Anda di halaman 1dari 16

Jauf (rongga):

Mencakup
rongga
tenggorokan dan
rongga mulut
Dari rongga (mulut/ tenggorokan) ini keluar huruf-huruf mad.
Al-Imam Ibnul Jazariy berkata:
َ َ ََۡ َ ُ ُ ُ َ َُ َۡ َۡ ُ َ
‫حروف م ٍّد للهواءِ تنت ِه‬ َ
‫فأل ِف اجلو ِف وأختاها و ِِه‬
Pada Jauf terdapat Alif dan saudari-saudarinya, yakni huruf-
huruf Mad, yang berhenti seiring dengan berhentinya nafas.

Ibnul Jamzuriy berkata tentang huruf Mad:


َ‫حـيـها‬ ُ َۡ َ َ َۡ
ِ ‫مِن لف‬
ٍّ ‫ـظ و‬
ِ ‫اى وِه ىف نو‬
Terkumpul pada lafazh “way” dan terjadi Mad dalam “Nuuhiihaa”
• Makhraj ini adalah makhraj yang paling
luas dan bebas, tidak terikat pada tempat
tertentu, dan tidak nyata dalam
memusatkan suara. Begitu pula huruf-
hurufnya. Semuanya dapat bersandingan
dengan seluruh huruf hijaiyyah yang hidup
(berharakat). Karenanya, makhraj ini
disebut makhraj muqaddar.
• Seluruh huruf hidup mesti dikeluarkan melalui jauf.
Karena pada prinsipnya, setiap huruf akan mendekat
kepada makhrajnya saat disukunkan dan akan menjauh
dari makhrajnya saat diberi harakat (hidup). Bila kita
mempertahankan (tidak menjauhkan) makhraj huruf saat
ia hidup, maka suara tidak akan mengalir sempurna
melalui rongga jauf.
• Ini adalah pelajaran pertama yang dapat kita petik dari
pembahasan makhraj al-jauf. Karenanya, sangat penting
untuk memahami dan melatih permasalahan ini sebelum
beranjak untuk mempelajari rincian makhraj huruf
hijaiyyah yang lain.
• Adapun pelajaran kedua yang dapat kita petik
dalam bab ini adalah bagaimana mengucapkan
harakat yang sempurna dalam bahasa Arab.
• Karenanya, pembahasan makhraj al-jauf tidak
akan bisa dipisahkan dari pembahasan
kesempurnaan mengucapkan huruf-huruf
hijaiyyah yang berharakat (itmâmul harakât).
Huruf Alif : Tidak berada pada kondisi selain sukun dan tidak ada huruf
sebelumnya kecuali dalam kondisi fathah.
Huruf Tasydid : Aslinya terdiri atas dua huruf. Huruf yang pertama sukun
dan yang kedua berharakat.
‘Allaamah Ahmad Ath-Thiibi berkata:
َّ
َّ‫الش َف َت ۡي َضما‬ َ َّ َّ‫َو ُ لك َم ۡض ُم ۡوم فَلَ ۡن يَتِما‬
ِۡ ‫إِّل بِض ٍّم‬ ٍّ
َ‫يَت ِ لم َو ال ۡ َم ۡف ُت ۡو ُح بال َف ۡت ِح ٱ ۡفه ِم‬ َۡ َ ۡ َ ۡ َُۡ
ِ ‫اض ل ِلف ِم‬ ٍّ ‫اض بِاۡنِف‬ ٍّ ‫وذوا ۡنِف‬
“Dan setiap dhammah tidak akan sempurna, kecuali
dengan benar-benar memonyongkan kedua bibir,
Dan Kasrah dengan merendahkan rahang akan
sempurna, dan fathah dengan membukanya,
fahamilah!”
Keadaan lidah saat mengucapkan huruf berharakat
• Beberapa kesalahan begitu sering terjadi pada saat
seseorang, khususnya non-Arab- mengucapkan harakat,
di antaranya:
• Menebalkan harakat pada huruf-huruf yang seharusnya
diucapkan tipis, khususnya pada saat mengucapkan
fathah dan dhammah.
• Menipiskan harakat pada huruf-huruf yang seharusnya
diucapkan tebal, khususnya pada saat kasrah.
• Memiringkan suara hingga fathah tidak terucap dengan
jelas, berada di antara “a” dan “i”, menyerupai vokal
“eu”.
• Mengalirkan suara melalui rongga hidung,
padahal rongga hidung adalah kekhususan
bagi “mim” dan “nun”.
• Menahan suara, sehingga bacaan terdengar
seperti menggumam.
• Berlebihan dalam membuka rahang,
menariknya, atau memonyongkannya.
• Tidak konsisten dalam menentukan kadar
panjang satu harakat.
‫بُو ب باَ‬ ‫او إي ءاَ‬ ‫ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُۡ ۡ َ‬
‫ثو ِِث ثا‬ ‫تو ِِت تا‬
‫ُحو ِح حاَ‬ ‫ُجو ِج جاَ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫دو دِي دا‬ ‫خو ِخ خا‬
‫ُرو ري راَ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ِ‬ ‫ذو ذِي ذا‬
‫ُسو ِس ساَ‬ ‫ُزو زي زاَ‬
‫ِ‬
‫ُصو ِص صاَ‬ ‫ُ ِ َ‬
‫شو ش شا‬
‫ُطو ِط طاَ‬ ‫ُ ِ َ‬
‫ضو ض ضا‬
‫ُعو ِع َعَ‬ ‫ُ ِ َ‬
‫ظو ظ ظا‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫فو ِىف فا‬ ‫غو ِغ َغ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ك‬ ‫كو ِك‬ ‫ِق قا‬ ‫قو‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ما‬ ‫مو ِم‬ ‫ِل ّل‬ ‫لو‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ها‬ ‫هو ِِه‬ ‫ِن نا‬ ‫نو‬
‫ياَ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ووُ‬
‫يو ِي‬ ‫وِي وا‬

Anda mungkin juga menyukai