dan menjelaskan alasan, perasaan, pikiran dan tindakan yang menyertainya pilihan
ini. Loughran dan Berry mengembangkan beragam strategi untuk mempromosikan
pembelajaran meta ini, seperti guru pendidik berpikir keras, membuat jurnal, diskusi selama
dan setelah kelas dengan kelompok dan guru siswa individu. Dengan cara ini, pendidik guru
membuat pendekatannya eksplisit dan akun untuk itu.
Hasil yang dijelaskan di atas mengarah pada dua fitur penting yang menentukan peran dan
mendampingi perilaku pendidik guru sebagai perantara. Pialang harus membuat ruang ketiga
yang berbasis sekolah dan pendidik guru berbasis lembaga dapat mengembangkan visi
bersama, pendekatan dan identitas. Perilaku profesional seorang pendidik guru di peran
broker membutuhkan kompetensi khusus, seperti fokus pada joint perhatian pada tema
tertentu, mengkonsolidasikan pencapaian bersama, perhatian pada hubungan dan pertanyaan
yang merangsang. Namun studi yang satu ini tidak memberikan dasar yang cukup untuk
mendefinisikan fitur penting untuk pengembangan profesional pendidik guru sebagai broker.

BAB V Kesimpulan dan Pembahasan


Pada bab 5 yang sudah mencapai kesimpulan dan pembahasan materi, di mana materi yang
terkait adalah pada bab 1 membahas masalah yang menyebabkan banyak penelitian tentang
dan oleh pendidik guru. Namun, penelitian di bidang ini telah cukup tersebar dan hilang
sampai sekarang adalah tinjauan berbasis penelitian yang jelas tentang apa yang diketahui
secara internasional tentang fungsi profesional pendidik guru.
Bab 2 memperkenalkan kerangka teoretis. Pengertian guru pendidik adalah: semua orang
yang mengajar atau membimbing (siswa) guru guna mendukung pengembangan
profesionalnya. Peran profesional (biasanya disebut sebagai "peran" dalam buku ini)
didefinisikan sebagai interpretasi pribadi atas posisi yang didasarkan pada ekspektasi
lingkungan dan basis pengetahuan yang terorganisir secara sistematis dan dapat dialihkan.
Konsep perilaku profesional adalah interpretasi pribadi atas posisi yang didasarkan pada
ekspektasi lingkungan dan basis pengetahuan yang disusun secara sistematis dan dapat
dialihkan. Ciri utama adalah penentu peran profesional atau kualitas perilaku profesional,
atau penentu kualitas pengembangan profesional dari peran atau perilaku pendidik.
Dalam Bab 3, kami menguraikan delapan langkah metode Randolph yang membentuk
metode penelitian kami. Kami membatasi diri pada artikel dari periode 1991-2011, berfokus
pada pendidik guru dan diterbitkan dalam jurnal yang diakui oleh Institute for Scientific
Information atau oleh Pusat Antar Universitas Belanda untuk Ilmu Pendidikan. Dalam
banyak hal, ini mengarah pada validasi metode penelitian yang kami ikuti dan konfirmasi
temuan penelitian.
Bab 4 membahas temuan studi review kami. Kami mengidentifikasi enam peran profesional
(sebagai jawaban atas pertanyaan penelitian 1). Di bawah ini, untuk setiap peran kami
menjelaskan jawaban yang kami temukan terkait pertanyaan penelitian 2 dan 3.

BAB VI Kasus Belanda


Pekerjaan atau Profesi?

Verloop menjelaskan bagaimana suatu pekerjaan dapat menjadi suatu profesi. Ini kriteria
setuju dengan sebuah tinjauan studi oleh Krishnaveni dan Anitha pada pendidik karakteristik
profesional, yang juga menegaskan bahwa pendudukan melibatkan persyaratan formal dan
sebuah ekstensif resmi pendidikan di rangka untuk menjadi seorang profesi. Dalam
kebanyakan barat negara, yang pendudukan dari guru pendidik memenuhi yang kriteria 1, 5
dan 6, tetapi kriteria lain masih tampak membutuhkan perhatian lebih lanjut. Kriteria 3,
misalnya, mengandaikan bahwa sebuah didefinisikan dengan baik pengetahuan dasar yang
tersedia, sementara kriteria 2 dan 4 menyiratkan bahwa didefinisikan dengan baik program
yang ada untuk para profesional persiapan pendidik guru masa depan.

Kelebihan
Buku ini secara jelas memaparkan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendidik dan
profesinya. Selain itu banyak studi kasus yang dilakukan oleh penulis dalam buku ini demi
memaparkan secara jelas bagaimana informasi-informasi yang menguak berbagai masalah
yang menjadikan penelitian-penelitian mengenai pendidik guru terjadi. Banyak saja dalam
Bab lain menjelaskan mengenai kerangka teoritis dan menguraikan beberapa metode langkah
Randolph dalam bentuk metode penelitian yang telah dilakukan. Sehingga secara jelas
dipampangkan bahwa buku ini memuat berbagai informasi yang benar-benar diambil dari
data lapangan, dan tidak perlu lagi dilakukan keaslian dalam metode penelitiannya.

Kekurangan
Memang benar bahwa buku ini sangat bagus untuk dibaca bagi calon pendidik untuk
memahami profesinya, tetapi perlu ditekankan bahwa studi kasus yang dilakukan lebih
berfokus pada dunia pendidikan yang ada di barat sehingga tidak benar-benar paparkan
secara langsung Bagaimana bentuk studi kasus masalah pendidik yang ada di Asia. Ketika
beda benua beda pula masalahnya dan disitulah para pembaca harus secara cermat menilai
informasi sehingga calon pendidik nanti akan bisa menyetarakan metode pendidikannya
dengan metode pendidikan yang telah maju yang ada di Barat.

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Simpulan yang dapat diambil dari membaca buku berjudul The professional Teacher
Educator adalah menunjukkan betapa pentingnya pendidikan baik pendidikan dan profesinya
dalam membenahi dunia pendidikan yang akan terus maju dan berkembang. Perlu
diperhatikan pula bahwa dalam buku ini juga menjelaskan mengenai bagaimana penampilan
profesional dalam dunia pendidikan. Memang membaca buku sangat berguna, tetapi buku ini
yang benar-benar akan bermanfaat bagi calon pendidik di masa yang akan datang.
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan kepada pembaca, bahwa pembaca perlu lagi untuk lebih
menyaring informasi yang ada dalam buku ini karena studi kasus yang diambil sedikit
berbeda dengan lapangan pendidikan yang ada di Asia terutama di Indonesia. Emang studi
kasus menerapkan tema yang sama malam penelitian yaitu masalah dalam dunia
kependidikan tetapi dari segi lapangan adanya perbedaan yang dilakukan tentu akan berbeda
pula bentuk dari masalah yang akan dihadapi oleh para calon pendidik.

DAFTAR PUSTAKA
Lunenberg, Mike. 2014. The Professional Teacher Educator Volume 13. Belanda: Sense
Publisher.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai