NIM : 190563201082
"Kita lihat dulu jumlah pemeriksaannya, wong kita masih sedikit. Sehingga kasus
yang dilaporkan itu bisa jadi, kemungkinan besar, di bawah permukaan itu sudah
banyak sekali," kata dia.
Apalagi ditambah dengan varian mutasi virus SARS-CoV-2 yang saat ini
juga mulai bermunculan di Indonesia, maka Windhu mewanti-wanti bahwa kasus
Covid-19 bisa lebih besar lagi terjadi dibanding tahun lalu. Pasalnya, beberapa
varian yang tergolong 'Variant of Concern (VoC)' memiliki kemampuan penularan
masif hingga kebal dari vaksin covid-19 yang sudah diberikan. Lembaga Biologi
Molekuler (LBM) Eijkman terakhir mengungkapkan sejauh ini sudah ada 59 kasus
mutasi virus SARS-CoV-2 yang tergolong VoC yang merupakan varian yang
diwaspadai WHO. Rinciannya, 23 kasus dari B117, 32 kasus dari B1617, dan 4
kasus dari varian B1351.
"Seperti dokter di Bangkalan ada yang meninggal, padahal sudah divaksin.
Ini yang saya khawatirkan ada kemunculan varian di lingkup-lingkup mikro. Ini
yang juga harus diperiksa sampel Whole Genome Sequencing-nya," ujar Windhu.
"Tameng, proteksi kita dari awal tetap sama, 3T dan 3M itu tidak boleh lelah
dilakukan," tegas dia.
Oleh karena itu, Windhu juga meminta agar pemerintah membenahi strategi
dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berskala Mikro
atau micro lockdown yang saat ini mulai berlaku di seluruh Indonesia sejak awal
Juni hingga 14 Juni mendatang. Windhu menilai konsep micro lockdown di PPKM
Mikro memang sudah apik, hanya saja ia menyoroti pemetaan zona risiko wilayah
masih saja diberlakukan. Padahal menurutnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi
Sadikin sudah mengatakan ada beberapa pihak forum koordinasi pimpinan daerah
(forkopimda) yang sengaja menekan jumlah tes harian agar temuan warga Covid-
19 di wilayahnya relatif dilaporkan sedikit. Ia menduga itu dilakoni pemda dengan
harapan daerah yang dipimpinnya dapat masuk kategori wilayah dengan risiko
penularan rendah atau zona hijau.
"Jadi gunanya apa zonasi, lebih baik semua daerah diberlakukan micro
lockdown. Apa yang disampaikan Pak Menkes itu memang betul terjadi. Zonasi
jadi seperti buah delima, kuning di luar merah di dalam. Atau semangka, hijau di
luar tapi dalamnya merah," kata Windhu.