Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN


“DOROTHEA E. OREM”
Dosen pembimbing:
NS Delia Maria, M.Kep. Sp.Kom

Disusun oleh :

HANDIKA PRATAMA
FAUZIAH APRILIA
NOVI SUSILAWATI
DWI AGUNG RATNA N

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN REGULER MALAM


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ICHSAN MEDICAL CENTRE BINTARO
TANGERANG SELATAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Teori keperawatan didefiniskan sebagai konseptualisasi beberapa aspek realitas
keperawatan yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena, menjelaskan
hubungan- hubungan antar fenomena, memprediksi risiko-risiko dan menetapkan
asuhan keperawatan (Afaf Ibrahim Meleis, 1997).
Banyak fenomena dan masalah yang terjadi yang sulit untuk dijelaskan dan
diselesaikan. Namun, keperawatan memiliki teori-teori keperawatan yang bisa
digunakan untuk menjelaskannya dan memberi solusi yang tepat untuk
menyelesaikannya. Salah satu ahli teori yang cukup terkenal dan banyak digunakan
dalam tatanan pelayanan keperawatan adalah Dorothea E. Orem. Orem
mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia
mempublikasikannya dengan judul “Nursing Conceps of Practice Self Care”.

Teori Dorothea Orem pertama kali diperkenalkan pada 1971, terdapat tiga konsep,
yaitu perawatan diri, defisit perawatan diri, dan sisitem keperawatan.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apa Definisi Model Konsep Dorothea E. Orem ?
2. Bagaimana Teori Sistem Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Agar Mahasiswa/I memahami tentang Teori Keperawatan Model Konsep
Dorothea E. Orem
2. Agar Mahasiswa/I mengerti tentang teori sistem Keperawatan Menurut Dorothea
E. Orem

1.4 Manfaat Penulisan


Makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat
bagi pengembangan ilmu keperawatan serta sebagai informasi untuk halayak.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI KEPERAWATAN KOMUNITAS
Keperawatan komunitas atau community healt nursing meerupakan
praktik untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan
menggunakan pengetahuan dari ilmu keperawatan, ilmu social dan ilmu
kesehatan masyarakat.
Pengertian lain dari keperawatan komunitas adalah suatu bentuk
pelayanan professional berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang
ditujukan terutama pada kelompok risiko tinggi untuk meningkatkan status
kesehatan komunitas dengan menekankan upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan kuratif dan rehabilitative.

2.2 TUJUAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Tujuan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut.
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan pada tujuan keperawatan komunitas ini berarti
adalah suatu upaya untuk membantu masyarakat menjadikan gaya hidup
mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai
keseimbangan kesehatan fisik, emosi, social, spiritual dan intelektual.
Promosi kesehatan tidak sekadar mengubah gaya hidup, tetapi
mempertahankan dan meningkatkan perilaku sehat adalah tujuan yang
akan dicapai pula.
Proteksi Kesehatan
Proteksi kesehatan merupakan upaya perlindungan kelompok
masyarakat terhadap terpaparnya suatu penyakit.
Pencegahan Penyakit dan Penyembuhan
Pencegahan penyakit merupakan upaya dalam mencegah
terjadinya penyakit pada kelompok yang berisiko, sedangkan
penyembuhan adalah upaya yang dilakukan pada kelompok
mmasyarakat yang telah terkena penyakit. Upaya penyembuhan
bettujuan untuk menyembuhkan kelompok masyarakat yang sakit dan
mencegah terjadinya komplikasi.

2.3 SASARAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga dan
kelompok berisiko tinggi (keluarga atau penduduk di daerah kumuh, daerah
terisolasi, daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan
ibu hamil).
2.4.1 MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS (MODEL SELF CARE
MENURUT DOROTHEA OREM)

Selama tahun 1958-1959 Dorothea Orem sebagai seorang konsultan pada


bagian pendidikan Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan dan
berpartisipasi dalam suatu proyek pelatihan peningkatan praktek perawat
(vokasional). Pekerjaan ini menstimulasi Orem untuk membuat suatu
pertanyaan :“Kondisi apa dan kapan seseorang membutuhkan pelayanann
keperawatan?” Orem kemudian menekankan ide bahwa seorang perawat itu
adalah “Diri sendiri”. Ide inilah yang kemudian dikembangkan dalam konsep
keperawatannya “Self Care”. Pada tahun 1959 konsep keperawatn Orem ini
pertama sekali dipublikasikan. Tahun 1965 Orem bekerjasama dengan beberapa
anggota fakultas dari Universitas di Amerika untuk membentuk suatu Comite
Model Keperawatan (Nursing Model Commitee).
Orem Kemudian mengembangkan konsep keperawatanya “self care” dan
pada tahun 1971 dipublikasikan Nursing; Concepts of Practice. Pada edisi
pertama fokusnya terhadap individu, sedangkan edisi kedua (1980), menjadi
lebih luas lagi meliputi multi person unit (keluarga, kelompok dan
masyarakat). Edisi ketiga (1985) Orem menghadirkan General Theory
Keperawatan dan pada edisi keempat (1991) Orem memberikan penekanan yang
lebih besar terhadap anak-anak, kelompok dan masyarakat.
Orem mengembangkan teori Self Care Deficit meliputi 3 teori yang
berkaitan yaitu : 1). Self Care, 2). Self care defisit dan 3) nursing system.
Ketiga teori tersebut dihubungkan oleh enam konsep sentral yaitu; self care,
self care agency, kebutuhan self care therapeutik, self care defisit, nursing agency,
dan nursing system, serta satu konsep perifer yaitu basic conditioning factor (faktor
kondisi dasar). Postulat self care teori mengatakan bahwa self care tergantung dari
prilaku yang telah dipelajari, individu berinisiatif dan membentuk sendiri untuk
memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya.

Model konsep menurut Dorothea E. Orem yang dikenal dengan model Self Care
merupakan bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan keadaan
sehat dan sakit.

Model konsep Orem ini meliputi tiga konsep terkait, yaitu perawatan diri, defisit
perawatan diri, dan sistem keperawatan. Teori perawatan diri didasari atas empat
konsep, yaitu perawatan diri, tindakan perawatan diri, keharusan perawatan diri,
dan tuntutan perawatan yang terapeutik. Perawatan diri mencakup semua aktivitas
yang dilakukan individu mandiri di sepanjang hidupnya untuk meningkatkan dan
memelihara kesejahteraan personal. Tindakan kemampuan diri adalah kemampuan
individu untuk melakukan aktivitas diri. Ini terdiri ada atas dua agen, yaitu agen
perawatan diri (individu yang melakukan perawatan diri secara mandiri) dan agen
yang memberikan layanan perawatan diri (orang lain yang melakukan perawatan
diri untuk individu). Semua orang dewasa mampu melakukanperawatan secara
mandiri, sedangkan bayi dan orang yang sakit membutuhkan bantuan dalam
melakukan aktivitas perawatan diri.

2.4.2 Tiga kategori keharusan dalam perawatan diri, yaitu :

1. keharusan universal
keharusan universal bersifat umum bagi semua orang. Meliputi mempertahankan
asupan dan pembuangan udara, air dan makanan; menyeimbangkan waktu
istirahat, menyendiri, dan interaksi sosial; mencegah bahaya yang mengancam jiwa
dan kesejahteraan; dan meningkatkan fungsi hidup normal.

2. keharusan perkembangan sebagai hasil dari pendewasaan atau dikaitkan dengan


kondisi atau kejadian seperti penyesuaian terhadap perubahan citra tubuh atau
kehilangan pasangan.

3. Keharusan terhadap penyimpangan kesehatan sebagai hasil dari penyakit,


cedera, atau penyakit atau penanganannya. Kebutuhan ini seperti mencari bantuan
layanan kesehatan, melakukan terapi yang dianjurkan, dan belajar hidup dengan
dampak penyakit atau penatalaksanaannya.

2.5 Teori Sistem Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem

1. Teori Self Care


Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu untuk berinisiatif
dan membentuk perilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan. Kemampuan individu untuk melakukan self care dipengaruhi oleh
basic conditioning factors seperti; umur, jenis kelamin, status perkembangan, status
kesehatan, orientasi social budaya, sistem perawatan kesehatan (diagnostik,
penatalaksanaan modalitas), system keluarga, pola kehidupan, lingkungan serta
ketersediaan sumber.
Kebutuhan self care therapeutik (Therapeutic self acre demand) adalah merupakan
totalitas dari tindakan self care yang diinisiatif dan dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan self care dengan menggunakan metode yang valid yang berhubungan
dengan tindakan yang akan dilakukan.
Konseplain lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care
requisite. Orem mengidentifikasikan tiga katagori self care requisite :
a. Universal meliputi; udara, air makanan dan eliminasi, aktifitas dan istirahat,
solitude dan interaksi social, pencegahan kerusakan hidup, kesejahteraan dan
peningkatan fungsi manusia.
b. Developmental, lebih khusus dari universal dihubungkan dengan kondisi
yang meningkatkan proses pengembangan siklus kehidupan seperti; pekerjaan
baru, perubahan struktur dan kehilangan rambut.
c. Perubahan kesehatan (Health Deviation) berhubungan dengan akibat
terjadinya perubahan struktur normal dan kerusakan integritas individu untuk
melakukan self care akibat suatu penyakit atau injury.

2. Self Care Deficit


Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau pada kasus
ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam melakukan self care secara
efektif. Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat berkurang atau tidak
dapat terpenuhi atau adanya ketergantungan.
Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam membantu self
care:
a. Tindakan untuk atau lakukan untuk orang lain.
b. Memberikan petunjuk dan pengarahan.
c. Memberikan dukungan fisik dan psychologis.
d. Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan
personal.
e. Pendidikan.

Perawat dapat membantu individu dengan menggunakan beberapa atau semua


metode tersebut dalam memenuhi self care. Orem menggambarkan hubungan
diantara konsep yang telah dikemukakannya.
Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan oleh perawat pada saat memberikan
pelayanan keperawatan dapat digambarkan sebagi domain keperawatan.

Orem (1991) mengidentifikasikan lima area aktifitas keperawatan yaitu:

1. Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat klien dengan individu,


keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi perencanaan keperawatan.
2. Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan.
3. Bertanggungjawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan
untuk kontak dan dibantu perawat.
4. Menjelaskan, memberikan dan melindungi klien secara langsung dalam
bentuk keperawatan.
5. Mengkoordinasikan dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan
sehari-hari klien, atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan
sosial dan edukasional yang dibutuhkan atau yang akan diterima.

3. Teori Nursing System


Nursing system didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care
dan kemampuan pasien melakukan self care. Jika ada self care defisit, self care
agency dan kebutuhan self care therapeutic maka keperawatan akan diberikan.
Nursing agency adalah suatu property atau atribut yang lengkap diberikan
untuk orang-orang yang telah didik dan dilatih sebagai perawat yang dapat
melakukan, mengetahui dan membantu orang lain untuk menemukan kebutuhan
self care terapeutik mereka, melalui pelatihan dan pengembangan self care agency.

Orem mengidentifikasi tiga klasifikasi nursing system yaitu:

a. Wholly Compensatory system


Suatu situasi dimana individu tidak dapat melakukan tindakan self care, dan
menerima self care secara langsung serta ambulasi harus dikontrol dan pergerakan
dimanipulatif atau adanya alasan-alasan medis tertentu. Ada tiga kondisi yang
termasuk dalam kategori ini yaitu; tidak dapat melakukan tindakan self care
misalnya koma, dapat membuat keputusan, observasi atau pilihan tentang self
care tetapi tidak dapat melakukan ambulasi dan pergerakan manipulatif, tidak
mampu membuat keputusan yang tepat tentang self carenya.

b. Partly compensatory nursing system


Suatu situasi dimana antara perawat dan klien melakukan perawatan atau tindakan
lain dan perawat atau pasien mempunyai peran yang besar untuk mengukur
kemampuan melakukan self care.

c. Supportive educative system


Pada sistem ini orang dapat membentuk atau dapat belajar membentuk
internal atau external self care tetapi tidak dapat melakukannya tanpa bantuan.
Hal ini juga dikenal dengan supportive- developmental system.
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan Model konsep Menurut Dorothea E. Orem setiap individu dituntut
untuk mampu melakukan perawatan diri (self care) secara Mandiri untuk
memenuhi kebutuhan dasar agar dapat menunjang kesehatan dan kehidupan,
sembuh dari penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya, tetapi
pelaksanaaan perawatan diri berdasarkan tingkat kemampuan setiap individu
seperti faktor usia atau perkembangan, contohnya bayi dan lansia termasuk
kelompok individu yang tidak dapat melakukan perawatan diri secara mandiri,
kelompok ini harus dibantu oleh orang lain dalam melakukan perawatan diri,
sedangkan dewasa yang masih memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
sendiri dapat melakukan perawatan secara mandiri.

3.2 Saran
Mahasiswa diharapkan lebih menambah pengetahuan tentang sejarah-sejarah
keperawatan agar dapat mengetahui secara Luas tentang Keperawatan sehingga
dapat mambantu dalam proses pembelajaran dan tindakan-tindakan yang akan kita
lakukan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kozier, dkk. (2010). Fundamental Keperawatan: Konsep, proses dan


praktik. Edisi 7. Jakarta : EGC

2. Rona, Jesika. “Makalah Dorothea E. Orem”. Diakses: 18 September 2017.


https://www.academia.edu/11525632/MAKALAH_DOROTHEA_E_OREM

3. Juliana. “Makalah Teori Model Konsep Keperawatan”. Diakses: 19


September 2017. http://murahjuliana.blogspot.co.id/2012/12/makalah-teori-
model-konsep-keperawatan

4. Administrator. 2012. “Konsep Keperawatan Dorothea E. Orem”. Diakses :


19
September2017.http://www.kapukonline.com/2012/02/konsepkeperawatand
orotheaeorem.html

Anda mungkin juga menyukai