PERILAKU KEKERASAN
Keterangan
Asertif : Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain
Frustasi : Kegagalan mencapai tujuan karena tidak realistis/ terhambat
Pasif : Respon lanjutan dimana klien tidak mampu mengungkapkan perasaannya
Agresif : Perilaku destruktif tapi masih terkontrol
Amuk : Perilaku destruktif dan tidak terkontrol
5. Hierarki Agresif
D. Asuhan Keperawatan
1. Pohon Masalah
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B. A. (2015). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : EGC.
Keliat, B. A., & Akemat. (2012). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC.
Fitria N. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan. Jakarta:Salemba Medika.
Tim Penyusun. (2008). Modul II Standar Asuhan Keperawatan. FIK UI: Depok
Stuart, Gail W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Dialihbahasakan Oleh Kapoh
R.P dan Yuda E.K. Jakarta: EGC.
Mahasiswa
Asep dadi
Pertemuan Ke :1
Hari/Tanggal :
Nama Klien :
SP Ke : 1. Resiko Prilaku Kekerasan
Ruangan :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS : Ungkapan kekesalan, ketidakpuasan, kemarahan, memaki-maki
Ungkapan mendominasi orang lain, argumentasi keras
Bicara kasar
Suara tinggi, menjerit atau berteriak
Mengancam secara verbal
DO : Jalan mondar-mandir, gelisah
Ekspresi wajah: pandangan mata tajam, tegang, muka merah, mengatupkan
rahang dengan kuat
Tangan mengepal sewaktu menceritakan marahnya
Riwayat emosi labil, berusaha melakukan perilaku destruksi pada diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan, melempar atau memukul benda/orang lain
4. Tindakan Keperawatan:
a. Identifikasi penyebab PK
b. Identifikasi tanda dan gejala PK
c. Identifikasi PK yang dilakukan
d. Identifikasi akibat PK
e. Jelaskan cara mengontrol PK
f. Bantu klien mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik I
g. Anjurkan klien memasukkan dalam kegiatan harian
B. Strategi Pelaksanaan
1. ORIENTASI:
a. Salam terapeutik
“ Assalamualaikum, Selamat pagi bu, sedang apa ? ”, perkenalkan nama saya?, biasa
dipanggil ?, saya perawat yang dinas pagi ini ini . Saya dinas dari pk 07.00-14.00
nanti, saya ingin mengobrol dengan ibu pagi ini apakah ibu bersedia?, saya yang akan
merawat ibu hari ini. Nama ibu siapa, senangnya dipanggil apa?” Saya mahasiswi
profesi profesi STIkes Yatsi Tangerang. Saya berada disini selama 3 minggu disini
saya akan menemani dan membantu merawat ibu dari pukul 08.00-14.00 WIB. Jadi
ibu dapat bercerita dengan saya masalah yang sedang ibu rasakan.
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan bapak saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?”
c. Kontrak
Topik : “Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan marah
bapak/ibu”
Waktu : “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10
menit?
Tempat : “Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, bapak/ibu?
Bagaimana kalau di ruang tamu?”
Tujuan : “ Supaya Bapak/ibu tidak melakukan perilaku kekerasan
2. KERJA:
“Apa yang menyebabkan bapak/ibu marah?, Apakah sebelumnya bapak/ibu pernah marah?
Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, jadi ada 2 penyebab
marah bapak/ibu”
“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak/ibu pulang ke rumah dan istri/suami
belum menyediakan makanan(misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang bapak/ibu
rasakan?” (tunggu respons pasien)
“Apakah bapak/ibu merasakan kesal kemudian dada bapak/ibu berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak memukul istri bapak/ibu dan
memecahkan piring, apakah dengan cara ini makanan terhidang? Iya, tentu tidak. Apa
kerugian cara yang bapak lakukan? Betul, istri/suami jadi sakit dan takut, piring-piring
pecah. Menurut bapak/ibu adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak/ibu belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak/bu. Salah satunya adalah dengan
cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
”Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak/ibu rasakan maka bapak/ibu berdiri,
lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiupu perlahan –lahan melalui
mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan,
dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak/ibu sudah bisa
melakukannya. Bagaimana perasaannya?”
“Nah, sebaiknya latihan ini bapak/ibu lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu
rasa marah itu muncul bapak/ibu sudah terbiasa melakukannya”
3. TERMINASI
a. Evaluasi
Subyektif : “Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah berbincang-bincang tentang
kemarahan bapak/ibu?”
Obyektif : ”Iya jadi ada 2 penyebab bapak/ibu marah ........ (sebutkan) dan yang
bapak rasakan ........ (sebutkan) dan yang bapak lakukan .......
(sebutkan) serta akibatnya ......... (sebutkan)
b. Rencana Tindak Lanjut
”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak/ibu yang lalu,
apa yang bapak/ibu lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa
latihan napas dalamnya ya pak/bu. ‘Sekarang kita buat jadual latihannya ya pak,
berapa kali sehari bapak/ibu mau latihan napas dalam?, jam berapa saja pak/bu?”
c. Kontrak
Topik : ”Baik, bagaimana kalau selanjutnya kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah
Waktu : ”Bagaimana jika 2 jam lagi?”
Tempat : ”Tempatnya disini saja ya pak/bu, assalamualaikum”