Abstrak
Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah melihat dari latar belakang kendala
pembelajaran daring yang dialami oleh siswa dan guru dalam melakukan pembelajaran
daring selama pandemi Covid-19 di SD 2 Tenggeles. Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan kendala pembelajaran daring yang dialami oleh siswa dan guru, dan
mendeskripsikan solusi kendala pembelajaran daring di SD 2 Tenggeles pada masa pandemi
Covid-19. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif
Deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi dan
wawancara. Hasil penelitian menunjukkan beberapa kendala yang dialami oleh siswa yaitu
siswa merasa jenuh karena selalu belajar di rumah, siswa tidak pernah bertemu untuk belajar
dengan temannya dan siswa merasa kurang paham dalam memahami materi pelajaran. Selain
itu kendala yang dialami guru adalah guru merasa pembelajan kurang maksimal kerena guru
tidak bisa menyampaikan meteri secara tatap muka dan guru tidak bisa melihat
perkembangan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Solusi dari kendala yang dialami
oleh siswa adalah orang tua selain mengasuh dan menemani anak dalam belajar diharapkan
juga menggantikan peran guru untuk mengajari anak dalam memahami materi pelajaran yang
sulit dan siswa diharapkan untuk bisa belajar kelompok dengan teman agar tidak jenuh dalam
belajar di rumah. Lalu solusi dari kendala yang di alami oleh guru adalah guru dapat
menghimbau orang tua untuk membiarkan anak mengerjakan soal evaluasi agar dapat
melihat kemampuan anak dalam menguasai materi pelajaran. Berdasarkan kendala yang
dialami oleh guru dan siswa solusi dari permasalahan tersebut adalah melakukan
pembelajaran berbasis Blended Learning atau pembelajaran yang mengkombinasikan
pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran berbasis komputer.
used in this research is descriptive qualitative. The data collection techniques used were
documentation, observation and interviews. The results showed several obstacles
experienced by students, namely students feeling bored because they always studied at home,
students never met to study with their friends and students felt they did not understand the
subject matter. In addition, the obstacles experienced by the teacher were that the teacher
felt that their learning was not optimal because the teacher could not convey material face-
to-face and the teacher could not see the development of students in mastering the subject
matter.The solution to the problems experienced by students is that parents besides caring
for and accompanying children in learning are expected to also replace the role of the
teacher to teach children to understand difficult subject matter and students are expected to
be able to study in groups with friends so as not to be bored with learning at home. Then the
solution to the problems experienced by the teacher is that the teacher can urge parents to
let the child work on evaluation questions in order to see the child's ability to master the
subject matter. Based on the obstacles experienced by teachers and students, the solution to
these problems is to carry out Blanded Learning-based learning or learning that combines
face-to-face learning with computer-based.
wabah pandemic pada tanggal 11 maret subjek penelitian adalah guru, siswa dan
2020 (WHO,2020). Kecepatan penyebaran orang tua siswa. Observasi menunjukan
wabah Covid-19 ini menjadikan hasil dimana keterbatasan ruang dan
banyaknya korban diberbagai negara. Di waktu guru dalam proses mengajar, harus
Indonesia sendiri jumlah korban Covid-19 membuat rencana baru dalam proses
semakin bertambah, pertanggal 19 april mengajar, bagi guru yang memiliki anak
2020 terkonfirmasi 6.248 kasus positif menjadi kerepotan harus mengajar anak
dengan 535 kasus meninggal dan 632 dan siswa. Tidak semua siswa langsung
kasus sembuh (BNPB 2020). bisa menggunakan IT, jaringan internet
Permasalahan virus Covid-19 kurang stabil, dan ada pula siswa yang
ternyata memengaruhi dunia pendidikan di tidak memiliki gatget atau laptop,
Indonesia, pembelajaran yang biasanya keterbatasan ekonomi dan kurangnya
dilakukan di sekolah kini harus interaksi langsung dengan guru. Tidak
dilaksanakan dirumah masing-masing baik semua orang tua bisa membagi waktu
siswa maupun guru, hal tersebut dilakukan antaar pekerjaan dan mendampingi anak
untuk menghindari penyebaran virus dirumah, orang tua dituntut untuk
Covid-19. Sudarsana (2020: 79) mengeluarkan biaya teknologi bagi anak
menyatakan bahwa bidang pendidikan dan melek ilmu penegtahuan untuk
merupakan salah satu yang meraskan mendamoingi anak dalam belajar.
dampak virus Covid-19 . kehiatan belajar Peneliti juga melakukan
mengajar di dalam kelas yang selama ini wawancara pada tanggal 22 Sebtember
dilaksanakan, mengalami perubahan 2020 dengan guru kelas VI SD 2
seiring dengan adanya kebijakan Tenggeles menunjukan bahwa pada mas
pemerintah untuk bekerja, belajar dan pandemi Covid-19 mempengaruhi proses
beribadah dirumah. Artinya dengan belajar pembelajaran guru dan siswa di sekolah
dirumah menuntut para pendidik untuk karena tidak bisa bertatap muka secara
memastikan kegiatan belajar mengajar langsung dengan siswa dan pembelajaran
tetap berjalan, meskipun peserta didik yang seharusnya dilakukan disekolah
belajar dirumah masing masing. menjadi terganggu karena harus berpindah
SD 2 Tenggeles Kecamatan kerumah sehingga membuat proses
Mejobo merupakan salah satu SD di pembelajaran tidak efektif. Antusias murid
Kabupaten Kudus yang melaksanakan terhadap tugas dan pembelajaran pun
proses pembelajaran daring dirumah kurang. Peneliti juga merangkum
seperti halnya sekolah yang lain. Dalam wawancara dengan orang tua. Dengan
proses pembelajaran daring yang tiba-tiba adanya pandemi virus Covid-19
dilaksanakan di Indonesia membuat mempengaruhi proses pembelajaran anak
sekolah, guru, siswa dan orang tua tidak seperti contoh yang dialami pada anak
siap melaksanakannya. Tentu banyak kelas 1 yang dulunya sebelum ada
kendala dan permasalahan yang dialami pandemi sudah bisa membaca kini banyak
oleh guru, siswa dan orang tua. yang lupa. Perbandingan hasil belajar pun
Untuk mencari kendala dan lebih baik ketika masih disekolah. Orang
permasalahan tersebut Peneliti melakukan tua tidak bisa setiap waktu bisa
observasi dan wawancara tentang mendampingi anaknya dalam belajar
pembelajaran daring selama pandemi karena kesibukan pekerjaan dan kegiatan
Covid -19 di SD 2 Tenggeles dengan yang lain, pengeluaran biaya keuangan
setelah dikumpulkan data maka kegiatan merasa pembelajaran menjadi sulit karena
analisis dilakukan dengan mengikuti pola hanya diberikan soal-soal saja selain itu
interaksi anata reduksi data, display data, soal yang diberikan panjang-panjang oleh
dan penarikan kesimpulan atau verivikasi, guru, seperti halnya siswa yang lain MH
yang digambarkan sebagai berikut: merasa lebih senang ketika belajar
disekolah dengan teman dan guru, dalam
pembelajaran daring dirumah pun MH
tidak pernah melakukan belajar kelompok
dengan teman-temannya. Dalam data yang
ditemukan informan mengemukakan
bahwa :
“Sekolah, karena disekolah banyak
teman yang bisa di ajak bermain.”
“Pembelajaran menjadi sulit, karena
Gambar 1. Analisis model interaktif hanya dikasih soal-soal.”
“Sulit karena ibu guru memberikan
Sumber: Prihati (2018: 41) soal yang panjang-panjang.”
Hal tersebut menunjukan bahwa
Teknik pengumpulan data meliputi dalam melakukan pembelajaran dirumah
teknik wawancara, observasi dan siswa juga jarang bertemu dengan teman-
dokumentasi. temannya, hubungan antar teman
mempengaruhi semangat siswa dalam
3. HASIL DAN PEMBAHASAN melakukan pembelajaran. Selain
a. Kendala Pembelajaran Daring hubungan atara teman kendala yang
Siswa dialami MH selanjunya adalah
Peneliti melaukan wawancara pembelajaran menjadi sulit karena hanya
kepada beberpa siswa SD 2 Tenggeles dikasih soal-soal, selain itu soal yang
baik secara langsung dan melalui video diberkan juga panjang-panjang. MH
call. merasa pembelajaran daring yang
dilakukan dirumah hanya diberikan soal
oleh guru hal tersebut menunjukan bahwa
antara soal-saol dan pembelajaran atau
materi yang diberikan oleh guru ternyata
menurut MH lebih banyak diberikan soal-
soal saja. Namun tidak dipungkiri dalam
pembelajara daring guru tidak bisa
maksimal dalam memberikan materi
pembelajaran seperti ketika di lakukan di
Gambar 1. Wawancara dengan siswa I Sekolah karena keterbatasan waktu dan
kuota internet yang terbatas pula.
Wawancara yang pertama adalah Wawancara yang kedua adalah
dengan MH Dari hasil wawacara peneliti dengan AR siswa kelas 2 SD 2 Tenggeles
menemukan beberapa kendala yang yang peneliti lakukan melalui Video call.
dialamai MH dalam melakukan Dari wawancara yang peneliti lakukan
pembelajaran daring dirumah adalah dengan AR peneliti menemukan ada
beberapa kendala yang di alami AR dalam antara siswa dan guru tidak lagi dekat
proses pembelajaran daring salah satu seperti dulu pembelajaran yang dilakukan
diantaranya adalah AR merasa lebih secara daring ternyata mebawa dampak
senang ketika belajar disekolah karena yang signifikan dalam tingkat pemahaman
lebih faham materi yang di terangkan oleh materi siswa. Disisi lain siswa
guru yang kedua adalah tidak pernah berpandangan dalam pembelajaran daring
datang kesekolah. Dalam data yang hanya diberikan soal-soal saja.
ditemukan informan mengemukakan Wawancara selanjutnya adalah
bahwa: dengan SGK yang peneliti lakukan
“Lebih senang ketika disekolahan melalui video call atau panggilan video
karena lebih faham materi yang di dari wawancara tersebut peneliti
terangkan oleh guru.” menemukan kendala yang dialami SGK
Hal tersebut menunjukan bahwa dalam pembelajaran daring yaitu SGK
ternya pembelajaran yang dilakukan merasa ketika pembelajaran dirumah tidak
disekolah dengan yang dilakukan daring bisa bertemu dengan teman teman. Seperti
siswa lebih faham ketika disekolah karena yang dikemukakan ketika peneliti
ketika disekolah pembelajaran diterangkan bertanya apa akibat yang ditimbulkan
secara langsung oleh guru, namun kendala dengan adanya pandemi Covid-10 bagi
yang kendala yang dialamai AR tersebut pembelajaran disekolah:
dapat di antisipasi dengan mengikuti les “Tidak bisa belajar dengan teman-
atau bimbil sehingga siswa akan tetap teman.”
memahami pelajaran karena mengikuti les Interaksi antar sisama teman atau
atau bimbel. siswa harus tetap berjalan agar dalam
Wawancara selanjutnya adalah pembelajaran daring yang dilakukan
dengan ALN yang peneliti lakukan dirumah tidak membuat siswa merasa
melalui Video call atau panggilan video. stress atau jenuh. Disisilain dengan
Dalam data yang ditemukan informan bertemu dengan siswa yang lain siswa
mengemukakan bahwa: dapat melakukan belajar kelompok agar
“ Materi pembelajaran sulit difahami siswa dapat saling berinteraksi dan
dan hanya di kasih soal-soal saja.” berdiskusi tentang materi peelajaran.
“Sulit karena belum faham dengan Wawancara selanjutnya adalah
materi yang diajarkan.” dengan LPM yang peneliti lakukan
Hal tersebut menunjukan bahwa melalui video call atau panggilan video
pademi Covid-19 membawa dampak bagi dari hasil wawancara tersebut peneliti
bagi pembelajaran disekolah yaitu siswa menemukan beberapa kendala yang
merasa materi pembelajaran menjadi lebih dialamu oleh LPM dalam pembelajaran
sulit untuk difahami. Tingkat pemahaman daring salah satu diantaranya adalah siswa
siswa dalam materi pembelajaran menjadi merasa pembelajaran menjadi sulit,
rendah dibandingkan dengan ketika dengan pemahaman materi yang kurang
disekolah hal tersebut menunjukan bahwa yang kedua adalah LPM merasa sedih
peran guru sangat besar dalam tingkat ketika pembelajaran dirumah karena tidak
pemahaman materi oleh siswa. Dalam bisa belajar dengan teman-teman yang
situasi pandemi seperti ini yang bisa diajak bermain lalu yang ketiga
mengharuskan kegiatan pembelajaran adalah LPM merasa sedih ketika
harus dilakukan disekolah membuat jarak pembelajaran dirumah karena tidak bisa
setelah itu saya suruh untuk mengisi siswa. Dalam data yang ditemukan
evaluasi pembelajaran di google informan mengemukakan bahwa:
form, namun dari total 30 an siswa “Pembelajaran menjadi kurang
hanya 18 siswa yang megumpulkan maksimal, karena tidak bertatap muka
tugas.” secara langsung dengan siswa.”
Berdasarkan pernyataan tersebut
menunjukan bahwa hubungan komunikasi Sebagaimana yang diharapkan oleh
antara guru dan siswa ternyata kurang siswa dimana pembelajaran diharapkan
berjalan dengan lancar dimana ada siswa secara tatap muka Ibu AS juga
yang masih belum mempunyai hp sebagai mengharapkan demikian, dimana guru
alat komunikasi antara guru dan siswa dan mengeluhkan tentang pembelajaran yang
ada pula siswa yang harus bergantian menjadi kurang maksimal kerena tidak
dengan saudaranya dalam menggunakan dilakukan secara langsung. Kendala
hp. selanjutnya yang dialami oleh Ibu AS
Permasalahan tersebut tidak dapat adalah tentang atusias murid dalam
dipungkiri dimana latar belakang keluarga mengikuti pembelajaran, sebagaimana
setiap siswa memang berbeda beda. yang beliau kemukakan:
Antusiasme siswa dalam mengikuti “Sebagian ada yang mau mengikuti
pembelajaran daring pun dirasa kurang dan sebagian ada pula yang tidak
oleh guru hal tersebut dapat dilihat saat antusia atau mengabaikan.”
guru memberikan tugas hanya beberapa Keluhan yang dialami oleh Bapak
siswa saja yang mengumpulkan. KH ternyata kurang lebih sama dengan
Wawancara dengan guru apa yang dialami oleh Ibu AS dimana
selanjutnya adalah dengan Ibu AS Guru murid kurang antusias dalam mengikuti
kelas IV yang peneliti lakukan secara proses pembelajaran daring bahkan ada
langsung di SD 2 Tenggeles. juga yang mengacuhkan.
Selain itu Ibu guru juga menilai
bahwa dalam peran orang tua kepada
siswa dalam proses pembelajaran daring
adalah sebagian orang tua mau membantu
siswa dalam belajar namun ada juga
beberapa siswa yang masih kurang
mendapat perhatian dari orang tuanya.
Selanjutnya dalah pembelajaran daring
kurang maksimal karena yang tidak
dilakuakn secara tatap muka membuat
Gambar 4. Wawancara dengan Guru II hasil evaluasi pembelajaran menjadi
kurang maksimal. Kendala yang dialami
Dari hasil wawancara dapat Ibu AS selanjutnya adalah tentang
peneliti simpulkan bahwa dalam pengaruh orang tua terhadap hasil belajar
pembelajaran di masa pandemi Covid-19 siswa dalam proses pembelajaran daring
guru merasa pembelajaran menjadi kurang sebagaimana yang beliau kemukakan:
maksimal karena tidak dilakukan secara “Sebagian besar ada yang membantu
tatap muka atau secara langsung dengan siswa, dan ada juga siswa yang
kurang perhatian.”
daring orang tua menilai perkembangan bentu tabel agar lebih mudah dalam
anak menjadi menurun seperti yang membacanya.
dikemukakan bahwa anak yang dulunya
sudah bisa membaca kini sudah banyak Tabel 1. Kesamaan Kendala
yang lupa menginat anak dari Bapak IA Pembelajaran daring
baru kelas 1 yaitu baru belajar membaca.
Dengan pembelajaran dirumah Subjek Persamaan Kendala
pengawasan guru dalam belajar memang Siswa 1. Siswa merasa
berkurang disinilah sebagai orang tua pembelajaran menjadi
seharusnya memberikan stimulan dan sulit karena hanya
arahan serta latihan kepada anak untuk diberikan soal-soal saja.
tetap belajar membaca dan belajar mata 2. Siswa tidak bisa bertemu
pelajaran yang lain. dengan teman-temannya
Kendala selanjutnya adalah tentang untuk bermain dan belajar
pengeluaran biaya bulanan orang tua kelompok
untuk anak sebagaimana yang beliau 3. Siswa tidak pernah datang
kemukakan: kesekolah .
“Pengeluaran tentu menjadi lebih Guru 1. Guru tidak bisa bertemu
banyak ketika adanya pandemi, langsung dengan siswa
karena anak membutuhkan kuota sehingga terjadi kesulitan
internet dan anak hanya mau belajar dalam pemberian materi
ketika sudah dituruti kemauannya.” kepada siswa.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat 2. Guru menilai
disimpulkan bahwa setelah adanya pembelajaran menjadi
pembelajaran daring dirumah pengeluaran kurang efektif dan
biaya menjadi naik mengingat dalam maksimal.
pembelajaran daring membutuhkan kuota 3. Guru menilai Peran orang
internet sebagai penunjang alat tua berpengaruh terhadap
komunikasi antara guru dan siswa. hasil belajar dan
perkembangan belajar
d. Solusi Kendala Pembelajaran siswa.
Daring 4. Guru menilai antusias
Setelah melakukan observasi siswa kurang bahkan ada
kepada Siswa, Guru dan Orang tua di SD yang mengacuhkan dalam
2 Tenggeles ternyata banyak sekali mengikuti proses
kendala yang dialami oleh Siswa, Guru pembelajaran daring.
dan Orang tua. Dari kendala tersebut Orang 1. Pengeluaran biaya
perlunya utnuk di evaluasi agar nantinya Tua kebutuhan anak menjadi
pembelajaran daring dapat berjalan naik atau melonjak
dengan lancar, sesuai harapan mengingat semenjak anak melakukan
bahwa pandemi Covid-19 belum juga pembelajaran daring di
mereda. rumah.
Berikut peneliti rangkumkan
kendala pembelajaran daring yang telah
peneliti temukan sebelumnya kedalam
kelompok bersama teman dirumah akan evaluasi belajar siswa dan harapan guru
dapat saling berdiskusi dalam memahami adalah pembelajaran yang dilakukan
materi pelajaran disisilain siswa akan lebih secara tatap muka agar guru dapat menilai
termotivasi dan semangat dalam perkembangan belajar siswa dalam
melakukan pembelajaran daring dirumah. mengikuti pembelajaran disisilain guru
Selanjutnya adalah kendala yang dapat melihat kemampuan siswa dalam
dialami oleh guru menyimpulkan bahwa mengerjakan soal-soal yang diberikan.
kendala yang dialami oleh guru adalah Lalu solusi dari kenala yang di alami oleh
pembelajaran menjadi kurang maksimal guru adalah guru dapat menghimbau
karena keterbatasan komunikasi dengan orang tua dalam menemani anak saat
siswa yang hanya dilakukan melalui belajar untuk memberikan batasan dalam
daring saja sebagaimana yang guru mengajari anak yaitu untuk membiarkan
kemukakan sebagai berikut: anak mengerjakan soal evaluasi agar dapat
“Pembelajaran menjadi kurang melihat kemampuan anak dalam
maksimal, karena tidak dilakukan menguasai materi pelajaran.
secara tatap muka sehingga evaluasi Yusuf (2018: 134) Menyatakan
tidak sesuai kemampuan siswa bahwa guru yang profesional diyakini
sendiri.” mampu memotivasi siswa untuk
“Jelas mempengaruhi, karena tidak mengoptimalkan potensinya dalam rangka
bisa bertemu langsung dengan siswa, pencapaian standar pendidikan yang
jadi terjadi kesulitan dalam diterapkan. Berdasarkan kutipan tersevut
memberikan materi pelajaran yang diharapkan bagi guru untuk dapat
diamanantkan kurikulum kepada kita memotivasi semangat belajar siswa
dalam pembelajaran pun mau tidak walaupaun dilakukan secara daring
mau harus kita pangkas atau kita dirumah atau tidak bertatap muka secara
singkat.” langsung dengan guru sehingga siswa
Dari kedua pendapat guru tersebut tetap semangat dalam belajar dirumah.
menunjukan bahwa guru merasa Dari kedua kendala yang dialami
pembelajaran kurang maksimal dan antara siswa dan guru tersebut peneliti
kurang efektif dimana saat disekolah guru melihat satu kesamaan antar siswa dan
bisa menyelesaikan 1 pembelajaran dalam guru yaitu sama-sama ingin bertemu di
satu hari kini harus terpangkas, disisilain sekolah agar terjadi interaksi dimana siswa
guru menilai hasil evaluasi belajar siswa mengharapkan pemaparan materi
menjadi kurang relevan dengan pelajaran yang disampaikan oleh guru dan
kemampuan siswa karena ada peran orang guru ingin melihat secara langsung
tua dalam pembelajaran dairumah. kemampuan siswa dalam menguasai
Sebagaimana yang dikemukakan: materi pelajaran. Namun kedua harapan
tersebut tidak pernah terwujud karena dari
“Pembelajaran menjadi kurang pembelajaran daring yang sudah
maksimal, karena tidak dilakukan berlangsung siswa mengaku tidak pernah
secara tatap muka sehingga evaluasi datang kesekolah untuk melakukan
tidak sesuai kemampuan siswa pembelajaran.
sendiri.” Maka peneliti memberikan solusi
Hal tersebut menunjukan bahwa dari permasalahan tersebut yaitu adalah
peran orang tua mempengaruhi hasil melalui pembelajaran berbasis Blended