Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

2. 1 | P a g e
3.
Ilmu psikologi mulai diakui sebagai ilmu yang mandiri sejak tahun 1879 saat
Wilhelm Mundt mendirikan laboratorium psikologi di Jerman. Sejak saat itu, ilmu psikologi
berkembang pesat yang ditandai dengan lahirnya berbagai aliran-aliran di dalamnya. Salah
satu aliran dalam ilmu psikologi tersebut adalah konsep kepribadian. Konsep ini pun akhirnya
dimaknai oleh banyak ahli dengan definisi yang beragam, salah satunya pemaknaan
konsep kepribadian dari aliran psikoanalisis (Ja’far: 2015).
Teori psikoanalisis adalah teori yang berusaha untuk menjelaskan tentang hakikat
dan perkembangan kepribadian manusia. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini
adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa
kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut,
yang pada umumnya terjadi pada anak-anak atau usia dini. Psikoanalisis memiliki banyak hal
untuk ditawarkan kepada pendidikan. Hubungan di antara mereka seperti sebuah perkawinan
di mana kedua pasangan sadar akan kebutuhan bersama mereka, tapi tidak terlalu mengerti
satu sama lain dan karena juga tidak mengerti akan namanya menyatu. Jadi tujuan-tujuan
pendidikan yang dinyatakan berdasarkan analisis psikoanalisis adalah memberi tuntunan bagi
pendidik dan anak didik tentang apa yang hendak dicapai, kegiatan-kegiatan yang mereka
lakukan, dan tentang kemajuan yang dicapai oleh anak didik.

Aliran humanistik muncul pada tahun 1940-an sebagai reaksi ketidakpuasan terhadap
pendekatan psikoanalisa dan behavioristik. Sebagai sebuah aliran dalam psikologi, aliran ini
boleh dikatakan relatif masih muda, bahkan beberapa ahlinya masih hidup dan terus-menerus
mengeluarkan konsep yang relevan dengan bidang pengkajian psikologi, yang sangat
menekankan pentingnya kesadaran, aktualisasi diri, dan hal-hal yang bersifat positif tentang
manusia.Dalam tulisan singkat ini akan dijelaskan mulai dari tokoh-tokoh penting dalam
aliran humanistik dan teorinya yang relevan dengan psikologi pendidikan, dan diakhiri
dengan aplikasi psikologi humanistik dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses
pembelajaran. Bab ini terfokuskan kepada pembahasan teori psikologi humanistik beserta
penerapannya terhadap al-Qur’an. Sebagaimana dijelaskan dalam bab sebelumnya, bahwa
dalam kajian teori, penulis menggunakan Psikologi Humanistik Abraham Maslow sebagai
alat untuk memahami psikologi Maryam yang terdapat dalam al-Qur’an. Penulis akan
memulai dengan memaparkan pengertian Psikologi Humanistik serta pandanganya terhadap
manusia, di dalamnya juga akan membahas cara kerja Psikologi Humanistik dalam
memahami manusia. Kemudian dalam sub-bab terakhir akan dibahas tentang psikologi
humanistik dan cara penerapannya pada kajian al-Qur’an.

Psikologi kognitif merupakan salah satu kajian dalam psikologi yang mempelajari
tentang persepsi, pemahaman, alur pikiran dan proses pemecahan masalah. Psikologi kognitif
sering digunakan hanya dalam pembentukan persepsi karya desain tanpa menggunakannya
dalam proses pembuatan karya. Dalam Desain Komunikasi Visual (DKV), proses kreatif
lekat dengan proses pemaknaan dan penyampaian pesan kepada audience. Perlunya
pemahaman desainer mengenai peranan psikologi kognitif dan proses kreatif dalam
pembuatan karya. Dengan demikian tujuan dari perancangan desain bukan hanya
penyampaian pesan dan pemaknaan karya semata, melainkan adanya perubahan perilaku
audience sebagai wujud keberhasilan suatu proses kreatif. 

Anda mungkin juga menyukai