Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Organisasi tersusun dari banyak individu dengan banyak motif dan tujuannya. Apabila terjadi
kesalahan dalam pengelolaannya maka akan menimbulkan berbagai macam permasalahan. Diantara
permasalahan yang timbul dari aspek sumber daya manusia adalah penurunan motivasi kerja.
Motivasi kerja karyawan yang sangat rendah apabila dibiarkan akan berpengaruh terhadap kinerja
karyawan tersebut yang pada akhirnya akan berimbas pada kinerja organisasi secara keseluruhan.

Baik pemerintah maupun swasta akan dihadapkan pada berbagai masalah, diantaranya
masalah dalam motivasi kerja karyawan yang mempengaruhi perkembangan organisasi. Oleh karena
itu, organisasi sangat membutuhkan karyawan yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja
karena seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja akan memperoleh hasil kerja
yang optimal, sehingga suatu pekerjaan akan terselesaikan dengan baik.

1.2    Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis telah merumuskan masalah
yang akan dibahas didalam isi makalah, sebagai berikut:

1.    Apa pengertian motivasi ?

2.   Apa saja teori-teori Motivasi ?

3.  Bagaimana perusahaan meningkatkan motivasi karyawannya ?

1.3    Tujuan Penulisan

1.    Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia

2.   Untuk mengetahui tentang pembahasan materi Motivasi

4.    Untuk mengetahui teori-teori dalam meningkatkan motivasi.

1.4    Manfaat Penulisan

1.    Penulis maupun pembaca bisa memahami secara detail mengenai pentingnya motivasi.

2.    Penulis maupun pembaca dapat memahami peran motivasi dalam kehidupan sehari-.
BAB II  PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”.
Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Adapun
kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. Terkait
dengan hal tersebut, maka yang dimaksud dengan motivasi adalah mempersoalkan bagaimana
caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan
semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. (Hasibuan, 2003).

Gibson, et. al., 1995, berpendapat bahwa motivasi adalah kekuatan yang mendorong
seseorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Motivasi kerja sebagai
pendorong timbulnya semangat atau dorongan kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang
berpengaruh terhadap besar kecilnya prestasi yang diraih.

Robbins, (1998) berpendapat bahwa motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat
upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk
memenuhi sesuatu kebutuhan individu. Kemudian menurut Pinder, (1998) berpendapat bahwa
motivasi kerja merupakan seperangkat kekuatan baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar
diri seseorang yang mendorong untuk memulai berperilaku kerja, sesuai dengan format, arah,
intensitas dan jangka waktu tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan, bahwa motivasi kerja
adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya
untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan
keterampilan yang dimilikinya.

2.1.  Komponen Dasar Motivasi

     Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu :

1.    Kebutuhan

Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang
dimiliki dan yang diharapkan. Moslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkatan yakni

a)      Kebutuhan fisiologis

b)      Kebutuhan akan rasa aman

c)      Kebutuhan sosial

d)      Kebutuhan akan penghargaan diri

e)      Kebutuhan aktualisasi.
2.    Dorongan

Merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi


harapan.

3.    Tujuan

Merupakan hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut
mengarahkan perilaku, dalam hal ini perilaku belajar. Kekuatan mental atau kekuatan
motivasi belajar dapat diperkuat dan dikembangkan. Interaksi kekuatan mental dan
pengaruh dari luar ditentukan oleh responden prakarsa pribadi pelaku.

2.2     Faktor – faktor yang mempengaruhi Motivasi

                   I.     Faktor Internal

 Persepsi individu mengenai diri sendiri

Seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada
proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong
dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak

  Harga diri dan prestasi

Faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar
menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status
tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi

 Harapan

Adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi


objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang.
Harapan merupakan tujuan dari perilaku.

 Kebutuhan

Manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi
secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong
dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi
respon terhadap tekanan yang dialaminya.

 Kepuasan kerja

Lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk
mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
                 II.     Faktor Eksternal

 Jenis dan sifat pekerjaan

Dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek
pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan
pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai
imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud

  Kelompok kerja dimana individu bergabung

Kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat


mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku
tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan
kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi
individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.

 Situasi lingkungan pada umumnya

Setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam


melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya

 Sistem imbalan yang diterima

Imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan
oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku
dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem
pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan;
perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul
imbalan.

2.3    Teori-Teori Motivasi

Pada dasarnya Teori ini lebih didekatkan pada faktor – faktor kebutuhan dan
kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara
tertentu. Berikut merupakan beberapa teori motivasi, yaitu:

 Teori Hirarki Kebutuhan (A.Maslow)

        Teori hirarki kebutuhan Abraham Maslow, Maslow berpendapat bahwa pada


diri tiap orang terdapat hirarki dari lima kebutuhan:

1. Kebutuhan Fisik

: seperti, minuman, tempat tinggal, kepuasan seksual, dan kebutuhan fisik lain.
2. Kebutuhan keamanan

: Keamanan dan perlindungan dari gangguan fisik dan emosi, dan juga
kepastian bahwa kebutuhan fisik akan terus terpenuhi

3. Kebutuhan Sosial

: Kasih sayang, menjadi bagian dari kelompoknya, diterima oleh teman-


teman, dan persahabatan.

4. Kebutuhan Harga Diri

: Faktor harga diri internal seperti penghargaan diri, otonomi, dan


pencapaian prestasi dan faktor harga diri esternal seperti harga diri status,
pengakuan (diorangkan), dan perhatian.

5. Kebutuhan Aktualisasi diri

: Pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri;


dorongan untuk menjadi apa yang ia mampu capai.

Dalam istilah motivasi Maslow berpendapat bahwa tiap tingkat dalam hirarki
itu harus terpuaskan sebelum hirarki berikutnya menjadi aktif dan setelah
kebutuhan tersebut terpenuhi, kebutuhan tersebut tidak lagi bisa memotivasi
perilaku. Jika kita ingin memotivasi seseorang, menurut Maslow, kita perlu
memahami di tingkat mana keberadaan orang itu dalam hirarki dan perlu berfokus
pada pemusatan kebutuhan pada atau di atas tingkat itu. Sehingga kebutuhan orang
tersebut dapat terpuaskan.

Anda mungkin juga menyukai