Oleh:
Jakarta 2021
Evaluasi Program Upaya Kesehatan Lanjut Usia
Lembar Persetujuan
Jakarta, 2021
Pembimbing
Penguji I Penguji II
(dr) (dr.)
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah evaluasi
program yang berjudul “Evaluasi Program Upaya Kesehatan Lanjut Usia di
Puskesmas Kecamatan Palmerah Jakarta Periode Januari sampai Desember 2020”
ini. Evaluasi program yang dilaksanakan sebagai salah satu tugas kepaniteraan
klinik Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Krida Wacana ini bertujuan mengetahui tingkat keberhasilan program,
permasalahan pelaksanaan dan cara penyelesaian permasalahan pengendalian
upaya kesehatan lanjut usia.
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala
bimbingan yang telah diberikan dalam rangka penyelesaian evaluasi program ini
kepada:
1. dr. Diana L. Tumilisar.
2. dr. Julianti Sutanto, M.Kes.
3. Dr. dr. Djap Hadi Susanto, M.Kes.
4. dr. Ernawaty Tamba, MKM.
5. dr. Melda Suryana, M.Epid.
6. Prof. Dr. dr. Rachmadhi P., SKM
7. Dr. dr. A. Aris Susanto, MS, SpOK.
8. dr. E. Irwandy Tirtawidjaja.
9. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
10. dr. Darus Sahmedi, Msi selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Palmerah
Akhir kata, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
makalah evaluasi program ini, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun sehingga di masa mendatang dapat ditingkatkan lebih baik lagi.
Jakarta, 2021
Penyusun
Evaluasi Program Upaya Kesehatan Lanjut Usia
di Puskesmas Kecamatan Palmerah Jakarta
Periode Januari sampai Desember 2020
Ng Chor Yao
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email: ng.2015fk104@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak
Masyarakat di dunia hari ini memiliki umur yang relative lebih lama. Menurut WHO, saat
ini, kebanyakan orang dapat berharap untuk hidup hingga usia enam puluhan dan
seterusnya. Pada tahun 2019 jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas adalah 1 miliar.
Jumlah ini diproyeksikan akan meningkat menjadi 1,4 miliar pada tahun 2030 dan 2miliar
pada tahun 2050. Di Indonesia sendiri, Saat ini kita mulai memasuki periode aging
population, dimana terjadi peningkatan umur harapan hidup yang diikuti dengan
peningkatan jumlah lansia. Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk lansia
dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun
2019, dan diperkirakan akan terus meningkat dimana tahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa
(15,77%). Semakin meningkatnya usia harapan hidup semakin banyak pula masalah
kesehatan yang timbul. Berdasarkan masalah tersebut maka dilakukan Evaluasi Program
Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Puskesmas Kecamatan Palmerah Jakarta periode Januari
sampai Desember 2020 dengan membandingkan cakupan terhadap target yang telah
ditentukan menggunakan pendekatan sistem. Dari hasil evaluasi program, didapatkan
masalahnya yaitu cakupan pemeriksaan kesehatan 72,14% dan cakupan penyuluhan
72,14% yang menjadi prioritas masalah. Penyebabnya antara lain karena kurang tenaga
medis dalam program lansia, PSBB menyebabkan keterbatasan pergerakan sehingga
lansia mempunyai kesulitan untuk melakuakan pemeriksaan kesehatan, pengetahuan yang
masih kurang mengenai pemeriksaan rutin pada lansia, kurangnya peran keluarga dalam
upaya melakuakan pemeriksaan kesehatan pada lansia di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Palmerah dan kesulitan transportasi untuk lansia yang tempat tinggalnya jauh
dari akses jalan besar serta keterbatasan biaya transportasi. Dengan demikian diharapkan
evaluasi program dapat menemukan masalah penyebab dan dapat memberikan
penyelesaian sehingga dapat meningkatkan angka keberhasilan upaya kesehatan lanjut
usia di Puskesmas Kecamatan Palmerah.
Kata kunci: evaluasi program, lansia, puskesmas
Programe Evaluation of Elderly Health Efforts
In Kecamatan Palmerah Public Health Jakarta
Period January until December 2020
Ng Chor Yao
Faculty of Medicine, Krida Wacana Christian University
Email: ng.2015fk104@civitas.ukrida.ac.id
_______________________________________________________________________
_
Abstract
People in the world today have a relatively longer lifespan. According to WHO, today,
most people can expect to live into their sixties and beyond. In 2019, the number of
people aged 60 years and over is 1 billion. This number is projected to increase to 1.4
billion in 2030 and 2 billion in 2050. In Indonesia itself, we are currently entering the
aging population period, where there is an increase. life expectancy followed by an
increase in the number of elderly people. Indonesia experienced an increase in the
number of elderly people from 18 million people (7.56%) in 2010, to 25.9 million (9.7%)
in 2019, and is expected to continue to increase where in 2035 to 48.2 million people
(15.77%). The increasing of life expectancy, the more health problems that arise. Based
on this problem, an Evaluation of the Elderly Health Effort Program was carried out at
the Palmerah Jakarta District Health Center for the period January to December 2020
by comparing the coverage against the predetermined targets using a systems approach.
From the results of program evaluation, the problem was found that the health
examination coverage was 72.14% and the extension coverage 72.14% which were the
priority problems. The reasons include a lack of medical personnel in the elderly
program, PSBB causes limited movement so that the elderly have difficulty carrying out
health checks, lack of knowledge about routine examinations for the elderly, lack of
family role in carrying out health checks on the elderly in the work area of the Palmerah
District Puskesmas and transportation difficulties for the elderly who live far from major
road access and limited transportation costs. Thus, it is hoped that the program
evaluation can find the problem causing and can provide a solution so that it can
increase the success rate of elderly health efforts at the Palmerah District Puskesmas.
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat di dunia hari ini memiliki umur yang relative lebih lama. Menurut
WHO, saat ini, kebanyakan orang dapat berharap untuk hidup hingga usia enam
puluhan dan seterusnya. Pada tahun 2019 jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas
adalah 1 miliar.1 Jumlah ini diproyeksikan akan meningkat menjadi 1,4 miliar
pada tahun 2030 dan 2miliar pada tahun 2050 . Saat ini, 125 juta orang berusia 80
tahun atau lebih. Pada tahun 2050, akan ada hampir sebanyak (120 juta) orang
yang tinggal di China saja, dan 434 juta orang dalam kelompok usia ini di seluruh
dunia. WHO juga memperkirakan bahwa pada tahun 2050 mendatang, 80% dari
semua orang lanjut usia akan tinggal di negara berpenghasilan rendah dan
menengah.1
Di Indonesia sendiri, Saat ini kita mulai memasuki periode aging population,
dimana terjadi peningkatan umur harapan hidup yang diikuti dengan peningkatan
jumlah lansia. Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk lansia dari 18
juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun
2019, dan diperkirakan akan terus meningkat dimana tahun 2035 menjadi 48,2
juta jiwa (15,77%).Usia Harapan Hidup (UHH) menjadi salah satu indikator
keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia. Dengan semakin
meningkatnya usia harapan hidup, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia
juga terus meningkat dari tahun ke tahun. 2
Menurut badan pusat statistic Indonesia, sehingga tahun 2020, persentase lansia
mencapai 9,92 persen atau sekitar 26,82 juta orang. Dengan kata lain, saat ini
Indonesia tengah dalam transisi menuju kondisi penuaan penduduk . Hal tersebut
mengingat persentase penduduk berusia 60 tahun ke atas telah berada di atas 7
persen dari keseluruhan penduduk dan akan berubah menjadi negara dengan
struktur penduduk tua (ageing population) ketika angkanya di atas 10 persen.
Persebaran pendudukan lansia di Indonesia menurut tipe daerah masih didominasi
oleh lansia yang tinggal di daerah perkotaan dibandingkan dengan perdesaan
(52,95 persen berbanding 47,05 persen). Menurut data BPS juga, Perempuan lebih
banyak dibandingkan dengan laki-laki yaitu (52,29 persen berbanding 47,71
persen). Dilaporkan juga persentase lansia di Indonesia sebagian besar diisi oleh
lansia muda ( kelompok umur 60-69 tahun) dengan persentase 64,29 persen ,
diikuti oleh lansia madya ( kelompok umur 70-79 tahun) sebesar 27.23 persen dan
terakhir lansia tua ( kelompok umur 80+ tahun ) sebesar 8,49 persen.4
KERANGKA TEORI
3.1 Sistem
Sistem terbentuk dari bagian atau elemen yang saling berhubungan dan
mempengaruhi. Adapun yang dimaksud dengan bagian atau elemen tersebut ialah
sesuatu yang mutlak harus ditemukan, yang saling dihubungkan dengan suatu
proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian atau elemen tersebut banyak
macamnya, yang jika disederhanakan dapat dikelompokkan dalam enam unsur
saja yakni:
PENYAJIAN DATA
4.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan, diambil dari:
a) Kelurahan Palmerah
b) Kelurahan Kemanggisan
c) Kelurahan Slipi
d) Kelurahan Kota Bambu Utara
e) Kelurahan Kota Bambu Selatan
f) Kelurahan Jati Pulo
4.3.1.2 Dana
Dana untuk pelaksanaan program diperoleh dari:
4.3.2.3. Pelaksanaan
1. Pembinaan Lansia
Membina para lansia dengan mendata keberadaan lansia yang
berada di sekitar wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Palmerah
dan mengajak lansia untuk ikut serta dalam kegiatan lansia yang
diadakan Puskesmas.
2. Penimbangan dan pengukuran tinggi badan
Dilakukan 1 bulan sekali oleh petugas Puskesmas Kelurahan dan
Kecamatan di masing – masing Puskesmas pada pukul 08.00 –
12.00 WIB sesuai jam pelayanan.
3. Pemeriksaan kesehatan berkala
Dilakukan 1 bulan sekali dengan memeriksa tekanan darah, status
mental dan pencatatan keluhan lansia oleh petugas Puskesmas
Kelurahan dan Kecamatan di masing – masing Puskesmas pada
pukul 08.00 – 12.00 WIB sesuai jam pelayanan.
4. Penyuluhan
Dilakukan penyuluhan dalam gedung sebanyak 2 kali dalam 1
bulan yaitu pada minggu pertama dan ketiga setiap bulan dengan
pemberian materi kesehatan lansia oleh petugas bagian Promosi
Kesehatan Puskesmas pada pukul 09.00 – 10.00 WIB.
5. Pemeriksaan laboratorium
Dilakukan pemeriksaan laboratorium sederhana meliputi
pemeriksaan gula darah, kadar asam urat, kadar kolesterol di
puskesmas setiap hari kerja pukul 08.00 – 12.00 WIB.
6. Senam lansia
Kegiatan senam lansia tidak dilaksanakan secara teratur sesuai
jadwal yang sudah ditetapkan karena ada peraturan pemerintah
mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang
membatasi kegiatan diluar rumah.
7. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dilakukan setiap selesai kegiatan dan dilakukan
rekapitulasi. Pelaporan dilakukan akhir bulan oleh petugas
program cakupan upaya lansia yang mendapat skrining kesehatan
di puskesmas.
4.3.2.4. Pegawasan
1. Pencatatan dan pelaporan
Dilakukan pencatatan dan pelaporan untuk setiap kegiatan pada
setiap hari dan dilakukan rekapitulasi pada setiap akhir bulan.
2. Lokakarya mini bulanan
Dilakukan lokakarya mini bulanan puskesmas pada setiap akhir
bulan untuk menilai program yang telah dijalankan.
4.3.3. Keluaran
6.205
= X 100% = 36,07%
17.202
4.3.4. Lingkungan
1. Fisik :
Pandemi COVID - 19 sangat mempengaruhi keluaran karena
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga pergerakan masyarakat
termasuk lansia terbatas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
di puskesmas.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah menyebabkan
kegiatan luar gedung seperti kegiatan posyandu lansia dan senam
lansia tidak dapat dilakukan untuk mengurangi kerumunan orang.
Pandemi COVID - 19 telah menimbulkan kekhawatiran pada
anggota keluarga dan lansia sendiri sebagai golongan berisiko
tinggi untuk ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan karena puskesmas merupakan tempat berisiko tinggi.
Di dalam wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Palmerah, terdapat
banyak fasilitas kesehatan lain: Tersedia fasilitas kesehatan lainnya
seperti praktek bidan swasta, praktek dokter, klinik swasta, dan
Rumah Sakit swasta.
2. Non Fisik
Kurangnya perhatian pada lansia: Menghambat program karena
dalam keluarga pelayanan kesehatan lansia tidak begitu
diperhatikan dan lansia dengan gangguan kesehatan tetap
diandalkan menjadi tulang punggung keluarga dan bekerja
melebihi kapasitasnya. Lansia juga kebanyakan tinggal sendiri,
tidak ada keluarga yang merawat. Hal ini perlu diperhatikan,
karena tidak ada yang mengantar ke fasilitas kesehatan.
Tingkat pendidikan masyarakat yaitu mayoritas penduduk dengan
pendidikan SD 55,54% sehingga kesadaran akan pentingnya
menjaga kesehatan di usia tua kurang dalam kalangannya.
4.3.6. Dampak
1. Dampak Langsung : diharapkan dapat menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas lansia dan mewujudkan lansia yang mandiri.
2. Tidak Langsung : diharapkan dapat meningkatkan Usia
Harapan Hidup (UHH) di Indonesia.
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Masalah Menurut Variabel Keluaran
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
.
1. Cakupan lansia yang 100% 72,14% (+)27,86%
dibina 100% 72,14% (+)27,86%
2. Cakupan penimbangan
dan pengukuran tinggi
badan
3. Cakupan pemeriksaan 100% 72,14% (+)27,86%
kesehatan
4. Cakupan penyuluhan 100% 72,14% (+)27,86%
5. Cakupan pemeriksaan 100% 36,07% (+)63,93%
laboratorium
6. Cakupan Kegiatan 100% 17,30% (+)82,70%
senam lansia
PERUMUSAN MASALAH
Masalah-masalah yang ditemukan pada evaluasi program Upaya Kesehatan
Lansia di Puskesmas Kecamatan Palmerah Jakarta selama periode Januari sampai
Desember 2020 adalah sebagai berikut:
1. Cakupan lansia yang dibina sebesar 72,14% dari target 100% (masalah
sebesar 27,86%)
2. Cakupan penimbangan dan pengukuran tinggi badan sebesar 72,14% dari
target 100% (masalah sebesar 27,86%)
3. Cakupan pemeriksaan kesehatan 72,14% dari target 100% (masalah
sebesar 27,86%)
4. Cakupan penyuluhan 72,14% dari target 100% (masalah sebesar 27,86%)
5. Cakupan pemeriksaan laboratorium 36,07% dari target 100% (masalah
sebesar 63,93%)
6. Cakupan kegiatan senam lansia sebanyak 17,30% dari target 100%
(masalah sebesar 82,70%)
1. Dari masukan:
Kurangnya tenaga medis terlibat dalam melaksanakan program lansia
Sarana dan prasarana yang kurang jumlahnya dalam menangani pasien
lansia seperti apotek khusus lansia, tempat duduk prioritas untuk
lansia, loket pendaftaran khusus lansia.
Kurangnya sarana edukasi seperti leaflet, poster mengenai kesehatan
lanjut usia, PHBS dan lainnya. Sehingga mengurangi keefektifan
dalam menyampaikan informasi untuk penyuluhan.
2. Dari proses:
Dilaksanakan namun tidak maksimal karena tidak adanya kunjungan
rumah lansia dalam rangka membina para lansia dan mengikutsertakan
dalam kegiatan lansia yang diadakan Puskesmas
Penimbangan dan pengukuran tinggi badan sudah terlaksana namun
tidak maksimal karena lansia yang hadir sedikit.
Pemeriksaan kesehatan berkala sudah terlaksana namun tidak
maksimal karena lansia yang hadir sedikit.
Kurangnya pencatatan pemeriksaan laboratorium terhadap lansia yang
diindikasikan serta pemeriksaan lab yang dilakukan tidak maksimal
karena tidak semua lansia dapat dilakukan pemeriksaan lab.
Penyuluhan yang tidak dilakukan rutin, dan jumlah lansia yang
mendapat penyuluhan belum maksimal karena jumlah lansia yang
hadir sedikit
Kegiatan senam lansia tidak dilaksanakan secara teratur sesuai jadwal
yang sudah ditetapkan karena ada PSBB yang membatasi kegiatan
diluar rumah.
Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan namun tidak maksimal
3. Dari umpan balik:
Pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan program upaya kesehatan
lansia kurang lengkap
4. Dari lingkungan:
Pandemi COVID – 19 yang melanda dunia menyebabkan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) yang menyebabkan hambatan pergerakan untuk
melakukan pembinaan para lansia di wilayah kerja puskesmas.
Lansia merupakan golongan risiko tinggi tertularnya COVID - 19
sehingga hal ini menimbulkan rasa kekhawatiran oleh anggota
keluarga dan para lansia sendiri untuk keluar melakukan pemeriksaan
kesehatan di puskesmas yang merupakan tempat berisiko.
Pandemi COVID – 19 menyebabkan posyandu lansia tidak beroperasi
dan hanya kader yang membantu.
Terdapat beberapa ahli keluarga yang sibuk bekerja sehingga tidak
mempunyai waktu untuk menghantar para lansia untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan.
2. BAB VII
PRIORITAS MASALAH
Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya):
A. Cakupan lansia yang dibina sebesar 72,14% dari target 100% (masalah
sebesar 27,86%)
B. Cakupan penimbangan sebesar 72,14% dari target 100% (masalah sebesar
27,86%)
C. Cakupan pemeriksaan kesehatan 72,14% dari target 100% (masalah
sebesar 27,86%)
D. Cakupan penyuluhan 72,14% dari target 100% (masalah sebesar 27,86%)
E. Cakupan pemeriksaan laboratorium 36,07% dari target 100% (masalah
sebesar 63,93%)
F. Kegiatan senam lansia sebanyak 17,30% dari target 100% (masalah
sebesar 82,70%)
Prioritas Masalah :
Masalah
No. Parameter
A B C D E F
1 Besarnya masalah 4 4 5 5 5 5
3
5 5 4 4 2
4. Teknologi yang tersedia
2
4 4 4 4 2
5. Sumber daya yang tersedia
Total 19 19 22 23 18 18
Keterangan derajat masalah :
5 = Sangat penting
4 = Penting
3 = Cukup penting
2 = Kurang penting
PENYELESAIAN MASALAH
Penyebab:
1. Kurang tenaga medis dalam program lansia.
2. PSBB menyebabkan keterbatasan pergerakan sehingga lansia mempunyai
kesulitan untuk melakuakan pemeriksaan kesehatan.
3. Pengetahuan yang masih kurang mengenai pemeriksaan rutin pada lansia.
4. Kurangnya peran keluarga dalam upaya melakuakan pemeriksaan
kesehatan pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Palmerah
5. Kesulitan transportasi untuk lansia yang tempat tinggalnya jauh dari akses
jalan besar serta keterbatasan biaya transportasi.
Penyelesaian Masalah:
1. Menambahkan tenaga medis dalam program lansia dengan merekrut
tenaga medis khusus untuk lansia atau memberikan tugas ganda kepada
tenaga medis lain.
2. Membagi tugas kepada sesama petugas kesehatan untuk bersama-sama
melakukan kunjungan rumah dan pendekatan aktif kepada lansia agar
dapat mendorong lansia untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
3. Memberikan penyuluhan kepada lansia mengenai pentingnya pemeriksaan
kesehatan.
4. Melakukan edukasi kepada keluarga tentang pentingnya peran keluarga
dalam memantau kesehatan lansia dengan cara melakukan pemeriksaan
kesehatan lansia secara rutin.
5. Mengaktifkan kembali posyandu secara bertahap supaya lebih banyak
lansia bisa dicakupi.
B. Kurangnya cakupan penyuluhan: 72,14% 100%
Penyebab:
1. Kurangnya jumlah tenaga medis yang terlibat dalam program upaya
kesehatan lansia sehingga kegiatan penyuluhan tidak dapat dilaksanakan
secara maksimal.
2. Kurangnya media penyuluhan yang dapat membuat penyuluhan lebih
efektif, seperti lembar balik, poster.
3. Kurangnya peran keluarga dalam mendukung program lansia
4. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang menghambat kegiatan
untuk dijalankan
Penyelesaian Masalah :
1. Menambahkan tenaga medis dalam program lansia dengan cara merekrut
tenaga baru atau memberi tugas ganda pada tenaga medis lain supaya
kegiatan penyuluhan dapat dilaksanakan secara maksimal.
2. Menyediakan media bantuan untuk penyuluhan seperti lembar balik,
poster, yang berisi lebih banyak gambar agar mudah dipahami dan
dimengerti para lansia yang mendengarkan penyuluhan.
3. Mengajak masyarakat aktif saat ada kegiatan kesehatan untuk lansia serta
memberi edukasi kepada keluarga yang memiliki lansia agar dapat
memperhatikan kesehatan lansia.
4. Melakukan penyuluhan melalui media cetak seperti leaflet dan dikirimkan
ke rumah - rumah yang mempunyai lansia.
BAB IX
PENUTUP
9.1. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program cakupan kegiatan upaya kesehatan
kelompok usia lanjut yang dilakukan dengan cara pendekatan sistem di
Puskesmas Kecamatan Palmerah Jakarta periode Januari sampai Desember
2020, dapat disimpulkan bahwa hasil pencapaian program upaya kesehatan
kelompok lansia di Puskesmas Kecamatan Palmerah yang belum mencapai target
yang telah ditentukan antara lain:
A. Cakupan lansia yang dibina 72,14% dari target 100% (masalah sebesar
27,86%)
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
DOKTER
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
NO UNIT KERJA GIGI SPESIALIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Kel. Kemanggisan 0 2 2 0 1 1 0 1 0 1
2 Kel. Palmerah I 0 2 2 0 1 1 0 0 1 1
3 Kel. Palmerah II 0 2 2 0 1 1 0 0 1 1
4 Kel. Slipi I 0 2 2 0 1 1 0 0 1 1
5 Kel. Slipi II 0 2 2 0 1 1 0 0 1 1
8 Kel Jatipulo I 0 1 1 2 0 1 1 0 0 1 1
9 Kel. Jatipulo II 0 2 2 0 1 1 0 1 0 1
10 Kec. Palmerah 0 6 17 23 0 1 4 5 0 1 4 5
Jakarta Barat 0 0 0 7 34 41 0 0 0 4 10 14 0 0 0 4 10 14
Sumber: SDK Sudinkes Jakbar Tahun 2020
Sasaran/ Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des TOTAL
Puskesmas
Bulan Capaian % Capaian % Capaian % Capaian % Capaian % Capaian % Capaian % Capaian % Capaian % Capaian % Capaian % Capaian % CAPAIAN %
PKL Palmerah 1 2872 247 8,60 102 3,55 59 2,05 47 1,64 35 1,22 0 0,00 47 1,64 44 1,53 36 1,25 43 1,50 337 11,734 108 3,7604 1.105 38,47
PKL Palmerah 2 2869 119 4,15 114 3,97 150 5,23 77 2,68 68 2,37 55 1,92 61 2,13 84 2,93 61 2,13 49 1,71 301 10,491 118 4,1129 1.257 43,81
PKL Kemanggisan 3156 440 13,94 509 16,13 306 9,70 56 1,77 45 1,43 91 2,88 61 1,93 63 2,00 61 1,93 69 2,19 166 5,2598 517 16,381 2.384 75,54
PKL Kota Bambu Utara 1899 190 10,01 153 8,06 68 3,58 73 3,84 38 2,00 55 2,90 22 1,16 25 1,32 38 2,00 27 1,42 119 6,2665 158 8,3202 966 50,87
PKL Kota Bambu Selatan 1716 120 6,99 114 6,64 63 3,67 31 1,81 17 0,99 16 0,93 18 1,05 38 2,21 60 3,50 64 3,73 149 8,683 121 7,0513 811 47,26
PKL Slipi 1 1006 25 2,49 24 2,39 13 1,29 9 0,89 0 0,00 0 0,00 11 1,09 14 1,39 9 0,89 11 1,09 188 18,688 28 2,7833 332 33,00
PKL Slipi 2 1005 22 2,19 41 4,08 22 2,19 22 2,19 22 2,19 22 2,19 0 0,00 22 2,19 22 2,19 22 2,19 115 11,443 46 4,5771 378 37,61
PKL Jati Pulo 1 1341 67 5,00 64 4,77 38 2,83 26 1,94 25 1,86 16 1,19 24 1,79 26 1,94 30 2,24 51 3,80 108 8,0537 66 4,9217 541 40,34
PKL Jati Pulo 2 1338 31 2,32 239 17,86 33 2,47 0 0,00 0 0,00 0 0,00 156 11,66 0 0,00 2 0,15 136 10,16 105 7,8475 244 18,236 946 70,70
PKC PALMERAH 17202 979 5,69 398 2,31 373 2,17 104 0,60 117 0,68 272 1,58 169 0,98 119 0,69 61 0,35 26 0,15 654 3,8019 418 2,43 3.690 21,45
TOTAL 17202 2.240 13,02 1758 10,2197 1125 6,54 445 2,59 367 2,13 527 3,06 569 3,31 435 2,53 380 2,21 498 2,90 2242 13,03 1824 10,603 12.410 72,14