Anda di halaman 1dari 47

RC14-1334 Concrete Structures 1

Lecture 20 – Torsi (Puntir)

RC14-1334: Concrete Structures 1

Prof. Tavio, Ph.D 1

American Hospital Association Buildings, Chicago


Girder transfer menerus berpenampang 5’9’
pertama kali didisain dengan kriteria torsi ACI

Prof. Tavio, Ph.D 1


RC14-1334 Concrete Structures 1

Keruntuhan sebuah bangunan BB enam tingkat


akibat kegagalan geser dan torsi pondasi rakit
dengan rib, 1979

Sebuah sudut
bangunan
ambles
sedalam 3,5 m

Retak torsi di dekat kolom pendukung dari sebuah


balok keliling dalam sebuah garasi parkiran BB di
South Florida

Prof. Tavio, Ph.D 2


RC14-1334 Concrete Structures 1

Model rangka ruang untuk struktur BB

KOLOM

W T.B.

T.B. BALOK LANTAI

BALOK T.B.
KELILING

Distribusi gaya-gaya internal

Momen torsi

Momen lentur

Prof. Tavio, Ph.D 3


RC14-1334 Concrete Structures 1

Kegagalan torsi sebuah balok uji


dibawah pembebanan torsi

Permukaan kegagalan dalam sebuah join balok


akibat torsi yang berlebihan

PERMUKAAN KEGAGALAN

Prof. Tavio, Ph.D 4


RC14-1334 Concrete Structures 1

Perilaku Torsi Struktur


•Momen torsi yang bekerja pada komponen
struktur seperti balok keliling dapat dihitung
dengan menggunakan prosedur analisis struktur
biasa.
•Disain terhadap komponen tertentu haruslah
didasarkan pada keadaan batas saat kegagalan.

Perilaku Torsi Struktur


•Oleh karena itu, perilaku nonlinier sistem
struktur setelah retak torsi harus diidentifikasikan
sebagai salah satu dari kedua kondisi berikut:
(1) tidak adanya redistribusi tegangan torsi ke
anggota yang lain setelah retak dan
(2) adanya redistribusi tegangan dan momen torsi
setelah retak yang mempengaruhi kompatibilitas
deformasi diantara anggota yang berpotongan.

Prof. Tavio, Ph.D 5


RC14-1334 Concrete Structures 1

Perilaku Torsi Struktur

Torsi kesetimbangan
balok tepi Moment slab jika
balok tepi tak retak

Torsi kompatibilitas Moment slab jika


di balok tepi balok tepi retak

Efect Torsi pada Balok Tepi BB

Perilaku Torsi Struktur


•Resultan tegangan akibat torsi didalam balok
statis tertentu dapat dievaluasi dari kondisi
kesetimbangan saja.
•Kondisi semacam itu membutuhkan disain untuk
momen torsi eksternal berfaktor-penuh, karena
memungkinkan tidak adanya redistribusi
tegangan torsi.

Prof. Tavio, Ph.D 6


RC14-1334 Concrete Structures 1

Perilaku Torsi Struktur


•Keadaan ini seringkali diistilahkan sebagai torsi
kesetimbangan.
•Sebuah balok tepi yang mendukung kanopi
kantilever merupakan sebuah contoh yang seperti
itu.

Torsi tanpa redistribusi


(torsi kesetimbangan)

Perilaku Torsi Struktur


•Balok tepi tersebut haruslah didisain untuk
menahan momen puntir berfaktor eksternal total
akibat slab kantilever; jika tidak, struktur tersebut
akan mengalami keruntuhan.
•Kegagalan tersebut diakibatkan karena balok
tersebut tidak memenuhi kondisi kesetimbangan
gaya dan momen yang dihasilkan dari momen
torsi eksternal yang besar.

Prof. Tavio, Ph.D 7


RC14-1334 Concrete Structures 1

Perilaku Torsi Struktur


•Dalam sistem statis tertentu, asumsi kekakuan,
kompatibilitas regangan di join, dan redistribusi
tegangan dapat mempengaruhi resultan
tegangan, yang mengakibatkan reduksi tegangan
geser torsi yang dihasilkan.
•Penerapan reduksi diijinkan terhadap harga
momen berfaktor yang dipergunakan untuk disain
anggota bilamana bagian momen ini dapat
diredistribusikan ke anggota yang berpotongan.

Perilaku Torsi Struktur


•Standar SNI 03-2847-2002 mengijinkan momen
torsi berfaktor maksimum pada penampang kritis
d dari muka pendukung untuk anggota beton
bertulang sebagai berikut:

[SNI 13.6.2.2(a)] (1)

Acp = luasan dibatasi keliling luar irisan penampang beton


= x0y0
pcp = perimeter luar irisan penampang beton Acp
= 2(x0 + y0)

Prof. Tavio, Ph.D 8


RC14-1334 Concrete Structures 1

Perilaku Torsi Struktur


•Untuk anggota beton prategang pada jarak ½h
dari muka pendukung

[SNI 13.6.2.2(b)] (2)

= tegangan tekan rata-rata beton di sumbu pusat


akibat prategang efektif sesudah terjadinya semua
kehilangan.

Perilaku Torsi Struktur


•Pengabaian efek penuh momen torsi eksternal
total dalam kasus ini secara praktis tidak
mengakibatkan kegagalan struktur tetapi dapat
mengakibatkan retak yang berlebihan jika
harganya jauh lebih kecil dari
momen torsi berfaktor aktual.
•Contoh torsi kompatibilitas dapat dilihat dalam
gambar berikut.

Prof. Tavio, Ph.D 9


RC14-1334 Concrete Structures 1

Perilaku Torsi Struktur


Redistribusi torsi
(kompatibilitas):

(a) tampak isometris


panel ujung

(b) denah sistem


lantai satu-arah
tipikal

Perilaku Torsi Struktur


•Balok-balok B2 menerapkan momen puntir Tu
pada penampang-penampang 1 dan 2 dari balok
keliling AB dalam gambar dibawah.

Prof. Tavio, Ph.D 10


RC14-1334 Concrete Structures 1

Perilaku Torsi Struktur


•Besarnya kekakuan relatif balok-balok AB dan
balok-balok transversal B2 menentukan besarnya
rotasi di titik-titik perpotongan 1 dan 2.

Perilaku Torsi Struktur


•Karena pembentukan sendi-sendi plastis torsi di
dekat join-join A dan B, momen-momen ujung
untuk balok-balok B2 pada perpotongannya
dengan balok keliling AB tidak akan ditransfer
sepenuhnya sebagai momen-momen puntir ke
pendukung-pendukung kolom di A dan B.

Prof. Tavio, Ph.D 11


RC14-1334 Concrete Structures 1

Perilaku Torsi Struktur


•Mereka akan jauh tereduksi, karena redistribusi
momen mengakibatkan adanya transfer sebagian
besar momen-momen lentur ujung dari ujung-
ujung 1 dan 2 ke ujung-ujung 3 dan 4, juga
bentang-tengah balok-balok B2.

Perilaku Torsi Struktur


•Tu pada setiap pendukung balok keliling A dan B
dan di penampang kritis pada jarak d dari
pendukung-pendukung ini ditentukan dari Pers.
(1) untuk beton bertulang dan Pers. (2) untuk
beton prategang.

Prof. Tavio, Ph.D 12


RC14-1334 Concrete Structures 1

Perilaku Torsi Struktur


•Jika momen torsi berfaktor aktual akibat balok-
balok B2 kurang dari yang diberikan oleh Pers. (1)
atau (2), balok tersebut boleh didisain untuk
harga torsi yang lebih kecil.

Perilaku Torsi Struktur


•Momen torsi untuk beton bertulang dapat
diabaikan bilamana

[SNI 13.6.1(a)] (3)

dan untuk beton prategang

[SNI 13.6.1(b)] (4)

Prof. Tavio, Ph.D 13


RC14-1334 Concrete Structures 1

Kekuatan Momen Torsi


•Dimensi-dimensi geometri untuk kekuatan
momen torsi baik pada anggota bertulang
maupun prategang dibatasi oleh perumusan-
perumusan berikut

Kekuatan Momen Torsi


(a) Penampang pejal (solid):

[SNI 13.6.3.1(a)] (5a)


(b) Penampang berongga:

[SNI 13.6.3.1(b)] (5b)

Prof. Tavio, Ph.D 14


RC14-1334 Concrete Structures 1

Kekuatan Momen Torsi


•Ukuran irisan penampang dipilih dengan dasar
retak tak kelihatan yang tereduksi dan
pencegahan kehancuran beton permukaan yang
diakibatkan oleh tegangan tekan miring akibat
geser dan torsi yang didefinisikan oleh suku kiri
perumusan-perumusan dalam Pers. (5a) dan (5b).

Kekuatan Momen Torsi


Untuk beton bertulang:

[SNI 13.3.1.1 & 13.2.2] (5c)

Untuk beton prategang (fpe  0,4fpu):

[SNI 13.4.1 & 13.2.2] (5d)

Prof. Tavio, Ph.D 15


RC14-1334 Concrete Structures 1

Kekuatan Momen Torsi


dimana
A0h = luasan yang dilingkupi oleh garis pusat
tulangan torsi transversal tertutup yang
terluar
ph = perimeter garis pusat tulangan torsi
transversal tertutup yang terluar
 = 1,0 untuk beton bobot-normal; 0,85 untuk
beton bobot-ringan pasir; 0,75 untuk beton
bobot ringan-semua

Kekuatan Momen Torsi


Luasan A0h untuk penampang yang berbeda
diberikan dalam gambar.

Parameter-parameter geometri torsi

Prof. Tavio, Ph.D 16


RC14-1334 Concrete Structures 1

Kekuatan Momen Torsi


•Jumlah tegangan pada suku kiri Pers. (5a) dan
(5b) haruslah tidak melebihi tegangan yang
mengakibatkan retak geser ditambah .
•Hal ini serupa dengan kekuatan pembatas
untuk geser tanpa torsi.
•Batas atas tegangan yang berkaitan dengan
kekuatan geser nominal Vc beton polos dalam web
mengijinkan penerapan kedua perumusan
tersebut baik pada elemen beton bertulang
maupun prategang.

Ketebalan Dinding Penampang Berongga


•Tegangan geser yang disebabkan oleh geser dan
oleh torsi yang keduanya terjadi dalam dinding
penampang berongga, seperti terlihat dalam
gambar (a).

Gabungan tegangan torsi dan


geser. Kasus (a): penambahan
secara langsung terjadi dalam
dinding sebelah kiri kotak
(Pers. 5b).

Prof. Tavio, Ph.D 17


RC14-1334 Concrete Structures 1

Ketebalan Dinding Penampang Berongga


•Catat bahwa dalam penampang pejal tegangan
geser akibat torsi masih terkonsentrasi pada zona
luar penampang seperti dalam gambar (b).
Gabungan tegangan torsi dan
geser. Kasus (b): torsi bekerja
pada penampang dinding sebelah
luar “mirip-tube” sementara
tegangan geser bekerja pada lebar
penuh penampang pejal;
tegangan tersebut dikombinasikan
memakai akar kuadrat dari jumlah
kuadrat (Pers. 5a).

Ketebalan Dinding Penampang Berongga


•Jika ketebalan dinding dalam penampang
berongga bervariasi sekeliling perimeternya,
geometri penampang harus dievaluasi di suatu
lokasi dimana suku kiri Pers. (5b) harus
mempunyai harga maksimum.
•Juga, jika ketebalan dinding t < A0h/ph, suku kiri
Pers. 5b harus diambil sebagai
[SNI 13.6.3.3]

•Ketebalan dinding t merupakan ketebalan dimana


tegangan-tegangannya dicek.

Prof. Tavio, Ph.D 18


RC14-1334 Concrete Structures 1

Tulangan Web Torsi


•Kekuatan torsi tambahan yang berarti akibat
penambahan tulangan torsi dapat dicapai hanya
dengan menggunakan baik sengkang maupun
batang longitudinal.
•Idealnya, volume baja yang sama baik dalam
sengkang tertutup maupun batang longitudinal
haruslah dipergunakan agar keduanya
berpartisipasi secara sama didalam menahan
momen puntir.

Tulangan Web Torsi


•Prinsip ini merupakan dasar perumusan SNI
didalam memproporsikan baja web torsi.
•Jika s adalah spasi sengkang, Al adalah luasan
irisan-penampang total batang longitudinal, dan At
adalah irisan-penampang satu kaki sengkang,
tulangan transversal untuk torsi haruslah
didasarkan pada harga kekuatan momen torsi
eksternal penuh Tn, yaitu, (Tu/), dimana

[SNI 13.6.3.6] (6a)

Prof. Tavio, Ph.D 19


RC14-1334 Concrete Structures 1

Tulangan Web Torsi


dimana
A0 = luasan gros yang dibatasi oleh jalur alir
geser
At = luasan irisan-penampang satu kaki sengkang
tertutup transversal
fyv = kekuatan leleh tulangan torsi transversal
tertutup tidak melebihi 400 MPa
 = sudut diagonal tekan (strat) dalam analogi
tras ruang untuk torsi

Tulangan Web Torsi


•Dengan mentranspos suku-suku dalam Pers.
(6a), luasan tulangan transversal menjadi

[SNI 13.6.3.6] (6b)

•Luasan A0 harus ditentukan dengan analisis,


kecuali bahwa Standar SNI 03-2847-2002
mengijinkan untuk mengambil A0 = 0,85A0h
sebagai pengganti analisis tersebut.

Prof. Tavio, Ph.D 20


RC14-1334 Concrete Structures 1

Tulangan Web Torsi


•Tahanan torsi berfaktor Tn haruslah sama atau
melebihi momen torsi eksternal berfaktor Tu.
•Semua momen torsi diasumsikan dalam Standar
SNI 03-2847-2002 ditahan oleh sengkang tertutup
dan baja longitudinal dengan tahanan torsi beton,
Tc, yang tidak diperhitungkan; yaitu, Tc = 0
dengan asumsi bahwa strat tekan beton antara
retak-retak miring mempunyai tahanan yang dapat
diabaikan terhadap torsi.

Tulangan Web Torsi


•Geser Vc yang ditahan oleh beton diasumsikan
tidak berubah dengan adanya torsi.
•Sudut  yang dibentuk oleh diagonal tekan beton
(strat) harus tidak diambil lebih kecil dari 30 juga
tidak lebih besar dari 60 [SNI 13.6.36].
•Sudut  tersebut juga dapat diperoleh dengan
analisis.

Prof. Tavio, Ph.D 21


RC14-1334 Concrete Structures 1

Tulangan Web Torsi


•Tulangan longitudinal tambahan untuk torsi
haruslah tidak kurang dari

[SNI 13.6.3.7] (7)

dimana fyl = kekuatan leleh tulangan torsi


longitudinal, tidak melebihi 400 MPa, dan Al =
luasan total baja torsi longitudinal dalam irisan
penampang.

Tulangan Web Torsi


•Sudut  yang sama haruslah digunakan dalam
Pers. (6) dan (7).
•Harus dicatat bahwa bilamana  menjadi lebih
kecil jumlah sengkang yang disyaratkan oleh Pers.
(6) berkurang.
•Pada saat yang sama jumlah baja longitudinal
yang disyaratkan oleh Pers. (7) bertambah.

Prof. Tavio, Ph.D 22


RC14-1334 Concrete Structures 1

Tulangan Web Torsi


•Sebagai pengganti dari penentuan sudut 
dengan analisis, Standar SNI membolehkan harga
 sama dengan:
(i) 45 untuk anggota nonprategang atau anggota
dengan prategang kurang dari pada (ii)
(ii) 37,5 untuk anggota prategang dengan gaya
prategang efektif lebih besar dari 40% kekuatan
tarik tulangan longitudinal.

Tulangan Web Torsi


•Perlu untuk menyediakan luasan tulangan torsi
minimum pada semua daerah dimana momen
torsi berfaktor Tu melebihi harga yang diberikan
oleh Pers. (3) dan (4).
•Dalam kasus seperti itu, luasan minimum
sengkang tertutup transversal yang diperlukan
haruslah
[SNI 13.6.5.2] (8)

namun tidak boleh kurang dari (1/3)(bws/fyv).

Prof. Tavio, Ph.D 23


RC14-1334 Concrete Structures 1

Tulangan Web Torsi


•Spasi maksimum harus tidak melebihi yang lebih
kecil dari ph/8 atau 300 mm [SNI 13.6.6.2].
•Luasan total minimum tulangan torsi longitudinal
tambahan harus ditentukan dengan

[SNI 13.6.5.3] (9)

dimana At/s haruslah tidak diambil kurang dari


(1/6)bw/fyv.

Tulangan Web Torsi


•Tulangan longitudinal tambahan yang diperlukan
untuk torsi harus didistribusikan di sekeliling
perimeter sengkang tertutup dengan spasi
maksimum sebesar 300 mm.
•Batang atau tendon longitudinal harus
ditempatkan di dalam sengkang tertutup, dengan
paling sedikit sebuah batang atau tendon
longitudinal pada setiap sudut sengkang tersebut.

Prof. Tavio, Ph.D 24


RC14-1334 Concrete Structures 1

Tulangan Web Torsi


•Diameter batang harus paling sedikit
seperduapuluhempat (1/24) spasi sengkang,
tetapi tidak kurang dari batang D-10 (diameter 10
mm).
•Demikian juga, tulangan torsi harus menerus
untuk jarak minimum sebesar (bt + d) di luar titik
yang secara teoritis diperlukan untuk torsi, karena
retak-retak diagonal torsi terjadi dalam bentuk
melingkar yang memanjang melebihi retak-retak
akibat geser dan lentur.

Tulangan Web Torsi


•bt adalah lebar bagian irisan-penampang yang
mengandung sengkang penahan torsi.
•Penampang kritis pada balok adalah di jarak d
dari muka pendukung untuk elemen beton
bertulang dan di h/2 untuk elemen beton
prategang, d merupakan kedalaman efektif dan h
kedalaman total penampang.

Prof. Tavio, Ph.D 25


RC14-1334 Concrete Structures 1

Prosedur Disain untuk Torsi dan Geser


Terkombinasi
•Berikut merupakan ringkasan urutan tahap disain
yang direkomendasikan.
•Diagram-alir yang menggambarkan urutan
operasi dalam bentuk grafis ditunjukkan dalam
gambar selanjutnya.
1. Klasifikasikan apakah torsi terapan merupakan
torsi kesetimbangan atau kompatibilitas.Tentukan
penampang kritisnya dan hitung momen torsi
berfaktor Tu.

Prosedur Disain untuk Torsi dan Geser


Terkombinasi
Penampang kritis diambil sebesar d dari muka
pendukung pada balok beton bertulang dan h/2
pada balok beton prategang. Jika Tu kurang dari
untuk anggota nonprategang
atau kurang dari untuk
anggota prategang, efek torsi diabaikan.
2. Cek apakah momen torsi berfaktor Tu
mengakibatkan torsi kesetimbangan atau
kompatibilitas.

Prof. Tavio, Ph.D 26


RC14-1334 Concrete Structures 1

Prosedur Disain untuk Torsi dan Geser


Terkombinasi
Untuk torsi kompatibilitas, batasi momen torsi
disain sampai yang lebih kecil dari momen aktual
Tu atau untuk anggota beton
bertulang dan untuk
anggota beton prategang. Harga kekuatan
nominal disain Tn harus paling sedikit ekivalen
dengan Tu/ berfaktor, dengan memproporsikan
penampang tersebut sehingga:

Prosedur Disain untuk Torsi dan Geser


Terkombinasi
(a) untuk penampang pejal

(b) untuk penampang berongga:

Jika ketebalan dinding kurang dari A0h/ph, suku


kedua perumusan harus diambil sebesar
Tu/(1,7A0ht).

Prof. Tavio, Ph.D 27


RC14-1334 Concrete Structures 1

Prosedur Disain untuk Torsi dan


Geser Terkombinasi
3. Pilih sengkang tertutup torsi perlu untuk
digunakan sebagai tulangan transversal,
menggunakan kekuatan leleh maksimum sebesar
400 MPa, sehingga

Kecuali bilamana menggunakan harga-harga A0


dan  yang diperoleh dari analisis, gunakan A0 =
0,85A0h dan

Prosedur Disain untuk Torsi dan


Geser Terkombinasi
 = 45 untuk anggota nonprategang atau
anggota prategang dengan gaya prategang
efektif tidak kurang dari 40% kekuatan tarik
tulangan longitudinal. Tulangan longitudinal
tambahan haruslah

Prof. Tavio, Ph.D 28


RC14-1334 Concrete Structures 1

Prosedur Disain untuk Torsi dan


Geser Terkombinasi
tetapi tidak kurang dari

dimana At/s harus tidak kurang dari bw/(6fyv).


Spasi sengkang-sengkang transversal yang
diperbolehkan maksimum adalah yang lebih kecil
dari ph/8 atau 300 mm, dan batang tersebut
harus mempunyai diameter paling sedikit
seperduapuluhempat (1/24) spasi sengkang,
tetapi tidak kurang dari diameter batang D-10.

Prosedur Disain untuk Torsi dan


Geser Terkombinasi
4. Hitung tulangan geser perlu Av per satuan
spasi dalam penampang transversal. Vu adalah
gaya geser eksternal berfaktor pada penampang
kritis, Vc adalah tahanan geser nominal beton
dalam web, dan Vs adalah gaya geser yang
ditahan oleh sengkang:

dimana Vs = Vn – Vc dan

Prof. Tavio, Ph.D 29


RC14-1334 Concrete Structures 1

Prosedur Disain untuk Torsi dan


Geser Terkombinasi

untuk beton bertulang.

untuk beton prategang jika fpe  0,4fpu.

Prosedur Disain untuk Torsi dan


Geser Terkombinasi
Batas-batas Vc untuk balok prategang adalah

dimana
 = 1,0 untuk beton bobot-normal
= 0,85 untuk beton bobot-ringan-pasir
= 0,75 untuk beton bobot-ringan-semua
Harga Vn harus paling sedikit sama dengan Vu/
berfaktor.

Prof. Tavio, Ph.D 30


RC14-1334 Concrete Structures 1

Prosedur Disain untuk Torsi dan


Geser Terkombinasi
5. Dapatkan Avt total, luasan sengkang tertutup
untuk torsi dan geser, dan disain sengkang
sehingga

namun tidak boleh kurang dari (1/3)(bws/fyv).


Teruskan sengkang dengan jarak bt + d di luar
titik yang secara teoritis tidak lagi
memerlukannya, dimana bt = lebar irisan
penampang yang mengandung sengkang tertutup
yang menahan torsi.

Prosedur Disain untuk Torsi dan Geser


Terkombinasi

Diagram-alir untuk tulangan disain untuk geser dan torsi


terkombinasi pada penampang pejal: (a) baja web torsi; (b)
baja web geser.

Prof. Tavio, Ph.D 31


RC14-1334 Concrete Structures 1

Prosedur Disain untuk Torsi dan Geser


Terkombinasi

Prosedur Disain untuk Torsi dan Geser


Terkombinasi

Prof. Tavio, Ph.D 32


RC14-1334 Concrete Structures 1

Prosedur Disain untuk Torsi dan Geser


Terkombinasi

Prosedur Disain untuk Torsi dan Geser


Terkombinasi

Prof. Tavio, Ph.D 33


RC14-1334 Concrete Structures 1

Prosedur Disain untuk Torsi dan Geser


Terkombinasi

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


Sebuah irisan penampang balok-T mempunyai
dimensi geometri yang ditunjukkan dalam gambar
selanjutnya. Gaya geser eksternal berfaktor yang
bekerja pada penampang kritis tersebut
mempunyai harga Vu = 178 kN. Penampang kritis
tersebut dikenai oleh momen torsi berikut: (a)
momen torsi eksternal berfaktor kesetimbangan Tu
= 50,9 kN-m; (b) Tu berfaktor kompatibilitas = 7,3
kN-m; (c) Tu berfaktor kompatibilitas = 29,9 kN-m.

Prof. Tavio, Ph.D 34


RC14-1334 Concrete Structures 1

Contoh Disain Torsi sesuai SNI

Persegi-persegi komponen balok-T

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


Diberikan:
Tulangan lentur As = 2194 mm2
fc’ = 27,6 MPa, beton bobot-normal
fyl = fyv = 414 MPa
Disain tulangan web yang diperlukan untuk
penampang ini.

Prof. Tavio, Ph.D 35


RC14-1334 Concrete Structures 1

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


Penyelesaian:
(a) Torsi kesetimbangan:
Momen torsi berfaktor (Tahap 1)
Asumsikan bahwa flens tersebut tidak dikekang
oleh pengikat.
Momen torsi kesetimbangan yang diberikan =
50,9 kN-m
Momen torsi total yang harus disediakan
untuknya dalam disain.

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


Tn perlu = = = 67,87 kN-m

Acp = x0y0 = 356  635 = 226.060 mm2


pcp = 2(x0 + y0) = 2(356 + 635) = 1982 mm
Dari Pers. (3), momen torsi dimana torsi dapat
diabaikan adalah

Tu = =

= 8,47 kN-m < 50,9 kN-m


Karenanya disain untuk torsi penuh.

Prof. Tavio, Ph.D 36


RC14-1334 Concrete Structures 1

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


Properti penampang (Tahap 2)
A0 = 0,85A0h, dimana A0h adalah luasan yang
dibatasi oleh garis pusat sengkang tertutup
terluar. Dengan mengasumsikan penutup bersih
40 mm dan sengkang 13,
x1 = 356 – 2(40 + 6,5) = 263 mm
y1 = 635 – 2(40 + 6,5) = 542 mm
A0h = 263  542 = 142.546 mm2
A0 = 0,85A0h = 0,85(142.546) = 121.164 mm2
d = 635 – (40 + 13 + 12,5) = 569,5 mm
ph = 2(x1 + y1) = 2(263 + 542) = 1610 mm

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


Gunakan  = 45 (untuk BB), cot  = 1,0.
Cek kecukupan penampang (Tahap 3)
Untuk penampang tersebut agar cukup, haruslah
memenuhi Pers. (5a):

Vc = bw d =  356  569,5 = 177.52 kN

Prof. Tavio, Ph.D 37


RC14-1334 Concrete Structures 1

Contoh Disain Torsi sesuai SNI

= = 2,53 MPa

= 0,75(0,88 + 3,50) = 3,28 MPa > 2,53 MPa.


Karenanya penampang tersebut cukup.

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


Tulangan torsi (Tahap 4)
Dari Pers. (6),

= 0,676 mm2/mm/satu kaki

Tulangan geser

Vc = bwd = 177,52 kN

Prof. Tavio, Ph.D 38


RC14-1334 Concrete Structures 1

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


Vn = = 237,33 kN > Vc; juga > ½Vc

untuk tulangan web geser minimum. Karenanya,


sediakan sengkang geser.

Vs =Vn – Vc = 237,33 – 177,52 = 59,81 kN

= 0,254 mm2/mm/dua kaki

Contoh Disain Torsi sesuai SNI

= 2  0,676 + 0,254
= 1,607 mm2/mm/dua kaki
Coba sengkang tertutup 10. Luasan dua kaki =
157,08 mm2.

s=

= = 97,8 mm

Prof. Tavio, Ph.D 39


RC14-1334 Concrete Structures 1

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


Spasi yang diperbolehkan maksimum smaks = lebih
kecil dari ph/8 atau 300 mm, dimana ph = 2(x1 +
y1) = 1610 mm. Dari sebelumnya ph/8 = 1610/8 =
201,25 mm > 97,8 mm.

= 26,82 mm2
karenanya, dari Pers. (8),

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


Avt minimum yang mengontrol

= 27,23 mm2
kurang dari 157,08 mm2; tidak mengontrol.
Karenanya gunakan sengkang tertutup 10 spasi
95 mm pusat ke pusat. Jika sengkang tertutup
13 digunakan, spasi dapat ditingkatkan menjadi
170 mm p. ke p.

Prof. Tavio, Ph.D 40


RC14-1334 Concrete Structures 1

Contoh Disain Torsi sesuai SNI

= 0,676  1610  (414/414)1,0 = 1089,13 mm2

= 1195,27 – 1089,13 = 101,14 mm2 < 1089,13 mm2


Karenanya Al = 1089,13 mm2 mengontrol.

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


Distribusi baja longitudinal torsi
Al torsi = 1089,13 mm2. Asumsikan bahwa ¼Al
ditempatkan ke sudut-sudut teratas dan ¼Al
ditempatkan ke sudut-sudut terbawah sengkang,
untuk ditambahkan pada batang-batang lentur.
Penyeimbangnya, ½Al , jadinya didistribusikan
secara sama pada muka-muka vertikal irisan
penampang web balok dengan spasi pusat ke
pusat tidak melebihi 300 mm.

Prof. Tavio, Ph.D 41


RC14-1334 Concrete Structures 1

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


As bentang-tengah = + As = + 2194

= 2466,28 mm2
Sediakan lima batang D-25 pada sisi terbawah.
Sediakan dua batang D-13 dengan luasan
sebesar 265,46 mm2 pada sisi teratas. Sediakan
dua batang D-13 pada setiap muka vertikalnya.
Gambar selanjutnya menunjukkan geometri irisan
penampangnya.

Contoh Disain Torsi sesuai SNI

Detail tulangan web, Contoh 1(a)

Prof. Tavio, Ph.D 42


RC14-1334 Concrete Structures 1

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


(b) Torsi kompatibilitas
Momen torsi berfaktor (Tahap 1)
Diberikan Tu = 7,3 kN-m < Tu = 8,47 kN-m dari
bagian (a). Karenanya abaikan torsi dan sediakan
sengkang untuk geser saja.
Dari bagian (a),

= 0,254 mm2/mm/dua kaki;

Avt min = 27,23 mm2 < 157,08 mm2 untuk


sengkang 10, karenanya tidak mengontrol.

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


Untuk sengkang 10, s = 157,08/0,254 = 619,18
mm pusat ke pusat.

s maksimum = d/2 = 569,5/2 = 284,75 mm

Gunakan sengkang tertutup 10 spasi p-p 250


mm pada penampang kritis.

Prof. Tavio, Ph.D 43


RC14-1334 Concrete Structures 1

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


(c) Torsi Kompatibilitas
Momen torsi berfaktor (Tahap 1)
Karena Tu = 29,9 kN-m lebih besar dari 8,47 kN-m
dari kasus (a); karenanya sengkang harus
disediakan. Karena ini merupakan torsi
kompatibilitas, penampang tersebut dapat
didisain dengan Pers. (1) untuk

Tu = =

= 33,86 kN-m

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


Ini > 29,9 kN-m; karenanya gunakan Tu = 29,9
kN-m untuk disain torsi penampang tersebut.

Tn perlu = = = 39,87 kN-m

Tulangan torsional (Tahap 2)


Dari kasus (a) A0 = 121.164 mm2, ph = 1610 mm.

= 0,397 mm2/mm/satu kaki

Prof. Tavio, Ph.D 44


RC14-1334 Concrete Structures 1

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


Dari kasus (a)

= 0,254 mm2/mm/dua kaki

= 2  0,397 + 0,254
= 1,048 mm2/mm/dua kaki
Dengan menggunakan sengkang 10, s =
157,08/1,048 = 149,82 mm. Ini kurang dari ph/8
= 201,25 mm atau 300 mm.

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


Karenanya, gunakan sengkang tertutup 10
dengan spasi p-p 150 mm di penampang kritis.

= 0,397  1610  (414/414)1,0 = 639,78 mm2

Prof. Tavio, Ph.D 45


RC14-1334 Concrete Structures 1

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


= 1195,27 – 639,78 = 555,49 mm2 < 639,78 mm2
Karenanya Al = 639,78 mm2 mengontrol.
Distribusi batang longitudinal torsi
Al torsi = 639,78 mm2, maka Al /4 = 159,95 mm2.
Dengan menggunakan logika yang sama seperti
yang diikuti dalam kasus (a), sediakan lima
batang D-25 pada muka terbawah. Luasan yang
diperlukan, As + Al /4 = 2194 + 159,95 = 2353,95
mm2; luasan yang disediakan = 2454,37 mm2.

Contoh Disain Torsi sesuai SNI


Luasan yang diperlukan di sudut-sudut teratas
dan di setiap muka vertikal = 159,95 mm2.
Sediakan dua batang D-13 di dua sudut teratas
dan di setiap sisi vertikal, yang memberikan
265,46 mm2 pada setiap luasannya. Gambar
selanjutnya memperlihatkan geometri tulangan
penampang tersebut.

Prof. Tavio, Ph.D 46


RC14-1334 Concrete Structures 1

Contoh Disain Torsi sesuai SNI

Detail tulangan web, Contoh 1(c)

Sir St. Venant – Father of Torsion

Prof. Tavio, Ph.D 47

Anda mungkin juga menyukai