Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI KOMPRES AIR HANGAT

TERHADAP PENURUNAN NYERI MENSTRUASI


(DISMENORE) PADA REMAJA PUTRI DI DESA
SRATUREJO KECAMATAN BAURENO
KABUPATEN BOJONEGORO

Elmiadini Nurrima Fitri1), Ardiyanti Hidayah2), Yusiana Vidhiastutik3)


Program Studi Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada
Jombang
Email : elmiadini2@gmail.com

ABSTRAK

Nyeri menstruasi (dismenore) merupakan keadaan nyeri yang hebat dan dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari. Aktivitas sehari-hari seperti aktivitas belajar di sekolah
terganggu karena tidak dapat berkonsentrasi belajar, aktivitas kerja juga terganggu karena
tidak dapat bekerja secara maksimal. Salah satu penanganan nyeri menstruasi
(dismenore) yaitu pemberian terapi kompres air hangat.
Desain penelitian menggunakan Quasy Experiment dengan rancangan pre and
post test design with control group. Jumlah sampel sebanyak 32 responden remaja putri
yang diambil menggunakan tehnik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara mengukur tingkat nyeri sebelum dan sesudah pemberian terapi kompres air
hangat. Untuk menganalisis hasil penelitian menggunakan uji statistic Paired T-test dan
Nonpaired T-test dengan SPSS 16.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian terapi kompres air
hangat sebelum dan sesudah diberikan terapi dengan hasil uji Paired T-test yaitu p =
0,000 (p ≤ α (0,05)). Dengan ini maka H1 diterima, yang berarti ada pengaruh pemberian
terapi kompres air hangat terhadap penurunan nyeri menstruasi (dismenore) pada remaja
putri di Desa Sraturejo Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam pengembangan
ilmu pengetahuan terutama dalam mempelajari penatalaksanaan nyeri menstruasi
(dismenore), serta sebagai intervensi alternatif pasien dalam mengatasi rasa sakit atau
nyeri.

Kata kunci : Terapi Kompres Air Hangat, Nyeri Menstruasi (dismenore)

PENDAHULUAN
Masa pubertas adalah saat pubertas dan kemampuan
salah satu tahap perkembangan seorang remaja untuk
yang ditandai dengan kematangan mengandung anak atau masa
organ seksual dan tercapainya reproduksi. Lamanya siklus haid
kemampuan untuk bereproduksi, sangat bervariasi, tetapi angka
dimana salah satu ciri dari tanda rata-rata adalah 28 hari di mulai
pubertas seorang remaja yaitu dari permulaan satu periode haid
dengan terjadinya menstruasi sampai permulaan periode
pertama (menarche) (Janiwarty berikutnya. Walaupun begitu,
dan Pieter, 2013). Haid dimulai pada kenyataannya banyak remaja
Jurnal Keperawatan│1
yang mengalami masalah dalam dismenorea di setiap Negara berbeda-
menstruasi. Untuk mengatasi beda. Prevelansi rata-rata di Asia
nyeri menstruasi (dismenore) kurang lebih sekitar 84, 2%, dengan
remaja terbiasa menggunakan spesifikasi (68,7%) terjadi di Asia
obat anti nyeri seperti ibuprofen, Timur laut, (74,8%) di Asia Timur
mefenamad acid, dan aspirin Tengah, dan (54,0 %) di Asia Barat
(Vol. 13 Nomor 1 Januari 2018 – laut. Prevelansi di negara-negara Asia
Jurnal Medika Respati ISSN : Tenggara juga berbeda, Malaysia
1907 – 3887). Pada saat memperikrakan jumlah remaja yang
menstruasi, remaja kadang mengalami dismenore adalah 69,4%,
mengalami nyeri. Sifat dan tingkat Thailand 84,2%. Selama 50 tahun
rasa nyeri bervariasi, mulai dari terakhir tercatat 75% remaja
yang ringan hingga yang berat mengalami nyeri haid saat usia
kondisi tersebut dinamakan nyeri reproduktif. Kejadian dismenore ini
menstruasi (dismenore), yaitu mengakibatkan penurunan
keadaan nyeri yang hebat dan produktivitas kerja (Vol. 13 Nomor 1
dapat mengganggu aktivitas Januari 2018 – Jurnal Medika Respati
sehari-hari. Aktivitas sehari-hari ISSN : 1907 – 3887), Kejadian
seperti aktivitas belajar di sekolah dismenore di Indonesia juga tidak
terganggu karena tidak dapat kalah tinggi di bandingkan dengan
berkonsentrasi belajar, aktivitas negara lain di dunia. Di Indonesia
kerja juga terganggu karena tidak angka kejadian dismenore terdiri dari
dapat bekerja secara maksimal 72,89% dismenore primer dan 21,11%
(Kusmiran, 2012). dismenore sekunder (Proverawati &
Menurut World Health Misaroh, 2012), di Jawa Timur angka
Organization (WHO) tahun 2018 kejadian dismenore sebesar 64,25%
didapatkan kejadian dismenore sebesar (Suparyanto, 2011), kemudian pada
1.769.425 jiwa (90%) remaja yang tahun 2018 di Kabupaten Bojonegoro
mengalami dismenore dengan 10-15% remaja yang mengalami nyeri
mengalami dismenore berat. Angka menstruasi (dismenore) adalah 66,10%
kejadian dismenore di dunia sangat dan menurut data dari Dinkes
besar, rata-rata hampir lebih dari 50% Bojonegoro hasil studi pendahuluan di
remaja mengalaminya. Prevalensi Kecamatan Baureno tercatat 54,17%

Jurnal Keperawatan│2
remaja mengalami nyeri menstruasi Penanganan dismenore yang
(dismenore). dilakukan setiap remaja perempuan
Penyebab nyeri menstruasi bermacam-macam, seperti penangan
pada remaja yaitu karena kadar secara farmakologi dan
prostaglandin yang tinggi bukan nonfarmakologi. Penanganan
karena endometriosis (Departemen farmakologi yang dilakukan adalah
Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD dengan mengkonsumsi obat-obatan
2011), faktor pemicu terjadinya Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs
dismenore adalah adanya faktor (NSAIDS) seperti ibuprofen, naproxen,
gangguan psikis seperti stress, mefenamic acid, dan aspirin untuk
emosional yang tidak stabil mengatasi masalah dismenore. Namun,
(Kumalasari dan Andhyantoro, 2012). kebanyakan remaja perempuan belum
Ningsih (2011, dalam Murtiningsih, menyadari efek samping dari
2015) mengatakan dismenore memberi penggunaan NSAIDS. NSAIDS yang
dampak yang buruk pada remaja putri, dikonsumsi terus-menerus secara
sekitar 10% penderita dismenore tidak berkepanjangan, akan menyebabkan
dapat mengikuti kegiatan sehari-hari, gangguan pada sistem gastrointestinal
aktivitas belajarnya di sekolah bagian bawah (dyspepsia), nausea, dan
terganggu karena tidak dapat abnormalitas pada ginjal dan fungsi
berkonsentrasi belajar. Dismenore tidak hati. Secara nonfarmakologi tindakan
hanya menyebabkan gangguan yang efektif untuk mengurangi nyeri
aktivitas tetapi juga memberi dampak menstruasi yaitu dengan pemberian
bagi fisik seperti nyeri perut, cepat kompres hangat, pemberian
letih, pusing, mual dan muntah. aromaterapi lavender, serta pemberian
Dampak bagi psikologis seperti wedang jahe. Pemberian kompres air
perubahan mood, mudah marah, stress, hangat selain biayanya murah juga
emosional tidak stabil. Dampak bagi mudah dilakukan oleh setiap remaja
sosial seperti mudah marah sehingga serta mempunyai sedikit efek samping
interaksi dengan orang lain berkurang, apabila dilakukan dengan benar. Efek
dan dampak bagi ekonomi yaitu dari pemberian kompres air hangat ini
pengeluaran untuk membeli pembalut, akan terjadi pelebaran pembuluh darah
serta pengeluaran untuk pengobatan sehingga meningkatkan aliran darah ke
(Bobak, 2012) bagian yang nyeri, menurunkan

Jurnal Keperawatan│3
ketegangan otot dimana akan dengan menggunakan Quasy
meningkatkan relaksasi otot atau Experiment dengan rancangan pre and
mengurangi nyeri akibat spasme atau post test design with control group yaitu
kekakuan sehingga meningkatkan suatu penelitian dimana responden dibagi

proses penyembuhan. Kompres air menjadi dua kelompok yaitu kelompok 1

hangat ini dapat menggunakan benda- sebagai kelompok experiment dan


kelompok 2 sebagai kelompok kontrol.
benda seperti air panas dalam botol,
Kedua kelompok ini diberikan perlakuan
handuk (waslap) yang direndam di air
diawali dengan pre-test, dan setelah
panas yang kemudian diperas.
pemberian perlakuan kemudian diadakan
Penggunaan panas sudah diteliti dapat
pengukuran kembali dengan post-test
mengurangi nyeri, otot-otot dapat (Nursalam, 2011).
berelaksasi dengan baik, Penggunaan Jumlah populasi sebanyak 125 responden
kompres air hangat diharapkan dapat dan sampel diambil secara purposive
meningkatkan relaksasi otot-otot dan sampling dengan jumlah 32 responden.
mengurangi nyeri akibat spasme atau Variabel independent dalam

kekakuan serta memberikan rasa penelitian ini adalah pemberian kompres

hangat lokal, Suhu panas diketahui bisa air hangat, sedangkan variabel dependent
adalah nyeri menstruasi (dismenore).
meminimalkan ketegangan otot, setelah
Instrumen yang digunakan adalah lembar
otot rileks, rasa nyeripun berangsur –
pengukuran skala nyeri dan lembar
angsur hilang (Vol. 13 Nomor 1
observasi dengan menggunakan Uji Paired
Januari 2018 – Jurnal Medika Respati
Sample T Test.
ISSN : 1907 – 3887).
Dengan adanya kasus tersebut, HASIL PENELITIAN DAN
maka peneliti tertarik ingin mengetahui PEMBAHASAN
pengaruh pemberian terapi kompres air DATA UMUM
hangat terhadap penurunan nyeri a. Karakteristik Responden
menstruasi (dismenore) pada remaja Berdasarkan Umur
putri di Desa Sraturejo Kecamatan Tabel 5.1 : Karakteristik
Responden Berdasarkan Umur
Baureno Kabupaten Bojonegoro. Pada Kelompok Terapi Kompres
Air Hangat (perlakuan) Remaja
Putri di Desa Sraturejo Kecamatan
METODE PENELITIAN Baureno Kabupaten Bojonegoro
Rancangan yang digunakan Pada Tanggal 6 Maret – 6 April
2020
dalam penelitian ini adalah penelitian

Jurnal Keperawatan│4
Persentase
No Umur Frekuensi
(%)
12 – 15
1. 7 43,8 %
Tahun
16 – 19
2. 9 56,2 %
Tahun
Total 16 100 %
Sumber : Data primer 2020
c. Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel 5.1
Berdasarkan Nyeri Menstruasi
menunjukkan bahwa sebagian besar
Tabel 5.3 : Karakteristik
responden nyeri menstruasi Responden Berdasarkan Nyeri
Menstruasi Pada Kelompok
(dismenore) pada kelompok terapi
Terapi Kompres Air Hangat
kompres air hangat berumur antara (perlakuan) Remaja Putri di Desa
Sraturejo Kecamatan Baureno
16-19 tahun sebanyak 9 responden
Kabupaten Bojonegoro Pada
(56,2%). Dan hampir dari Tanggal 6 Maret – 6 April 2020
Nyeri Presentase
setengahnya berumur 12-15 tahun No Frekuensi
Menstruasi %
1. Ringan 1 6,2 %
sebanyak 7 responden (43,8%).
2. Sedang 7 43,8 %
3. Berat 8 50 %
Total 16 100 %
b. Karakteristik Responden Sumber : Data primer 2020
Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan tabel 5.3
Tabel 5.2 : Karakteristik
Responden Berdasarkan diketahui bahwa setengah responden
Pendidikan Pada Kelompok Terapi mengalami nyeri menstruasi tingkat
Kompres Air Hangat (perlakuan)
Remaja Putri di Desa Sraturejo berat dengan jumlah responden 8
Kecamatan Baureno Kabupaten (50%).
Bojonegoro Pada Tanggal 6 Maret
– 6 April 2020
Presentase d. Karakteristik Responden
No Pendidikan Frekuensi
%
1.
Pendidikan
6 37,5 %
Berdasarkan Menarche Pertama Kali
Dasar
Pendidikan 8 Tabel 5.4 : Karakteristik
2. 50 %
Menengah Responden Berdasarkan Menarche
3.
Pendidikan 2
12,5 % Pertama Kali Pada Kelompok
Tinggi Terapi Kompres Air Hangat
Total 16 100 %
(perlakuan) Remaja Putri di Desa
Sumber : Data primer 2020
Sraturejo Kecamatan Baureno
Berdasarkan tabel 5.2 Kabupaten Bojonegoro Pada
Tanggal 6 Maret – 6 April 2020
menunjukkan bahwa setengah Menarche Presentase
No Frekuensi
Pertama Kali %
responden berpendidikan menengah 1. 9 – 10 tahun 13 81,2 %
yaitu sebanyak 8 responden (50%). 11 – 12
2. 3 18,8 %
tahun

Jurnal Keperawatan│5
Total 16 100 % a. Karakteristik Responden
Sumber : Data primer 2020
Berdasarkan tabel 5.4 Berdasarkan Umur

menunjukkan bahwa hampir seluruh Tabel 5.6 : Karakteristik


Responden Berdasarkan Umur
responden yang mengalami menarche Pada Kelompok Kontrol Remaja
pertama kali berusia 9-10 tahun Putri di Desa Sraturejo Kecamatan
Baureno Kabupaten Bojonegoro
berjumlah 13 responden (81,2%). Pada Tanggal 6 Maret – 6 April
2020
Persentase
e. Karakteristik Responden No Umur Frekuensi
(%)
Berdasarkan Pengobatan Yang 12 – 15
1. 5 31,2 %
Tahun
Dilakukan 2.
16 – 19
11 68,8 %
Tahun
Tabel 5.5 : Karakteristik Total 16 100 %
Responden Berdasarkan Sumber : Data primer 2020
Pengobatan Yang Dilakukan Pada
Kelompok Terapi Kompres Air Berdasarkan tabel 5.6
Hangat (perlakuan) Remaja Putri
menunjukkan bahwa sebagian besar
di Desa Sraturejo Kecamatan
Baureno Kabupaten Bojonegoro responden pada kelompok kontrol
Pada Tanggal 6 Maret – 6 April
berumur antara 16-19 tahun sebanyak
2020
Pengobatan 11 responden (68,8%). Dan hampir
N yang Presentase
Frekuensi
o dilakukan % dari setengahnya berumur 12-15
1. Obat-obatan 4 25 % tahun sebanyak 5 responden (31,2%).
2. Istirahat/tidur 12 75 %
Total 16 100 % b. Karakteristik Responden
Sumber : Data primer 2020 Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan tabel 5.5 Tabel 5.7 : Karakteristik
Responden Berdasarkan
diketahui bahwa setiap responden Pendidikan Pada Kelompok
juga mempunyai cara-cara yang Kontrol Remaja Putri di Desa
Sraturejo Kecamatan Baureno
berbeda dalam meminimalisir rasa Kabupaten Bojonegoro Pada
nyeri yang dialaminya, namun lebih Tanggal 6 Maret – 6 April 2020
N Pendidika Frekuens Presentas
dari sebagian memilih istirahat/tidur o n i e%
Pendidikan
sebagai alternative mengurangi 1.
Dasar
3 18,8 %

nyeri yaitu sebanyak 75% atau 12 Pendidikan


2. 11 68,8 %
Menengah
responden. 3.
Pendidikan
2 12,5 %
Tinggi
Total 16 100 %
Sumber : Data primer 2020
Berdasarkan tabel 5.7
menunjukkan bahwa sebagian

Jurnal Keperawatan│6
responden pada kelompok kontrol Tabel 5.9 : Karakteristik
Responden Berdasarkan Menarche
berpendidikan menengah yaitu
Pertama Kali Pada Kelompok
sebanyak 11 responden (68,8%). Kontrol Remaja Putri di Desa
Sraturejo Kecamatan Baureno
c. Karakteristik Responden
Kabupaten Bojonegoro Pada
Berdasarkan Nyeri Menstruasi Tanggal 6 Maret – 6 April 2020
Menarche
Tabel 5.8 : Karakteristik Presentase
No Pertama Frekuensi
Responden Berdasarkan Nyeri %
Kali
Menstruasi Pada Kelompok 1.
9 – 10
9 56,2 %
Kontrol Remaja Putri di Desa tahun
Sraturejo Kecamatan Baureno 11 – 12
2. 7 43,8 %
tahun
Kabupaten Bojonegoro Pada Total 16 100 %
Tanggal 6 Maret – 6 April 2020 Sumber : Data primer 2020
Nyeri Frekuens Presentas
No
Menstruasi i e%
1. Ringan 4 25 % Berdasarkan tabel 5.9
2. Sedang 9 56,3 %
menunjukkan bahwa hampir sebagian
3. Berat 3 18,7 %
Total 16 100 % besar responden mengalami menarche
Sumber : Data primer 2020
pertama kali berusia 9-10 tahun
Berdasarkan tabel 5.8 berjumlah 9 responden (56,2%).
diketahui bahwa setengah responden e. Karakteristik Responden
mengalami nyeri menstruasi tingkat Berdasarkan Pengobatan Yang
sedang dengan jumlah responden 9 Dilakukan
(56,3%). Tabel 5.10 : Karakteristik
Responden Berdasarkan
Pengobatan Yang Dilakukan Pada
Kelompok Kontrol Remaja Putri di
Desa Sraturejo Kecamatan
Baureno Kabupaten Bojonegoro
Pada Tanggal 6 Maret – 6 April
2020
Pengobatan
Presentase
No yang Frekuensi
%
dilakukan
1. Obat-obatan 2 12,5 %
2. Istirahat/tidu 14 87,5 %
r
Total 16 100 %
Sumber : Data primer 2020
Berdasarkan tabel 5.10
d. Karakteristik Responden diketahui bahwa pengobatan yang
Berdasarkan Menarche Pertama dilakukan juga berbeda-beda,
Kali kebanyakan responden lebih memilih

Jurnal Keperawatan│7
istirahat/tidur untuk mengurangi sebagian masuk kriteria tingkat nyeri
nyeri menstruasi (dismenore) yang berat dengan jumlah responden yaitu
dirasakan dengan presentase 87,5% sebanyak 8 orang atau dengan jumlah
(14 responden). presentase sebesar 50%. Sebanyak 7
orang mengalami tingkat nyeri sedang
Data Khusus dengan jumlah presentase 43,8%.
a.Tingkat Nyeri Menstruasi Sebagian kecil mengalami tingkat
(dismenore) Sebelum Diberikan nyeri ringan yaitu ditemukan pada 1
Terapi Kompres Air Hangat pada orang responden atau dengan
Kelompok Pemberian Terapi presentase sebesar 6,2%.
Kompres Air Hangat dan Kelompok Pada kelompok kontrol lebih
Kontrol dari sebagian masuk kriteria tingkat
Tabel 5.11 : Tingkat Nyeri Menstruasi nyeri sedang dengan jumlah responden
(dismenore) Sebelum Diberikan
9 atau dengan presentase 56,3%.
Terapi Kompres Air Hangat pada
Kelompok Pemberian Terapi Sebanyak 4 responden mengalami
Kompres Air Hangat dan
tingkat nyeri ringan dengan presentase
Kelompok Kontrol Pada Tanggal 6
Maret – 6 April 2020 25%. Dan sebanyak 3 responden
N % mengalami tingkat nyeri berat dengan
Tingkat Kompr Kompr
presentase sebesar 18,7%.
Nyeri es air Kontrol es air Kontrol
hangat hangat

Ringan 1 4 6,2% 25%


Sedang 7 9 43,8% 56,3%
Berat 8 3 50% 18,7%
Jumlah 16 16 100% 100%
Sumber : Data primer 2020

Berdasarkan Tabel 5.11


diatas menggambarkan bahwa tingkat
nyeri menstruasi (dismenore) sebelum
diberikan terapi kompres air hangat b. Tingkat Nyeri Menstruasi (dismenore)
pada kelompok kompres air hangat Sesudah Diberikan Terapi Kompres
dan kelompok kontrol. Pada Air Hangat pada Kelompok
kelompok intervensi yang diberikan Pemberian Terapi Kompres Air
terapi kompres air hangat lebih dari Hangat dan Kelompok Kontrol

Jurnal Keperawatan│8
Tabel 5.12 : Tingkat Nyeri dari sebagian besar responden pada
Menstruasi (dismenore) Sesudah
kelompok kontrol masuk dalam
Diberikan Terapi Kompres Air
Hangat pada Kelompok Pemberian kategori tingkat nyeri sedang dengan
Terapi Kompres Air Hangat dan
presentase 50% atau dengan jumlah
Kelompok Kontrol Pada Tanggal 6
Maret – 6 April 2020 responden sebanyak 8 orang. Sebanyak
N % 4 responden masih tetap sama
Tingkat
Nyeri Kompres Kompres
Kontrol Kontrol mengalami tingkat nyeri ringan dengan
air hangat air hangat
Ringan 10 4 62,5% 25% presentase 25%. Dan 4 responden
Sedang 5 8 31,3% 50% mengalami tingkat nyeri berat dengan
Berat 1 4 6,2% 25%
presentase 25%.
Jumlah 16 16 100% 100%

Sumber : Data primer 2020


ANALISA HASIL PENELITIAN
Berdasarkan Tabel 5.12 diatas a. Perbandingan Tingkat Nyeri
menggambarkan bahwa tingkat nyeri Menstruasi (dismenore) Pada
menstruasi (dismenore) sesudah Kelompok Kompres Air Hangat
diberikan terapi kompres air hangat Sebelum dan Sesudah Pemberian
pada kelompok kompres air hangat Terapi Kompres Air Hangat
dan kelompok kontrol. Pada Tabel 5.13 : Tingkat Nyeri
kelompok terapi yang diberikan terapi Menstruasi (dismenore) Pada
Remaja Putri di Desa Sraturejo
kompres air hangat lebih dari Kecamatan Baureno Kabupaten
sebagian masuk kriteria tingkat nyeri Bojonegoro Sebelum dan Setelah
Diberikan Terapi Kompres Air
ringan dengan jumlah 10 responden Hangat
atau dengan presentase sebesar Mean 95% P
Variabel N ± SD CI
62,5%. Sebanyak 5 orang mengalami
Nyeri 16 3.000 ± 2.384 0.000
tingkat nyeri sedang dengan jumlah Menstruasi 1.154 –
(Prepost) 3.615
presentase 31,3%. Setelah diberikan
Sumber : Data primer 2020
terapi kompres air hangat hanya ada 1
Berdasarkan Tabel 5.5
responden yang masih mengalami
perbandingan antara tingkat nyeri
tingkat nyeri berat dengan presentase
menstruasi (dismenore) sebelum dan
sebesar 6,2%.
sesudah pemberian terapi kompres air
Pada kelompok kontrol yang
hangat didapatkan nilai rata 3.000, SD
tidak diberikan terapi kompres air
= 1.154, dan nilai P = 0,000, karena
hangat terlihat pada tabel bahwa lebih
nilai P<0,05 dapat disimpulkan
Jurnal Keperawatan│9
bahwa ada perbedaan tingkat nyeri Kelompok Kontrol
sebelum dan sesudah pemberian Tabel 5.15 : Tingkat Nyeri
Menstruasi (dismenore) Pada
terapi, karena nyeri post lebih rendah
Remaja Putri di Desa Sraturejo
dari pre (2.384 ± 3.615), perbedaan Kecamatan Baureno Kabupaten
Bojonegoro Pada Kelompok
tersebut menandakan ada pengaruh
Kompres Air Hangat (perlakuan)
pemberian terapi kompres air hangat Dengan Kelompok Kontrol
Varia N Mean Beda 95 P
terhadap penurunan nyeri menstruasi. bel ± SD Mean %
CI
b.Perbandingan Tingkat Nyeri
Postest 16 3.50 3.61
Menstruasi (dismenore) Sebelum dan kompre ± –
s air 1.93 0.51
Sesudah Pada Kelompok Kontrol hangat

Tabel 5.14 : Tingkat Nyeri 2.06 <0,05


Menstruasi (dismenore) Pada Postest 16 5.56 3.61
control ± –
Remaja Putri di Desa Sraturejo 2.33 0.51
Kecamatan Baureno Kabupaten Sumber : Data primer 2020
Bojonegoro Sebelum dan Sesudah
Pada Kelompok Kontrol Berdasarkan tabel 5.15
Variabel N Mean 95% P
± SD CI menunjukkan adanya perbandingan
Nyeri 16 0.187 0.710 – 0.456
Menstruas ± 0.335 antara tingkat nyeri menstruasi
i (Prepost) 0.981
(dismenore) postest pada kelompok
Sumber : Data primer 2020 terapi kompres air hangat dan postest
kelompok kontrol. Didapatkan nilai
Berdasarkan Tabel 5.14
rata-rata kelompok terapi kompres air
perbandingan antara tingkat nyeri
hangat yaitu 3.50 dengan SD=1.93,
menstruasi (dismenore) sebelum dan
sedangkan postest pada kelompok
sesudah pada kelompok kontrol
kontrol yaitu memiliki nilai rata-rata
didapatkan nilai rata-rata 0.187, SD =
5.56 dan SD=2.33. Maka dapat
0.981, dan nilai P = 0,456, karena nilai
diartikan bahwa lebih efektifan terapi
P>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
kompres air hangat yang diberikan
tidak ada perbedaan tingkat nyeri
pada kelompok kompres air hangat
menstruasi (dismenore) sebelum dan
(perlakuan) dibandingkan pada
sesudah pada kelompok kontrol.
kelompok kontrol yang tidak diberikan
terapi kompres air hangat dalam
c. Perbedaan Tingkat Nyeri Menstruasi
penurunan tingkat nyeri menstruasi
(dismenore) Pada Kelompok Kompres
(dismenore).
Air Hangat (perlakuan) Dengan

Jurnal Keperawatan│10
ringan yaitu ditemukan pada 1 orang
PEMBAHASAN responden atau dengan presentase
1. Pengaruh Tingkat Nyeri Menstruasi sebesar 6,2%.
(disemenore) Sebelum dan Sesudah Sedangkan pada tabel 5.12
Diberikan Terapi Kompres Air kelompok terapi sesudah diberikan
Hangat Pada Kelompok Perlakuan terapi kompres air hangat lebih dari
Berdasarkan tabel 5.13 sebagian masuk kriteria tingkat nyeri
menunjukkan hasil perbandingan ringan dengan jumlah 10 responden
antara pre dan post terapi kompres air atau dengan presentase sebesar 62,5%.
hangat didapatkan nilai beda rata-rata Sebanyak 5 orang mengalami tingkat
yaitu 3.000 dengan SD = 1.154. Dari nyeri sedang dengan jumlah presentase
hasil statistik dengan analisis uji T 31,3%. Setelah diberikan terapi
secara berpasangan (paired T-Test) kompres air hangat hanya ada 1
didapatkan p = 0,000 (p < α (0,05) responden yang masih mengalami
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tingkat nyeri berat dengan presentase
pengaruh antara sebelum dan sesudah sebesar 6,2%.
pemberian terapi kompres air hangat. Kompres hangat efektif untuk
Hasil ini menunjukkan bahwa sesudah menurunkan nyeri menstruasi
diberikan terapi kompres air hangat (dismenore) yang dirasakan remaja
dapat menurunkan tingkat nyeri putri baik dihari pertama menstruasi
menstruasi (dismenore) pada remaja maupun dihari kedua menstruasi.
putri di Desa Sraturejo Kecamatan Pemberian aplikasi hangat pada tubuh
Baureno Kabupaten Bojonegoro. merupakan suatu upaya untuk
Berdasarkan penelitian pada mengurangi gejala nyeri akut maupun
tabel 5.11 sebelum diberi terapi kronis. Terapi ini efektif untuk
kompres air hangat lebih dari sebagian mengurangi nyeri yang berhubungan
masuk kriteria tingkat nyeri berat dengan ketegangan otot walaupun
dengan jumlah responden yaitu dapat juga dipergunakan untuk
sebanyak 8 orang atau dengan jumlah mengurangi berbagai jenis nyeri yang
presentase sebesar 50%. Sebanyak 7 lain (Arovah, 2010).
orang mengalami tingkat nyeri sedang Intervensi yang dilakukan oleh
dengan jumlah presentase 43,8%. peneliti pada kelompok kompres air
Sebagian kecil mengalami tingkat nyeri hangat (perlakuan) adalah responden

Jurnal Keperawatan│11
tersebut diberikan terapi kompres air 25%. Dan sebanyak 3 responden
hangat yang dilakukan 2x dalam sehari mengalami tingkat nyeri berat dengan
dengan waktu kurang lebih 15 – 20 presentase sebesar 18,7%.
menit selama nyeri menstruasi Sedangkan pada tabel 5.12
(dismenore) berlangsung. Pada saat terlihat bahwa lebih dari sebagian besar
dilakukan terapi kompres air hangat responden pada kelompok kontrol
responden merasa nyaman dan rileks. masuk dalam kategori tingkat nyeri
Banyak responden yang mengaku sedang dengan presentase 50% atau
bahwa tingkat nyeri menstruasinya dengan jumlah responden sebanyak 8
mulai berkurang. orang. Sebanyak 4 responden masih
2. Perbandingan Tingkat Nyeri tetap sama mengalami tingkat nyeri
Menstruasi (dismenore) Sebelum ringan dengan presentase 25%. Dan 4
dan Sesudah Pada Kelompok responden mengalami tingkat nyeri
Kontrol berat dengan presentase 25%. Pada
Berdasarkan tabel 5.14 tabel 5.12 menunjukkan tingkat nyeri
menunjukkan bahwa tidak ada menstruasi (dismenore) pada kelompok
perbedaan tingkat nyeri menstruasi kontrol tidak mengalami perubahan,
(dismenore) sebelum dan sesudah pada karena pada kelompok ini tidak
kelompok kontrol yang tidak diberikan diberikan perlakuan atau terapi
terapi. Hal ini terbukti pada hasil sehingga tingkat nyeri tetap sama,
dengan analisis uji paired T-Test bahkan ada yang mengalami
didapatkan p = 0,456 atau p > α (0,05) peningkatan tingkat nyeri. Rasa nyeri
Sehingga dapat disimpulkan bahwa merupakan sebuah persepsi atau proses
tidak ada perbedaan tingkat nyeri apresiasi dari impuls saraf yang
menstruasi (dismenore) sebelum dan disampaikan ke saraf pusat (Miller
sesudah pada kelompok kontrol. dalam Anggit, 2016).
Berdasarkan tabel distribusi Menurut hasil penelitian yang
5.11 pada kelompok kontrol lebih dari telah dilakukan, setiap responden
sebagian masuk kriteria tingkat nyeri memiliki tingkat nyeri yang berbeda-
sedang dengan jumlah responden 9 beda tergantung responden tersebut
atau dengan presentase 56,3%. memfokuskan perhatiannya pada nyeri
Sebanyak 4 responden mengalami yang dapat mempengaruhi persepsi.
tingkat nyeri ringan dengan presentase Derajat dan kualitas nyeri yang dialami

Jurnal Keperawatan│12
diperkirakan karena faktor genetik, (dismenore) dibandingkan dengan
keletihan dalam aktivitas, dan tingkat kelompok kontrol yang tidak diberikan
pengetahuan yang kurang dalam terapi kompres air hangat.
mengatasi rasa nyeri saat menstruasi. Menurut teori Lowdermilk, dkk
Sehingga apabila nyeri menstruasi (2013) dimana nyeri menstruasi
(dismenore) tidak diberikan perlakuan (dismenore) dapat berkurang dengan
atau terapi maka nyeri yang dialami terapi non-farmakologi berupa kompres
tidak berubah, tetapi ada juga hangat yaitu memberikan rasa aman
responden yang mengalami penurunan pada pasien dengan menggunakan
tingkat nyeri diperkirakan karena cairan atau alat yang menimbulkan
adanya pengaruh perubahan hormon, hangat pada bagian tubuh yang
namun sebagian besar responden memerlukan. Hal ini berakibat terjadi
mengalami peningkatan tingkat nyeri pemindahan panas ke perut sehinga
menstruasi (dismenore). perut yang dikompres menjadi hangat,
3.Perbedaan Pengaruh Tingkat Nyeri terjadi pelebaran pembuluh darah di
Menstruasi (dismenore) Pada bagian yang mengalami nyeri serta
Kelompok Terapi Kompres Air meningkatnya aliran darah pada daerah
Hangat (perlakuan) Dengan tersebut sehingga nyeri menstruasi
Kelompok Kontrol (dismenore) yang dirasakan akan
Berdasarkan tabel 5.7 berkurang atau hilang.
menunjukkan hasil uji T tidak Hal ini dibuktikan dengan
berpasangan dengan bantuan SPSS, adanya perbedaan yang signifikan pada
untuk pengukuran tingkat nyeri kelompok yang diberikan terapi
menstruasi (dismenore) didapatkan kompres air hangat dengan kelompok
postest kelompok perlakuan dengan kontrol yang tidak diberikan terapi.
nilai signifikan sebesar 3.50 dan untuk Pada responden yang diberikan terapi,
postest kelompok kontrol didapatkan hampir keseluruhan mengalami
nilai rata-rata sebesar 5.56 dengan nilai penurunan tingkat nyeri, sedangkan
beda mean sebesar 2.06, ini pada kelompok kontrol tingkat nyeri
menunjukkan bahwa terapi kompres air menstruais (dismenore) tidak
hangat yang diberikan pada kelompok mengalami penurunan bahkan ada pula
perlakuan lebih efektif dalam yang semakin meningkat tingkat
menurunkan tingkat nyeri menstruasi nyerinya.

Jurnal Keperawatan│13
Sebagian besar responden yang responden atau dengan presentase
diberikan terapi kompres air hangat sebesar 62,5%. Sebanyak 5 responden
mengalami perubahan emosional mengalami tingkat nyeri sedang dengan
terlihat ketika terapi telah selesai jumlah presentase 31,3%. Setelah
dilaksanakan responden terlihat diberikan terapi kompres air hangat
gembira dan lebih rileks, berbeda hanya ada 1 responden yang masih
dengan responden pada kelompok mengalami tingkat nyeri berat dengan
kontrol yang tidak diberikan terapi. presentase sebesar 6,2%.
Pada responden kelompok kontrol 3. Ada pengaruh pemberian terapi
terlihat menahan rasa nyeri yang kompres air hangat terhadap penurunan
dialaminya dengan ekspresi yang sedih, nyeri menstruasi (dismenore) pada
sebagian responden ada yang menekan remaja putri di Desa Sraturejo
perut bagian bawahnya, ada juga Kecamatan Baureno Kabupaten
responden yang menangis karena tidak Bojonegoro yang dibuktikan dari hasil
kuat menahan rasa nyeri yang uji Paired T-test dengan SPSS 16
dialaminya. didapatkan p = 0,000 < α (0,05). Maka
dapat disimpulkan bahwa ada
KESIMPULAN
perbedaan tingkat nyeri sebelum dan
1. Berdasarkan penelitian sebelum
sesudah pemberian terapi, karena nyeri
diberikan terapi kompres air hangat
post lebih rendah dari pre (2.384 ±
lebih dari sebagian masuk kriteria
3.615), perbedaan tersebut menandakan
tingkat nyeri berat dengan jumlah
ada pengaruh pemberian terapi
responden yaitu sebanyak 8 dengan
kompres air hangat terhadap penurunan
jumlah presentase sebesar 50%.
nyeri menstruasi (dismenore).
Sebanyak 7 responden mengalami
tingkat nyeri sedang dengan jumlah
presentase 43,8%. Sebagian kecil
DAFTAR PUSTAKA
mengalami tingkat nyeri ringan yaitu
Arovah, N. 2010. Dasar – dasar
ditemukan pada 1 responden atau Fisioterapi Pada Cidera
Olahraga. Yogyakarta :
dengan presentase sebesar 6,2%. Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Berdasarkan penelitian sesudah Bobak . 2010. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Jakarta: EGC.
diberikan terapi kompres air hangat
Janiwarty, B dan Pieter, H.Z. 2013.
lebih dari sebagian masuk kriteria Pendidikan Psikologi untuk
tingkat nyeri ringan dengan jumlah 10 Bidan Suatu Teori dan

Jurnal Keperawatan│14
Terapanya, Yogyakarta: Rapha
Publishing.

Kusmiran, E. 2013. Kesehatan reproduksi


remaja dan wanita. Jakarta :
Salemba Medika, Hlmn: 19,
112-13.

Lowdermilk, dkk. 2013. Keperawatan


Maternitas. Jakarta : PT.
Salemba Emban Patria.

Ningsih, R. 2011. Efektifitas Paket Pereda


terhadap Nyeri Dismenore.
Jakarta: EGC.

Nursalam. 2013. Konsep dan


Penerapan
Metodologi
Penelitian Ilmu
Keperawatan.
Jakarta: Salemba
Medika.

Proverawati, A dan Misaroh, S. 2012.


Menarche Menstruasi Pertama
Penuh Makna. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Suparyanto. 2010. Konsep


Remaja.
http://dr.suparyanto.blogspot.co
m/2010 /07/konsep-
remaja.html. Diakses pada 5
Maret 2017. Jam 15.00 WIB.

Jurnal Keperawatan│15
Jurnal Keperawatan│16
Jurnal Keperawatan│17
Jurnal Keperawatan│18
Jurnal Keperawatan│19

Anda mungkin juga menyukai