Anda di halaman 1dari 76

Spesifikasi Teknis

Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

SPESIFIKASI TEKNIS

PROGRAM :
PENGELOLAAN PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS

KEGIATAN :
PEMBANGUNAN RUANG LABORATORIUM BIOLOGI
BESERTA PERABOTNYA

LOKASI :
SMAS AGAPE TANJUNG SELOR

TAHUN ANGGARAN

2021
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN RUANG LABORATORIUM BIOLOGI

BESERTA PERABOTNYA

1. LATAR BELAKANG
Secara Geograpis Sekolah SMAS Agape Tanjung Selor Terletak di Kabupaten Bulungan
Provinsi Kalimantan Utara. sebagai prasarana penyelenggaraan pendidikan dalam
menunjang penyelenggaraan pendidikan dapat terwujud dalam satu kesatuan yang andal dan
berkemampuan tinggi, maka dalam proses pembangunan gedung sekolah harus tetap perlu
memperhatikan tata ruang, pertumbuhan ekonomi, kelestarian lingkungan, keamanan dan
kenyamanan penggunanya.

Dalam upaya mewujudkan p e l a j a r dan masyarakat Indonesia yang maju, mandiri dan
sejahtera lahir dan batin sebagai landasan menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila, peranan pendidikan sekolah menegah atas amat penting dan strategis.

melalui sarana ini dapat menghasilkan putra dan putri untuk memajukan harkat dan
martabat manusia serta budaya bangsa melalui proses kegiatan belajar mengajar yang
nyaman.

Dalam usaha menumbuh kembangkan peningkatan sumber daya manusia untuk menyiapkan
tenaga-tenaga terampil dalam bidang-bidang tertentu dibutuhkan sarana dan prasarana yang
memadai disamping fasilitas materi pendidikan ketrampilan. Termasuk sarana dan prasarana
pendidikan yang lebih representatif diharapkan dapat membantu meningkatkan proses
belajar mengajar dalam menghasilkan output yang dapat bersaing dalam dunia pendidikan.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud
Kerangka Acuan Kerja ini dimaksudkan sebagai petunjuk bagi kontraktor yang memuat
masukan, azas, kriteria dan proses yang harus dipenuhi atau diperhatikan yang selanjutnya
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

akan diinterpretasikan kedalam tugas pokok penyedia jasa. Segera menyiapkan kebutuhan
dalam proses Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi SMAS Agape Tanjung Selor
Tahun Anggaran 2021 dapat terealisasi sesuai rencana kebijakan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara.

Tujuan
Terwujudnya sarana dan prasana sekolah dalam menunjang kegiatan belajar mengajar yang
representatif dalam mendukung dan menjalankan tugas pemerintah dalam memberikan
pelayanan dibidang pendidikan yang memadai.

3. STANDAR
TEKNIS
 Standar SNI yang berlaku
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
 Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/SE/M/2020
Tentang Persyaratan Pemilihan Dan Evaluasi Dokumen Penawaran Pengadaan Jasa
Konstruksi Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 14
Tahun 2020 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.

4. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Pengguna Jasa adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Provinsi kalimantan
Utara.

5. SUMBER PENDANAAN
Sumber Dana dari kegiatan ini adalah DAK Provinsi Kalimantan Utara dengan pagu
anggaran sebesar Rp 791.000.000,00 (Tujuh ratus Sembilan puluh satu juta rupiah)
termasuk PPN.

6. RUANG LINGKUP DAN LOKASI PEKERJAAN

a) Lingkup Kegiatan

Lingkup Kegiatan ini adalah : Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi SMAS


Agape Tanjung Selor Tahun Anggaran 2021. Secara garis besar kegiatan ini meliputi
bagian-bagian pekerjaan yang harus dilaksanakan sebagai berikut :

a. PEKERJAAN PERSIAPAN

b. PEKERJAAN TANAH
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

c. PEKERJAAN PONDASI

d. PEKERJAAN STRUKTUR

e. PEKERJAAN DINDING

f. PEKERJAAN PLESTERAN

g. PEKERJAAN PENGECATAN

h. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

i. PEKERJAAN FINISHING LANTAI & DINDING

j. PEKERJAAN ATAP

k. PEKERJAAN PLAFOND

l. PEKERJAAN SANITASI

m. PEKERJAAN MEKANIKAL ELETRIKAL

n. PEKERJAAN LAIN-LAIN

Dalam Hal melaksanakan pekerjaan, daftar refrensi seperti tersebut dibawah ini
ditetapkan an dipakai sebagai dasar pelaksanaan, namun tidak terbatas pada refrensi
berikut :

1. Refrensi peraturan atau buku-buku yang sesuai dengan bidang pelaksanaan


konstruksi;

2. Refrensi dan Juknis Ruang Praktik Siswa (RPS).

3. Gambar Kerja, Perincian Penawaran, Rencana Kerja dan Syarat-syarat yang


merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan kontrak pemborongan jasa
konstruksi.

Dalam pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud, penyedia JAsa :


1. Diwajibkan melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan sesuai spsifikasi teknis dalam kontrak;

2. Melaporkan secara berkala kepada KPA dan PPTK yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan.

3. Mengambil Langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan baik


didalam maupun diluar tempat kerja.

4. Seluruh kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan harus didokumentasikan


dengan foto-foto asli yang dilampirkan dalam laporan hasil pekerjaan.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

b) Lokasi Kegiatan
Kegiatan ini berlokasi di SMAS Agape Tanjung Selor Kabupaten Bulungan

1. PERSYARATAN KUALIFIKASI ADMINISTRASI/LEGALITAS

1. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yang masih
berlaku.

2. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang masih berlaku sebagaimna uraian berikut :

 Kualifikasi : Kecil

 Klasifikasi : Gedung Bangunan

 Sub Klasifikasi : BG-007 Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Pendidikan

2. TENAGA AHLI
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini adalah :

Jabatan/ Pendidikan Pengalaman


No Jumlah Keahlian
Penugasan Minimal Kerja

1 Pelaksana 1 Orang SMK 0 Tahun SKT Pelaksana Bangunan


Bangunan BANGUNAN Gedung / Pekerjaan Gedung
Gedung (TS051)
2 Petugas K3 1 Orang SMA 0 Tahun SKT Petugas K3

3. DAFTAR PERALATAN UTAMA YANG DIBUTUHKAN


NO. NAMA PERALATAN JUMLAH KAPSITAS KETERANGAN
1. Kendaraan Roda 4 / Pick Up 1 Unit 1,5 -2 ton HakMilik / Sewa
2. Genset 1 Unit Min.3000 HakMilik / Sewa
Watt
3. Concreate Mixer 1 Unit 0.5-0.7 M3 HakMilik / Sewa

4. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah Terealisasinya pekerjaan
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi SMAS Agape Tanjung Selor Tahun Anggaran
2021.

5. PELAPORAN
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

Pelaksana harus menyusun dan menyerahkan dokumen atau laporan kegiatan pekerjaan
kepada PPTK/PPK, sesuai dengan dokumen kontrak antara lain :
Laporan Harian, Laporan Mingguan, Laporan Bulanan, As Built Drawing dan DokumentasI
kegiatan

6. WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 5 (lima) bulan atau 150 (seratus lima puluh )
hari kalender terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

Waktu Pelaksanaan
No. Kegiatan 1 Bulan 5 Bulan
1 Penyusunan
Dokumen Lelang
2 Proses Lelang
3 Pelaksanaan
Konstruksi
4 Pemeliharaan 180 (Sertus Delapan Puluh) hari kalender setelah PHO

Paket : Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Perabotnya

Instansi : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Utara

Lokasi : Kabupaten Bulungan

TA : 2021

NO Jenis / Type Pekerjaan Identifikasi Jenis Bahaya Keriteria


1 Pekerjaan Pendahuluan 1) Kecelakaan dan gangguan kesehatan tenaga
kerja akibat tempat kerja kurang memenuhi syarat,
2) Kecelakaan dan gangguan kesehatan pekerja
akibat penyimpanan peralatan dan bahan atau
material kurang memenuhi syarat
3) Kecelakaan dan gangguan kesehatan pekerja
Kecil
akibat penyimpanan peralatan dan bahan atau
material kurang memenuhi syarat kecelakaan atau
gangguan kesehatan akibat kegiatan
pembongkaran tempat kerja, instalasi listrik,
peralatan dan perlengkapan, pembersihan dan
pengembalian kondisi yang kurang baik
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

2 Pekerjaan Galian dan 1) Kesehatan terganggu akibat kondisi kerja secara


urugan umum,
2) Terluka akibat kondisi dan penggunaan meteran
yang salah,
3) Kecelakaan akibat pengaturan lalu lintas kurang Kecil
baik,
4) Kecelakaan akibat jenis dan cara penggunaan
peralatan,
5) Kecelakaan akibat metode pemasangan patok.
3 Pekerjaan Pondasi 1) Terjadi kecelakaan atau terluka oleh alat atau
perlengkapan ukur akibat metode pelaksanaan
pekerjaan tidak dilakukan dengan benar
2) Terjadi gangguan kesehatan atau gangguan fisik
akibat pekerja tidak memakai perlengkapan kerja
yang sesuai dengan syarat;
3) Terjadi kecelakaan pada saat mobilisasi alat
pancang dan saat pemancangan
Pekerjaan Penyiapan 1) Gangguan kesehatan atau gangguan fisik akibat
pada Pekerjaan Beton pekerja tidak memakai perlengkapan kerja yang
sesuai dengan syarat
2) Gangguan paru-paru akibat debu dari material
di gudang/tempat penyimpanan,
3) Terjadi bahaya kebakaran dari gudang/material
4) Terjadi bahaya akibat concrete mixer
5) Terjadi kecelakaan akibat pemasangan rambu-
rambu lalu lintas sementara untuk pengamanan
kurang memadai dan tidak memenuhi syarat.
Pekerjaan Pemasangan 1) Bahaya kecelakaan pada pemasangan bekisting
Bekisting pada Pekerjaan pada tanah galian meliputi : tertimpa tanah galian,
Beton tertimbun tanah galian, tertimpa benda jatuh dan Kecil
terpeleset jatuh,
2) Kecelakaan akibat runtuhnya sisi galian akibat
pembebanan
3) Terjadi kecelakaan atau luka oleh karena paku-
paku yang menonjol keluar, tertimpa/tergencet
kayu/bekisting
Pekerjaan Penulangan 1) Terluka akibat pelaksanaan penulangan tidak
pada Pekerjaan Beton dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman dan
ahli dibidangnya, seperti : tertimpa besi tulangan,
terkena kawat tulangan,dan lain-lain,
2) Tertimpa benda jatuh seperti bekisting, besi
tulangan dan peralatan kerja lainnya,
Pekerjaan Pengecoran 1) Gangguan kesehatan atau gangguan fisik akibat
pada Pekerjaan Beton pekerja tidak memakai perlengkapan kerja yang
sesuai dengan syarat,
2) Kecelakaan akibat concrete mixer (kena rantai,
roda pemutar dll),
3) Tertimpa pengaduk beton ketika alat tersebut
sedang diangkat,
4) Terjatuh dari tempat pengecoran,
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

5) Terluka akibat membersihkan tabung pengaduk


beton,
6) Terluka akibat terkena percikan beton pada saat
menuangkan beton dari pengaduk beton,
7) Terjadi gangguan pada mata dan pendengaran
akibat getaran vibrator dan debu pada saat
mencampur semen, agregat dan air,
8) Terluka akibat arus pendek atau tersengat aliran
listrik ketika menggunakan vibrator listrik,
9) Kecelakaan akibat penyalur uetori ke alat
vibrator,
10) Luka akibat penggunaan vibrator,
11) Gangguan kesehatan oleh debu akibat
pencampuran beton,
12) Kecelakaan akibat robohnya cor beton,
13) Terjadi kecelakaan akibat proses penumpahan
adukan beton, pengadukan beton, alat penggetar
dan water tanker,
14) Terjadi kecelakaan atas orang luar yang masuk
kedalam areal pekerjaan,
15) Terjadi kecelakaan kerja ketika bekerja pada
kedaan gelap atau malam hari akibat penerangan
tidak cukup,
16) Kecelakaan akibat lantai kerja sementara
roboh.
4 Pekerjaan Beton 1) Pada waktu pengukuran harus diperhatikan agar
tidak menggangu penguna jalan/sesama pekerja
(resiko tertabrak kendaraan),
2) Terjepit alat pemotong besi/baja tulangan,
3) Luka akibat sisa-sisa besi/baja tulangan.
4) Tangan pekerja terkena barbender
Pekerjaan Pemasangan 1) Terjepit saat mengangkat tulangan. Luka akibat
pada Pekerjaan membengkokan tulangan baja/besi
Penulangan 2) Luka karena jarak antar sesama pembuat
tulangan,
3) Luka di tangan akibat kawat baja pada saat Kecil
mengikat tulangan,
4) Kecelakaan akibat tanah longsor/benda jatuh
Jika pemasangan tulangan dibawah permukaan
tanah,
5) Kecelakaan akibat tulangan runtuh jika
pemasangan tulangan dilakukan pada ketinggian
tertentu
6) Luka akibat sisa-sisa (potongan) tulangan
maupun kawat baja,
7) Terluka akibat pekerja dan alat.
5 Pekerjaan Pengukuran 1) Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara
dan Pematokan pada umum,
Pekerjaan Kecil
2) Terluka akibat kondisi dan penggunaan meteran
Galian Biasa yang
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

salah,
3) Kecelakaan akibat pengaturan lalu lintas kurang
baik,
4) Kecelakaan akibat jenis dan cara penggunaan
peralatan salah,
5) Kecelakaan akibat metode pemasangan patok.
Pekerjaan Penggalian 1) Kecelakaan terkena alat gali (cangkul, balencong
pada Pekerjaan Galian dll.) akibat jarak antar penggali terlalu dekat,
Biasa 2) Bahaya akibat lereng galian longsor,
3) Kecelakaan akibat operasional alat berat baik di
tempat lokasi galian, transportasi maupun di
tempat pembuangan.
Pekerjaan Pembuangan 1) Kecelakaan akibat tumpukan bahan galian yang
Bahan Galian pada akan digunakan untuk timbunan.
Pekerjaan 2) Pekerja terjatuh ke lubang galian
Galian Biasa 3) Tanah longsor/runtuh
7 Pengecoran Pekerja jatuh dari ketinggian
Pekerja jatuh saat mendirikan cetakan beton Kecil
Robohnya cetakan beton
8 Bongkar pasang Pekerja jatuh dari ketinggian
scaffolding (perancah) Scaffolding jatuh dan menimpa pekerja/fasilitas Kecil
Pekerja terluka ketika bekerja
9 Pembersihan debu dan Penyakit kulit akibat debu-debu dan asap
kotoran dengan
Kecil
compressor pada
pekerjaan pelat lantai Gangguan pernapasan akibat debu
10 Pemasangan penutup Gangguan pernapasan akibat debu
Kecil
atap Terjatuh dari ketinggian
11 Pemasangan plafon Pekerja/fasilitas terjatuh dari ketinggian Kecil
12 Pemasangan dinding dan Gangguan pernapasan akibat debu
Kecil
plesteran Terjatuh dari ketinggian
13 Pemasangan keramik Pekerja terluka akibat terkena mesin potong
keramik
Kecil
Tersengat listrik
Pekerja menghirup debu potongan keramik
14 Pekerjaan pasang kusen Terkena bor
dan pintu Terjepit pintu dan Kusen
Kecil
Tersengat listrik mesin/bor
Tertimpa pintu/kusen
15 Pekerjaan pengecatan Menghirup cat
Kejatuhan material Kecil
Pekerja jatuh dari ketinggian
16 Instalasi plumbing (pipa Pekerja terjatuh dari ketinggian
ledeng) Pekerja tertimpa peralatan dari ketinggian Kecil
Pekerja terluka akibat pipa
17 Instalasi listrik Terdapat percikan api
Kecil
Terkena sengatan listrik
18 Pekerjaan finishing Tersengat listrik mesin/bor Kecil
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

Terkena mesin finishing


Potongan partikel material mengenai mata

7. METODE KERJA / PROSEDUR PELAKSANAAN

I. PENJELASAN UMUM
1 LINGKUP 1.1 Kegiatan yang dilaksanakan adalah :
KEGIATAN Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta
Perabotnya
2 TEMPAT PROYEK 2.1 Pekerjaan ini dilaksanakan/dilakukan Di :
SMAS AGAPE Tanjung Selor

3 TEKNIK 3.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus


PELAKSANAAN mempelajari dengan benar dan berpedoman kepada
ketentuan – ketentuan yang tertulis pada Gambar – gambar
Kerja dan RKS ini beserta lampiran perubahannya.

3.2 Kontraktor diwajibkan melapor kepada Pemilik/Konsultan


Pengawas setiap akan melakukan kegiatan pekerjaan
dilapangan

3.3 Apabila terdapat perbedaan ukuran, kelainan –kelainan


antara Gambar Kerja dan RKS serta kesesuaiannya dilapangan
maka Kontraktor diharuskan melapor kepada
Pemilik/Konsultan Pengawas untuk segera mendapatkan
keputusan. Kontraktor tidak dibenarkan memperbaiki sendiri
perbedaan dan kelainan tersebut. Akibat dari kondisi tersebut
diatas dalam hal kontraktor memperbaiki tanpa persetujuan
dari perencana dan pemilik pekerja maka tanggung jawab
sepenuhnya ada pada kontraktor.kelalaian Kontraktor dalam
hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.4 Daerah Kerja (Construction Area) akan diserahkan kepada


Kontraktor selama waktu pelaksanaan pekerjaan dalam
keadaan seperti pada saat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
dan dianggap bahwa Kontraktor telah benar-benar
mengetahui tentang :

 Letak Bangunan yang akan direhab/perbaiki.


 Batas Persil/Lahan maupun kondisi pada saat itu.
 Keadaan awal bangunan serta rencana hasil perbaikannya
3.5 Kontraktor wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu)
set lengkap Gambar – gambar Kerja dan RKS ditempat
pelaksanaan pekerjaan untuk dapat dipergunakan setiap saat
oleh Pemilik Konsultan Pengawas

3.6 Atas perintah Konsultan Pengawas, Kontraktor diminta untuk


Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

membuat Gambar gambar penjelasan (Soft Drawing) berikut


perincian bagian-bagian khusus (Detail) yang biaya
pembuatan gambarnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Gambar tersebut setelah disetujui Konsultan Pengawas secara
tertulis akhirnya menjadi Gambar Pelengkap dari Gambar-
gambar Kerja yang ada.

4 JADWAL 4.1 Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah Kontraktor
PELAKSANAAN dinyatakan sebagai pemenang Lelang, atau dengan lain cara
ditunjuk oleh Pemberi Tugas Pemilik sebagai pelaksana
pembangunan, Kontraktor harus :

a. Jadwal waktu (time schedule) pelaksanaan Konstruksi


secara rinci yang di gambarkan secara Diagram panah
(Network planning) dan diagram balok (barchart).
b. Memiliki jadwal pengadaan tenaga kerja
c. Memiliki jadwal pengadaan bahan/material bangunan
d. Memiliki jadwal pengadaan dan pemakaian peralatan
e. Memiliki diagram cash-flow (arus tunai)
f. melakukan evaluasi kinerja secara berkala
g. melakukan perbaikan atas dasar hasil evaluasi
h. memiliki bukti yang menunjukkan inovasi-inovasi dalam
proses konstruksi

5 GAMBAR KERJA 5.1 Yang dimaksudkan dengan gambar – gambar kerja adalah:

a. Gambar – gambar meliputi gambar arsitektur, gambar


konstruksi, gambar instalasi listrik gambar perpipaan serta
gambar – gambar perubahannya yang telah disetujui oleh
Pemilik Konsultan Pengawas. Gambar gambar ini selain
dari gambar – gambar yang dibuat Konsultan Perencana
juga gambar – gambar yang dibuat oleh Kontraktor (Shop
Drawing) yang telah disetujui Pemilik Konsultan Pengawas
dan Konsultan Perencana.

b. Apabila terdapat perbedaan ukuran dan atau penjelasan


atau ketidaksesuaian antara gambar yang berlainan jenis
dan lingkupnya maka yang dapat dipakai pedoman
sebagai berikut :
 Secara fungsi yang dipakai pedoman adalah Gambar
Arsitektur.
 Semua jenis dan kualitas yang menyangkut bahan dan
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

perhitungan yang dipakai sebagai pedoman adalah


gambar yang sesuai jenis/lingkupnya diantaranya
adalah : gambar struktur, gambar elektrikal, gambar
mekanikal/plumbing atau gambar lain dengan
spesifikasi sesuai jenisnya.

c. Gambar pelaksanaan (shop drawing) harus dibuat oleh


kontraktor pemborong dengan ketentuan sebagai
berikut :
• Pembuatannya berdasarkan pada Gambar kerja dan
disampaikan kepada /konsultan pengawas untuk
mendapat persetujuan.

• Pekerjaan pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum


gambar pelaksanaan tersebut disetujui oleh konsultan
pengawas dan pemilik.

• Persetujuan terhadap gambar pelaksanaan bukan


berarti menghilangkan tanggung jawab kontraktor
terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Keterlambatan atas proses pembuatan shop drawing
ini tidak berarti kontraktor mendapat perpanjangan
waktu pelaksanaan.

d. Perubahan gambar kerja/perencanaan hanya dapat


dilakukan atas dasar perintah tertulis dari Pemberi Tugas
Pemilik berdasarkan pertimbangan konsultan pengawas
dan konsultan perencana dengan ketentuan sebagai
berikut :

 Perubahan rancangan ini harus digambar sesuai


dengan yang diperintahkan oleh Pemilik /Direksi
dengan persetujuan konsultan perencana dan jelas
diperlihatkan perbedaan antara gambar pelaksanaan
dan gambar perubahan rencananya.
 Gambar perubahan dibuat oleh kontraktor atas arahan
konsultan perencana dan disetujui oleh Pemilik
kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan
Tambah Kurang.
e. Gambar terbangun (As Build Drawing) harus dibuat oleh
kontraktor dengan ketentuan berikut :

 Gambar terbangun dibuat dan diserahkan pada akhir


pekerjaan dan harus sesuai dengan hasil pekerjaan
terpasang.
 Gambar terbangun harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas, dan diserahkan dalam bentuk hard copy asli
1 (satu) rangkap dan copy 2 (dua) rangkap dengan
ukuran A1 dan Soft Copy (Gambar Cad). Biaya
keseluruhan ditanggung oleh kontraktor.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

6 PETUNJUK 6.1 Semua instruksi dari Konsultan Pengawas harus dilaksanakan


PETUNJUK/ secara baik oleh Kontraktor, jika Kontraktor berkeberatan
menerima petunjuk/ Instruksi Konsultan Pengawas tersebut,
INSTRUKSI
maka harus mengajukan secara tertulis kepada Pemilik dalam
DIREKSI/
waktu 7 (tujuh) hari.
KONSULTAN
6.2 Apabila dalam batas waktu tersebut diatas Kontraktor tidak
PENGAWAS
mengajukan keberatan maka dianggap telah menyetujui dan
menerima Konsultan Pengawas untuk segera dilaksanakan.
Kontraktor diharuskan merekam mendokumentasikan atau
dengan kata lain mencatat setiap Petunjuk/ Instruksi
Konsultan Pengawas dalam buku harian lapangan/
pelaksanaan dan memintakan tanda tangan atau
sepengetahuan diketahui oleh Konsultan Pengawas.

7 PENETAPAN 7.1 Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan


UKURAN pekerjaan ini dan tidak boleh merubah ukuran tanpa seijin
Konsultan Pengawas terhadap dokumen perencanaan yang
telah disepakati. Setiap ada perbedaan dengan ukuran-ukuran
yang ada harus segera memberitahukan kepada Konsultan
Pengawas untuk segera ditetapkan diputuskan berdasarkan
persetujuan dari perencana dan pemilik. sebagaimana
mestinya

7.2 Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib memberitahu


Konsultan Pengawas, bagian pekerjaan yang akan dimulai
untuk diperiksa terlebih dahulu ketepatan ukuran –
ukurannya.

7.3 Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran satu


dengan yang lain dalam setiap bagian pekerjaan dan segera
melapor kepada Konsultan Pengawas setiap terdapat selisih/
perbedaan ukuran untuk diberikan keputusan pembetulannya
perbaikannya.

7.4 Mengingat setiap kesalahan ukuran akan selalu


mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan yang lainnya, maka
ketetapan akan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan
sungguh – sungguh. Kelalaian Kontraktor terhadap hal ini
tidak dapat diterima dan Konsultan Pengawas berhak untuk
membongkar pekerjaan dan memerintahkan untuk menepati
ukuran sesuai ketentuan.

8 BUKU HARIAN 8.1 Kontraktor diwajibkan menyediakan dan mengisi Buku Harian
LAPANGAN (BHL) Lapangan yang berisi laporan tentang jumlah tenaga/pekerja,
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

bahan – bangunan dan pekerjaan yang dilaksanakan, keadaan


cuaca, peralatan yang dipakai, pelaksanaan prinsip – prinsip
bangunan gedung hijau pada saat konstruksi, serta lain – lain
hal yang dianggap perlu atas petunjuk dan persetujuan
Konsultan Pengawas.

8.2 Buku Harian Lapangan harus disediakan oleh Kontraktor


sesuai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dan harus selalu
berada ditempat pekerjaan, diisi oleh Kontraktor dan
diketahui Konsultan Pengawas.

8.3 Konsultan Pengawas mencatat Instruksi- instruksi dan


petunjuk pelaksanaan yang dianggap perlu pada Buku Harian
Lapangan dan merupakan petunjuk yang harus diperhatikan
Kontraktor dan dibuat masing-masing 4 (empat) rangkap.

9 KEBERSIHAN DAN 9.1 Selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan berlangsung,


KETERTIBAN Kontraktor harus memelihara kebersihan lokasi
pembangunan maupun lingkungannya terutama jalan - jalan
disekitar Lokasi proyek, Direksi Keet, Gudang, Los Kerja dan
bagian dalam bangunan yang akan dikerjakan harus bebas
dari bahan bekas, tumpukan tanah dan lain - lain.

Untuk kebersihan lingkungan terutama jalan - jalan disekitar


lokasi pekerjaan yang harus dibersihkan.

Penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun


di halaman luar gudang harus diatur sedemikian rupa agar
tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum serta
untuk memudahkan pemeriksaan dan penelitian yang
9.2
dilakukan oleh Konsultan Pengawas.

Pada Penyerahan Pekerjaan Pertama, situasi bangunan serta


halamannya harus bersih dari sisa -sisa kotoran kerja.

Melakukan optimasi dalam pemakaian material sehingga


menciptakan pengurangan timbulan sampah konstruksi.
9.3
Memiliki area pemilahan dan pengumpulan sampah
konstruksi.

9.4 Membuat laporan pendaur ulangan sampah konstruksi.

9.5
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

9.6

10 ALAT KERJA 10.1 Kontraktor harus menyediakan alat - alat yang diperlukan
untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara
sempurna.

10.2
Bila sekiranya pekerjaan atau bagian pekerjaan telah selesai
dan tidak lagi memerlukan peralatan yang dimaksud,
Kontraktor diwajibkan untuk memindahkan alat – alat
tersebut dan memperbaiki kerusakan – kerusakan yang
diakibatkan oleh pemakaian peralatan tersebut serta
membersihkan bekas bekasnya.

Disamping menyediakan alat – alat seperti tersebut diatas,


Kontraktor harus pulamenyediakan alat bantu yang
diperlukan agar dalam situasi dan kondisi apapun pekerjaan
tidak terganggu.
10.3

Kontraktor memiliki jadwal, operasi alat-alat berat.

Seluruh alat berat memiliki jadwal pemeliharaan.

Seluruh alat berat memiliki izin kelaikan fungsi.


10.4
Seluruh operator alat berat memiliki sertifikat/ijin.

10.5 Kontraktor dapat meminimalkan waktu jeda operasional alat


berat (untuk yang menggunakan alat berat).

10.6 Rencana penggunaan alat berat dilakukan dengan tepat.

Alat berat yang digunakan pada proses konstruksi hemat


10.7 energy.

10.8
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

10.9

10.10

11 KECELAKAAN 11.1 Kecelakaan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan dan


KERJA menimpa pekerja maupun orang yang terlibat dalam
pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Kontraktor diharuskan untuk menyediakan alat


11.2 kesehatan/kotak PPPK yang terisi penuh dengan obat –
obatan yang sesuai dengan kebutuhan, lengkap dengan
seorang petugas yang mengerti dalam soal-soal
penyelamatan pertama dan kesehatan.

Kontraktor diwajibkan menyediakan alat - alat pemadam


kebakaran (untuk segala jenis api), pasir dalam bak, galah -
galah dan alat penyelamat kebakaran yang lain.
11.3

Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Kontraktor harus


mengikuti semua ketentuan umum yang berlaku dan
dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah terutama tentang
Undang-undang Keselamatan Kerja termasuk segala
kelengkapan dan perubahannya.
11.4

Kontraktor Memiliki metode pengingatan Kesehatan


Keselamatan Kerja dan Lingkungan melalui suara secara
berkala.

Menjelaskan tentang ketentuan baju dan peralatan


pengaman, disertai dengan bukti foto pelaksanaan di
lapangan.

11.5 Dalam dokumen rencana K3 memiliki SOP untuk setiap jenis


pekerjaan.

Terdapat rambu-rambu K3 di proyek kontruksi.

Terdapat induksi kepada pekerja konstruksi baru.

11.6 Melakukan usaha pencegahan timbulnya penyakit akibat


kerja konstruksi.

Menyediakan toilet yang layak pakai.

Aktivitas konstruksi memperhitungkan potensi dampak


negatif terhadap lingkungan (sosialisasi atau penyuluhan
sebelum mulai pekerjaan).
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

11.7

11.8

11.9

11.10

11.11

11.12

12 KEAMANAN 12.1 Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu


yang ada dan terjadi didaerah kerjanya terutama mengenai :
Kerusakan- kerusakan yang timbul akibat
kelalaian/kecerobohan baik disengaja atau tidak disengaja.
Penggunaan sesuatu bahan, peralata yang keliru/ salah.
Kehilangan - kehilangan bahan, peralatan kerja.

Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas,


Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas
dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan
12.2 diselesaikan persoalannya lebih lanjut.

Untuk mencegah kejadian - kejadian seperti tersebut diatas,


Kontraktor harus menyediakan pengamanan, antara lain
Penjagaan, Penerangan yang cukup dimalam hari, pemagaran
sementara lokasi kerja dan lain sebagainya.

13 PENYEDIAAN 13.1 Bila dalam RKS ini disebutkan nama dan pabrik pembuat
BAHAN MATERIAL Bahan/material, maka hal ini dimaksudkan menunjukkan
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

BANGUNAN standard minimal mutu/kualitas bahan yang digunakan dalam


pekerjaan ini.

Setiap bahan/material yang akan digunakan harus


disampaikan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk
13.2 mendapat persetujuan.

Contoh atau brosur Bahan Material yang akan digunakan


harus diadakan atas tanggungan Kontraktor, setelah disetujui
oleh Direksi/Konsultan Pengawas maka bahan/material
13.3 tersebut harus ditandai dan diadakan untuk dipakai dalam
pekerjaan nantinya.

Contoh bahan/material tersebut selanjutnya disimpan oleh


Direksi/Konsultan Pengawas untuk dijadikan dasar penolakan
bila ternyata bahan/material yang dipakai tidak sesuai dengan
contoh.

13.4
Kontraktor memiliki tempat penyimpanan material yang
aman sehingga yang dapat meningkatkan usia material.

Pemasok material dan/atau alat yang beralamat dekat


dengan lokasi proyek.

Pemasok material dan/atau alat yang produknya buatan


Indonesia.
13.5
Dalam proses konstruksi menggunakan material yang bahan
baku berasal dari Indonesia.

Dalam proses konstruksi menggunakan material yang ramah


13.6 lingkungan.

Rencana pengiriman dan pemanfaatan material dilakukan


dengan tepat sesuai dengan kriteria diatas.

13.7 Material yang digunakan memiliki sedikit kemasaan


pembungkus.

13.8
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

13.9

13.10

13.11

14 SERAH TERIMA 14.1 Pada akhir pekerjaan menjelang Penyerahan Hasil Pekerjaan
HASIL PEKERJAAN tahap pertama :

 Semua bangunan sementara harus dibongkar dan


dibersihkan bekas bekasnya.
 Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih,
utuh tanpa cacat.
 Kontraktor diwajibkan menyerahkan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas berupa:
a. 3 (tiga) set Gambar sesuai Terlaksana (As Build
Drawing) dari seluruh pekerjaan yang
dilaksanakannya termasuk Gambar Perubahannya.

b. 3 (tiga) Album Photo Proyek.

 Kontraktor harus membersihkan dan membuang sisa-sisa


bahan/material,sampah, kotoran bekas kerja dan barang
lain yang tidak berguna akibat dari pelaksanaan.

15 KETENTUAN 15.1 Ketentuan administrasi


PELAKSANAAN K3
Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum
bagi perusahaan Penyedia Jasa

Konstruksi, yaitu :

1) Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar


tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata
cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga
kerja terlindungi dari resiko kecelakaan.

2) Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin


peralatan, kendaraan atau alat-alat lain yang akan
digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan
keselamatan kerja, selanjutnya barang-barang
tersebut harus dapat dipergunakan secara aman.

3) Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan


terhadap tenaga kerja, agar tenaga

kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam


Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

keadaan selamat dan sehat.

4) Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja


yang karena jabatannya di dalam organisasi Penyedia
Jasa, bertanggung jawab mengawasi koordinasi
pekerjaan yang dilakukan untuk menghindarkan resiko
bahaya kecelakaan.

5) Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok


untuk tenaga kerja sesuai dengan keahlian, umur, jenis
kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.

6) Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin


bahwa semua tenaga kerja telah diberi petunjuk
terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-masing
dan usaha pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa
dapat memasang papan-papan pengumuman, papan-
papan peringatan serta sarana-sarana pencegahan
yang dipandang perlu.

7) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas


pemeriksaan berkala terhadap semua tempat kerja,
peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan,
lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja yang
aman.

8) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam


rangka penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan
kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

Laporan kecelakaan

1) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang


berbahaya harus dilaporkan kepada Instansi yang
terkait.

2) Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan


menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

a) Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap


kegiatan kerja, pekerja masing-masing dan

b) Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan


dan sebab-sebabnya.

Pembiayaan keselamatan dan kesehatan kerja

Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan


kerja harus sudah diantisipasi sejak dini yaitu pada saat
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

Pengguna Jasa mempersiapkan pembuatan desain dan


perkiraan biaya suatu proyek jalan dan jembatan.

Sehingga pada saat pelelangan menjadi salah satu item


pekerjaan yang perlu menjadi bagian evaluasi dalam
penetapan pemenang lelang. Selanjutnya Penyedia Jasa
harus melaksanakan prinsip-prinsip kegiatan kesehatan
dan keselamatan kerja termasuk penyediaan prasarana,
sumberdaya manusia dan pembiayaan untuk kegiatan
tersebut dengan biaya yang wajar, oleh karena itu baik
Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa perlu memahami prinsip-
prinsip keselamatan dan kesehatan kerja ini agar dapat
melakukan langkah persiapan, pelaksanaan dan
pengawasannya.

15.2 Ketentuan teknis

Tempat kerja dan peralatan

Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada


suatu proyek terkait dengan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut :

1) Pintu masuk dan keluar


a) Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat-
tempat kerja.

b) Alat-alat/tempat-tempat tersebut harus diperlihara dengan


baik.

2) Lampu / penerangan

a) Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah


bahaya, alat-alat penerangan buatan yang cocok
dan sesuai harus diadakan di seluruh tempat kerja,
termasuk pada gang-gang.
b) Lampu-lampu harus aman, dan terang.

c) Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas


bila perlu mencegah bahaya apabila lampu
mati/pecah.

3) Ventilasi

a) Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat


ventilasi yang sesuai untuk mendapat udara segar.

b) Jika perlu untuk mencegah bahaya terhadap


Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

kesehatan dari udara yang dikotori oleh debu, gas-


gas atau dari sebab-sebab lain; harus dibuatkan
ventilasi untuk pembuangan udara kotor.

c) Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan


debu, gas yang berbahaya, tenaga kerja harus
disediakan alat pelindung diri untuk mencegah
bahaya-bahaya tersebut di atas.
4) Kebersihan

a) Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak


diperlukan lagi harus dipindahkan ke tempat yang
aman.

b) Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau


dibengkokkan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan.

c) Peralatan dan benda-benda kecil tidak boleh


dibiarkan karena benda-benda tersebut dapat
menyebabkan kecelakaan, misalnya membuat
orang jatuh atau tersandung (terantuk)
d) Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh
dibiarkan bertumpuk di tempat kerja.

e) Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin


karena oli atau sebab lain harus dibersihkan atau
disiram pasir, abu atau sejenisnya.

f) Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah


dipakai harus dikembalikan pada tempat
penyimpanan semula.

Pencegahan terhadap kebakaran dan alat pemadam


kebakaran

Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu


tempat atau proyek dapat

dilakukan pencegahan sebagai berikut :

1) Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja


dipekerjakan harus tersedia :
a)Alat-alat pemadam kebakaran.

b) Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar.

2) Pengawas dan sejumlah/beberapa tenaga kerja harus


dilatih untuk menggunakan alat pemadam kebakaran.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

3) Orang-orang yang terlatih dan tahu cara mengunakan


alat pemadam kebakaran harus selalu siap di tempat
selama jam kerja.

4) Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka


waktu tertentu oleh orang yang berwenang dan
dipelihara sebagaimana mestinya.

5) Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat


pemadam kebakaran yang dapat dipindah-pindah
(portable) dan jalan menuju ke tempat pemadam
kebakaran harus selalu dipelihara.

6) Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di


tempat yang mudah dilihat dan dicapai.

7) Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran


harus tersedia di tempat-tempat sebagaiberikut :

a) di setiap gedung dimana barang-barang yang


mudah terbakar disimpan.

b) di tempat-tempat yang terdapat alat-alat untuk


mengelas.

c) pada setiap tingkat/lantai dari suatu gedung yang


sedang dibangun dimana terdapat barang-barang dan
alat-alat yang mudah terbakar.

8) Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia


kering harus disediakan :

a) di tempat yang terdapat barang-barang/benda-


benda cair yang mudah terbakar.

b) di tempat yang terdapat oli, bensin, gas dan alat-


alat pemanas yang menggunakan api.

c) di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal.

d) di tempat yang terdapat bahaya listrik/bahaya


kebakaran yang disebabkan oleh aliran listrik.

9) Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak


terjadi kerusakan-kerusakan teknis.

10) Alat pemadam kebakaran yang berisichlorinated


hydrocarbon atau karbon tetroclorida tidak boleh
digunakan di dalam ruangan atau di tempat yang
terbatas (ruangan tertutup, sempit).
11) Jika pipa tempat penyimpanan air(reservoir,
standpipe) dipasang di suatu gedung, pipa tersebut
harus :

a) dipasang di tempat yang strategis demi


Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

kelancaran pembuangan.

b) dibuatkan suatu katup pada setiap ujungnya.

c) dibuatkan pada setiap lubang pengeluaran air


dari pipa dengan sebuah katup yang
menghasilkan pancaran air bertekanan tinggi.

d) mempunyai sambungan yang dapat digunakan


Dinas Pemadam Kebakaran

Perlengkapan keselamatan kerja

Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi


pekerja dalam melaksanakan

tugasnya antara lain sebagai berikut :

1) Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari


benturan benda keras selama mengoperasikan atau
memelihara AMP.

2) Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan


terpeleset karena licin atau melindungi kaki dari
kejatuhan benda keras dan sebagainya.

3) Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk


melindungi mata pada lokasi pekerjaan yang banyak
serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.

4) Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun


ruang operator telah tertutup rapat, masker ini
dianjurkan tetap dipakai.

5) Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan


pekerjaan yang berhubungan dengan bahan yang keras,
misalnya membuka atau mengencangkan baut dan
sebagainya.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

Gambar 4.1. Perlengkapan keselamatan kerja

15.3 Pedoman untuk pelaku utama konstruksi

Pedoman untuk manajemen puncak

Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian manajemen


puncak untuk mengurangi biaya

karena kecelakaan kerja, antara lain :

1) Mengetahui catatan tentang keselamatan kerja dari


semua manajer lapangan. Informasi ini digunakan untuk
mengadakan evaluasi terhadap program keselamatan
kerja yang telah diterapkan.

2) Kunjungan lapangan untuk mengadakan komunikasi


tentang keselamatan kerja dengan cara yang sama
sebagaimana dilakukan pelaksanaan monitoring dan
pengendalian mengenai biaya dan rencana penjadualan
pekerjaan.

3) Mengalokasikan biaya keselamatan kerja pada anggaran


perusahaan dan mengalokasikan biaya kecelakaan kerja
pada proyek yang dilaksanakan.

4) Mempersyaratkan perencanaan kerja yang terperinci


sehingga dapat memberikan jaminan bahwa peralatan
atau material yang digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan dalam kondisi aman.

5) Para pekerja yang baru dipekerjakan menjalani latihan


tentang keselamatan kerja dan memanfaatkan secara
efektif keahlian yang ada pada masing masing divisi
(bagian) untuk program keselamatan kerja.

Pedoman untuk manajer dan pengawas

Untuk para manajer dan pengawas, hal-hal berikut ini dapat


diterapkan untuk mengurangi

kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanan


pekerjaan bidang konstruksi :

1) Manajer berkewajiban untuk melindungi keselamatan dan


kesehatan pekerja konstruksi sehingga harus menerapkan
berbagai aturan, standar untuk meningkatkan K3, juga
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

harus mendorong personil untuk memperbaiki sikap dan


kesadaran terhadap K3 melalui komunikasi yang baik,
organisasi yang baik, persuasi dan pendidikan,
menghargai pekerja untuk tindakan-tindakan aman, serta
menetapkan target yang realistis untuk K3.

2) Secara aktif mendukung kebijakan untuk keselamatan pada


pekerjaan seperti dengan memasukkan masalah
keselamatan kerja sebagai bagian dari perencanaan
pekerjaan dan memberikan dukungan yang positif.

3) Manajer perlu memberikan perhatian secara khusus dan


mengadakan hubungan yang erat dengan para mandor
dan pekerja sebagai upaya untuk menghindari terjadi
kecelakaan dan permasalahan dalam proyek konstruksi.
Manajer dapat melakukannya dengan cara

a) Mengarahkan pekerja yang baru pada pekerjaannya


dan mengusahakan agar mereka berkenalan akrab
dengan personil dari pekerjaan lainnya dan
hendaknya memberikan perhatian yang khusus
terhadap pekerja yang baru, terutama pada hari-
harinya yang pertama.

b) Melibatkan diri dalam perselisihan antara pekerja


dengan mandor, karena dengan mengerjakan hal itu,
kita akan dapat memahami mengenai titik sudut
pandang pari pekerja. Cara ini bukanlah mempunyai
maksud untuk merusak (“merongrong”) kewibawaan
pihak mandor, tetapi lebih mengarah untuk
memastikan bahwa pihak pekerja itu telah
diperlakukan secara adil (wajar).

c) Memperlihatkan sikap menghargai terhadap


kemampuan para mandor tetapi juga harus mengakui
suatu fakta bahwa pihak mandor itu pun (sebagai
manusia) dapat membuat kesalahan. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara mengizinkan para mandor
untuk memilih para pekerjanya sendiri (tetapi tidak
menyerahkan kekuasaan yang tunggal untuk
memberhentikan pekerja).

Pedoman untuk mandor

Mandor dapat mengurangi kecelakaan dan gangguan


Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

kesehatan dalam pelaksanaan

pekerjaan bidang konstruksi dengan :

1) Memperlakukan pekerja yang baru dengan cara yang


berbeda, misalnya dengan tidak membiarkan pekerja
yang baru itu bekerja sendiri secara langsung atau tidak
menempatkannya bersama-sama dengan pekerja yang
lama dan kemudian membiarkannya begitu saja.

2) Mengurangi tekanan terhadap pekerjanya, misalnya


dengan tidak memberikan target produktivitas yang tinggi
tanpa memperhatikan keselamatan dan kesehatan
pekerjanya.

Selanjutnya manajemen puncak dapat membantu para


mandor untuk mengurangi kecelakaan kerja dengan cara
berikut ini :

1) Secara pribadi memberikan penekanan mengenai tingkat


kepentingan dari keselamatan kerja melalui hubungan
mereka yang tidak formal maupun yang formal dengan
para mandor di lapangan.

2) Memberikan penekanan mengenai keselamatan kerja


dalam rapat pada tataran perusahaan.

Pedoman untuk pekerja

Pedoman yang dapat digunakan pekerja untuk mengurangi


kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanaan
pekerjaan bidang konstruksi antara lain adalah :

1) Permasalahan pribadi dihilangkan pada saat masuk


lingkungan kerja.

2) Tidak melakukan pekerjaan bila kondisi kesehatan kurang


mendukung.

3) Taat pada aturan yang telah ditetapkan.

4) Memahami program keselamatan dan kesehatan kerja.

5) Memahami lingkup kerja yang diberikan.


Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

II PEKERJAAN PERSIAPAN
1 UKURAN 1.1 Ukuran-ukuran, patokan-patokan dan ukuran tinggi telah
ditentukan dalam gambar dan disesuaikan dengan kondisi
existing lapangan.
1.2 Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar utama dan
gambar perincian, maka yang mula-mula mengikat adalah
gambar utama. Namum demikian hal tersebut harus
dilaporkan Konsultan Pengawas untuk penentuan
kebenarannya.
1.3 Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum dan
selama pekerjaan berlangsung akan menjadi tanggung jawab
pemborong sepenuhnya.
1.4 Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan
dipelihara ketelitiannya dengan menggunakan alat-alat
waterpass atau theodolith.

2 PEKERJAAN 2.1 Sebelum pekerjaan dimulai, lapangan/lokasi terlebih dahulu


PEMBERSIHAN dibersihkan dari barang-barang atau hal-hal lain yang dapat
LAPANGAN mengganggu pekerjaan.
2.2 Selama pekerjaan berlangsung, lapangan harus dijaga
kebersihannya dan penempatan bahan proyek harus diatur.
2.3 Seluruh sisa bahan/material yang tidak terpakai juga seluruh
sisa-sisa sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan
pekerjaan.

3 PAPAN NAMA 3.1 Papan Nama Proyek dibuat dari kayu Kalimantan dengan
PROYEK ukuran 150 x 100 cm dengan bagian depan diserut / diketam
sampai rata dan halus.
3.2 Pada permukaan yang rata dan halus di beri cat dasar dan
selanjutnya di beri tulisan
- Nama Proyek.

- Pemilik Proyek.

- Lokasi Proyek .

- Jumlah Biaya ( Kontrak ).

- Nama Konsultan Perencana.

- Nama Konsultan Pengawas .

- Nama Pelaksana ( Kontraktor ).

- Proyek dimulai tanggal , bulan , tahun.

3.4 Papan Nama Proyek di pasang pada tempat yang strategis /


mudah terlihat dengan menggunakan tiang penyangga 2 buah
menggunakan kayu Kalimantan ukuran 5/10 cm dengan
bagian tertanam min. 50 cm dengan penguat beton serta
tinggi terlihat min. 200 cm.
3.5 Setelah selesai pemasangan papan nama proyek, pemborong
harus lapor kepada Direksi lapangan untuk pemeriksaan dan
persetujuannya.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

4 PAPAN 4.1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Kalimantan


BANGUNAN dengan ukuran 3 x 20 cm dan sisi sebelah atasnya diserut /
(BOUWPLANK) diketam sampai rata dan halus.
4.2 Keseluruhan tinggi papan bangunan harus sama dengan peil
yang telah direncanakan.
4.3 Setelah selesai pemasangan papan bangunan, pemborong
harus lapor kepada Direksi lapangan untuk pemeriksaan dan
persetujuannya sebelum seluruh pekerjaan selanjutnya
dilakukan.

5 AIR KERJA 5.1 Kontraktor harus memperhitungkan penyediaan air untuk


keperluan bangunan, air minum untuk pekerja dan untuk
keperluan lainnya, baik dengan sumur pompa atau cara-cara
lain yang memenuhi syarat.

Air hujan dimanfaatkan sebagai sumber air bersih untuk


konstruksi.
Memiliki sistem penahan air permukaan sehingga memiliki
waktu yang cukup untuk dapat diresapkan ke tanah.
5.2
Melakukan kegiatan konservasi air.
Memiliki sumur resapan.
Memiliki kolam penampungan air hujan.
5.3 Memiliki kolam penampungan air hujan dengan kapasitas
yang besar.
5.4

5.5

5.6

5.7

5.8

6 LISTRIK KERJA 6.1 Kontraktor memiliki rencana penggunaan energi saat


(ENERGI) konstruksi.
Kontraktor memiliki SOP manajemen sesuai dengan
6.2 ketentuan diatas.
Kontraktor melaksanakan SOP, dibuktikan dengan hasil
penggunaan energi sesuai dengan rencana.
Kontraktor melakukan manajemen energi pada pelaksanaan
6.3 konstruksi.
Kontraktor melakukan kegiatan penghematan energi.
Kontraktor melakukan kegiatan penghematan sumber daya.
6.4 Kontraktor pernah melakukan dan memiliki laporan audit
energi dari peralatan.
Kontraktor memiliki aturan mengenai konservasi energi.
6.5.

6.6

6.7
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

6.8

III SPESIFIKASI TEKNIS


1 LINGKUP 1.1 Kegiatan yang dilaksanakan ialah
PEKERJAAN Pembangunan Lab Biologi Biologi SMA
Agape
2 PEKERJAAN TANAH 2.1 Pekerjaan Galian
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat seperti yang
ditentukan dalam gambar. Kontraktor harus menjaga supaya
tanah di bawah dasar elevasi seperti pada gambar rencana
atau ditentukan oleh “Pengawas Lapangan”, tidak terganggu,
jika terganggu Kontraktor harus mengurug kembali lalu
dipadatkan sesuai syarat yang tertera dalam spesifikasi di
bawah ini
2.2 Syarat-syarat Pelaksanaan
 Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar
dan syarat-syarat yang ditentukan menurut keperluan.
 Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada
dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman
atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar
sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan sirtu,
disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali
dasar yang waterpas.
 Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik
pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan
pondasi harus disediakan pompa air atau pompa lumpur
yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk
menghindari tergenangnya air pada dasar galian.
 Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap
dinding tepi galian agar tidak longsor dengan
memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau lereng yang cukup.
 Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah
pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat
sekali dengan lubang galian yaitu dengan memberikan
penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga
dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami
kerusakan.
 Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan
galian, setelah mencapai jumlah tertentu harus segera
disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat
yang dianggap perlu dan atas petunjuk “Pengawas
Lapangan”.
 Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug
dengan tanah yang bersih bebas dari segala kotoran dan
memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug.
 Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang


berharga yang mungkin ditemui di lapangan harus
dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita
kerusakan harus direparasi/diganti oleh Kontraktor atas
tanggungannya sendiri.
2.3 Pembersihan
Seluruh sisa pengalian yang tidak terpakai buat penimbunan
dan penimbunan kembali, tidak termasuk didalamnya adalah
puing–puing sisa, runtuhan–runtuhan, sebagian digunakan
untuk bahan timbunan sedangkan yang lain beserta sampah-
sampah harus disingkirkan dari lapisan pekerjaan. Seluruh
biaya untuk ini adalah tanggung jawab pemborong.

3 PEKERJAAN BETON 3.1 Syarat-syarat untuk pekerjaan ini berlaku PBI 1971 serta
BERTULANG peraturan untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI.3
(PUBB) tahun 1956.
3.2 Konstruksi beton dibuat dengan mutu beton minimum K-300
untuk Beton non struktur dan K-100 untuk beton struktur
dengan mutu baja BJTD32 (untuk tulangan Ø > 16 mm) dan
BJTD24 (untuk tulangan Ø < 19 mm).
3.3 Pekerjaan struktur beton yang dilaksanakan meliputi

pondasi Foot plat, sloof, kolom, ring balk, balok, balok lateu,
plat lantai, konsol dan plat dan lain-lain sesuai gambar.

3.4 Bahan beton yang digunakan, jenis split yang cukup


kekerasannya tidak berpori dan tidak rapuh. Pasir yang
digunakan pasir beton yang tidak boleh mengandung lumpur.
Semen yang digunakan adalah Semen Gresik / Holcim.
3.5 Untuk seluruh pekerjaan yang berkelanjutan harus sudah
dipersiapkan tulangan-tulangan / stek-stek untuk pekerjaan
berikutnya sesuai dengan peraturan yang berlaku dan sesuai
dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas / Perencana.

4 PEKERJAAN 4.1 Lingkup pekerjaan


PEMASANGAN a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu
BEKISTING lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan
sempurna
b. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan begesting
4.2 Persyaratan Bahan

1. MATERIAL
 Material untuk bekisting dapat dibuat dari tripleks 9 mm,
kayu, besi, atau material lain yang disetujui oleh Engineer.
Semua type material tadi bila digunakan tetap harus
memenuhi kebutuhan untuk bentuk, ukuran, kualitas dan
kekuatan, sehingga didapat hasil beton yang halus, rata,
dan sesuai dimensi yang direncanakan.
 Bekisting yang digunakan untuk beton exposed, harus
benar-benar mempunyai permukaan yang halus.Jika
digunakan bekisting multipleks, sambungan antara tepi-tepi
bekisting harus dibuat dengan diprofil hingga didapat
permukaan dalam bekisting yang benar-benar rata sesuai
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

yang direncanakan.
4.3 Syarat Pelaksanaan

 Kontraktor harus menyerahkan kepada Engineer semua


perhitungan dan gambar rencana bekistingnya untuk
mendapat persetujuan bilamana diminta Engineer,
Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai. Dalam hal
bekisting ini, walaupun Engineer telah menyetujui untuk
digunakannya suatu rencana bekisting dari kontraktor,
segala sesuatunya yang diakibatkan oleh bekisting tadi
tetap sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
 Bekisting harus benar-benar menjamin agar air yang
terkandung dalam adukan beton tidak hilang atau
berkurang. Konstruksi bekisting harus cukup kaku, dengan
pengaku-pengaku (bracing) dan pengikat (ties) untuk
mencegah terjadinya pergeseran ataupun perubahan
bentuk yang yang diakibatkan gaya-gaya yang mungkin
bekerja pada begetting tadi. Hubungan-hubungan antara
bagian begisting harus menggunakan alat yang memadai
agar didapat bentuk dan kekakuan yang baik. Pengikatan
bagian begesting harus dilakukan horizontal dan vertical.
Semua bekisting harus direncanakan agar dalam proses
pembukaan tanpa memukul atau merusak beton. Untuk
pengikatan dalam beton harus menggunakan batang
besidan murnya.
 Semua material yang selesai digunakan sebagai bekisting
harus dibersihkan dengan teliti sebelum digunakan
kembali, dan bekisting yang telah digunakan berulang kali
dan kondisinya sudah tidak dapat diterima Engineer, harus
segera disingkirkan untuk tidak dapat dipergunakan lagi
atau bilamana mungkin diperbaiki agar kembali sempurna
kondisinya.
 Bekisting untuk beton plat lantai dilapisi plastik agar hasil
pembetonannya baik dan halus.
 Untuk kayu bekisting disyaratkan tebal minimum 3 cm
untuk jenis Albasia atau 2 cm untuk kayu Kalimantan atau
Tripleks 4 mm.
 Sedangkan sebagai penyangga dan skuur-skuurnya
digunakan Bambu (dengan memperhatikan peraturan-
peraturan yang berlaku). Ukuran bambu dia. 7 s/d 10 cm,
jarak dolken ke dolken tidak boleh lebih dari 50 cm.
 Tulangan dan sengkang tidak boleh melekat pada bekisting
atau tumpuan lain, untuk itu harus dibuatkan ganjal-ganjal
dari balok-balok / tahu-tahu beton dengan syarat tebal dan
pemasangan sesuai dengan PBI 1971

5 PEKERJAAN 5.1 Pelaksanaan Pemasangan Tulangan, Pembengkokan Dan


PEMBESIAN Pemotongan
Persiapan
a.Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill
steel) dan karat lepas, serta bahan-bahan lain yang
mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan pada
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin


rekatannya.
b. Pemilihan/Seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan
Pemasangan Tulangan
a. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan SNI 03-
2847-2002 koordinasi dengan bagian lain dan kelancaran
pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk
menghindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan
tulangan pada lubang-lubang (openings)/bukaan.
b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan
kawat baja, hingga sebelum dan selama pengecoran tidak
berubah tempatnya.
 Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus
dipasang pada posisi yang benar dan untuk menjaga
jarak bersih digunakan spacers/penahan jarak.
 Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus
ditunjang untuk memperoleh lokasi yang tepat selama
pengecoran beton dengan penjaga jarak, kursi
penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
 Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di
atas agregat (seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan
kedap air harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu
beton yang mutunya paling sedikit sama dengan beton
yang akan dicor.
 Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan
tebal penutup beton. Untuk itu tulangan harus dipasang
dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan
mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan
dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-
blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang
sebanyak minimum 4 buah setiap m2 cetakan atau
lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar
merata.
c. Penempatan Tulangan
 Tulangan, tendon pra tegang, dan selongsong prategang
harus ditempatkan secara akurat dan ditumpu
secukupnya sebelum beton dicor, dan harus dijaga agar
tidak tergeser melebihi toleransi yang diijinkan.
 Bila tidak ditentukan lain oleh pengawas lapangan,
tulangan, tendon prategang, dan selongsong prategang
harus ditempatkan dengan toleransi berikut :
 Toleransi untuk tinggi d dan selimut beton minimum
dalam komponen struktur lentur, dinding dan
komponen struktur tekan harus memenuhi ketentuan
 Toleransi letak longitudinal dari bengkokan dan ujung
akhir tulangan harus sebesar ± 50 mm kecuali pada
ujung tidak menerus dari komponen struktur dimana
toleransinya harus sebesar ± 13 mm.
 Jaring kawat las (dengan ukuran kawat yang tidak
melampaui P6 atau D6) yang digunakan dalam pelat
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

dengan bentang yang tidak melampaui 3m boleh


dilengkungkan mulai dari titik dekat sisi atas pelat di
atas tumpuan hingga suatu titik dekat sisi bawah pelat
pada tengah bentang, asalkan tulangan tersebut
menerus atau diangkur dengan baik di daerah tumpuan.
 Penyatuan atau penyambungan batang tulangan yang
bersilangan dengan menggunakan las tidak
diperkenankan kecuali bila diijinkan oleh pengawas
lapangan.
d. Pembengkokan tulangan, sesuai dengan PBI’71
 Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan
dengan cara-cara yang merusak tulangan itu.
 Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok
dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam
jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
 Batang tulangan yang tertanam sebagai di dalam beton
tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan di lapangan,
kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar
rencana atau disetujui oleh perencana.
 Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus
dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila
pemanasan diijinkan oleh perencana.
 Apabila pemanasan dijinkan, batang tulangan dari baja
lunak (polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai
kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai
suhu lebih dari 8500 C.
 Apabila batang tulangan dari baja lunak yang
mengalami pengerjaan dingin dalam pelaksanaan
ternyata mengalami pemanasan di atas 1000 C yang
pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan
sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja
tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin.
 Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan
tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
 Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh
dilakukan dalam jarak 8 kali diameter (diameter
pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan.
e. Toleransi pada pemotongan dan pembengkokan tulangan.
 Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar
rencana dengan toleransi-toleransi yang diisyaratkan
oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh
perencana, pada pemotongan dan pembengkokan
tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperti
tercantum dalam ayat-ayat berikut:
 Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong
menuru ukuran dan terhadap panjang total dan ukuran
intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi
sebesar + 25 mm,
 Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok
ditetapkan toleransi sebesar + 12 mm untuk jarak lebih
dari 60 cm.
 Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

ikatan ditetapkan toleransi sebesar + 6 mm.


f. Panjang penjangkaran dan panjang pentaluran.
 Besi tulangan mutu BJTD-24
 Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
 Panjang penyaluran= 30 diameter dengan kait
 Besi tulangan mutu BJTD-32
 Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
 Panjang penyaluran= 40 diameter tanpa kait
 Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana
terjadi tegangan terbesar. Sambungan untuk tulangan
atas pada balok dan pelat beton harus diadakan di
tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan.
Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan.
 Ketidaklurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh
melampaui perbandingan 1 terhadap 10.
 Standard pembengkokan.
 Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan
SNI T15-03-1991 (Tata Cara Penghitungan Struktur
Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan
lain.

6 PENGECORAN 6.1 Sebelum pengecoran beton dilakukan, pemborong wajib


BETON untuk melaporkan kepada pengelola Proyek/konsultan
perencana dan konsultan pengawas untuk pemeriksaan dan
dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk mulai
pengecoran, hal ini dilakukan untuk seluruh pekerjaan beton.
6.2 Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum pengecoran
dimulai pemborong harus membuat kubus beton
pendahuluan sebanyak minimal 15 buah dan diteskan
dilaboratorium penelitian bahan-bahan bangunan.
6.3 Sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelum pengecoran
pertama pemborong harus menyerahkan hasil pemeriksaan
test pendahuluan dari laboratorium pemeriksaan beton yang
disetujui pengelola proyek / konsultan perencana.
6.4 Tempat-tempat sambungan pengecoran ditentukan bersama-
sama antara pengelola proyek, konsultan perencana dan
pemborong.
6.5 Pengadukan beton harus dilakukan dengan menggunakan
mesin pengaduk beton (beton mollen) dan dalam
pengecorannya dilakukan dengan menggunakan mesin
penggetar (vibrator).
6.6 Alat penggetar digunakan dengan posisi berdiri 90 derajat
hanya dalam keadaan khusus diperkenankan bersudut 45
derajat.
6.7 Kekentalan dari beton harus sesuai dengan pengujian slump
dengan kerucut terpancung yang pelaksanaannya disesuaikan
dengan yang disyaratkan PBI tahun 1971.
6.8 Selama pelaksanaan pengecoran beton, pemborong harus
membuat kubus beton 15x15x15 cm yang diambil dari bahan
yang sedang dalam pengecoran, untuk diperiksakan
kelaboratorium pemeriksaan beton dengan jumlah test kubus
beton sesuai yang disyaratkan pada PBI 1971.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

7 PEMBONGKARN 7.1 Pembongkaran bekisting hanya dapat dilakukan 21 hari


BEKISTING setelah pengecoran dan mendapat ijin tertulis dari Direksi
/PENYIRAMAN lapangan kecuali bila digunakan bahan additive.
BETON
Penyiraman beton:

7.2 Pada permukaan atas dari beton plat lantai, luifel begitu dicor
terus diredam dengan air terus menerus, untuk menjaga
jangan sampai air keluar, pada bagian tepi plat dimana
kemungkinan air dapat mengalir keluar, diberi tanggul dari
adonan tanah sedemikian rupa sehingga air tetap berada
diatas plat pada batas-batas yang ditentukan. Bila
kemungkinan air habis menguap karena panas matahari harus
segera diisi kembali hingga penuh.
Pekerjaan ini dilakukan selama 14 hari atau disesuaikan
dengan pertimbangan disetujui kedua belah pihak
7.3 Untuk pekerjaan selain tersebut diatas, cukup disiram dengan
air minimal 3 kali sehari.

8 PEKERJAAN 8.1 Untuk bagian-bagian beton yang terlihat harus diplester


FINISHING BETON dengan aduk campuran 1Pc:3ps.
Persyaratan mengerjakan beton tersebut sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam pekerjaan beton.
Setelah bekisting dibuka, seluruh permukaan listplank
diplester dengan aduk campuran 1Pc:3Ps dan bagian beton
yang akan diplester terlebih dahulu dikasarkan dengan
menggunakan pahat dan dibersihkan dengan menyiram air
atau dengan cara segera setelah bekisting dibuka dan beton
masih dalam keadaan lembab langsung dikasarkan dengan
diberi komprotan dengan aduk campuran 1Pc:2Ps pada
seluruh permukaan beton yang diplester.
Pengacian dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan
plesteran menjadi rata, lurus, halus, tidak retak dan tidak ada
bagian yang bergelombang dan selama 7 (tujuh) hari
berturut-turut setelah pengacian selesai plesteran harus
selalu disiram dengan air sekurang-kurangnya 2 kali setiap
harinya.
Seluruh permukaan plesteran beton difinish cat tembok
dengan warna sesuai ketentuan yang diberikan Direksi
lapangan, cara pengecetan dengan prinsip didapat hasil yang
baik.

9 BAHAN-BAHAN 9.1 Semen (PC)


BETON BERTULANG Semua semen yang dipakai harus semen portland kwalitas
baik yang sesuai dengan persyaratan yang disyaratkan dalam
standard Indonesia NI 8. atau ASTMC 150 type 1 atau sesuai
dengan yang digariskan oleh Assosiasi Cement Indonesia.
9.2 Pasir beton (Agregat halus)
Agregat halus yang dipakai terdiri dari :

Pasir alam yaitu pasir yang disediakan oleh kontraktor dari


sungai atau sumber lainnya yang disetujui oleh Direksi /
Konsultan perencana.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

Pasir yang akan dipakai harus bersih dan bebas dari tanah liat,
karang dan alkali, jumlah bahan yang merugikan tersebut
tidak boleh lebih dari 5%.

Pasir yang akan dipakai hendaknya mempunyai gradasi yang


baik sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971.

Dalam hal ini digunakan pasir yang memenuhi syarat untuk


pekerjaan beton
9.3 Kerikil beton (agregat kasar)
Agregat kasar yang akan dipakai terdiri dari split batu pecah.
Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang
halus mudah pecah, tipis dan bersih dari bahan-bahan
organis, alkali atau bahan-bahan yang dapat merusak.

Banyaknya bahan-bahan yang merusak tersebut tidak boleh


lebih dari 3% dari berat.

Agregat yang dipakai hendaknya berbentuk baik, keras, padat,


awet, dan tidak perpori.

Agregat kasar harus mempunyai gradasi yang baik, jika


disaring dengan saringan standard untuk beton PBI 1971
ukuran maksimal agregat kasar tidak melebihi yang
ditetapkan Direksi.

Menyimpang dari ketentuan diatas, bahan yang boleh


dipasang minimal :

Split beton dari lokal pecah tangan dan disetujui Konsultan


Pengawas.
9.4 Air kerja
Air yang dipakai untuk pekerjaan ini harus bersih bebas dari
lumpur, minyak, asam, garam, bahan-bahan organik ataupun
kotoran lain yang dapat merusak.

Air sumur dapat dipergunakan, sepanjang memenuhi syarat


tersebut diatas.
9.5 Baja Tulangan
Kecuali dengan ketentuan lain dalam gambar, digunakan besi
beton jenis BJTP24 untuk tulang diameter lebih kecil atau
sama dengan 12 mm dan BJTD32 untuk diameter lebih besar
atau sama dengan 13 untuk mendapatkan jaminan akan
kwalitas yang diminta, maka perlu adanya sertifikat dari
pabrik.

Semua baja tulangan yang dipakai harus dalam keadaan baru.

Mutu baja harus sesuai dengan yang ditetapkan dalam


gambar detail dan sesuai standard Indonesia NI.2 PBI tahun
1971 dan mendapat persetujuan Direksi.

Sebelum baja-baja tulangan didatangkan ke site, kontraktor


harus menyerahkan terlebih dahulu contoh yang
dimaksudkan dan Direksi dapat mengafkirkan besi-besi
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

tersebut, segala kerugian menjadi tanggung jawab kontraktor.

Sebelum dipasang baja tulangan harus bersih dari serpih-


serpih, karat, minyak, gemuk yang dapat mengurangi daya
lekatnya.

Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai gambar.

Besi beton harus diikat pada tempatnya dengan


menggunakan kawat pengikat, klem-klem yang khusus
diganjal dengan blok- blok/tahu-tahu beton.
9.6 A. Penyimpanan
a. Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan
pada umumnya harus sesuai dengan waktu dan urutan
pelaksanaan.
b. Cement harus didatangkan dalam zaak yang
tidak pecah/dalam keadaan utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zaak,
segera setelah diturunkan disimpan dalam gudang yang
kering dan terlindung dari pengaruh cuaca, ventilasi
secukupnya dan lantai bebas dari tanah.
c. Cement harus dalam keadaan fresh (belum
mengeras) jika ada bagian yang mulai mengeras bagian
tersebut harus masih dapat ditekan hancur dengan
tangan biasa/bebas tanpa alat dan jumlah tidak lebih
dari 10% dari berat, jika ada bagian yang tidak dapat
ditekan hancur dengan tangan biasa, maka jumlah
tersebut tidak boleh melebihi 5% dari berat dan pada
campuran tersebut diberi tambahan semen yang baik
dalam jumlah yang sama, semuanya dengan catatan
kwalitas beton yang diminta harus tetap terjamin.
d.Agregat harus ditempatkan dalam bak yang cukup
terpisah dari satu dan lainnya (jenis gradasinya) dan
diatas lantai beton ringan untuk menghindari
tercampurnya beton dengan tanah. Dalam hal ini bisa
menggunakan lantai beton tumbuk.

10 PEKERJAAN 10.1 Lingkup Pekerjaan


PASANG DINDING a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
BATA bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan
dinding bangunan dan seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas dan atau Pemberi Tugas.
Pekerjaan batu bata harus sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
10.2 Persyaratan Bahan
a. Semen
Semen untuk pekerjaan pasangan harus sama kwalitasnya
seperti semen yang ditentukan untuk pekerjaan beton.
b. Pasir
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

Pasir untuk pekerjaan pasangan harus sama kwalitasnya


dengan pasir yang ditentukan untuk pekerjaan beton.
Gradasi pasir urug yang dipakai minimum 0,35 mm.
c. Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam pekerjaan
beton.
d. Batu bata
Bata harus bata biasa dari tanah liat, hasil produksi lokal
dengan ukuran 5 cm x 11 cm x 22 cm yang dibakar dengan
baik dan bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau
mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata yang
diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda dengan
ukuran tersebut di atas harus diusahakan supaya tidak
terlalu menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut. Sesuai
dengan A.V. 1941, minimum daya tekan ultimate harus 30
kg/cm.
Bata yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
 Kwalitas terbaik.
 Pembakaran matang.
 Warna merah (merah merata).
 Sisi dengan permukaan rata, tegak lurus runcing.
 Keras dan tidak mudah patah.
 Tidak terlihat garis-garis retak.
 Harus satu ukuran dan satu kwalitas (kalau ada
perbedaan tidak boleh lebih besar dari 3 mm).
e. Jenis Adukan
Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang
diinstruksikan dalam gambar-gambar atau dalam
spesifikasi pekerjaan ini.
Adukan 1 pc : 6 ps.
 Dinding bata pada bangunan utama
Adukan 1 pc : 3 ps.
 Seluruh dinding toilet dan yang berhubungan
langsung dengan air, dibuat s/d 150 cm.
f Mencampur
Adukan harus dicampur dengan alat pencampur yang telah
disetujui atau dicampur dengan tangan, di atas permukaan
yang keras. Sangat dilarang memakai adukan yang sudah
mulai mengeras atau membubukkannya untuk dipakai lagi.
10.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih
dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada
Konsultan pengawas dan atau Pemberi Tugas.
b. Seluruh dinding dari pasangan batu bata/bata merah,
dengan aduk campuran 1 pc : 6 pasir pasang, kecuali
pasangan batu bata semen trasram/rapat air.
c. Untuk dinding semen trasram/kedap air dengan adukan
campuran 1 pc : 3 pasir pasang, yakni pada dinding dari
atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai minimum 20
cm di atas permukaan lantai setempat ruang dalam,
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

sampai dengan 50 cm pada dinding berbatasan dengan


luar, dan sampai setinggi minimal 180 cm untuk daerah
yang lain di atas permukan lantai setempat dan untuk
sekeliling dinding ruang-ruang basah (kamar mandi, WC)
serta pasangan batu bata di bawah permukaan tanah jika
ada.
d. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam
bak atau drum hingga jenuh.
e. Setelah bata terpasang, naad/siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah
kering permukaan pasangan disiram air.
f. Dinding batu bata yang akan diplester harus dibasahi
dengan air terlebih dahulu dan siar-siar dibersihkan.
g. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap
tahap maksimum 24 lapis perharinya, serta diikuti dengan
cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata tebal ½ batu
yang luasnya maksimal 9 m2 harus ditambahkan kolom
dan balok penguat praktis dengan kolom ukuran 11 x 11
cm, dari tulangan pokok 4 diameter minimal 10 mm,
beugel diameter 6 mm jarak 15 cm, jarak antara kolom
satu dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga) meter.
h. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan
bata merah sama sekali tidak diperkenankan.
i. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton harus diberi penguat stek-stek besi
beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan
bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-
kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain hal ditentukan
lain oleh Konsultan Pengawas dan atau Pemberi Tugas.
j. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah
lebih dari dua atau lebih.
k. Pasangan dinding batu bata tebal ½ batu harus
menghasilkan dinding finish setebal 15 cm setelah
diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar
tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
l. Pasangan batu bata semen trasram bawah permukaan
tanah lantai harus diberi pen dengan adukan 1 pc : 4 pasir.
m. Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila
deviasi bidang pada arah diagonal dinding seluas 9 m2 tidak
lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester). Adapun toleransi
terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1 cm (sebelum
diaci/diplester).
10.4 Syarat-syarat Pemeliharaan
PERBAIKAN
Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat.
Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak
mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada
waktu pelaksanaan, maka pemborong wajib memperbaiki
sampai dinyatakan diterima oleh Konsultan Pengawas dan
atau Pemberi Tugas.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi


tanggung jawab pemborong.

PENGAMANAN
Pemborong wajib melakukan perlindungan terhadap
pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk dapat dihindarkan
dari kerusakan.
Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan ini
menjadi tanggung jawab Pemborong.

Syarat Penerimaan
Pemborong harus memenuhi ketentuan dan persyaratan
mutu dan pelaksanaan, sesuai dengan pengarahan serta
persetujuan Konsultan pengawas dan atau Pemberi Tugas.
Hasil pemasangan pasangan dinding, harus lurus tepat pada
sudut sikunya serta tegak lurus terhadap lantai yang ada
disekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang. Toleransi
kemiringan untuk penerimaan pasangan dinding : 1 mm/m2
luas permukaan bidang kerja.
Pelaksanaan dinding, harus rata, sambungan satu dengan
lainnya rapi.Hasil akhir harus konstruktif yang kokoh.
Penyelesaian hubungan dinding dengan perkerjaan finishing
lainnya harus rapi.

10.5

11 PEKERJAAN 11.1 Lingkup Pekerjaan


PLESTERAN a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b.Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding
batu bata bagian dalam dan bagian luar bangunan serta
seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.

11.2 Persyaratan Bahan


a. Semen Portland yang digunakan harus dari satu produk,
mutu I dan yang disetujui Konsultan MK serta memenuhi
NI-8.
b.Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.
c. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10 - Campuran (aggregate)
untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan
bebas dari segala macam kotoran, harus bersih dan melalui
ayakan 1,6- 2,0 mm.
11.3 Syarat Pelaksanaan
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

Semua pasangan dinding bata merah dimana permukaannya


terlihat atau kelihatan harus diplester dengan ketentuan :
a. Pasangan dinding bata 1pc : 3 kp : 10 ps diplester
dengan aduk campuran 1pc : 8ps.
b. Pasangan dinding bata 1pc : 4ps diplester dengan
campuran 1pc : 4ps.
c. Finishing Beton diplester dengan adukan 1pc:2ps
Tebal plesteran tidak boleh kurang dari 1 cm dan lebih dari 2
cm, kecuali ditentukan lain.
Semua pekerjaan beton bertulang yang terlihat dimana
permukaannya kelihatan harus diplester dengan tebal tidak
boleh kurang dari 1 cm dan lebih dari 2 cm, kecuali ditentukan
lain.
Semua pasangan sebelum plesteran dimulai harus sudah
disiram air sampai basah dan bersih dari kotoran.
Plesteran harus menghasilkan bidang yang rata serta
sponengan harus menghasilkan garis lurus. Untuk sponengan
digunakan aduk campuran 1Pc : 3Ps lain-lain sesuai gambar
untuk itu dan sesuai dengan petunjuk Direksi.
Pada umumnya pekerjaan plesteran belum bisa dimulai
sebelum ada perlindungan terhadap hujan dan panas dengan
demikian, maka pekerjaan ini boleh dimulai setelah ada
persetujuan dari Pengelola Proyek.
Selama 14 hari berturut-turut setiap harinya plesteran harus
disiram air sampai rata dan basah.
11.4 Syarat Pemeliharaan
a. Pemborongan wajib memperbaiki pekerjaan yang
rusak/cacat.
Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak
mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
b.Kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada
waktu pelaksanaan, maka pemborong wajib memperbaiki
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan MK dan
atau Pemberi Tugas.
c melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari kerusakaan.
Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan
ini menjadi tanggung jawab pemborong.

11.5 Syarat Penerimaan


a. Kontraktor harus memenuhi ketentuan dan persyaratan
mutu dan pelaksanaan; sesuai dengan pengarahan serta
persetujuan Konsultan MK dan atau Pemberi Tugas.
b. Hasil pemasangan pasangan, plester dan acian harus lurus
tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap lantai
yang ada disekitarnya, permukaan rata tidak
bergelombang.Toleransi kemiringan untuk penerimaan
pasangan dinding : 1 mm/m2 permukaan bidang kerja.
c. Pelaksanaan plesteran harus rata, sambungan satu dengan
lainnya rapi.Hasil akhir tanpa cacat dan merupakan satu
kesatuan konstruktif yang kokoh. Penyelesaian hubungan
dinding panel dengan pekerjaan finishing lainnya harus
rapi.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

12 PEKERJAAN 12.1 Lingkup Pekerjaan


PLAFOND Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond pada
plafond yang ditunjuk dalam gambar termasuk pula
pemasangan list plafond profil gypsum/ kayu sesuai yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Konsultan pengawas dan atau Pemberi Tugas.
1. Kontraktor diwajibkan mengadakan
pengecekan/pemeriksaan kembali pekerjaan-pekerjaan
yang erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini,
untuk ini diwajibkan adanya kerja sama (koordinasi) yang
baik dengan Sub Kontraktor lain yang telah disetujui
Konsultan Perencana.
2. Pemasangan boleh dikerjakan setelah semua pekerjaan
dan peralatan-peralatan yang terdapat di dalam langit-langit
(seperti pemipaan, pengabelan, ducting, alat-alat
penggantung plafond dan pekerjaan instalasi lain) sudah siap
dan selesai dikerjakan serta sudah ditest.
3. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan
terlebih dahulu untuk disetujui dan diparaf Konsultan
Perencana.
4. Kontraktor harus menyerahkan “Shop drawing” untuk
disetujui dan diparaf Konsultan Perencana.
12.2 Persyaratan Bahan
1. Bahan rangka:
Sebagai rangka langit-langit digunakan rangka Hollow
galvanis
Bahan : Besi hollow ukuran 2x2 cm, 4x4cm
2. Penutup langit-langit:
Digunakan gypsum yang bermutu baik produk ex. JAYA
BOARD tebal 9 mm.
3. Bahan finishing penutup plafond:
Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari
bahan dasar cat yang bermutu baik produk yang telah
disetujui Konsultan pengawas dan atau Pemberi Tugas.
Sebelum pengecatan semua sambungan/pertemuan harus
rata dan halus (ditreatment). Plafond gypsum ini difinish
dengan cat spray.
Warna dari corak akan ditentukan kemudian.
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Rangka langit-langit besi hollow dengan penggantung besi
beton Ø 4 mm yang dilengkapi dengan mur dan klem,
penggantung-penggantung terikat kuat pada beton, dinding
atau rangka baja yang ada.
2.Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah
diratakan, pemasangan sesuai dengan pola yang
ditunjukkan/disebutkan dalam gambar dengan
memperhatikan modul pemasangan penutup langit-langit
yang dipasangkan.
3.Rangka plafond yang dipakai dibuat dari besi hollow yang
12.3 diawetkan dengan cat meni besi, ukuran bentuk dan cara
pemasangan rangka besi hollow dengan modul 1200x60cm
atau sesuai dengan gambar, serta disetujui Direksi secara
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

tertulis.
4. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata,
tidak cembung, kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain,
misal: permukaan merupakan bidang miring/tegak sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar.
5. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh
permukaan rangka harus rata, lurus dan waterpas, tidak
ada bagian yang bergelombang, dan batang-batang rangka
harus saling tegak lurus.
5. Bahan penutup langit-langit adalah kalsiboard dengan mutu
bahan seperti yang telah dipersyaratkan dengan pola
pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
6. Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding,
digunakan bahan seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
7. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata, tidak
melendut.
8. Seluruh antara permukaan langit-langit dan dinding
dipasang list profil dari bahan gypsum dengan bentuk dan
ukuran sesuai gambar.
9. Gypsum board yang dipasang adalah yang telah dipilih
dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama,
tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat
lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan MK
dan atau Pemberi Tugas.
10. Gipsum board dipasang dengan cara pemasangan sesuai
dengan gambar unit itu dan setelah terpasang, bidang
permukaan langit-langit harus rata, lurus, waterpas dan
tidak bergelombang dan sambungan antara unit-unit board
tidak terlihat.
11. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat
manhole/access panel di langit-langit yang bisa dibuka,
tanpa merusak gypsum board disekelilingnya, untuk
keperluan pemeriksaan/pemeliharaan M & E.
12. Pekerjaan ini dikerjakan oleh Pemborong yang
berpengalaman dan dengan tenaga-tenaga ahli.
13. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk
pola lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme
dan detail-detail sesuai gambar.

Syarat Pemeliharaan
- Perbaikan
1. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan yang
rusak/cacat/kena noda. Perbaikan dilaksanakan sesuai
pengarahan Konsultan pengawas dan atau Pemberi Tugas dan
tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
2. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik
pada waktu pelaksanaan pekerjaan maka Pemborong wajib
memperbaiki pekerjaan tersebut sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Konsultan pengawas dan atau Pemberi Tugas.
Biaya yang ditimbulkan untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi
tanggungan Pemborong.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

- Pengamanan
Pemborong wajib mengadakan perlindungan /pengamanan
terhadap hasil pekerjaan plafond yang sudah terpasang.
Untuk itu pemborong harus mengadakan koordinasi dengan
pihak pekerjaan finishing lainnya, dengan pengarahan
Konsultan pengawas dan atau Pemberi Tugas agar pekerjaan
plafond yang telah dilaksanakan tidak terganggu atau rusak.
Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi
tanggung jawab pemborong sampai hasil pekerjaan diterima
dengan baik (Serah Terima II).

12.4
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

13 PEKERJAAN ATAP 13.1 Lingkup Pekerjaan


DAN BAJA
a. Bagian ini meliputi penyedian tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan atap dan baja yang
disebutkan/ditunjukan dalam gambar atau sesuai
petunjuk pengawas.
b. Pelaksaan pekerjaan pengecetan (protecting paiting) pada
seluruh bidang kontruksi baja.
c. Erection, pemasangan kontruksi baja sampai keseluruhan
komponen terpasang sesuai dengan yang digambar.
13.2 Persyaratan bahan
a. Spesifikasi bahan
 Penutup atap : genteng atap metal
 Ukuran : Sesuai yang digambar
 Kuda-kuda : baja ringan (sesuai digambar)
 Gording : Baja ringan (sesuai digambar), semua
material untuk kontruksi baja harus menggunakan
baja 7yang baru dan memenuhi mutu baja ST37
(PPBI-1983).
b. Pelaksana harus mneyerahkan sertifikasi test dari pabrik
pembuatan baja tersebut untuk disetujui oleh
direksi/pengawas semebelum pemesanan material oleh
pelaksana.
c. Pelaksan harus menyerahkan (dua) copy ketentuan
persyaratan teknis operatif dari pabrik/produsen
sebagai informasi pengawas.
d. Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi
diperlukan dalam penyelesaian/pengganti pekerjaan,
harus baru, kualitas terbaik dan harus disetujui oleh
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

pengawas.
e. Semua material baju harus bersih dari karat, lubang-
lubang serta bebeas dari tekukan, puntiran dan
kerusakan lainnya.
f. Semua material harus disimpan rapi dan diletakan
diatas papan/balok kayu untuk menghindari kontak
langsung permukaan tanah. Dalam penumpukan
material, kontraktor harus menjamin keutuhan material
dari kerusakan yang mungkin terjadi.
g. Pengawas berhak menolak material-material baja yang
tidak memenuhi persyaratan tersebut diatas dan tidak
diperkenan untuk dipabrikasi.

13.3 Syarat Pelaksanaan

a. Gambar Kerja (Shop Drawing)


 Sebelum fabrifikasi dimulai, Pelaksana harus
membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan dan
mengirim 4 set copy gambar kerja untuk disetujui
oleh pengawas. Bila mana disetujui, 2 set gambar
kerja akan dikembalikan kepada Pelaksana untuk
dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya.
 Pemeriksaan dan persetujuan pengawas atas gambar
kerja tersebut hanyalah menyangkut segi kekuatan
struktur baja seperti: ukuran-ukuran/dimensi profil,
ketebalan plat, ukuran/jumlah baut/las, tebal
pengelasan.
 Ketepatan ukuran-ukuran, panjang lebar, tinggi dari
elemen konstruksi yang berhubungan dengan
erection menjadi tanggung jawab Pelaksana. Dengan
kata lain walaupun semua gambar kerja telah
disetujui oleh pengawas, tidaklah berarti mengurangi
atau membebaskan Pelaksana dari tanggung jawab
ketidak tepatan serta kemudahan dalam erection
elemen-elemen konstruksi baja.
 Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali
tidak diperkenankan.
b. Fabrikasi
 Pelaksana harus memberikan Manual Prosedur
Fabrikasi termasuk prosedur quality control kepada
pengawas.
 Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi baja
harus dilaksanakan oleh tukang-tukang yang
berpengalaman dan diawasi oleh mandor-mandor
yang ahli dalam konstruksi baja.
 Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus
dilaksanakan dengan rapi, dan pemotongan besi
harus dilakukan dengan blender dan bagian tepi di
gerinda hingga halus dan bebas dari bekas-bekas
kotoran. Pemotongan dengan mesin las sama sekali
tidak diperbolehkan.
c. Tanda-tanhda pada Kontruksi Baja
 Pelaksana harus memberikan marking prosedur yang
akan dipakai kepada pengawas untuk disetujui.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

 Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi


harus dibedakan dan diberi kode dengan jelas sesuai
bagian masing-masing agar dapat dipasang mudah.
Kode-kode tersebut harus ditulis dengan cat agar
tidak mudah terhapus.
 Pelat-pelat sambungan dan lain-lain bagian elemen
yang diperlukan untuk sambungan-sambungan
dilapangan, harus dibaut/diikat sementara dulu pada
masing-masing elemen dengan tetap diberi tanda.

d. Baut Penyambung
 Mutu baut penyambung adalah HTB A.325 dengan
tegangan tarik putus minimum 133 Psi, tegangan
tarik ijin 44 Psi dan tegangan geser ijin 17,5 Psi. Baut
penyambung harus berkualitas baik dan
baru,diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan
yang diperlukan.
 Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1
buah pada kedua sisinya. Mutu plat ring sesuai
dengan mutu baut.
 Mutu baut hitam dan angkur adalah ST.37 (Fe 360)
 Pengawas berhak untuk meminta Pelaksana
melakukan test baut pada laboratorium yang
disetujui oleh pengawas, sebelum Pelaksana
memesan baut yang dipakai.
 Jumlah baut yang dites untuk masing-masing
baut adalah 3 buah. Walaupun tes baut tersebut
memenuhi syarat, pengawas berhak untuk meminta
diadakan tes baut lainnya dengan jumlah 1 baut dari
setiap 250 baut yang digunnakan. Biaya pengetasan
baut tersebut ditanggung oleh Pelaksana.
 Posisi lubang-lubang baut benar-benar tepat dan
sesuai dengan diameternya. Pelaksana tidak boleh
merubah atau membuat lubang baru di lapangan
tanpa seijin pengawas.
 Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk
konstruksi yang tipis (maksimum 10 cm) boleh
digunakan mesin pons. Pembuatan lubang dengan
menggunakan api, sama sekali tidak diperkenankan.
Lubang baut dibuat 2 mm lebih lebar dari diameter
baut.
 Pemasangan dan pengencangan baut harus
dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada
baut yang akan mengurangi kekuatan baut itu
sendiri.
 Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga
setelah dikencangkan masih dapat paling sedikit 4 ulir
yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan
kerusakan pada ulir tersebut. Panjang baut yang
tidak memenuhi syarat ini harus diganti dan tidak
boleh digunakan.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

 Untuk menghindari adanya baut yang belum


dikecangkan, maka baut-baut yang telah
dikencangkan harus diberi tanda dengan cat.

13.4 Erection Schedule / METHOD

a. Pelaksana selambat-lambatnya 2 (dua) minggu


sebelum pelaksanaan erection dimulai, harus
mengajukan Erection Schedule/Method untuk
diperiksa atau disetujui oleh pengawas Erection
Sechedule harus mencakup antara lain:
 Rencana pengiriman dari workshop/pabrik.
 Penyimpanan elemen baja yang hendak dierection.
 Alat-alat yang digunakan.
 Urutan erection.
 Time schedille erection elemen-elemen konstruksi
baja.
b. Pelaksana harus memberitahukan terlebih dahulu
setiap akan ada pengiriman dari pabrik/workshop ke
lapangan guna pengecekan oleh pengawas.
Pengawas akan menolak setiap pengiriman baja dari
workshop/pabrik apabila pengiriman tersebut belum
dicek dan mendapat persetujuan dari pengawas.
c. Penempatan elemen konstruksi baja dilapangan
harus ditempat yang kering/cukup terlindung
sehingga tidak merusak elemen-elemen tersebut.
Pengawas berhak untuk menolak elemen-elemen
konstruksi baja yang rusak karena salah penempatan
atau rusak karena hal lainnya.
d. Erection elemen-elemen konstruksi baja hanya
boleh dilakukan setelah Pelaksana mengajukan
erection schedule/method dan telah mendapat
persetujuan tertulis dari pengawas.
e. Pelaksana bertanggung jawab atas keselamatan
pekerja-pekerjanya di lapangan. Untuk ini
Pelaksana harus menyediakan ikat pinggang
pengaman, helm pengaman, sarung tangan dan
tabung pemadam kebakaran.
f. Pelaksanaan erection ini harus dikepalai oleh seorang
yang benar-benar ahli dan berpengalaman dalam
erection konstruksi baja guna mencegah hal-hal
yang tidak menguntungkan bagi struktur .
g. Kegagalan dalam erection menjadi tanggung jawab
Pelaksana sepenuhnya, oleh sebab itu Pelaksana
diminta untuk memberi perhatian khusus pada
permasalahan erection ini.
h. Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak
setelah difabrifikasi, tidak diperbolehkan dipakai
untuk erection.
i. Apabila disetujui oleh pengawas maka pengelasan
yang dilakukan di lapangan harus diawasi betul-betul
oleh mandor dari Pelaksana agar pengelasan
dilaksanakan sesuai dengan gambar rancana baik
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

ukuran panjang maupun ketebalannya.

13.5 Pekerjaan Atap

a. Semua rangka atap, gording, trekstang dan ikatan


angin sebelum ditutup atap terlebih dahulu harus
dicat zinchromate dan cat finish seluruhnya.
b. Penutup atap menggunakan bahan Seng Genteng
Metal t=0,3 mm. Nok, capping dan flashsing hari
bahan yang sama dari satu pabrik.
c. Pemasangan dan penyelesaian detail-detail penutup
atap Seng Genteng Metal sesuai dengan spesifikasi
yang dikeluarkan pabriknya.
14 PEKERJAAN LANTAI 14.1 Lingkup Pekerjaan
KERAMIK DAN
a. Meliputi penyiapan dan membersihkan bagian – bagian
DINDING KERAMIK
yang akan diselesaikan. pemasangan keramik dilakukan
pada lantai ataupun dinding sesuai dengan gambar
rencana, serta lingkup pekerjaan termasuk penyediaan
bahan dan peralatan pembantu.
b. Pekerjaan lantai Keramik, plint keramik ini dilakukan pada
seluruh finishing lantai sesuai yang disebutkan /
ditunjukkan dalam detail gambar

14.2 Persyaratan bahan

a. Keramik 40 x 40 cm/60x 60 grace tile atau setara


 Bahan perekat untuk pasangan keramik pada dinding
bata/beton, dari pasta semen dengan komposisi air tidak
berlebihan.
 Bahan perekat untuk pasangan keramik pada multipleks
menggunakan lem keramik khusus “LemKra” atau yang
sejenis.
 Siar (naad) menggunakan AM Grout-AM45 atau bahan sejenis
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.

b. Ceramic Tile
 Jenis Single Firing berglazuur, kwalitas I, ukuran 40x40cm,
sesuai dengan yang dipasarkan dalam negeri, produksi, Roman
atau setara, type/warna/motif sesuai dengan tabel material
yang ditunjukkan dalam gambar.
 Bahan perekat untuk pasangan keramik pada dinding
bata/beton, dari pasta semen dengan komposisi air tidak
berlebihan.
 Bahan perekat untuk pasangan Keramik pada multipleks
menggunakan lem keramik khusus “LemKra” atau yang sejenis.
 Siar (naad) menggunakan AM Grout-AM50 atau bahan sejenis
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.
c. Bahan Keramik Lantai dan Dinding km/wc:
- Jenis : keramik
- Produksi : Platinum
- Bahan pengisi siar : Igi tile grout
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

- Bahan perekat : Adukan 1 PC : 3 pasir


- Warna/texture : ditentukan kemudian
- Ukuran : 30 x 30 cm (dipasang pada Lantai Kamar mandi,)
lihat dalam gambar
- Ukuran : 30x30 dipasang untuk dinding
d. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan ASTM, Peraturan Keramik Indonesia (NI-19)
PVBB 1970, PVBI 1981.
e. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu
harus menyerahkan contoh – contohnya untuk mendapatkan
persetujuan dari perencana/Direksi Lapangan.
f. Materi lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui oleh perencana/Direksi Lapangan.
g. Kontraktor Pelaksana harus memperlihat contoh warna, corak,
motif, ukuran dan Brosur keramik untuk minimal dua merk yang
berbeda kepada Konsultan konsultan Pengawas untuk disetujui.
h. Ukuran keramik sesuai dengan Gambar Kerja

14.3 Syarat Pelaksanaan

a. Jenis Homogeneous Tile, kwalitas I, ukuran 60x60cm,


40x40 cm merk Niro grace tile atau yang setara,
type/warna/motif sesuai dengan tabel material yang
ditunjukkan dalam gambar.
b. Ceramic tile adalah jenis Single Firing berglazuur, kwalitas
I, ukuran 40x40cm, sesuai dengan yang dipasarkan dalam
negeri, produksi RomanGress, Garuda atau setara,
type/warna/motif sesuai dengan tabel material yang
ditunjukkan dalam gambarmengenai pemasangan, lebar
siar dan pengisiannya harus sesuai dengan ketentuan
diatas. Sedang untuk bahan lainnya disesuaikan dengan
ketentuan umum yang berlaku beserta sistem-sistem
pengikatnya.
c. Bahan perekat dari adukan spesi 1PC : 3 Psr, sedangkan
siar (naad) menggunakan AM Grout-AM45 atau bahan
sejenis yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.
d. Spesi dan pasta perekat harus diisikan pada seluruh
bidang homogeneous tile/keramik, sehingga tidak
terdapat rongga dibawah homogeneous tile/keramik yang
terpasang.
e. Untuk bidang pasangan homogeneous tile/keramik yang
luas, spesi bawah dibuat siar-siar (naad) spesi yang saling
tegak lurus selebar 5mm dengan pembagian per 6x6m2
untuk mencegah terjadinya muai susut akibat proses
pengeringan spesi yang tidak serempak yang dapat
menyebabkan pasangan ubin terlepas dari rekatan spesi
(popping)
f. Ukuran siar/naad harus sama selebar 2,5mm, kecuali
homogeneous tile tidak menggunakan naad. Setiap
perpotongan siar membentuk 2 garis yang saling tegak
lurus. Pemotongan ubin hanya boleh dilakukan dengan
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

menggunakan mesin potong dan kemudian dihaluskan


dengan disetujui oleh konsultan Pengawas/MK.
g. Pengecoran/pengisian naad dilakukan setelah bidang
homogeneous tile/keramik selesai terpasang 3 x 24 jam
dengan menggunakan tile grout khusus (AM grout-50)
sesuai dengan warna keramik yang terpasang. Semen
tidak boleh digunakan sebagai bahan pengisi naad, kecuali
atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
h. Pemasangan homogeneous tile/keramik harus rata
permukaannya. Siar-siar dirapikan pada saat semen masih
belum kering dan homogeneous tile/keramik disikat
dengan bahan khusus pencuci sampai tidak ada noda
semen pada homogeneous tile/keramik.
i. Homogeneous tile/keramik yang dilubangi untuk drain
atau lubang instalasi harus dilubangi menggunakan alat
core drill khusus sehingga bidang penampang lubang yang
dipotong rata dan halus.
j. Pertemuan dengan dinding dipasang hospital plint dari
material keramik ukuran 10x30cm

k. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan


baik, warna, motif tiap keramik harus sama, tidak boleh
retak, gompal atau cacat lainnya.
l. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong
khusus untuk itu, sesuai petunjuk pabrik.
m. Pola keramik harus memperhatikan ukuran letak dan
semua peralatan yang akan terpasang di dinding, panel,
stop kontak, lemari gantung dan lain-lain yang tertera
didalam gambar.
n. Awal pemasangan keramik pada dinding/border dan
kemana sisa ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan
terlebih dahulu dengan perencana/Direksi lapangan
sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
o. Bidang dinding/border keramik harus benarbenar rata,
garis – garis siar harus benar – benar lurus, siar arah
horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil
lantainya harus merupakan satu garis lurus.
p. Membersihkan permukaan keramik dari sisasisa adukan
semen hanya boleh dilakukan dengan menggunakan
cairan pembersih khusus untuk keramik atau sejenisnya.

15 PEKERJAAN LANTAI 15.1 Beton lantai kerja yang digunakan adalah beton tumbuk
KERJA DAN RABAT dengan mutu beton K-100 setebal sesuai dengan peil yang
BETON ditentukan dalam gambar.
15.2 Bentuk, penempatan dan cara pelaksanaan sesuai gambar
kerja dan harus sesuai dengan syarat-syarat yang telah
ditentukan dalam PBI 1971 dan sesuai dengan petunjuk dari
Direksi

16 PEKERJAAN SIRIP- 16.1 Material yang digunakan dalam pembuatan sun shading
SIRIP PENEDUH menggunakan kayu dalam kategori kelas I dengan ukuran 5/3
cm dengan panjang 3 m.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

(SUN SHADING) 16.2 Sebelum material dipasang pastikan tidak rusak seperti
terkena jamur, bolong-bolong, dan kerusakan lainnya.

16.3 Untuk finishing pekerjaan sun shading ini harus di dempul,di


deco, amplas, dan yang terahir di cat agar kayu dapat
bertahan lama terhadap kondisi di diluar ruangan.
17 PEKERJAAN CAT 17.1 Lingkup pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan ini , sehingga dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Melaksanakan pekerjaan pengecatan, sehingga diperoleh
hasil yang baik dan memuaskan.
c. Tahapan pekerjaan meliputi :
- Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
- Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang
telah ditentukan.
- Pengecatan semua permukaan dan area yang ada
pada gambar, dengan warna bahan yang sesuai
dengan petunjuk Pemberi Tugas / Pengawas
Lapangan.
- Yang termasuk dalam pekerjaan cat plafond dan
dinding yaitu pengecatan seluruh plesteran dinding
bangunan dan sebagian kolom dan balok-balok beton
dan semua plesteran yang kelihatan, serta
pengecatan kusen pintu dan jendela

17.2 Persyaratan Bahan


a. Pekerjaan Cat Dinding Dalam
- Cat dengan kandungan VOC (Volatile Organic Compound)
yang rendah dan tidak berbau , berpelarut air dan terbuat
dari material kimia yang tidak mengandung zat
karsinogenik atau non toxic (misal : Formaldehyde, APEO,
Lead, Crhromate)
- Yang Termasuk Pekerjaan Cat Dinding Dalam Adalah
Pengecatan Seluruh Plesteran
- Bagian Dalam Bangunan Dan Atau Bagian-Bagian Lain Yang
Ditentukan Gambar.
- Untuk Dinding-Dinding Dalam Bangunan Digunakan Cat
Jenis Vynil Acrylic Emulsiondengan Lapisan Dasar. Warna
Akan Ditentukan Ole Konsultan Perencana.
- Plamur Yang Digunakan Adalah Plamur Tembok Khusus
Untuk Tembok Bagian Dalam.Sebelum Diplamur, Plesteran
Harus Sudah Betul-Betul Kering, Tidak Ada Retak-Retak
Dan Kontraktor Harus Meminta Persetujuan Kepada
Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas.
- Pekerjaan Plamur Dilaksanakan Dengan Dengan Pisau
Plamur (Kape) Dari Plat Baja Tipis Dan Lapisan Plamur
Dibuat Setipis Mungkin Sampai Membentuk Bidang Yang
Rata.
- Sesudah 7 Hari Plamur Terpasang Dan Diamplas Dengan
Amplas Besi No. 00, Kemudian Dibersihkan Dengan Bulu
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

Ayam Sampai Bersih Betul. Selanjutnya Dinding Dicat


Dengan Menggunakan Roller.
- Untuk Mendapatkan Tekstur Pada Pengecatan Dinding
Yang Ditentukan Dengan Finish Textured Spray Paint,
Digunakan Texture Finish Sesuai Dengan Merk Yang
Digunakan.
- Pasta Texture Dengan Bahan Dasar Emulsi Acrylic Ini
Disemprotkan Dengan Alat Penyemprot Compressor.
- Lapisan Pengecatan Dinding Dalam Terdiri Dari 1 (Satu)
Lapis Bulls Eye Yang Dilanjutkan Dengan 2 (Dua) Lapis Vynil
Acrylic Emulsion Dengan Kekentalan Cat Sebagai Berikut :
- Lapis I Tanpa Campuran Air.
- Lapis II Kental.
- Standar Material Cat Dinding Interior Ex
Metrolite/Catylac/Property/Mowilex
- Standar Material Cat Plafond Ex
Metrolite/Catylac/Property/Mowilex
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

b. Pekerjaan Cat Dinding Luar


- Cat dengan kandungan VOC (Volatile Organic Compound)
yang rendah dan tidak berbau , berpelarut air dan terbuat
dari material kimia yang tidak mengandung zat
karsinogenik atau non toxic (misal : Formaldehyde, APEO,
Lead, Crhromate)
- Yang termasuk pekerjaan cat dinding luar adalah
pengecatan seluruh plesteran bangunan dan / atau bagian-
bagian lain dibagian luar yang ditentukan dalam gambar
rencana.
- Untuk dinding bagian luar bangunan digunakan cat luar
dari bahan Vynil Acrylic Emulsion jenis Weather shield.
- Semua pekerjaan yang hendak dicat harus dibersihkan dan
bebas dari kotoran lepas, minyak dan kotoran-kotoran
lainnya.
- Lapisan pertama yang digunakan adalah alkali resin dari
merk yang sama dengan cat.
- Sebelum dinding dialkali resin, plesteran sudah harus
betul-betul kering dan waterproof , tidak ada retak-retak
dan Kontraktor harus meminta persetujuan kepada
Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas.
- Pekerjaan alkali resin dilaksanakan dengan kuas atau roller
sampai membentuk bidang yang rata sebanyak 1 lapis.
- Sesudah 7 hari dialkali, kemudian dibersihkan dengan bulu
ayam sampai bersih betul selanjutnya dinding dicat dengan
menggunakan roller.
- Pada konstruksi baru dimana sifat alkali tinggi mungkin
dijumpai perlu digunakan 1 lapis cat dasar.
- Lapisan tersebut dibiarkan mengering selama 1 jam
sebelum memakai WeatherShield. Untuk finishing akhir
digunakan 2 lapis Weather Shield.
- Untuk pengecatan ulang (konstruksi lama), semua
permukaan harus terlebih dulu dibersihkan dari jamur dan
cat lama yang sudah mengelupas dan setelah itu diberi
alkali. Sealer tersebut dibiarkan mengering selama 6 jam.
- Semua pekerjaan cat dinding luar (full system) harus
dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli dan
berpengalaman dalam pekerjaan ini dan mengikuti
ketentuan-ketentuan dari pabrik pembuatnya.
- Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan
bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang
dan bidang dinding dijaga terhadap
pengotoranpengotoran.
- Standar Material Cat Dinding eksterior Ex
Metrolite/Catylac/Property/Mowilex
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

c. Pekerjaan Cat Kayu


- Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh
bagian-bagian list plank dan kusen pintu dan jendela
- Cat yang dipakai adalah : ex. sekwalitas
Avian/Beebrand/Altex warna ditentukan kemudian.
- Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat,
selesai diamplas halus dan bebas debu, oli dan lain-lain.
- Setelah kering sesudah 24 jam dan dibersihkan kembali
dari kotoran-kotoran oli dan sebagainya
- Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas 2 lapis.

17.3 Syarat Pelaksanaan Cat dinding


1. Pengecatan Dinding
a. Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus
melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap
warna dan jenis cat yang diperlukan.
b. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan
warna, texture, material dan cara pengerjaan.
c. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up akan
ditentukan oleh Pemberi Tugas /Konsultan Pengawas.
d. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh
Pemberi Tugas / Konsultan
Pengawas, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar
minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

e. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh orang-


orang yang ahli / aplikator yang berpengalaman dan telah
mendapat rekomendasi dari pabrik cat yang digunakan
dan cara pelaksanaannya standar dari pabrik cat yang
digunakan.
f. Contoh dan Bahan untuk Perawatan.
- Jenis cat yang digunakan adalah produksi yang telah
diakui Standard International, memenuhi ISO.9002.
- Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan
tiap warna dan jenis cat pada bidang-bidang
transparan ukuran 30 × 30 cm2. Dan bidang-bidang
harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat,
jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar
sampai dengan lapisan akhir).
- Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan
karena Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
- Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara
tertulis barulah Kontraktor melanjutkan dengan
pembuatan mock up seperti tercantum di atas.

18 PEKERJAAN 18.1 Yang termasuk dalam pekerjaan instalasi listrik ialah


INSTALASI LISTRIK pemasangan instalasi baru
18.2 Pelaksana pekerjaan listrik ialah badan usaha yang terdaftar
sebagai instalatur pada PLN Distribusi setempat yang memiliki
ijin instalatur golongan yang sesuai dari PLN.
18.3 Pelaksanaan dilaksanakan sesuai ketentuan yang disebutkan
dalam VDE/DIN dan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

yang dikeluarkan PLN.


18.4 Penilaian baik terhadap hasil pekerjaan ditentukan oleh hasil
pemeriksaan baik dari PLN dan hasil baik pemeriksaan dari
Direksi lapangan.
18.5 Pemborong diwajibkan menyediakan gambar-gambar kerja
(shop drawing) dan gambar hasil akhir pemasangan/gambar
revisi dengan Standard PLN yang berlaku dan dimintakan
persetujuan pada PLN setelah terlebih dahulu disetujui oleh
Direksi Lapangan.
18.6 Untuk instalasi titik lampu dan stop kontak digunakan kabel
jenis dan ukuran sesuai gambar bestek, merk kabel Supreme,
Kalelindo, Kabel Metal dll / standard PLD setaraf dan
dimasukkan dalam konduit pipa pralon yang memenuhi
standard PLN, dengan ukuran-ukuran sesuai dengan
kebutuhan kabel. Jenis kabel yang dipakai NYY, NYEGBY, NYM.
18.7 Konduit/pipa pralon pada arah vertikal tertanam dengan baik
pada dinding.
18.8 Semua sambungan dan pencabangandilakukan dalam T-doos
dan dora doos, serta ditutup dengan isolasi dan lem T- doos
dan dora doos, ditutup dengan kuat dan rapi.
18.9 Stop kontak dan sakelar yang digunakan harus sudah disetujui
Direksi dan dipasang pada ketinggian 1,50 m dari permukaan
ubin untuk schakelar dan untuk stop kontak atau sesuai
gambar (Stop kontak & skakelar sekualitas Broco).
18.10 1. Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan
2. Penyediaan semua panel listrik berikut
perlengkapannya sehingga seluruh instalasi listrik dapat
berfungsi dengan sempurna.
3. Semua kotak pencabangan / penyambungan dibuat dari
bahan yang sesuai bahan pipa, dilengkapi dengan
penutup. Kotak yangharus dipasang terbenam dalam
tembok dengan penutup rata tembok, kecuali
pemasangan di atas ceiling dan pada bagianoutbow.
4. Klem untuk setiap kabel dipasang pada jarak maksimum
70cm. Warna-warna pemasangan kabel supaya
diperhatikan sesuai standar PLN.
5. Tidak diperlukan adanya penyambungan kabel di dalam
dinding / lantai tanpa kotak kontrol sehingga
menyulitkan penggantian apabila ada kerusakan.
6. Bila tidak ditentukan khusus maka power outlet
dipasang terbenam dengan ketinggian 30 cm dari lantai.
7. Switch lampu dipasang terbenam di dalam tembok
dengan ketinggian 150 cm dari lantai.
8. Semua perlengkapan listrik yang terbuat dari besi,
motormotor, stop kontak harus dihubungkan dengan
elektroda
9. pertanahan yang besarmya disesuaikan / mengikuti
gambarkerja.
10. Elektroda pertanahan untuk listrik tidak diperkenankan
digabungkan dengan elektroda pertanahan untuk
penangkal petir.
11. Untuk semua kabel power yang melewati jalan harus
dilindungipipa besi.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

18.11 Instalasi penerangan :

a. Yang dimaksud dengan instalasi penerangan di sini


adalah semua instalasi yang keluar dari panel cabang
penerangan, termasuk kabel, pipa-pipa listrik dan
peralatan-peralatan bantuannya;
b. Kabel untuk instalasi penerangan berpanampang 3 ×
25mm dan 2 x 25mm;
c. Pipa-pipa listrik yang digunakan adalah pipa PVC heavy
duty high impact ex. EGA atau Clipsal;
d. Terminal box, knee, dan sebagainya harus dari bahan
yangsama dengan pipanya dan buatan pabrik;
e. Standart kwalitas. Kabel ex. Lokal SPLN, kabelindo,
Supreme, dan Tranka dan lain-lain yang disetujui
Direksi;
f. Semua instalasi penerangan dan stopkontak, kabel
harus masuk ke dalam pipa;
g. Pengadaan dan pemasangan sensor lampu dan
photocell sesuai gambar atau petunjuk pemilik /
direksi.
Semua stop kontak dilengkapi dengan kawat arde,
pengkawatan arde untuk stop kontak dilakukan untuk setiap
group pasangan dengan ukuran minimal 1,50 m dan
memenuhi persyaratan, arde pada panel utama ditanam
kurang lebih 6 m dengan menggunakan pipa besi galvanis
diameter 2" serta dengan kawat BC. 16 dan dilengkapi dengan
bak kontrol serta harus memenuhi syarat-syarat yang berlaku.
19 PEKERJAAN 19.1 Pekerjaan Armature, Down light, SL :
ARMATURE LISTRIK a.Lampu down light bulat sesuai setara Philps
& LAMPU b.Ukuran housing Down light adalah 4” dengan
bahan stainless steel
c.pelaksanaannya sesuai petunjuk pemilik /
direksi.

20 PEKERJAAN 20.1 Termasuk dalam pekerjaan ini ialah pemasangan saluran pipa-
INSTALASI pipa air bersih dengan komponen-komponen sambungannya
PLUMBING 1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa air bersih sesuai
dengan petunjuk gambar lengkap dengan sistem pompa
tangki persediaan dan perlengkapan perlengkapan lainnya.
2. Pengadaan dan pemasangan pipa pembuangan air kotor
dan air kakus lengkap dengan tangki septik, bak rembesan
dan bak-bak kontrol.
3. Penyambungan air bersih dan air kotor dengan semua
peralatan saniter.
20.2 Spesifikasi Bahan dan Peralatan

1. Pipa air bersih.


Pipa yang digunakan adalah pipa GIP kelas medium
ex.Wavin atau PPI, pipa PVC merk MASPION
denganperlengkapan sambungan-sambungan yang sesuai
ukurannya baik mutunya. dan telah mendapat persetujuan
dari Direksi lapangan secara tertulis.

2. Gate valve yang digunakan adalah pipa merk KITAZAWA


Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

atau KEYSTONE. dan telah mendapat persetujuan dari


Direksi lapangan secara tertulis.
3. Pipa air kotor.
Pipa yang digunakan adalah pipa PVC kelas AW merk
Maspion/Wavin atau setara dengan perlengkapan
sambungan yang sesuai dan telah mendapat persetujuan
dari Direksi lapangan secara tertulis..

4. Lem yang digunakan untuk penyambungan pipa PVC


adalah solvent semen ex. Jepang.
5. Untuk pipa udara bertekanan dalam bengkel dipergunakan
pipa GIP kelas medium seperti di atas.
6. Tangki air.
Tangki persediaan air ditempatkan di atas, berupa tangki
fiberglass ex.pinguin dengan kapasitas 1500 liter.
Dilengkapi dengan aksesoris lengkap dan telah mendapat
persetujuan dari Direksi lapangan secara tertulis.

7. Pompa air dan pemasangannya disesuaikan dengan


gambar dan spesifikasi teknis dan telah mendapat
persetujuan dari Direksi lapangan secara tertulis.
8. Pompa pendorong ke tandon atas merk adalah Pompa air
automatic ex shimitsu,dab,sanyo dengan daya hisap
minimal 11 m dan daya dorong min 25m

20.3 Ketentuan Pelaksanaan


a. Bahan-bahan yang tidak disebutkan dalam syarat-syarat
uraian, harus ada persetujuan dari Direksi. Apabila
diperlukan pengujian bahan-bahan, ongkos menjadi
tanggungan pemborong.
b. Semua pipa yang terlihat harus diberi arah aliran air
dengan tanda panah yang jelas.
c. Pipa air bersih dan air kotor tidak dibenarkan dipasang
pada lubang galian yang sama
d. Pemasangan pipa harus dilaksanakan dengan baik,
dipasang sedemikian rupa sehingga tidak bocor.
e. Termasuk dalam pekerjaan ini ialah
penyediaan/penyambungan air bersih dari sumber air
yang ada.
f. Pemasangan instalasi air / pipa-pipa air bersih yang masuk
pada bangunan dan harus melekat pada dinding bata
harus dipasang sebelum tembok diplester. Kelalaian
mengakibatkan pembongkaran dinding/plesteran
tersebut tidak dibenarkan
g. Ukuran pipa yang digunakan sesuai gambar, semua pipa
dari ruang ke ruang atau sebaliknya lewat/masuk pada
lubang shaft yang ada.
h. Diameter pipa sesuai dengan gambar untuk itu,
sambungan-sambungan pipa mengacu persyaratan yang
berlaku sesuai fungsinya.
i.
21 PEKERJAAN 21.1 Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
a. Pengadaan dan pemasangan pemipaan air
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

SALURAN kotor dari WC peturasan sampai ke pipa


PEMBUANGAN AIR pembuangan.
KOTOR b. Pengadaan dan pemasangan pemipaan air
buangan dari washtafel, kamar mandi, ke
pipa pembuangan;
c. Pembuatan saluran pembuangan keliling
bangunan;
d. Pengadaan dan pemasangan instalasi
pengolahan limbah WWTP / STP untuk black
water, grey water dan air hujan.

21.2 Pekerjaan pipa pembuangan :


a. Bahan-bahan yang digunakan untuk saluran pembuangan
air WC adalah pipa PVC Maspion/ Wavin klas AW/setaraf
dengan ukuran dan letak sesuai dengan gambar.
b. Pemasangan pipa harus dilakukan dengan baik,
sambungan dengan mamakai lem khusus PVC.
c. Pipa-pipa tidak boleh menembus kaki kolom, kepala
kolom atau balok tanpa persetujuan Direksi kecuali yang
ditentukan dalam gambar.
d. Pipa-pipa harus dipasang dengan penggantung atau
angkur yang cukup kuat pada konstruksi bangunan, pipa
vertikal harus ditumpu dengan klem, jarak seperti pada
brosur untuk itu.
e. Pipa yang menembus atap harus dibesi flasing dari timah
hitam.
f. Belokan menggunakan elbouw, kecuali ditentukan lain.
g. Setelah semua pemipaan selesai dipasang, maka perlu
dilakukan pengujian atas seluruh bagian dari instalasi ini
sehingga sistim dapat berfungsi dengan baik.
Kebocoran/kerusakan yang timbul harus diperbaiki oleh
pemborong/kontraktor tanpa tambahan beaya.

22 PEKERJAAN 22.1 Ketentuan umum :


SANITAIR
a. Peralatan saniter yang dipasang harus lebih
diseleksidengan baik dan teliti, serta disetujui Direksi.
b. Pemasangan secara lengkap sesuai dengan bestek dan
menurut petunjuk pemasangan dari pabrik, sehingga
dapatberfungsi sempurna.
c. Penambahan peralatan yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan pemasangan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
d. Apabila tidak disebutkan dalam gambar atau ulasan ini,
e. warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi dan
Perencana.
22.2 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

Pekerjaan sanitair ini dipasang pada semua toilet dan ruang


Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

lain yang dinyatakan/ditunjuk pada gambar.

Persyaratan Bahan

1. Toilet menggunakan setara ex. TOTO dan disetujui oleh


Konsultan pengawas dan atau Pemberi Tugas.
22.3
2. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan
didapatkan dipasaran, kecuali bila ditentukan lain.

3. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala


perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan
oleh pabrik.

4. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah


disyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku
ini.

Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan


kepada Direksi Pengawas beserta persyaratan/ketentuan
pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
di setujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian


22.4
bahan pengganti harus disetujui Konsultan pengawas dan
atau Pemberi Tugas berdasarkan contoh yang diajukan
Kontraktor.

3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti


gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan,
termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara
pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.

4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar


Arsitektur dengan gambar spesifikasi dan sebagainya,
maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Konsultan Pengawas dan atau Pemberi Tugas.

5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu


tempat bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu
sebelum kelainan tersebut diselesaikan

6. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan


pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil
pekerjaan.

7. Kontraktor wajib memperbaiki /mengulangi /mengganti


bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan
dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

Tugas.

8. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan


yang sempurna, rapi dan lancar dipergunakannya.

Syarat Pemeliharaan

- Perbaikan

1. Setiap pasangan pekerjaan sanitair yang rusak harus


diperbaiki dengan cara-cara yang dianjurkan oleh
pabriknya.

2. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga


tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.

3. Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat


perbaikan pekerjaan lain maka kerusakan pekerjaan
finishing tersebut harus segera diperbaiki atas biaya
pemborong.

- Pengamanan

1. Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan sanitair selesai


terpasang, harus dibiarkan mengering dan selama itu
tidak boleh dipergunakan.
22.5
2. Sesudah pekerjaan sanitair terpasang harus dijaga
terhadap kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-
benda lain yang mungkin bisa menimbulkan cacat, noda-
noda dan sebagainya.

Apabila hal ini terjadi Pemborong harus memperbaiki


cacat tersebut hingga pulih kembali seperti semula atas
biaya Pemborong.

asesoriesnya dan dapat berfungsi dengan sempurna, tanpa


cacat.

23 PEKERJAAN 23.1 Untuk kran digunakan kran (Stainless steel) ½ “ produk setara
PEMASANGAN ex. Onda Kran dipasang dengan letak ketinggian pemasangan
KRAN sesuai dengan gambar atau petunjuk direksi. Seluruh kraan
harus dapat dibuka dan ditutup dengan baik dan mudah
sehingga tidak ada kebocoran-kebocoran air.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

24 PEKERJAAN 24.1 Untuk closet digunakan closet jongkok bahan porselin dan
PEMASANGAN closet duduk kwalitas setara ex. TOTO, Closet yang dipasang
CLOSET adalah yang telah diseleksi dengan baik sehingga tidak ada
bagian yang gompal, retak atau cacat lainnya. Setelah closet
terpasang, letak pemasangannya harus sesuai gambar, baik
waterpassnya dan mudah untuk dipergunakan.

25 PEKERJAAN 25.1 Septictank terbuat dari Bioseptic kap. 10m3 merupakan


SEPTICTANK DAN instalasi pengolahan limbah padat (black water).
PERESAPAN Air hasil olahan ditampung/dibuang dalam kolam ikan uji
baku mutu sebelum dibuang ke dranase kota

26 PEKERJAAN 26.1 Saringan air (floor drain) dibuat dari stainless anti karat San Ei
SARINGAN AIR H 51. Floor drain harus tertanam baik dengan menggunakan
(FLOOR DRAIN) skrup atau baut dan pada bagian atas dari saringan harus
dapat dibuka untuk pemeliharaan. Lain-lain sesuai dengan
gambar dan petunjuk Direksi.

27 PEKERJAAN 27.1 Lingkup pekerjaan


ALUMUNIUM DAN 1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga
BESI kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen dan daun pintu,
jendela serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjuk -
kan dalam gambar serta shop drawing dari Kontraktor
yang disetujui Konsultan Pengawasdan atau Pemberi
Tugas
27.2 Persyaratan Bahan
1. Bahan : Aluminium profile sekualitas
Alexindo
2. Ukuran profil : Lebar 4”
3. Nilai deformasi : Diijinkan maksimal 0.2 mm.
4. Warna profil : ditentukan oleh pemilik / direksi
5. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi
uraian dan syarat-syarat dari pekerjaan aluminium
serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
6. Konstruksi kusen aluminium yang dikerjakan seperti
yang ditunjukkan dalam detail gambar termasuk
bentuk dan ukurannya.
7. Seluruh bahan aluminium berwarna harus datang di
proyek dengan dilengkapi bahan
pelindung/pembungkus dan baru diperkenankan
dibuka sesudah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawasdan atau Pemberi Tugas.
8. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum
proses fabrikasi warna profil-profil harus diseleksi
secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi
unit-unit, jendela, pintu dan lain-lain, profil harus
diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit
didapatkan warna yang sama.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

9. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill,


sedemikian sehingga diperoleh hasil yang telah
dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu mempunyai
toleransi ukuran sebagai berikut:
- Untuk tinggi dan lebar 1
mm.
- Untuk diagonal 2 mm.
Accessories : sesuai standar pabrik
28 PEKERJAAN 28.1 Dinding Partisi Kaca
DINDING
a. Lingkup Pekerjaan
PARTISI/KACA
Persyaratan ini mencakup material dan cara pemasangan
partisi kaca.

b. Standard/Referensi
Pekerjaan dan pemasangan harus sesuai dengan standar
umum yang berlaku serta referensi berikut ini :

 PUBI
 NI – 3

c. Bahan/Material
 Kaca harus dari jenis Panasap kualitas terbaik,
mempunyai tingkat kerataan yang tinggi, standard
kualitas produksi Asahimas, warna sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar. Tebal kaca minimum
adalah 6mm.
 Kontraktor harus menyerahkan beberapa contoh
material dari potongan ukuran 5cm x 10cm untuk
dipilih dan ditentukan oleh Konsultan Pengawas/MK.
 Rangka aluminium dengan tebal 1 mm produk
alumasindo atau setara harus mempunyai bentuk
profil yang komplit dengan gasket/seal dan silicone
serta dipasang sedemikian rupa sehingga kuat
berkedudukan stabil, tidak mudah berubah-ubah
bentuk pada semua arah. Bentuk dan ukuran rangka
harus sesuai dengan gambar.

d. Pengerjaan dan Pemasangan


 Rangka aluminium dipasang secara sempurna.
Pemasangan rangka alumunium ke dinding, lantai,
beton atau plafond harus dengan angkur yang kuat.
 Kaca yang boleh dipasang adalah kaca yang telah
diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang
bergelombang, gompal ataupun retak dan telah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
 Kaca harus diberi seal pengunci dari jenis yang cocok
dengan skoneng pada rangka aluminium sehingga
terpasang kokoh, rapi dan tidak bergetar.
 Kontraktor harus menjaga rangka-rangka alluminium
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

dan bidang-bidang kaca yang sudah terpasang agar


selalu bersih dari kotor-kotor seperti air semen, cat,
plesteran dan lain-lain serta mengamankannya dari
kemungkinan benturan.
 Tidak diperkenankan memberi tanda-tanda (rambu)
pada bidang kaca dengan menggunakan kapur atau
cat. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas
yang direkatkan dengan menggunakan lem yang
mudah dihilangkan/dibersihkan

Dinding Partisi Gypsum

a. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini mencakup mencakup material dan


cara pemasangan partisi gypsum tunggal 2 sisi (Standar)
dan partisi gypsum rangkap 2 sisi (Tahan Api).

b. Standard/Referensi

Pekerjaan dan pemasangan harus sesuai dengan standar


umum yang berlaku serta referensi berikut ini :

 PUBI
 NI-3
 Sistem pemasangan rekomendasi pabrik
 Referensi tes : N-TDC-04-FRS-010-P, CSIRO TR 376 (L),
CSIRO SI 1453 dan CSIRO Opinion : FCO - 1360

c. Bahan/Material
 Rangka metal Stud adalah type roll-formed dari bahan
hot-dipped galvanized steel, lebar 45mm, tebal
0,55mm berbentuk profil “C” jenis non-load bearing
 Kecuali di sebutkan dalam gambar, maka pada bagian
– bagian tertentu, rangka partisi gypsum adalah
Alumunium hollow 4” dengan produk setara
alumasindo dengan ketebalan 1mm
 Rangka Track atas/bawah type roll-formed dari bahan
hot-dipped galvanized steel, lebar 45mm, tebal
0,55mm berbentuk profil “U” dengan sudut flens 8˚
yang berfungsi untuk memegang rangka stud pada
lantai dan plafond.
Board

 Board terbuat dari bahan gypsum yang kedua sisi


28.2 permukaannya dilapisi karton tipis dan kuat jenis
Standard Optimum, ukuran 1200x2400mm2 tebal
board 12mm. Skrup yang digunakan untuk
pemasangan board pada rangka sesuai dengan
rekomendasi pabrik.
 Pemakaian material partisi sebagai berikut :
a. Untuk Partisi double gypsum type C
diapakai rangka Alumunium 4” dengan
ketebalan minimal 1mm
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

b. Untuk Partisi Type D dipakai


Alumunium 4” dengan ketebalan minimal
1mm

29 PEKERJAAN 29.1 Lingkup pekerjaan


ALUMUNIUM 1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga
COMPOSIT PANEL kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
 Pembuatan Shop Drawing
 Pembuatan Marking pada dinding
 Proses Cutting dan grooving
 Pemasangan rangka Panel danPanel
 Pemasangan ACP
29.2 Persyaratan Bahan
1. Bahan ACP : sekualitas Alumetalec / Alucobond
2. Ukuran : 122x244cm
3. Warna : standar
4.Ketebaln : 0,21 mm alu / 4mm dan 0.3 mm alu / 4mm
5. Komponen rangka : alumunium hollow tebal 1mm, besi
siku 40x40x2,8 + zinchromate
6. Material finishing : selaent netral
29.2 Pekerjaan Cutting dan grooving
Pekerjaan cutting pola ACP perporated menggunakan mesin
CNC dengan pola sesuai gambar kerja
30 PEKERJAAN PINTU, 30.1 a. Pekerjaan Pintu
JENDELA DAN
1. Lingkup Pekerjaan ini mencakup :
KUNCI
 Pintu Kaca rangka alumunium
 Kusen Besi t = 1.5mm
 Pintu PVC untuk KM/WC
 Pintu Frameless
 Jendela kaca rangka alumunium
 Gantungan pengunci
 Grendel jendela

2. Bahan/Material:
a. Finishing motif HPL

HPL

HPL (Haight Presure Laminating) mempunyai


motip urat kayu yang halus produk yang
dipergunakan merk setara Taco.HPL digunakan
pada bagian2 yang ditunjukkan pada gambar

Alat sambung dan Alat Pasang

 Mur baut sesuai dengan fabrikan


Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

 Angker baut untuk pemasangan ke dinding


atau gawangan pintu mempunyai besar
diameter serta panjang yang cukup sehingga
dapat menahan beban pintu.

Pintu PVC

Ukuran ketebalan daun pintu 3 cm

Pintu Frameless

Kaca yang dipakai adalah untuk daun pintu kaca


frameless adalah kaca jernih/bening sesuai
ketentuan yang tercantum di dalam gambar
rencana, tipe Temperred glass tebal 12mm

3. Pelaksanaan Pekerjaan/Pemasangan
 Bagian gawangan atau luban pintu dipastikan
mempunyai ukuran sesuai dengan ukuran pintu
yang akan dipasang
 Memastikan permukaan lubang pintu sudah
rata dan bebas dari kotoran. Serta meastikan
lubang pintu tersebut mempunyai kelurusan
serta mempunyai sudut2 yang lurus untuk
mencegah terjadinya lubang pada bagian
sambungan kusen dengan gawangan pintu.
 UNtuk mencegah terjadinya kemiringan
pintu dan kusen pintu, maka dibuat garis acuan
terlebih dahulu untuk meastikan kelurusan arah
vertikal maupun horizontal dari lubang pintu.
 Setelah kelurusan arah vertikal maupun
horizontal lurus, maka pintu dipasang sesuai
dengan persyaratan teknis fabrikan dari pintu
yang akan dipasang.

b. Pekerjaan Jendela Kaca Frame Aluminium

Lingkup Pekerjaan

Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk


pelaksanaan pekerjaan partisi kaca rangka
alluminium, rangka dan pintu / jendela alluminium.
Pekerjaan sehubungan yang diuraikan terpisah:

- Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan kunci


Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

dan engsel.

Standard/Referensi

Pekerjaan dan pemasangan harus sesuai dengan


standar umum yang berlaku serta referensi berikut
ini :

 PUBI
 NI – 3

Bahan/Material

Aluminium

 Profil alluminum yang dipakai adalah produk dari


Indal atau Alkan atau produk lain yang setara dan
30.2
disetujui, mempunyai finishing permukaan
Powder Coating jenis analog dengan ketebalan
18 micron.

Kaca

 Kaca yang dipakai adalah untuk partisi kaca,


pintu kaca dan jendela kaca serta ventilasi kaca
(dengan frame) adalah kaca sesuai ketentuan
yang tercantum di dalam gambar rencana, tipe
Panasap tebal 6mm dari merk AsahiMas atau
merk lain yang setaraf yang disetujui.
 Kaca yang dipakai adalah untuk curtain wall
adalah sesuai ketentuan yang tercantum di
dalam gambar rencana, tipe Panasap tebal 6mm
dari merk AsahiMas atau merk lain yang setaraf
yang disetujui.
 Kaca yang dipakai untuk jendela frameless adalah
kaca sesuai ketentuan yang tercantum di dalam
gambar rencana, tipe Panasap tebal 6mm dari
merk AsahiMas atau merk lain yang setaraf yang
disetujui.
 Bahan-bahan lain seperti paku sekrup, karet
penjepit (seal), bahan pengisi (sealant) dan
bahan-bahan lain harus yang direkomendasi dari
pabriknya dan mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas/MK.
 Kaca yang dipakai untuk area setelah barat atau
bagian depan bangunan adalah kaca sesuai
ketentuan yang tercantum di dalam gambar
rencana, tipe stop sol tebal 6mm warna hijau dari
merk Asahi Mas atau merk lain yang setaraf yang
disetujui.
 Untuk bagian Timur, Utara, Selatan dan bagian
dalam, dipakai kaca panasap t = 6mm warna
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

hijau

Pelaksanaan Pekerjaan/Pemasangan

Ketentuan Umum

 Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli


dan berpengalaman di dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.
 Kontraktor ini harus menyediakan peralatan
kerja yang cukup, memadai dan sesuai untuk
pelaksanaan pekerjaan khusus alluminum ini.
Peralatan tersebut antara lain tapi tidak terbatas
hanya pada mesin potong, mesin bor, mesin
gurinda dan lain lain peralatan yang diperlukan
guna fabrikasi dan pernasangannya.
 Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus
mengajukan terlebih dahulu shop drawing yang
menunjukkan detail, type dan sistim pemasangan
serta komponen-komponen yang diperlukan,
dibuat berdasarkan gambar rancangan yang ada
serta kondisi lokasi pemasangan. Contoh-2 bahan
profil aluminium, panil pengisi serta semua
perlengkapan (accessories) harus diajukan untuk
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan
Perencana.

Pelaksanaan

 Sebelum mulai pelaksanaan, Kontraktor harus


melihat dan melakukan pemeriksaan ukuran dari
lokasi pemasangan guna penyesuaian fabrikasi
komponen yang akan dipasang,
 Pelaksanaan/proses fabrikasi dapat dilakukan di
pabrik atau di lapangan. Fabrikasi bahan
aluminium harus menggunakan peralatan
masinal, seperti mesin potong, mesin punch,
mesin bor dan lain sebagainya.
 Pengeboran atau pembuatan lubang dan
pemotongan harus rapi dan tepat ukuran sesuai
dengan peralatan yang akan dipasang (seperti
kunci, engsel dll.) maupun ukuran komponen
yang ditentukan di dalam gambar rencana.
 Hasil fabrikasi harus berupa komponen yang
berbentuk dan berukuran tepat serta sesuai
untuk dipasang pada tempat kedudukannya,
dengan toleransi setelah dia-dakan penyesuaian
dengan keadaan lapangan adalah sebagai
berikut:
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

- Untuk tinggi dan lebar maksimal 1 mm


- Untuk diagonal maksimal 2 mm.
 Pemasangan rangka alumunium ke bangunan
harus dengan angkur yang kuat Antara tembok /
kolom / beton dan rangka alumunium harus diisi
dengan "Seal" elastis jenis Poly-Sulfida dengan
persyaratan penggunaan dari pabrik (setara
ABC) terutama untuk jendela-jendela luar.
 Pemasangan kaca-kaca pada kosen alumunium
harus menggunakan "seal" yang berupa alur
karet.
 Sambungan vertical/horizontal, sudut dan silang,
serta kombinasi profil-profil alumunium harus
dipasang sempurna dengan menggunakan
peralatan bantu pelat atau paku sekrup sistim
tersembunyi.
 Pemasangan seal harus menjamin bahwa tidak
akan terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh air
hujan maupun udara luar.
 Pelaksana Pekerjaan harus menjaga kosen kosen
alluminium dan bidang-bidang kaca yang sudah
terpasang bersih dari kotor-kotor seperti air
semen, cat, plesteran dan lain-lain serta
mengamankannya dari kemungkinan benturan.
 Pemasangan jendela kaca frameless perlu
disiapkan dudukan berupa besi U sesuai
ketebalan kaca, yang ditanam di dinding. Siapkan
karet yang dipasang sebagai antara pertemuan
kaca dengan dudukan besi U.Sealant diisikan
sebagai penutup dan pengikat.

c. Pekerjaan Alat Penggantung Dan Pengunci

Lingkup Pekerjaan

Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk


pelaksanaan pekerjaan pemasangan kunci dan engsel
pada pintu dan jendela dari kayu maupun aluminium.

Bahan/Material

 Sebelum memulai pekerjaan ini, Kontraktor harus


rnenyerahkan kepada Konsultan Pengawas,
contoh dan katalog dari produk yang telah
disetujui oleh Konsultan Perencana.
 Kunci lengkap dengan handel/pegangan, adalah
dari produk/merk setara SES dengan handel dari
bahan satin aluminium atau merk lain yang
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

setaraf dan disetujui. Satu set kunci harus


dilengkapi dengan 3 buah anak kunci. Master Key
mutlak diadakan untuk pekerjaan ini.
 Engsel dari bahan yang sama dengan kunci,
ukuran 10 cm dari merk setara SES atau merk lain
yang setaraf yang disetujui.
 Perlengkapan lain untuk pintu/jendela dipakai
dari merk yang sama dengan merk kunci yang
dipakai, atau merk lain yang setaraf yang
disetujui.

Pelaksanaan Pekerjaan/Pemasangan

 Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus


memberikan contoh pemasangan yang benar
untuk disetujui pelaksanaan pemasangannya
oleh Konsultan Pengawas. Teknik dan tata-cara
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
 Engsel untuk daun pintu dipasang 3 buah per
daunnya, dan 2 buah untuk daun jendela.
 Hasil pemasangan kunci serta perlatan engsel
harus sesuai dengan ketentuan pemasangan
yang dikeluarkan oleh pabriknya, lengkap
peralatannya, kuat dan tepat penempatannya,
serta dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
 Pemasangan Engsel atas dipasang tidak lebih dari
28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel
bawah dipasang tidak lebih dan 32 cm (as) dari
permukaan lantai keatas.
 Penarik pintu (door pull) dipasang 100 cm (as)
dari permukaan lantai setempat
 Seluruh mekanisme perangkap pengunci ini
harus bekerja dengan baik. Dicoba dengan
penguncian secara kasar dan halus.
 Pemasangan Back plate dan Lock case harus rata
(tenggelam) didalam panil pintu. Kunci harus
terpasang kuat pada rangka daun pintu/jendela,
 Setelah kunci tepasang, noda-noda bekas cat
atau teak-oil yang menempel pada kunci harus
dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

30.3
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

31 PERATURAN- 31.1 Norma


PERATURAN / - Undang-undang No 28 tahun 2002 tentang Bangunan
SYARAT-SYARAT Gedung
YANG DIGUNAKAN - Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan
kerja.
- PP no 36 tahun 2005 tentang Pelaksanaan Undang-
undang No 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

- Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 Tahun


2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi
Bangunan Gedung
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan
Gedung Hijau.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 05/PRT/M/2016 tentang Izin Mendirikan
Bangunan Gedung.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 06/PRT/M/2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 05/PRT/M/2016 tentang Izin Mendirikan
Bangunan Gedung.
- Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
86/SE/DC/2016 tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Bangunan Gedung Hijau.

Standar Teknis
- Spesifikasi Bahan bangunan Bangunan A : SK SNI S-04-
1989-F

- Ubin semen polos : SNI 03-0028-1987

- Paku dan kawat paku : SNI 03-0323-1989


- Batu alam untuk bahan bangunan : SNI 03-0394-1989

- Agregat Beton : SNI 03-1750-1990

- Pasir untuk adukan dan beton : SNI 03-1756-1990

- Genteng Keramik : SNI 03-2095-1998.


- Kapur untuk bahan bangunan : SNI 03-2097-1991

- Spesifikasi ukuran kayu untuk bangunan rumah dan


gedung : SNI 03-2445-1991

- Mutu dan ukuran kayu bangunan : SNI 03-3527-1994

- Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung :


SNI 03-2407-2008

- Tata cara pengecatan dinding tembok dengan cat


emulsi : SNI 03-2410-2002

- Tata cara pengerjaan lembaran asbes semen untuk


penutup atap pada bangunanan rumah dan gedung : SNI
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

03-2840-1992

Peraturan Umum yang digunakan :


a. A.V. (Algemene Voor Waarden Voor de Uit
Voering by Aaneming Van Openbare Werken
in Indonesia tanggal 28 Mei tahun 1941 No.
9 dan tambahan Lembaran Negara No.
14571.
b. Persyaratan beton Struktural untuk
bangunan gedung SNI 2847 : 2013.
c. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan
Bangunan NI-3 / 1970.
d. Spesifikasi desain untuk Konstruksi Kayu SNI
7973 : 2013
e. Persyaratan umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI
31.2 0225 : 2011
f. Sistem Plambing pada bangunan gedung SNI
8153 : 2015.
g. Peraturan Semen Portland Indonesia SNI
2049 : 2004.
h. Peraturan Cat tembok emulai SNI 3564 :
2009
i. Peraturan Bangunan Nasional yang berlaku
j. Sistem Proteksi petir pada bangunan gedung
SNI 7015 : 2004
k. Peraturan pembebanan indonesia untuk
gedung dan bangunan lain SNI 1727 : 2013.
l. Dan lain-lain peraturan-peraturan yang
berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan
normalisasi di Indonesia.

32 LAIN-LAIN 32.1 Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh
atau dipasang pada bangunan ini sebelum dipergunakan
harus diperiksa dan diluluskan oleh Konsultan Pengawas
sesuai dengan spesifikasi teknis.
Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya
pemeriksaan ditanggung oleh penyedia jasa
Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk
dan gambar detail maka segera dilaporkan untuk diputuskan
dengan tetap mengindahkan kepentingan bangunan itu
sendiri.
Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun
RKS tetapi itu mutlak dibutuhkan, maka hal tersebut harus
dikerjakan/dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi / Pemilik.

8. PENUTUP

a) Semua sisa-sisa bahan bangunan dan sampah lainnya serta alat-alat bantu harus
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan, segera setelah pekerjaan selesai atas biaya
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Ruang Laboratorium Biologi Beserta Prabotmya

Kontraktor. Untuk itu Kontraktor harus memperhitungkannya dalam penawaran


khusus mengenai mobilisasi/demobilisasi peralatan serta pembersihan seluruh lokasi
sebelum dan setelah pekerjaan selesai.

b) Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam spesifikasi teknis ini dan
memerlukan penyelesaian di lapangan, maka akan diatur/dibicarakan kemudian
dalam rapat-rapat koordinasi lapangan oleh Direksi, Konsultan Pengawas,
Kontraktor Pelaksana, Konsultan Perencana dan atas persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen atau pihak Penyedia Jasa.

Dibuat di : Tanjung Selor


Tanggal : 17 MEI 2021

Ditetapkan Oleh:
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

H.SUDARSONO,S.E.,M.Pd.
NIP 196612311986031054

Anda mungkin juga menyukai