Hadits
Oleh Kelompok 7:
1. Martina Yulias Tantri (1910610043)
2. Anny Nailatur Rohmah (1910610044)
3. Alvira Hikma Maharani (1910610052)
4. Ulfatul Wasiah (1910610066)
5. Ahmad Zufikri (1910610077)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Hadits Shahih?
2. Bagaimana Kriteria Hadits Shahih?
3. Bagaimana Klasifikasi Hadits Shahih?
4. Bagaimana Derajat Keshahihan Hadits?
5. Apa saja Kitab yang Masyhur memuat Hadits Shahih?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Hadits Shahih
2. Untuk Mengetahui Kriteria Hadits Shahih
3. Untuk Mengetahui Klasifikasi Hadits Shahih
4. Untuk Mengetahui Derajat Keshahihan Hadits
5. Untuk Mengetahui Kitab yang Masyhur memuat Hadits Shahih
BAB II
PEMBAHASAN
ما رواه عدل تام الضبط متصل السند عير معلل وال شاذ.
“Hadits yang diriwayatkan oleh orang yang ‘adil, sempurna
kedabitannya, bersambung sanadnya, tidak ber’illat dan tidak bersyaz.”
Al-Qasimi dalam kitabnya Qawa’id at-Tahdits min Funun Musthalah
al-Hadits menyatakan bahwa hadits shahih adalah:
وال علةBما اتصل سنده بنقل العدل الضا بط عن مثله وسلم عن شذوذ.
1
Nawir Yuslem. Ulumul Hadits. (Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya, 1998) hlm. 219
2
Ahmad Zuhri, dkk. Ulumul Hadits. (Medan:CV, Manhaji, 2014) hlm. 100
“Hadits yang bersambung sanadnya, diriwayatkan dan diterima dari
periwayat yang ‘adil dan dabil, serta selamat dari syaz (kejanggalan dan
‘illat (cacat).”
Sedangkan an-Nawawi mendefinisikan hadits shahih dengan:
وال علةBما اتصل سنده بالعدول الضابطين غير شذوذ.
“Hadits yang bersambung sanadnya, (diriwayatkan oleh periwayat)
yang ‘adil lagi dabit, tidak syaz dan tidak ber’illat.”
Berdasarkan beberapa definisi hadits shahih yang telah dikemukakan
diatas dapat dinyatakan bahwa hadits shahih adalah hadits yang sanadnya
bersambung, para periwayatnya bersifat ‘adil dan dabit, tidak
mengandung syaz (kejanggalan) dan ‘illat (cacat).
5
Ahmad Zuhri, dkk. Ulumul Hadits (Medan: CV. Manhaji dengan Fakultas Syariah IAIN
Sumatera Utara, 2014), hlm. 112
6
Ibid, h. 113
Contoh hadits shahih li-ghairihi adalah hadits riwayat
Tirmidzi melalui jalur Muhammad ibn ‘Amar dari Abu
Salamah dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw, bersabda:
َ ِّلBB َع ُكBك َم
الَ ٍةB ص ِ َّق َعلَى اُ َّمتِى اَوْ َعلَى الن
ِ اس اَل َ َمرْ تُهُ ْم بِال ِّس َوا ُّ لَوْ الَ اَ ْن اَ َش
)(رواه الترمذي
Artinya: “Andaikan tidak memberatkan pada umatku, niscaya
akan kuperintahkan bersiwak pada setiap kali hendak
melaksanakan shalat”. (HR.Tirmidzi)
16
Alwi, 111.
dalamnya tuntunan do’a yang perlu di baca sepanjang hai’at
sembahyang, pedoman-pedoman hukum serta masalah mu’amalah.
Kitab ini di susun dengan metode penyusunan kitab hadits
berdasarkan klasifikasi hukum Islam (abwab al-fiqhiyyah), hanya
mencantumkan hadits-hadits yang bersumber dari Nabi
Muhammad Saw saja (hadits marfu'). Bila terdapat hadits-hadits
yang bersumber dari sahabat (mauquf) atau tabi'in (maqtu'), maka
relatif jumlahnya hanya sedikit. Sistematika penyajian hadits
dalam sunan al-Nasai menyerupai tertib sistem kitab fiqh serta
masing-masing kelompok hadits yang satu materi dilengkapi
dengan judul sub bab yang mewakili persepsi hasil analisis Imam
al-Nasa’i terhadap inti kandungan matan hadits yang bersangkutan,
dan pada awal penyajian setiap hadits, di terangkan sanad lengkap
setiap matan.17
6. Sunan Ibnu Majah
Kitab ini disusun oleh Ibnu Majah nama lengkapnya Imam
Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Majah Ar-Raba’
Alqawizni, lahir di Irak pada tahun 209 H dan wafat pada tahun
273 H. Beliau telah berguru di kawasan: Kufah, Basrah,
Damaskus, Hijaz, dan Mesir. Beliau berprinsip bahwa beliau
menghedaki menerima hadits dari guru terdekat supaya
mengurangi rangkaian sanad dan andaikan semakin panjang atau
jauh suatu sanad semakin besar pula kekeliruannya. 18
Beliau berguru kepada Ibrahim bin al-Mundzir al-Hizami,
salah seorang murid Imam al-Bukhari, ada juga nama Muhammad
bin Abdullah bin Numair, Jabbaroh bin al-Mughlis, Abdullah bin
Muawiyah, Hisyam bin Ammar, Muhammad bin Rumh, Dawud
bin Rasyid, dll.
17
Hania Okta Viani, “Kitab Sunan An-Nasa’i,” 2013, https://www-
kompasiancom.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/haniaoktavani/kitab-
sunanalnasai_.
18
Alwi, MANAJEMEN BELAJAR (DAN MENGAJAR) ILMU HADITS, 114.
Metode Ibnu Majah dalam menulis bukunya ini adalah
dengan merunutkan bab-babnya. Terdiri dari muqoddimah, 37
kitab (pembahasan), 1500 bab, dan mencakup 4341 hadits. 3002
hadits di antaranya adalah hadits-hadits yang juga diriwayatkan di
lima buku hadits yang lain. Dan 1329 hadits lagi ia sendiri yang
meriwayatkan. Tidak ada di lima buku hadits yang lain. Terdapat
428 hadits yang shahih dan 119 hadits hasan. Ibnu Hajar
mengatakan, “Ia bersendirian meriwayatkan banyak hadits yang
shahih.” Maksudnya, hadits yang diriwayatkan darinya saja banyak
sekali hadits yang shahih.
Kitab Sunan Ibnu Majah termasuk empat kitab sunan yang
dikenal kaum muslimin: Sunan Abu Dawud, Sunan at-Turmudzi,
Sunan an-Nasai, dan Sunan Ibnu Majah. Karyanya ini
dikelompokkan bersama Shahih al-Bukhari dan Muslim dan
dinamai dengan kelompok kutubus sittah. Keenam buku hadits ini
menjadi rukukan utama hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hadits shahih secara bahasa berarti sehat, selamat, benar, sah, dan
sempurna. Sedangkan secara istilah hadits shahih adalah hadits yang
sanadnya bersambung, para periwayatnya bersifat ‘adil dan dabit,
tidak mengandung syaz (kejanggalan) dan ‘illat (cacat).
2. Hadits shahih bisa dikatakan shahih apabila memenuhi kriteria tertentu
sebagai berikut:
- Sanadnya bersambung (iitishal al-sanad)
- Perawinya bersifat adil (‘adalat al-rawi)
- Perawinya bersifat dhabit (dhabth al-rawi)
- Terhindar dari syadz (‘adam al-syadz)
- Terhindar dari illat (‘adam ‘illat)
3. Para ulama membagi hadits shahih menjadi dua macam, yaitu hadits
shahih li-dzatih dan hadits shahih li-ghairih..
4. Sebagian Ulama Hadits membagi tingkatan Hadits Shahih,
berdasarkan kepada kriteria yang dipedomani oleh para mukharrij
(perawinya yang terakhir yang membukukan) Hadits Shahih tersebut
kepada tujuh tingkatan.
5. Kitab-kitab hadits shahih yang masyhur adalah enam kitab pokok
(Kutubul Sittah). Enam kitab tersebut disusun oleh ulama-ulama
masyhur yaitu:
- Shohih Bukhori atau Al-Jami’ al- Shahih
- Shohih Muslim
- Sunan Abu Daud
- Sunan (Al-Jami’) At- Tirmidzi
- Sunan An-Nasa’i
- Sunan Ibnu Majah
DAFTAR PUSTAKA