Rencanakan struktur beton bangunan gedung seefisien mungkin dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Bangunan 3 lantai dengan dinding 1/2 bata dan atap plat beton dengan denah seperti tergambar.
2. Fungsi bangunan : 250 kg/m2 kantor
3. Mutu Beton : 20 MPa
4. Tegangan leleh baja tulangan gese 240 MPa, dan tegangan leleh baja tulangan lentur :
: 350 MPa
5. Elevasi lantai 1 dan 2 : 3.5 m
6. Elevasi lantai atap : 10 m
7. Kedalaman tanah keras : 2 m
8. Berat volume tanah : 16 kN/m3
9. Daya dukung tanah : 180 kN/m2
10. Tebal plat atap 100 mm dan tebal plat lantai120 mm
11. Batasan perencanaan : a. Rasio tulangan kolom : 1% < ρ < 8%
b. Rasio tulangan balok : ρ > ρ min
12. Ketentuan yang belum ada dapat dilengkapi berdasarkan peraturan yang berlaku.
BAB I
PEMBEBANAN STRUKTUR
1
Bx1 Bx2 Bx3
By 3.5 m
2
Bax1 Bax2 Bax3
By 3.5 m
3 m 3 m 3 m
I II III IV
Lantai 1 dan 2
Atap Lantai
Bx1 Bx2 Bx3 By
qD (t/m2) 0.32 0.478 - - - -
qL (t/m2) 0.1 0.25 - - - -
q dinding (t/m) - - 0.84 0.84 0.84 0.735
Lantai 3
Atap Lantai
Bx1 Bx2 Bx3 By
qD (t/m2) 0.32 0.478 - - - -
qL (t/m ) 2
0.1 0.25 - - - -
q dinding (t/m) - - 2.5463 2.5463 2.5463 2.4413
1.4 Mengestimasi Ukuran Pelat
Untuk memudahkan dalam pengerjaan di lapangan dan juga perhitungan, maka ukuran kolom di
buat seragam. Untuk mempermudah, digunakan luasan pelat terbesar = 3 x 7 m
Tinggi dinding diangga 3.2 m. (berdasarkan tinggi dinding balok induk Bx1 lantai 1 dan
lantai 2 )
Tinggi dinding diangga 2.8 m. (berdasarkan tinggi dinding balok induk By lantai 1 dan
lantai 2 )
Untuk perhitungannya :
(L dinding x tebal x tinggi x BJ) arah X + (L dinding x tebal x tinggi x BJ) arah Y
Dinding =
lx + ly
( 3 x 0.15 x 3.2 x 1.75 ) + ( 7 x 0.15 x 2.8 x 1.75 )
=
3 + 7
= 0.7665 t/m2
Qu = 1.2 x (Mati + Dinding) + 1.6 x Hidup ( kantor )
= 1.2 x ( 0.478 + 0.7665 ) + 1.6 x 0.25
= 1.8934 t/m 2
Pu kolom = Lx x Ly x Qu x n lantai
= 3 x 7 x 1.8934 x 4
= 159.0456 ton
= 159045.6 kg
= 1559704.215149 N
Pu max 1559704.2151
Ag = = = 97481.513447 mm2
0.8 x f'c 0.8 x 20
b = h = Ag
= 97481.5134468
= 312.2203 mm → Jika jarak x dan y kurang lebih sama
Pu max 1235637.648
Ag = = = 77227.353 mm2
0.8 x f'c 0.8 x 20
b = h = Ag
= 77227.353
= 277.8981 mm → Jika jarak x dan y kurang lebih sama
kolom 27/51,3333333333333 10 m
kolom 27/51,3333333333333 2 m
I II III IV
3 m 3 m 3 m
balok 35/70
kolom 27/51,3333333333333 10 m
balok 35/70
balok 35/70
kolom 27/51,3333333333333 2 m
1 2 3
3.5 m 3.5 m
-0.5 m -0.5 m
1
Bx1 Bx2 Bx3
A By B C
4m
1.75 m
2
Bax1 Bax2 Bax3
1.75 m
A By B C 4m
3 m 3 m 3 m
I II III IV
I II III IV
Gambar 1.5 Pola distribusi beban yang ditahan balok induk Bx1, Bx2 dan Bx3
(warna kuning) dan balok anak Bax1, Bax2 dan Bax3 (warna merah)
3 m
1 0.5 qLL
qDL
1.75 m
P
→ dianggap beban lantai 2x
I T II
1.75 m
qEq
Gambar 1.6 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok Bx1
Perhitungan pembebanan :
P segitiga = Luas segitiga x q
= ( 1/2 x alas x tinggi ) q
= ( 1/2 x 1.75 x 1.75 ) q
= 1.53125 q
RI = P
= 1.53125 q
3 m
qDL
1.75 m
P1 P2 P3 P4
→ dianggap beban lantai 2x
II T III
1.75 m
qEq
Gambar 1.7 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok Bx2
Perhitungan pembebanan :
P1 (segitiga) = Luas segitiga x q
= ( 1/2 x alas x tinggi ) q
= ( 1/2 x 1.75 x 1.75 ) q
= 1.53125 q
R II = P1 + P2
= 1.53125 q + -0.21875 q
= 1.3125 q
3 m
qDL
1.75 m
P1 P2 P3 P4
→ dianggap beban lantai 2x
III T IV
1.75 m
qEq
Gambar 1.8 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok Bx3
Perhitungan pembebanan :
P1 (segitiga) = Luas segitiga x q
= ( 1/2 x alas x tinggi ) q
= ( 1/2 x 1.75 x 1.75 ) q
= 1.53125 q
3 m
1 0.5 qLL
qDL
1.75 m
P
→ dianggap beban lantai 2x
I T II
1.75 m
qEq
Gambar 1.9 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok Bax1
Perhitungan pembebanan :
P segitiga = Luas segitiga x q
= ( 1/2 x alas x tinggi ) q
= ( 1/2 x 1.75 x 1.75 ) q
= 1.53125 q
RI = P
= 1.53125 q
3 m
qDL
1.75 m
P1 P2 P3 P4
→ dianggap beban lantai 2x
II T III
1.75 m
qEq
Gambar 1.10 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok Bax2
Perhitungan pembebanan :
P1 (segitiga) = Luas segitiga x q
= ( 1/2 x alas x tinggi ) q
= ( 1/2 x 1.75 x 1.75 ) q
= 1.53125 q
3 m
1 0.583 -0.125 qLL
qDL
1.75 m
P1 P2 P3 P4
→ dianggap beban lantai 2x
III T IV
1.75 m
qEq
Gambar 1.11 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok Bax3
Perhitungan pembebanan :
P1 (segitiga) = Luas segitiga x q
= ( 1/2 x alas x tinggi ) q
= ( 1/2 x 1.75 x 1.75 ) q
= 1.53125 q
R III = P1 + P2
= 1.53125 q + -0.219 q
= 1.313 q
1
Bx1 Bx2 Bx3
A B C 4m
By
1.75 m
2
Bax1 Bax2 Bax3
1.75 m
A By B C 4m
3 m 3 m 3 m
I II III IV
Gambar 1.12 Pola distribusi beban yang ditahan balok By (warna kuning)
● Beban pada balok induk By
qLL qLL
qDL qDL
P1 P2 P3 P4 1.75 m
1 T 3
1.75 m
3.5 m 3.5 m
Perhitungan pembebanan :
P 1 (segitiga) = Luas segitiga x q
= ( 1/2 x alas x tinggi ) q
= ( 1/2 x 1.75 x 1.75 ) q
= 1.5313 q
R1 = P1 + P2
= 1.5313 + 1.5313
= 3.0626 q
Akibat adanya balok anak, maka distribusi beban terhadap balok induk adalah berupa
beban titik. Umumnya pada balok anak tidak direncanakan menahan beban gempa.
Balok anak hanya direncanakan untuk menahan beban pelat lantai.
Dari hasil pembebanan balok anak Bax1, Bax2 dan Bax3, didapat :
1.6.2 Lantai
1
Bx1 Bx2 Bx3
A By B C
3.5 m
1.75 m
2
Bax1 Bax2 Bax3
1.75 m
A By B C 3.5 m
3 m 3 m 3 m
I II III IV
Gambar 1.14 Pola distribusi beban yang ditahan balok induk Bx1, Bx2 dan Bx3
(warna kuning) dan balok anak Bax1, Bax2 dan Bax3 (warna merah)
1 0.5 qLL
qDL
1.75 m
P
→
I T II
1.75 m
qEq
Gambar 1.15 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok Bx1
Perhitungan pembebanan :
P segitiga = Luas segitiga x q
= ( 1/2 x alas x tinggi ) q
= ( 1/2 x 1.75 x 1.75 ) q
= 1.53125 q
RI = P
= 1.53125 q
3 m
qDL
1.75 m
P1 P2 P3 P4
→ dianggap beban lantai 2x
II T III
1.75 m
qEq
Gambar 1.16 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok Bx2
Perhitungan pembebanan :
P1 (segitiga) = Luas segitiga x q
= ( 1/2 x alas x tinggi ) q
= ( 1/2 x 1.75 x 1.75 ) q
= 1.53125 q
3 m
qDL
1.75 m
P1 P2 P3 P4
→ dianggap beban lantai 2x
III T IV
1.75 m
qEq
Gambar 1.17 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok Bx3
Perhitungan pembebanan :
P1 (segitiga) = Luas segitiga x q
= ( 1/2 x alas x tinggi ) q
= ( 1/2 x 1.75 x 1.75 ) q
= 1.53125 q
R III = P1 + P2
= 1.53125 q + -0.219 q
= 1.313 q
3 m
1 0.5 qLL
qDL
1.75 m
P
→ dianggap beban lantai 2x
I T II
1.75 m
qEq
Gambar 1.18 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok Bax1
Perhitungan pembebanan :
P segitiga = Luas segitiga x q
= ( 1/2 x alas x tinggi ) q
= ( 1/2 x 1.75 x 1.75 ) q
= 1.53125 q
RI = P
= 1.53125 q
3 m
qDL
1.75 m
P1 P2 P3 P4
→ dianggap beban lantai 2x
II T III
1.75 m
qEq
Gambar 1.19 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok Bax2
Perhitungan pembebanan :
P1 (segitiga) = Luas segitiga x q
= ( 1/2 x alas x tinggi ) q
= ( 1/2 x 1.75 x 1.75 ) q
= 1.53125 q
3 m
qDL
1.75 m
P1 P2 P3 P4
→ dianggap beban lantai 2x
III T IV
1.75 m
qEq
Gambar 1.20 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok Bax3
Perhitungan pembebanan :
P1 (segitiga) = Luas segitiga x q
= ( 1/2 x alas x tinggi ) q
= ( 1/2 x 1.75 x 1.75 ) q
= 1.53125 q
R III = P1 + P2
= 1.53125 q + -0.219 q
= 1.313 q
1
Bx1 Bx2 Bx3
A B C 3.5 m
By
1.75 m
2
Bax1 Bax2 Bax3
1.75 m
A By B C 3.5 m
3 m 3 m 3 m
I II III IV
Gambar 1.21 Pola distribusi beban yang ditahan balok By (warna kuning)
qLL qLL
qDL qDL
P1 P2 P3 P4 1.75 m
1 T 3
1.75 m
3.5 m 3.5 m
Gambar 1.22 Detail distribusi beban yang ditahan oleh 1 balok By
Perhitungan pembebanan :
P 1 (segitiga) = Luas segitiga x q
= ( 1/2 x alas x tinggi ) q
= ( 1/2 x 1.75 x 1.75 ) q
= 1.5313 q
R1 = P1 + P2
= 1.5313 + 1.5313
= 3.0626 q
Akibat adanya balok anak, maka distribusi beban terhadap balok induk adalah berupa
beban titik. Umumnya pada balok anak tidak direncanakan menahan beban gempa.
Balok anak hanya direncanakan untuk menahan beban pelat lantai.
Dari hasil pembebanan balok anak Bax1, Bax2 dan Bax3, didapat :
Sesungguhnya kolom akan menahan seluruh elemen struktur, oleh karena itu akan dihitung
besarnya beban yang akan menjadi beban titik pada kolom.
Bx1 Bx2 Bx3
1
P1 P3
3.5 m
By By By By
P2 P4
3.5 m
By By By By
3 m 3 m
I II III 3 m IV
a. P1
Pelat atap ( Lihat gambar 1.24 )
Persegi panjang = ( 1.5 + 2 ) x 4
= 10.5 m 2
b. P2
Pelat atap ( Lihat gambar 1.24 )
Persegi panjang = ( 1.5 + 2 ) x 4
= 10.5 m2
Pelat atap = Luasan pelat x qD atap
= 10.5 x 0.32
= 3.36 ton
Balok induk Bx2 = b x h x 1/2 L Bx2 x BJ beton
= 0.15 x 0.3 x ( 1/2 x 3 ) x 2.4
= 0.162 ton
Balok induk Bx3 = b x h x 1/2 L Bx3 x BJ beton
= 0.15 x 0.3 x ( 1/2 x 3 ) x 2.4
= 0.162 ton
c. P3
Pelat atap ( Lihat gambar 1.24 )
Persegi panjang = 2 x 4
= 5 m2
Pelat atap = Luasan pelat x qD atap
= 5 x 0.32
= 1.68 ton
Balok induk Bx3 = b x h x 1/2 L Bx3 x BJ beton
= 0.15 x 0.3 x ( 1/2 x 3 ) x 2.4
= 0.162 ton
Balok anak Bax3 = b x h x 1/2 L Bax3 x BJ beton
= 0.125 x 0.25 x ( 1/2 x 3 ) x 2.4
= 0.1125 ton
Balok induk By = b x h x 1/2 L By x BJ beton
= 0.35 x 0.7 x ( 1/2 x 7 ) x 2.4
= 2.058 ton
Dinding = 0 ( tidak ada dinding di atap )
Kolom = bc x hc x hk x BJ beton
= 0.27 x 0.51 x###x 2.4
= 3.3264 ton
d. P4
Pelat atap ( Lihat gambar 1.24 )
Persegi panjang = 2 x 4
= 5 m2
Pelat atap = Luasan pelat x qD atap
= 5 x 0.32
= 1.68 ton
Balok induk Bx3 = b x h x 1/2 L Bx3 x BJ beton
= 0.15 x 0.3 x ( 1/2 x 3 ) x 2.4
= 0.162 ton
Balok anak Bax3 = b x h x 1/2 L Bax3 x BJ beton
= 0.125 x 0.25 x ( 1/2 x 3 ) x 2.4
= 0.1125 ton
Balok induk By = b x h x 1/2 L By x BJ beton
= 0.35 x 0.7 x ( 1/2 x 7 ) x 2.4
= 2.058 ton
Dinding = 0 ( tidak ada dinding di atap )
Kolom = bc x hc x hk x BJ beton
= 0.27 x 0.51 x###x 2.4
= 3.3264 ton
a. P1
b. P2
c. P3
Dinding By = 0.735 x 4
= 2.5725 ton
Kolom = bc x hc x hk x BJ beton
= 0.27 x 0.51 x 3.5 x 2.4
= 1.1642 ton
d. P4
Kolom = bc x hc x hk x BJ beton
= 0.27 x 0.51 x 3.5 x 2.4
= 1.1642 ton
Keterangan : karena analisis struktur yang menggunakan program SAP2000 v14 dilakukan
secara 2D, maka digunakan portal dengan beban aksial pada kolom yang maksimum.
q = 0,5436 t/m q = 0,5151 t/m q = 0,5151 t/m q = 0,1361 t/m q = 0,1272 t/m q = 0,1272 t/m
+17.00
10 m 10m
q = 1.5987 t/m q = 1.5561 t/m q = 1.5561 t/m q = 0.3403 t/m q = 0.318 t/m q = 0.318 t/m
+7.00
+3.50
I II III IV I II III IV
3m 3m 3m 3m 3m 3m
+17.00 +17.00
+3.50 +3.50
±0.00 ±0.00
1 2 3 1 2 3
Berat total bangunan adalah akumulasi seluruh beban mati seperti berat pelat lantai dan atap,
balok, kolom, dinding, dan lain-lain seluruh lantai dan atap dijumlahkan dengan akumulasi
seluruh beban hidup seluruh lantai dan atap. Berat total bangunan ini nantinya akan
digunakan untuk mendapatkan beban gempa, dengan menggunakan rumus perhitungan
analitis secara statis.
Berat total bangunan adalah akumulasi seluruh beban mati seperti berat pelat lantai dan atap,
balok, kolom, dinding, dan lain-lain seluruh lantai dan atap dijumlahkan dengan akumulasi
seluruh beban hidup seluruh lantai dan atap. Berat total bangunan ini nantinya akan
digunakan untuk mendapatkan beban gempa, dengan menggunakan rumus perhitungan
analitis secara statis.
P1 3.5 m
###
By
P4 P4 3.5 m
P2 P2
###
3 m 3 m 3m
I II III IV
Gambar 1.26 Tampak atas luasan pelat X (kuning) dan Y (merah) yang ditinjau
Berat total atap = Pelat + Bax1 + Bax2 + Bax3 + Bx1 + Bx2 +Bx3 + By +
Kolom + Beban hidup
Berat total lantai = Pelat + Bax1 + Bax2 +Bax3 + Bx1 + Bx2 +Bx3 + By +
Dinding Bax1 + Dinding Bax2 + Dinding Bax3 + Dinding
Bx1 + Dinding Bx2 + Dinding Bx3 + Dinding By + Kolom
+ Beban hidup
= 15.057 + 0.225 + 0.225 + 0.225 + 0.324 +
0.324 + 0.324 + 8.232 + 2.5593 + 2.5593 +
2.5593 + 2.52 + 2.52 + 2.52 + 10.29 +
4.657 + 6.3
= 61.4209 ton
Berat total atap = Pelat + Bax2 + Bax3 + Bx2 + Bx3 + By + Kolom + Beban
hidup
Berat total lantai = Pelat + Bax2 + Bax3 + Bx2 + Bx3 + By + Dinding Bax2 +
Dinding Bax3 + Dinding Bx2 + Dinding Bx3 + Dinding By
+ Kolom + Beban hidup
Sebuah Gedung kantor akan dibangun di Kota Baubau, yang tergolong wilayah gempa 5
( gambar 1.23). Jenis tanah tempat pembangunan tergolong jenis tanah sedang. Bangunan
direncanakan dengan tingkat daktilitas penuh.
Dikembangkan oleh Tim Revisi Peta Gempa Indonesia 2012.
Didukung oleh Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR), Institut Teknologi Bandung, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Meteorologi-Klimatologi-Geofisika, dan software dari USGS.
Gambar 1.27 Peta spektrum respons percepatan perioda 0,2 detik (S S) dengan redaman 5%
di batuan dasar (SB) untuk probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun
Dikembangkan oleh Tim Revisi Peta Gempa Indonesia 2012.
Didukung oleh Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR), Institut Teknologi Bandung, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Meteorologi-Klimatologi-Geofisika, dan software dari USGS.
Gambar 1.28 Peta spektrum respons percepatan perioda 1,0 detik (S 1) dengan redaman 5%
di batuan dasar (SB) untuk probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun
Ss
Klasifikasi site
Ss ≤ 0,25 Ss = 0,5 Ss = 0,75 Ss = 1,0 Ss ≥ 1,25
Batuan keras (SA) 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Batuan (SB) 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Tanah sangat padat dan
batuan lunak (SC) 1.2 1.2 1.1 1.0 1.0
S1
Klasifikasi site
S1 ≤ 0,1 S1 = 0,2 S1 = 0,3 S1 = 0,4 S1 ≥ 0,5
Batuan keras (SA) 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Batuan (SB) 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
S1
Klasifikasi site
S1 ≤ 0,1 S1 = 0,2 S1 = 0,3 S1 = 0,4 S1 ≥ 0,5
Tanah sangat padat dan
batuan lunak (SC) 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3
Tinggi lantai 1 = 2 m
Tinggi lantai 2 = 3.5 m
Tinggi lantai 3 = 3.5 m
Tinggi lantai 4 = 10 m
Tinggi total (H) = 19 m
Dengan nilai SS bergantung pada letak bangunan yang akan dibangun, lihat Gambar 1.27
yaitu pada daerah Pulau Buton di Sulawesi Tenggara. Selanjutnya untuk nilai S1 akan
bergantung pada letak bangunan, lihat Gambar 1.28. Sedangkan untuk nilai Fa dan Fv
tergantung pada nilai SS dan S1 pada Tabel 1.3 dan Tabel 1.4. Untuk nilai Crs 0,2 detik
dan 1 detik didapat dari peta Gambar 1.29 dan Gambar 1.30.
SDS
SD1
Sa =
Spektra Percepatan (g)
SD1
T0 TS 1
SD1
Sa =
SD1
T0 TS 1
Periode (detik)
Dimana :
I. Untuk periode lebih kecil dari T0, spektrum respons percepatan, Sa didapatkan dari
persamaan berikut :
T
Sa = SDS 0.4 + 0.6
T0
II. Untuk periode lebih besar atau sama dengan T0, dan lebih kecil atau sama dengan
TS, spektrum respons percepatan, Sa adalah sama dengan S DS
III. Untuk periode lebih besar dari TS, spektrum respons percepatan, Sa didapatkan dari
persamaan berikut :
SD1
Sa =
T
a) V pakai = ( SDS . I)/R , yang mana I adalah Faktor Keutamaan Struktur sebesar 1,5 dan
R adalah tingkat Daktilitas Struktur sebesar 8
Ketika Vpakai lebih besar dari pada lower bound dan lebih kecil dari upper bound
maka V yang dipakai adalah Vpakai. Ketika Vpakai lebih besar dari V upper bound
maka yang digunakan adalah V upper bound.
Ketika Vpakai lebih besar dari pada lower bound dan lebih kecil dari upper bound
maka V yang dipakai adalah Vpakai. Ketika Vpakai lebih besar dari V upper bound
maka yang digunakan adalah V upper bound.
Spektrum Respons
b. Upper bound
SD1 x I 0.2573 x 1.5
V = = = 0.0731
T x R 0.6596 x 8
c. Lower bound
V = 0.044 x SDS x I
= 0.044 x 0.1109 x 1.5
= 0.0073
Jika a > b = dipakai b → dipakai Cs = 0.0208
Jika b > a = dipakai a
Jika c > a = dipakai c
V = 0.0208 x 220.0473
= 4.577 ton
Dengan Wi . Hi
Fi = x V
∑Wi . .Hi
Lantai Wi Hi Wi x Hi Fi
4 (atap) 35.7846 19 679.9074 1.8377
3 61.4209 9 552.7881 1.4941
2 61.4209 5.5 337.815 0.9131
1 61.4209 2 122.8418 0.332
∑= 220.0473 1693.3523 4.5769
10 m
F3 = 1.4941 ton
+ 7.00
3.5 m
F2 = 0.9131 ton
+ 3.50
3.5 m
2 m
- 2.00
I II III IV
3 m 3 m 3m
V = Cs x Wty
= 0.0208 x 132.49815
= 2.76
Dengan Wi . Hi
Fi = x V
∑Wi . .Hi
Tabel 1.6 Gaya gempa portal As - 1 arah memanjang
Lantai Wi Hi Wi x Hi Fi
4 (atap) 20.9148 19 397.3812 1.08
3 37.19445 9 334.7501 0.91
2 37.19445 5.5 204.5695 0.56
1 37.19445 2 74.3889 0.2
∑= 132.49815 1011.0897 2.75
10 m
F3 = 0.91 ton
+ 7.00
3.5 m
F2 = 0.56 ton
+ 3.50
3.5 m
2 m
- 2.00
1 2 3
3.5 m 3.5 m
Gambar 1.33 Pembebanan Gempa Portal Y
PERHITUNGAN GEMPA
Ss
Klasifikasi Site
Ss ≤ 0,25 Ss = 0,5 Ss = 0,75 Ss = 1,0 Ss ≥ 1,25
Batuan Keras (SA) 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Batuan (SB) 1 1 1 1 1
Tanah Sangat Padat dan Batuan
Lunak (SC) 1.2 1.2 1.1 1 1
SMS = 0.832
S1
Klasifikasi Site
S1 ≤ 0,1 S1 = 0,2 S1 = 0,3 S1 = 0,4 S1 ≥ 0,5
Batuan Keras (SA) 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Batuan (SB) 1 1 1 1 1
Tanah Sangat Padat dan Batuan
Lunak (SC) 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3
SM1 = 0.3675
Koefisien Crs untuk periode panjang 0,2
Baubau = 0.95 - 1
Crs = 1
SMS = 0.832
T0 = 0.464
TS = 2.3201
Analisis struktur menggunakan SAP 2000 v14 dengan analisis secara 2D.
Pembebanan menggunakan Tabel 1.2 dan hasil desain pembebanan struktur portal X dan
portal Y yang ada pada BAB I. Sedangkan dimensi penampang menggunakan Tabel 1.1 hasil
dimensi penampang.
A. Portal X
13) BMD Beban Kombinasi 3 (1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 EL) dalam ton m
Gambar 2.13 BMD Beban Kombinasi 3 pada Portal X
13) BMD Beban Kombinasi 3 (1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 EL) dalam ton m
Gambar 2.32 BMD Beban Kombinasi 3 pada Portal Y
4 m
A B1 C
4 m
A B2 C
3 m 3 m 3 m
I II III IV
Keterangan : Untuk pelat atap, kodefikasi pelat terdiri dari A, B1, B2 dan C, sementara
untuk pelat lantai tidak direncanakan untuk pelat B2, hanya pelat A, B1, dan C
saja.
Pembahasan pelat pada bab ini meliputi dua jenis pelat, yakni pelat atap dan pelat lantai.
Adapun ketentuan-ketentuan berupa fungsi dan spesifikasi bangunan ini adalah sebagai
berikut :
Direncanakan untuk pelat atap, menggunakan BJTP 8 untuk tulangan pokok dan BJTP 6
untuk tulangan susut.
Direncanakan untuk pelat atap, menggunakan BJTP 8 untuk tulangan pokok dan BJTP 6
untuk tulangan susut.
Direncanakan untuk pelat lantai, menggunakan BJTP 10 untuk tulangan pokok dan BJTP 8
untuk tulangan susut.
40 mm
100 mm
h
a. Pelat A
Lny 3362.5
β = = = 1.2689 < 2 → pelat 2 arah
Lnx 2650
Tabel 3.1 Koefisien Momen untuk pelat persegi akibat beban terbagi rata (PBI NI-2-1971)
Ly / Lx 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0
Mlx 44 52 59 66 73 78 84 88 93 97 100
Mly 44 45 45 44 44 43 41 40 39 38 37
Mlx = - Mtx 36 42 46 50 53 56 58 59 60 61 62
Mly 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 35
- Mty 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 35
Mlx = - Mtx 48 55 61 67 71 76 79 82 84 86 88
Mly 48 50 51 51 51 51 51 50 50 49 49
- Mty 48 50 51 51 51 51 51 50 50 49 49
Mlx 22 28 34 41 48 55 62 68 74 80 85
Mly 51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79
- Mty 51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79
Mlx = - Mtx 51 54 57 59 60 61 62 62 63 63 63
Mly 22 20 18 17 15 14 13 12 11 10 10
Mlx 31 38 45 53 59 66 72 78 83 88 92
Mly 60 65 69 73 75 77 78 79 79 80 80
- Mty 60 65 69 73 75 77 78 79 79 80 80
Mlx = - Mtx 60 66 71 76 79 82 85 87 88 89 90
Mly 31 30 28 27 25 24 22 21 20 19 18
Mlx = - Mtx 38 46 53 59 65 69 73 77 80 83 85
Mly 43 46 48 50 51 51 51 51 50 50 50
- Mty 43 46 48 50 51 51 51 51 50 50 50
Ly / Lx 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0
Mlx = - Mtx 13 48 51 55 57 58 60 61 62 62 62
Mly 38 39 38 38 37 36 36 35 35 34 34
- Mty 38 39 38 38 37 36 36 35 35 34 34
Tebal pelat
Berdasarkan SNI 1991, pasal 3.2.5.3 (3) :
= 57.7463 mm
Lx . ( 0.8 + ( fy / 1500 ))
h maks =
36
= 86 mm
Dipakai tebal pelat = 110 mm , karena tebal pelat minimum atap adala 100 mm
● Mlx = - Mtx
Mu 3.2062
Mn = = = 4.0078 kNm
ø 0.8
ds = pb + ( 1/2 x D ) = 40 + ( 1/2 x 8 ) = 44 mm
d = 110 - 44 = 66 mm
Mn 4.0078 . 10 6
Rn = = = 0.9201 MPa
bd 2
1000 . 66 2
fy 350
m = = = 20.5882
0.85 x f'c 0.85 x 20
= 0.0261
1 2 . m . Rn
ρ perlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 . 20.5882 . 0.9201
= 1 - 1 -
20.5882 350
= 0.0027
1.4 1.4
ρ min = = = 0.004
fy 350
Maka : s ≤ 2 h pelat
190.4761 mm ≤ 2 x 110 mm = 220 mm → Ok
Maka dipakai tulangan pokok P8- 190
Tulangan susut, P6 = 6 mm
a 5.4489
c = = = 6.4105 mm
β1 0.85
fy 350
εy = = = 0.0018
Es 200000
d - c 66 - 6.4105
εs = x εc = x 0.003 = 0.0279 > εy = 0.0018
c 6.4105
a
Mn = As . fs d -
2
5.4489
= 264.6616 . 350 66 -
2
= 5861312.9064 Nmm
Mn = 5.8613 kNm
● Mly = - Mty
Mu 3.486
Mn = = = 4.3575 kNm
ø 0.8
ds = pb + ( 1/2 x D ) = 40 + ( 1/2 x 8 ) = 44 mm
d = 110 - 44 = 66 mm
Mn 4.3575 . 10 6
Rn = = = 1.0003 MPa
bd 2
1000 . 66 2
fy 350
m = = = 20.5882
0.85 x f'c 0.85 x 20
= 0.0261
1 2 . m . Rn
ρ perlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 . 20.5882 . 1.0003
= 1 - 1 -
20.5882 350
= 0.0029
1.4 1.4
ρ min = = = 0.004
fy 350
Tulangan pokok. P8 = 8 mm
Maka : s ≤ 2 h pelat
190.4761 mm ≤ 2 x 110 mm = 220 mm → Ok
Maka dipakai tulangan pokok P8- 190
Tulangan susut, P6 = 6 mm
a 5.4489
c = = = 6.4105 mm
β1 0.85
fy 350
εy = = = 0.0018
Es 200000
d - c 66 - 6.4105
εs = x εc = x 0.003 = 0.0279 > εy = 0.0018
c 6.4105
= 5861312.4401 Nmm
Mn = 5.8613 kNm
Kontrol lendutan
1/4 L
Ø 8 - 210 Ø 8 - 210
Ø 8 - 210
1/4 L
Ø 8 - 210 Ø 8 - 210
Ø 8 - 210
Ø 8 - 210
Ø 8 - 210
3m
Ø 8 - 210
Ø 6 - 120
Ø 6 - 120
Ø 8 - 210
Ø 6 - 120
Ø 6 - 120
1/4 L
3m
Ø 6 - 120
Ø 8 - 210
0.1 m
Ø 8 - 210 Ø 8 - 210
3m
Untuk mengetahui detail pelat seluruhnya dengan menggunakan metode yang sama dengan
pelat A disajikan dengan Tabel 3.2 berikut :
20 mm
120 mm
h
a. Pelat A
Lx
Lny 3362.5
β = = = 1.2689 < 2 → pelat 2 arah
Lnx 2650
Tabel 3.3 Koefisien Momen untuk pelat persegi akibat beban terbagi rata (PBI NI-2-1971)
Ly / Lx 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0
Mlx 44 52 59 66 73 78 84 88 93 97 100
Mly 44 45 45 44 44 43 41 40 39 38 37
Mlx = - Mtx 36 42 46 50 53 56 58 59 60 61 62
Mly 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 35
- Mty 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 35
Mlx = - Mtx 48 55 61 67 71 76 79 82 84 86 88
Mly 48 50 51 51 51 51 51 50 50 49 49
- Mty 48 50 51 51 51 51 51 50 50 49 49
Mlx 22 28 34 41 48 55 62 68 74 80 85
Mly 51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79
- Mty 51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79
Mlx = - Mtx 51 54 57 59 60 61 62 62 63 63 63
Mly 22 20 18 17 15 14 13 12 11 10 10
Mlx 31 38 45 53 59 66 72 78 83 88 92
Mly 60 65 69 73 75 77 78 79 79 80 80
- Mty 60 65 69 73 75 77 78 79 79 80 80
Mlx = - Mtx 60 66 71 76 79 82 85 87 88 89 90
Mly 31 30 28 27 25 24 22 21 20 19 18
Mlx = - Mtx 38 46 53 59 65 69 73 77 80 83 85
Mly 43 46 48 50 51 51 51 51 50 50 50
- Mty 43 46 48 50 51 51 51 51 50 50 50
Ly / Lx 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0
Mlx = - Mtx 13 48 51 55 57 58 60 61 62 62 62
Mly 38 39 38 38 37 36 36 35 35 34 34
- Mty 38 39 38 38 37 36 36 35 35 34 34
= 57.7463 mm
Lx . ( 0.8 + ( fy / 1500 ))
h maks =
36
= 86 mm
Dipakai tebal pelat = 120 mm , karena tebal pelat minimum lantai adalah 120 mm
● Mlx = - Mtx
Mu 5.7382
Mn = = = 7.1728 kNm
ø 0.8
ds = pb + ( 1/2 x D ) = 20 + ( 1/2 x 10 ) = 25 mm
d = 120 - 25 = 95 mm
Mn 7.1728 . 10 6
Rn = = = 0.7948 MPa
bd2 1000 . 95 2
fy 350
m = = = 20.5882
0.85 x f'c 0.85 x 20
0.85 x 20 600
= x 0.85
350 600 + 350
= 0.0261
1 2 . m . Rn
ρ perlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 . 20.5882 . 0.7948
= 1 - 1 -
20.5882 350
= 0.0023
1.4 1.4
ρ min = = = 0.004
fy 350
karena ρ perlu = 0.0023 < ρ min = 0.004 , maka ρ pakai = 0.004
Maka : s ≤ 2 h pelat
206.7668 mm ≤ 2 x 120 mm = 240 mm → Ok
Maka dipakai tulangan pokok P10 - 200
Tulangan susut, P8 = 8 mm
a 8.0882
c = = = 9.5155 mm
β1 0.85
fy 350
εy = = = 0.0018
Es 200000
d - c 95 - 9.5155
εs = x εc = x 0.003 = 0.027 > εy = 0.0018
c 9.5155
a
Mn = As . fs d -
2
8.0882
= 392.857 . 350 95 -
2
= 12506431.702 Nmm
Mn = 12.5064 kNm
● Mly = - Mty
Mu 6.2389
Mn = = = 7.7986 kNm
ø 0.8
ds = pb + ( 1/2 x D ) = 20 + ( 1/2 x 10 ) = 25 mm
d = 120 - 25 = 95 mm
Mn 7.7986 . 10 6
Rn = = = 0.8641 MPa
bd2 1000 . 95 2
fy 350
m = = = 20.5882
0.85 x f'c 0.85 x 20
0.85 x 20 600
= x 0.85
350 600 + 350
= 0.0261
1 2 . m . Rn
ρ perlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 . 20.5882 . 0.8641
= 1 - 1 -
20.5882 350
= 0.0025
1.4 1.4
ρ min = = = 0.004
ρ min = = = 0.004
fy 350
Maka : s ≤ 2 h pelat
206.7668 mm ≤ 2 x 120 mm = 240 mm → Ok
Maka dipakai tulangan pokok P10 - 200
Tulangan susut, P8 = 8 mm
a 8.0882
c = = = 9.5155 mm
β1 0.85
fy 350
εy = = = 0.0018
Es 200000
d - c 95 - 9.5155
εs = x εc = x 0.003 = 0.027 > εy = 0.0018
c 9.5155
a
Mn = As . fs d -
2
8.0882
= 392.86 . 350 95 -
2
= 12506431.702 Nmm
Mn = 12.5064 kNm
Kontrol lendutan
1/4 L
Ø 10 - 230 Ø 10 - 230
Ø 10 - 230
Ø 10 - 230
Ø 10 - 230
3m
Ø 10 - 230
Ø 8 - 200
Ø 8 - 200
Ø 10 - 230
Ø 8 - 200
Ø 8 - 200
1/4 L
3m
Ø 8 - 200
Ø 10 - 230
0.12 m
Ø 10 - 230 Ø 10 - 230
Ø 8 - 200
1/4 L
3m
Ø 8 - 200
Ø 10 - 230
0.12 m
Ø 10 - 230 Ø 10 - 230
3m
Untuk mengetahui detail pelat seluruhnya dengan menggunakan metode yang sama dengan
pelat A disajikan dengan Tabel 3.4 berikut :
Ly / Lx 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 40
Mlx 44 52 59 66 73 78 84 88 93 97 100
Mly 44 45 45 44 44 43 41 40 39 38 37
Mlx = - Mtx 36 42 46 50 53 56 58 59 60 61 62
Mly 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 35
- Mty 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 35
Mlx = - Mtx 48 55 61 67 71 76 79 82 84 86 88
Mly 48 50 51 51 51 51 51 50 50 49 49 a.
- Mty 48 50 51 51 51 51 51 50 50 49 49
Mlx 22 28 34 41 48 55 62 68 74 80 85
Mly 51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79
- Mty 51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79
Mlx = - Mtx 51 54 57 59 60 61 62 62 63 63 63
Mly 22 20 18 17 15 14 13 12 11 10 10
Mlx 31 38 45 53 59 66 72 78 83 88 92
Mly 60 65 69 73 75 77 78 79 79 80 80
- Mty 60 65 69 73 75 77 78 79 79 80 80
Mlx = - Mtx 60 66 71 76 79 82 85 87 88 89 90
Mly 31 30 28 27 25 24 22 21 20 19 18
Mlx = - Mtx 38 46 53 59 65 69 73 77 80 83 85
Mly 43 46 48 50 51 51 51 51 50 50 50
- Mty 43 46 48 50 51 51 51 51 50 50 50
Mlx = - Mtx 13 48 51 55 57 58 60 61 62 62 62
Mly 38 39 38 38 37 36 36 35 35 34 34
- Mty 38 39 38 38 37 36 36 35 35 34 34
Perhitungan Pelat Atap
40 mm
100 mm
h
Pelat B1 b. Pelat B2
Ly
Lny
β = = 0.9087 < 2 → pelat 2 arah β
Lnx
● Mlx = - Mtx ●
Mu = 2.3198 kNm
Mn = 2.8998 kNm
kontrol → Ok kontrol → Ok
Dipakai : P8 - 190 Dipakai : P6 - 120
● Mly = - Mty ●
Mu = 2.0235 kNm
Mn = 2.5294 kNm
kontrol → Ok kontrol → Ok
Dipakai : P8 - 190 Dipakai : P6 - 120
Lendutan pada sisi panjang, Lendutan pada sisi panjang, Lendutan pada s
∆ = 0.0104 mm ∆ = 0.0095 mm ∆
kontrol → Ok kontrol → Ok kontrol
Pelat B2 c. Pelat C
Ly
Lny
= = 0.9087 < 2 → pelat 2 arah β =
Lnx
Mu = 2.0235 kNm Mu
Mn = 2.5294 kNm Mn
Lendutan pada sisi panjang, Lendutan pada sisi panjang, Lendutan pada sisi
= 0.0104 mm ∆ = 0.0095 mm ∆
kontrol → Ok kontrol → Ok kontrol
Perhitungan Pelat Lan
20 mm
Ga
Pelat C a. Pelat B1
Ly
Lny Lny
= 0.9087 < 2 → pelat 2 arah β =
Lnx Lnx
Mu = 2.447 kNm Mu
Mn = 3.0588 kNm Mn
Lendutan pada sisi panjang, Lendutan pada sisi panjang, Lendutan pada sisi pa
= 0.0104 mm ∆ = 0.0095 mm ∆ =
kontrol → Ok kontrol → Ok kontrol
Perhitungan Pelat Lantai
120 mm
Pelat B1 b. Pelat C
Ly
Gambar : Tampak atas pelat atap (Tipe B1) Gambar : Tampak atas
Lny Lny
= 0.9087 < 2 → pelat 2 arah β =
Lnx Lnx
= 73.6787 mm h min =
= 86.1111 mm h maks =
Dipakai tebal pelat = 120 mm Dipakai tebal pelat
= 240 mm As susut =
= 9.5413 kN/m2 qU lantai =
= - Mtx ● Mlx =
= 4.1518 kNm Mu =
= 5.1898 kNm Mn =
= - Mty ● Mly =
= 3.6216 kNm Mu =
= 4.527 kNm Mn =
Lendutan pada sisi panjang, Lendutan pada sisi panjang, Lendutan pada sisi panja
0.0143 mm ∆ = 0.013 mm ∆ = 0.0143
→ Ok kontrol → Ok kontrol →
Lx Ly (sisi panjang) = 3000 mm (as ke as balok)
Lx (sisi lebar) = 3500 mm (as ke as balok)
Ly
Lny
= 0.9087 < 2 → pelat 2 arah
Lnx
Mtx = 46.435
Mly = 51
Mty = 51
Tebal pelat
Berdasarkan SNI 1991, pasal 3.2.5.3 (3) :
73.6787 mm
86.1111 mm
Dipakai tebal pelat = 120 mm
240 mm
9.5413 kN/m2
- Mtx
5.4274 kNm
6.7843 kNm
→ Ok kontrol → Ok
Dipakai : P10 - 200 Dipakai : P8 - 200
- Mty
4.3795 kNm
5.4744 kNm
→ Ok kontrol → Ok
Dipakai : P10 - 200 Dipakai : P8 - 200
Kontrol lendutan
21019.04 MPa
412.2 . 10 6 mm4
453.6 . 10 6 mm4
Mulai
Mu dari data
analisis yang sudah
diredistribusi
fy
m
0,85. f 'c
R n ρ. f y .(1 1 .ρ .m)
2
Mn
d2
b.R n
h d d'
Tidak
h > 2b
Ya
Mn2 = Mn – Mn1'
M n1 0,85. f'c . a.b d a/2
Dari persamaan kuadrat didapat hasil a
Dengan M n2
Mn1 = Rn. b. d2 A s2
f y .(d d' )
0,85. f' c . a. b
A s1
fy A s2
n2
A
A s1
n1
A Tulngan tarik = n1 + n2
A s1.ada . f y Tidak
a' As ada > 50% A’s.ada
0,85. f'c .b
Ya
A s1.ada . f y Tidak
a' As ada > 50% A’s.ada
0,85. f'c .b
Ya
Tujuan dari desain balok tulangan rangkap adalah untuk menentukan ukuran balok,
jumlah, komposisi, dan penempatan tulangan, sehingga mampu menyediakan kekuatan yang
lebih besar atau sama dengan kebutuhan kekuatan. Karena beban gempa mempunyai arah
beban yang bolak-balik maka komposisi tulangan untuk menahan momen negatif dan momen
positif harus diatur lagi, sehingga memenuhi persyaratan SKSNI-1991 Pasal 13.14.3.2. (2)
yaitu :
"Kuat momen positif di sisi muka kolom tidak boleh kurang dari 1/2 kuat momen
negatif pada tempat yang sama."
Tujuan dari ketentuan tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan daktilitas, yang salah
satunya adalah potongan akan tinggi apabila kandungan tulangan desak cukup besar.
Lantai 1-2-3-4 akan didesain dengan nilai momen yang sama, hal ini bertujuan untuk
memudahkan dalam pengerjaan dan perhitungan.
Jika momen positif tidak mencapai nilai minimal 50% momen negatif sebagaimana yang
disyaratkan oleh SNI. Maka diperlukan adanya redistribusi momen.
Untuk itu, redistribusi momen harus dilakukan, karena kebutuhan momen negatif tumpuan
sangat besar, sedangkan kebutuhan momen positif lapangan sangat kecil, sehingga akan tidak
efisien jika menggunakan momen tersebut untuk desain, selain itu juga untuk memuaskan
kebutuhan SNI terhadap momen positif tumpuan.
Untuk membatasi penurunan kekuatan yang terlalu banyak akibat redistribusi momen,
maka digunakan SNI 03-2847-2002, pasal 10.4.1 yang membatasi nilai redistribusi momen
sebesar 20%.
Dari dua bentuk diagram momen yang ada, yaitu momen GLD (Gravity Load Dominated)
atau momen yang dipengaruhi oleh beban gravitasi, dan momen ELD (Earthquake Load
Dominated) atau momen yang dipengaruhi oleh beban gempa, kedua bentuk diagram momen
yang ada akan mempunyai cara yang berbeda dalam proses redistribusi momen.
Contoh perhitungan :
● GLD (Gravity Load Dominated)
Diagram momen GLD biasanya terjadi pada balok lantai atas.
Maka bentuknya :
Misal,
-100 tm
-30 tm
+25 tm
Dari momen di atas, untuk perencanaan balok tumpuan, didapat M- tumpuan maksimum
100 tm, sedangkan M+ tumpuan yang dibutuhkan juga bernilai negatif 30 tm. Untuk itu
perlu dilakukan redistribusi momen.
-80 tm
-20 tm
+40 tm
Akan tetapi, setelah diredistribusi maksimum 20% M- maks, M+ tumpuan = -15% tm,
tidak sebesar 50% M- maks = 0,5 x 80 = 40 tm.
Karena M+ tumpuan tidak sebesar 50% M- tumpuan maka perlu dilakukan redistribusi
momen.
Dengan cara :
∑M atau M total = 100 + 90 + 96 + 40 + 37 + 39 = 402 tm
n = jumlah bentang = 3
Dengan cara coba-coba (trial and error)
Trial 1
Misal M- coba = 90 tm, redistribusi 10% < Maks 20%
∑M - ( n . Mcoba ) 402 - ( 3 . 90 )
M+ = = = 44 tm
n 3
kontrol : 50% M- maks = 0.5 . 90 = 45 tm
M+ = 44 tm < 50% M- maks = 45 tm
karena M+ kurang dari 50% M- maka redistribusi dicoba lagi.
Trial 2
Misal M- coba = 87.5 tm, redistribusi 12.5% < Maks 20%
∑M - ( n . Mcoba ) 402 - ( 3 . 87.5 )
M+ = = = 46.5 tm
n 3
kontrol : 50% M- maks = 0.5 . 87.5 = 43.75 tm
M+ = 46.5 tm > 50% M- maks = 43.75 tm
karena M+ lebih dari 50% M- maka redistribusi sukses.
Maka :
M- pakai = 87.5 tm
M +
pakai = 46.5 tm
Syarat :
Ketentuan :
1. Untuk mempermudah perhitungan, maka analisis disamakan tiap 3 lantai, dengan
mengambil hasil momen yang terbesar dari 3 lantai tersebut.
2. Redistribusi momen maksimum adalah sebesar 20%
3. 1/4 M maks pada hasil desain balok lapangan adalah 1/4 momen maksimum hasil
redistribusi pada balok yang sama.
4. Jika M- > M+ terjadi pada suatu balok lapangan, maka pada perhitungan tulangan
lapangan balok, tulangan negatif (atas) boleh lebih banyak dari pada tulangan positif
(bawah).
Komponen Beban 3
Tabel 4.2 Hasil Momen Tumpuan Balok Bx1 Arah X / Kombinasi Beban 3
Momen Awal (tm) 50% Momen Desain (tm)
Lantai Keterangan
M- M+ M- M- M+
1 1.373 0.89396 0.6865 Oke
2 1.13575 0.91625 0.567875 Oke 1.373 0.91625
3 1.31264 0.90579 0.65632 Oke
4 0.35374 0.24531 0.17687 Oke 0.35374 0.24531
Komponen Beban 2
Tabel 4.4 Hasil Redistribusi Momen Lapangan Balok Bx1 Arah X / Kombinasi Beban 2
Momen Awal (tm) 50% Momen Desain (tm)
Lantai Keterangan
M- M+ M+ M- M+
1 0.31349 0.62695 0.313475 Oke
2 0.31557 0.63112 0.31556 Oke 0.31701 0.634
3 0.31701 0.634 0.317 Oke
4 0.08604 0.17206 0.08603 Oke 0.08604 0.17206
Komponen Beban 3
Tabel 4.6 Hasil Momen Tumpuan Balok Bx2 Arah X / Kombinasi Beban 3
Momen Awal (tm) 50% Momen Desain (tm)
Lantai Keterangan
M- M+ M- M- M+
1 1.8551 1.18258 0.92755 Oke
2 1.6293 1.23303 0.81465 Oke 1.8551 1.23303
3 1.84929 1.18202 0.924645 Oke
4 0.39132 0.36488 0.19566 Oke 0.39132 0.36488
Komponen Beban 2
Tabel 4.8 Hasil Redistribusi Momen Lapangan Balok Bx2 Arah X / Kombinasi Beban 2
Momen Awal (tm) 50% Momen Desain (tm)
Lantai Keterangan
M- M+ M+ M- M+
1 0.38485 0.76969 0.384845 Oke
2 0.38618 0.77234 0.38617 Oke 0.38618 0.77234
3 0.3853 0.77058 0.38529 Oke
4 0.11887 0.23773 0.118865 Oke 0.11887 0.23773
Komponen Beban 3
Tabel 4.10 Hasil Momen Tumpuan Balok Bx3 Arah X / Kombinasi Beban 3
Momen Awal (tm) 50% Momen Desain (tm)
Lantai Keterangan
M- M+ M- M- M+
1 2.21424 1.71568 1.10712 Oke
2 1.80095 1.84772 0.900475 Oke 2.21424 1.84772
3 2.12267 1.77646 1.061335 Oke
4 0.57757 0.53693 0.288785 Oke 0.57757 0.53693
Komponen Beban 2
Tabel 4.12 Hasil Redistribusi Momen Lapangan Balok Bx3 Arah X / Kombinasi Beban 2
Momen Awal (tm) 50% Momen Desain (tm)
Lantai Keterangan
M- M+ M+ M- M+
1 0.59661 1.1932 0.5966 Oke
2 0.61124 1.22247 0.611235 Oke 0.61645 1.23288
3 0.61645 1.23288 0.61644 Oke
4 0.18635 0.37268 0.18634 Oke 0.18635 0.37268
d. Balok By arah Y
Komponen Beban 3
Tabel 4.14 Hasil Redistribusi Momen Lapangan Balok By Arah Y / Kombinasi Beban 3
Momen Awal (tm) 50% Momen Desain (tm)
Lantai Keterangan
M- M+ M- M- M+
1 14.81703 7.40852 7.408515 Oke
2 14.48327 7.24165 7.241635 Oke 15.11515 7.55759
3 15.11515 7.55759 7.557575 Oke
4 5.38149 2.69076 2.690745 Oke 5.38149 2.69076
Komponen Beban 2
Tabel 4.16 Hasil Redistribusi Momen Lapangan Balok By Arah Y / Kombinasi Beban 2
Momen Awal (tm) 50% Momen Desain (tm)
Lantai Keterangan
M- M+ M+ M- M+
1 5.92966 11.85929 5.929645 Oke
2 6.21899 12.43796 6.21898 Oke 6.27785 12.55568
3 6.27785 12.55568 6.27784 Oke
4 2.2663 4.53258 2.26629 Oke 2.2663 4.53258
4.4 Desain Balok Induk
Gambar 4.5 Diagram tegangan, regangan, dan gaya yang terjadi pada potongan balok
fy 3569.02
m = = = 20.5882
0.85 . fc' 0.85 . 203.944
β εc 0.85 0.003
ρb = x = x = 0.02635
m ( εc + εy ) 20.5882 ( 0.003 + 0.0017 )
Rb = ρb . fy . ( 1 - ( 1/2 . ρb . m ))
= 0.02635 . 3569.02 . ( 1 - ( 1/2 . 0.02635 . 20.5882 ))
= 68.5344 kg/cm2
Rn = 0.75 . Rb = 0.75 . 68.5344 = 51.4008 kg/cm2
Mn = Rn . b . h2
15.11515 . 10 5
= 51.4008 . b . 2 b2
0.8
1889393.75 = ( 51.4008 . 2 ) b3
1889393.75 = 102.8016 b3
3 1889393.75
b =
102.8016
= 26.3901 cm
dipakai, b = 25 cm
ht = 50 cm
h = ht - d = 50 - 7.45 = 42.55 cm
h' = ht - d' = 50 - 5.5 = 44.5 cm
M1 = 0.85 . f'c . a . b . ( h - ( a / 2 ))
775510.6409 = 0.85 . 203.944 . a . 25 ( 42.55 - ( a / 2 ))
0.85 . 203.944 . 25 . a2
2
775510.6409 = 184403.6155 a - 2166.905 a2
2166.905 a2 - 184403.6155 a + 775510.6409 = 0
a = 4.4368 cm
a 4.4368
c = = = 5.2198 cm
β 0.85
c - d' 5.2198 - 5.5
εs = x εc = x 0.003 = -0.00016 < εy = 0.0017
c 5.2198
Baja desak belum leleh!
Cc = 0.85 . f'c . a . b
= 0.85 . 203.944 . 4.4368 . 25 = 19228.2482 kg
Cc = Ts1
Cc = As1 . fy
Cc 19228.2482
As1 = = = 5.3875 cm2
fy 3569.02
As1 5.3875
n1 = = = 3.4984
Ad 1.54
maka dipakai tulangan sebanyak : 4 buah → 4 D14
As1 = n pakai x Ad = 4 . 1.54 = 6.16 cm2
Ts1 = As1 . fy = 6.16 . 3569.02 = 21985.1632 kg
Ts1 = Cc
= 0.85 . f'c . a . b
Ts1 21985.1632
a = = = 5.0729 cm
0.85 . f'c . b 0.85 . 203.944 . 25
M1 = Cc . ( h - ( a / 2 ))
= 21985.1632 . ( 42.55 - ( 5.0729 / 2 ))
= 879704.42696 kg.cm
a 5.0729
c = = = 5.9681 cm
β 0.85
c - d' 5.9681 - 5.5
εs = x εc = x 0.003 = 0.00024 < εy = 0.0017
c 5.9681
Baja desak belum leleh!
4.4.1.3 Perhitungan komponen tulangan rangkap
+ =
5 D14 5 D14
+
Tulangan rangkap
Gambar 4.6 Penjumlahan komponen tulangan sebelah dengan komponen tulangan rangkap
balok
Kontrol tulangan patah tarik menggunakan SNI 1991 pasal 3.3.3.3 hal 23 :
"rasio tulangan ρ yang ada tidak boleh melampaui 0,75 dari rasio ρb yang menghasilkan
kondisi regangan seimbang untuk penampang yang mengalami lentur tanpa beban aksial."
4.4.1.4 Analisis balok tulangan rangkap dengan baja desak belum leleh
Gambar 4.7 Diagram tegangan, regangan, dan gaya yang terjadi pada potongan balok
tulangan rangkap
a - ( β1 . d' )
As x fy = 0.85 . f'c . a . b + As' . . εc . Es
a
a - ( 0.85 . 5.5 )
13.86 x 3569.02 = 0.85 . 203.944 . a . 25 + 7.7 .
a
. 0.003 . 2100000
. 0.003 . 2100000
a = 7.3451 cm
a 7.3451
c = = = 8.6413 cm
β 0.85
c - d' 8.6413 - 5.5
εs = x εc = x 0.003 = 0.00109 < εy = 0.0017
c 8.6413
Baja desak belum leleh!
M1 = 0.85 . f'c . a . b ( h - ( a / 2 ))
= 0.85 . 203.944 . 7.3451 . 25 ( 42.55 - ( 7.3451 / 2 ))
= 1237557.401 kg.cm
M2 = As' . fs . ( h - d' )
= 7.7 . 2289 . ( 42.55 - 5.5 )
= 653017.365 kg.cm
Mt Mn = M1 + M2
= 1237557.401 + 653017.365
= 1890574.766 kg.cm
= 18.9057 tm
Mt Mu = ϕ x Mn
= 0.8 x 18.9057
= 15.1246 tm > Mu- = 15.11515 tm
Ts = Cc + Cs
a - ( β1 . d )
As' x fy = 0.85 . f'c . a . b + As . . εc . Es
a
a - ( 0.85 . 7.45 )
7.7 x 3569.02 = 0.85 . 203.94 . a . 25 + 13.86 .
a
. 0.003 . 2100000
a = 6.3346 cm
a 6.3346
c = = = 7.4525 cm
β 0.85
c - d 7.4525 - 7.45
εs = x εc = x 0.003 = 0 < εy = 0.0017
c 7.4525
Baja desak belum leleh!
fs = εs x Es = 0 x 2100000 = 0 kg/cm2
M2 = As . fs . ( h' - d )
= 13.86 . 0 . ( 44.5 - 7.45 )
= 0 kg.cm
Mt Mn = M1 + M2
= 1134704.6633 - 0
= 1134704.6633 kg.cm
= 11.347 tm
Mt Mu = ϕ x Mn
= 0.8 x 11.347
= 9.0776 tm > Mu+ = 7.55759 tm
Dari perhitungan desain tulangan tumpuan balok By, untuk lantai 1,2, dan 3 telah didapat :
b = 25 cm
ht = 50 cm
d = 5.5 cm → karena tulangan lapangan diasumsikan 1 lapis
d' = 5.5 cm
h = 44.5 cm
h' = 44.5 cm
f'c = 20 MPa = 203.944 kg/cm2
fy = 350 MPa = 3569.02 kg/cm2
Es = 2100000 kg/cm2
β = 0.85
εc = 0.003
Dipakai tulangan pokok D14, Ad = 1/4 . π . ( 1.4 ) 2 = 1.54 cm2
εy = 0.0017
m = 20.5882
ρb = 0.02635
ρm = 0.01976
Rb = 68.5344 kg/cm2
Rn = 51.4008 kg/cm2
Dengan menggunakan SAP 2000 v14 pada kombinasi pembebanan 3 (Comb 3), yaitu
1,2D+1,0L+1,0E, didapat momen maksimum positif lapangan dan negatif lapangan.
Dengan menggunakan SAP 2000 v14 pada kombinasi pembebanan 3 (Comb 3), yaitu
1,2D+1,0L+1,0E, didapat momen maksimum positif lapangan dan negatif lapangan.
Mu+ = 16.66241 tm
Mu -
= 5.56314 tm
Pada redistrbusi momen sebelumnya, pada lantai yang ditinjau, didapat momen muka kolom.
"Pada sembarang penampang dari komponen struktur tersebut, kuat momen positif
maupun kuat momen negatifnya tidak boleh kurang dari 1/4 kuat momen maksimum
yang terdapat pada kedua ujung join."
M- lapangan = 6.27785 tm
M+ lapangan = 12.55568 tm
Kesimpulan : Momen lapangan yang digunakan aman.
Untuk perhitungan tulangan lapangan menggunakan cara yang sama seperti tulangan
tumpuan, hanya pada perencanaanya digunakan tulangan sebelah.
0.85 . 203.944 . 25 . a2
2
1569460 = 192854.545 a - 2166.905 a2
2166.905 a2 - 192854.545 a + 1569460 = 0
a = 9.0604 cm
a 9.0604
c = = = 10.6593 cm
c = = = 10.6593 cm
β 0.85
c - d 10.6593 - 5.5
εs = x εc = x 0.003 = 0.00145 < εy = 0.0017
c 10.6593
Baja desak belum leleh!
Cc = 0.85 . f'c . a . b
= 0.85 . 203.944 . 9.0604 . 25 = 39266.0521 kg
Cc 39266.0521
As = = = 11.0019 cm2
fy 3569.02
As 11.0019
n = = = 7.1441
Ad 1.54
maka dipakai tulangan sebanyak : 8 buah → 8 D14
0.85 . 203.944 . 25 . a2
2
784731.25 = 192854.545 a - 2166.905 a2
2166.905 a2 - 192854.545 a + 784731.25 = 0
a = 4.2743 cm
a 4.2743
c = = = 5.0286 cm
β 0.85
c - d 5.0286 - 5.5
εs = x εc = x 0.003 = -0.00028 < εy = 0.0017
c 5.0286
Baja desak belum leleh!
Cc = 0.85 . f'c . a . b
= 0.85 . 203.944 . 4.2743 . 25 = 18524.0041 kg
Cc 18524.0041
As = = = 5.1902 cm2
fy 3569.02
As 5.1902
n = = = 3.3703
Ad 1.54
maka dipakai tulangan sebanyak : 4 buah → 4 D14
+ =
8 D14 8 D14
Tulangan positif Tulangan negatif Tulangan rangkap
Penggunaan tulangan susut balok ini digunakan untuk menjaga mutu beton setelah
pengikatan (setting time) berlangsung, beton mempunyai kemungkinan mengalami
penyusutan dimensi dan penurunan kualitas. Dimana sesuai dengan ketetapan yang berlaku
dimana tidak diizinkan adanya jarak pada beton sebesar lebih dari 30 cm tanpa penulangan.
daerah tanpa
tulangan pada
balok
tulangan susut
fy = 350 MPa
As st = 0.0018 . b . ht
= 0.0018 . 25 . 50
= 2.25 cm2
As st 2.25
n = = = 2.8637
Ad 0.7857
maka dipakai tulangan sebanyak : 4 buah → 4 P10
sehingga gambar tulangan susut balok :
2 P10
50 cm 2 P10
25 cm
9 D14 4 D14
2 P10 2 P10
50 cm 50 cm
2 P10 2 P10
25 cm 25 cm
5 D14 8 D14
Untuk balok By lantai 4 (atap), balok Bx1 lantai 1-2-3-4, balok Bx2 lantai 1-2-3-4 dan
balok Bx3 lantai 1-2-3-4 dihitung dengan menggunakan cara yang sama.
Balok anak tidak direncanakan untuk menahan beban gempa, hanya direncanakan untuk
menahan beban lantai, maka balok anak hanya diperhitungkan terhadap kombinasi
pembebanan 2 yaitu 1,2D + 1,6L, dengan desain tulangan sebelah.
Balok anak tidak direncanakan untuk menahan beban gempa, hanya direncanakan untuk
menahan beban lantai, maka balok anak hanya diperhitungkan terhadap kombinasi
pembebanan 2 yaitu 1,2D + 1,6L, dengan desain tulangan sebelah.
Dari pembebanan struktur pada BAB I, didapat hasil desain seperti berikut :
Panjang bentang balok Bax1 = 3m
Lantai 4 (atap) balok Bax1 : qD = 0.5106 t/m
qL = 0.1361 t/m
Lantai 1-3 (lantai) balok Bax1 : qD = 1.5788 t/m
qL = 0.3403 t/m
Dipakai :
MU- = 1.8292 tm
MU+ = 0.9147 tm
f'c = 20 MPa = 203.944 kg/cm2
fy = 350 MPa = 3569.02 kg/cm2
Es = 2100000 kg/cm2
β = 0.85 ( f'c < 30 MPa )
εc = 0.003
Dipakai tulangan pokok D12, Ad = 1/4 . π . ( 1.2 ) 2 = 1.1314 cm2
Tulangan sengkang D8 , selimut beton = 2 cm
Tulangan pokok atas balok diperkirakan 2 lapis.
fy 3569.02
εy = = = 0.0017
Es 2100000
fy 3569.02
m = = = 20.5882
0.85 . fc' 0.85 . 203.944
β εc 0.85 0.003
ρb = x = x = 0.02635
m ( εc + εy ) 20.5882 ( 0.003 + 0.0017 )
Rb = ρb . fy . ( 1 - ( 1/2 . ρb . m ))
= 0.02635 . 3569.02 . ( 1 - ( 1/2 . 0.02635 . 20.5882 ))
= 68.5344 kg/cm2
dipakai b = 15 cm
ht = 30 cm
h = ht - d = 30 - 5.25 = 24.75 cm
h' = ht - d' = 30 - 3.4 = 26.6 cm
Mn = 0.85 . f'c . a . b . ( h - ( a / 2 ))
220403.0503 = 0.85 . 203.944 . a . 15 ( 24.75 - ( a / 2 ))
0.85 . 203.944 . 15 . a2
2
220403.0503 = 64357.0785 a - 1300.143 a2
1300.143 a2 - 64357.0785 a + 220403.0503 = 0
a = 3.7015 cm
a 3.7015
c = = = 4.3547 cm
β 0.85
c - d' 4.3547 - 3.4
εs = x εc = x 0.003 = 0.00066 < εy = 0.0017
c 4.3547
Baja desak belum leleh!
Cc = 0.85 . f'c . a . b
= 0.85 . 203.944 . 3.7015 . 15 = 9624.9586 kg
Cc = Ts1
Cc = As1 . fy
Cc 9624.9586
As = = = 2.6968 cm2
fy 3569.02
As 2.6968
n1 = = = 2.3836
Ad 1.1314
MU+ = 0.9147 tm
0.85 . 203.944 . 15 . a2
2
114337.5 = 69167.6076 a - 1300.143 a2
1300.143 a2 - 69167.6076 a + 114337.5 = 0
a = 1.7079 cm
a 1.7079
c = = = 2.0093 cm
β 0.85
c - d 2.0093 - 5.25
εs = x εc = x 0.003 = -0.00484 < εy = 0.0017
c 2.0093
Baja desak belum leleh!
Cc = 0.85 . f'c . a . b
= 0.85 . 203.944 . 1.7079 . 15 = 4441.0285 kg
Cc 4441.0285
As = = = 1.2443 cm2
fy 3569.02
As 1.2443
n = = = 1.0998
Ad 1.1314
maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D12
Cc = Ts
0.85 . f'c . a . b = As . fy
As . fy 2.2628 . 3569.02
a = = = 3.1058 cm
0.85 . f'c . b 0.85 . 203.944 . 15
Cc = 0.85 . f'c . a . b
= 0.85 . 203.944 . 3.1058 . 15
= 8075.9683 kg
Mn = Cc ( h' - ( a / 2 ))
= 8075.9683 ( 26.6 - ( 3.1058 / 2 ))
= 202279.58561 kg.cm
= 2.0228 tm
Mt Mu = ϕ . Mn
= 0.8 . 2.0228
= 1.6182 tm > Mu + = 0.9147 tm
karena MtMu > Mu + → desain tulangan momen positif sukses
As st 0.81
n = = = 1.6107
Ad 0.5029
maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 P8
2 P8
2 P8 2 P8
30 cm 30 cm
15 cm 15 cm
3 D12 2 D12
Untuk balok anak Bax1 lantai 4 (atap), balok anak Bax2 lantai 1-2-3-4 dan balok Bax3
lantai 1-2-3-4 dihitung dengan menggunakan cara yang sama.
4.4.5 Rekapitulasi Hasil Desain Balok
Momen (tm)
Ukuran
Kode R1 Tulangan
Lantai (bxht) Momen Tulangan Tersedia
Balok Ultimate Kapasitas Susut
cm (ultimate)
Negatif
4 D10 1.373 1.8675 2.6733
Tumpuan
Positif
2 D10 0.91625 1.2399 1.7617
Tumpuan
Bx1 15 x 30 0.25 2 P10
Negatif
2 D10 0.31701 1.0598 -
Lapangan
Positif
1.2.3 2 D10 0.634 1.0598 -
Lapangan
Negatif
6 D10 1.8551 2.6715 3.8843
Tumpuan
Positif
Bx2 15 x 30 0.25 4 D10 1.23303 2.0721 3.0039 2 P10
Tumpuan
Negatif
2 D10 0.38618 1.0598 -
Lapangan
Momen (tm)
Ukuran
Kode R1 Tulangan
Lantai (bxht) Momen Tulangan Tersedia
Balok Ultimate Kapasitas Susut
cm (ultimate)
Positif
Bx2 15 x 30 0.25 2 D10 0.77234 1.0598 - 2 P10
Lapangan
Negatif
4 D12 2.21424 2.547 3.7276
Tumpuan
Positif
2 D12 1.84772 1.6205 2.3144
Tumpuan
Bx3 15 30 0.25 2 P10
Negatif
2 D12 0.61645 1.489 -
Lapangan
Positif
2 D12 1.23288 1.489 -
Lapangan
Negatif
9 D14 15.11515 15.1246 22.5738
Tumpuan
Positif
5 D14 7.55759 9.0776 13.3751
Tumpuan
By 25 x 50 0.25 2 P10
Positif
5 D14 7.55759 9.0776 13.3751
Tumpuan
By 25 x 50 0.25 2 P10
Negatif
4 D14 6.27785 7.3806 -
Lapangan
Positif
8 D14 12.55568 13.869 -
Lapangan
1.2.3
Negatif
3 D12 1.8292 2.1728 -
Tumpuan
Positif
3 D12 - - -
Tumpuan
Bax1 15 x 30 0.35 2 P8
Negatif
2 D12 - - -
Lapangan
Positif
2 D12 0.9147 1.6182 -
Lapangan
Negatif
3 D12 1.7642 2.1728 -
Tumpuan
Positif
3 D12 - - -
Tumpuan
Bax2 15 x 30 0.35 2 P8
Negatif
2 D12 - - -
Lapangan
Positif
2 D12 0.8822 1.6373 -
Lapangan
Negatif
Bax3 15 x 30 0.25 2 D12 0.9964 1.4987 - 2 P8
Tumpuan
Momen (tm)
Ukuran
Kode R1 Tulangan
Lantai (bxht) Momen Tulangan Tersedia
Balok Ultimate Kapasitas Susut
cm (ultimate)
Positif
2 D12 - - -
Tumpuan
Negatif
1.2.3 Bax3 15 x 30 0.25 2 D12 - - - 2 P8
Lapangan
Positif
2 D12 0.4983 1.6373 -
Lapangan
Negatif
4 D10 0.35374 1.8675 2.6733
Tumpuan
Positif
2 D10 0.24531 1.2399 1.7617
Tumpuan
Bx1 15 x 30 0.25 2 P10
Negatif
2 D10 0.08604 1.0598 -
Lapangan
Bx1 15 x 30 0.25 2 P10
Negatif
2 D10 0.08604 1.0598 -
Lapangan
Positif
2 D10 0.17206 1.0598 -
Lapangan
Negatif
4 D10 0.39132 1.8675 2.6733
Tumpuan
Positif
2 D10 0.36488 1.2399 1.7617
Tumpuan
Bx2 15 x 30 0.25 2 P10
Negatif
2 D10 0.11887 1.0598 -
Lapangan
Positif
4 2 D10 0.23773 1.0598 -
Lapangan
Negatif
4 D10 0.57757 1.8675 2.6733
Tumpuan
Positif
2 D10 0.53693 1.2399 1.7617
Tumpuan
Bx3 15 30 0.25 2 P10
Negatif
2 D10 0.18635 1.0598 -
Lapangan
Positif
2 D10 0.37268 1.0598 -
Lapangan
Negatif
5 D12 5.38149 4.8178 7.1223
Tumpuan
Positif
By 20 x 40 0.25 2 D12 2.69076 2.4117 3.4743 2 P10
Tumpuan
Negatif
4 D12 2.2663 4.1698 -
Lapangan
Momen (tm)
Ukuran
Kode R1 Tulangan
Lantai (bxht) Momen Tulangan Tersedia
Balok Ultimate Kapasitas Susut
cm (ultimate)
Positif
By 20 x 40 0.25 5 D12 4.53258 5.1183 - 2 P10
Lapangan
Negatif
4 D10 0.623 2.0453 -
Tumpuan
Positif
4 D10 - - -
Tumpuan
Bax1 15 x 30 0.35 2 P8
Negatif
2 D10 - - -
Lapangan
Positif
2 D10 0.3114 1.163 -
Lapangan
Bax1 15 x 30 0.35 2 P8
Positif
2 D10 0.3114 1.163 -
Lapangan
Negatif
4 D10 0.5866 2.0453 -
Tumpuan
Positif
4 4 D10 - - -
Tumpuan
Bax2 15 x 30 0.35 2 P8
Negatif
2 D10 - - -
Lapangan
Positif
2 D10 0.2933 1.163 -
Lapangan
Negatif
4 D10 0.5866 2.0453 -
Tumpuan
Positif
4 D10 - - -
Tumpuan
Bax3 15 x 30 0.35 2 P8
Negatif
2 D10 - - -
Lapangan
Positif
2 D10 0.2933 1.163 -
Lapangan
d = 7.05 cm
d' = 5.3 cm
εy = 0.0017
Mn = Rn . b . h2 dipakai :
171625 = 38.5457 . b . 2 b2 b = 15 cm
171625 = ( 38.5457 . 2 ) b 3 ht = 30 cm
171625 = 77.0914 b3 h = ht - d = 30 - 7.05 = 22.95 cm
b = 13.0574 cm h' = ht - d' = 30 - 5.3 = 24.7 cm
R1 = 12.8486 kg/cm2
M1 = 101510.8461 kg.cm
M1 = 0.85 . f'c . a . b . ( h - ( a / 2 ))
101510.8461 = 0.85 . 203.944 . a . 15 ( 22.95 - ( a / 2 ))
101510.8461 = 59676.5637 a - 1300.143 a2
1300.143 a2 - 59676.5637 a + 101510.8461 = 0
a = 1.7692 cm
c = 2.0814 cm
εs = -0.00464 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
Cc = 4600.426 kg
Cc = Ts1
Cc = As1 . fy
As1 = 1.289 cm2
n1 = 1.6406 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D10
a = 4.4024 cm
c = 5.1793 cm
εs = -7E-05 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
fs = -147 kg/cm2
a = 4.5565 cm
c 5.3606 cm
εs = -0.00095 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
fs = -1995 kg/cm2
β = 0.85
εc = 0.003
Tulangan pokok D10 ( 1 ) Ad = 0.7857 cm2
εy = 0.0017 Rb = 51.3943 kg/cm2
m = 20.5882 Rn = 38.5457 kg/cm2
ρb = 0.02635
ρm = 0.01976
a = 1.2664 cm
c = 1.4899 cm
εs = -0.00767 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
Cc = 3293.0022 kg
As = 0.9227 cm2
n = 1.1744 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D10
a = 0.6249 cm
c = 0.7352 cm
εs = -0.01863 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
Cc = 1624.9187 kg
As = 0.4553 cm2
n = 0.5795 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D10
fy = 350 MPa
As st = 0.0018 . b . ht
= 0.81 cm2
n = 1.0309 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 P10
d = 7.05 cm
d' = 5.3 cm
εy = 0.0017
R1 = 12.8486 kg/cm2
M1 = 101510.8461 kg.cm
M1 = 0.85 . f'c . a . b . ( h - ( a / 2 ))
101510.8461 = 0.85 . 203.944 . a . 15 ( 22.95 - ( a / 2 ))
101510.8461 = 59676.5637 a - 1300.143 a2
1300.143 a2 - 59676.5637 a + 101510.8461 = 0
a = 1.7692 cm
c = 2.0814 cm
εs = -0.00464 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
Cc = 4600.426 kg
Cc = Ts1
Cc = As1 . fy
As1 = 1.289 cm2
n1 = 1.6406 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D10
a = 4.4024 cm
c = 5.1793 cm
εs = -7E-05 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
fs = -147 kg/cm2
a = 4.5565 cm
c 5.3606 cm
εs = -0.00095 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
fs = -1995 kg/cm2
a = 0.3372 cm
c = 0.3967 cm
εs = -0.03708 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
Cc = 876.8164 kg
As = 0.2457 cm2
n = 0.3127 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D10
a = 0.168 cm
c = 0.1976 cm
εs = -0.07747 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
Cc = 436.848 kg
As = 0.1224 cm2
n = 0.1558 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D10
fy = 350 MPa
As st = 0.0018 . b . ht
= 0.81 cm2
n = 1.0309 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 P10
Desain Bx2 Lantai 1-2-3 5.
Mu - = 1.8551 tm Es = 2100000 kg/cm2
Mu + = 1.23303 tm β = 0.85
f'c = 20 MPa = 203.944 kg/cm2 εc = 0.003
fy = 350 MPa = 3569.02 kg/cm2
d = 7.05 cm
d' = 5.3 cm
εy = 0.0017
Mn = Rn . b . h2 dipakai :
231887.5 = 38.5457 . b . 2 b2 b = 15 cm
231887.5 = ( 38.5457 . 2 ) b 3 ht = 30 cm
231887.5 = 77.0914 b3 h = ht - d = 30 - 7.05 = 22.95 cm
b = 14.4352 cm h' = ht - d' = 30 - 5.3 = 24.7 cm
R1 = 12.8486 kg/cm2
M1 = 101510.8461 kg.cm
M1 = 0.85 . f'c . a . b . ( h - ( a / 2 ))
101510.8461 = 0.85 . 203.944 . a . 15 ( 22.95 - ( a / 2 ))
101510.8461 = 59676.5637 a - 1300.143 a2
1300.143 a2 - 59676.5637 a + 101510.8461 = 0
a = 1.7692 cm
c = 2.0814 cm
εs = -0.00464 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
Cc = 4600.426 kg
Cc = Ts1
Cc = As1 . fy
As1 = 1.289 cm2
n1 = 1.6406 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D10
a = 5.3128 cm
c = 6.2504 cm
εs = 0.00046 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
fs = 966 kg/cm2
a = 5.4502 cm
c 6.412 cm
εs = -0.0003 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
fs = -630 kg/cm2
β = 0.85
εc = 0.003
Tulangan pokok D10 ( 1 ) Ad = 0.7857 cm2
εy = 0.0017 Rb = 51.3943 kg/cm2
m = 20.5882 Rn = 38.5457 kg/cm2
ρb = 0.02635
ρm = 0.01976
a = 1.5519 cm
c = 1.8258 cm
εs = -0.00571 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
Cc = 4035.3838 kg
As = 1.1307 cm2
n = 1.4391 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D10
a = 0.7634 cm
c = 0.8981 cm
εs = -0.0147 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
Cc = 1985.0583 kg
As = 0.5562 cm2
n = 0.7079 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D10
fy = 350 MPa
As st = 0.0018 . b . ht
= 0.81 cm2
n = 1.0309 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 P10
d = 7.05 cm
d' = 5.3 cm
εy = 0.0017
R1 = 12.8486 kg/cm2
M1 = 101510.8461 kg.cm
M1 = 0.85 . f'c . a . b . ( h - ( a / 2 ))
101510.8461 = 0.85 . 203.944 . a . 15 ( 22.95 - ( a / 2 ))
101510.8461 = 59676.5637 a - 1300.143 a2
1300.143 a2 - 59676.5637 a + 101510.8461 = 0
a = 1.7692 cm
c = 2.0814 cm
εs = -0.00464 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
Cc = 4600.426 kg
Cc = Ts1
Cc = As1 . fy
As1 = 1.289 cm2
n1 = 1.6406 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D10
a = 4.4024 cm
c = 5.1793 cm
εs = -7E-05 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
fs = -147 kg/cm2
a = 4.5565 cm
c 5.3606 cm
εs = -0.00095 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
fs = -1995 kg/cm2
a = 0.4671 cm
c = 0.5495 cm
εs = -0.02594 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
Cc = 1214.5936 kg
As = 0.3403 cm2
n = 0.4331 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D10
a = 0.2324 cm
c = 0.2734 cm
εs = -0.05516 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
Cc = 604.3065 kg
As = 0.1693 cm2
n = 0.2155 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D10
fy = 350 MPa
As st = 0.0018 . b . ht
= 0.81 cm2
n = 1.0309 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 P10
Desain Bx3 Lantai 1-2-3 7. Desain By Lant
Mu - = 2.21424 tm Es = 2100000 kg/cm2 Mu -
Mu + = 1.84772 tm β = 0.85 Mu +
f'c = 20 MPa = 203.944 kg/cm2 εc = 0.003 f'c
fy = 350 MPa = 3569.02 kg/cm2 fy
d = 7.25 cm d
d' = 5.4 cm d'
εy = 0.0017 εy
Mn = Rn . b . h2 dipakai : Mn
276780 = 38.5457 . b . 2 b2 b = 15 cm 672686.3
276780 = ( 38.5457 . 2 ) b 3 ht = 30 cm 672686.3
276780 = 77.0914 b3 h = ht - d = 30 - 7.25 = 22.75 cm 672686.3
b = 15.3124 cm h' = ht - d' = 30 - 5.4 = 24.6 cm
Syarat : SNI 1991, pasal 4.14.3, halaman 114. Syarat : SNI 199
ht / b ≤ 3.33 ht / b
2 ≤ 3.33 Maka dimensi balok → aman
R1 = 12.8486 kg/cm2 R1
M1 = 99749.3031 kg.cm M1
M1 = 0.85 . f'c . a . b . ( h - ( a / 2 )) M1
99749.3031 = 0.85 . 203.944 . a . 15 ( 22.75 - ( a / 2 )) 275618.5308
99749.3031 = 59156.5065 a - 1300.143 a2 275618.5308
1300.143 a - 2
59156.5065 a + 99749.3031 = 0 1733.524
a = 1.7538 cm a
c = 2.0633 cm c
εs = -0.00485 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh! εs
Cc = 4560.3816 kg Cc
Cc = Ts1 Cc
Cc = As1 . fy Cc
As1 = 1.2778 cm2 As1
n1 = 1.1294 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D12 n1
Analisis balok tulangan rangkap dengan baja desak belum leleh ۩ Analisis balok t
Kontrol kuat lentur momen negatif Kontrol kuat le
a - ( β1 . d' )
As x fy = 0.85 . f'c . a . b + As' . . εc . Es As x fy
a
16151.9569 = 2600.286 a + 14255.64 ( 1 - ( 4.59 / a )) 20189.9461
16151.9569 = 2600.286 a + 14255.64 - ( 65433.3876 / a ) 20189.9461
16151.9569 a = 2600.286 a2 + 14255.64 a - 65433.3876 20189.9461
2600.286 a + 14255.64 a -
2
16151.9569 a - 65433.3876 = 0 3467.048
2600.286 a2 - 1896.3169 a - 65433.3876 = 0 3467.048
a = 5.3942 cm a
c = 6.3461 cm c
εs = 0.00045 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh! εs
fs = 945 kg/cm 2
fs
a = 5.1816 cm a
c 6.096 cm c
εs = -0.00057 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh! εs
fs = -1197 kg/cm2 fs
a = 2.5404 cm a
c = 2.9887 cm c
εs = -0.00242 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh! εs
Cc = 6605.7666 kg Cc
As = 1.8509 cm2 As
n = 1.6359 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D12 n
a = 1.2357 cm a
c = 1.4538 cm c
εs = -0.00814 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh! εs
Cc = 3213.1734 kg Cc
As = 0.9003 cm2 As
n = 0.7957 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D12 n
fy = 350 MPa fy
As st = 0.0018 . b . ht As st
= 0.81 cm2
n = 1.0309 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 P10 n
d = 7.05 cm
d' = 5.3 cm
εy = 0.0017
R1 = 12.8486 kg/cm2
M1 = 101510.8461 kg.cm
M1 = 0.85 . f'c . a . b . ( h - ( a / 2 ))
101510.8461 = 0.85 . 203.944 . a . 15 ( 22.95 - ( a / 2 ))
101510.8461 = 59676.5637 a - 1300.143 a2
1300.143 a2 - 59676.5637 a + 101510.8461 = 0
a = 1.7692 cm
c = 2.0814 cm
εs = -0.00464 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
Cc = 4600.426 kg
Cc = Ts1
Cc = As1 . fy
As1 = 1.289 cm2
n1 = 1.6406 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D10
a = 4.4024 cm
c = 5.1793 cm
εs = -7E-05 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
fs = -147 kg/cm2
a = 4.5565 cm
c 5.3606 cm
εs = -0.00095 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
fs = -1995 kg/cm2
a = 0.7363 cm
c = 0.8662 cm
εs = -0.01536 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
Cc = 1914.5906 kg
As = 0.5364 cm2
n = 0.6827 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D10
a = 0.3654 cm
c = 0.4299 cm
εs = -0.03399 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
Cc = 950.1445 kg
As = 0.2662 cm2
n = 0.3388 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D10
fy = 350 MPa
As st = 0.0018 . b . ht
= 0.81 cm2
n = 1.0309 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 P10
Desain By Lantai 4 1. Desain balok anak
Mu - = 5.38149 tm Es = 2100000 kg/cm2 MU-
Mu + = 2.69076 tm β = 0.85 MU+
f'c = 20 MPa = 203.944 kg/cm2 εc = 0.003 f'c
= 350 MPa = 3569.02 kg/cm2 fy
= 7.25 cm d
= 5.4 cm d'
= 0.0017 εy
m
Perhitungan Tulangan Tumpuan Balok
Mengestimasi ukuran balok Mn
= 20.5882 Rb = 51.3943 kg/cm2 77875
ρb = 0.02635 Rn = 38.5457 kg/cm2 77875
ρm = 0.01976 77875
Mn = Rn . b . h2 dipakai :
672686.3 = 38.5457 . b . 2 b2 b = 20 cm Syarat : SNI 1991,
672686.3 = ( 38.5457 . 2 ) b 3 ht = 40 cm ht / b
672686.3 = 77.0914 b3 h = ht - d = 40 - 7.25 = 32.75 cm 2
b = 20.5874 cm h' = ht - d' = 40 - 5.4 = 34.6 cm
a. Tulangan tumpua
Syarat : SNI 1991, pasal 4.14.3, halaman 114. Untuk mendapatka
ht / b ≤ 3.33 Mu+
2 ≤ 3.33 Maka dimensi balok → aman Mu+
Mu+
Perhitungan komponen tulangan sebelah Mu+
Untuk mendapatkan faktor reduksi R1 digunakan ketentuan sebagai berikut :
Mu+ = 50% Mu- , R1 = 0.3 - 0.4 Rb Karena ,
Mu+ < 50% Mu- , R1 > 0.3 Rb →
Mu+ > 50% Mu- , R1 < 0.3 Rb
Mu+ ≈ Mu- , R1 ≈ 0.1 Rb R1
Mn
Karena , Mu+ = 2.69076 tm > 50% Mu- = 2.690745 tm
→ R1 < 0.3 Rb, maka digunakan faktor reduksi nilai Rb sebesa= 0.25 Mn
223979.512
R1 = 12.8486 kg/cm 2
223979.512
M1 = 275618.5308 kg.cm 1300.143
M1 = 0.85 . f'c . a . b . ( h - ( a / 2 )) a
275618.5308 = 0.85 . 203.944 . a . 20 ( 32.75 - ( a / 2 )) c
275618.5308 = 113545.822 a - 1733.524 a2 εs
1733.524 a - 2
113545.822 a + 275618.5308 = 0
Cc
= 2.5247 cm Cc
= 2.9702 cm Cc
= -0.00245 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh! As
n1
Cc = 8753.2561 kg
Cc = Ts1 ۩ Kontrol kuat lentu
Cc = As1 . fy Cc
As1 = 2.4526 cm2 0.85
= 2.1678 maka dipakai tulangan sebanyak : 3 buah → 3 D12 a
Cc
As1 = 3.3942 cm2 Mn
Ts1 = 12113.9677 kg Mt Mu
Ts1 = Cc karena MtMu
= 0.85 . f'c . a . b
= 3.494 cm b. Tulangan lapanga
M1 = 375569.3406 kg.cm MU+
= 4.1106 cm
= -0.00094 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh! Mn
38925
Perhitungan komponen tulangan rangkap 1300.143
M2 = 297116.9094 kg.cm
Ts2 = 10863.5067 kg a
Ts2 = As2 . fy c
As2 = 3.0438 cm2 εs
= 2.6903 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D12
Cc
Tulangan tarik (tulangan atas) = 5 D12 As
Tulangan desak (tulangan bawah) = 2 D12 n
= 4.9215 cm
5.79 cm
= -0.00076 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
fs = -1596 kg/cm2
β = 0.85
εc = 0.003
Tulangan pokok D12 ( 1.2 ) Ad = 1.1314 cm2
εy = 0.0017 Rb = 51.3943 kg/cm2
m = 20.5882 Rn = 38.5457 kg/cm2
ρb = 0.02635
ρm = 0.01976
= 5.0987 cm
= 5.9985 cm
= 0.0003 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
Cc = 17677.4376 kg
As = 4.953 cm2
= 4.3778 maka dipakai tulangan sebanyak : 5 buah → 5 D12
= 2.4481 cm
= 2.8801 cm
= -0.00262 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
Cc = 8487.6802 kg
As = 2.3782 cm2
= 2.102 maka dipakai tulangan sebanyak : 4 buah → 4 D12
fy = 350 MPa
As st = 0.0018 . b . ht
= 1.44 cm2
= 1.8328 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 P10
Desain balok anak Bax1 lantai 4 2. Desain balok anak B
= 0.623 tm Es = 2100000 kg/cm2 MU-
= 0.3114 tm β = 0.85 ( f'c < 30 MPa ) MU+
= 20 MPa = 203.944 kg/cm2 εc = 0.003 f'c
= 350 MPa = 3569.02 kg/cm2 fy
= 5.05 cm ρb = 0.02635 d =
= 3.3 cm ρm = 0.01976 d' =
= 0.0017 Rb = 68.5344 kg/cm 2
εy =
= 20.5882 Rn = 51.4008 kg/cm2 m =
= Rn . b . h2 dipakai : Mn =
77875 = 51.4008 . b . 2 b2 b = 15 cm 220525
77875 = ( 51.4008 . 2 ) b3 ht = 30 cm 220525
77875 = 102.8016 b3 h = ht - d = 30 - 5.05 = 24.95 cm 220525
b = 9.1159 cm h' = ht - d' = 30 - 3.3 = 26.7 cm b
Syarat : SNI 1991, pasal 4.14.3, halaman 114. Syarat : SNI 1991, pa
ht / b ≤ 3.33 ht / b
≤ 3.33 Maka dimensi balok → aman 2 ≤
= 23.987 kg/cm2 R1 =
= 223979.512 kg.cm Mn =
= 0.85 . f'c . a . b . ( h - ( a / 2 )) Mn =
223979.512 = 0.85 . 203.944 . a . 15 ( 24.95 - ( a / 2 )) 220403.0503
223979.512 = 64877.1357 a - 1300.143 a 2
220403.0503
1300.143 a2 - 64877.1357 a + 223979.512 = 0 1300.143
= 3.7314 cm a =
= 4.3899 cm c =
= 0.00074 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh! εs =
= 9702.7072 kg Cc =
= Ts1 Cc =
= As1 . fy Cc =
= 2.7186 cm2 As =
= 3.4601 maka dipakai tulangan sebanyak : 4 buah → 4 D10 n1 =
= 0.5667 cm a =
= 0.6667 cm c =
= -0.01972 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh! εs =
= 1473.5821 kg Cc =
-
= 0.4129 cm2 As =
= 0.5255 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D10 n =
a. Tulangan tumpuan b
Untuk mendapatkan f
Mu+
Mu+
Mu+
Mu+
Karena ,
→ R1
R1 =
Mn =
Mn =
223979.512
223979.512
1300.143
a =
c =
εs =
Cc =
Cc =
Cc =
As =
n1 =
۩ Kontrol kuat lentur
Cc =
0.85
a =
Cc =
Mn =
Mt Mu
karena MtMu
b. Tulangan lapangan b
MU+
Mn
36662.5
1300.143
a =
c =
εs =
Cc =
As =
n =
n
Desain balok anak Bax2 lantai 1-2-3 3. Desain balok anak Bax
= 1.7642 tm Es = 2100000 kg/cm2 MU- =
= 0.8822 tm β = 0.85 ( f'c < 30 MPa ) MU +
=
= 20 MPa = 203.944 kg/cm2 εc = 0.003 f'c =
= 350 MPa = 3569.02 kg/cm2 fy =
Rn . b . h2 dipakai : Mn = Rn
= 51.4008 . b . 2 b2 b = 15 cm 124550 =
= ( 51.4008 . 2 ) b3 ht = 30 cm 124550 =
= 102.8016 b3 h = ht - d = 30 - 5.25 = 24.75 cm 124550 =
= 12.8969 cm h' = ht - d' = 30 - 3.4 = 26.6 cm b =
Syarat : SNI 1991, pasal 4.14.3, halaman 114. Syarat : SNI 1991, pasal
≤ 3.33 ht / b ≤
3.33 Maka dimensi balok → aman 2 ≤ 3.33
3.7015 cm a = 2.5808
4.3547 cm c = 3.0362
0.00066 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh! εs = -0.00036
9624.9586 kg Cc = 6710.8181
Ts1 Cc = Ts1
As1 . fy Cc = As1
2.6968 cm2 As = 1.8803
2.3836 maka dipakai tulangan sebanyak : 3 buah → 3 D12 n1 = 1.6619
1.6452 cm a = 0.9163
1.9355 cm c = 1.078
-0.00514 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh! εs = -0.01161
4277.9905 kg Cc = 2382.6421
-
1.1986 cm2 As = 0.6676
1.0594 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D12 n = 0.5901
Rn . b . h2 dipakai : Mn = Rn
= 51.4008 . b . 2 b2 b = 15 cm 73325 =
= ( 51.4008 . 2 ) b3 ht = 30 cm 73325 =
= 102.8016 b 3
h = ht - d = 30 - 5.05 = 24.95 cm 73325 =
= 8.9348 cm h' = ht - d' = 30 - 3.3 = 26.7 cm b =
Syarat : SNI 1991, pasal 4.14.3, halaman 114. Syarat : SNI 1991, pasal
≤ 3.33 ht / b ≤
3.33 Maka dimensi balok → aman 2 ≤ 3.33
3.7314 cm a = 3.7314
4.3899 cm c = 4.3899
0.00074 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh! εs = 0.00074
9702.7072 kg Cc = 9702.7072
Ts1 Cc = Ts1
As1 . fy Cc = As1
2.7186 cm2 As = 2.7186
3.4601 maka dipakai tulangan sebanyak : 4 buah → 4 D10 n1 = 3.4601
Kontrol kuat lentur momen negatif ۩ Kontrol kuat lentur mo
Ts Cc = Ts
. f'c . a . b = As . fy 0.85 .
4.3136 cm a = 4.3136
11216.5937 kg Cc = 11216.5937
255662.06352 kg.cm = 2.5566 tm Mn = 255662.06352
= 2.0453 tm > Mu - = 0.5866 tm Mt Mu
karena MtMu > Mu - → desain tulangan momen negatif sukses karena MtMu
0.5334 cm a = 0.5334
0.6275 cm c = 0.6275
-0.02114 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh! εs = -0.02114
1386.9926 kg Cc = 1386.9926
-
0.3886 cm 2
As = 0.3886
0.4946 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D10 n = 0.4946
5.25 cm ρb = 0.02635
3.4 cm ρm = 0.01976
0.0017 Rb = 68.5344 kg/cm2
20.5882 Rn = 51.4008 kg/cm2
Rn . b . h2 dipakai :
51.4008 . b . 2 b2 b = 15 cm
( 51.4008 . 2 ) b3 ht = 30 cm
102.8016 b3 h = ht - d = 30 - 5.25 = 24.75 cm
10.6606 cm h' = ht - d' = 30 - 3.4 = 26.6 cm
17.1336 kg/cm2
157431.0128 kg.cm
0.85 . f'c . a . b . ( h - ( a / 2 ))
157431.0128 = 0.85 . 203.944 . a . 15 ( 24.75 - ( a / 2 ))
157431.0128 = 64357.0785 a - 1300.143 a2
1300.143 a2 - 64357.0785 a + 157431.0128 = 0
2.5808 cm
3.0362 cm
-0.00036 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
6710.8181 kg
Ts1
As1 . fy
1.8803 cm2
1.6619 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D12
0.9163 cm
1.078 cm
-0.01161 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
2382.6421 kg
-
0.6676 cm2
0.5901 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D12
5.05 cm ρb = 0.02635
3.3 cm ρm = 0.01976
0.0017 Rb = 68.5344 kg/cm2
20.5882 Rn = 51.4008 kg/cm2
Rn . b . h2 dipakai :
51.4008 . b . 2 b2 b = 15 cm
( 51.4008 . 2 ) b3 ht = 30 cm
102.8016 b 3
h = ht - d = 30 - 5.05 = 24.95 cm
8.9348 cm h' = ht - d' = 30 - 3.3 = 26.7 cm
23.987 kg/cm2
223979.512 kg.cm
0.85 . f'c . a . b . ( h - ( a / 2 ))
223979.512 = 0.85 . 203.944 . a . 15 ( 24.95 - ( a / 2 ))
223979.512 = 64877.1357 a - 1300.143 a2
1300.143 a2 - 64877.1357 a + 223979.512 = 0
3.7314 cm
4.3899 cm
0.00074 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
9702.7072 kg
Ts1
As1 . fy
2.7186 cm2
3.4601 maka dipakai tulangan sebanyak : 4 buah → 4 D10
Kontrol kuat lentur momen negatif
Ts
f'c . a . b = As . fy
4.3136 cm
11216.5937 kg
255662.06352 kg.cm = 2.5566 tm
= 2.0453 tm > Mu - = 0.5866 tm
karena MtMu > Mu - → desain tulangan momen negatif sukses
0.5334 cm
0.6275 cm
-0.02114 < εy = 0.0017 Baja desak belum leleh!
1386.9926 kg
-
0.3886 cm2
0.4946 maka dipakai tulangan sebanyak : 2 buah → 2 D10
Mulai
ε c .E s . β1d'
aleleh
ε c .E s - f y .0
Tidak Ya
a aleleh
a 1d'
A s.ada . f y A's.ada . ε c .E s 0,85. f' c . a. b
a
Dari persamaan kuadrat didapat hasil a
Dengan : a
c
1
M n1 0,85. f' c . a. b. (d a 2)
c d'
f 's ε c .E s M n2 A's.ada . f y . (d d' )
c
As.ada = A’s.ada
a 1d'
A s.ada . f y .0 A' s.ada . ε c .E s 0,85. f'c . a. b
a
Dari persamaan kuadrat didapat hasil a
M n1 0,85. f'c . a. b. (d a 2)
M n2 A's.ada . f 's . 0 . (d d' )
Tidak
50%Mkap-<Mkap+
Ya
Selesai
Gambar 5.1 Flowchart Perhitungan Momen Kapasitas Balok
5.2 Perhitungan Momen Kapasitas Negatif
Perhitungan di bawah ini adalah perhitungan untuk balok By lantai 1-2-3 arah Y
Diameter tulangan, D14 = 1.4 cm
Ad = 1/4 . π . d2 = 1/4 . π . 1.4 2 = 1.54 cm2
As = n pakai . Ad = 9 . 1.54 = 13.86 cm2
As' = n pakai . Ad = 5 . 1.54 = 7.7 cm2
f'c = 20 MPa = 203.944 kg/cm2 → β = 0.85
fy = 350 MPa = 3569.02 kg/cm2 → ϕ0 = 1.2
Es = 2100000 kg/cm 2
d = 7.45 cm
d' = 5.5 cm
b = 25 cm
h = 42.55 cm → h' = 44.5 cm
εc = 0.003
Cc = 0.85 . f'c . a . b
= 0.85 . 203.944 . 7.3558 . 25
= 31878.6396 kg
Cs = As' . fy = 7.7 . 3569.02 = 27481.454 kg
M1 = Cc . ( h - ( a / 2 ))
= 31878.6396 . ( 42.55 - ( 7.3558 / 2 ))
= 1239189.6664 kg.cm
= 12.3919 tm
M2 = Cs . ( h - d' )
= 27481.454 . ( 42.55 - 5.5 )
= 1018187.8707 kg.cm
= 10.1819 tm
Mkap -
= M1 + M2 = 12.3919 + 10.1819 = 22.5738 tm
Mkap- 22.5738
= = 1.194 Mn < 1.4 → Oke!
Mt Mn 18.9057
Untuk perhitungan momen kapasitas positif, dilakukan perhitungan yang sama dengan
perhitungan momen kapasitas negatif di atas, hanya saja tulangan tarik diubah menjadi
tulangan desak, dan sebaliknya.
b 0,85 f'c
Es
8,75 cm
es' Cs
a Cc
As c
ht M1
As'
6,25 cm ec Ts
Cc + Cs = Ts , dimana :
Ts = As . ϕ0 . fy = 7.7 . 1.2 . 3569.02 = 32977.7448 kg
Cc = 0.85 . f'c . a . b = 0.85 . 203.944 . a . 25 = 4333.81 a
a - β1 . d
Cs = As' εc . Es
a
a - 0.85 . 7.45
= 13.86 0.003 . 2100000
a
87318 a - 552941.235
=
a
a = 6.6493 cm
a 6.6493
c = = = 7.8227 cm
β 0.85
c - d 7.8227 - 7.45
εs = x εc = x 0.003 = 0.00014 < εy = 0.0017
c 7.8227
→ baja desak belum leleh
fs = εs . Es = 0.00014 . 2100000 = 294 kg/cm2
Cc = 0.85 . f'c . a . b
= 0.85 . 203.944 . 6.6493 . 25
= 28816.8028 kg
Cs = As' . fs = 13.86 . 294 = 4074.84 kg
Mkap+ 13.3751
= = 1.1787 Mn < 1.4 → Oke!
Mt Mn 11.347
1. Bx1 Lantai 1-2-3 3.
a. Perhitungan Momen Kapasitas Negatif a.
Diameter tulangan, D10 = 1 cm Ad = 0.7857 cm 2
Cc + Cs = Ts , dimana :
Ts = 6730.0296 kg
Cc = 2600.286 a
19799.64 a - 118649.3427
Cs =
a
a = 4.6942 cm
c = 5.5226 cm
εs = -0.00083 < εy = 0.0017 → baja desak belum leleh , maka fy = fs
fs = -1743 kg/cm2
Cc = 12206.2625 kg
Cs = -5477.9004 kg
2. Bx1 Lantai 4 4.
a. Perhitungan Momen Kapasitas Negatif a.
Diameter tulangan, D10 = 1 cm Ad = 0.7857 cm2
As = n pakai . Ad = 4 . 0.7857 = 3.1428 cm2
As' = n pakai . Ad = 2 . 0.7857 = 1.5714 cm2
f'c = 20 MPa = 203.944 kg/cm2 → β = 0.85
fy = 350 MPa = 3569.02 kg/cm2 → ϕ0 = 1.2
Es = 2100000 kg/cm2
d = 7.05 cm
d' = 5.3 cm
b = 15 cm
h = 22.95 cm → h' = 24.7 cm
εc = 0.003
Cc + Cs = Ts , dimana :
Ts = 6730.0296 kg
Cc = 2600.286 a
19799.64 a - 118649.3427
Cs =
a
Persamaan keseimbangan gaya-gaya horizontal :
19800 a - 118649.343
2600.286 a + = 6730.0296
a
2600.286 a2 + 19800 a - 118649.343 = 6730.0296 a
2600.286 a2 + 13069.6104 a - 118649.343 = 0
a = 4.6942 cm
c = 5.5226 cm
εs = -0.00083 < εy = 0.0017 → baja desak belum leleh , maka fy = fs
fs = -1743 kg/cm2
Cc = 12206.2625 kg
Cs = -5477.9004 kg
Cc + Cs = Ts , dimana :
Ts = 13460.0593 kg
Cc = 2600.286 a
29699.46 a - 177974.01405
Cs =
a
a = 5.7202 cm
c = 6.7296 cm
εs = -0.00014 < εy = 0.0017 → baja desak belum leleh , maka fy = fs
fs = -294 kg/cm2
Cc = 14874.156 kg
Cs = -1385.9748 kg
Bx2 Lantai 4 6.
Perhitungan Momen Kapasitas Negatif a.
Diameter tulangan, D10 = 1 cm Ad = 0.7857 cm2
As = n pakai . Ad = 4 . 0.7857 = 3.1428 cm2
As' = n pakai . Ad = 2 . 0.7857 = 1.5714 cm2
f'c = 20 MPa = 203.944 kg/cm2 → β = 0.85
fy = 350 MPa = 3569.02 kg/cm2 → ϕ0 = 1.2
Es = 2100000 kg/cm2
d = 7.05 cm
d' = 5.3 cm
b = 15 cm
h = 22.95 cm → h' = 24.7 cm
εc = 0.003
Cc + Cs = Ts , dimana :
Ts = 6730.0296 kg
Cc = 2600.286 a
19799.64 a - 118649.3427
Cs =
a
Persamaan keseimbangan gaya-gaya horizontal :
19800 a - 118649.343
2600.286 a + = 6730.0296
a
2600.286 a2 + 19800 a - 118649.343 = 6730.0296 a
2600.286 a2 + 13069.6104 a - 118649.343 = 0
a = 4.6942 cm
c = 5.5226 cm
εs = -0.00083 < εy = 0.0017 → baja desak belum leleh , maka fy = fs
fs = -1743 kg/cm2
Cc = 12206.2625 kg
Cs = -5477.9004 kg
Asumsi awal dianggap baja desak sudah leleh : Asumsi awal dia
Cc + Cs = Ts Cc
( 0.85 . f'c . a . b ) + ( As' . fy ) = As . ϕ0 . fy (
a = 4.3481 cm a
c = 5.1154 cm c
εs = -0.00125 < εy = 0.0017 karena εs < εy → baja desak belum leleh εs
Maka dihitung lagi dengan rumus baja desak belum leleh : Maka dihitung la
Cc = 11306.3036 kg Cc
Cs = 8075.9785 kg Cs
Cc + Cs = Ts , dimana : Cc
Ts = 9691.1741 kg Ts
Cc = 2600.286 a Cc
28511.28 a - 175700.763
Cs = Cs
a
a = 5.3626 cm a
c = 6.3089 cm c
εs = -0.00045 < εy = 0.0017 → baja desak belum leleh , maka fy = fs εs
fs = -945 kg/cm2 fs
Cc = 13944.2937 kg Cc
Cs = -4276.692 kg Cs
Bx3 Lantai 4
Perhitungan Momen Kapasitas Negatif
Diameter tulangan, D10 = 1 cm Ad = 0.7857 cm2
As = n pakai . Ad = 4 . 0.7857 = 3.1428 cm2
As' = n pakai . Ad = 2 . 0.7857 = 1.5714 cm2
f'c = 20 MPa = 203.944 kg/cm2 → β = 0.85
fy = 350 MPa = 3569.02 kg/cm2 → ϕ0 = 1.2
Es = 2100000 kg/cm2
d = 7.05 cm
d' = 5.3 cm
b = 15 cm
h = 22.95 cm → h' = 24.7 cm
εc = 0.003
Cc + Cs = Ts , dimana :
Ts = 6730.0296 kg
Cc = 2600.286 a
19799.64 a - 118649.3427
Cs =
a
Persamaan keseimbangan gaya-gaya horizontal :
19800 a - 118649.343
2600.286 a + = 6730.0296
a
2600.286 a2 + 19800 a - 118649.343 = 6730.0296 a
2600.286 a2 + 13069.6104 a - 118649.343 = 0
a = 4.6942 cm
c = 5.5226 cm
εs = -0.00083 < εy = 0.0017 → baja desak belum leleh , maka fy = fs
fs = -1743 kg/cm2
Cc = 12206.2625 kg
Cs = -5477.9004 kg
Cc + Cs = Ts , dimana :
Ts = 9691.1741 kg
Cc = 3467.048 a
35639.1 a - 219625.95375
Cs =
a
= 5.0528 cm
= 5.9445 cm
= -0.00066 < εy = 0.0017 → baja desak belum leleh , maka fy = fs
fs = -1386 kg/cm2
Cc = 17518.3001 kg
Cs = -7840.602 kg
Mulai
Ukuran
Ditetapkan b d h Vu f’c fy balok
diperbesar
M kap M'kap
Vu 0,7. 1,05. VD VL
ln
4
Vu 1,05. VD VL .VE
K
Diambil Vu yang terkecil
Syarat Vu > (1,2 VD + 1,6VL)
1 2
Vc f' c .b.d Vs,maks . f'c .b.d
6 3
Daerah sendi plastis (2h)
Vu
Vs1
Ya
Daerah luar sendi plastis Vs > Vs,maks
Vu2 Tidak
Vs2 Vc
Pilih jumlah n kaki
Ya Vs1 – tengah,
Vc > Vs1
dipakai smaks n.A . f y .d
s
Tidak Vs
Tidak Ya
Vc didalam ½
bentang
Kontrol jarak sengkang s
- Sepanjang 2h dari muka kolom
Dari Vs2 – Vc dipakai: s<d/4 s<24dp s<8D s<200 mm
Dari Vs2-Vc dipakai: - Sepanjang daerah diluar 2h
Vs3= Vs2 - Vc Vs3 = Vs2 – Vc
s<d/2 s<200 mm
Dari Vc – tengah
bentang, dipakai smaks
Selesai
Gambar 6.1 Flowchart Perhitungan Tulangan Geser Balok
Perhitungan di bawah ini adalah perhitungan untuk balok By lantai 1-2-3 arah Y.
Diagram gaya geser hasil dari analisa struktur disuperposisikan dengan gaya geser hasil
Momen Kapasitas dibagi dengan bentang balok.
VDU1 +
VLU1
- VDU2
VLU2
VEU
+
VG = 1.05 ( VD + VL )
M kap, a+ + M kap, i-
VU = 0.7
Ln
13.3751 + 22.5738
= 0.7
6.73
= 3.7391 ton = 3739.1 kg
VGU1 10.37978
= = 17.2996 ton = 17299.6 kg
Ø 0.6
VGU2 10.37978
= = 17.2996 ton = 17299.6 kg
Ø 0.6
VU 3.7391
= = 6.2318 ton = 6231.8 kg
Ø 0.6
VU,m = 1.05 ( VD + VL + ( 4 / k ) VE )
= 1.05 ( 8.7085 + 1.177 + ( 4 / 1 ) 0.6716 )
= 13.2005 ton
= 13200.5 kg
VGU1 VU
VU = + = 17299.6 + 6231.8 = 23531.4 kg
Ø Ø
17299.6 kg
23531.4 kg
kg
6231.8 kg
8085.09 kg
17299.6 kg
6231.8
11067.8 kg
Gambar 6.3 Diagram Gaya Geser (SFD) hasil analisa struktur dijumlahkan dengan SFD hasil
perhitungan Mkap
"Untuk komponen struktur non pratekan, penampang yang jaraknya kurang dari h dari
muka tumpuan boleh direncanakan terhadap gaya geser Vu yang sama dengan yang
didapat pada titik sejarak h dari muka kolom tersebut."
1/2 Ln h
=
VGU1/Ø x
1/2 . 673 42.55
=
17299.6 x
42.55 . 17300
x = = 2187.5126 kg
336.5
jarak sengkang,
Av . fy . h 1.5714 . 2447.328 . 42.55
s = = = 7.6666 cm
Vsn 21343.8874
jadi, dipakai s = 7 cm
Pada prinsipnya, perhitungan sama saja dengan daerah plastis, namun pada daerah non-
plastis, beton dianggap tidak hancur sehingga beton masih mampu menahan gaya geser
sebesar Vc.
M1 M2
qD
qL
+
VD
_
+
_ VL
Perhitungan tulangan geser di bawah ini untuk balok anak Bax1 lantai 1-2-3
Ln = L - 1/2 b balok By kiri - 1/2 b balok By kanan
= 3 - 1/2 . 0.25 - 1/2 . 0.25
= 2.75 m
jarak sengkang,
Av . fy . h 1.0058 . 2447.328 . 24.75
s = = = 22.0112 cm
Vs 2767.8
jadi, dipakai s = 12 cm
Karena balok anak tidak didesain untuk menahan beban gempa, hanya menahan beban pelat
lantai, maka jarak sengkang yang digunakan sama sepanjang bentang.
Maka dipakai D8 - 12
4 By 20 x 40 655 D8 - 8 5831.66667 D8 - 16
Ln balok = 2.49 m
VG = 1.05 ( VD + VL )
VGU1 = 3.0897 ton VGU2 = 3.0165 ton
VU = 1.2485 ton = 1248.5 kg
1/2 Ln h
=
VGU1/Ø x
Vsn = 6279.7824 kg
jarak sengkang,
s = 8.9958 cm → dipakai s = 5 cm
x = 2485.0134 kg
Vs = 4745.2866 kg
Vsn = 2128.7957 kg
jarak sengkang,
s = 26.537 cm → dipakai s = 11 cm
2. Bx1 Lantai 4 4.
VDU1 = 0.5965 ton VLU1 = 0.1464 ton
VDU2 = 0.6875 ton VLU2 = 0.1536 ton
VEU = 0.119 ton
Ln balok = 2.49 m
VG = 1.05 ( VD + VL )
VGU1 = 0.78 ton VGU2 = 0.8832 ton
VU = 1.2485 ton = 1248.5 kg
1/2 Ln h
=
VGU1/Ø x
Vsn = 3140.8402 kg
jarak sengkang,
s = 17.9863 cm → dipakai s = 5 cm
x = 627.3458 kg
Vs = 2753.4542 kg
Vsn = 136.9633 kg
jarak sengkang,
s = 232.0244 cm → dipakai s = 11 cm
Kontrol jarak antar sengkang
s > 2.5 cm → Oke!
s < h / 2 = 22.95 / 2 = 11.475 → Oke!
Maka dipakai D6 - 11
Bx2 Lantai 1-2-3 5.
VDU1 = 2.9883 ton VLU1 = 0.4139 ton
VDU2 = 2.9012 ton VLU2 = 0.403 ton
VEU = 0.4584 ton
Ln balok = 2.49 m
VG = 1.05 ( VD + VL )
VGU1 = 3.5723 ton VGU2 = 3.4694 ton
VU = 1.939 ton = 1939 kg
1/2 Ln h
=
VGU1/Ø x
Vsn = 8086.5211 kg
jarak sengkang,
s = 6.9859 cm → dipakai s = 5 cm
x = 2873.1475 kg
Vs = 6312.3525 kg
Vsn = 3695.8616 kg
jarak sengkang,
s = 15.2852 cm → dipakai s = 11 cm
Bx2 Lantai 4 6.
VDU1 = 0.7713 ton VLU1 = 0.1642 ton
VDU2 = 0.789 ton VLU2 = 0.1627 ton
VEU = 0.134 ton
Ln balok = 2.49 m
VG = 1.05 ( VD + VL )
VGU1 = 0.9823 ton VGU2 = 0.9993 ton
VU = 1.2485 ton = 1248.5 kg
1/2 Ln h
=
VGU1/Ø x
Vsn = 3415.7983 kg
jarak sengkang,
s = 16.5384 cm → dipakai s = 5 cm
x = 790.0697 kg
Vs = 2927.9303 kg
Vsn = 311.4394 kg
jarak sengkang,
s = 102.0385 cm → dipakai s = 11 cm
Kontrol jarak antar sengkang
s > 2.5 cm → Oke!
s < h / 2 = 22.95 / 2 = 11.475 → Oke!
Maka dipakai D6 - 11
Bx3 Lantai 1-2-3 7. By Lantai 4
VDU1 = 3.3257 ton VLU1 = 0.4373 ton VDU1
VDU2 = 3.4503 ton VLU2 = 0.4535 ton VDU2
VEU = 0.6004 ton VEU
VG = 1.05 ( VD + VL ) VG
VGU1 = 3.9512 ton VGU2 = 4.099 ton VGU1
VU = 1.7008 ton = 1700.8 kg VU
1/2 Ln h
=
VGU1/Ø x
Vsn = 8215.049 kg
jarak sengkang,
s = 6.8167 cm → dipakai s = 5 cm
x = 3177.8928 kg
Vs = 6242.1072 kg
Vsn = 3648.4179 kg
jarak sengkang,
s = 15.349 cm → dipakai s = 11 cm
Bx3 Lantai 4
VDU1 = 0.9994 ton VLU1 = 0.1804 ton
VDU2 = 0.9086 ton VLU2 = 0.176 ton
VEU = 0.1609 ton
Ln balok = 2.49 m
VG = 1.05 ( VD + VL )
VGU1 = 1.2388 ton VGU2 = 1.1388 ton
VU = 1.2485 ton = 1248.5 kg
1/2 Ln h
=
VGU1/Ø x
Vsn = 3764.3885 kg
jarak sengkang,
s = 15.0069 cm → dipakai s = 5 cm
x = 996.37 kg
Vs = 3149.13 kg
Vsn = 532.6391 kg
jarak sengkang,
s = 59.663 cm → dipakai s = 11 cm
Kontrol jarak antar sengkang
s > 2.5 cm → Oke!
s < h / 2 = 22.95 / 2 = 11.475 → Oke!
Maka dipakai D6 - 11
By Lantai 4 8. Bax1 Lantai 4
VDU1 = 3.0919 ton VLU1 = 0.4709 ton qD
VDU2 = 3.0919 ton VLU2 = 0.4709 ton qL
VEU = 0.1683 ton b balok anak
ht balok anak
Dari hasil desain balok didapat : h balok anak
b balok = 20 cm hc kolom kiri = 51 cm L balok anak
ht balok = 40 cm hc kolom kanan = 51 cm
h balok = 32.75 cm L balok = 7 m VD
VL
Ln balok = 6.49 m VU
1/2 Ln h
=
VGU1/Ø x
Vsn = 7511.0326 kg
jarak sengkang,
s = 10.7329 cm → dipakai s = 8 cm
x = 1537.8746 kg
Vs = 6602.7254 kg
Vsn = 1624.3621 kg
jarak sengkang,
s = 49.6286 cm → dipakai s = 16 cm
Karena balok anak tidak didesain untuk menahan beban gempa, hanya menahan beban pelat Karena balok anak tid
lantai, maka jarak sengkang yang digunakan sama sepanjang bentang. lantai, maka jarak sen
VD
VL
VU
Berdasarkan SK-SNI
Vc
Vs
Tulangan sengkang D
Pakai sengkangan 2 k
fy =
jarak sengkang,
s =
Karena balok anak tidak didesain untuk menahan beban gempa, hanya menahan beban pelat Karena balok anak tidak
lantai, maka jarak sengkang yang digunakan sama sepanjang bentang. lantai, maka jarak sengk
Karena balok anak tidak didesain untuk menahan beban gempa, hanya menahan beban pelat Karena balok anak tidak
lantai, maka jarak sengkang yang digunakan sama sepanjang bentang. lantai, maka jarak sengk
jarak sengkang,
273.1959 cm dipakai s = 12 cm
Karena balok anak tidak didesain untuk menahan beban gempa, hanya menahan beban pelat
lantai, maka jarak sengkang yang digunakan sama sepanjang bentang.
Bax2 Lantai 4
= 0.4821 t/m
= 0.1272 t/m
= 15 cm b balok By = 25 cm
= 30 cm ht balok By = 50 cm
= 24.95 cm
= 3 m Ln = 2.75 m
jarak sengkang,
-32.8312 cm dipakai s = 12 cm
Karena balok anak tidak didesain untuk menahan beban gempa, hanya menahan beban pelat
lantai, maka jarak sengkang yang digunakan sama sepanjang bentang.
7.1 Ketentuan-Ketentuan
Momen Ultimit Kolom (MUK) merupakan salah satu dasar analisa untuk memastikan syarat
perencanaan tahan gempa pada SNI 1726-2002, pasal 4.5 yaitu " Kolom Kuat Balok Lemah"
atau "Strong Column Weak Beam (SCWB)", yang mana yang dimaksud dengan kolom kuat
adalah kuat lentur kolom minimum 1,2 kali kuat lentur balok yang merangka pada balok
tersebut, sesuai SNI 03-2847-2002, pasal 23.4.2 (2). Perhitungan dilakukan terhadap gempa
dari arah kiri dan kanan, sehingga didapat hasil yang kritis, yang akan digunakan sebagai
perencanaan.
Lantai 4
+ 17.00 Bx1 15 x 30 Bx2 15 x 30 Bx3 15 x 30 (atap)
M N O P
+ 3.50
Bx1 15 x 30 Bx2 15 x 30 Bx3 15 x 30
E F G H Lantai 2
I II III IV
3 m 3 m 3 m
Gambar 7.1 Kode joint yang dilakukan contoh hitungan pada Portal X
7.2 Perhitungan Momen Ultimit Kolom Tengah Lantai 2
Portal X joint G
M kap.ki = 3.7276 tm
M kap.ka = 3.0039 tm
M kap.ki = 3.8843 tm
M kap.ka = 2.3144 tm
∑Me ≥ 6/5 ∑Mg atau dengan kata lain, ∑Mu.K ≥ 1.2 ∑Mu.B
∑Mu.K ≥ 1.2 ∑Mu.B
5.6674 ≥ 1.2 . 4.292 = 5.1504 → Oke!
Portal X joint L
Lbalok.ki.net , lba' = 0
I K-LP = 1/12 . 27 . 33 3 = 80858.25 cm4
I K-LP / H K-LP = 80858.25 / 1000 = 81 cm3
I K-LH = 1/12 . 27 . 33 3 = 80858.25 cm4
I K-LH / H K-LH = 80858.25 / 350 = 231 cm3
M kap.ki = 3.7276 tm
M kap.ka = 0 tm ( tidak ada balok )
hka' lbi
Mu.ka = ω . φ . αa M kap.ki + 0
hka lbi'
9.7 3
= 1.3 . 0.7 . 0.2593 3.7276
10 2.73
= 0.9376 tm
hkb' lbi
Mu.kb = ω . φ . αb M kap.ki + 0
hkb lbi'
3.2 3
= 1.3 . 0.7 . 0.7407 3.7276
3.5 2.73
= 2.5244 tm
∑Me ≥ 6/5 ∑Mg atau dengan kata lain, ∑Mu.K ≥ 1.2 ∑Mu.B
∑Mu.K ≥ 1.2 ∑Mu.B
3.462 ≥ 1.2 . 2.547 = 3.0564 → Oke!
M kap.ki = 3.8843 tm
M kap.ka = 0 tm ( tidak ada balok )
hka' lbi
Mu.ka = ω . φ . αa M kap.ki + 0
hka lbi'
9.7 3
= 1.3 . 0.7 . 0.2593 3.8843
10 2.73
= 0.977 tm
hkb' lbi
Mu.kb = ω . φ . αb M kap.ki + 0
hkb lbi'
3.2 3
= 1.3 . 0.7 . 0.7407 3.8843
3.5 2.73
= 2.6305 tm
Portal X joint P
Hkolom.a.net , hka' = 0
Lbalok.ki.net , lba' = 0
Karena hanya ada 1 kolom yang disertakan, yaitu kolom bawah, maka α (angka distribusi
kekakuan)
Karena hanya ada 1 kolom yang disertakan, yaitu kolom bawah, maka α (angka distribusi
kekakuan)
α = 1
ω = 1.3 φ = 0.7
M kap.ki = 2.6733 tm
M kap.ka = 0 tm ( tidak ada balok )
hkb' lbi
Mu.kb = ω . φ . αb M kap.ki + 0
hkb lbi'
9.7 3
= 1.3 . 0.7 . 1 2.6733
10 2.73
= 2.5931 tm
∑Me ≥ 6/5 ∑Mg atau dengan kata lain, ∑Mu.K ≥ 1.2 ∑Mu.B
∑Mu.K ≥ 1.2 ∑Mu.B
2.5931 ≥ 1.2 . 1.8675 = 2.241 → Oke!
M kap.ki = 2.6733 tm
M kap.ka = 0 tm ( tidak ada balok )
hkb' lbi
Mu.kb = ω . φ . αb M kap.ki + 0
hkb lbi'
9.7 3
= 1.3 . 0.7 . 1 2.6733
10 2.73
= 2.5931 tm
∑Me ≥ 6/5 ∑Mg atau dengan kata lain, ∑Mu.K ≥ 1.2 ∑Mu.B
∑Mu.K ≥ 1.2 ∑Mu.B
2.5931 ≥ 1.2 . 1.8675 = 2.241 → Oke!
Catatan : Untuk Mu arah Y lantai 4 tidak memenuhi syarat Strong Column Weak
Beam sehingga harus dipasang tulangan Transversal.
Hasil desain Momen Ultimit Kolom, Mu K (tm) digunakan hasil yang kritis adalah :
Lantai 4
+ 17.00 M N O P (atap)
10 m
3.5 m
3.5 m
± 0.00 Lantai 1
A B C D
1.6249 tm 3.071 tm 3.6413 tm 2.1012 tm
2 m
I II III IV
3 m 3 m 3 m
Lantai 4
+ 17.00 (atap)
7 8
3.1853 tm 3.1853 tm
10 m
3.1466 tm 3.1466 tm
+ 7.00 5 6 Lantai 3
8.1097 tm 8.1097 tm
3.5 m
5.4744 tm 5.4744 tm
Lantai 2
+ 3.50 3 4
3 4
5.4744 tm 5.4744 tm
3.5 m
3.981 tm 3.981 tm
± 0.00 Lantai 1
1 2
6.0968 tm 6.0968 tm
2 m
1 3
3.5 m 3.5 m
Karena Mu,k adalah dalam bentuk ultimit, maka akan diubah ke momen nominalnya, Mn,k
adalah dengan membagi nilai Mu,k dengan φ lentur = 0,8
Lantai 4
+ 17.00 M N O P (atap)
10 m
3.5 m
2 3.2441 tm 3.8466 tm 2.2196 tm
Lantai 2
+ 3.50 E F G H
1.7165 tm 3.2441 tm 3.8466 tm 2.2196 tm
3.5 m
I II III IV
3 m 3 m 3 m
Lantai 4
+ 17.00 (atap)
7 8
3.9816 tm 3.9816 tm
10 m
3.9333 tm 3.9333 tm
+ 7.00 5 6 Lantai 3
10.1371 tm 10.1371 tm
3.5 m
3.5 m
± 0.00
### ###
Lantai 1
1 2
7.621 tm 7.621 tm
2 m
3.6443 tm 3.6443 tm
- 2.00
1 2
3.5 m 3.5 m
Hkolom.a.net , hka'
+ 7.00 Bx1 15 x 30 Bx2 15 x 30 Bx3 15 x 30
I J K L Lantai 3 Hkolom.b.net , hkb'
Lbalok.ki.net , lbi'
Lbalok.ka.net , lba'
α K-AE
ω
+ 3.50 Bx1 15 x 30 Bx2 15 x 30 Bx3 15 x 30
E F G H Lantai 2
●
I II III IV
3 m 3 m 3 m ●
Data Muk Portal X : Karena,
Portal I Portal II Portal III Portal IV
atas bawah atas bawah atas bawah atas bawah
Dasar 1.0768 0 0.9256 0 1.1041 0 1.4551 0
Lantai 1 0.9986 1.6249 1.8873 3.071 2.2378 3.6413 1.2913 2.1012
Lantai 2 1.3732 1.3732 2.5953 2.5953 3.0773 3.0773 1.7757 1.7757 Momen Ultimit
Lantai 3 0.7555 2.0343 1.4279 3.8447 1.6931 4.5586 0.977 2.6305 Joint B
Lantai 4 0 1.7088 0 4.302 0 4.302 0 2.5931 b Bx1 a
b Bx1 b
Data Mnk Portal X : b Bx2 a
Portal I Portal II Portal III Portal IV b Bx2 b
atas bawah atas bawah atas bawah atas bawah KXBF
Dasar 1.346 0 1.157 0 1.3801 0 1.8189 0 KXBb
Lantai 1 1.2483 2.0311 2.3591 3.8388 2.7973 4.5516 1.6141 2.6265
Lantai 2 1.7165 1.7165 3.2441 3.2441 3.8466 3.8466 2.2196 2.2196 Hkolom.a.net , hka'
Lantai 3 0.9444 2.5429 1.7849 4.8059 2.1164 5.6983 1.2213 3.2881 Hkolom.b.net , hkb'
Lantai 4 0 2.136 0 5.3775 0 5.3775 0 3.2414 Lbalok.ki.net , lbi'
Lbalok.ka.net , lba'
●
Momen Ultimit Kolom Dasar
Arah X
Portal I Portal II
MD = 0.26112 tm MD = 0.06094 tm
ML = 0.03862 tm ML = 0.00568 tm
ME = 0.72486 tm ME = 0.8468 tm
Mu.K = 1.0768 tm Mu.K = 0.9256 tm
Karena,
Portal III Portal IV
MD = 0.12814 tm MD = 0.47661 tm
ML = 0.0139 tm ML = 0.06287 tm
ME = 0.93643 tm ME = 0.82028 tm
Mu.K = 1.1041 tm Mu.K = 1.4551 tm
Momen Ultimit
Arah Y Joint C
Portal 1 b Bx2 a
MD = 1.56428 tm b Bx2 b
ML = 0.22449 tm b Bx3 a
ME = 0.8138 tm b Bx3 b
Mu.K = 2.9154 tm KXCG
KXCb
Hkolom.a.net , hka'
Hkolom.b.net , hkb'
Lbalok.ki.net , lbi'
Lbalok.ka.net , lba'
α K-CG
ω
●
●
Karena,
Momen Ultimit
Joint D
b Bx3 a
b Bx3 b
KXDH
KXDb
Hkolom.a.net , hka'
Hkolom.b.net , hkb'
Lbalok.ki.net , lbi'
Lbalok.ka.net , lba'
α K-DH
ω
Karena,
Arah Y Momen Ultimit
Joint 1
Lantai 4
+ 17.00 By 20 x 40 (atap)
b By a
7 8
b By b
KX13
K 27 x 51.3333333333333 K 27 x 51.33333333333310 m KX1b
Hkolom.a.net , hka'
+ 7.00 By 25 x 50
5 56 Lantai 3 Hkolom.b.net , hkb'
Lbalok.ki.net , lbi'
Lbalok.ka.net , lba'
α K-AE
ω
+ 3.50 By 25 x 50 Lantai 2
3 34
●
± 0.00 By 25 x 50 Lantai 1
1 12
1 2 3
4 m 4 m ●
Karena,
Momen Ultimit Kolom I
Joint A Joint E
b Bx1 a = 15 cm ht Bx2 a = 30 cm L balok ka = 300 cm = lba b Bx1 a
b Bx1 b = 15 cm ht Bx2 b = 30 cm = 3 m b Bx1 b
K X A E = 27 cm K Y A E = 33 cm H kolom a = 350 cm = hka KXEI
K X A b = 27 cm K Y A b = 33 cm H kolom b = 200 cm = hkb KXEA
Joint F Joint J
b Bx1 a = 15 cm ht Bx1 a = 30 cm L balok ki = 300 cm = lbi b Bx1 a
b Bx1 b = 15 cm ht Bx1 b = 30 cm = 3 m b Bx1 b
b Bx2 a = 15 cm ht Bx2 a = 30 cm L balok ka = 300 cm = lba b Bx2 a
b Bx2 b = 15 cm ht Bx2 b = 30 cm = 3 m b Bx2 b
KXFJ = 27 cm KYFJ = 33 cm H kolom a = 350 cm = hka KXJN
K X F B = 27 cm K Y F B = 33 cm H kolom b = 350 cm = hkb KXJF
Joint G Joint K
b Bx2 a = 15 cm ht Bx2 a = 30 cm L balok ki = 300 cm = lbi b Bx2 a
b Bx2 b = 15 cm ht Bx2 b = 30 cm = 3 m b Bx2 b
b Bx3 a = 15 cm ht Bx3 a = 30 cm L balok ka = 300 cm = lba b Bx3 a
b Bx3 b = 15 cm ht Bx3 b = 30 cm = 3 m b Bx3 b
K X G K = 27 cm K Y G K = 33 cm H kolom a = 350 cm = hka KXKO
K X G C = 27 cm K Y G C = 33 cm H kolom b = 350 cm = hkb KXKG
Joint H Joint L
b Bx3 a = 15 cm ht Bx3 a = 30 cm L balok ki = 300 cm = lbi b Bx3 a
b Bx3 b = 15 cm ht Bx3 b = 30 cm = 3 m b Bx3 b
K X H L = 27 cm K Y H L = 33 cm H kolom a = 350 cm = hka KXLP
K X H D = 27 cm K Y H D = 33 cm H kolom b = 350 cm = hkb KXLH
Joint N
= 15 cm ht Bx1 a = 30 cm L balok ki = 300 cm = lbi b Bx1 a
= 15 cm ht Bx1 b = 30 cm = 3 m b Bx1 b
= 15 cm ht Bx2 a = 30 cm L balok ka = 300 cm = lba b Bx2 a
= 15 cm ht Bx2 b = 30 cm = 3 m b Bx2 b
KXJN = 27 cm KYJN = 33 cm H kolom a = ### cm = hka KXNa
KXJF = 27 cm KYJF = 33 cm H kolom b = 350 cm = hkb KXNJ
Joint O
= 15 cm ht Bx2 a = 30 cm L balok ki = 300 cm = lbi b Bx2 a
= 15 cm ht Bx2 b = 30 cm = 3 m b Bx2 b
= 15 cm ht Bx3 a = 30 cm L balok ka = 300 cm = lba b Bx3 a
= 15 cm ht Bx3 b = 30 cm = 3 m b Bx3 b
K X K O = 27 cm K Y K O = 33 cm H kolom a = ### cm = hka KXOa
K X K G = 27 cm K Y K G = 33 cm H kolom b = 350 cm = hkb KXOK
Joint P
= 15 cm ht Bx3 a = 30 cm L balok ki = 300 cm = lbi b Bx3 a
= 15 cm ht Bx3 b = 30 cm = 3 m b Bx3 b
KXLP = 27 cm KYLP = 33 cm H kolom a = ### cm = hka KXPa
K X L H = 27 cm K Y L H = 33 cm H kolom b = 350 cm = hkb KXPL
= 0 α K-MI = 1 ∑α = 1
1.3 φ = 0.7
= 0 tm ∑Mu.K = 1.7088 tm
= 1.7088 tm ∑Mu.B = 1.2399 tm
= 0 tm ∑Mu.K = 1.7088 tm
= 1.7088 tm ∑Mu.B = 1.2399 tm
Hkolom.a.net , hka' = 0m
Hkolom.b.net , hkb' = 970 cm = 9.7 m
Lbalok.ki.net , lbi' = 273 cm = 2.73 m I K-NJ = 80858.25 cm4
Lbalok.ka.net , lba' = 273 cm = 2.73 m I K-NJ / H K-NJ = 81 cm3
= 0 α K-JF = 1 ∑α = 1
1.3 φ = 0.7
= 0 tm ∑Mu.K = 4.302 tm
= 4.302 tm ∑Mu.B = 3.1074 tm
= 0 tm ∑Mu.K = 4.302 tm
= 4.302 tm ∑Mu.B = 3.1074 tm
Hkolom.a.net , hka' = 0m
Hkolom.b.net , hkb' = 970 cm = 9.7 m
Lbalok.ki.net , lbi' = 273 cm = 2.73 m I K-OK = 80858.25 cm4
Lbalok.ka.net , lba' = 273 cm = 2.73 m I K-OK / H K-OK = 81 cm3
= 0 α K-JF = 1 ∑α = 1
1.3 φ = 0.7
= 0 tm ∑Mu.K = 4.302 tm
= 4.302 tm ∑Mu.B = 3.1074 tm
Hkolom.a.net , hka' = 0m
Hkolom.b.net , hkb' = 970 cm = 9.7 m
Lbalok.ki.net , lbi' = 273 cm = 2.73 m I K-PL = 80858.25 cm4
Lbalok.ka.net , lba' = 0 I K-PL / H K-PL = 81 cm3
= 0 α K-PL = 1 ∑α = 1
1.3 φ = 0.7
= 0 tm ∑Mu.K = 2.5931 tm
= 2.5931 tm ∑Mu.B = 1.8675 tm
= 0 tm ∑Mu.K = 2.5931 tm
= 2.5931 tm ∑Mu.B = 1.8675 tm
= 0 α K-MI = 1 ∑α = 1
1.3 φ = 0.7
= 0 tm ∑Mu.K = 3.1853 tm
= 3.1853 tm ∑Mu.B = 2.4117 tm
= 0 tm ∑Mu.K = 3.1853 tm
= 3.1853 tm ∑Mu.B = 2.4117 tm
8.1 Ketentuan-Ketentuan
Setelah momen ultimit kolom Mu k didapat, maka untuk keperluan desain kolom, besaran
yang harus diketahui berikutnya adalah gaya aksial yang bekerja pada kolom. Terdapat dua
cara untuk menentukan gaya aksial kolom yaitu berdasarkan pada gaya lintang balok pada
kondisi kapasitas (gaya lintang balok menjadi gaya aksial kolom) dan gaya aksial kolom hasil
analisis struktur.
Untuk membahas masalah ini, maka di ambil model struktur seperti pada Gambar 8.1.
+ - + -
M1 M2 M3 M4
n
M1 M1 M3 M3
La La La La
M2 M2 M4 M4
La La La La
+ - + -
M1 M2 M3 M4
2
M1 M1 M3 M3
La La La La
M2 M2 M4 M4
La La La La
+ - + -
M1 M2 M3 M4
1
M1 M1 M3 M3
La La La La
M2 M2 M4 M4
La La La La
Li La
Rv = 1 → 1 < n ≤ 4
Rv = 1.1 - 0.025 n → 4 < n ≤ 20
Rv = 0.6 → n > 20
n = jumlah lantai bangunan
3 m 3 m 3 m
Gambar 8.2 Momen kapasitas balok dan gaya aksial kolom portal X
3.4743 tm
+ 17.00
7 8 Lantai 4 (atap)
7.1223 tm
0.4963 t
0.4963 t
1.0175 t 10 m
1.0175 t
13.3751 tm
+ 7.00 5 6 Lantai 3
22.5738 tm
1.9107 t
3.2247 t
1.9107 t
3.5 m
3.2247 t
13.3751 tm
+ 3.50 3 4 Lantai 2
22.5738 tm
1.9107 t
3.2247 t
1.9107 t
3.5 m
3.2247 t
13.3751 tm
± 0.00 Lantai 1
1 22.5738 tm 2
1.9107 t 1.9107 t
2 m
- 2.00 3.2247 t 3.2247 t
1 3
4 m 4 m
Gambar 8.3 Momen kapasitas balok dan gaya aksial kolom portal Y
Kolom lantai 3
Bentang kiri, panjang = 3 m Mkap+ = 1.7617 tm
Mkap- = 2.6733 tm
Bentang kiri :
Mkap+ 1.7617 Mkap- 2.6733
= = 0.5872 ton ; = = 0.8911 ton
L 3 L 3
Bentang kanan :
Mkap+ 1.7617 Mkap- 2.6733
= = 0.5872 ton ; = = 0.8911 ton
L 3 L 3
Nilai positif bertanda panah ke atas, sedangkan nilai negatis bertanda panah ke bawah (lihat
gambar 8.2)
Ng,k = PD + PL
= 4.7719 + 0.8111
= 5.583 ton
Nu,k pakai = 5.8622 ton → pilih yang terbesar antara Nu,k gempa kiri atau Nu,k
gempa kanan, tetapi yang terkecil dibanding Nu,k maks
Bentang kanan :
Mkap+ 1.7617 Mkap- 2.6733
= = 0.5872 ton ; = = 0.8911 ton
L 3 L 3
Nilai positif bertanda panah ke atas, sedangkan nilai negatis bertanda panah ke bawah (lihat
gambar 8.2)
Gaya aksial kolom = Gaya aksial kolom tersebut + gaya kolom aksial tingkat di atasnya
= -1.4783 + -4.4349
= -5.9132
Ng,k = PD + PL
= 47.8152 + 5.2685
= 53.0837 ton
Mkap
Nu,k = ( Rv . 0.7 . ∑ ) + ( 1.05 . Ng,k )
L
= ( 1 . 0.7 . -5.9132 ) + ( 1.05 . 53.0837 )
= 51.5986 ton
Nu,k pakai = 59.8771 ton → pilih yang terbesar antara Nu,k gempa kiri atau Nu,k
gempa kanan, tetapi yang terkecil dibanding Nu,k maks
pilih yang terbesar antara Nu,k gempa kiri atau Nu,k
gempa kanan, tetapi yang terkecil dibanding Nu,k maks
Dengan cara yang sama dapat dihitung gaya aksial kolom, Nu,k untuk kolom-kolom yang
lain, kolom tepi dan kolom tengah.
10 m
23.4711 26.3843 27.4452 25.1374
+ 7.00 Lantai 3
3.5 m
3.5 m
± 0.00 Lantai 1
2 m
- 2.00
I II III IV
3 m 3 m 3 m
6.6887 6.6887
Lantai 4
+ 17.00 (atap)
10 m
30.6115 30.6115
+ 7.00 Lantai 3
3.5 m
56.5403 56.5403
+ 3.50 Lantai 2
3.5 m
75.5971 75.5971
± 0.00 Lantai 1
2 m
- 2.00
1 3
4 m 4 m
Karena Nuk adalah dalam bentuk ultimit, maka akan diubah ke momen nominalnya, Nuk
adalah dengan membagi nilai Nuk dengan φ kolom sengkang = 0,65
10 m
36.1094 40.5912 42.2234 38.6729
+ 7.00 Lantai 3
3.5 m
Lantai 2
+ 3.50
3.5 m
2 m
- 2.00
I II III IV
3 m 3 m 3 m
10.2903 10.2903
Lantai 4
+ 17.00 (atap)
10 m
47.0946 47.0946
+ 7.00 Lantai 3
3.5 m
86.9851 86.9851
+ 3.50 Lantai 2
3.5 m
116.3032 116.3032
± 0.00 Lantai 1
2 m
- 2.00
1 3
4 m 4 m
Gaya aksial yang terjadi pada bentang tengah akibat Mkap : Gaya aksial yang
Bentang kanan : Bentang kanan :
Mkap+/L = 0.5872 ton Mkap-/L = 0.8911 ton Mkap+/L
Gaya aksial kolom = -1.4783 ton Ng,k = 4.4039 ton Gaya aksial kolo
Gaya aksial yang terjadi pada bentang tengah akibat Mkap : Gaya aksial yang
Bentang kiri : Bentang kiri :
Mkap+/L = 0.5872 ton Mkap-/L = 0.8911 ton Mkap+/L
Bentang kanan : Bentang kanan :
Mkap+/L = 0.5872 ton Mkap-/L = 0.8911 ton Mkap+/L
Gaya aksial kolom = 0 ton Ng,k = 5.2574 ton Gaya aksial kolo
Gaya aksial yang terjadi pada bentang tengah akibat Mkap : Gaya aksial yang
Bentang kiri : Bentang kiri :
Mkap+/L = 0.5872 ton Mkap-/L = 0.8911 ton Mkap+/L
Bentang kanan : Bentang kanan :
Mkap+/L = 0.5872 ton Mkap-/L = 0.8911 ton Mkap+/L
Gaya aksial kolom = 0 ton Ng,k = 5.583 ton Gaya aksial kolo
Gaya aksial yang terjadi pada bentang tengah akibat Mkap : Gaya aksial yang
Bentang kiri : Bentang kiri :
Mkap+/L = 0.5872 ton Mkap-/L = 0.8911 ton Mkap+/L
Gaya aksial kolom = 1.4783 ton Ng,k = 4.7426 ton Gaya aksial kolo
Gempa dari kiri Gempa dari kiri
Nu,k = 6.0145 ton Nu,k
Gempa dari kanan Nu,k maks = 6.372 ton Gempa dari kana
Nu,k = 3.9449 ton Nu,k pakai = 6.0145 ton Nu,k
Arah Y Portal 3
Kolom lantai 3 Kolom lantai 2
Bentang kiri, panjang = 7 m Mkap+ = 3.4743 tm ; Mkap- = 7.1223 tm Bentang kiri, pan
Gaya aksial yang terjadi pada bentang tengah akibat Mkap : Gaya aksial yang
Bentang kiri : Bentang kiri :
Mkap+/L = 0.4963 ton Mkap-/L = 1.0175 ton Mkap+/L
Gaya aksial kolom = 1.5138 ton Ng,k = 5.583 ton Gaya aksial kolo
Gaya aksial yang terjadi pada bentang tengah akibat Mkap : Gaya aksial yang te
Bentang kanan : Bentang kanan :
Mkap+/L = 0.5872 ton Mkap-/L = 0.8911 ton Mkap+/L
Gaya aksial kolom = -2.9566 ton Ng,k = 20.3824 ton Gaya aksial kolom
Gaya aksial yang terjadi pada bentang tengah akibat Mkap : Gaya aksial yang te
Bentang kiri : Bentang kiri :
Mkap+/L = 0.5872 ton Mkap-/L = 0.8911 ton Mkap+/L
Bentang kanan : Bentang kanan :
Mkap+/L = 1.0013 ton Mkap-/L = 1.2948 ton Mkap+/L
Gaya aksial kolom = -0.8178 ton Ng,k = 24.5827 ton Gaya aksial kolom
Gaya aksial yang terjadi pada bentang tengah akibat Mkap : Gaya aksial yang te
Bentang kiri : Bentang kiri :
Mkap+/L = 1.0013 ton Mkap-/L = 1.2948 ton Mkap+/L
Bentang kanan : Bentang kanan :
Mkap+/L = 0.7715 ton Mkap-/L = 1.2425 ton Mkap+/L
Gaya aksial kolom = 0.2821 ton Ng,k = 25.9502 ton Gaya aksial kolom
Gaya aksial yang terjadi pada bentang tengah akibat Mkap : Gaya aksial yang te
Bentang kiri : Bentang kiri :
Mkap+/L = 0.7715 ton Mkap-/L = 1.2425 ton Mkap+/L
Gaya aksial kolom = 3.4923 ton Ng,k = 21.6122 ton Gaya aksial kolom
Gempa dari kiri Gempa dari kiri
Nu,k = 25.1374 ton Nu,k
Gempa dari kanan Nu,k maks = 27.9525 ton Gempa dari kanan
Nu,k = 20.2482 ton Nu,k pakai = 25.1374 ton Nu,k
Gaya aksial yang terjadi pada bentang tengah akibat Mkap : Gaya aksial yang te
Bentang kiri : Bentang kiri :
Mkap+/L = 1.9107 ton Mkap-/L = 3.2248 ton Mkap+/L
Gaya aksial kolom = 6.6493 ton Ng,k = 25.9502 ton Gaya aksial kolom
Gaya aksial yang terjadi pada bentang tengah akibat Mkap : Gaya aksial yang terja
Bentang kanan : Bentang kanan :
Mkap+/L = 0.5872 ton Mkap-/L = 0.8911 ton Mkap+/L
Gaya aksial kolom = -4.4349 ton Ng,k = 36.7436 ton Gaya aksial kolom
Gaya aksial yang terjadi pada bentang tengah akibat Mkap : Gaya aksial yang terja
Bentang kiri : Bentang kiri :
Mkap+/L = 0.5872 ton Mkap-/L = 0.8911 ton Mkap+/L
Bentang kanan : Bentang kanan :
Mkap+/L = 1.0013 ton Mkap-/L = 1.2948 ton Mkap+/L
Gaya aksial kolom = -1.6356 ton Ng,k = 44.3177 ton Gaya aksial kolom
Gaya aksial yang terjadi pada bentang tengah akibat Mkap : Gaya aksial yang terja
Bentang kiri : Bentang kiri :
Mkap+/L = 1.0013 ton Mkap-/L = 1.2948 ton Mkap+/L
Bentang kanan : Bentang kanan :
Mkap+/L = 0.7715 ton Mkap-/L = 1.2425 ton Mkap+/L
Gaya aksial kolom = 0.5642 ton Ng,k = 46.7443 ton Gaya aksial kolom
Gaya aksial yang terjadi pada bentang tengah akibat Mkap : Gaya aksial yang terja
Bentang kiri : Bentang kiri :
Mkap+/L = 0.7715 ton Mkap-/L = 1.2425 ton Mkap+/L
Gaya aksial kolom = 5.5063 ton Ng,k = 38.8634 ton Gaya aksial kolom
Gempa dari kiri Gempa dari kiri
Nu,k = 44.661 ton Nu,k
Gempa dari kanan Nu,k maks = 52.0777 ton Gempa dari kanan
Nu,k = 36.9522 ton Nu,k pakai = 44.661 ton Nu,k
Gaya aksial yang terjadi pada bentang tengah akibat Mkap : Gaya aksial yang terja
Bentang kiri : Bentang kiri :
Mkap+/L = 1.9107 ton Mkap-/L = 3.2248 ton Mkap+/L
Gaya aksial kolom = 11.7848 ton Ng,k = 46.7443 ton Gaya aksial kolom
Mulai
Diagram Interaksi
Mulai
9.2 Ketentuan-Ketentuan
Untuk memudahkan dalam analisis, maka kolom dikelompokkan dalam beberapa bagian,
yaitu kolom lantai 1-2-3 menggunakan analisis dan desain yang sama dengan menggunakan
nilai terbesar (kritis) di antara lantai-lantai tersebut , kolom lantai 4 menggunakan analisis
tersendiri, yang mana kolom tepi didesain sama dengan kolom tengah.
9.3 Perhitungan Diagram Mn - Pn Kolom Portal X Lantai 1-2-3
Mn = 5.6983 tm
Pn = 110.0538 tm
Data penampang :
b = 27 cm
ht = 51 cm
f'c = 20 MPa = 203.944 kg/cm2
fy = 350 MPa = 3569.02 kg/cm2
β1 = 0.85
Es = 2100000 kg/cm2
εc = 0.003
εy = fy / Es = 0.0017
εc 0.003
Cb = . h = . 45.633 = 29.128 cm
Cb = . h = . 45.633 = 29.128 cm
εc + εy 0.003 + 0.0017
Tsb = As . fs
= 6.16 . 3569.02
= 21985.1632 kg
ht - Ab ht ht
Mb = Ccb + Csb - d' + Tsb - d
2 2 2
0.5133 - 0.2476 0.5133
= 115.8825 + 20.9173 - 0.057 +
2 2
0.5133
21.9852 - 0.057
2
= 15.3969 + 4.1765 + 4.3897
= 23.9631 tm
Mb 23.9631
e = = = 0.2087 m = 20.87 cm dari titik berat kolom.
e = = = 0.2087 m = 20.87 cm dari titik berat kolom.
Pb 114.8147
h - C 45.633 - 32.0405
εs' = . εc = . 0.003
C 32.0405
Cc = 0.85 . f'c . Ab . b
= 0.85 . 203.944 . 27.2344 . 27
= 127471.0123 kg
Ts = As . fs
= 6.16 . 2667
= 16429 kg
Pn = Cc + Cs - Ts
= 127471.0123 + 20917.3124 - 16429
= 131959.6047 kg
= 131.9596 ton
ht - Ab ht ht
Mn = Cc + Cs - d' + Ts - d
2 2 2
0.5133 - 0.2723 0.5133
= 127.471 + 20.9173 - 0.057 +
2 2
0.5133
16.4287 - 0.057
2
= 15.3624 + 4.1765 + 3.2803
= 22.8192 tm
Mn 22.8192
e = = = 0.1729 m = 17.29 cm dari titik berat kolom.
Pn 131.9596
C. Kondisi Patah Tarik
h - C 45.633 - 26.2149
εs' = . εc = . 0.003
C 26.2149
Ts = As . fs
= 6.16 . 3569.02
= 21985.1632 kg
Pn = Cc + Cs - Ts
= 104294.5071 + 20917.3124 - 21985.1632
= 103226.6563 kg
= 103.2267 ton
ht - Ab ht ht
Mn = Cc + Cs - d' + Ts - d
2 2 2
0.5133 - 0.2228 0.5133
= 104.29 + 20.9173 - 0.057 +
2 2
0.5133
21.9852 - 0.057
2
= 15.1505 + 4.1765 + 4.3897
= 23.7167 tm
Mn 23.7167
e = = = 0.2298 m = 22.98 cm dari titik berat kolom.
Pn 103.2267
D. Kondisi Mn = 0
Kondisi ini adalah kondisi dimana beban bekerja tepat pada titik berat potongan kolom
(beban aksial murni), sehingga tidak ada momen.
Kondisi ini adalah kondisi dimana beban yang terjadi hanyalah momen, beban aksial =
0, sehingga perhitungannya seperti analisis balok tulangan rangkap dengan tulangan
desak belum leleh.
- b ± b2 - 4 a c
a =
2 a
- 3.5942 + ( 3.5942 2 ) - 4 . 1 . -40.1718
a =
2 . 1
a = 4.7909 cm
a 4.7909
c = = = 5.6364 cm
β1 0.85
c - d 5.6364 - 5.7
εs = εc = . 0.003 = -3E-05 < εy = 0.0017
c 5.6364
Kondisi ini adalah kondisi dimana beban yang terjadi hanyalah beban aksial tarik murni.
PT = - ( As + As' ) fy
= - ( 6.16 + 6.16 ) 3569.02
= -43970.3264 kg
= -43.9703 ton
Mn = 0
350
300
250
200
150
n=3
n=4
Pn
100
n=5
n=6
50
n=7
n=8
0
0 5 10 15 20 25 30 35
-50
-100
-150
Mn
350
300
250
200
350
300
250
200
150
Column HW
Column HY
Pn
100
Column IA
Column IC
50
Column IE
Column IG
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
-50
-100
-150
Mn
Kolom lantai 4 tidak memenuhi syarat Column Strong Weak Beam sehingga harus dipasang
tulangan transversal sebagai berikut:
4D14
D10
51.33 cm 8D14
27 cm
D. Kondisi Mn = 0 D.
Po = 271642.39502 kg = 271.6424 ton
D. Kondisi Mn = 0 D.
Po = 271642.39502 kg = 271.6424 ton
D. Kondisi Mn = 0 D.
Po = 282101.05123 kg = 282.1011 ton
D. Kondisi Mn = 0 D.
Po = 282101.05123 kg = 282.1011 ton
Tulangan pokok D14 ( 1.4 ) , Ad = 1.54 cm2 d = 5.7 cm Tulangan pokok D14
Tulangan sengkang D10( 1 ) , Pb = 4 cm d' = 5.7 cm Tulangan sengkang D
Tulangan pokok kolom diperkirakan 1 lapis h = 45.633 cm Tulangan pokok kolom
Kondisi Mn = 0 D. Kondisi Mn = 0
Po = 292559.70744 kg = 292.5597 ton Po
Tulangan pokok D14 ( 1.4 ) , Ad = 1.54 cm2 d = 5.7 cm Tulangan pokok D14
Tulangan sengkang D10( 1 ) , Pb = 4 cm d' = 5.7 cm Tulangan sengkang D
Tulangan pokok kolom diperkirakan 1 lapis h = 21.3 cm Tulangan pokok kolom
Kondisi Mn = 0 D. Kondisi Mn = 0
Po = 292559.70744 kg = 292.5597 ton Po
Tulangan pokok D14 ( 1.4 ) , Ad = 1.54 cm2 d = 5.7 cm Tulangan pokok D14
Tulangan sengkang D10( 1 ) , Pb = 4 cm d' = 5.7 cm Tulangan sengkang D10
Tulangan pokok kolom diperkirakan 1 lapis h = 45.633 cm Tulangan pokok kolom d
Kondisi Mn = 0 D. Kondisi Mn = 0
Po = 303018.36365 kg = 303.0184 ton Po
Tulangan pokok D14 ( 1.4 ) , Ad = 1.54 cm2 d = 5.7 cm Tulangan pokok D14
Tulangan sengkang D10( 1 ) , Pb = 4 cm d' = 5.7 cm Tulangan sengkang D10
Tulangan pokok kolom diperkirakan 1 lapis h = 21.3 cm Tulangan pokok kolom d
Kondisi Mn = 0 D. Kondisi Mn = 0
Po = 303018.36365 kg = 303.0184 ton Po
Tulangan pokok D14 ( 1.4 ) , Ad = 1.54 cm2 d = 5.7 cm Tulangan pokok D14
Tulangan sengkang D10( 1 ) , Pb = 4 cm d' = 5.7 cm Tulangan sengkang D10
Tulangan pokok kolom diperkirakan 1 lapis h = 45.633 cm Tulangan pokok kolom dip
Baja desak sudah leleh, fs = fy = 3569.02 kg/cm2 Baja desak sudah lele
= 115882.5257 kg Pb = 114013.7868 kg = 114.0138 ton Ccb
= 36605.2967 kg Mb = 30.3886 tm Csb
= 38474.0356 kg e = 0.2665 m = 26.65 cm Tsb
Kondisi Mn = 0 D. Kondisi Mn = 0
= 313477.01986 kg = 313.477 ton Po =
Tulangan pokok D14 ( 1.4 ) , Ad = 1.54 cm2 d = 5.7 cm Tulangan pokok D14
Tulangan sengkang D10( 1 ) , Pb = 4 cm d' = 5.7 cm Tulangan sengkang D10
Tulangan pokok kolom diperkirakan 1 lapis h = 21.3 cm Tulangan pokok kolom dip
Baja desak sudah leleh, fs = fy = 3569.02 kg/cm2 Baja desak sudah lele
= 102836.7001 kg Pb = 100967.9612 kg = 100.968 ton Ccb
= 36605.2967 kg Mb = 13.7971 tm Csb
= 38474.0356 kg e = 0.1366 m = 13.66 cm Tsb
Kondisi Mn = 0 D. Kondisi Mn = 0
= 313477.01986 kg = 313.477 ton Po =
Kondisi Mn = 0
323935.67606 kg = 323.9357 ton
Kondisi Mn = 0
323935.67606 kg = 323.9357 ton
5 6 7 8
Pn Mn Pn Mn Pn Mn Pn 300
Pn
100
91.3717 27.4628 91.1047 29.6044 90.8377 31.7459 90.5708
79.7832 26.6403 79.5162 28.7818 79.2493 30.9234 78.9823
68.1947 25.5309 67.9277 27.6724 67.6608 29.814 67.3938 50
-50
Jumlah tulangan
-100
5 6 7 8
Pn Mn Pn Mn Pn Mn Pn
-150
292.5597 0 303.0184 0 313.477 0 323.9357
177.8158 10.1442 182.5277 10.5925 187.2396 11.0407 191.9515
163.3273 10.8727 167.1984 11.3865 171.0694 11.9003 174.9405
148.192 11.5428 151.0929 12.1323 153.9937 12.7218 156.8946
350
132.0874 12.1849 133.824 12.8652 135.5607 13.5455 137.2973
115.0126 12.799 115.391 13.5852 115.7693 14.3715 116.1476
300
101.5019 12.9605 101.2349 13.7971 100.968 14.6337 100.701
91.2185 12.7012 90.9515 13.5378 90.6846 14.3744 90.4176
80.9351 12.3231 80.6681 13.1597 80.4012 13.9963 80.1342 250
100
50
200
150
Pn
100
50
-50
-100
-150
350
300
250
200
150
n=3
n=4
Pn
100
n=5
n=6
n=7
50 n=8
0
0 5 10 15 20 25 30 35
-50
-100
-150
Mn
350
300
250
200
150
Column HW
Column HY
Pn
100
Column IA
Column IC
Column IE
50
200
150
Column HW
Pn Column HY
100
Column IA
Column IC
Column IE
50 Column IG
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
-50
-100
-150
Mn
BAB X
TULANGAN GESER KOLOM
Mulai
Data : b h d d’
Selesai
Gambar 10.1 Flowchart Desain Tulangan Geser Kolom
Berikut ini adalah contoh perhitungan desain kolom tingkat-2 (lantai 1) portal X.
Berikut ini adalah contoh perhitungan desain kolom dasar (sendi plastis) portal X
Dari hasil analisis struktur didapat :
ME = 0.93643 tm
VE = 0.5719 ton
Menurut SK-SNI 1991, panjang Lo yaitu panjang rentang sengkang dengan jarak s = 15 cm
harus dipasang, dengan Lo adalah
Lo ≥ 1.5 . h kolom = 1.5 . 45.633 = 68.45 cm
Lo ≥ 1/4 . hn = 1/4 . 320 = 80 cm
Lo ≥ 45 cm
Maka dipakai Lo = 80 cm
Catatan : Untuk Mu arah Y lantai 4 tidak memenuhi syarat Strong Column Weak Beam
sehingga harus dipasang tulangan transversal. Maka tulangan harus dipasang
sepanjang Lo pada kolom tingkat 4 arah Y seperti pada gambar berikut :
4D14
D10
51.33 cm 8D14
27 cm
Hn = 320 cm = 3.2 m Hn
Vuk = 1.661 ton Vuk
Vu maks = 2214.24 kg = 2.2142 ton Vu maks
Vuk pakai = 1.661 ton (pilih yang terkecil antara Vuk dan Vu maks) Vuk pakai
Vuk/Ø = 2.7683 ton = 2768.3 kg Vuk/Ø
Vc = 114798.69 N = 11706.2682 kg Vc
Vsn = 8937.9682 kg Vsn
Menurut SK-SNI 1991, panjang Lo yaitu panjang rentang sengkang dengan jarak s = 15 cm Menurut SK-SN
harus dipasang, dengan Lo adalah harus dipasang,
Lo ≥ 1.5 . hc = 1.5 . 51 = 77 cm Lo
Lo ≥ 1/4 . hn = 1/4 . 320 = 80 cm Lo
Lo ≥ 45 cm Lo
Maka dipakai Lo = 80 cm Maka dipakai Lo
SNI 1991, pasal 3.4.5.4 menjelaskan, jarak sengkang maksimum : SNI 1991, pasal
s < h/2 = 45.633 / 2 = 22.817 cm s
s < 60 cm s
Dipakai D10 - 220 Dipakai
ARAH Y
Perhitungan Gaya Geser Kolom (Bukan Sendi Plastis)
Desain Kolom Tingkat-2 ( Lantai 1 ) Desain Kolom T
Hn = 300 cm = 3 m Hn
Vuk = 3.1518 ton Vuk
Vu maks = 4015.305 kg = 4.0153 ton Vu maks
Vuk pakai = 3.1518 ton (pilih yang terkecil antara Vuk dan Vu maks) Vuk pakai
Vuk/Ø = 5.253 ton = 5253 kg Vuk/Ø
Vc = 104785.01 N = 10685.1518 kg Vc
Vsn = 5432.1518 kg Vsn
Menurut SK-SNI 1991, panjang Lo yaitu panjang rentang sengkang dengan jarak s = 15 cm Menurut SK-SN
harus dipasang, dengan Lo adalah harus dipasang,
Lo ≥ 1.5 . hc = 1.5 . 27 = 40.5 cm Lo
Lo ≥ 1/4 . hn = 1/4 . 300 = 75 cm Lo
Lo ≥ 45 cm Lo
Maka dipakai Lo = 80 cm Maka dipakai Lo
SNI 1991, pasal 3.4.5.4 menjelaskan, jarak sengkang maksimum : SNI 1991, pasal
s < h/2 = 21.3 / 2 = 10.65 cm s
s < 60 cm s
Dipakai D10 - 100 Dipakai
Desain Kolom Tingkat-3 ( Lantai 2 ) Desain Kolom Ting
Hn = 320 cm = 3.2 m Hn
Vuk = 2.3862 ton Vuk
Vu maks = 1399.86 kg = 1.3999 ton Vu maks
Vuk pakai = 1.3999 ton (pilih yang terkecil antara Vuk dan Vu maks) Vuk pakai
Vuk/Ø = 2.3332 ton = 2333.2 kg Vuk/Ø
Vc = 104573.37 N = 10663.5705 kg Vc
Vsn = 8330.3705 kg Vsn
Kontrol jarak antar sengkang (untuk sengkang 2 kaki) Kontrol jarak antar
(SNI 1991 pasal 3.14.4.4(2)) (SNI 1991 pasal 3.1
s > 2.5 cm → Memenuhi s
s ≤ bc / 4 = 27 / 4 = 6.75 cm → Memenuhi s
s ≤ 8 . Ø pokok = 8 . 1.4 = 11.2 cm → Memenuhi s
s ≤ 10 cm → Memenuhi s
Dipakai D10 - 60 Dipakai
Menurut SK-SNI 1991, panjang Lo yaitu panjang rentang sengkang dengan jarak s = 15 cm Menurut SK-SNI 1
harus dipasang, dengan Lo adalah harus dipasang, den
Lo ≥ 1.5 . hc = 1.5 . 51 = 77 cm Lo
Lo ≥ 1/4 . hn = 1/4 . 320 = 80 cm Lo
Lo ≥ 45 cm Lo
Maka dipakai Lo = 80 cm Maka dipakai Lo
SNI 1991, pasal 3.4.5.4 menjelaskan, jarak sengkang maksimum : SNI 1991, pasal 3.4
s < h/2 = 45.633 / 2 = 22.817 cm s
s < 60 cm s
Dipakai D10 - 220 Dipakai
Hn = 300 cm = 3 m Hn
Vuk = 4.528 ton Vuk
Vu maks = 3447.99 kg = 3.448 ton Vu maks
Vuk pakai = 3.448 ton (pilih yang terkecil antara Vuk dan Vu maks) Vuk pakai
Vuk/Ø = 5.7467 ton = 5746.7 kg Vuk/Ø
Vc = 94105.47 N = 9596.13628 kg Vc
Vsn = 3849.4363 kg Vsn
Kontrol jarak antar sengkang (untuk sengkang 2 kaki) Kontrol jarak antar
(SNI 1991 pasal 3.14.4.4(2)) (SNI 1991 pasal 3.1
s > 2.5 cm → Memenuhi s
s ≤ bc / 4 = 51 / 4 = 13 cm → Memenuhi s
s ≤ 8 . Ø pokok = 8 . 1.4 = 11.2 cm → Memenuhi s
s ≤ 10 cm → Memenuhi s
Dipakai D10 - 100 Dipakai
Menurut SK-SNI 1991, panjang Lo yaitu panjang rentang sengkang dengan jarak s = 15 cm Menurut SK-SNI 1
harus dipasang, dengan Lo adalah harus dipasang, den
Lo ≥ 1.5 . hc = 1.5 . 27 = 40.5 cm Lo
Lo ≥ 1/4 . hn = 1/4 . 300 = 75 cm Lo
Lo ≥ 45 cm Lo
Maka dipakai Lo = 80 cm Maka dipakai Lo
SNI 1991, pasal 3.4.5.4 menjelaskan, jarak sengkang maksimum : SNI 1991, pasal 3.4
s < h/2 = 21.3 / 2 = 10.65 cm s
s < 60 cm s
Dipakai D10 - 100 Dipakai
Perhitungan Gaya G
Desain Kolom Tingkat-4 ( Lantai 3 ) ME
VE
f'c = 20 MPa = 203.944 kg/cm2 Mn
Muk,b fy = 240 MPa = 2447.328 kg/cm 2
Menurut SK-SNI 1991, panjang Lo yaitu panjang rentang sengkang dengan jarak s = 15 cm
harus dipasang, dengan Lo adalah
≥ 1.5 . hc = 1.5 . 51 = 77 cm
≥ 1/4 . hn = 1/4 . 970 = 243 cm
≥ 45 cm
Maka dipakai Lo = 250 cm
Daerah di luar Lo
Panjang = 470 cm
Perhitungan Gaya G
Desain Kolom Tingkat-4 ( Lantai 3 ) ME
VE
f'c = 20 MPa = 203.944 kg/cm 2
Mn
Muk,b fy = 240 MPa = 2447.328 kg/cm2
Mu.ka = 3.1466 tm Maka momen kapasit
Muk,a Mu.kb = 3.1853 tm ω
b balok kiri = 0 cm H lantai = ### cm Mc,kap
b balok kanan = 25 cm bc kolom = 51 cm Vu,kb
h balok kiri = 0 cm hc kolom = 27 cm Vsn
h balok kanan = 50 cm
Pb (penutup beton) = 4 cm Sengkang
Ø pokok D14 = 1.4 cm d = 5.7 cm 4 kaki
Ø sengkang D10 = 1 cm h kolom = 21.3 cm Jarak sengkang, s
Menurut SK-SNI 1991, panjang Lo yaitu panjang rentang sengkang dengan jarak s = 15 cm
harus dipasang, dengan Lo adalah
Daerah di luar Lo
Panjang = 470 cm
Menurut SK-SNI 1991, panjang Lo yaitu panjang rentang sengkang dengan jarak s = 15 cm
harus dipasang, dengan Lo adalah
Menurut SK-SNI 1991, panjang Lo yaitu panjang rentang sengkang dengan jarak s = 15 cm
harus dipasang, dengan Lo adalah
Mulai
Vjh Tidak
τ jh 1,5 f'c
h c .b b.a
ya
Geser Horizontal Geser Vertikal
Vsh Vsv
A sh A sv
fy fy
A sh A sv
Jmltul Jml tul
n.A n. A
Selesai
Gambar 11.1 Flowchart Desain Tulangan Geser Beam Column Joint
11.2 Teori Beam Column Joint
Prinsip dasar yang dianjurkan pada bangunan gedung adalah Strong Column Weak Beam.
Prinsip desain tersebut membentuk perilaku goyangan menurut beam sway mechanism. Pada
pola goyangan seperti itu sendi-sendi plastis akan diharapkan terjadi pada ujung-ujung balok
khususnya pada tipe struktur earthquake load dominated. Mekanisme goyangan seperti itu
akan mampu melakukan disipasi energi secara stabil mengingat elemen-elemen struktur
mampu berperilaku daktail, karena kebutuhan daktilitas kurvatur (required curvature
ductility) masih dapat dipenuhi secara relatif mudah oleh potongan struktur.
Telah diperoleh bahwa untuk pola goyangan yang dimaksud di atas kebutuhan daktilitas
kurvatur untuk balok berkisar antara μØ = 15 - 20 untuk bangunan gedung 5 - 25 tingkat.
Sementara itu Watson dkk (1992) melaporkan bahwa hasil laboratorium menunjukkan adanya
variasi daktilitas kurvatur mulai μØ = 8 - 30. Hasil itu adalah hasil uji kolom untuk nilai Pu/f'c
Ag ~ 0,1 - 0,50. Sementara itu kebutuhan daktilitas kurvatur untuk kolom tingkat dasar μØ
justru lebih kecil daripada balok. Pada contoh bahasan yang sama kebutuhan daktilitas
kurvatur untuk kolom tingkat dasar μØ = 10 - 18. Axial load ratio Pu/f'c Ag = 0,3 - 0,50. Hasil
penelitian yang lain juga disampaikan oleh Zhan dkk (1986). Apabila elemen balok dan
kolom telah menunjukkan perilaku daktail seperti yang diharapkan, maka perhatian akan
beralih pada elemen-elemen yang lain. Elemen yanng dimaksud terutama adalah elemen
"beam column joints" yaitu joint yang merupakan pertemuan antara balok dan kolom, maka
joint ini harus mampu berfungsi seperti yang diharapkan.
Bersama-sama dengan balok dan kolom, beam column joints merupakan penghubung
sekaligus menjadi elemen yang sangat vital bagi kestabilan struktur. Sebagaimana dipakai
pada analisis struktur, joints diperbolehkan terjadi rotasi tapi joints harus tetap utuh elastik
(tidak rusak) sehingga mampu menghubungkan kolom dan balok dalam hubungan yang tetap
siku. Dengan kata lain joints harus tetap berfungsi sebagai jepit elastik yang sempurna buat
balok maupun kolom (walaupun joints mengalami rotasi). Dengan demikian "joints" harus
tetap mampu menimbulkan pengekangan terhadap balok atau kolom.
Sebagaimana diketahui bahwa joints adalah salah satu elemen penting di dalam sistem
struktur. Secara geometrik, joints merupakan bagian dari kolom maupun balok. Prinsip-
prinsip mekanika akan dipakai dalam menguraikan gaya-gaya yang bekerja pada joints diatur
sedemikian dalam SK-SNI 1991.
Lantai 1 portal X
f'c = 20 MPa = 203.944 kg/cm2
fy = 350 MPa = 3569.02 kg/cm2
b balok i = 15 cm ht balok i = 30 cm
d = sb + Ø pokok + Ø sengkang + 0.5 . 2.5
= 4 + 1 + 0.8 + 1.25
= 7.05 cm
h balok i = ht balok i - d
= 30 - 7.05
= 22.95 cm
Panjang, lbi = 3 m
Panjang bersih, lbi' = 2.73 m
b balok a = 15 cm ht balok a = 30 cm
d = sb + Ø pokok + Ø sengkang + 0.5 . 2.5
= 4 + 1.2 + 0.8 + 1.25
= 7.25 cm
h balok a = ht balok a - d
= 30 - 7.25
= 22.75 cm
Panjang, lba = 3 m
Panjang bersih, lba' = 2.73 m
Mkap a+ = Mkap i+ =
3.0039 tm 2.3144 tm
Mkap i- = Mkap a- =
3.8843 tm 3.7276 tm
lbi lba
0.7 . Mkap i + . Mkap a
lbi' lba'
Vcol (gempa kiri) =
1/2 ( ha + hb )
3 3
0.7 . 3.8843 + . 3.0039
2.73 2.73
=
1/2 ( 3.5 + 2 )
= 1.9268 ton
lbi lba
0.7 . Mkap i + . Mkap a
lbi' lba'
Vcol (gempa kanan) =
1/2 ( ha + hb )
3 3
0.7 . 2.3144 + . 3.7276
2.73 2.73
=
1/2 ( 3.5 + 2 )
= 1.6901 ton
Vcol pakai = 1.6901 ton → Dipakai Vcol yang terkecil (gempa kanan)
Bila Vcol bertanda negatif maka agar Vjh nilainya terbesar maka yang menentukan hitungan
adalah apabila Vcol positif.
Vjh = Ts i + Ts a - Vcol
= 7.9925 + 12.682 - 1.6901
= 18.9844 ton
hc kolom
b bi = 15 cm bba b ba = 15 cm
= 51.33 cm
bc kolom = 27 cm
Kontrol :
b balok kiri + b balok kanan
bc kolom -
2
bba = bc kolom -
bba = bc kolom -
2
15 + 15
27 -
2
= 27 -
2
= 7.5 cm
Vjh 18.9844 . 10 3
ζjh = = = 49.3101 kg/cm2
htc . bba 51 . 7.5
Karena joint tetap elastik/tidak rusak, maka beton masih utuh. Sehingga beton dapat
mengerahkan kekuatan gesernya.
Nuk
Pada kolom-kolom tingkat bawah > 0.1 f'c
Ag
bc = 27 cm
hc = 51 cm
Dengan demikian :
Nuk 701515.131
= = 5.0614 MPa > 0.1 f'c = 0.1 . 20 = 2 MPa
Ag 270 . 513
2 Nuk
Vch = . - 0.1 f'c bc hc
3 Ag
2 701515.131
= . - 0.1 . 20 270 . 513
3 270 . 513
= 161671.92728 N = 16.486 ton
Vs = Vjh - Vch
= 18.9844 - 16.486
= 2.4984 ton
Vs 2.4984 . 1000
Ash = = = 0.7 cm2
fy 3569.02
ht bi + ht ba
2 ( sb + sengkang + 2 lapis tul + 2,5 bag atas )
Jarak sengkang , s = -
n - 1 n - 1
( sb + sengkang + tul bag bawah )
-
n - 1
30 + 30
2 ( 4 + 1 + 5 + 2.5 ) ( 4 + 1 + 2.5 )
= - -
2 - 1 2 - 1 2 - 1
= 10 cm
Sengkang Vertikal
Intermediate Bars
Arah X Arah Y
Lantai Sengkang Horizontal Sengkang Horizontal
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
1 2 D10 8 D10
2 2 D10 9 D10
3 3 D10 10 D10
ARAH X
Perhitungan Beam Column Joint
Lantai 1 Lantai 2
f'c = 20 MPa = 203.944 kg/cm2 f'c
fy = 350 MPa = 3569.02 kg/cm2 fy
Tinggi kolom atas, ha = 3.5 m Tinggi kolom bawah,hb = 2 m Tinggi kolom ata
bc kolom atas = 27 cm bc kolom bawah = 27 cm bc kolom atas
hc kolom atas = 51 cm hc kolom bawah = 51 cm hc kolom atas
Maka kombinasi 1 (gempa kiri) : Maka kombinasi 2 (gempa kanan) : Maka kombinasi
Mkap a+ = Mkap i+ =
3.0039 tm 2.3144 tm
Vcol (gempa kiri) = 1.9268 ton Vcol (gempa kanan) = 1.6901 ton Vcol (gempa kir
Vcol pakai = 1.6901 ton → Dipakai Vcol yang terkecil (gempa kanan) Vcol pakai
hc kolom
b bi = 15 cm bba b ba = 15 cm b bi
= 51.33 cm
bc kolom = 27 cm
Kontrol : Kontrol :
bba = 7.5 cm bba
ζjh = 49.3101 kg/cm2 ζjh
ζjh maks = 6.71 MPa = 68.40486 kg/cm2 ζjh maks
karena ζjh < ζjh maks , maka dimensi b-c joint → cukup, tidak perlu diperbesar karena
bc = 27 cm hc = 51 cm bc
Gaya geser yang dapat dikerahkan oleh beton Gaya geser yang
Vcv = 16195.06 kg = 16.1951 ton Vcv
Gaya geser yang harus ditahan oleh sengkang vertikal Gaya geser yang
Vsv = -5.1003 ton (dianggap positif) Vsv
ARAH Y
Perhitungan Beam Column Joint
Lantai 1 Lantai 2
f'c = 20 MPa = 203.944 kg/cm2 f'c
fy = 350 MPa = 3569.02 kg/cm2 fy
Tinggi kolom atas, ha = 3.5 m Tinggi kolom bawah,hb = 2 m Tinggi kolom ata
bc kolom atas = 51 cm bc kolom bawah = 51 cm bc kolom atas
hc kolom atas = 27 cm hc kolom bawah = 27 cm hc kolom atas
Maka kombinasi 1 (gempa kiri) : Maka kombinasi 2 (gempa kanan) : Maka kombinasi
Mkap a+ = Mkap i+ =
0 tm 13.3751 tm
Vcol (gempa kiri) = 0 ton Vcol (gempa kanan) = 9.4349 ton Vcol (gempa kir
Vcol pakai = 9.4349 ton → Dipakai Vcol yang terkecil (gempa kanan) Vcol pakai
hc kolom
b bi = 0 cm bba b ba = 25 cm b bi
= 27 cm
bc kolom = 51.33 cm
Kontrol : Kontrol :
bba = 12.5 cm bba
ζjh = 85.8492 kg/cm2 ζjh
ζjh maks = 6.71 MPa = 68.40486 kg/cm 2 ζjh maks
karena ζjh > ζjh maks , maka dimensi b-c joint → tidak cukup, perlu diperbesar karena
bc = 51 cm hc = 27 cm bc
Gaya geser yang dapat dikerahkan oleh beton Gaya geser yang
Vcv = 47784.48 kg = 47.7845 ton Vcv
Gaya geser yang harus ditahan oleh sengkang vertikal Gaya geser yang
Vsv = 3.2216 ton (dianggap positif) Vsv
Tinggi kolom atas, ha = 3.5 m Tinggi kolom bawah,hb = 3.5 m Tinggi kolom atas,
bc kolom atas = 27 cm bc kolom bawah = 27 cm bc kolom atas
hc kolom atas = 51 cm hc kolom bawah = 51 cm hc kolom atas
Maka kombinasi 1 (gempa kiri) : Maka kombinasi 2 (gempa kanan) : Maka kombinasi 1
Mkap a+ = Mkap i+ =
3.0039 tm 2.3144 tm
Vcol (gempa kiri) = 1.5139 ton Vcol (gempa kanan) = 1.3279 ton Vcol (gempa kiri)
Vcol pakai = 1.3279 ton → Dipakai Vcol yang terkecil (gempa kanan) Vcol pakai
hc kolom
b bi = 15 cm bba b ba = 15 cm b bi
= 51.33 cm
bc kolom = 27 cm
Kontrol : Kontrol :
bba = 7.5 cm bba
ζjh = 50.2509 kg/cm2 ζjh
ζjh maks = 6.71 MPa = 68.40486 kg/cm2 ζjh maks
karena ζjh < ζjh maks , maka dimensi b-c joint → cukup, tidak perlu diperbesar karena
bc = 27 cm hc = 51 cm bc
Gaya geser yang dapat dikerahkan oleh beton Gaya geser yang da
Vcv = 14994.29 kg = 14.9943 ton Vcv
Gaya geser yang harus ditahan oleh sengkang vertikal Gaya geser yang ha
Vsv = -3.6878 ton (dianggap positif) Vsv
Lantai 2 Lantai 3
f'c = 20 MPa = 203.944 kg/cm2 f'c
= 350 MPa = 3569.02 kg/cm2 fy
Tinggi kolom atas, ha = 3.5 m Tinggi kolom bawah,hb = 3.5 m Tinggi kolom atas,
bc kolom atas = 51 cm bc kolom bawah = 51 cm bc kolom atas
hc kolom atas = 27 cm hc kolom bawah = 27 cm hc kolom atas
Maka kombinasi 1 (gempa kiri) : Maka kombinasi 2 (gempa kanan) : Maka kombinasi 1
Mkap a+ = Mkap i+ =
0 tm 13.3751 tm
Vcol (gempa kiri) = 0 ton Vcol (gempa kanan) = 7.4131 ton Vcol (gempa kiri)
Vcol pakai = 7.4131 ton → Dipakai Vcol yang terkecil (gempa kanan) Vcol pakai
hc kolom
b bi = 0 cm bba b ba = 25 cm b bi
= 27 cm
bc kolom = 51.33 cm
Kontrol : Kontrol :
bba = 6.25 cm bba
ζjh = 338.4201 kg/cm2 ζjh
ζjh maks = 6.71 MPa = 68.40486 kg/cm 2 ζjh maks
karena ζjh > ζjh maks , maka dimensi b-c joint → tidak cukup, perlu diperbesar karena
bc = 51 cm hc = 27 cm bc
Gaya geser yang dapat dikerahkan oleh beton Gaya geser yang da
Vcv = 45688.14 kg = 45.6881 ton Vcv
Gaya geser yang harus ditahan oleh sengkang vertikal Gaya geser yang ha
Vsv = 7.19 ton (dianggap positif) Vsv
Mkap i- = Mkap a- =
3.8843 tm 3.7276 tm
Vcol (gempa kiri) = 0.785 ton Vcol (gempa kanan) = 0.6885 ton
Vcol pakai = 0.6885 ton → Dipakai Vcol yang terkecil (gempa kanan)
hc kolom
= 15 cm bba b ba = 15 cm
= 51.33 cm
bc kolom = 27 cm
Kontrol :
= 7.5 cm
= 51.9117 kg/cm2
ζjh maks = 6.71 MPa = 68.40486 kg/cm2
karena ζjh < ζjh maks , maka dimensi b-c joint → cukup, tidak perlu diperbesar
bc = 27 cm hc = 51 cm
Dengan demikian :
Nuk /Ag = 1.9419 MPa > 0.1 f'c = 2 MPa
Sengkang Vertikal
Gaya geser vertikal
= 11.6801 ton
Lantai 3
= 20 MPa = 203.944 kg/cm2
= 350 MPa = 3569.02 kg/cm2
Mkap i- = Mkap a- =
0 tm 22.5738 tm
Vcol pakai = 3.8439 ton → Dipakai Vcol yang terkecil (gempa kanan)
hc kolom
= 0 cm bba b ba = 25 cm
= 27 cm
bc kolom = 51.33 cm
Kontrol :
= 6.25 cm
= 359.571 kg/cm2
ζjh maks = 6.71 MPa = 68.40486 kg/cm2
karena ζjh > ζjh maks , maka dimensi b-c joint → tidak cukup, perlu diperbesar
bc = 51 cm hc = 27 cm
Dengan demikian :
Nuk /Ag = 2.1659 MPa > 0.1 f'c = 2 MPa
Sengkang Vertikal
Gaya geser vertikal
= 56.183 ton
Struktur bangunan gedung sepenuhnya terletak diatas tanah pendukung melalui sistem
pondasi. Dengan demikian sistem pondasi merupakan bagian yang sangat penting dari
bangunan gedung secara keseluruhan. Bila kita memilah, secara garis besar bangunan gedung
terdiri dari dua bagian pokok yaitu struktur atas (Upperstructure/Superstructure) dan struktur
bawah (Substructure). Struktur atas adalah bagian bangunan yang secara langsung menahan
beban, baik beban gravitasi maupun beban angin/gempa. Selanjutnya beban-beban tersebut
akan disalurkan ke pondasi oleh kolom-kolom, selanjutnya oleh pondasi beban disalurkan
kedalam tanah pendukung.
Apabila diperhatikan maka hierarki angka keamanan yang terbesar justru harus terletak pada
tujuan akhir penyaluran beban yaitu tanah pendukung. Angka keamanan antara 2 - 3 sering
dipakai pada daya dukung tanah (Bowles, 1988). Angka keamanan yang dimaksud adalah
rasio antara kuota batas/ maksimum tegangan bahan/tanah terhadap tegnagan yang diijinkan
akibat beban. Angka keamanan yang tinggi pada tanah dipakai dengan alasan-alasan (Bowles,
1988) :
1. Sulitnya sistem kontrol kondisi/kekuatan tanah setelah bangunan selesai.
2. Adanya ketidaktahuan secara 100% terhadap tanah-tanah dibawahnya.
3. Ketidaksempurnaan dalam menentukan propertis tanah.
4. Begitu kompleksnya lapisan tanah (lapisan, properti, kondisi, jenis, dll).
5. Ketidakakuratnya model matematik interaksi antara tanah dan pondasi.
6. Banyaknya ketidakpastian yang mungkin terjadi.
7. Tanah sebagai pendukung akhir beban harus tidak boleh gagal dalam menahan semua beban.
Setelah tanah, maka hierarki kerusakan dibawahnya adalah pondasi. Dengan demikian
pondasi harus mempunyai angka keamanan yang cukup agar dapat meneruskan beban dengan
baik. Angka keamanan pondasi harus lebih besar dari kolom ataupun struktur atas, walaupun
lebih kecil dari tanah. Sudah menjadi kebiasaan didalam desain, bahwa
penghematan/penekanan biaya yang berlebih pada pondasi umumnya tidak dianjurkan.
Dengan kata lain biaya untuk pondasi tidak perlu dihemat dan bahkan cenderung lebih
diamankan demi keamanan.
Jenis Pondasi
Pondasi umumnya diklasifikasikan menurut jenisnya dimana beban harus didukung oleh tanah :
1. Pondasi dangkal (Shallow Foundastion)
Adalah sistem pondasi sedemikian sehingga beban masih dapat ditahan oleh lapisan atas
suatu tanah sehingga kedalamannya tidak lebih lebar pondasi atau D/B ≤ 1. Umumnya
pondasi dangkal dipakai pada bangunan-bangunan bertingkat yang tidak terlalu tinggi.
Untuk desain pondasi telapak hanya dipakai hasil analisis Nu kolom tengah karena dianggap
akan memenuhi untuk semua kolom.
Df
h pondasi
Kedalaman pondasi = 2m
γ tanah = 16 kN/m3
Teg. ijin tanah (σ tanah) = 180 kN/m2
γ beton = 24 kN/m3
Pu 822.3266
qu = = = 102.7908 kN/m2
L . B 2 . 4
d = h pondasi - Penutup beton (Pb) - Diameter tulangan
= 500 - 75 - 16
= 409 mm
4m
0.922333 m
2m
(a)
0.679 m
4m
0.409 m
(b)
(b)
2m
Gambar 12.2 Analisis Geser Pondasi (a) daerah pembebanan yang diperhitungkan untuk
pembebanan dua arah (b) daerah pembebanan yang diperhitungkan untuk pembebanan satu
arah
b. Analisis Gaya Geser
2
Vc1 = 1 + . 2 . 20 . 922.33 . 409
1.9012
= 3549429.2044 N
= 3549.4292 kN
c. Analisis Momen
dimana :
B poer bc kolom 2 0.27
F = - = - = 0.865 m
2 2 2 2
4m
A
2m
0.27 m
0.865 m
0.865 m 0.865 m
Penampang kritis 2m
Daerah pembebanan yang
diperhitungkan untuk
Penampang kritis
momen
A
4m 1.743 m
4m
0.513 m
Penampang kritis
2m 1.743 m 1.743 m
B B
Daerah pembebanan yang
diperhitungkan untuk
Penampang kritis
momen
Potongan B-B
(b)
Gambar 12.3 Analisis Momen Lentur Pondasi
d. Perencanaan Tulangan
As perlu = ρ . B poer . d
= 0.0035 . 2000 . 409
= 2863 mm2
As perlu 2863
n = = = 14.2337
Ad 201.1429
Dipakai 15 D16
Dipasang arah memanjang pondasi dan tersebar merata di sepanjang 2 m serta dipasang
pada lapis terbawah sehingga didapat tinggi efektif pondasi yang maksimum
As perlu = ρ . B poer . d
= 0.0035 . 4000 . 409
= 5726 mm2
As perlu 5726
n = = = 28.4673
Ad 201.1429
Dipakai 29 D16
Maka 66.67% dari 29 tulangan baja D16 dipasang pada rentang 2 m sedangkan
sisanya dipasang merata di bagian luar bentang tersebut.
0.6667 . 29 = 19 batang baja D16
4m
0.513 m
D10 - 70
1.743 m 1.743 m
2m
Tulangan arah melebar Tulangan arah lebar 10 D16
A2
Kuat tumpuan rencana = Ø . 0.85 f'c . A1
A1
A2 8
= = 7.5974
A1 0.1386
Akan tetapi untuk berbagai hal, nilai di atas tidak boleh lebih dari 2 sehingga :
kuat tumpuan pondasi = Φ ( 0.85 . f'c . A1 ) . 2
= 0.7 ( 0.85 . 20 . 513 . 270 ) . 2
= 3298680 N
= 3298.7 kN
Karena batang tulangan baja dalam keadaan desak, maka panjang penyaluran dasar
dowel ke dasar pondasi adalah :
db . fy 16 . 350
ldb = = = 313 mm
4 . f'c 4 . 20
Luas tulangan baja yang tersedia lebih besar dari yang diperlukan sehingga ditentukan
faktor modifikasi sebagai berikut :
As perlu 2863
= = 0.3558
As tersedia 40 . 201.1429
As = 0.5 . As min
= 0.5 . 900
= 450 mm2
Karena tangga berbentuk simetris dan tinggi lantai adalah sama (tipikal), yaitu 4 m untuk
lantai 1 dan 2, maka hanya didesain 1 tangga untuk digunakan 2 lantai tersebut.
h/2
h/2
L bordes L ideal
L = antrede = 25 - 30 cm
t = uptrede = 16 - 20 cm
Tebal pelat = h pelat (jepit) = 0.15 m (jika tangga melayang, maka h pelat = 0.2 m )
h lantai 350
Jumlah anak tangga = + 1 = + 1 = 23 buah
t 16
Panjang ideal anak tangga
Diukur terhadap bordes
L ideal = ( jumlah anak tangga / 2 ) . antrede
= ( 23 / 2 ) . 28
= 322 cm
= 3.22 m
α
α
1.2 m 3.22 m
13 x 28
3.64 m
3.68
2.56
+ 2.72
+ 2.88
+ 3.04
+ 3.20
+ 3.36
+ 3.52
+ 3.84
+ 4.00
+ 4.16
+ 4.32
+ 4.48
+ 4.50
1.75 m
+
+
2.40
+
bordes
0.80
+ 2.24
+ 2.08
+ 1.92
+ 1.76
+ 1.60
+ 1.44
+ 1.28
+ 1.12
+ 0.96
+ 0.64
+ 0.48
+ 0.32
+ 0.16
+ 0.00
1.75 m
+
1.2 m 3.92 m
14 x 28
a. Beban Mati
t pelat
- Berat sendiri pelat tangga = . 1 . BJ beton
cos α
0.15
= . 1 . 2.4
0.8786
= 0.4097 t/m
b. Beban Hidup
a. Beban Mati
b. Beban Hidup
a. Pada Tangga
QU = 1.2 QD + 1.6 QL
= ( 1.2 . 0.7183 ) + ( 1.6 . 0.3 )
= 1.342 t/m
b. Pada Bordes
QU = 1.2 QD + 1.6 QL
= ( 1.2 . 0.4765 ) + ( 1.6 . 0.3 )
= 1.0518 t/m
1
qU tangga = 1.342 t/m
α 2
1.2 m 3.92 m
1.2 3.92
( 1.0518 . 1.2 ) 3.92 + + ( 1.342 . 3.92 )
2 2
R1 =
( 1.2 + 3.92 )
= 3.1281 ton
3.92 1.2
( 1.342 . 3.92 ) 1.2 + + ( 1.0518 . 1.2 )
2 2
R2 =
( 1.2 + 3.92 )
= 3.3947 ton
Maka :
Mu = ( 3.1281 . 2.3309 ) - ( 1.342 . 2.3309 2 / 2 )
= 3.6457 tm
Mu a
= 0.85 . f'c . a . b d -
ϕ 2
364570 a
= 0.85 . 204 . a . 100 12.2 -
0.8 2
455712.5 = 0.85 . 204 . a . 100 ( 12.2 - ( a / 2 ))
455712.5 = 211489.9 a - 8667.62 a2
8667.62 a2 - 211489.9 a + 455712.5 = 0
- b ± b2 - 4 a c
a =
2 a
211489.9 ± ( -211490 2 ) - 4 . 455712.5 . 8667.62
a =
2 . 8667.62
a = 2.3886 cm
Cc = Ts
0.85 . f'c . a . b = As . fy
0.85 . 203.944 . 2.3886 . 100
As =
3569.02
= 11.6018 cm2
Perencanaan balok bordes menggunakan perhitungan seperti pada balok anak pada BAB III
- Desain Balok Tulangan Rangkap serta perhitungan tulangan geser (sengkang) balok
seperti pada BAB IV - Tulangan Geser Balok.
Q bordes P
Ø tulangan = 12 mm
Ø sengkang = 8 mm
h = 30 - 4 - 0.8 - 1/2 . 1.2 = 24.6 cm
Mn = Cc ( h - a/2 )
119590 / 0.8 = 0.85 . 204 . a . 15 ( 24.6 - a/2 )
1300.143 a2 - 63967.04 a + 149487.5 = 0
a = 2.4599 cm
Cc = 0.85 . 203.944 . 2.4599 . 15 = 6396.44353 kg
Ts = Cc
As . fy = Cc
As = 6396.44353 / 3569.02 = 1.7922 cm2
Ad = 1/4 π 1.2 2 = 1.1314 cm2
n = 1.7922 / 1.1314 = 1.5841 ≈ 2 buah
kontrol momen
As = 2 . 1.1314 = 2.2628 cm2
Ts = Cc
As . fy = 0.85 . f'c . a . b
2.2628 . 3569 = 0.85 . 203.944 . a . 15
a = 3.1058 cm
Mn = Cc ( h - a/2 )
= 8075.9683 ( 24.6 - 3.1058 / 2 )
= 186127.64901 kg cm
Mu = Mn . 0.8
= 186127.64901 . 0.8
= 148902.1192 kg cm < 149487.5 kg cm → Tidak aman!
Jadi didapat :
Tulangan : 2 D12
Dimensi balok anak : ( 15 x 30 )
Ø tulangan = 12 mm
Ø sengkang = 8 mm
h = 30 - 4 - 0.8 - 1/2 . 1.2 = 24.6 cm
Mn = Cc ( h - a/2 )
59795 / 0.8 = 0.85 . 203.944 . a . 15 ( 24.6 - a/2 )
1300.143 a2 - 63967.04 a + 74743.75 = 0
a = 1.1976 cm
Cc = 0.85 . 203.944 . 1.1976 . 15 = 3114.10251 kg
Ts = Cc
As . fy = Cc
As = 3114.10251 / 3569.02 = 0.8725 cm2
Ad = 1/4 π 1.2 2 = 1.1314 cm2
n = 0.8725 / 1.1314 = 0.7712 ≈ 2 buah
kontrol momen
As = 2 . 1.1314 = 2.2628 cm2
Ts = Cc
As . fy = 0.85 . f'c . a . b
2.2628 . 3569 = 0.85 . 203.944 . a . 15
a = 3.1058 cm
Mn = Cc ( h - a/2 )
= 8075.9683 ( 24.6 - 3.1058 / 2 )
= 186127.64901 kg cm
Mu = Mn . 0.8
= 186127.64901 . 0.8
= 148902.1192 kg cm > 74743.75 kg cm → Aman!
Jadi didapat :
Tulangan : 2 D12
Dimensi balok anak : ( 15 x 30 )
Dipakai : 2 P8
Sehingga didapat :
Tulangan lentur bordes
Dimensi balok : 150 x 300 mm
Tulangan tumpuan atas : 2 D12
Tulangan tumpuan bawah : 2 D12
Tulangan lapangan atas : 2 D12
Tulangan lapangan bawah : 2 D12
Tulangan susut : 2 P8
Tulangan geser balok bordes : P8
Khusus untuk tangga lantai 1 (dasar), tangga tersebut ditumpu oleh pondasi.
Dari hasil analisis struktur didapat :
Pu = 3.3947 ton
Hasil penyelidikan tanah didapat σ tanah = 180 kN/m2 = 18.355 t/m2
Lebar tangga = 1.75 m
f'c = 20 MPa = 203.944 kg/cm2
fy = 350 MPa = 3569.02 kg/cm2
Pu 3.3947
L = = = 0.1057 m
σ tanah . lebar tangga 18 . 1.75
dipakai L = B = 1 m
Pu 3.3947
q = = = 1.9398 t/m2
L . lebar tangga 1 . 1.75
Mu = Ma = 1/2 . q . l2
= 1/2 . 1.9398 . 1.75 2
= 2.9703 tm
Pu = 0.75 . 1/6 f'c . b . d
L = B , maka Pu = 0.75 . 1/6 f'c . L . d
Pu
d =
0.75 ( 1/6 f'c . L )
3.3947 . 10 3
=
0.75 ( 1/6 20 . 1000 )
= 6.0726 mm
Mu a
= 0.85 f'c . a . b d -
ϕ 2
297030 a
= 0.85 . 203.944 . a . 100 0.60726 -
0.8 2
8667.62 a2 + 10526.9978 a - 371287.5 = 0
- b ± b2 - 4 a c
a =
2 a
a = 5.9658
Cc = 0.85 . f'c . a . b
= 0.85 . 203.944 . 5.9658 . 100
= 103418.5748 kg
As = Cc / fy
= 103418.5748 / 3569.02
= 28.9767 cm2
Ø tulangan pokok : 12 cm
Ad = 1/4 π 1.2 2 = 1.1314 cm2
Ad . b 1.1314 . 100
S = = = 3.9045 cm
As 28.9767
Dipakai : S = 4 cm
maka tulangan yang dipakai : P12 - 40
Luas tulangan pokok,
Ad . b 1.1314 . 100
As pakai = = = 28.285 cm2
S 4
13.6.2 Tulangan Susut Pondasi Tangga
s < 5 h = 5 . 15 = 75 cm
s < 45
Dipakai : P10 - 290