HAM Di Negara-Negara Muslim Dan Realitas Perang Melawan Teroris Di Indonesia
HAM Di Negara-Negara Muslim Dan Realitas Perang Melawan Teroris Di Indonesia
HAM Di Negara-Negara Muslim Dan Realitas Perang Melawan Teroris Di Indonesia
Juli 2013
Pandecta
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pandecta
Abstract
This study aims to analyze the role of the Muslim Countries in responding to the
problems that arise in the International Convention on Human Rights, and how the
Indonesian government to solve the problems related to terrorism. This is a library
research. Results of this study showed that the majority of Muslim Countries have
ratified international legal instruments on human rights, including the Convention
on Terrorism; despite controversial among Western view of understanding the
human rights issues related to Islamic teachings, Muslim Countries have ratified the
International Convention on Human Rights and the Convention on Terrorism, as part
of the national legal system; while the Indonesian government action, in the fight
against terrorism as an extraordinary crime is very effective in reducing the spread
of terrorism. However, the actions of Special Detachment 88 anti-terror Indonesian
National Police, has left the problems associated with human rights violations victims
and their families.
129
Pandecta. Volume 8. Nomor 2. Juli 2013
ambil bagian dalam proses pembentukan, negara atu aparat penegak hukum antara lain
pengembangan, dan pemanfaatan hukum hak-hak dasar bersifat umum. Dalam ajaran
internasional. Juga semakin mempertegas Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan
bahwa kerangka relativitas, dan partikularistik Hadits jelas sekali ajaran Islam mengangkat
penerapan HAM menjadi karakter negara- martabat Islam dalam arti penghormatan
negara Muslim dan juga sekaligus karakter pribadi, keluarga, darah, harta benda, dan
budaya peradilan timur (Mayer, 1995). nama baik. Pertama, Islam menempatkan
Upaya-upaya penyesuaian konsep hak untuk hidup sangat mulia dan terhormat.
HAM, para penulis Muslim mencoba “Siapa saja yang membunuh seseorang
mengkaitkan HAM dengan hukum Islam. bukan karena orang itu membunuh orang
Dalam suatu Konferensi OKI 15 September lain, atau bukan karena membuat kerusakan
1981 di Perancis, deklarasi mengenai di muka bumi, maka sama halnya dengan
Islam Universal tentang HAM telah membunuh semua orang. Siapa saja yang
diproklamasikan, dan dokumen tersebut menyelamatkan jiwa seseorang, maka
menegaskan dalam Pembukaannya, hak asasi sama halnya menyelamatkan hidup semua
manusia yang dideklarasikan sebagai hukum manusia” (Qs. Al Maidah ayat 32).
suci (devine law) bertujuan untuk menjunjung Kedua, untuk memperoleh keadilan
tinggi martabat dan kehormatan manusia sesungguhnya Allah telah memerintahkan
serta diupayakan agar dapat mengurangi dan kamu, untuk berlaku adil dan menyampaikan
mencegah penindasan dan ketidakadilan. amanah kebenaran kepada keluarganya.
Menurut Weeramantry (1993), “Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu
human rights doctrine in Islam was a logical sekalian untuk menyampaikan amanah
development from its basic postulates, name kepada keluarganya, dan jika mengadili
the Sovereign of god and the relevation of urusan perkara secara adil”.
Prophet. From these postulates the basic Konsep HAM Barat sebagaimana
principles of human rights such as are now PBB mengesampingkan ajaran Islam.
enshrinded in international document Christopher Weeramantry justru mengatakan
followed logically a necessary part of Islamic bahwa penerimaan gagasan segar dari
law (Tahir Mahmood (ed), 1993). Intinya, tradisi hukum dan HAM dalam Islam, telah
HAM dalam Islam secara fundamental memberi kontribusi terhadap HAM modern.
berkaitan dengan kedaulatan Tuhan dan Deklarasi HAM Barat yang juga telah diadopsi
wahyu yang diturunkan kepada Nabi berkesesuaian dengan ajaran Islam. Dengan
Muhammad SAW. Karena itu, eksistensi sendirinya, negara-negara Muslim telah
HAM dalam Islam tumbuh dan berkembang memperlihatkan kepatuhannya terhadap
sesuai dengan perkembangan hukum Islam hukum internasional.
di negara masing-masing. In the contemporary world, when the Islamic
HAM dalam tradisi hukum Islam lebih influence is so powerful, there is a danger
komprehensif oleh karena pengaturannya if sufficied and held be not paid to Islamic
tidak hanya pada sesama manusia belaka. attitudes and model of thought, the universal
declaration of human rights doctrine in
Juga mengatur hak-hak manusia terhadap
general may run into rough weather. If these
Tuhan dan sumber-sumbernya. Persoalan are to be reserved and built. Upon Islamic
keadilan menjadi hak fundamental yang more understanding tradition is important.
tidak dijumpai dalam Konvensi HAM Barat.
Karena pentingnya keadilan, maka ajaran Meski tidak semuanya, berbagai
Islam sangat mengutamakan martabat dan prinsip dalam HAM Barat ternyata
individual (Individual dignity) sebagai syarat memperlihatkan kesesuaian dengan ajaran
mutlak kelangsungan hidup yang berkeadilan Islam. Komitmen negara-negara Muslim
(Justice in all their dealing). dibuktikan dengan dua instrumen HAM
Adapun nilai-nilai HAM yang diakui yang sangat penting. Adanya pengakuan
dalam Islam dan juga berkesesuaian dengan ICCPR dan ICSER sangat penting disebutkan.
HAM Barat, dan dapat dijadikan parameter
130
Pandecta. Volume 8. Nomor 2. Juli 2013
Negara-negara Muslim menjadi lebih suasana yang kasar (rough weather) jika tidak
progresif oleh karena ada kewajiban untuk mengakomodir HAM dalam tradisi Islam.
menjamin warga negara dalam memiliki Pertama, dalam Islam, keadilan merupakan
dan menikmati hak-hak dasar sosial, politik, hak dasar dalam konteks individu dan
ekonomi, dan sosial budaya. Berbagai nilai kelompok. Karena itu, kemerdekaan atas hak
dasar Islam yang semula bersifat normatif, menentukan nasib sendiri (self determination)
sejak setelah ratifikasi secara progresif menjadi sangat sentral dalam negara-
mengalami perubahan karena pengabaian negara Islam, yang pada waktu lalu, amat
terhadap konvensi tersebut berakibat negara- diabaikan karena statusnya mereka terjajah.
negara Muslim terkena sanksi. Ketiga, prinsip kesetaraan dihadapan hukum
Kedua jenis konvensi tersebut, (equality befor the law) dalam konteks hak
International Covenant on Civil and Political dasar, masyarakat berbangsa dan bernegara
Rights, atau Kovenan Internasional tentang adalah jelas mempermalukan Barat. Tidak
Hak-hak Sipil dan Politik, yang telah sedikit negara-negara baru lahir sejak perang
disyahkan di New York, 16 Desmeber 1966. dingin, tetapi dengan mudah menjadi
Baru mulai diberlakukan tanggal 23 Maret anggota PBB. Sementara itu, Palestina sejak
1976, dari Komite Hak Azasi Manusia, yang tahun 1948 menjadi negara berdaulat
ditandatangani oleh 74 negara dan negara hingga kini kedudukannya tidak sama
peserta berjumlah 167. Tidak kurang dari dengan negara-negara yang baru saja lahir
empat puluh satu (41) negara-negara Muslim dua dekade lalu. Tuntutan Palestina untuk
telah menandatangani, dan meratifikasi menjadi anggota penuh di PBB merupakan
kovenan tersebut. (United Nations, Treaty contoh nyata bahwa prinsip kesederajatan
Series, Vol.999, p.171 and vol 1057, p tidak diterapkan dan hal tersebut merupakan
407. Depistary Notification C.N. 782.2001. pengingkaran atas dasar penerapan HAM
Treaties 9 of 5 Ocktober 2001) dalam tradisi Barat.
Sedangkan, Kovenan Internasional Keempat, konteks keadilan (justice
tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan principle) sebagai salah satu unsur utama
Kebudayaan yang disyahkan 16 Desember dalam penegakan hukum internasional
1966, dan mulai diberlakukan sepuluh tahun juga dibiarkan. Terorisme sebagai kejahatan
kemudian (3 Januari 1976). Ditandatangani luar biasa dan telah menguras perhatian
tidak kurang oleh 70 negara dan telah masyarakat internasional, khususnya
didukung oleh 160 negara-negara pihak. masyarakat Indonesia luput dari kritik dan
Tidak kurang dari 39 Negara-negara Muslim evaluasi. Sama halnya kekerasan struktural
turut menandatangani, dan menjadi negara sebagai akar permasalahan, ketidakadilan
anggota. Selain kovenan tersebut telah sosial, ekonomi, dan budaya yang mendera
menjadi bagian dari hukum nasionalnya kelompok minoritas Muslim, seperti nasib
(United Nations, Treaty Series, vol. 993, p.3. Moro di Filipina, Pattani di Thailand, dan
Depository Notification C.N. 781.2001. minoritas Muslim Rohingya di Myanmar
Treaties 6 of 5 October 2001). Dengan terabaikan (Winanto, 2013).
demikian, kedudukan negara-negara Muslim
yang selama ini diposisikan masyarakat b. Ratifikasi Konvensi Terorisme Di
Barat tidak peduli, DUHAM ternyata tidak Negara Muslim
relevan lagi. Faktanya HAM Barat selain telah Bilamana Negara-negara Barat
diratifikasi diperkuat dengan pembuatan pernah menjadi korban kejahatan teroris
Deklarasi HAM Islam yang dirumuskan OKI. menuding ajaran Islam membolehkan
Namun, tidak dapat dipungkiri jika penggunaan kekerasan, termasuk praktek
implementasi HAM di Negara-negara Muslim teroris tersebut dapatlah dipahami. Padahal
masih kurang kuat. Adanya ketimpangan ajaran Islam yang penuh kedamaian dan
konsep dan kerangka dasar berpikir antara persaudaraan tersebut, jelas menjadikan
HAM Barat dengan Islam, Weeramantry kekerasan termasuk terorisme adalah musuh
memandang HAM Barat akan penuh dengan ajaran Islam. Namun, bagi masyarakat Barat
131
Pandecta. Volume 8. Nomor 2. Juli 2013
tidak mudah percaya jika ajaran Islam tidak untuk membiarkan terorisme ketika sebagian
membenarkan praktek terorisme. Tumbuh besar Negara-negara Muslim menjadi pihak
suburnya pelaku teror di Negara-negara atau negara dari konvensi terorisme. Ada
Muslim adalah fakta. Tidak terkecuali posisi dua Konvensi Internasional tentang terorisme
Indonesia sejak tahun 2000 hingga lima yang kemudian dijadikan dasar hukum sistem
tahun terakhir ini sebagai negara tertuduh penanggulangan teroris di berbagai negara
teroris. Upaya yang telah dilakukan, telah muslim (An Naim, 2011).
menunjukan bahwa tindakan radikalisme Pertama, International convention
di Indonesia berhasil diatasi dengan for the Suppression of Terrorist Bombings.
partisipasi Organisasi-organisasi Islam, Adopted by United Nations on 15 December
seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, 1997 dan mendapatkan respon untuk
dan lain sebagainya. (http://internasional. diratifikasi sebanyak 164 negara anggota
kompas.com/read/2012/03/10/13593517/ PBB. Convention for the Suprression of
Ormas.Islam.Berandil.Redam.Radikalisme. The Financing of Terrorism, adopted by The
di.Indonesia). General Assembly of The United Nations
Di mata masyarakat Barat, negara- on 9 December 1999, dan diratifikasi oleh
negara Muslim seperti Afganistan, Pakistan, 173 negara. Bila kedua konvensi tersebut
Palestina, Malaysia, dan Indonesia tergolong dibandingkan terkait respon negara tidak
negara-negara potensial ancaman teroris. pernah terjadi suatu konvensi internasional
Menurut Yoram, Shwietzer, dan Shaul Say, secepat ini diratifikasi. Kedua konvensi
ada International Islamic Terror Worldwide, terorisme memperoleh sambutan kuat,
Namely Egyption Terror Organizations, dan kebanyakan negara-negara melakukan
Palestinean Terror Organizations, Shi’ite ratifikasi setelah tahun 2001. Konvensi-
Terror Organizations, Terror Organizations konvensi tersebut menjadi lebih efektif dan
in Philipines and South East Asia, Terror memiliki daya ikat terutama pasca terjadinya
Organizations in The Islamic Republic Tragedi WTC 11 September 2001.
of the Former USSR, Indian and Pakistan Sambutan Negara-negara Muslim
Terror Organizations, Independent Terror terhadap konvensi terorisme sangat
Organizations, Al Qaida Org. Bin Ladin, and signifikan. Kebanyakan mereka melakukan
Chine, The Front to Liberate East Turkmenistan. ratifikasi dan menjadikannya sumber hukum
Senang atau tidak, fakta itu nasional. Setiap negara menggunakan
bicara dengan sendirinya, namun dalam konvensi internasional tersebut sebagai
kesadaran umat Islam tentu saja telah terjadi sumber hukum dalam membuat putusan logis
miskonsepsi. Mayoritas Negara-negara di pengadilan terkait kasus terorisme. Tidak
Muslim mengharamkan tindakan kekerasan kurang dari empat puluh (40) negara-negara
terorisme termasuk bom bunuh diri. (QS Muslim yang merespon positif konvensi
An-Nisa : 29, dan QS Al-Kahfi : 6). Fakta terorisme tersebut. Kelompok pertama,
tersebut tidak dapat dipungkiri, bahwa negara-negara menerima konvensi terorisme
kelompok minoritas Muslim terlibat dalam sejak setelah diberlakukan. Tetapi, belum
kejahatan tersebut. Persepsi yang salah mengatur secara eksplisit sebagai bagian dari
dianut sebagian kecil Muslim bahwa ajaran hukum nasionalnya. Misalnya, Afganistan,
Islam membenarkan kekerasan dan terorisme Banglades, Qatar, Syria, Brunei Darussalam,
tidak memiliki argumentasi kuat. Dengan Kazhakastan, Kyrgystan, Malawi, Malaysia,
cerdas An Naim mengupas tentang definisi Mauritania, Pakistan, Turkmenistan, Uni
terorisme kontemporer, juga terorisme tidak Emirat Arab, dan Yaman.
ada hubungannya dengan agama tetapi Kelompok kedua, negara-negara
fenomena merupakan kekerasan global dan yang setuju dan sebagai pihak dalam
ketidakadilan global. Bukti lain adalah ketika perjanjian tersebut, dan telah meratifikasi
negara-negara Barat mengutuk terorisme, sehingga konvensi tersebut menjadi bagian
negara-negara Muslim juga memberikan dari sumber hukum nasionalnya. Misalnya,
pengutukan. Karena itu, tidak ada alasan Albania, Algeria, Armenia, Azerbaijan,
132
Pandecta. Volume 8. Nomor 2. Juli 2013
133
Pandecta. Volume 8. Nomor 2. Juli 2013
Peraturan Presiden No 46 Tahun 2010 tentang Medan, Batam, dan Pekanbaru. Akibatnya,
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme tercatat 16 orang tewas dan 96 orang luka-
yang kemudian dirubah dengan Peraturan luka. (http://id.wikipedia.org/wiki/Terorisme_
Presiden No 12 Tahun 2012, maka dari tahun di_Indonesia).
ke tahun peran positif penanganan teroris oleh Kedua, terror bom semakin dahsyat
Densus 88 secara luar biasa dapat berubah. terjadi pada tahun 2002. Terdapat tiga kali
Semakin sempitnya ruang publik digunakan ledakan guncangan bom di Bali, 12 Otkober
teroris untuk melakukan pengeboman yang 2002, diskotek Sari Club, Diskotik Paddy’s,
menggoncangkan masyarakat dunia semakin dan gedung Panin Bank di jalan Legian, Kuta
memperlihatkan hasilnya. Jumlah korban Bali, dan Kantor Konsulat Amerika Serikat di
massif, baik berupa korban tewas, terluka Denpasar, Bali habis terbakar. Korban tewas
maupun kerugian yang timbul tak terhitung tertinggi tercatat 202 orang yang mayoritas
jumlahnya semakin menurun frekuensinya. warga Negara asing, dan 200 orang luka-luka
Selama satu dasawarsa, (1999-2009), berat dan ringan. Kemudian, 5 Desember
Kepolisian RI melaporkan bahwa ancaman 2002, sebuah bom rakitan terjadi di Restoran
pengeboman terjadi sekitar 780 kali. Dari McDonald, di Makasar, Sulawesi Selatan. Bom
total tersebut, terror bom telah meledak meledak saat sedang banyaknya pengunjung
sebanyak 213 kali. Sekitar 183 kali bom di tempat tersebut dan mengakibatkan 3
berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP) orang tewas, dan 11 orang luka-luka.
tidak meledak, dan ancaman bom melalui Ketiga, terror bom terjadi antara
telpon 383 kali. (http:/www.radartegal.com/ 2003-2004. Sebuah bom berkekuatan tinggi
index.pho\p.Satu-Dasawarsa-780-Kali-Teror- (high explosive) meledak dan menghancurkan
Bom.html.). sebagian gedung JW Mariot dan gedung
Catatan Kompas melaporkan, bahwa Restoran Syailendra Jakarta, jam 12.45 siang.
sejak era reformasi tahun 1998 hingga kini Peristiwa ini mengakibatkan 11 orang tewas
tidak kurang dari dua puluh tujuh (27) kali dan 11 orang luka-luka. Teror bom terjadi
teror bom turut mengguncangkan masyarakat 9 September 2004, di kawasan Keduaan
dunia dan berdampak negatif terhadap citra Australia, Jalan Rasuna Said Jakarta, 10.25,
positif Indonesia sebagai Negara Muslim dan mengakibatkan kerusakan pada gedung
terbesar. (http:// politik. kompasiana. disekitarnya, seperti Menara Plaza 89 dan
com/2011 /09 / 28/ zaman- pak-harto-tak- menyebabkan kaca-kaca coffee shop pecah.
ada-aksi-bom-bunuh-diri apa rahasianya Korban tewas adalah 11 orang dan sekitar 152
-398966.html). orang luka-luka berat dan ringan. Ledakan
Bagaimana kondisi sosial dan terror bom terjadi di Hotel JW Mariot dan
keamanan secara nasional, yang tampak Ritz Charlton Jakarta, 17 Juli 2009, kawasan
semakin kondusif dari ancaman terorisme? Mega Kuningan, Jakarta Selatan, pukul 7.47
Pertama, pada tahun 2000, terdapat dua dan 7.57 pagi, menyebabkan kaca-kaca
teror bom dahsyat yaitu terjadi 1 Agustus coffee shop pecah dan 9 orang tewas dan
2000, sebuah bom TNT meledak dari sebuah sekitar 53 orang luka-luka. (Pusat Informasi
mobil di tempat parkir, sehingga meluluh Kompas, KOMPAS, Selasa 14 Desember
lantakan rumah kediaman Duta Besar Filipina 2010).
di Jakarta. Bom meledak perkirakan sekitar Keempat, sejak 2009 hingga
300 meter dan menimbulkan goncangan Maret 2012 tergolong tahun-tahun
sekitar 2 sampai 3 kilometer. Korban tewas yang menunjukan peristiwa teror mulai
2 orang dan 21 orang luka-luka, termasuk berkurang. Pada tahun 2011, digoncangkan
Duta Besarnya Leonides Caday. Kemudian, Teror Bom Buku yang tidak tepat sasaran,
pada tanggal 24 Desember 2000, ledakan tetapi meledak melukai petugas kepolisian.
bom terjadi dalam serangkaian Malam Natal Sekitar bulan Maret 2011, beberapa terror
umat Kristiani. Peristiwa tersebut terjadi paket bom yang dikemas dalam buku di
di Jakarta, Bekasi, Sukabumi, Bandung, Utan Kayu Jakarta yang ditujukan tidak
Mojokerto, Mataram, Pematangsiantar, hanya kepada aktifis Jaringan Islam Liberal,
134
Pandecta. Volume 8. Nomor 2. Juli 2013
Ulil Absar Abdalla, Kepala Badan Narkoba sebagai sebuah keputusan hukum yang
Nasional (BNN), Ketua Pemuda Pancasila, bersumber dari pesanan Amerika Serikat.
Yapto Suryo Sumarno. Namun, kedua Keberhasilan perang melawan
bom berhasil dijinakan dan diledakan oleh teroris juga tidak terlepas dari komitmen
Gegana (Kedaulatan Rakyat, 17 Maret 2011). atau kemauan politik pemerintah yang
Teror bom bunuh diri 15 April 2011, telah dilaksanakan dengan baik oleh Tim Densus
meledak di Masjid Adzikro, komplek Markas 88 Mabes Polri. Sikap Presiden yang luar biasa
Kepolisian Resort Polres di Cirebon. Selain dalam mendukung kerja Densus dengan
itu, masih teradapat berbagai ancaman mengintruksikan aparatnya agar jangan beri
terror yang tetap membikin masyarakat ruang apapun. Tidak ada hal yang lebih
sangat takut, meski aparat keamanan pada penting bagi masyarakat selain rasa aman.
akhirnya dapat mengamankannya. Oleh karena itu, tidak boleh ada toleransi
Keberhasilan Detasemen Khusus 88 sedikitpun bagi kelompok yang mengganggu
Anti-teror Polri dalam melakukan perang rasa aman. Presiden juga menginsruksikan
melawan teroris selama lebih dari satu (1) Badan Intelejen Negara, Kepolisian, dan
dasawarsa terakhir, dirasakan keberhasilannya jajaran TNI, terutama komando teritorial,
dengan bukti semakin berkurangnya jumlah agar bekerja lebih keras guna mengungkap
tindak terorisme yang timbul. pelaku teroris. Presiden menduga kelompok
yang selama ini melakukan kegiatan teror
d. Peran Vital Densus 88 telah mengubah taktik dan tehnik. Kita
Dalam perang melawan terorisme, tidak boleh kalah, tidak boleh kehilangan
Tim Densus 88 Polri telah berhasil memproses insiatif. Tunjukan petugas kita profesional,
secara hukum selama kurun waktu tiga tidak anggap ringan situasi. Bahkan menjadi
belas (13) tahun, sebanyak 850 teroris sangat relevan sikap dan ketegasan Presiden
ditangkap, 700-an diperlakukan baik dengan tersebut, mengingat Asia Tenggara tetap
pendekatan humanis, dan 60 orang teroris menjadi target pengiriman berbagai fasilias
tewas (http://news.detik.com/ surabaya/ senjata termasuk bom. (http://kissfm-medan.
read/2013/03/ 21/155044/2200205 / com/ext/pdf/pdf. php?news.3251).
466/ kurun- waktu-13-tahun - 850-teroris- Adanya sikap dan dukungan dari
ditangkap-60-diantaranya-tewas). masyarakat yang semakin waspada dan
Sekitar 245 telah dibebaskan dari bersatu. Tingkat partisipasi masyarakat ini
Lembaga Pemasyarakatan, dan sekitar juga diakui oleh lapaoran Mabes Polri.
126 orang masih tersisa di LP. Dalam Bahkan di kalangan organisasi agama-agama
pemburuan Tim Densus 88 Mabes Polri telah di Indonesia, sikap waspada ditujukan
menewaskan 54 orang tertembak, termasuk secara seksama, sehingga kecenderungan
tokoh legendaris, Dr Azahari, dan Nurdin pemahaman teroris yang tendesius
Top. Sekitar 10 orang korban mati karena terarah pada suatu agama demikian rupa
mereka terbunuh sebagai pelaku bom diminimalisir.
bunuh diri (suicide bombing). Dalam kontek Tokoh-tokoh Indonesia, Buya Syafei
sanksi hukum teroris selain umumnya berat Ma’arif, Din Syamsudin, KH Hasyim Muzadi,
dan kesekusi hukuman mati telah dijatuhkan Magnis Suseno, dan tokoh-tokoh agama dari
kepada 3 terpidana Azis Samudra, Mochlas Budha dan Hindu lainnya acapkali menjadi
dan Amrozi. Masih terdapat beberapa bagian terdepan dalam mencegah terjadinya
tersangka yang masih dalam proses konflik sosial horizontal akibat kebencian
pemburuan. Terakhir, pengadilan negeri terhadap teroris. Misalnya, Ketua Umum
Jakarta telah menjatuhi hukuman berat pada Nahdhatul Ulama, Said Aqiel Siradj dan juga
Abu Bakar Basyir sekitar 15 tahun penjara sebagai Ketua Koordinator Badan Nasional
yang terbukti bersalah melakukan kejahatan Penanggulangan Teroris dan Deradikalisasi,
teroris karena mendukung pelatihan teroris juga menengarai pelaku teror paket bom di
di Aceh. Terhadap MMI, putusan hakim Jakarta dan sekitanya adalah pemain lama.
tersebut oleh sebagian masyarakat dituding Para pelaku teror bom di Tanah Air memliki
135
Pandecta. Volume 8. Nomor 2. Juli 2013
jaringan kuat dengan kelompok Al Qaida. except for just cause (Al-Quran Surat IV. 32).
Sebagai negara berkembang, Indonesia Penghormatan dan pengakuan terhadap jiwa
masih menjadi target. (Kompas, Selasa 22 dan nyawa seseorang menjadi kurang peduli,
Maret 2011). ketika cara-cara persuasif tidak mampu
Relevansi kekuatan agama-agamawan digunakan oleh aparat penegak hukum.
untuk bersatu perang melawan terorisme Kedua, pelanggaran Densus 88
tersebut salah satu sebabnya karena terorisme seringkali terjadi ketika proses penangkapan
yang saat ini muncul sebagai ancaman tidak yang tidak didasarkan pada prosedur
terjadi tanpa mempertimbangkan sejarah penangkapan dan penuntutan yang kurang
masa lalu. Walter Laqueur, ’Religious and lejitimit. Pelanggaran HAM oleh Densus 88,
nationalist fanaticism is the predominant utamanya ketika melakukan penangkapan
feature of terroris at the present time, which hanya didasarkan kepada informasi sepihak,
does not preclude that in the future decades data-data yang tersedia dari intelejen yang
terrorism might appear also in other guises seharunya diuji oleh pengadilan. Namun,
(Walter Laqueur, 2004). Dengan kata lain, keharusan normatif tersebut tampaknya
fanatisme agama dan nasionalitas menjadi kurang direalisasikan. Sekitar 245 telah
model dominan teroris saat ini dan juga dibebaskan dari LP tanpa adanya rehabilitasi
mendatang yang tentunya menjadi sangat karena salah tangkap. Kedudukan mereka
mustahil gerakan terorisme akan pernah sirna yang tidak memahami membela hak-
dalam satu dekade ke depan. hak dasar mereka tanpa pembelaan.
Pengacara yang menjadi kebutuhan untuk
e. Densus 88 dan Pelanggaran HAM melindungi hak tersangka diabaikan pada
Di balik perang melawan terorisme awal penangkapan. Tim Pembela Muslim,
yang sementara dipandang berhasil tersebut, umumnya tidak mudah memberikan
menyisakan persoalan beberapa pelanggaran bantuan dan perlindungan atas hak-haknya.
atas HAM dan juga pelanggaran terhadap nilai- Misalnya, Mahendra Brata, Ahmad Amidan,
nilai Islam. Pertama, pelanggaran atas HAM dan juga Irawan Adnan sebagai Tim Pembela
adalah terjadi ketika jumlah teroris yang tewas teroris sering menjumpai teroris sebagai
sekitar 60 orang tertembak mati, 10 tewas pembelanya, setelah berminggu-minggu
melakukan aksi bom bunuh diri. Tim Densus dilakukan penangkapan. Sehingga praktek
88 Anti-teror Polri lebih mengutamakan penyalah gunaan wewenang, seperti
punahnya potensi ancaman, sementara penekanan secara fisik dan psikologis sering
mengabaikan target untuk menangkap dilakukan. Pelanggaran Tim Densus 88 tidak
mereka hidup-hidup, agar informasi lanjutan dapat dicegah bila dikaitkan dengan Hukum
dapat dikembangkan. Namun, karena alasan Acara Pidana, UU 39 Tahun 1999 tentang
penegakan hukum luar biasa, perlakuan HAM, dan juga UU Nomor 26 tahun 2000
aparat terhadap teroris melebihi perlakuan tentang Peradilan HAM.
terhadap kombatan dalam hukum perang. Ketiga, perlakuan tidak bermartabat
Perlakuan Tim Densus 88 terhadap teroris ini terhadap teroris juga terjadi ketika jasad-
timbul karena alasan luar biasa. Misalnya, di jasad mereka diperlakukan secara tidak
Amerika Serikat perlakuan teroris disamakan manusiawi. Ketika mayat-mayat yang
dengan kombatan, sebagaimana diatur dalam tertembak dalam kasus penyergapan teroris,
Geneva Convention 1949, tentang Hukum digusur dan dimasukan ke dalam truk-truk
Humaniter Internasional. dengan gamblang disorot media elektronik,
Dari perpektif Islam, jumlah kematian baik ketika terjadi di Temanggung di rumah
akibat perlakuan Tim Densus 88, Mabes pak Hasyim, di Aceh, dan juga di Pamulang
Polri mengabaikan ajaran Islam. Bahwa daerah Ciputat (http://kampungtki.com/
pembunuhan dilakukan terhadap seseorang baca/10316). Perlakuan tidak beradab
tanpa hak adalah seumpama dia/mereka tersebut, telah menunjukan Tim Densus 88
telah mematikan seluruh umat manusia. Allah Teroris tidak menerapkan asas kehati-hatian.
said, Do not take life which Allah made sacred Kurang menghormati jasad-jasad manusia
136
Pandecta. Volume 8. Nomor 2. Juli 2013
tersebut, sehingga praktik pembasmian, keadilan untuk semua dan praduga tak
seperti terlihat dalam praktek tumpes kelor bersalah (justice for all dan presumption
juga menunjukan adanya kebencian yang of innocence) (http://politikana.com/
mengemuka pada petugas penegakan baca/2010/11/9/beda perlakuan-antara-
hukum yang berperi kemanusiaan. Dalam gayus-dan terduga- teroris.html.). Kurangnya
kasus penyergapan di Aceh dan tempat lain peran kritis masyarakat termasuk Komnas
tersebut, pihak Densus 88 telah mampu HAM terhadap praktek perang melawan
menangkap 40 orang teroris, dan 7 orang teroris oleh Densus 88 tersebut telah turut
tewas dalam proses penggrebekan tersebut. berkontribusi terhadap penyimpangan
Keempat, dukungan masyarakat pelanggaran HAM. Perbedaan perlakuan
terhadap pemberantasan teroris memang tersebut digambarkan ketika keluarga
sangat penting. Di satu pihak, kelompok Tim para tersangka teroris tidak mudah untuk
Pembela Muslim dihadapkan pada dilema memperoleh informasi, dan juga untuk dapat
antara membiarkan mereka berjalan sendirian bertemu dengan keluarga. Dalam konteks,
ataukah mereka melakukan koordinasi teroris yang tewas dalam penyergapan,
dengan aparat Linmas. Tiada sikap yang jelas pihak keluarga tidak dapat dengan mudah
dari LSM, peduli HAM ketika teroris-teroris menemui jenazahnya. Biasanya keluarga
dilanggar HAMnya, sebagaimana dalam harus menunggu berhari-hari hingga pihak
kasus Papua, praktek kekerasannya memang Densus 88 dapat mengirimkan jenazah ke
sama, tetapi tak satupun mereka ada upaya tempat kelahirannya. Sangat mengenaskan,
untuk mengkritisi Densus 88. Sikap ketidak manakala jenazah tersebut mendapatkan
adilan antara perlakuan pemerintah terhadap penolakan dari pihak penduduk setempat.
teroris dengan kejahatan krouspi memang Tidak mengherankan, dalam proses
diakui sangat berbeda. pemakaman teroris yang tewas sering
Pelanggaran atas HAM tersebut, memunculkan konflik horizantal. Masyarakat
berkaitan dengan perlakuan tebang pilih di wilayah pedesaan dari mana teroris
yang diterapkan kepada teroris oleh tersebut berasal telah menambah beban
Densus 88 dan kejahatan korupsi oleh KPK. sosial dan stigma psikologis oleh karena
Sesungguhnya, kejahatan teroris dan korupsi pihak keluarga teroris terkadang menjadi
memiliki kesamaan sifat, yaitu sebagai dikucilkan. Keadaan mereka yang umumnya
kejahatan luar biasa. Inkonsistensi dalam secara sosial dan ekonomi miskin, keluarga-
penerapan perlakuan tebang pilih tersebut keluarga teroris yang diperlakukan tidak
bertentangan dengan prinsip hukum Equality pantas dan tebang pilih tersebut justru
befor the law. Menurut Adnan Buyung telah menyiasakan perasaan balas dendam
Nasution, perbedaan perlakuan atas teroris terselubung dan tidak mudah untuk
dan koruptor dipandang sebagai pelanggaran saling memaafkan. Kebencian masyarakat
atas HAM. Perlakuan Densus 88 terhadap terhadap teroris dan keluarganya sebagai
teroris sangat tegas, terduga teroris kerapkali akibat praktek perang melawan teroris
segera digrebek dan atau ditembak mati. Saat akan tetap menjadi ancaman jika upaya-
ditangkap pun, kita bisa melihat perlakuan upaya komprehensif dengan menggunakan
kepada mereka bak tahanan di Guantanamo. pendekatan persuasif sesuai dengan hak-hak
Bedanya, di Guantanamo para aktifis HAM dasar sosial dan ekonomi yang berkeadilan
internasional dapat berteriak lantang mulai dikedepankan oleh Pemerintah
memprotes perlakuan terhadap tahanan. Indonesia. Orang-orang yang salah secara
Sementara untuk terduga teroris sepertinya keagamaan, tetapi marjinal secara sosial
mereka dianggap bukan manusia. ekonomi, minim pendidikan, akan selalu
Padahal, seharusnya Personil menjadi tempat empuk untuk memunculkan
Densus 88 tetap berpegang pada prinsip fanatisme agama beraliran kekerasan.
137
Pandecta. Volume 8. Nomor 2. Juli 2013
138
Pandecta. Volume 8. Nomor 2. Juli 2013
139