ASKEP MUSKULO Uwes
ASKEP MUSKULO Uwes
TRAUMA MUSKULOSKEELETAL
Disusun Oleh :
1. Maulana Risky Setiawan
2. Maria Tul Qiptiyah
3. Murniningtyas Putri Ratna S
4. Novirda Lila N
5. Nindia Ayu Permadani
6. Widy Sebri
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, tauhid serta
hidayahnya sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan
Keluarga ini dengan judul “Asuhan Keperawatan dengan Pendekatan Transkultural”.
Penyelesaian tugas ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak,
termasuk dosen mata kuliah yaitu Bapak Wildan Akasyah yang telah membimbing penyusun
hingga akhir penulisan, yang dalam hal ini memberikan dukungan dan motivasi, dan semua
pihak terkait yang telah membantu yang tidak bisa penyusun sebutkan satu persatu penyusun
mengucapkan terima kasih.
Penyusun sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, sehingga kritik dan saran selalu penyusun nantikan demi kesempurnaan
makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Trauma adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami cedera karena salah
satu sebab. Penyebab trauma adalah kecelakaan lalu lintas, industri, olahraga, dan
rumah tangga. Di Indonesia kematian akibat kecelakaan lalu lintas ± 12.000 orrang
Sistem muskuloskletal terdiri dari tulang, kartilago, tendon, ligamen, otot, dan
cairan sinovial. Seluruh komponen ini berfungsi sebagai penyokong, pelindung, dan
dan membantu pergerakan.Tulang diselimuti oleh jaringan yang kaya akan darah dan
diselimuti membran yang disebut periosteum, yang memiliki banyak saraf sensoris.
Seperti jaringan lain, tulang akan berdarah dan sakit ketika cedera (Sjamsuhidayat,
1997).
Tulang disatukan melalui sendi, dan ada sendi memiliki pergerakan minimal.
Kartilago memiliki permukaan yang halus dan memberikan bantalan untuk tulang
agar dapat bergerak atau berporos satu samalain. Cairan synovial berada didalam
dan struktur pada bagian yang dilindungi atau disangganya. Gangguan yang paling
sering terjadi akibat trauma muskuloskletal adalah kontusio, strain, sprain, dislokasi
1.3 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Muskulosteletal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kontusio
1. Definisi
jaringan lunak yang diakibatkan oleh kekerasan atau trauma tumpul yang
Muttaqin, 2008).
perdarahan di dalam jaringan kulit, tanpa ada kerusakan kulit. Kontusio yang
cedera yang lebih gawat dalam kepala. Kontusio dapat menjadi bagian dari
1995: 52).
2. Etiologi
b. Pukulan
c. Tendangan/jatuh
3. Manifestasi Klinis
4. Patofisiologi
rentan rusak dibanding orang lain. Saat pembuluh darah pecah maka darah
Kontusio atau biru. Kontusio memang dapat terjadi jika sedang stres, atau
terlalu lelah. Faktor usia juga bisa membuat darah mudah menggumpal.
Semakin tua, fungsi pembuluh darah ikut menurun (Hartono Satmoko, 1993:
192).
kecoklatan.
tetap mengalir dalam sirkulasi darah. Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi
pembuluh darah, jumlah dan kondisi sel darah trombosit, serta mekanisme
darah atau pendarahan akan terjadi bila fungsi salah satu atau lebih dari ketiga
5. Penatalaksanaan
d. Berikan kompres hangat disekitar area injury setelah 24 jam prtama (20-30
f. Kaji status neurovaskuler pada daerah extremitas setiap 4 jam bila ada
indikasi.
kapiler.
2.2 Strain
1. Definisi
2001).
Strain adalah trauma pada jaringan yang halus atau spasme otot di
sekitar sendi dan nyeri pada waktu digerakkan, pada strain tidak ada
beban pada daerah yang mengalami injuri. Jika tidak ada keraguan pada injuri
diatas, imobilisasi ekstremitas dan evaluasi dilanjutkan di ruang gawat
darurat.
2. Etiologi
a. Strain terjadi ketika otot terulur dan berkontraksi secara mendadak, seperti
b. Pada strain akut : Ketika otot keluar dan berkontraksi secara mendadak.
c. Pada strain kronis : Terjadi secara berkala oleh karena penggunaaan yang
pada tendon).
3. Manifestasi Klinis
a. Nyeri
b. Spasme otot
c. Kehilangan kekuatan
e. Strain kronis adalah cidera yang terjadi secara berkala oleh karena
4. Patofisiologi
(impact) atau tidak langsung (overloading). Cedera ini terjadi akibat otot
tertarik pada arah yang salah,kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi
kontraksi ,otot belum siap,terjadi pada bagian groin muscles (otot pada kunci
otot yang baik bisa menghindarkan daerah sekitar cedera kontusio dan
5. Penatalaksanaan
pembengkakan.
selama 30 menit atau lebih kecuali jika diterapkan tekanan atau dingin
konservatif.
2.3 Sprain
1. Definisi
menjepit atau memutar. Sprain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau
tulang) atau kapsul sendi, yang memberikan stabilitas sendi. Kerusakan yang
pada sendi. Fungsi ligamen adalah menjaga stabilitas, namun masih mampu
stabilitasnya. Pembuluh darah akan terputus dan terjadilah edema, yaitu sendi
terasa nyeri tekan dan gerakan sendi terasa sangat nyeri (Brunner & Suddart,
2001).
2. Etiologi
a. Sprain terjadi ketika sendi dipaksa melebihi lingkup gerak sendi yang
b. Sprain dapat terjadi di saat persendian anda terpaksa bergeser dari posisi
3. Manifestasi Klinis
a. Nyeri
b. Inflamasi/peradangan
4. Patofisiologi
sendi, yang disebabkan oleh daya yang tidak semestinya, pemelintiran atau
Kebanyakan keseleo terjadi pada pergelangan tangan dan kaki, jari-jari tangan
dan kaki. Pada trauma olah raga (sepak bola) sering terjadi robekan ligament
pada sendi lutut. Sendi-sendi lain juga dapat terkilir jika diterapkan daya
tekanan atau tarikan yang tidak semestinya tanpa diselingi peredaan (Brunner
5. Penatalaksanaan
a. Pembedahan.
b. Kemotherapi
c. Elektromekanis
pengendongan (sung).
sakit.
2.4 Dislokasi
1. Definisi
sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
2. Etiologi
Etiologi tidak diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa faktor predisposisi,
diantaranya :
Nyeri terasa hebat .Pasien menyokong lengan itu dengan tangan sebelahnya
dan segan menerima pemeriksaan apa saja .Garis gambar lateral bahu dapat
rata dan ,kalau pasien tak terlalu berotot suatu tonjolan dapat diraba tepat di
bawah klavikula.
1) Nyeri
6) Deformitas
7) Kekakuan
4. Patofisiologi
luksasio erekta (dengan tangan mengarah ;lengan ini hampir selalu jatuh
5. Penatalaksanaan
rongga sendi.
c. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan
penyembuhan.
2.5 Fraktur
1. Definisi
sendi, baik sebagian atau seluruh tulang termasuk tulang rawan. (SOS
Profesional, 2015).
krepitasi dan nyeri. Apabila terjadi fraktur maka tulang harus diimobilisasi
sakit pasien.
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.
berlebihan pada tulang, baik berupa trauma langsung dan trauma tidak
langsung (Sjamsuhidajat & Jong, 2005). Fraktur lebih sering terjadi pada
2. Klasifikasi
a. Kalsifikasi klinis
b. Klasifikasi radiologis
dislokasi.
3) Menurut ekstensi : fraktur total, fraktur tidak total, fraktur buckle atau
riding, impaksi).
3. Etiologi
a. Fraktur terjadi karena tekanan yang menimpa tulang kebih besar daripada
Fraktur Patologis.
c. Fraktur Stress/ Fatique (akibat dari penggunaan tulang yang berulang-
ulang).
4. Manifestasi Klinis
Gejala yang paling umum pada fraktur adalah rasa nyeri yang
menggigitnya atau merasakan ada tulang yang patah. Apa yang dikatakan
Pada pasien dengan multiple trauma, fraktur adalah trauma yang paling
nyata dan dramatis juga hal yang paling serius. Oleh karena itu lakukan
a. Swelling
Terjadi karena kebocoran cairan ekstra seluler dan darah dari pembuluh
b. Deformitas
c. Tenderness
d. Krepitasi
Terjadi bila bagian tulang yang patah bergesekan dengan tulang yang
lainnya. Hal ini dapat dikaji selama pemasangan splin. Jangan berusaha
e. Disability
Juga termasuk karakteristik dari kebanyakan trauma skeletal pasien
dengan fraktur akan berusaha menahan lokasi trauma tetap pada posisi
mengalami dislokasi.
pulsasi, gerakan dan sensori di bagian distal pada setiap pasien dengan
trauma musculoskeletal.
5. Pemeriksaan Penunjang
vaskuler.
peradangan.
ginjal.
f. Pemriksaan laboraturiu.
6. Penatalaksanaan
Penanganan fraktur meliputi :
terbaik untuk patah tulang pinggul dan patah tulang disertai komplikasi.
7. Phatway
Fraktur
Pergeseran MK : NYERI
Diskontinuitas tulang
fragmen tulang AKUT
Kerusakan fragmen
Perubahan tulang
jaringan sekitar
Spasme otot
Tek. Sumsum tulang lebih tinggi dari
Perubahan kapiler
fragmen tulang
Peningkatan
tek. kapiler Reaksi stress px
Deformitas
Pelepasan
Melepaskan katelokamin
histamin
MK : GANGGUAN
MOBILITAS FISIK
Protein plasma Metabolisme asam lemak
Laserasi kulit
hilang
Emboli
Pendarahan Penekanan
pembulu darah
Pembulu darah
Kehilangan vol tersumbat
dan cairan Perfusi
jaringan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Format Asuhan Keperawatan Gawat Darurat
3.1.Kasus
Seorang laki-laki berusia 25 tahun dirawat di ruang Bedah Orhtopaedic (BO) dengan keluhan
nyeri hebat pada paha sebelah kiri dan kaki kanan. Riwayat pasien mengalami kecelakaan lalu
lintas 6 jam yang lalu. Hasil pengkajian: tampak bengkak pada daerah paha kiri dan pada kaki
kanan terdapat luka robek pada tibia 6 cm, tampak tonjolan tulang. Status neurovascular pada
kedua kaki: nadi distal fraktur (+) parestesi dan paralisis (-). TTV didapatkan TD= 100/70 mmHg,
N= 100 x/menit, S= 38O C. Pemeriksaan lab : HB= 10. 2, HT= 31%, Eritrosit= 3.72, Leukosit=
11.000. Hasil x-ray= fraktur obliq pada 1/3 bagian distal femur kiri dan fraktur cruris segmental
pada 1/3 media kanan. Terapi= ketorolac 2x1, ranitidine 2x1, dan cefazolin 2x1 gram IV.
Direncanakan pada kaki kanan dipasang skeletal traksi dan pemasangan external fixation pada
tibia.
Data umum
Nama : Tn. B
Umur : 25 thn
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Kategori triage : P1 P2 P3
Data khusus
1. Subyektif
Keluhan utama (chief complaint): Nyeri
Merupakan kronologis dari penyakit yang diderita saat ini mulai awal hingga di bawa ke RS
secara lengkap.
Tn B mengalami kecelakaan 6 jam yang lalu dia mengeluh nyeri pada paha sebelah kiri dan kaki
kanan Hasil pengkajian: tampak bengkak pada daerah paha kiri dan pada kaki kanan terdapat
luka robek pada tibia 6 cm, tampak tonjolan tulang. Status neurovascular pada kedua kaki: nadi
distal fraktur (+) parestesi dan paralisis (-). TTV didapatkan TD= 100/70 mmHg, N= 100 x/menit,
S= 38O C. Pemeriksaan lab : HB= 10. 2, HT= 31%, Eritrosit= 3.72, Leukosit= 11.000. Hasil x-ray=
fraktur obliq pada 1/3 bagian distal femur kiri dan fraktur cruris segmental pada 1/3 media
kanan.
S : Severity= 9
1 2 3 4 5 6 7 88 9 10
Menurut Ahency for Health Care Polcy and Research (Data Obyektif)
No Intensitas Diskripsi
Nyeri
A : Allergies
M : Medication
Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga tidak mempunyai penyakit menular dan menurun
Riwayat alergi :
o ya tidak
Jelaskan : ............................................................
2. Obyektif
Keadaan umum : Baik Sedang Lemah
A. AIRWAY
Snoring Ya Tidak
Gurgling Ya Tidak
Stridor Ya Tidak
Wheezing Ya Tidak
Perdarahan Ya Tidak
B. BREATHING
Gerakan dada Simetris Asimetris
C. CIRCULATION
Akral tangan dan kaki Hangat Dingin
Perdarahan Ya Tidak
D. DISABILITY/STATUS NEUROLOGI
Tingkat kesadaran :
Verbal : respon terhadap suara (sadar tapi bingung atau tidak sadar tapi berespon terhadap
suara
reflek gag
RR : 22 x/menit
Nadi : 100x/menit
MAP :……….mmHg
Infus : RL 20 tpm
A. Darah Lengkap
Hematokrit: 31 (N : 35,0 – 50 gr / dl )
B. Kimia Darah
Ureum :..........................( N : 10 – 50 mg / dl )
SGOT :..........................( N : 2 – 17 )
SGPT :..........................( N : 3 – 19 )
BUN :.........................( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl )
C. Analisa elektrolit
Foto Rontgent
USG
EKG
EEG
CT-Scan
MRI
Endoscopy
Lain-lain x-ray= fraktur obliq pada 1/3 bagian distal femur kiri dan fraktur
cruris segmental pada 1/3 media kanan
T : Treatment received = ketorolac 2x1, ranitidine 2x1, dan cefazolin 2x1 gram IV dan infus RL
20 tpm
Contusio/memar Ya Tidak
Laserasi/jejas Ya Tidak
Swelling/bengkak Ya Tidak
Grimace Ya Tidak
Mata
Midriasis Ø: mm
Miosis Ø: mm.
Hidung
Laserasi/jejas Ya Tidak
Epistaksis Ya Tidak
Telinga
Othorhea Ya Tidak
Cairan Ya Tidak
Luka Ya Tidak
Mulut
Luka Ya Tidak
Perdarahan Ya Tidak
Muntahan Ya Tidak
Leher
Contusio/memar Ya Tidak
Tenderness/kekakuan Ya Tidak
Laserasi Ya Tidak
Swelling/bengkak Ya Tidak
Pain/nyeri Ya Tidak
Instability Ya Tidak
Crepitasi Ya Tidak
Thoraks :
Deformitas Ya Tidak
Contusio/memar Ya Tidak
Abrasi/luka babras Ya Tidak
Laserasi Ya Tidak
Swelling/bengkak Ya Tidak
Instability Ya Tidak
Crepitasi Ya Tidak
Paru – paru :
Lain-lain:...........
Lain-lain:..............
Jantung
Jejas Ya Tidak
Distensi Ya Tidak
Massa Ya Tidak
Mual Ya Tidak
Muntah Ya Tidak
Ekstremitas
Deformitas Ya Tidak
Contusio/memar Ya Tidak
Tenderness/kekakuan Ya Tidak
Laserasi/jejas Ya Tidak
Swelling/bengkak Ya Tidak
Restaint Ya Tidak
Kontraktur Ya Tidak
Parese Ya Tidak
Plegi Ya Tidak
Fraktur Ya Tidak
22
Oedema 55
22
Kulit
Pelvis/Genetalia
Deformitas Ya Tidak
Swelling/bengkak Ya Tidak
Perdarahan Ya Tidak
Instability Ya Tidak
Priapismus Ya Tidak
Siang Siang
3 Pantangan / Alergi - -
5 Usaha untuk
- -
mengatasi masalah
b. Pola Eliminasi
No Pemenuhan Sebelum Sakit Setelah Sakit
Eliminasi BAB / BAK
1 Jumlah / Waktu Pagi Pagi
BAK: 2x BAK: 1x
BAB: 1x BAB: 1x
Siang Siang
BAK: 2x BAK: 2x
BAB: - BAB: -
Malam Malam
BAK: 2x BAK: 1x
BAB: - BAB : -
BAB : lunak
5 Masalah eliminasi -
-
6 Cara mengatasi
- -
masalah
c. Pola Istirahat Tidur
No Pemenuhan Istirahat Tidur Sebelum Sakit Setelah Sakit
1 Jumlah / Waktu Pagi :......................... -
Siang : 2 jam
Malam : 7 jam
Contusio/memar Ya Tidak
Tenderness/kekakuan Ya Tidak
Laserasi Ya Tidak
Swelling/bengkak Ya Tidak
Ketorolac 15 mg RL 20 tpm
Cefazolin 1-3 mg
Ranitidien 50 g
Kediri, …………….........
(………………………)
3.2. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Do: Fraktur Nyeri Akut
Tampak bengkak pada
daerah paha kiri dan pada
kaki kanan terdapat luka
robek pada tibia 6 cm,
tampak tonjolan tulang.
P: nyeri jika digerakan Pergeseran fregmen
Q: seperti ditusuk tusuk tulang
R: paha kiri dan kaki kanan
S: 8
T: terus menerus
Hasil X-Ray:fraktur obliq
pada 1/3 bagian distal femur
kiri dan fraktur cruris
segmental pada 1/3 media
kanan.
Ds:
Pasien mengatakan kakinya
sakit saat digerakan rasanya
seperti ditusuk tusuk
4.1 Kesimpulan
Trauma muskuloskletal biasanya menyebabkan disfungsi struktur
jaringan lunak yang diakibatkan oleh kekerasan atau trauma tumpul yang
(jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang
4.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman
sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca
Andri Andreas.Dr. 2012. Basic Trauma Cardiac Life Support. Jakarta: AGD Dinkes
3) Jakarta: EGC.
EGC.http://zillyannurse.blogspot.com/2011/11/askep-trauma-
muskuloskeletal.html