Anda di halaman 1dari 13

Page 1

PLAGIARISM SCAN REPORT


Date 2021‐06‐03

Words 995

4% 96% Characters 8650


Plagiarised Unique

Content Checked For Plagiarism

Di Negara Republik Indonesia laporan keuangan pemerintah di audit oleh auditor dari Badan Pemeriksaan Keuangan
Republik Indonesia ﴾IR‐KPB﴿, begitu juga pemerintah daerah Provinsi Sumatera Barat yang diaudit oleh BPK‐RI Perwakilan
Provinsi Sumatera Barat yang berkedudukan di Kota Padang. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia ﴾IR KPB﴿
Perwakilan Provinsi Sumatera Barat merupakan perwakilan BPK RI yang memiliki kewenangan untuk melakukan kontrol
terhadap pengelolaan keuangan pemerintah daerah di Provinsi Sumatera Barat.
Pengelolaan keuangan negara yang dilakukan dengan baik akan berdampak pada suksesnya pembangunan nasional. Demi
tercapainya hal tersebut, pengawasan terhadap pengelolaan keuangan negara harus terbebas dari penyimpangan dan
berjalan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia ﴾IR KPB﴿ merupakan
lembaga independen yang memiliki tanggung jawab dalam pengawasan pengelolaan keuangan negara. UU Nomor 15
tahun 2006 menyebutkan bahwa korupsi, kolusi dan nepotisme dapat diatasi melalui lembaga yang independen dalam
melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara. Sampai tahun 2012 Kemendagri mencatat sedikitnya 173
kepala daerah tingkat I dan tingkat II di Indonesia terbelit perkara korupsi ﴾moc.topsgolb.urabret‐atireb‐sutis//:ptth﴿.
Banyaknya kasus korupsi, membuat masyarakat menuntut BPK RI meningkatkan kinerjanya untuk dapat menindak lanjuti
penyimpangan terhadap anggaran negara. Dan besarnya tanggung jawab yang dibeban oleh BPK RI terhadap
pengawasan keuangan negara Republik Indonesia. Besarnya tanggungjawab yang diberikan pada BPK RI menjadi salah
satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya.
Dengan adanya tanggunngjawab dan tugas tersebut auditor tidak langsung ditempatkan pada posisi yang aman. Jika
pihak eksternal tersebut memiliki kepentingan yang berbeda dari sebelumnya, maka auditor dapat berada pada posisi
yang sulit. Posisi yang sulit tersebut akan mendatangkan suatu kebingungan bagi auditor dimana akan timbul suatu alasan
untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu yang nantinya akan membuat kinerja auditor menjadi tidak
optimal.
Dalam penelitian Wirakusuma ﴾4102﴿ menyatakan bahwa profesi auditor adalah salah satu profesi dengan tingkat stres
yang tinggi. Stres yang berlebihan dapat menimbulkan efek negatif pada kinerja individu dan kesehatan pada individu itu
sendiri. Jika auditor mengalami stres kerja akibat tekanan peran ﴾sserts elor﴿ maka dampak yang ditimbulkan dari kondisi
tersebut yaitu kinerja yang dilakukan auditor dalam menjalankan tugasnya dirasa masih kurang baik. Datangnya stres
dalam melakukan audit karena peran ﴾sserts elor﴿ yaitu kondisi dimana seseorang mengalami kesulitan dalam memahami
apa yang menjadi tugasnya, peran yang dirasakan terlalu berat atau memainkan berbagai peran pada tempat mereka
bekerja ﴾haipoS, 2014 :011﴿.
Dalam stress peran berhubungan dengan tekanan peran. Tekanan peran adalah suatu kondisi struktur sosial dimana suatu
peran adalah samar‐samar, sulit, bertentangan atau tidak mungkin untuk bertemu. Tekanan peran akan menimbulkan
konflik peran dan ambiguitas ﴾kaditek jelasan narep﴿ telah dihubungkan dengan hasil negatif pada lingkup kerja, seperti
peningkatan ketegangan kerja yang dirasakan, ketidak puasan kerja yang lebih tinggi, kecenderungan yang lebih besar
untuk meninggalkan perusahaan dan kinerja yang lebih rendah ﴾rehsiF 5102﴿.
Tekanan peran yang dihadapi oleh seorang auditor akan menimbulkan stress peran. Sebagaimana penelitian yang
dilakukan oleh Fisher ﴾5102﴿ menjelaskan bahwa stres peran terdiri dari dua bagian, yaitu ketidak jelasan peran dan konflik
peran. Dari ketidak jelasan peran yang dilakukan oleh seorang audit akan berpengaruh terhadap kinerja dan hasil kerja
auditor. Serta tingkat stress dan penanganan masalah dalam menemukan solusi serta melakukan pengauditan secara
Page 2
profesional berpengaruh terhadap faktor genetik.
Selain role stress yang dapat mempengaruhi kinerja audit keuangan pemerintahan, Gender menjadi suatu dasar untuk
menentukan pengaruh faktor budaya dan kehidupan kolektif dalam membedakan laki‐laki dan perempuan. Agak sejalan
dengan pendapat yang dikutip Showalter yang mengartikan gender lebih dari sekedar pembedaan laki‐laki dan
perempuan dilihat dari konstruksi sosial budaya, tetapi menekankan gender sebagai konsep analisa dalam mana kita dapat
menggunakannya untuk menjelaskan sesuatu. Gender dianggap menjadi salah satu faktor level individu yang turut
mempengaruhi audit judgment ﴾halimaJ et al, 2017 ﴿.
Chung and Monroe ﴾6102﴿ menyatakan bahwa perempuan dapat lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi
dalam tugas yang kompleks dibanding laki‐laki dikarenakan perempuan lebih memiliki kemampuan untuk membedakan
dan mengintegrasikan kunci keputusan, dikatakan juga bahwa laki‐laki relatif kurang mendalam dalam menganalisis inti
dari suatu keputusan. Ruegger dan King ﴾7102﴿ menyatakan wanita umumnya memiliki tingkat pertimbangan moral yang
lebih tinggi dari pada pria. Dalam penelitian Zulaikha ﴾6102﴿ menunjukkan bahwa gender dan kompleksitas tugas
berpengaruh dalam keakuratan judgment yang dibuat baik oleh laki‐laki maupun perempuan, hasilnya juga menunjukkan
pengalaman sebagai auditor berpengaruh langsung ﴾tceffe niam﴿ terhadap audit judgment ﴾tidua naialinep﴿. Dengan hal
tersebut jenis gender dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan instansi pemerintahan dalam kinerja audit.
Selain gender dan tekanan stress yang dapat mempengaruhi kinerja audit, struktur audit dapat mempengaruhi kinerja
audit dalam melakukan pengauditan. Dengan adanya struktur audit, seorang auditor dapat bekerja dengan maksimal dan
hasil yang maksimal. Tanpa struktur audit seorang auditor akan kebingungan dalam melakukan audit. Menurut Arens et.al
﴾091:5102﴿ struktur audit menunjukan proses atau tahapan yang dilalui oleh seorang auditor. Dalam penelitian Fanani
﴾8102﴿ menunjukkan bahwa Kantor Akuntan Publik yang menggunakan struktur audit meningkatkan kinerja auditor.
Penggunaan struktur audit dapat membantu auditor dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik, sehingga dapat
meningkatkan kinerja auditor. Staf audit yang tidak memiliki pengetahuan tentang struktur audit yang baku cenderung
mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Hal ini berkaitan dengan koordinasi arus kerja, wewenang yang dimiliki,
komunikasi dan kemampuan beradaptasi. Penggunaan pendekatan struktur audit memiliki keuntungan yaitu mendorong
efektivitas, mendorong efisiensi, mengurangi litigasi yang dihadapi KAP, mempunyai dampak positif terhadap konsekuensi
sumber daya manusia dan dapat memfasilitasi diferensiasi pelayanan atau kualitas sehingga diduga dapat meningkatkan
kinerja auditor.
Kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan
﴾snibboR, 122:7102﴿. Sofiana ﴾4102﴿ mendefinisikan performance ﴾ajrenik﴿ sebagai suatu pola tindakan yang dilaksanakan
untuk mencapai tujuan, yang diukur berdasarkan perbandingan dengan berbagai standar. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kinerja auditor merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan auditor dalam melakukan pemeriksaan yang
diukur berdasarkan standar audit yang berlaku. Apabila dalam melaksanakan pemeriksaan auditor telah memenuhi standar
audit yang berlaku maka akan menghasilkan kinerja yang baik.
Secara umum tahapan melakukan proses audit dilakukan secara sistematis dan sesuai dengan prosedur PSAK. Proses audit
yang sistematis tentu akan meningkatkan akurasi tingkat reliabilitas proses audit yang dilaksanakan. Struktur audit
membantu auditor dalam melakukan audit lebih terarah, sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor.

Matched Source

Similarity 2%
Title: BAB I PENDAHULUAN ‐ Universitas Kristen Maranatha
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia ﴾IR KPB﴿, merupakan ... dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
lembaga negara lainnya, ... Provinsi Jawa Barat merupakan perwakilan BPK RI yang memiliki kewenangan untuk melakukan
kontrol terhadap pengelolaan keuangan pemerintah di Provinsi.
http://repository.maranatha.edu/9627/3/0954030_Chapter1.pdf

Similarity 2%
Title: ﴾FDP﴿ BPK BALI | febriansyah putra ‐ Academia.edu
1 PENDAHULUAN Pengelolaan keuangan negara yang dilakukan dengan baik akan berdampak pada suksesnya
pembangunan nasional. Demi tercapainya ...
https://www.academia.edu/24398410/BPK_BALI
Page 1

PLAGIARISM SCAN REPORT

Date 2021‐06‐03

Words 615

18% 82% Characters 5199


Plagiarised Unique

Content Checked For Plagiarism

Role Stress
Robbins ﴾7102: 397﴿ mendefinisikan stress adalah kondisi dinamik yang didalamnya individu menghadapi peluang kendala,
atau tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi
penting. Stres kerja adalah kondisi ketergantungan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dari seseorang. Orang
orang yang mengalami stres menjadi nervous dan merasakan kondisi kronis ﴾naubisaH,6102: 102﴿
Menurut Robbins ﴾7102: 775﴿ mendefinisikan stress ﴾nanaket﴿ sebagai sebuah kondisi dinamis dimana seorang individu
dihadapkan pada kesempatan, batasan‐batasan untuk meraih kesempatan tersebut atau hal‐hal yang dapat
menghilangkan kesempatan yang merupakan kesempatan yang sangat diinginkan. Gibson et al ﴾6102: 891﴿ mendefinisikan
stress ﴾nanaket﴿ sebagai rasa tegang, cemas atau khawatir. Menurut Shane ﴾5102: 602﴿ stress ﴾nanaket﴿ adalah respon
adaptif individu terhadap situasi yang dianggap menantang atau mengancam kesejahteraan seseorang. Menurut
Greenberg ﴾6102: 221﴿ stress atau tekanan adalah pola situasi emosional, berdasarkan sejauh mana seseorang merasakan
stressor sebagai ancaman dan mampu mengatasi tuntutannya dari dalam atau luar.

Gender
Menurut Wilson ﴾6102 : 74 ﴿ dalam Sex and Gender mengartikan gender sebagai sesuatu dasar untuk menentukan
pengaruh faktor budaya dan kehidupan kolektif dalam membedakan laki‐laki dan perempuan. Agak sejalan dengan
pendapat yang dikutip Showalter yang mengartikan gender lebih dari sekedar pembedaan laki‐laki dan perempuan dilihat
dari konsentrasi sosial budaya, tetapi menekankan gender sebagai konsep analisa dalam mana kita dapat menggunakan
untuk menjelaskan sesuatu.
Dalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat
perbedaan ﴾noitcnitsid﴿ dalam peran, perilaku, mentalitas, dan karakter emosional antara laki‐laki dan perempuan yang
berkembang dalam masyarakat. Dengan demikian gender merupakan harapan‐harapan budaya ﴾larutluc expectation for
women and nem﴿ terhadap laki‐laki dan perempuan ﴾nosliW, 66:6102﴿.

Stuktur Audit
Arens et.al ﴾113:5102﴿ struktur audit menunjukan proses atau harapan yang dilalui oleh seorang auditor. Secara umum
tahapan melakukan proses audit dilakukan secara sistematis dan sesuai dengan prosedur PSAK. Proses audit yang
sistematis tentu akan meningkatkan akurasi tingkat reliabilitas proses audit yang dilaksanakan. Agar pemeriksaan dapat
dilakukan secara sistematis, akuntan publik harus merencanakan pemeriksaannya sebelum proses pemeriksaan
dimulai,dengan membuat apa yang disebut struktur audit.
Dalam struktur audit antara lain dicantumkan kapan pemeriksaan dimulai, berapa lama jangka waktu pemeriksaan
diperkirakan, kapan laporan harus selesai, berapa orang audit staff yang ditugaskan, masalah‐masalah yang diperkirakan
akan dihadapi di bidang auditing, akuntansi ﴾gnitnuocca﴿ perpajakan dan lain‐lain. Selain itu dalam struktur audit, akuntan
publik harus menetapkan batas materialitas dan memperhitungkan risiko audit ﴾sugA, 2014: 25﴿
Profesionalisme
Menurut pengertian umum, seseorang dikatakan profesional jika memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk
melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi dengan menetapkan standar baku
di bidang profesi yang bersangkutan dan menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi yang telah
ditetapkan.
Menurut Mulyasa ﴾6102: 54﴿, profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan tertentu dan
Page 2
berkaitan dengan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Profesional merupakan sikap yang mengacu pada
peningkatan kualitas profesi
Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual. Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi
beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme adalah suatu atribut individual yang penting tanpa melihat suatu pekerjaan
merupakan suatu profesi atau tidak.

Kinerja
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja ﴾ajrek isatserp﴿ adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses ﴾alialruN, 462:7102﴿ Menurut pendekatan
perilaku dalam manajemen, kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh
seseorang yang melakukan pekerjaan ﴾snahtuL, 932:4102﴿.
Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja dengan standar yang ditetapkan ﴾relsseD,
152:5102﴿. Kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan ﴾naragenukgnaM, 78:5102﴿.

Matched Source

Similarity 2%
Title: Penilaian Prestasi Kerja dan Manajemen Kerja
melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. · Kinerja berasal dari kata Job Performance atau
actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian‐kinerja/

Similarity 4%
Title: Penilaian Prestasi Kerja dan Manajemen Kerja
Pengertian kinerja ﴾ajrek isatserp﴿ adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2016/02/Kel‐4‐Penilaian‐Prestasi‐Kerja‐dan‐Manajemen‐Kerja.pdf
Page 1

PLAGIARISM SCAN REPORT


Date 2021‐06‐08

Words 980

0% 100% Characters 8759


Plagiarised Unique

Content Checked For Plagiarism

Metode Pengumpulan Data


Riset Lapangan ﴾hcraeser dleif﴿, yaitu penelitian dengan mengadakan peninjauan langsung pada lokasi perusahaan dengan
maksud memperoleh data dan informasi melalui wawancara, observasi dan kuesioner ﴾onoyiguS, 112:4102﴿.
Riset Kepustakaan ﴾hcraeser yrarbil﴿, yaitu upaya untuk memperoleh data yang dilakukan oleh penulis melalui buku‐buku
sebagai landasan teori dalam penelitian ﴾onoyiguS, 212:4102﴿.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutif langsung data yang diperoleh dari lembaga
﴾isnatsni﴿ terkait, yang berhubungan dengan penelitian.
Wawancara dilakukan dengan Tanya jawab kepada responden. Hal ini dilakukan untuk menggali, mengumpulkan,
menemukan informasi yang dibutuhkan atau yang berhubungan dengan penelitian.
Kuesioner merupakan teknik pengolahan data dengan menyebarkan pertanyaan kepada auditor. Hal ini untuk
mendapatkan informasi mengenai tanggapan yang berhubungan mengenai masalah yang diteliti. Kuesioner yang
berbentuk rangkaian pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan, kemudian diberikan
kepada responden untuk diisi. Setelah diisi, kuesioner dikembalikan kepada peneliti ,kuesioner yang disebarkan berupa
daftar pertanyaan yang berkaitan dengan objek yang diteliti, kuesioner diberikan disertai dengan surat permohonan izin
dan penjelasan mengenai tujuan dari penelitian yang dilakukan tersebut. Selain itu, dalam penyebaran kuesioner juga
disertakan petunjuk pengisian kuesioner yang jelas agar memudahkan responden dalam memberikan jawabannya secara
lengkap. Skala yang digunakan adalah skala likert untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang
kejadian atau gejala sosial. Kategori dalam skala likert:

Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa nilai atau skor atas jawaban yang
diberikan responden terhadap pertanyaan‐pertanyaan yang ada dalam kuesioner.

Sumber Data
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya. Pengumpulan data ini dilakukan dengan
membagikan kuesioner kepada objek penelitian di kantor perwakilan BPK RI Provinsi Sumatera Barat dan diisi secara
langsung oleh responden, dimana responden tersebut adalah auditor.
Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel,
jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.
Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literatur, penelitian
terdahulu, buku, dan lain sebagainya.Data yang didapat dari arsip yang dimiliki oleh kantor perwakilan BPK RI Provinsi
Sumatera Barat, studi pustaka, penelitian terdahulu, dan jurnal yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti.

Populasi
Page 2
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif ataupun
kualitatif yang didasarkan pada karakteristik tertentu mengenai obyek secara lengkap dan jelas. ﴾milassugA Manguluang,
2015 : 66﴿.

Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara‐cara tertentu secara ilmiah ﴾milassugA
Manguluang, 2016 : 76﴿. Berdasarkan uraian diatas, dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik sampel jenuh atau total sampling dimana semua populasi dijadikan sebagai sampel penelitian.
Menurut Sugiyono ﴾6102: 58﴿ mendefinisikan sampling jenuh yaitu:“Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian
yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel.”
Dari pengertian diatas maka sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 ﴾hulup mane﴿ responden yaitu auditor yang
bekerja pada Kantor Perwakilan BPK RI Provinsi Sumatera Barat. Yang terdiri dari 4 orang penjabat struktural, 15 staff
penunjang atau pendukung / Non pemeriksa dan 41 orang staff fungsional / pemeriksa.

Metode Analisis

Uji Validitas
Untuk menjawab permasalahan pertama dilakukan uji validitas, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat‐
tingkat kevalidan, atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi,
sebaliknya instrumen yang kurang valid memilikivaliditas yang rendah. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauhmana data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Untuk menguji validitas instrument penelitian
digunakan teknik Korelasi Product Moment yang dirumuskan ﴾mamI Ghazali, 88:6102﴿ sebagai berikut:

Valid tidaknya suatu item instrumen dapat diketahui dengan membandingkan indeks Korelasi Product Moment Pearson
dengan level signifikansi 5%. Bila probabilitas hasil korelasi lebih kecil dari 0,05 maka instrumen dinyatakan tidak valid.
Sebaliknya, jika hasil korelasi lebih besar dari 0,05 maka instrumen dinyatakan valid. Selain itu juga dapat dilihat melalui
cara mengkorelasi antara skor butir ﴾X﴿ dengan skor total ﴾Y﴿. Bila korelasi tiap butir instrumen tersebut positif dan
besarnya 0,3 ke atas maka tiap butir instrumen tersebut merupakan construct yang kuat. Sebaliknya bila korelasi tiap butir
instrumen besarnya di bawah 0,3, maka butir instrumen tersebut tidak valid.

Uji Realibilitas
Menurut Ghozali ﴾09:6102﴿ mendefinisikan uji reliabilitas adalah suatu pengujian untuk mengukur apakah data reliable atau
handal dan dapat digunakan dalam pengolahan data dalam penelitian ini, dengan menggunakan koefisien alpha cronbach.
Apabila korelasi 0,7 maka dikatakan item tersebut memberikan tingkat reliabel yang cukup, sebaliknya apabila nilai korelasi
dibawah 0,7 maka dikatakan item tersebut kurang reliable.

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal.Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.Kalau asumsi
ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk menguji apakah data
berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji statistik Kolmogorov‐Smirnov Test. Residual berdistribusi normal jika memiliki
nilai signifikansi >0,05 ﴾mamI Ghozali, 2016: 061‐561﴿.

Uji Multikolineritas
Menurut Imam Ghozali ﴾501:6102‐601﴿ uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas ﴾nednepedni﴿. Untuk menguji multikolinieritas dengan cara melihat nilai VIF masing‐
masing variabel independen, jika nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan data bebas dari gejala multikolinieritas
Page 3

Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu
pengSangat an kepengSangat an yang lain ﴾ilazohG, 511:6102﴿. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot antara sresid dan zpred, dimanasumbu Y adalah Y yang telahdiprediksi,dansumbu X
adalah residual ﴾Y prediksi‐Y aynhuggnuses﴿ yang telah di‐standardized. Sedangakan

Matched Source

No plagiarism found
Page 1

PLAGIARISM SCAN REPORT


Date 2021‐06‐08

Words 991

0% 100% Characters 8599


Plagiarised Unique

Content Checked For Plagiarism

Pembahasan
Pengaruh Role Stress Terhadap Kinerja
Namun tingginya stress yang dihadapi oleh auditor saat menangani audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
audit yang dikerjakan, karena di dalam melakukan audit, adanya struktur audit yang dapat mencegal dari stress yang
dialami oleh para auditor. Serta adanya tenaga professional atau pimpinan auditir yang sudah biasa mengalami banyak
masalh yang terjadi pasa saat perlakuaan auditing. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Arlia
Sugiarmini dan Luh Kade Datrini ﴾7102﴿ yang menyatakan bahwa role stress tidak memiliki pengaruh yang signifikan
tehadap kinerja auditor.

Pengaruh gender Terhadap Kinerja


Pengambilan keputusan dalam pembuatan judgment harus didukung oleh informasi yang memadai. Menurut Fakih
﴾061:6102﴿ kaum pria dalam pengelolahan informasi biasanya tidak menggunakan seluruh informasi yang ada sehingga
keputusan yang diambil kurang komprehensif. Lain halnya dengan wanita, mereka dalam mengolah informasi cenderung
lebih teliti dengan menggunakan informasi yang lebih lengkap dan mengevaluasi kembali informasi tersebut dan tidak
gampang menyerah. Kaum wanita relatif lebih efisien dibandingkan kaum pria selagi mendapat akses informasi. Selain itu,
kaum wanita juga memiliki daya ingat yang lebih tajam terhadap suatu informasi baru dibandingkan kaum pria dan
demikian halnya kemampuan dalam mengolah informasi lebih hati‐hati sehingga dalam membuat keputusan judgment
lebih tepat dibandingkan kaum pria. Argumen ini didukung oleh hasil penelitian Chung dan Chung ﴾201:6102﴿.
Pola pikir dan alur mindset yang berbeda‐ beda berdasarkan gender tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadp
kinerja auditor. Karena sudah adanya SOP atau alur audit yang dilakukan sebelum melakukan auditor. Hal tersebut sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Gede Bandar Wira Putra dan Dodik Ariyanto ﴾7102﴿ yang menyatakan bahwa
gender tidak memilik pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor.

Pengaruh Struktur Audit Terhadap Kinerja


Struktur audit membantu auditor dalam melakukan audit lebih terarah, sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor. Staf
audit yang tidak mengetahui struktur audit akan mengalami kesulitan dalam audit. Hal ini mempengaruhi koordinasi
sehingga dapat mengganggu kinerja auditor.
Sedangkan pengertian kinerja Menurut Mink ﴾24:4102﴿ Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan
dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi
yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan
operasional.
Kinerja auditor diduga dapat ditingkatkan melalui penggunaan struktur audit. Keuntungan menggunakan struktur audit
yaitu: dapat mendorong efektivitas, dapat mendorong efisiensi, dapat mengurangi litigasi yang dihadapi KAP, mempunyai
dampak positif terhadap konsekuensi sumber daya manusia, dan dapat memfasilitasi diferensiasi pelayanan atau kualitas
﴾inanaF dkk, 8102﴿. Kondisi kerja yang kurang kondusif juga mempengaruhi kinerja auditor sehingga dapat mempengaruhi
kepercayaan masyarakat terhadap akuntan publik sebagai pihak yang independen dalam pengauditan laporan keuangan.
Efek potensial dari konflik peran dan ketidak jelasan peran sangatlah rawan kepada individual dalam pengertian
Page 2
konsekuensi emosional seperti tekanan tinggi yang berhubungan dengan pekerjaan, kepuasan kerja, dan menurunnya
kinerja tetapi juga bagi organisasi dalam pengertian kualitas kinerja yang lebih rendah.
Struktur audit dapat membantu kinerja para auditor tapi tidak memiliki pengaruh yang signifikan karena pengalaman
auditor yang sudah ada serta pembekalan yang ada para diri auditor dapat melatih auditor untuk lebih bekerja lebih baik.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andi Nurul Izmi Amalia ﴾7102 yang menyatakan bahwa struktur audit
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor.

Pengaruh Profesionalisme Terhadap Kinerja


Jika seorang seorang auditor memiliki keahlian aau profesional dalam melakukan audit maka hasil yang didapatkan sesuai
dengan semestinya. Dan waktu yang diberikan dalam melakuakn audit tidak lama. Hal tersebut sesuia dengan penelitian
yang dilakukan oleh Aulia ﴾8102﴿ Menyatakan bahwa Profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor. Dan penelitian
tersebut sejalan dengan Adhitio ﴾4102﴿ menyatakan bahawa profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Pengaruh Role Stress, Gender, Struktur Audit dan Profesionalisme Terhadap Kinerja
Pengambilan keputusan dalam pembuatan judgment harus didukung oleh informasi yang memadai. Lain halnya dengan
wanita, mereka dalam mengolah informasi cenderung lebih teliti dengan menggunakan informasi yang lebih lengkap dan
mengevaluasi kembali informasi tersebut dan tidak gampang menyerah.
Penelitian tentang hubungan gender, tekanan ketaatan, kompleksitas tugas dan audit judgment dilakukan oleh Jamilah
et.al., ﴾7102﴿. Hasilnya menunjukkan bahwa tekanan ketaatan berpegaruh secara signifikan terhadap audit judgment,
sedangkan gender dan kompleksitas tugas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Penelitian lain
oleh Zulaikha ﴾6102﴿ menunjukkan bahwa gender dan kompleksitas tugas tidak berpengaruh dalam keakuratan judgment
yang dibuat baik oleh laki‐laki maupun perempuan, hasilnya juga menunjukkan pengalaman sebagai auditor berpengaruh
langsung ﴾tceffe niam﴿ terhadap audit judgment.
Struktur audit membantu auditor dalam melakukan audit lebih terarah, sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor. Staf
audit yang tidak mengetahui struktur audit akan mengalami kesulitan dalam audit. Hal ini mempengaruhi koordinasi
sehingga dapat mengganggu kinerja auditor.
Hasil penelitian Fanani ﴾8102﴿ menunjukkan bahwa Kantor Akuntan Publik yang menggunakan struktur audit
meningkatkan kinerja auditor. Kinerja auditor diduga dapat ditingkatkan melalui penggunaan struktur audit. Keuntungan
menggunakan struktur audit yaitu: dapat mendorong efektivitas, dapat mendorong efisiensi, dapat mengurangi litigasi
yang dihadapi KAP, mempunyai dampak positif terhadap konsekuensi sumber daya manusia, dan dapat memfasilitasi
diferensiasi pelayanan atau kualitas ﴾inanaF dkk, 7102﴿. Kondisi kerja yang kurang kondusif juga mempengaruhi kinerja
auditor sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap akuntan publik sebagai pihak yang independen
dalam pengauditan laporan keuangan.
Efek potensial dari konflik peran dan ketidak jelasan peran sangatlah rawan kepada individual dalam pengertian
konsekuensi emosional seperti tekanan tinggi yang berhubungan dengan pekerjaan, kepuasan kerja, dan menurunnya
kinerja tetapi juga bagi organisasi dalam pengertian kualitas kinerja yang lebih rendah.

Dari uraian diatas dalam meningkatkan kinerja audit yang dilakukan oleh seorang auditor maka hubungan antara role
stress, gender , struktur audit dan profesiolisme. Jika seorang audit tidak mengalami tekanan stress, melakukan tugas
sesuai keahlian berdasarkan gender, setiap pengauditan pada instansi pemerintahaan para auditor memiliki struktur audit
dan dilakukan oleh seorang auditor yang profesional maka hasil audit yang dibutuhkan dapat digunakan semestinya.
Sebab gunanya auditing untuk menghindari kecurangan yang dilakukan serta salah penyajian laporan keuangan sehingga
pihak yang berkepentingan dalam penggunaan laporan audit tidak salah paham serta tujuan dan guna laporan keuangan
tersebut terlaksana dengan baik serta mampu meningkatkan kinerja yang bersih.
Ulasan diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adhitio ﴾4102﴿ yang menyatakan role stress, gender, struktur
audit dan profesionalisme bepengaruh terhadap kinerja auditor.

Matched Source

No plagiarism found
Page 1

PLAGIARISM SCAN REPORT

Date 2021‐06‐08

Words 230

0% 100% Characters 1632


Plagiarised Unique

Content Checked For Plagiarism

1. Role Stress secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kinerja. hal ini dapat dilihat dari nilai thitung< ttabel ﴾‐0,279 <
2,0040 ﴿ atau nilai signifikan 0,782 yang lebih besar dari α 0,05.
2. Gender secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kinerja, hal ini dapat dilihat dari nilai thitung< ttabel ﴾‐0,561 <
2,0040 ﴿ atau nilai signifikan 0,057 yang lebih besar dari α 0,05.
3. Struktur Audit secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kinerja, hal ini dapat dilihat dari nilai thitung< ttabel ﴾1,371
< 2,0040 ﴿ atau nilai signifikan 0,176 yang lebih besar dari α 0,05.
4. Profesionalisme secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja, hal ini dapat dilihat dari nilai thitung> ttabel ﴾4,468
>2,0040 ﴿ atau nilai signifikan 0,00 yang lebih kecil dari α 0,05.
5. Role Stress, Gender, Struktur Audit dan Profesionalisme secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja, hal ini dapat
dilihat dari nilai Fhitung>Ftabel ﴾9,700>2,54﴿ atau nilai signifikan 0,00 yang lebih kecil dari α 0,05.

Saran
1. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variable Role Stress, gender dan struktur audit tidak berpengaruh terhadap
terhadap Kinerja sehingga diharapkan kepada Auditor Bpk‐RI Perwakilan Provinsi Sumatera. Untuk merevaluasi kembali
terhadap fungsi dan efek dari role stress, gender dan serta struktur audit yang perlu jadi bahan perhatian bagi auditor.
2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pendukung pengambilan keputusan oleh pihak terkait dalam
hal mengetahui pengaruh antara variabel Profesionalisme terhadap Kinerja pada Auditor Bpk‐RI Perwakilan Provinsi
Sumatera.

Matched Source

No plagiarism found

Anda mungkin juga menyukai