Anda di halaman 1dari 16

KEPUTUSAN

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA CIKEMBANG


NOMOR 1 TAHUN

TENTANG

TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA CIKEMBANG KECAMATAN KERTASARI


KABUPATEN BANDUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA CIKEMBANG

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Peraturan daerah


Kabupaten Bandung Nomor 22 TAHUN 2016 Tahun 2018 tentang
Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016
tentang Badan Permusyawaratan Desa bahwa “BPD menyusun
peraturan tata tertib BPD”
b. bahwa untuk melaksanakan koordinasi, komunikasi dan
kerjasama antara pemerintahan desa dan Badan
Permusyawaratan Desa perlu mengetahui, memahami dan
terampil dalam menjalankan tugas, fungsi, hak, dan kewajiban
Badan Permusyawaratan Desa sesuai ketentuan Undang-undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan peraturan turunannya
c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan keputusan Badan
Permusyawaratan Desa Cikembang tentang Peraturan tata tertib
BPD Desa Cikembang Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung.

Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5717);
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 tentang
Badan Permusyawaratan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 89);
5. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 04 Tahun 2016 tentang
Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Bandung.
6. Peraturan Bupati Bandung tentang BPD Nomor 7 tahun 2006
tentang BPD
MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
KESATU : Menetapkan Peraturan tata Tertib Badan Permusyawaratan Desa
Cikembang Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung sebagaimana
tercantum dalam lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Peraturan ini mengikat dan wajib untuk dipatuhi seluruh anggota
Badan Permusyawaratan Desa Cikembang Kecamatan Kertasari
Kabupaten Bandung.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Desa Cikembang


Pada Tanggal : 25 September 2018
Badan Permusyawaratan Desa
Cikembang
Kecamatan Kertasari
Ketua,

(Iman Saefulrahman S.Sos)

Lampiran Keputusan Badan Permusyawaratan Desa


Nomor :1
Tanggal :25 September 2018
TATA TERTIB
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA CIKEMBANG
KECAMATAN KERTASARI
KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2018

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Tata Tertib ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Bandung


2. Bupati adalah Bupati Bandung.
3. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Bandung.
4. Camat adalah pemimpin kecamatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
8. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga
yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
9. Pimpinan BPD adalah Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris BPD Desa Cikembang
Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung
10. Anggota BPD adalah Anggota Badan Permusyawaratan Desa Cikembang
Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung
11. Sekretariat BPD adalah pusat kegiatan-kegiatan kesekretariatan yang
diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa CIkembang Kecamatan
Kertasari Kabupaten Bandung.
12. Musyawarah Desa adalah Musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk
menyepakati hal yang bersifat strategis.
13. Kepala Desa adalah Pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas
dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan
melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
14. Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu kepala Desa dalam penyusunan
kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam sekretariat Desa dan unsur
pendukung tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan kebijakan yang diwadahi dalam
bentuk pelaksana teknis dan unsur kewilayahan.
15. Pengawasan kinerja Kepala Desa adalah proses monitoring dan evaluasi BPD
terhadap pelaksanaan tugas Kepala Desa.
16. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.
17. Laporan Keterangan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang selanjutnya
disingkat LKPPD adalah laporan Kepala Desa kepada BPD atas capaian
pelaksanaan tugas Kepala Desa dalam satu tahun anggaran.
18. Panitia adalah Panitia Pengisian BPD yang dibentuk oleh Kepala Desa.
19. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa, adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.

BAB II
KEANGGOTAAN BPD

Paragraf 1

Anggota BPD

Pasal 2

1) Anggota BPD merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan


wilayah dan keterwakilan perempuan yang pengisiannya dilakukan secara
demokratis melalui proses pemilihan secara langsung atau musyawarah
perwakilan.
2) Jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
jumlah gasal, paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 9 (sembilan) orang.
3) Penetapan Jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
memperhatikan jumlah penduduk dan kemampuan Keuangan Desa.
4) Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan wilayah dalam desa
seperti wilayah dusun, RW atau RT.

Pasal 3

Pengisian keanggotaan BPD dilakukan melalui:

a) Pengisian anggota BPD berdasarkan keterwakilan wilayah; dan


b) Pengisian anggota BPD berdasarkan keterwakilan perempuan.

Pasal 4

1) Pengisian anggota BPD berdasarkan keterwakilan wilayah sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 3 huruf a dilakukan untuk memilih calon anggota BPD dari unsur
wakil wilayah pemilihan dalam desa.
2) Unsur wakil wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah masyarakat desa
dari wilayah pemilihan dalam desa.
3) Wilayah pemilihan dalam desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
lingkup wilayah tertentu dalam desa yang telah ditetapkan memiliki wakil dengan
jumlah tertentu dalam keanggotaan BPD.
4) Jumlah anggota BPD dari masing-masing wilayah sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) ditetapkan secara proporsional dengan memperhatikan jumlah penduduk.

Pasal 5

1) Pengisian anggota BPD berdasarkan keterwakilan perempuan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dilakukan untuk memilih 1 (satu) orang
perempuan sebagai anggota BPD.
2) Wakil perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah perempuan warga
desa yang memenuhi syarat calon anggota BPD serta memiliki kemampuan dalam
menyuarakan dan memperjuangan kepentingan perempuan.
3) Pemilihan unsur wakil perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh perempuan warga desa yang memiliki hak pilih.
Pasal 6

1) Pengisian anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)


dilaksanakan oleh panitia yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
2) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak berjumlah 11 (sebelas)
orang yang terdiri atas unsur Perangkat Desa paling banyak 3 (tiga) orang dan
unsur Masyarakat paling banyak 8 (delapan) orang.
3) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan wakil dari
wilayah pemilihan.

Paragraf 2

Pasal 7

Syarat Anggota BPD

Persyaratan calon anggota BPD adalah:


1. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
3. berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahun atau sudah/pernah menikah;
4. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau sederajat;
5. bukan sebagai perangkat Pemerintah Desa;
6. bersedia dicalonkan menjadi anggota BPD;
7. wakil penduduk Desa yang dipilih secara demokratis; dan
8. bertempat tinggal di wilayah pemilihan.

Paragraf 3

Pasal 8

Pemberhentian Anggota BPD


1. Anggota BPD berhenti karena:
a) meninggal dunia;
b) mengundurkan diri; atau
c) diberhentikan.

2. Anggota BPD diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, apabila:
a) berakhir masa keanggotaan;
b) tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap
secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan tanpa keterangan apapun;
c) tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota BPD;
d) tidak melaksanakan kewajiban;
e) melanggar larangan sebagai anggota BPD;
f) melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik BPD;
g) dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan ancaman pidana
penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
h) tidak menghadiri rapat paripurna dan/atau rapat BPD lainnya yang menjadi tugas
dan kewajibannya sebanyak 6 (enam) kali berturut-turut tanpa alasan yang sah;
i) Adanya perubahan status Desa menjadi kelurahan, penggabungan 2 (dua) Desa
atau lebih menjadi 1 (satu) Desa baru, pemekaran atau penghapusan Desa;
j) bertempat tinggal diluar wilayah asal pemilihan; dan/atau
k) ditetapkan sebagai calon Kepala Desa.
Paragraf 4

Larangan Anggota BPD

Pasal 9

Anggota BPD dilarang:


1. merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat Desa, dan
mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat Desa;
2. melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme, menerima uang, barang, dan/atau jasa
dari pihak lain yang dapat memengaruhi keputusan atau tindakan yang akan
dilakukannya;
3. menyalahgunakan wewenang;
4. melanggar sumpah/janji jabatan;
5. merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan perangkat Desa;
6. merangkap sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi
atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, dan jabatan lain yang
ditentukan dalam peraturan perundangan-undangan;
7. sebagai pelaksana proyek Desa;
8. menjadi pengurus partai politik; dan/atau
9. menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang.

BAB III

KELEMBAGAAN BPD

Pasal 10
(1) Kelembagaan BPD terdiri atas:
a) pimpinan; dan
b) bidang.
(2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a) 1 (satu) orang ketua;
b) 1 (satu) orang wakil ketua; dan
c) 1 (satu) orang sekretaris.
(3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas :
a) bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pembinaan kemasyarakatan; dan
b) bidang pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa.
(4) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dipimpin oleh ketua bidang.
(5) Pimpinan BPD dan ketua bidang merangkap sebagai anggota BPD.

Pasal 11

a) Pimpinan BPD dan ketua bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1)
dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam rapat BPD yang diadakan
secara khusus.
b) Rapat pemilihan pimpinan BPD dan ketua bidang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) untuk pertama kali dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota
termuda.
c) Rapat pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan paling lambat
3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah/janji.
d) Rapat pemilihan pimpinan dan atau ketua bidang berikutnya karena pimpinan dan
atau ketua bidang berhenti, dipimpin oleh ketua atau pimpinan BPD lainnya
berdasarkan kesepakatan pimpinan BPD.

Pasal 12

a) Pimpinan dan ketua bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) yang
terpilih, ditetapkan dengan keputusan BPD.
b) Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mulai berlaku setelah
mendapatkan pengesahan Camat atas nama Bupati/Wali kota.
BAB IV
Fungsi, Tugas, Hak, Kewajiban dan Kewenangan BPD

Paragraf 1

Fungsi BPD

Pasal 13

BPD mempunyai fungsi:


a) membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;
b) menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa; dan
c) melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.

Paragraf 2

Tugas BPD

Pasal 14

BPD mempunyai tugas:


a) menggali aspirasi masyarakat;
b) menampung aspirasi masyarakat;
c) mengelola aspirasi masyarakat;
d) menyalurkan aspirasi masyarakat;
e) menyelenggarakan musyawarah BPD;
f) menyelenggarakan musyawarah Desa;
g) membentuk panitia pemilihan Kepala Desa;
h) menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk pemilihan Kepala Desa
antarwaktu;
i) membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;
j) melaksanakan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa;
k) melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
l) menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan Pemerintah Desa dan
lembaga Desa lainnya; dan
m) melaksanakan tugas lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Hak BPD

Bagian Kesatu

Pasal 15

BPD berhak :
a. mengawasi dan meminta keterangan tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa
kepada Pemerintah Desa;
b. menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan masyarakat
Desa; dan
c. mendapatkan biaya operasional untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya
yang bersumber dari APB Desa.

Bagian Kedua

Hak Anggota BPD

Pasal 16

(1) Anggota BPD berhak :


a) mengajukan usul rancangan Peraturan Desa;
b) mengajukan pertanyaan;
c) menyampaikan usul dan/atau pendapat;
d) memilih dan dipilih; dan
e) mendapat tunjangan operasional dari APB Desa;
f) memperoleh pengembangan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan,
sosialisasi, pembimbingan teknis dan kunjungan lapangan yang dilakukan di
dalam negeri; dan
g) penghargaan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi atau Pemerintah
Daerah Kabupaten bagi yang berprestasi.
(2) Penggunaan hak anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai
dengan huruf d dilaksanakan dalam musyawarah BPD.

Pasal 17

(1) Tunjangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf e, meliputi tunjangan
pelaksanaan tugas dan fungsi serta tunjangan lainnya.
(2) Tunjangan pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan tunjangan kedudukan.
(3) Tunjangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tunjangan
kinerja.

Paragraf 3

Kewajiban BPD

Pasal 18

Anggota BPD Wajib :


a) memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal
Ika;
b) melaksanakan kehidupan demokrasi yang berkeadilan gender dalam
penyelenggarakan Pemerintahan Desa
c) mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok
dan/atau golongan;
d) menghormati nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat Desa;
e) menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga Pemerintah Desa
dan lembaga desa lainnya; dan
f) mengawal aspirasi masyarakat, menjaga kewibawaan dan kestabilan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa serta mempelopori penyelenggaraan
Pemerintahan Desa berdasarkan tata kelola pemerintahan yang baik.

Laporan Kinerja BPD

Pasal 19

1) Laporan kinerja BPD merupakan laporan atas pelaksanaan tugas BPD dalam 1
(satu) tahun anggaran.
2) Laporan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dengan sistematika :
a) dasar hukum;
b) pelaksanaan tugas; dan
c) penutup.
3) Laporan kinerja BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan secara
tertulis kepada Bupati melalui Camat dan ditembuskan kepada Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta disampaikan kepada Kepala Desa dan
forum musyawarah Desa secara tertulis dan/atau lisan.
4) Laporan kinerja BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling
lama 4 (empat) bulan setelah selesai tahun anggaran.
Paragraf 4

Kewenangan BPD

Pasal 20

BPD berwenang:
a) mengadakan pertemuan dengan masyarakat untuk mendapatkan aspirasi;
b) menyampaikan aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Desa secara lisan
dan/atau tertulis;
c) mengajukan rancangan Peraturan desa berdasarkan inisiatif BPD yang menjadi
kewenangannya;
d) melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja Kepala Desa;
e) meminta keterangan tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa kepada
Pemerintah Desa;
f) menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan
masyarakat Desa;
g) mengawal aspirasi masyarakat, menjaga kewibawaan dan kestabilan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa serta mempelopori penyelenggaraan
Pemerintahan Desa berdasarkan tata kelola pemerintahan yang baik;
h) menyusun peraturan tata tertib BPD;
i) menyampaikan laporan hasil pengawasan yang bersifat insidentil kepada Bupati
kota melalui Camat;
j) menyusun dan menyampaikan usulan rencana biaya operasional BPD secara
tertulis kepada Kepala Desa untuk dialokasikan dalam rancangan APB Desa;
k) mengelola biaya operasional BPD;
l) mengusulkan pembentukan Forum Komunikasi Antar Kelembagaan Desa kepada
Kepala Desa; dan
m) melakukan kunjungan kepada masyarakat dalam rangka monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

BAB V

Musyawarah Badan Permusyawaratan Desa

Bagian Kesatu

Waktu Musyawarah BPD

Pasal 21

1. Musyawarah BPD dilaksanakan dalam rangka menghasilkan Keputusan BPD


terhadap hal-hal yang bersifat strategis.

2. Hal-hal yang bersifat strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti
musyawarah pembahasan dan penyepakatan rancangan Peraturan Desa, evaluasi
laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, menetapkan peraturan
tata tertib BPD dan usulan pemberhentian anggota BPD

3. Pelaksanaan Musyawarah BPD berlangsung dari jam 08.30 sampai dengan 12.00
wib dan atau waktu menyesuaikan.

4. Tempat pelaksanaan Musyawarah BPD adalah Aula Bersama / Balai Desa dan
atau kesekertariatan BPD sendiri.

5. Jenis kegiatan Musyawarah BPD diantaranya sebagai berikut:


a. Musyawarah Pertanggungjawaban Pemerintah Desa, bulan Maret tahun berjalan
b. Musyawarah Desa Perumusan RKPDes Tahun Anggaran Lanjut, bulan Juni tahun
berjalan.
c. Musyawarah Desa Evaluasi Program dan Kinerja Pemerintah Desa Semester
Kesatu, bulan Juni tahun berjalan.
d. Musyawarah Desa Penyusunan dan Penetapan Perubahan RKPDes, bulan Oktober
tahun berjalan.
e. Musyawarah Desa Penyusunan dan Penetapan Perubahan APBDes, bulan Oktober
tahun berjalan.
f. Musyawarah Desa Penyusunan dan Penetapan RAPBDes, bulan November tahun
berjalan.
g. Musyawarah Desa Penyusunan dan Penetapan APBDes, bulan Desember tahun
berjalan.
h. Musyawarah Desa Evaluasi Program dan Kinerja Pemerintah Desa Semester
Kedua, bulan Desember tahun berjalan.
i. Musyawarah Desa lainnya untuk menetapkan dan memutuskan regulasi desa,
waktu bersifat strategis.

Bagian Kedua

Pimpinan Musyawarah BPD

Pasal 22

Musyawarah BPD dengan mekanisme, sebagai berikut:


a. Dipimpin oleh pimpinan (Ketua) BPD.
b. Apabila pimpinan (Ketua) BPD tidak hadir Musyawarah BPD dapat dipimpin oleh
Wakil Ketua BPD.
c. Apabila pimpinan (Ketua) dan Wakil Ketua BPD berhalangan hadir Musyawarah
BPD dapat dipimpin oleh Sekertaris BPD.
d. Apabila pimpinan (Ketua) dan Wakil Ketua serta Sekertaris BPD berhalangan hadir
Musyawarah BPD dapat dipimpin oleh Anggota BPD yang tertua.

Bagian Ketiga

Tata Cara Musyawarah BPD

Pasal 23

1. Musyawarah BPD wajib dihadiri oleh semua anggota BPD.


2. Apabila tidak hadir semua, maka tingkat kehadiran anggota BPD dalam
pelaksanaan Musyawarah BPD adalah 2/3 (dua pertiga) dari total anggota BPD
dan apabila pemenuhan syarat tidak mencukupi maka Musyawarah BPD ditunda.
3. Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah guna mencapai
mufakat.
4. Apabila musyawarah mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan dilakukan
dengan cara pemungutan suara.
5. Pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam huruf d dinyatakan sah apabila
disetujui oleh paling sedikit (satu perdua) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota
yang hadir.
6. Hasil ditetapkan dengan keputusan BPD dan dilampiri notulen musyawarah yang
dibuat oleh sekretaris.
BAB VI

Tata Laksana dan Hak Menyatakan Pendapat BPD dan Anggota BPD

Bagian Kesatu

Hak Meminta Keterangan dari Pemerintaah Desa

Pasal 24

(1) Sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota BPD berhak mengajukan usul kepada
BPD untuk meminta keterangan kepada Pemerintah Desa tentang sesuatu
kebijakan Pemerintah Desa.
(2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada Pimpinan BPD
yang tersusun secara jelas dan singkat serta ditanda tangani oleh pengusul.
(3) Usulan meminta keterangan sebagaimana dimaksud ayat (2), oleh Pimpinan BPD
disampaikan pada rapat Paripurna setelah mendengar pertimbangan dari anggota
BPD.
(4) Dalam rapat Paripurna, pengusul diberikesempatan untuk menjelaskan secara
lisan atas permintaan keterangannya;
(5) Pembahasan mengenai sesuatu usul meminta keterangan dilakukan dengan
memberikan kesempatan kepada:
a. Anggota BPD lainnya untuk memberikan pandangan;
b. Pengusul untuk memberikan jawaban atas pandangan anggota BPD lainnya
(6) Keputusan rapat Paripurna sebagaimana dimaksud pada ayat (5) mengenai usul
permintaan keterangan kepada Pemerintah Desa dapat disetujui atau ditolak yang
hasilnya ditetepkan dalam rapat Paripurna;
(7) Selama usul permintaan kererangan belum memperoleh keputusan BPD, pengusul
berhak mengajukan perubahan atau menarik kembali usulannya.

Pasal 25

1. Apabila usul permintaan keterangan kepada Pemerintah Desa disetujui sebagai


permintaan BPD, maka Pimpinan BPD meneruskan kepada Kepala Desa dan
Kepala Desa diminta memberikan keterangan.
2. Jawaban Kepala Desa dilaksanakan dalam rapat Paripurna dengan memberikan
kesempatan kepada pengusul maupun anggota BPD lainnya untuk memberikan
pandangan.
3. Apabila pandangan pengusul dan anggota BPD lainnya meminta penjelasan dari
Kepala Desa, Kepala Desa memberikan jawaban.
4. Atas usul sekurang-kurangnya 4 (empat) orang anggota BPD, dapat menyatakan
pendapat terhadap jawaban Kepala Desa dimaksud.
5. Apabila jawaban kepala desa tidak diajukan sesuatu usul pernyataan pendapat,
maka pembahasan mengenai keterangan kepala desa dinyatakan selesai.
6. Jadwal acara rapat Paripurna diberitahukan kepada Kepala Desa paling lambat 3
(tiga) hari sebelum pelaksanaan rapat Paripurna untuk memberikan kesempatan
kepada Kepala Desa dalam mempersiapkan jawabannya.

Bagian Kedua

Hak Menyatakan Pendapat

Pasal 26

1) Sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota BPD mengajukan usul pernyataan


pendapat.
2) Usul permitaan pendapat serta penyelesainnya disampaikan secara tertulis kepada
pimpinan BPD, dengan dilampiri daftar nama yang ditanda tangani pengusul.
3) Usul pernyataan pendapat tersebut oleh pimpinan BPD disampaikan dalam rapat
Paripurna setelah mendapat pertibangan dari anggota BPD.
4) Dalam rapat Paripura, pengusul diberi kesempatan memberikan penjelasan atas
usul pernyataan pendapat tersebut.
5) Pembahasan usul pernyataan pendapat dilakukan dengan memberikan
kesempatan kepada:
a. Anggota BPD lainnya untuk memberikan pandangan.
b. Kepala Desa, untuk menyatakan pendapat
c. Pengusul, untuk memberikan jawaban atas pandangan dari anggota BPD dan
pendapat Kepala Desa;
6) Pembahasan diakhiri dengan keputusan BPD yang menerima atau menolak
pernyataan pendapat menjadi pernyataan pendapat BPD.

Bagian Ketiga

Hak mengajukan Rancangan Peraturan Desa dan Perubahan Peraturan Desa

Pasal 27

1. Sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang berhak mengajukan usul pengaturan sesuatu


urusan Desa
2. Usul pengaturan sesuatu urusan desa ini disampaikan kepada Pimpinan BPD
dalam bentuk rancangan peraturan desa disertai penjelasan secara tertulis.
3. Rancangan peraturan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), oleh pimpinan
BPD disampaikan pada rapat Paripurna setelah mendapat pertimbangan dari
anggota BPD.
4. Dalam rapat Paripurna, pengusul diberikan kesempatan memberikan penjelasan
atas Rancangan Peraturan Desa yang diusulkan.
5. Pembahasan mengenai usul Rancangan Peraturan Desa tersebut dilakukan
dengan memberikan kesempatan kepada:
a. Anggota BPD lainnya, untuk memberikan pandangan.
b. Kepala Desa, untuk memberikan pendapat.
c. Pengusul, untuk memberikan jawaban atas pandangan anggota BPD dan
pendapat Kepala Desa.
6. Pembahasan diakhiri dengan keputusan BPD yang menerima atau menolak usul
Rancangan Peraturan Desa tersebut menjadi pernyataan pendapat BPD.
7. Tata cara pembahasan Rancangan Peraturan Desa atas usulan dari BPD
sebagaimana pembahasan Rancangan Peraturan Desa yang berasal dari Kepala
Desa.
8. Selama usul pengaturan sesuatu urusan desa yang diusulkan oleh anggota BPD
belum diputus menjadi anggota BPD mengajukan Rancangan Peraturan Desa,
pengusul berhak mengajukan perubahan atau menarik usulannya.

Pasal 28

1. Sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang BPD berhak mengajukan usul perubahan


peraturan desa.
2. Pembahasan mengenai usul rancangan perubahan peraturan desa sebagaimana
maksud pada ayat dibahas sesuai dengan tahapan pembahasan pada pasal 27
peraturan tata terib ini.
Bagian Keempat

Hak Mengajukan Pertanyaan

Pasal 29

1. Setiap anggota mengajukan pertanyaan kepada Kepala Desa.


2. Pertanyaan sebagaimana dimaksu ayat (1) disampaikan kepada Pimpinan BPD.
3. Pimpinan BPD memusyawarahkan dengan penanya (anggota BPD) tentang bentuk
dan isi pertanyaan.
4. Pimpinan BPD meneruskan pertanyaan sebagaiman ayat (2) kepada Kepala Desa.
5. Jawaban atas pertanyaan dimaksud ayat (4) oleh Kepala Desa disampaikan secara
tertulis.
6. Penanya (Anggota BPD) dapat meminta kepada Kepala Desa agar menjawab
pertanyaan sebagaimana dimaksud ayat (4) secara lisan dalam rapat Paripurna
BPD, yang membicarakan hal yang dipertanyakan.
7. Apabila Kepala Desa memenuhi permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
maka penanya (anggota BPD) dapat mengemukakan lagi dengan singkat dan jelas
tentang pertanyaannya, sehingga Kepala Desa dapat memberikan keterangan yang
lebih jelas.
8. (8) Jadwal acara rapat Paripurna agar diberitahukan kepada Kepala Desa paling
lambat 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan rapat Paripurna.

BAB VII

Pembuatan Berita Acara Musyawarah BDP

Pasal 30

Pengaturan mengenai penyusunan berita acara musyawarah BPD sebagaimana


dimaksud pada pasal ini meliputi:

1. Penyusunan notulen rapat;


2. Penyusunan berita acara;
3. Format berita acara;
4. Penandatanganan berita acara; dan
5. Penyampaian berita acara.

Bagian Kesatu

Penyusunan Notulen Rapat

Pasal 31

a. Notulen rapat terdiri atas:


1. Waktu dan tempat pelaksanaan Musyawarah BPD
2. Nara sumber Musyawarah BPD
3. Susunan Acara Musyawarah BPD
4. Kegiatan Musyawarah BPD

b. Notulen rapat di tandatangani oleh notulis rapat yang dalam hal ini adalah
sekertaris BPD.
Bagian Kedua

Penyusunan Berita Acara

Pasal 32

1. Berita Acara rapat terdiri atas:


a. Waktu dan tempat pelaksanaan Musyawarah BPD
b. Nara sumber Musyawarah BPD
c. Putusan bersama hasil Musyawarah BPD

2. Berita Acara rapat yang dimaksud dalam ayat 1 (satu) pasal 32 adalah:
a. Berita acara bersama Pemerintah Desa.
b. Berita acara internal BPD.

Bagian Ketiga

Format Berita Acara

Pasal 33

Berita acara musyawarah BPD menggunakan format:


a. Jenis huruf Bookman Old Style
b. Ukuran huruf 12
c. Spasi huruf 1
d. Menggunakan kertas Legal
e. Margin kertas yang digunakan adalah Atas 3 cm, bawah 4 cm, kanan 3 cm
dan kiri (bagian penjilidan) 4 cm
f. Tidak menggunakan huruf Bold, Italic dan Underline
g. Penulisan nama tidak menggunakan title

Bagian Keempat

Penandatanganan Berita Acara

Pasal 34

Penandatanganan berita acara musyawarah BPD seperti yang dimuat dalam ayat
2 (dua) pasal 32 adalah:
a. Berita acara bersama Pemerintah Desa maka berita acara ditandatangani
oleh pimpinan rapat (Ketua BPD) dan Kepala serta 4 (empat) orang
perwakilan rapat sebagai tokoh masyarakat.
b. Berita acara internal BPD maka berita acara ditandatangani oleh pimpinan
rapat (Ketua BPD) dan Sekertaris BPD.
Bagian Kelima

Penyampaian berita acara

Pasal 35

Penyampaian berita acara musyawarah BPD seperti yang dimuat dalam ayat 2
(dua) pasal 32 adalah:
a. Berita acara bersama Pemerintah Desa disampaikan paling lama 1 (satu)
minggu setelah Musyawarah BPD dan disampaikan kepada Bupati melalui
Camat.
b. Berita acara internal BPD disampaikan paling lama 3 (tiga) hari setelah
Musyawarah BPD dan disampaikan kepada Bupati melalui Camat.

BAB VIII

HAK PROTOKOLER

Pasal 36

1. Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan anggota BPD berhak memperoleh Protokoler
dalam acara resmi.
2. Acara resmi tersebut diatas adalah sebagai berikut:
a. Rapat-rapat BPD
b. Peringatan Hari-hari Nasional
c. Penerimaan Kunjungan Pejabat Negara

Pasal 37

Rapat-rapat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a pasal 36 adalah:

a. Rapat bersama Pemerintah Desa


b. Rapat internal BPD
c. Rapat khusus yang bersifat kondisonal

BAB IX

KUNJUNGAN KERJA DAN STUDI BANDING

Pasal 38

a) Untuk melaksanakan tugas, kewajiban dan kewenangan BPD, Pimpinan BPD dan
anggota BPD apabila diperlukan dapat melakukan kunjungan kerja keluar desa;
b) Kunjungan kerja dilakukan sesusi dengan kebutuhan dan kepentingan dalam
pembahasan suatu masalah yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pemerintahan desa atau masalah kemasyarakatan.

BAB X

KETENTUAN LAIN
Pasal 39

a) Apabila Ketua BPD dan Wakil Ketua BPD berhalangan, meletakan jabatan,
mengundurkan diri dari keanggotaannya atau meninggal dunia, maka rapat BPD
dipimpin oleh anggota yang tertua usianya dan dibantu oleh anggota BPD yang
termuda usianya;
b) Apabila Ketua BPD meletakan jabatan, mengundurkan diri dari keanggotaannya
atau meninggal dunia, maka wakil ketua BPD menduduki jabatan sebgai ketu BPD
dan pengganti wakil ketua BPD diangkat dari anggota BPD berdasarkan hasil
musyawarah atau pemilihan;
c) Apabila wakil ketua BPD tidak bersedia menduduki jabatan sebagai ketua BPD
maka dilakukan pemilihan ketua BPD yang baru.

Pasal 40

a) Segala bentuk surat yang dikeluarkan untuk atas nama BPD dinyatakan syah
apabila telah ditanda tangani oleh Ketua BPD dan apabila Ketua BPD berhalangan
dapat dilakukan oleh wakil ketua BPD, cap BPD dan Nomor Register agenda BPD;
b) Segala bentuk surat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dalam buku
agenda BPD

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 41

Dengan berlakunya ketetapan BPD ini, maka ketetapan BPD Cikembang Nomor1 Tahun
2017 tentang tata tertib BPD Cikembang dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 42

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam ketetapan BPD ini akan diatur dan ditetapkan
lebih lanjut oleh pimpinan BPD setelah mendengar pertimbangan dari anggota BPD.

Ditetapkan di : Cikembang
Pada Tanggal : 25 september 2018
Badan Permusyawaratan Desa
Ketua,

(Iman Saefulrahman S.Sos)

Anda mungkin juga menyukai