17-22
http://journal.trunojoyo.ac.id/pamator
ISSN: 1829-7935
E-mail: syarif98@gmail.com
Naskah diterima 10 November 2018, Revisi 23 Januari 2019, Terbit 20 April 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.21107/pmt.v12i1.5175
ABSTRAK
Penelitian ini mencoba mengkaji aspek Sumber Daya Manusia (SDM) dengan fokus bidang pendidikan.
SDM dipahami sebagai salah satu faktor utama pendukung keberhasilan pembangunan di Madura.
Berbagai permasalahan dan strategi pengembangan yang terkait dengan aspek SDM bidang pendidikan
disampaikan dalam studi ini. Keberadaan lembaga pendidikan sangat diperlukan untuk menyiapkan
sumber daya masyarakat. Lembaga pendidikan tidak hanya lembaga formal saja, namun juga lembaga
non formal dan informal. Meningkatkan kualitas pendidikan dan menselaraskan kurikulum yang
disampaikan dalam dunia pendidikan dengan kebutuhan industrialisasi di Madura harus segera
dilakukan oleh lembaga pendidikan yang ada di Madura. Hal itu dilakukan agar SDM masyarakat Madura
mampu memenuhi kebutuhan SDM industrialisasi yang ada di Madura. Pengembangan SDM bidang
pendidikan di Madura umumnya seragam dengan wilayah lain tanpa melihat potensi sumberdaya lokal.
Idealnya harus benar-benar dilihat bagaimana potensi dan permasalahan pendidikan di Madura
sehingga dapat dilakukan strategi pengembangan dan indikasi programnya yang sesuai dengan kondisi
yang ada dan nyata.
efisiensi. Secara umum strategi itu dapat dapat mengelola potensi yang ada di
dibagi menjadi dua dimensi, yakni: daerah. Walhasil, berbondong-bondong
peningkatan mutu dan pemerataan usia SD-SMP-SMA ke kota untuk bekerja
pendidikan. Pembangunan peningkatan secara apa adanya. Desa/daerah kosong
mutu diharapkan dapat meningkatkan ditinggalkan penghuni produktifnya. Desa
efisiensi, efektivitas dan produktivitas kehilangan generasi penerus pembangun
pendidikan. Dimensi pemerataan daerah. Pembangunan di daerah (desa,
pendidikan diharapkan dapat memberikan kecamatan, kabupaten) mandeg atau
kesempatan yang sama dalam berjalan sangat lambat. Dalam hal ini
memperoleh pendidikan bagi semua usia pendidikan menjadi kemubaziran karena
sekolah. tidak berwawasan pembangunan lokal
Salah satu upaya pemerataan (daerah).
pendidikan di Indonesia adalah program Strategi pengembangan pendidikan di
Wajib Belajar (Wajar) 9 tahun yakni Madura harus merujuk pada Kurikulum
Sekolah Dasar (SD) 6 tahun dan Sekolah berbasis potensi daerah. UU No: 20 tahun
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) selama 2003 tentang SISDIKNAS dan PP No: 19
3 tahun. Kebijakan ini disebut sebagai tahun 2005 tentang Standar Nasional
upaya menerapkan pendidikan minimal Pendidikan telah memberikan banyak
yang harus dimiliki oleh seluruh bangsa ruang bagi lembaga pendidikan untuk
Indonesia yang erat kaitannya dengan membuat dan mengelola kurikulumnya
gerakan melek hurup dan masyarakat sesuai dengan potensi dan kompentensi
belajar. wilayah/lingkungan yang dimilikinya.
Skenario pembangunan pendidikan di Kesempatan ini hendaknya dapat
Madura harus berbasis manusia. dimanfaatkan oleh masing sekolah atau
Alasannya, banyaknya krisis moral yang pihak pemerintah daerah setempat untuk
terjadi akibat dari kesalahan dunia menciptakan sebuah lembaga pendidikan
pendidikan yang lebih menekankan aspek yang lebih terarah, cakap dan terampil.
pengetahuan dan melupakan sikap, nilai, Pendidikan yang mampu
dan perilaku. Pendidikan di sekolah meningkatkan mutu SDM untuk mengelola
tersampaikan dalam penyajian yang sumberdaya atau potensi daerah adalah
hampa makna. Misi setiap mata pelajaran pendidikan yang dikembangkan dengan
terselewengkan menjadi penerusan materi kurikulum berbasis potensi daerah.
(content transmission). Guru hanya Kurikulum yang bersifat nasional
menjadi pemberi informasi tentang mata merupakan kerangka, yang menjadi
pelajaran di kelas yang de- daging dan kulit adalah kurikulum yang
contextualized. Siswa menjadi ”tong dikembangkan oleh daerah
sampah” materi yang ditumpahkan guru. Fakta perihal belum sesuainya
Akibatnya, perkembangan otak siswa kurikulum pendidikan yang mampu
tidak maksimal dan miskin ide mengelola potensi daerah, banyak ditemui
baru. Lembaga pendidikan di Madura pada setiap daerah. Secara faktual, hal itu
harus bisa bersifat contextualized agar terlihat dari belum adanya manfaat nyata
pendidikan bisa memberi manfaat (real benefit) bagi daerah tempat sekolah
langsung kepada peningkatan kualitas itu berada, khususnya didaerah-daerah
masyarakat dalam kehidupan di daerah yang memiliki banyak potensi alam yang
setempat/lokal. produktif. Padahal, Madura memiliki
Pendidikan sebelumnya yang banyak berbagai ragam budaya dan kekayaan
dijalankan bersifat sentralistik berdampak alam yang bisa dikembangkan dan
pada kebijakan Pusat seragam untuk dikelola melalui kurikulum pendidikan
seluruh wilayah, termasuk lokal Madura. sekolah (kurikulum lokal). Kurikulum
Padahal kebutuhan dan karakteristik sekolah di daerah pesisir, misalnya,
daerah sangat beragam. Akibatnya sepatutnya tidak disamakan dengan
pendidikan pun menghasilkan lulusan kurikulum sekolah di daerah pertanian.
sentralistik yang tidak dapat secara Seyogianya, kurikulum di daerah pesisir
langsung dimanfaatkan oleh daerah. mengandung aspek / materi ajar yang
Kompetensi lulusan SD, SMP, SMA tidak terkait dengan kehidupan nelayan :
Syarif, M & Jakfar, A.A Strategi Pengembangan Pendidikan 21