Hans Raynadhi (338) Kelas G Uk 3 Hukum Islam
Hans Raynadhi (338) Kelas G Uk 3 Hukum Islam
2
Rahmatunnair. Januari 2012. “PARADIGMA FORMALISASI HUKUM ISLAM DI INDONESIA”. Ahkam: Vol. XII
No.1. 99-108.
F ormalisasi syariat Is lam dalam beberapa perspektif tata hukum
Indones ia ternyata sangat dirasa rumit, karena berkaitan dengan berbagai
aspek his toris, ideologis, politis , yuridis, religius , s osiologis dan kultural,
baik dilingkup nas ional maupun internas ional. Aspek-as pek ters ebut dalam
realitas nya ternyata tidak berdiri sendiri, melainkan saling memengaruhi
s atu dengan yang lainnya. O leh s ebab itu, proses formalis as i syariat Islam
dalam tata hukum di Indones ia memerlukan waktu yang sangat panjang,
melintas i beberapa periode dan generasi serta memunculkan problematika
yang amat krusial. Jelasnya, melalui formalisasi dan legis lasi, hukum Islam
telah bergeser dari otoritas hukum agama (divine law ) menjadi otoritas
hukum negara (s tate law ). 3
Hukum pidana termas uk ranah hukum publik. H ukum pidana
merupakan hukum yang beris ikan aturan hubungan antar-subyek hukum
dalam aspek perbuatan- perbuatan yang dilarang s erta yang diharus kan untuk
dilakukan oleh peraturan perundang-undangan dan bagi pelanggar akan
mendapatkan sanksi pidana ataupun denda. Kemudian dalam hukum pidana
dikenal adanya dua is tilah perbuatan yakni pelanggaran dan kejahatan.
P elanggaran adalah perbuatan yang dinyatakan terlarang dilakukan menurut
peraturan perundangan tetapi tidak mes ti memberikan pengaruh s ecara
langs ung terhadap orang lain. Sedangkan kejahatan adalah perbuatan yang
bukan hanya bertentangan peraturan perundang-undangan tetapi juga
melanggar nilai moral, agama dan keadilan dalam masyarakat. Contohnya
s eperti membunuh orang lain, mencuri, memperkos a dan berzina, pelaku
tindak pidana kejahatan akan memperoleh sanksi berupa pemidanaan.
Hukum pidana di Indones ia secara general diatur dalam Kitab U ndang-
undang Hukum P idana (KU HP).
D alam ajaran agama Islam, hukum pidana berkaitan erat dengan
istilah “Qishas h” atau qisas yang bermakna pembalasan yang setimpal
ibarat seperti nyaw a dengan nyaw a. Dalam hal penerapan hukum pidana
Is lam di Indonesia kemudian terbagi menjadi beberapa pers pektif ataupun
pandangan seperti golongan yang menghendaki hukum pidana Islam
diterapkan s ecara kes eluruhan tanpa adanya keturut-s ertaan hukum lain
yang telah res mi sebelumnya. Lalu golongan yang percaya dan yakin bahw a
hukum pidana Is lam layak dis etarakan dengan hukum adat dan hukum barat
menjadi sumber rujukan hukum pidana di Indonesia. Selanjutnya adapun
golongan yang kemudian malah meyakini bahw a syariat Is lam harus
ditegakkan s epenuhnya (kaffah) dengan demikian perlu adanya sistem
pemerintahan Islam. Dan golongan yanghanya sekedar beranggapan bahw a
hal yang paling utama ialah nilai- nilai syariat Islam itu dapat dijalankan.
B erdasarkan berbagai perspektif ters ebut kemudian timbulah beberapa
alternatif penerapan hukum pidana Islam di Indonesia s eperti P eralihan
s istem hukum pidana nasional berganti menjadi hukum pidana Is lam,
Eks tens i kompetens i P eradilan Agama dan Perubahan Ins titusi. Mes kipun
3
Faisal. Januari 2012. “MENIMBANG WACANA FORMALISASI HUKUM PIDANA ISLAM DI INDONESIA”. Ahkam:
Vol. XII No.1. 37-50.
dalam pelaksanaannya formalisasi hukum pidana Is lam di Indonesia
berjalan dengan lambat dan tidak maksimal karena masih terdapat anggapan
bahwa hukum pidana Is lam bertentangan dengan Hak Asasi M anusia, tetapi
s etidaknya hukum Is lam sebagai hukum yang hidup dan ditaati dalam
mas yarakat (living law ) telah berhasil menunjukkan sebuah fakta empiris
dimana dengan adanya “akar sejarah” dalam lingkup mas yarakat Is lam yang
kemudian terealisasikan melalui adanya w ujud nyata dari teori Receptio in
C omplexu.
5
Harrys Pratama Teguh. Januari-Juni 2018. “FORMALISASI HUKUM PIDANA ISLAM DALAM UNDANG-UNDANG
SEBAGAI SOLUSI BAGI NEGARA DAN DAERAH DALAM MEMINIMALISIR ANGKA KRIMINALITAS”. al Qisthas;
Jurnal Hukum dan Politik Vol. 9, No. 1. 99-133.
6
Harrys Pratama Teguh. Januari-Juni 2018. “FORMALISASI HUKUM PIDANA ISLAM DALAM UNDANG-UNDANG
SEBAGAI SOLUSI BAGI NEGARA DAN DAERAH DALAM MEMINIMALISIR ANGKA KRIMINALITAS”. al Qisthas;
Jurnal Hukum dan Politik Vol. 9, No. 1. 99-133.
7
Nurrohman. Mei 2012. “FORMALISASI SYARI’AT ISLAM DI INDONESIA”. Al-Risalah | Volume 12 Nomor 1. 79-
93.