Anda di halaman 1dari 32

1| P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n

I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

1. PENDAHULUAN

Keputusan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi No


108/M/Kp/IX/2004, Menteri Kesehatan No 1045/Menkes/SKB/IX/2004 dan Menteri
Pertanian No 540.1/Kpst/OT.160/9/2004 tentang Pembentukan Komisi Bioetik Nasional
(KBN) dan Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan merupakan pelembagaan
penanganan masalah bioetika dan etik di tingkat nasional. Sudah sejak lama hal ini
dirasakan sebagai kebutuhan mendesak untuk direalisasikan di Indonesia. Kebutuhan
penggunaan hewan coba untuk mengungkap peristiwa-peristiwa yang terjadi secara in
vivo, demikian juga hewan yang digunakan dalam pengajaran, menjadi hal yang perlu
diperhatikan. Untuk Indonesia, diperlukan norma yang disepakati bersama yang digali
tidak saja dari keyakinan umat beragama melainkan juga dari sistem nilai sosial
budaya yang hidup dalam masyarakat. Pilihan-pilihan yang ada perlu bebas dari
kesimpangan arah perkembangan ilmu pengetahuan. Komisi Bioetika Nasional
maupun Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan dibentuk untuk mengemban tugas
spesifik dengan memperhatikan dan mempertimbangkan sudut pandang multi-disiplin,
dalam spektrum ilmu-ilmu dasar dan ilmu-ilmu terapan yang mengacu pada bidang
kesehatan dan kedokteran, ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian dalam
arti luas.
Penelitian di bidang ilmu dasar dan biomedika dalam pelaksanaannya
seringkali menimbulkan berbagai masalah etika. Demikian juga penggunaan hewan
dalam pendidikan atau pengajaran seperti praktikum dan demonstrasi yang digunakan
dalam ilmu dasar, pertanian, perikanan, peternakan dan biomedik, harus memenuhi
kaidah kesejahteraan hewan. Suatu penelitian yang dilakukan pada obyek hewan,
meskipun dirancang dengan cermat dan teliti, akan tetap memiliki resiko terhadap
hewan sebagai obyek yang diteliti. Resiko semacam ini harus tetap diperhitungkan
bukan berdasarkan kepentingan peneliti atau institusi peneliti semata, tetapi
2| P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

berdasarkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi hewan yang diteliti dan


sumbangsihnya terhadap ilmu pengetahuan.
Eksploitasi hewan coba dalam pelaksanaan penelitian telah menimbulkan
berbagai macam reaksi di masyarakat khususnya kalangan peneliti serta masyarakat
penyayang binatang. Hal ini dapat menimbulkan implikasi etik, hukum dan sosial
budaya. Banyak argumen yang diberikan, yang pada dasarnya manusia tidak
dibenarkan menggunakan hewan dalam percobaan yang dapat menimbulkan rasa
nyeri dan perasaan tidak nyaman bagi hewan tersebut. Oleh karena itu, dianjurkan
untuk menghindari penggunaan hewan sebagai obyek dalam penelitian, bila mungkin
mengganti obyek dengan kultur organ, jaringan atau sel atau setidaknya mengurangi
jumlah hewan yang digunakan. Maka dalam hal ini bioetika dimaknai sebagai
pengertian yang mencakup dimensi-dimensi etika, hukum, sosial dan budaya, ilmu-ilmu
hayati dan juga teknologi terkait.
Sampai saat ini penelitian dengan menggunakan hewan coba, juga telah
menghasilkan kontribusi yang sangat banyak dalam pemahaman konsep biologis, juga
terhadap kepentingan kemaslahatan manusia itu sendiri, misalnya untuk perlakuan
terhadap pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, namun masih ada beberapa
pertanyaan yang patut mendapat perhatian dalam penanganan obyek yang dipakai
yakni penggunaan hewan coba. Misalnya adakah tindakan yang menyakiti. Apakah
dalam memperlakukan objek telah dilakukan pembekalan dan pemahaman
penanganannya dengan baik dan benar? Peneliti biasanya menyetujui prinsip
pelaksanaan penelitian menggunakan hewan apabila ada jaminan bahwa hewan
tersebut akan seminimum mungkin mengalami penderitaan dan semangat
pengembangan ke arah penggunaan hewan dari filogenetik yang lebih rendah maupun
penggantian hewan menggunakan sistem non-hewan dapat ditunjukkan. Russell dan
Burch (1959) pertama kali menggulirkan ide tentang penggunaan hewan dalam
penelitian yang diharapkan mengikuti kaidah 3 R (The “three Rs” principle), yang pada
hakikatnya berintikan bahwa: 1) penggunaan hewan coba selayaknya mendapat
3| P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

perhatian dalam upaya mencari penggantinya (replacement), 2) pengurangan jumlah


penggunaanya sampai pada batas jumlah yang masih bisa dianalisis secara statistik
(reduction), serta 3) perbaikan penanganan terhadap hewan yang digunakan untuk
mengurangi dampak yang dapat menimbulkan rasa nyeri dan membuat stress
(refinement). Mempertimbangkan hal tersebut di atas maka bioetika sering menjadi
topik yang sulit untuk diukur dan dipahami untuk dijadikan pedoman maupun panduan
dalam rangkaian kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan hayati
modern dalam lingkup nasional saat melibatkan mahluk hidup sebagai obyeknya.
Sebagai salah satu universitas terkemuka di Indonesia, Institut Pertanian Bogor
(IPB) memiliki cakupan bidang keilmuan pertanian yang lengkap dan sumberdaya fisik
dan sumberdaya manusia yang memadai serta aktivitas penelitian berbagai bidang
ilmu termasuk biomedis, yang bermutu dan membanggakan. Penelitian biomedis
hampir tidak pernah lepas dari penggunaan hewan sebagai hewan coba untuk uji
khasiat, pra klinis maupun sebagai model untuk suatu fenomena pada manusia. Hewan
coba memiliki peran yang tidak tergantikan mengingat penggunaan metode-metode
alternatif apapun tidak dapat mewakili interaksi yang kompleks dalam jaringan individu
(in vivo).
Penggunaan hewan dalam suatu penelitian biomedis harus memenuhi kaidah
ilmiah yang berstandar internasional, antara lain pemenuhan azas kesejahteraan
hewan (animal welfare). Penggunaan hewan yang terjamin kesejahteraannya dalam
aktivitas penelitian, pengajaran, pemeliharaan dan perkembangbiakan adalah kunci
utama dalam menghasilkan suatu karya ilmiah yang akurat dan terstandarisasi, dalam
kaitannya untuk ekstrapolasi hasil penelitian pada manusia. Penjaminan kualitas dari
penggunaan hewan coba yang memenuhi azas kesejahteraan hewan tersebut
dilakukan oleh suatu lembaga independent yang kompeten, berintegritas dan beraspek
legal secara hukum. Lembaga penjamin ini dikenal sebagai komisi etik hewan (Animal
Ethics Committee).
4| P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

Sebagai institusi yang memiliki visi untuk menjadi universitas riset berkelas
dunia, penelitian biomedis di lingkungan IPB harus memiliki akurasi, validitas, dan
terstandarisasi serta tersertifikasi dengan tata cara dan prosedur yang bermutu.
Pembentukan komisi etik hewan di IPB adalah upaya nyata untuk menjamin mutu
penelitian yang menggunakan hewan di IPB dan untuk menaikkan tingkat apresiasi
normatif dari komunitas ilmiah terhadap hewan yang dimanfaatkan dalam penelitian
yang dilakukan, selain dari pengakuan sejawat sebidang ilmu (peer review) dalam
bentuk kemudahan publikasi ilmiah di tingkat nasional dan internasional.
Berdasarkan pemikiran di atas, IPB menyadari perlunya dibentuk suatu komisi
etik hewan yang selanjutnya dapat menyusun seperangkat rambu-rambu yang dapat
digunakan sebagai pedoman bagi para peneliti dengan mengutamakan kesejahteraan
hewan (animal welfare).

2. PRINSIP DASAR PENGGUNAAN HEWAN UNTUK PENELITIAN

2.1. DASAR FALSAFAH

Penggunaan hewan untuk tujuan pengembangan ilmu melalui proses


pembelajaran (praktikum, demonstrasi) dan penelitian masih menjadi issue yang belum
mendapatkan tanggapan secara scientific. Maka sudah seharusnya dipikirkan langkah
yang baik untuk mengurangi penggunaan hewan dalam proses pengajaran dan
penelitian, misalnya melalui:
- menggunakan metode lain untuk menggantikan hewan
- meminimalkan jumlah dan jenis hewan yang dipakai
- meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan
Hal ini mengingat bahwa selama ini masalah etik penelitian khususnya yang
menggunakan hewan pada awalnya merupakan tanggung jawab masing-masing
peneliti, akan tetapi seiring dengan kemajuan penelitian di bidang ilmu dasar,
5| P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

pertanian, peternakan, perikanan, biomedik dan kedokteran maka implikasi etik, hukum
dan sosial budaya semakin menonjol. Kegiatan penelitian sangat dipengaruhi proses
globalisasi sehingga permasalahan etik penelitian menjadi issue yang terus
berkembang.
Dokumen internasional mengenai etik penelitian yang mengikutsertakan hewan
sebagai subyek telah banyak digunakan di banyak negara dalam menyelenggarakan
dan mengatur kegiatan penelitian. Dokumen tersebut antara lain :
1. Guide for The Care and Use Laboratory Animals, Edisi 8, tahun 2011
2. Helsinki Declaration, World Medical Association Declaration of Helsinki. Ethical
Principles for Medical Research Involving Human Subjects. Bulletin of the World
Health Organization 79 (4), tahun 2001.
3. World Health Organization Operational Guidelines for ethical committees that
review biomedical research. Geneva: World Health Organization, tahun 2000.
4. Universal Declaration for The Welfare of Animals, tahun 2003.
5. International Guidelines for Biomedical Research Involving Human Subjects,
tahun 2002
6. Guidelines of the care and use of Animals of Scientific purposes, National
Advisory Committee Laboratory Animal Research, tahun 2004
7. Guide for The Care and Use of Agricultural Animals in Research and Teaching.
Federation of Animal Science Societies Third Edition, January 2010.
8. Institutional Animal Care and Use Committee Guidebook, OLAW 2nd edition,
2002.

Isi dokumen-dokumen tersebut pada dasarnya berisi hal-hal sebagai berikut:


 Hanya hewan yang diperoleh secara legal yang boleh digunakan sebagai hewan
coba.
 Hewan coba di dalam laboratorium harus diperhatikan kenyamanan fisiknya,
diperlakukan dengan baik termasuk pemberian makanan yang memadai.
6| P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

 Anesthesi/pembiusan yang memadai harus dilakukan untuk menghilangkan rasa


nyeri selama tindakan operatif. Bila penelitian diperlukan lagi setelah lepas
anesthesi, harus digunakan cara yang baik untuk mengurangi rasa sakit menjadi
sekecil mungkin.
 Perawatan pasca operasi terhadap hewan coba hendaknya sedemikian rupa
sehingga mengurangi rasa tidak nyaman dan rasa nyeri.
 Bila hewan coba tersebut digunakan pembelajaran, tindakan tersebut harus
dilakukan di bawah supervisi langsung oleh komisi pembimbing atau oleh dokter
hewan yang berpengalaman. Peraturan untuk pemeliharaan hewan berlaku juga
terhadap hewan coba untuk penelitian.
Dokumen internasional tersebut di atas digunakan sebagai acuan yang akan
dilengkapi Kode Etik Dokter Hewan Indonesia, serta peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia seperti Undang-undang Republik Indonesia no. 18 Tahun 2009
tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan di mana di dalamnya terdapat pasal-
pasal (Bab VI Pasal 66, Bab VII Pasal 71, Pasal 74), yang telah memberikan rambu-
rambu kepada dokter hewan sebagai peneliti, sehingga penelitian tidak merugikan
hewan.

2.2. JUSTIFIKASI

Kegiatan penelitian maupun pengajaran yang menggunakan hewan harus


dapat dipertanggungjawabkan kepentingannya dari hasil dan manfaat dengan
mengutamakan kesejahteraan hewannya , misalnya :
1. Dosen atau asisten yang membimbing praktikum paham tentang penanganan
hewan. Tanggung jawab untuk kondisi di mana hewan dipelihara, di dalam
proses pembelajaran, berada di bawah dosen/asisten yang menjadi
Penanggung Jawab Mata Kuliah. Hewan harus dirawat secara manusiawi dan
dalam kondisi yang menyehatkan selama dipelihara.
7| P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

2. Praktikum sebaiknya dilaksanakan dengan tujuan ilmiah yang jelas untuk


mendapatkan informasi yang signifikan untuk menjelaskan keterkaitan secara in-
vivo dengan manusia ataupun hewan.
3. Meningkatkan pengetahuan tentang proses yang mendasari evolusi,
perkembangan, pemeliharaan, perubahan, kontrol, atau signifikansi perilaku
biologis.
4. Memperbaiki manajemen dan produksi hewan.
5. Mencapai tujuan pembelajaran.

Penelitian yang mengikutsertakan hewan harus diatur dan memenuhi persyaratan


sebagai berikut :
1. Penelitian yang akan diusulkan sebaiknya dilaksanakan dengan tujuan ilmiah
yang jelas.
2. Penelitian yang akan diusulkan bukan merupakan pengulangan dari penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya.
3. Penelitian yang sedang diusulkan harus dapat menerangkan pentingnya
penggunaan hewan secara minimal.
4. Spesies yang dipilih untuk studi sebaiknya sesuai untuk menjawab pertanyaan
yang mungkin diajukan. Sebaiknya selalu mempertimbangkan kemungkinan
penggunaan spesies lain dari ordo yang lebih rendah, alternatif non hewan, atau
prosedur yang meminimalkan jumlah hewan coba, dan harus mengetahui
pustaka yang sesuai.
5. Menyediakan hasil-hasil yang menguntungkan bagi kesehatan atau
kesejahteraan manusia atau hewan lainnya.
6. Menyediakan fasilitas perkandangan dan hidup hewan sesuai aturan yang ada.
7. Tanggung jawab untuk kondisi tempat hewan dipelihara, di dalam maupun di luar
konteks eksperimen aktif atau proses pembelajaran, berada di tangan peneliti di
8| P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

bawah supervisi Komisi Etik Hewan IPB dan/atau individu yang ditunjuk. Hewan
harus dirawat secara manusiawi dan dalam kondisi yang menyehatkan selama
dipelihara.
8. Spesies atau taxa yang langka hanya bisa digunakan dengan aturan ketat untuk
mendapat ijin dan kepentingan etik.
9. Semua prosedur yang dilakukan pada hewan harus dievaluasi oleh Komisi Etik
Hewan IPB untuk memastikan bahwa prosedur yang dipakai sesuai dan
manusiawi. Semua prosedur yang digunakan untuk penanganan hewan coba
selama penelitian harus tertulis jelas dalam proposal (penggunaan bahan
kimiawi, dosis, cara pengorbanan, dan kelangsungan hidup hewan pasca
penelitian).

3. PERAN DAN FUNGSI KOMISI ETIK HEWAN

Komisi Etik Hewan IPB yang dibentuk oleh berdasarkan SK Rektor Institut
Pertanian Bogor memiliki peran dan fungsi sebagai berikut:
1. Memberikan masukan kepada pimpinan Fakultas dan Pusat Penelitian mengenai
segala urusan yang berkaitan dengan etika penelitian maupun pendidikan yang
menggunakan hewan.
2. Menyebarluaskan dan mengawasi suatu tata laksana (code of practice) etik
penelitian dan pendidikan yang mengikutsertakan hewan sebagai obyek
3. Mengembangkan kebijakan dan prosedur kerja yang menjamin aplikasi etik
penelitian dan pendidikan pada hewan.
4. Menjamin bahwa hewan yang diikutsertakan dalam penelitian dan pendidikan,
diperlakukan secara manusiawi.
5. Menjamin bahwa mutu tata laksana etik penelitian dan pendidikan yang
menggunakan hewan sebagai obyek (berkaitan dengan pembelian, transportasi,
pemeliharaan dan penggunaannya) dipertahankan secara berkesinambungan.
9| P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

6. Menjamin bahwa pengorbanan terhadap keselamatan, kesehatan dan


kenyamanan hewan sebagai obyek sebanding dengan manfaat yang diperoleh
dari tujuan penelitian dan pendidikan bagi manusia dan hewan.
7. Melaksanakan pembahasan etik proposal penelitian secara wajar, independen,
kompeten dan tepat waktu serta menyusun dan menyimpan daftar proposal yang
telah disetujui.

4. ORGANISASI DAN KEANGGOTAAN

1. KEH IPB pada hewan adalah Komisi Etik Hewan Institut Pertanian Bogor (KEH
IPB IPB) yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Rektor Institut Pertanian
Bogor .
2. Tentang pelaksanaan tugas administrasinya KEH IPB bertanggung jawab kepada
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut
Pertanian Bogor (LPPM IPB), akan tetapi pembahasan etik proposal penelitian
dilaksanakan oleh KEH IPB secara tertutup dan independen untuk menjamin
kerahasiaan dan kebebasan.
3. Jumlah anggota KEH IPB berjumlah 7 (tujuh) dimana salah satu di antaranya
adalah dokter hewan yang dinilai IPB sudah memiliki kompetensi/sertifikat dalam
bidang hewan coba/laboratorium.
4. Komposisi keanggotaan KEH IPB memperhatikan aspek keanekaragaman
disiplin ilmu, keahlian dan pengalaman penelitian.
5. Struktur organisasi KEH IPB terdiri dari Ketua merangkap anggota, Wakil Ketua
merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota dan anggota. Apabila
diperlukan KEH IPB melalui LPPM IPB dapat mengangkat anggota ad hoc.
6. Setiap anggota KEH IPB dapat mengundurkan diri atas inisiatif sendiri atau atas
saran dan sidang panitia kelayakan etik serta dapat diusulkan anggota baru
untuk menggantikan.
10 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

7. Masa tugas KEH IPB selama 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali.
11 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

4.1. RUANG LINGKUP

Semua jenis penelitian dan pendidikan yang menggunakan hewan coba di


lingkungan Institut Pertanian Bogor. KEH IPB tidak melayani permintaan kelayakan etik
penelitian menggunakan hewan yang dilakukan di luar IPB.

4.2. PELAKSANAAN TUGAS

1. KEH IPB akan mengadakan sidang pembahasan etik penelitian secara wajar,
tertutup, rahasia, independen dan tepat waktu.
2. Hanya proposal penelitian yang diterima oleh ketua KEH IPB yang akan dibahas.
3. Sidang KEH IPB adalah sah jika kuorum tercapai, yaitu kehadiran lebih dan
setengah jumlah anggota kelayakan etik.
4. Keputusan diambil atas dasar konsensus, obyektif dan profesional dan hanya
dalam keadaan luar biasa sidang dapat memutuskan mengadakan pemungutan
suara.
5. Hanya anggota KEH IPB yang ikut sidang berhak ikut dalam proses pengambilan
keputusan, kecuali jika anggota yang tidak hadir memberi tanggapan tertulis
tentang proposal penelitian yang dibahas kepada sekretariat.
6. Anggota KEH IPB yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang direview
sehingga mungkin terjadi pertentangan kepentingan harus melaporkan kepada
ketua sebelum pembahasan dimulai dan disarankan tidak ikut serta dalam
pembahasan. Jika perlu anggota tersebut dapat meninggalkan sidang atas
inisiatif sendiri atau atas permintaan sidang.
7. Dalam sidang kelayakan etik, maka komisi dapat mengundang peneliti untuk
melakukan presentasi dan mengklarifikasi hal-hal yang tidak atau belum jelas
dalam proposal penelitian.
8. KEH IPB akan menyampaikan keputusan sidang secara tertulis kepada Kepala
12 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor


(LPPM IPB). Keputusan KEH IPB berbentuk pernyataan dilengkapi penjelasan
bahwa proposal yang direview :
a. Disetujui dan dinyatakan layak etik.
b. Disetujui dan dinyatakan layak etik setelah adanya klarifikasi oleh peneliti
(layak dengan perbaikan).
c. Tidak disetujui.
9. Setiap perubahan prosedur atau protokol yang telah dikaji jika mengalami
perubahan maka peneliti wajib memberikan laporan kepada komisi etik
penelitian. Perubahan prosedur hanya boleh dilaksanakan setelah mendapatkan
persetujuan dari KEH IPB.
10. Untuk menjamin bahwa etik penelitian seperti yang telah disetujui oleh komisi etik
penelitian mengenai pengikutsertaan hewan sebagai obyek akan dipatuhi oleh
peneliti, maka KEH IPB harus memiliki mekanisme untuk melakukan monitoring
dan evaluasi dengan cara melakukan evaluasi program pemeliharaan dan
penggunaan hewan dan inspeksi terhadap fasilitas pemeliharaan hewan secara
berkala, paling sedikit 6 bulan sekali.
11. Pemantauan yang dilakukan KEH IPB tidak dapat menggantikan upaya
menumbuhkan kesadaran etik bagi peneliti.
12. KEH IPB hendaknya dapat menimbulkan kesadaran perlunya standar ilmiah dan
standar etik dalam penelitian.
13. Pelanggaran standar ilmiah dan etik oleh peneliti atau sponsor penelitian
merupakan dasar pencabutan ijin kelayakan etika penelitian yang dilakukan
berdasarkan rapat pleno KEH IPB.
14. Pada unit-unit di IPB yang sudah memiliki komisi etik hewan sebelum KEH ini
terbentuk, dapat tetap menjalankan fungsinya dan diwajibkan berkoordinasi serta
melaporkan kegiatannya kepada KEH IPB.
15. KEH memberikan laporan tahunan kepada Kepala LPPM IPB secara ringkas
13 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

mencakup seluruh kegiatan komisi etik penelitian selama setahun.

5. ALUR PERMINTAAN KETERANGAN KELAYAKAN ETIK

1. Permintaan kelayakan etik ditujukan kepada Kepala LPPM IPB, disertai lembar
isian.
2. KEH IPB akan membahas formulir aplikasi dan isian dimaksud bersama sama
untuk menentukan tim penilai berdasarkan bidang keilmuan terkait
3. KEH IPB dapat mengundang peneliti untuk memaparkan secara rinci rencana
penelitian.
4. Dalam melaksanakan tugasnya, KEH IPB dapat melakukan konsultasi dengan
pakar yang terkait dengan penelitian yang dimaksud.
5. KEH IPB terutama akan menilai aspek etik penelitian yang diusulkan, akan tetapi
bila perlu berhak meninjau aspek ilmiahnya agar secara etik dapat diterima.
6. Hasil presentasi peneliti dalam seminar yang dihadiri oleh KEH IPB, langsung
diumumkan hasil evaluasi kelayakan etiknya kepada peneliti secara lisan.
7. Hasil kelayakan etik berikut penjelasannya akan diberikan kepada ketua KEH IPB
secara tertulis.
8. Bila peneliti yang dinyatakan layak etik maka sertifikat akan diberikan 1 (satu)
minggu kemudian.
9. Bagi peneliti yang dinyatakan layak etik dengan perbaikan, maka perbaikan
dilakukan paling lama 1 (satu) bulan.
10. Bagi peneliti yang dinyatakan tidak layak, dapat memberikan tanggapan dan
melakukan redesain penelitian atas alasan-alasan keberatan yang disampaikan
oleh komisi etik
14 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

6. BIAYA

KEH IPB tidak dibenarkan menerima biaya apapun dari Peneliti pengusul untuk
menghindari adanya conflict of interest. Biaya operasional KEH IPB merupakan
tanggung jawab Institusi tempat bernaungnya. Penganggaran operasional KEH IPB
diatur pada lembar terpisah.
15 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

7. PENUTUP

Pedoman kelayakan etik penggunaan hewan ini merupakan pedoman bagi


seluruh peneliti dan pendidik yang menggunakan hewan untuk kegiatan pendidikan
dan pengajaran di Institut Pertanian Bogor dalam rangka untuk menciptakan
16 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

masyarakat ilmiah yang memenuhi kaidah etik.

8. PUSTAKA ACUAN

1. Russell, W.M.S. and Burch, R.L., The Principles of Humane Experimental


Technique. Methuen, London, 1959.
2. Guide for The Care and Use Laboratory Animals, Edisi 8, tahun 2011.
3. Helsinki Declaration, World Medical Association Declaration of Helsinki. Ethical
Principles for Medical Research Involving Human Subjects. Bulletin of the World
Health Organization 79 (4), tahun 2001.
4. World Health Organization Operational Guidelines for ethical committees that
review biomedical research. Geneva: World Health Organization, tahun 2000.
5. Universal Declaration for The Welfare of Animals, tahun 2003.
6. International Guidelines for Biomedical Research Involving Human Subjects,
tahun 2002.
7. Guidelines of the care and use of Animals of Scientific purposes, National
Advisory Committee Laboratory Animal Research, tahun 2004.
8. The Eijkman Institute Research Ethics Commission. Komisi Etik Riset Lembaga
Eijkman, Jakarta. 2002.
9. Buku Pedoman Panitia Kelayakan Etik Penelitian. Fakultas Kedokteran Hewan
IPB.
10. Komite Bioetika Nasional (KBN). 2007. Bioetika dan Hak-hak Asasi Manusia
(Menuju Standar Pengaturan Nasional).
11. Guide for The Care and Use of Agricultural Animals in Research and Teaching.
Federation of Animal Science Societies Third Edition, January 2010.
12. Institutional Animal Care and Use Committee Guidebook, OLAW 2nd edition,
2002.
17 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

LAMPIRAN
18 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

LAMPIRAN 1.

TATA KERJA KOMISI ETIK HEWAN


INSTITUT PERTANIAN BOGOR (KEH IPB)

1. KEH IPB bertanggung jawab untuk memberikan pertimbangan dan keterangan


kelayakan etik bagi peneliti yang menggunakan hewan coba sebagai obyek, atas
permintaan peneliti melalui surat pengajuan permohonan kelayakan etik.
2. Pegangan pelaksanaan tugas KEH IPB adalah : (a). berupaya sedapat mungkin
untuk melindungi keselamatan dan kenyamanan obyek penelitian, peneliti dan
institusi; (b). memacu kesadaran peneliti akan arti etik penelitian; (c). tidak
menghalangi dan menghambat upaya penelitian.
3. Oleh karena diperkirakan permintaan keterangan kelayakan etik akan menyita
waktu para anggota komisi, maka perlu diciptakan mekanisme penilaian yang
efektif dan efisien, yaitu diharapkan para anggota KEH IPB telah melakukan
penilaian pendahuluan (pre-assesment) terhadap proposal yang dimaksud dan
dikomunikasikan pada rapat KEH IPB berikutnya.
4. Presentasi usulan diadakan bertujuan untuk mendapatkan klarifikasi tentang
beberapa hal yang dianggap tidak jelas. Waktu dan tempat seminar telah
ditetapkan dalam periode waktu tertentu dilakukan di tempat yang ditentukan
KEH IPB IPB. Peneliti diundang untuk menyajikan usul penelitian di dalam rapat
kelayakan etik, sedangkan lama penyajian adalah 20-30 menit dilanjutkan
dengan diskusi.
5. Anggota KEH IPB diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang
menyangkut etik kepada peneliti dengan alokasi waktu 15-20 menit.
6. Pada waktu penyajian dan diskusi dengan peneliti, anggota KEH IPB mengisi
borang checklist.
7. Setelah seminar, dilanjutkan diskusi internal KEH IPB tanpa dihadiri oleh peneliti
untuk menetapkan hasil.
19 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

8. Rapat memutuskan salah satu di antara pilihan, yaitu:


a. Disetujui dan dinyatakan layak etik setelah adanya klarifikasi oleh peneliti.
b. Disetujui dan dinyatakan layak etik setelah usul perbaikan dilengkapi.
c. Tidak disetujui.
9. Hasil rapat KEH IPB dilaporkan secara tertulis kepada ketua KEH IPB pada
kesempatan pertama.
10. Sertifikat kelayakan etik dibuat dalam rangkap dua, satu lembar yang asli
diberikan kepada peneliti, satu lembar untuk arsip KEH IPB.
20 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

LAMPIRAN 2.

KOMISI ETIK HEWAN (KEH IPB)


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat
Institut Pertanian Bogor
Kampus IPB Darmaga, Bogor Telp .(0251) 8622323, 8622093
Fax (0251) 8622323 Email : lppm@bima.ipb.ac.id

FORMULIR APLIKASI
UNTUK PENGAWASAN DAN PENGGUNAAN HEWAN / JARINGAN HEWAN
UNTUK PENELITIAN

Bagian I: Pernyataan Peneliti Utama

1. Pernyataan dan tanda tangan Peneliti Utama:


Saya, yang bertanda tangan dibawah ini:
a. Telah membaca dan mengerti peraturan dalam penggunaan hewan dan bagian
dari tubuh hewan untuk tujuan penelitian.
b. Semua individu yang terlibat dalam prosedur penelitian harus mempunyai
kualifikasi, pengalaman/pelatihan yang memadai untuk melakukan prosedur yang
akan dilakukan pada penelitian ini, dan hewan yang akan digunakan.
c. Peneliti Utama bertanggung jawab atas semua prosedur yang dilakukan oleh
personil yang terlibat pada penelitian ini.
d. Semua prosedur yang dilakukan pada penelitian ini akan dilakukan sesuai yang
tercantum pada protokol yang telah disetujui disahkan oleh KEH IPB. Addendum
akan diberikan pada KEH IPB Institut Pertanian Bogor apabila ada perubahan
dalam prosedur yang tidak tercantum dalam protokol yang dilakukan sebelum
disetujui atas addendum.

Bogor,.........................

Peneliti Utama
21 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

Bagian II: Narasi Penelitian

Mohon dijelaskan secara singkat, tetapi spesifik, berdasarkan pertanyaan berikut ini .
1. Peneliti utama:
Nama peneliti utama :
Multisenter : ya tidak
Penelitian dilaksanakan di : .............................................................

2. Judul : ............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
3. Tujuan Prosedur:
a. Penelitian b. Pelatihan c. Praktikum
d. Produksi antibodi e. Perkembangbiakan f. Produksi Kit
g. Lainnya ................... .................................. ...........................
4. Hewan coba
Species
Breed/strain
Umur Sex Berat Jumlah

5. Justifikasi Hewan
Mohon dijelaskan alasan penggunaan hewan dan jumlah yang digunakan:

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................
22 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

6. Perkiraan waktu penelitian yang dapat diselesaikan untuk perlakuan hewan


........................................................................................................................
7. Ringkasan usulan penelitian yang menyangkut tujuan penelitian,
manfaat/relevansi dan hasil penelitian dan alasan/motivasi untuk melakukan
penelitian
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
8. Masalah etik (nyatakan pendapat anda tentang masalah etik yang mungkin akan
dihadapi):
........................................................................................................................
........................................................................................................................
9. Apakah percobaan ini sudah pernah dilakukan pada hewan?
........................................................................................................................
10. Bagaimana cara memilih hewan yang akan digunakan ?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

11. Prosedur percobaan (frekuensi, interval dan jumlah total segala tindakan invasif
yang akan dilakukan, dosis dan cara pemberian imunostimulan atau tindakan
lain):
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
12. Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung segera atau kemudian baik
ke lingkungan maupun obyek dan cara-cara untuk mencegah atau mengatasi
kejadian (termasuk rasa nyeri dan keluhan lain):
23 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................

13. Pengalaman yang terdahulu (sendiri atau orang lain) dan tindakan yang hendak
diterapkan:
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
14. Apakah dengan menggunakan hewan coba dapat memberikan manfaat untuk
objek yang bersangkutan, uraikan!
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
15. Jika menggunakan hewan sakit jelaskan diagnosa dan siapa yang bertanggung
jawab merawatnya. Bila menggunakan hewan sehat jelaskan cara pemeriksaan
kesehatannya.
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
16. Jelaskan cara pencatatan selama penelitian, termasuk efek samping dan
komplikasi apabila ada.
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................

17. Bagaimana memperlakukan hewan coba bila ada gejala efek samping?
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
24 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

18. Dalam penelitian ini menggunakan hewan coba dan apakah diberikan
perlakuan?
ya, jelaskan Tidak

..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
19. Bagaimana cara mengamankan hewan agar tidak mengganggu lingkungan
sekitar (polusi, safety dan security) ?
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
20. Apakah hewan yang telah dipergunakan dalam eksperimen akan di etanasia?
ya, jelaskan Tidak

..................................................................................................................................
..................................................................................................................................

Bogor, ................................................

Peneliti Utama

………………………......................…
25 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

LAMPIRAN 3

CHECKLIST
LEMBAR PENILAIAN KELAYAKAN ETIK PENELITIAN
MENGGUNAKAN HEWAN

Peneliti Utama :
Penilaian Kelayakan Etik :
Hasil Penilaian : 1. Layak Etik
2. Usul Perbaikan
3. Tidak Layak Etik

No Perihal Check List


1. Jumlah hewan yang dipakai
a. 1 – 10
b. 10 - 20
c. > 20
2. Manfaat penelitian dan sumbangan terhadap ilmu
pengetahuan
a. Sangat Besar
b. Besar
c. Kecil
d. Tidak ada
3. Perlakuan terhadap Subyek Penelitian
a. Semua subyek mendapatkan perlakuan sama
b. Perlakuan terhadap subyek tidak sama, dipilih secara
acak
c. Perlakuan terhadap subyek tidak sama, dipilih
berdasarkan kriteria
4. Perlakuan tambahan terhadap subyek penelitian yang
beresiko
a. Terdapat pengamanan terhadap lingkungan sekitar, setiap
saat
b. Terdapat pengamanan tambahan, waktu tertentu
c. Tidak ada pengamanan tambahan selama peneltian

Bogor,..............................................
Penilai,

...............................................
26 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

LAMPIRAN 4.

PERMOHONAN PENILAIAN
KELAYAKAN ETIKA PENELITIAN PADA HEWAN

Hal : Permohonan Penilaian Etika Penelitian.

Kepada Yth.
Komisi Etik Hewan
Institut Pertanian Bogor

Dengan Hormat,
Saya yang bertandatangan di bawah ini,
Nama :
Institusi : .
Judul Penelitian :
Penelitian didanai oleh :
Bersama ini saya lampirkan masing-masing:
- Proposal .......... eks
- Formulir Penilaian Etika Penelitian yang telah diisi lengkap ....... eks
Mohon dapat diproses untuk mendapatkan kelayakan etika penelitian menggunakan
hewan.

Demikian, atas perkenannya disampaikan terimakasih.


Bogor, ...........................................
Pemohon,

............................................................
Tembusan:
- Kepala LPPM IPB
27 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

LAMPIRAN 5.

KOMISI ETIK HEWAN


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Institut Pertanian Bogor
Kampus IPB Darmaga, Bogor Telp .(0251) 8622323, 8622093
Fax (0251) 8622323 Email : lppm@bima.ipb.ac.id

TANDA TERIMA

Telah terima berkas pemohonan kelayakan etika penelitian :

Nama :
Institusi :
Judul Penelitan :
Penelitian didanai oleh :
Berkas : 1. Proposal ……..eks
2. Isian ........eks

Bogor,............................
Penerima,

(……………………………)
28 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

LAMPIRAN 6.

KOMISI ETIK HEWAN


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Institut Pertanian Bogor
Kampus IPB Darmaga, Bogor Telp .(0251) 8622323, 8622093
Fax (0251) 8622323 Email : lppm@bima.ipb.ac.id

Hal : Presentasi Penilaian Etika Penelitian

Kepada Yth.
…………………………………………..
Anggota Komisi Etik Hewan
Institut Pertanian Bogor

Mohon kehadirannya untuk menilai Kelayakan Etika Penggunaan Hewan sebagai


berikut:
Nama :
Institusi :
Judul Kegiatan .
Kegiatan didanai oleh :

Presentasi dilaksanakan pada


Hari/tanggal :
Pukul :
Tempat :

Bersama ini dilampirkan masing-masing 1 (satu) eksemplar:


- Proposal
- Formulir Penilaian Etika Penelitian yang telah diisi Iengkap.

Demikian, atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Bogor, ................................................
Ketua,

............................................................
29 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

KOMISI ETIK HEWAN


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Masyarakat
Institut Pertanian Bogor
Kampus IPB Darmaga, Bogor Telp .(0251) 8622323, 8622093
Fax (0251) 8622323 Email : lppm@bima.ipb.ac.id

KETERANGAN KELAYAKAN ETIK HEWAN


(“ANIMAL ETHICAL CLEARENCE”)
No : ....................................

KOMISI ETIK HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


TELAH MEMPELAJARI SECARA SEKSAMA PEMELIHARAAN DAN PENGGUNAAN
HEWAN DALAM RANCANGAN KEGIATAN YANG DIUSULKAN,
MAKA DENGAN INI MENYATAKAN BAHWA:

JUDUL KEGIATAN :
PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN :
INSTITUSI :
DINYATAKAN : LAYAK ETIK

Bogor,
Ketua,

..........................
NIP.
30 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

KOMISI ETIK HEWAN


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat
Institut Pertanian Bogor

Kampus IPB Darmaga, Bogor Telp .(0251) 8622323, 8622093


Fax (0251) 8622323 Email : lppm@bima.ipb.ac.id

BOGOR 2011
31 | P e d o m a n K e l a y a k a n E t i k P e n g g u n a a n H e w a n
I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r

Anda mungkin juga menyukai