73
74
2. Penentuan Fe-oksida
a. Leburlah residu dalam krus platina atau nikel yang diperoleh pada Fe dan
Al-oksida total dengan 4 g KHSO 4 yang sebelumnya telah dipijarkan
terlebih dahulu, di atas lempeng pemanas atau lilitan pemanas selama
beberapa menit.
b. Dinginkan dan tambahkan 5 mL H2SO4 pekat, panaskan sampai
timbulnya ga SO3 telah selesai.
c. Dinginkan dan pindahkan semua isi dalam krus tersebut dan cucilah sisa
bahan dalam krus dengan aquades sehingga volume larutan yang
diperoleh tidak lebih dari 200 mL. Panaskan sehingga diperoleh larutan
75
yang jernih. Untuk penentuan Fe maka larutan ini terlebih dahulu harus
direduksi, sehingga semu feri berubah menjadi fero.
d. Reduksi dilakukan dengan melewatkan gas H2S ke dalam larutan sampai
larutan tersebut jenuh terhadap H2S yaitu apabila larutan telah menjadi
lebih gelap dan tidak terjadi perubahan lagi.
e. Apabila dalam larutan tersebut terdapat platina maka akan terjadi
endapan. Saringlah endapan ini, kemudian filtrat sekali lagi dialiri
dengan H2S sehingga semua feri diubah menjadi fero.
f. Untuk menghilangkan gas H2S yang terlarut maka larutan tersebut perlu
dipanaskan sampai mendidih. Periksalah apakah semua gas H2S telah
habis atau belum.
g. Larutan yang telah direduksi dititrasi dengan larutan 0,1 N KMnO 4.
Titrasi berakhir bila warna larutan telah berubah menjadi merah jambu
dan warna ini dapat dipertahankan selama 20 detik.