Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nike Hanna

NIM : 01012180099

TOPIC 2 – METODE PERHITUNGAN PENGHINDARAN PAJAK

1. Metode apa saja yang digunakan untuk menghindari perpajakan berganda internasional? Dan
jelaskan dengan perhitungan!

a. Metode pengurangan pajak (tax credit method): penghasilan dari luar negeri
merupakan objek Pajak dan harus digabungkan dengan penghasilan dari dalam negeri.
Namun, pajak yang telah dibayar oleh Wajib Pajak di luar negeri atas penghasilan dari
luar negeri tersebut dapat dikurangkan dari jumlah pajak terutang yang harus dibayar di
dalam negeri.
i. Full tax credit method: semua pajak yang dibayar di luar negeri dapat di kreditkan
dari jumlah pajak yang terutang atas seluruh penghasilan.
ii. Ordinary tax credit method: jumlah pajak yang dibayar di luar negeri dapat
dikurangkan tidak boleh melebihi jumlah pengurangan pajak yang dihitung
berdasarkan undang-undang domestik.
iii. Tax sparing credit method: Penghasilan dari negara sumber yang mendapat fasilitas
pembebasan pajak (tax holiday) dianggap tetap terutang pajak di negara sumber untuk
menghindari penghasilan tersebut dikenai pajak di dalam negeri (negara domisili).

Contoh:

WP Tn. Abdul merupakan WNI pada tahun 2019 memperoleh penghasilan sebagai
berikut:
- Dari dalam negeri Rp 200.000.000
- Dari luar negeri (Malaysia) Rp 100.000.000
Rp 300.000.000
- Tarif PPh Negara Indonesia 25%, Negara Malaysia 30%

i. Full Tax Credit Method


Total PPh terutang 25% x Rp 300.000.000 Rp 75.000.000
Pajak yang dibayar di Negara Malaysia:
30% x Rp 100.000.000 = Rp 30.000.000
Kredit pajak luar negeri Rp 30.000.000
Pajak yang masih harus dibayar Rp 45.000.000
ii. Ordinary Tax Credit Method
Total PPh terutang 25% x Rp 300.000.000 Rp 75.000.000
Pajak yang dibayar di Negara Malaysia:
30% x Rp 100.000.000 = Rp 30.000.000
Kredit pajak luar negeri:
(100 juta/300 juta) x Rp 75.000.000 Rp 25.000.000
Pajak yang masih harus dibayar Rp 50.000.000

iii. Tax Sparing Credit Method


Total PPh terutang 25% x Rp 300.000.000 Rp 75.000.000
Pajak yang dibayar di Negara Malaysia:
NIHIL = Rp 0
Kredit pajak luar negeri 30% x Rp 100.000.000 Rp 30.000.000
Pajak yang masih harus dibayar Rp 45.000.000

b. Metode pembebasan pajak (Tax Exemption Method)


i. Full Exemption Method: penghasilan dari luar negeri bukan merupakan penghasilan
yang dikenai pajak di dalam negeri.
Contoh:
WP Tn. Abdul merupakan WNI pada tahun 2019 memperoleh penghasilan sebagai
berikut:
- Dari dalam negeri Rp 200.000.000
- Dari luar negeri (Malaysia) Rp 100.000.000
Rp 300.000.000
- Tarif PPh Negara Indonesia 25%, Negara Malaysia 30%
Total PPh terutang = 25% x Rp 200.000.000 = Rp 50.000.000
ii. Tax Exemption at the Top: penghasilan dari luar negeri tetap merupakan objek pajak
di dalam negeri. Namun, terhadap penghasilan tersebut diberikan pembebasan pajak
yang dihitung dimulai dari lapisan pajak tertinggi.
Contoh:
WP Stu penduduk Negara Y dalam tahun 2019 memperoleh penghasilan sebagai
berikut:
- Dari dalam negeri Rp 75.000.000
- Dari luar negeri (Negara Z) Rp 75.000.000
Rp 150.000.000
Tarif PPh negara Y:
- s/d Rp 100.000.000, tarif 20%
- > Rp 100.000.000, tarif 25%
Tarif PPh negara Z: 30%

PPh terutang
Total PPh terutang:
- 20% x Rp 100.000.000 = Rp 20.000.000
- 25% x Rp 50.000.000 = Rp 12.500.000
Total PPh terutang Rp 32.500.000
Pembebasan pajak:
- 25% x Rp 75.000.000 Rp 18.750.000
Pajak yang masih harus dibayar Rp 13.750.000
iii. Tax Exemption at the Bottom: penghasilan dari luar negeri tetap merupakan objek
pajak di dalam negeri. Namun, terhadap penghasilan tersebut diberikan
pembebasan pajak yang dihitung dimulai dari lapisan pajak terendah.
Contoh:
WP Stu penduduk Negara Y dalam tahun 2019 memperoleh penghasilan sebagai
berikut:
- Dari dalam negeri Rp 75.000.000
- Dari luar negeri (Negara Z) Rp 75.000.000
Rp 150.000.000
Tarif PPh negara Y:
- s/d Rp 100.000.000, tarif 20%
- > Rp 100.000.000, tarif 25%
Tarif PPh negara Z: 30%

PPh terutang
Total PPh terutang:
- 20% x Rp 100.000.000 = Rp 20.000.000
- 25% x Rp 50.000.000 = Rp 12.500.000
Total PPh terutang Rp 32.500.000
Pembebasan pajak:
- 20% x Rp 75.000.000 Rp 15.000.000
Pajak yang masih harus dibayar Rp 17.500.000
iv. Proportional Tax Exemption: penghasilan dari luar negeri tetap merupakan objek
pajak di dalam negeri. Namun, terhadap penghasilan tersebut diberikan pembebasan
pajak yang dihitung secara proporsional berdasarkan perbandingan antara penghasilan
luar negeri dengan pajak yang terutang.
Contoh:
WP Stu penduduk Negara Y dalam tahun 2019 memperoleh penghasilan sebagai
berikut:
- Dari dalam negeri Rp 75.000.000
- Dari luar negeri (Negara Z) Rp 75.000.000
Rp 150.000.000
Tarif PPh negara Y:
- s/d Rp 100.000.000, tarif 20%
- > Rp 100.000.000, tarif 25%
Tarif PPh negara Z: 30%
PPh terutang
Total PPh terutang:
- 20% x Rp 100.000.000 = Rp 20.000.000
- 25% x Rp 50.000.000 = Rp 12.500.000
Total PPh terutang Rp 32.500.000
Pembebasan pajak:
- (75.000.000/150.000.000) x 32.500.000 Rp 16.250.000
Pajak yang masih harus di bayar Rp 16.250.000

c. Metode Pembebanan Pajak Sebagai Biaya (Tax Deduction Method): memandang


bahwa penghasilan dari luar negeri adalah obyek pajak dan diharuskan untuk digabung
dengan penghasilan dalam negerinya. Tapi, pajak yang sudah dibayarkan WP di luar
negeri atas penghasilan luar negeri tersebut diperlakukan sebagai biaya untuk menghitung
PPh terutang.
Contoh:
WP Tn. Abdul merupakan WNI pada tahun 2019 memperoleh penghasilan sebagai
berikut:
- Dari dalam negeri Rp 200.000.000
- Dari luar negeri (Malaysia) Rp 100.000.000
Rp 300.000.000
- Tarif PPh Negara Indonesia 25%, Negara Malaysia 30%

Dari luar negeri = 30% x Rp 100.000.000 = Rp 30.000.000


PPh terutang = 25% x (Rp 300.000.000 – Rp 30.000.000)
= Rp 67.500.000

d. Metode Pengurangan Tarif Pajak (Tax Rate Reduction Method): memiliki anggapan
bahwa penghasilan luar negeri adalah obyek pajak dan diharuskan untuk digabung
dengan penghasilan dalam negerinya. Tapi, penghasilan luar negeri dikenakan tarif lebih
rendah.
Contoh:
WP Tn. Abdul merupakan WNI pada tahun 2019 memperoleh penghasilan sebagai
berikut:
- Dari dalam negeri Rp 200.000.000
- Dari luar negeri (Malaysia) Rp 100.000.000
Rp 300.000.000
- Tarif PPh Negara Indonesia 25%
- Untuk penghasilan dari luar negeri diberi pengurangan 25%.
- Tarif PPh Negara Malaysia 30%
PPh terutang:
Dari penghasilan dalam negeri (25% x Rp 200.000.000) Rp 50.000.000
Dari penghasilan luar negeri (25% x 75% x Rp 100.000.000) Rp 18.750.000
Total PPh terutang Rp 68.750.000

Anda mungkin juga menyukai