1. Saat ini penelitian tentang biomarker metabolomika ini sudah masuk tahap uji
klinik ke berapa? Saat ini penelitian tentang identifikasi biomarker metabolomika
sudah memasuki uji klinis tahap ke-2.
- Penelitian pertama dilakukan oleh xie jeng et al pada pasien usia 30-59 tahun pada
92 pasien PSD dengan 89 pasien stroke tanpa depresi. Identifikasi metabolomika
menggunakan GC-MS dengan analisis menggunakan OPSL-DA. Pada pemeriksaan
ditemukan adanya 12 metabolit urin. Sampai akhirnya teridentifikasi 7 metabolit
yaitu asam palmitat, hydroxylamine, asam miristat, asam gliserat, asam laktat,
tirosin, dan asam azelat. Pada subjek yang mengalami depresi ini di diagnositik
dengan menggunakan kriteria fourth national conference on cerebrovascular
disease. Sedangkan gejala stroke didiagnostik dengan menggunakan Hamilton
depression rating scale (HRDS). Pada penelitian ini kelompok sample dibagi 2 yaitu
training set terdiri dari 58 pasien PSD dengan 59 pasien stroke tanpa depresi training
set digunakan untuk mencari perbedaan metabolit dalam urin. Yang kedua adalah
kelompok testing set yang terdiri dari 34 pasien depresi dengan 30 pasien stroke
tanpa depresi. Testing set ini bertujuan untuk memvalidasi dari metabolit yang
ditemukan
- Studi klinik yang kedua dengan menggunakan subjek yang berasal dari kontrol
sehat dan pasien stroke. yang terdiri dari training set ( 43 HC, 45 stroke dan 62 PSD)
dan test set (31 HC, 33 stroke, 32 PSD) teridentifikasi lima metabolit yang paling
potensial yaitu alpha hydroxybutiratem phenylalanine, format, arabinitol dan laktat)
dengan AUC >94%. Jadi total menggunakan 94 pasien PSD dan 78 pasien stroke
serta 72 orang sehat. diagnosis stroke ditegakan berdasarkan kriteria dari WHO
dan MRI sedangkan depresi ditegakan berdasarkan kriteria DSM IV dan tingkat
keparahannya dengan menggunakan Hamilton depression rating scale. Diagnosis
PSD jika skore >8. Pada penelitian ini menggunakan urin antara jam 8 am-10.am
setelah semalaman berpuasa.
- Studi ke-3 oleh zhang w et al dengan menggunakan training set (72 PSD dan 146
non PSD) dan blinded sampel ( 58 PSD dan 109 non PSD) dengan AUC >94 %
menunjukan terdapat enam metabolit potensial yaitu asam azelat, asam gliserat,
pseudouridine, 5-hydroxyhexanoidc acid, tyrosine dan phenylalanie.
- PSD patients as compared to non-PSD patients showed significantly lower levels
of uric acid at baseline (237.02 ± 43.43 vs. 309.10 ± 67.44 mmol/L, P < 0.001). In
multivariate analyses, uric acid levels (239.0 and 328.1 mmol/L) were
independently associated with the development of PSD (OR:7.76, 95% CI:2.56–
23.47, P < 0.001 and OR:0.05, 95% CI:0.01–0.43, P = 0.01)
- Penelitian ke 4 identifikasi biomarker metabolomika dalam plasma darah
berbasis NMR. Dengan menggunakan sample 32 pasien PSD, 35 pasien stroke dan
35 pasien sehat hasil penelitian menunjukan terdapat 5 mrtabolit potensial sebagai
biomarker yaitu phenylalanie, tyrosine, I methylhistidine, 3-methylhistidine dan
LDL dengan sensitivitas 100% dan spesifitas 95,5 %.
2. Apa keunggulan alat diagnostic ini dibandingkan dengan alat diagnostic yang
telah ada saat ini
- Pada saat ini belum terdapat diagnosis depresi pasca stroke berbasis labolatorium.
Pengembangan terapi saat ini hanya bersifat subjektif dengan kriteria seperti
DSM atau PPDGJ sehingga menimbulkan misdiagnosis atau underdiagnosis.
Diagnosis objektif ini memiliki keunggulan karena dapat mengidentifikasi kadar
metabolik tubuh secara pasti berdasarkan hasil labolatorium pemeriksaan pada
urin.
3. Pengobatan presisi adalah model medis yang mengusulkan perawatan medis
berdasarkan individual pasien, jadi misalkan dalam pengembangan obat bukan
berdasarkan prisip obat untuk semua. Dalam pengobatan presisi pengujian diagnostic
sering digunakan untuk memilih terapu yang tepat mencakup diagnostic molekuler,
pencitraan dan analitik . pengobatan presisi seringkali melibatkan penerapan analisis
panomik dan sistem biologi untuk menganalisis penyebab penyakit pasien individu
pada tingkat molekuler dan kemudian memanfaatkan pengobatan yang ditargetkan
untuk mengatasi proses penyakit pada pasien individu tersebut.
4. Mengapa pengambilan sampel harus dalam spesimen urin? Apakah kadarnya
sama dengan plasma darah dan csf ?
Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa terdapat persamaan kadar metabolit dalam
urin dengan plasma darah atau CSF. Selain itu pengambilan sampel pada otak atau csf
perlu Tindakan yang invasive yang harus dilakukan oleh seorang yang professional.
Begitu pula dengan pengambilan sampel dalam plasma darah , sedangkan pengambilan
urin merupakan Tindakan non invasive yang dapat dilakukan sendiri oleh pasien tanpa
bantuan tenaga kesehatan sehingga dapat menghemat biaya akibat pengambilan sampel
dan pasien lebih kooperatif.
Saat ini metode yang paling baik digunakan untuk identifikasi metabolomika
adalah NMR. Metode ini bersifat non destruktif sehingga sampel dapat digunakan
Kembali untuk Analisa campuran kompleks. Selain itu penggunaan NMR bersifat non
selektif sehingga semua senyawa dapat teridentifikasi dan informasi terkait struktur
senyawa nya pun dapat diperoleh. Tetapi metode ini memiliki sensitifitas yang rendah
dibandingkan dengan metode MS. Oleh karena itu beberapa penelitian menunjukan
identfikasi biomarker metabolomika dalam spesimen urin yang menggunakan 2
platforn indentifikasi yaitu NMR dan GC-MS memiliki cakupan identifikasi lebih
tinggi dan komprehensif dibandingkan dengan hanya menggunakan 1 platform analisis
saja. Selain itu penggunaan 2 platform memiliki cakupan metabolomic yang
teridentifikasi. Hal ini disebabkan sifat fisiokimia yang beragam dan rentang
konsentrasi metabolit yang luas menyebabkan satu teknologi analitik saja tidak
memberikan cakupan yang lengkap dari metabolomic pada manusia. Dengan
mengggunakan platform ganda dapat menghasilkan akurasi rata-rata yang meningkat
lebih dari 90% pada training set dan >80% pada testing set.
Banyaknya data yang dihasilkan dari profil kimia menyebabkan analisis statistic
pada studi metabolomic harus menggunakan analisis data multivariat. Salah satu cara
analisis dengan menggunakan orthogonal projection to latent structure (OPLS).
Analisis ini akan mengelompokan sampel berdasarkan bioaktivitasnya dalam bentuk
score plot.
6. Apa keterbatasan penelitian saat ini mengenai identifikasi biomarker
metabolomika untuk diagnostik DPS
- Sampel yang digunakan saat ini masih terbilang sedikit, uji klinik baru memasuki
tahap ke 2 dengan sampel 100-300 orang dengan atau tanpa kelompok kontrol
penelitian
- Sebagian besar penelitian ini belum dapat mempertimbangkan karakteristik umur,
jenis kelamin, etnik, wilayah tertentu sampel yang digunakan sebagian besar dalam
satu karakteristik
- Perlu penelitian lebih lanjut untuk membedakan kadar metabolomika dalam
spesimen urin depresi pasca stroke dengan depresi yang diakibatkan oleh etiologic
yang lain seperti gangguan depresi mayor, depresi post partum, depresi yang timbul
akibat penyakit lainnya
- Pada umumnya menggunakan single flatform sehingga jangkauan metabolomika
yang teridentifikasi menjadi terbatas
- Saat ini belum terdapat cukup bukti kuat untuk membedakan kadar biomarker
metabolomika dalam spesimen urin depresi pasca stroke dengan depresi yang
disebabkan oleh etiologic lain
- Saat ini studi pada manusia sejauh yang saya temukan belum terdapat studi yang
mengkaji kadar metabolomika dalam cairan serebrospinal atau CSF dari pasien
PSD. Oleh karena itu mungkin dimasa yang akan datang perlu penelitian untuk
memastikan biomarker serum/plasma/urin yang disebutkan sebelumnya memiliki
nilai yang relevan