Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Agustus 2019
dilaksanakan di laboratorium Teknik Kimia UM Palembang Waktu penelitian
dilakukan dari pukul 08.00 – 17.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Peralatan
Peralatan pretreatmen dan hidrolisis: Blender, cuter, ayakan, peralatan
gelas, gelas piala, alat pemanas, thermometer, kondensor, batang
pengaduk; Peralatan analisis: pH meter, peralatan fermentasi, fermentor
(wadah fermentasi), selang, dan Peralatan Pemurnian: alat destilasi,
Peralatan analisa: Piknometer

3.2.2 Bahan
Rumput Gajah, Saccharomyces Cerevisiae, H2SO4, NaOH, Na2S2O3, KI
NPK, Urea

3.3 Rancangan Penelitian


3.3.1 Variebel yang diteliti
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu :
a. Variasi konsentrasi alkaline (NaOH) dan acid delignifikasi (H2SO4) :
9 M, 11 M, 14 M, 17 M, 21 M %
b. Variasi volume katalis larutan hidrolisis : 5,10, 15, 20, 25 ml
3.3.2 Proses Pembuatan bioetanol
a. Pengambilan Limbah rumput gajah
Limbah rumput gajah diambil daerah jakabaring sebanyak ±2 karung
dipotong kecil kecil dengan ukuran 1-2 cm, dijemur dibawah sinar
matahri, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100 C selama 4
jam kemudian di blender hingga halus dan diayak

14
15

b. Alkaline Delignifikasi
1. Rumput gajah dihaluskan menggunakan blender dan diayak.
2. Serbuk rumput gajah sebanyak 200 gr dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer berukuran 1000 ml.
3. Tambahkan larutan NaOH (9 M, 11 M, 14 M, 17 M,21 M %)
dengan perbandingan bahan dan larutan NaOH sebesar 1:4 (b/v)
untuk 200 gram rumput gajah kemudian diinkubasi dalam water
bath pada suhu 121oC selama 1 jam.
4. Sampel disaring dan dicuci hingga pH netral kemudian dikeringkan
dalam oven pada suhu 105oC.
5. Analisa kadar lignin selulosa dan hemiselulosa dengan metode
Chesson Datta dan kadar lignin dengan metode kappa.

c. Acid Delignifikasi
1. Serbuk rumput gajah sebanyak 200 gr dihaluskan dan diayak
kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan
ditambahkan 200 ml H2SO4 (9 M, 11 M, 14 M, 17 M,21 M %) lalu
tutup rapat erlenmeyer dengan gabus.
2. Sampel dipanaskan 60 menit pada suhu 121 oC.
3. Setelah dipanaskan, sampel kemudian disaring dan fase solidnya
diambil kemudian dicuci dengan air beberapa kali hingga pH netral
(pH 7).
4. Filtrat kemudian dikeringkan di dalam oven selama 4 jam pada
suhu 105 oC, hingga kering.
5. Analisa kadar selulosa dan hemiselulosa dengan metode Chesson
Datta dan kadar lignin dengan metode kappa.

d. Hidrolisa Asam H2SO4


1. Rumput gajah yang telah halus sebanyak 100 gram dihidrolisis
dengan menambahkan katalis H2SO4 dan aquadest 1 liter.
2. Campuran tersebut kemudian kita hidrolisa pada volume katalis
sebanyak 5, 10, 15, 20, 25 ml selama 2 jam pada suhu 100℃ .
16

e. Fermentasi
1. Hasil hidrolisis disaring dengan kertas saring, fitrat selanjutnya
difermentasi dengan penambahan starter (Saccharomyces
cerevisease) sebanyak 8% dari jumlah filtrat yang difermentasi,
pH fermentasi 4 dan dilakukan penambahan Nutrisi NPK (16% P),
0,4 gr/L dan Urea (46%P) 0,5 gr/L dari volume hasil hidrolisis.
Proses fermentasi dilakukan dalam keadaan anaerob dengan
menutup rapat botol dan mengamati pada waktu ( 4 hari).
f. Distilasi
1. Hasil bioetanol yang didapat dari proses fermentasi dilakukan
pemurnian etanol dengan cara mendestilasi hasil fermentasi pada
suhu 70-80 C (suhu tetap dijaga) setelah volume larutan tinggal
10% destilasi dihentikan
2. Kemudian dianalisis kadar etanolnya diukur dengan menggunakan
piknometer

3.3.3 Analisis Hasil Proses


1. Penentuan kadar etanol menggunakan metode piknometer
Piknometer kosong dibersihkan dengan aseton, kemudian
dikeringkan dan ditimbang setra dicatat beratnya. Piknometer diisi
dengan aquadest hingga penuh, kemudian ditimbang dan dicatat
bertanya. Kelebihhan akuadest pada puncak pipa kapiler dibersihkan.
Replikasi dilakukan sebanyak 2 kali dalam setiap masing masing
sampel etanol. Penentuan berat jenis etanol dalam sampel dilakukan
sama sebagaimana pengukuran aquadest dengan
piknometer.Perhitungan menggunakan rumus:
ρ = m/Vp
dimana:
m = massa piknometer yang diisi sampel – massa piknometer
kosong
Vp = Volume Piknometer
17

2. Penentuan Kadar Selulosa dan Hemiselulosa dengan Metode


Chesson Datta.
1. Satu gr (a) sampel kering ditambahkan 150 ml H 2O kemudian
direfluks pada suhu 100 oC dengan water bath selama 1 jam.
2. Hasil refluks disaring dan dicuci dengan air panas. Residu
kemudian ditimbang (b).
3. Residu ditambahkan 150 ml H2SO4 1 N dan direfluks dengan
water bath selama 1 jam pada suhu 100 oC.
4. Hasil refluks disaring, dicuci dengan air sampai netral, dan
dikeringkan (c).
5. Residu kering ditambahkan 10 ml H2SO4 72% dan direndam pada
suhu kamar selama 4 jam. Kemudian ditambahkan 150 ml H 2SO4 1
N dan direfluks dengan water bath selama 1 jam.
6. Residu disaring dan dicuci dengan H2O sampai netral lalu
dipanaskan dengan oven pada suhu 105 oC dan hasilnya ditimbang
(d).
Perhitungan
Kadar selulosa dan hemiselulosa (%) dalam sampel dapat dihitung dengan
cara sebagai berikut:
c−d
a) Kadar Selulosa = x 100% ( Dr. Isroi, SSi., MSi.)*24
a

b−c
b) Kadar Hemiselulosa = x 100% ( Dr. Isroi, SSi., MSi.)
a

3. Pengujian Kadar lignin dengan Metode Kappa:


a. Masukkan sampel sebanyak 1 gram ke dalam gelas piala dan
tambahkan 400 ml aquadest dan masukkan magnetic stirrer lalu
hidupkan hot plate.
b. Tambahkan 50 ml larutan kalium permanganat 0,1 N dan 50 ml larutan
asam sulfat 4 N secara bersamaan.
c. Lalu biarkan pengadukan berlangsung selama 10 menit.
d. Setelah 10 menit, lalu tambahkan larutan kalium iodida 1 N sebanyak
10 ml.
18

e. Lakukan titrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N hingga larutan


berubah warna menjadi kuning.
f. Lalu tambahkan dengan indikator amilum 1% hingga larutan berubah
warna menjadi biru.
g. Selanjutnya lanjutkan titrasi hingga larutan tak berwarna (putih bening)
dan catat volume pemakaian natrium tiosulfat sebagai a ml dilakukan
percobaan yang sama sebanyak 3 kali.
h. Kerjakan untuk blanko seperti perlakuan pada point 1-7 tanpa
menggunakan sampel. Catat pemakaian volume larutan natrium
tiosulfat titrasi blanko sebagai b ml.

Perhitungan
Kadar lignin dalam sampel dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
(b−a) N
p=
0,1
pxf
k=
w
Kadar lignin = Bilangan Kappa x 0,15
Keterangan:
K : nilai bilangan Kappa
f : faktor koreksi
w : berat sampel (gram)
p : larutan permanganat yang terpakai oleh sampel (ml)
b : volume natrium thiosulfat (Na2S2O3) yang terpakai oleh blanko (ml)
a : volume natrium thiosulfat (Na2S2O3) yang terpakai oleh sampel (ml)
N: normalitas larutan natrium thiosulfat (Na2S2O3)
19

3.4 Diagram Alir Penelitian


3.4.1 Proses Penelitian Pembuatan Bioetanol

Pengambilan
rumput gajah di
daerah jakabaring
sebanyak ±2 karung

Dipotong dengan ukuran 1-


2cm

Dijemur dibawah sinar


matahari
Dikeringkan di oven pada
suhu 100 C selama 4 jam

Diblender hingga halus dan


diayak

Gambar 3.1 Diagram alir proses persiapan bahan baku rumput gajah
20

Rumput Gajah
200 gr

Delignifikasi
Alkaline (NaOH)
(9, 11, 14, 17,21%) dan
Acid Delignifikasi (H2SO4)
(9, 11, 14, 17, 21%)

Analisa Lignin, selulosa dan


hemiselulosa

Hidrolisa 100 gr rumput


gajah menggunakan
H2SO4 dengan variasi
volume larutan 5,
10,15,20,25 ml

Disaring

Filtrat difermentasi dengan


Saccharomyces cerevisease Penambahan Nutrisi
8% ,selama 4 hari NPK dan Urea

Dimurnikan

Analisa

Gambar 3.2 Diagram Alir Pembuatan Bioetanol

Anda mungkin juga menyukai