Anda di halaman 1dari 4

Kehamilan risiko tinggi

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya
bahaya atau komplikasi baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama masa
kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas
normal.

Kelompok Bahaya untuk


Penyuit    Bahaya untuk ibu 
risiko janin

 Gangguan
 Sehubungan
 Kejang, koma, kematian pertumbuhan,
dengan  Hipertensi ( preeklampsia)
ibu prematur,
penyakit
Kematian janin

Bayi besar (>4


Komplikasi diabetes kg), gangguan
akibat kadar gula berlebih pertumbuhan,
   Diabetes (hiperglikemia), , koma, kelainan
sering disertai bawaan,
hipertensi,hipoglikemia dismatur,
kematian janin

Sesak napas, Gagal Gangguan


   Penyakit jantung
jantung, Kematian  ibu pertumbuhan

Pd HIV: Penurunan daya


tahan ibu, gampang Penularan ke
  Penyakit menular seksual
infeksi oleh peny lain janin
(mis: TBC)

Sesak, krisis tiroid, Gangguan


  Penyakit tiroid
kematian ibu pertumbuhan

Kadang
Penyakit sal pernapasan
  Sesak napas gangguan
(asma, TBC)
pertumbuhan

Sehubungan >35 th Kesulitan dalam Kelainan


dengan umur persalinan (kemampuan bawaan
ibu mengedan), umumnya
umur tua sering disertai
penyakit lain (hipertensi,
diabetes dll)

Mental belum stabil, tidak


  < 20 th  
siap menerima

Sehubungan
Gangguan
dengan BB Status gizi buruk Anemia
pertumbuhan
ibu/status gizi

Bayi besar,
Diabetes, hipertensi, 
Status gizi berlebih gangguan
  gangguan metabolik,,
(overweight, obesitas) pertumbuhan
kesulitan dlm persalinan
janin

Gangguan
pernapasan
sewaktu lahir
Sehubungan
(paru belum
dgn riwayat Riwayat persalinan prematur Kemungkinan berulang
matang), Bayi
persalinan
berat lahir
rendah (BBLR),
kematian bayi

Riwayat perdarahan  saat 


  Kemungkinan berulang  
persalinan

Kemungkinan berulang,
  Riwayat Seksio sesar  
robekan rahim    

Pedarahan; abortus, hamil di


Sehubungan luar kandungan,
Anemia, perdarahan
dengan molahidatidosa (hamil Kematian janin
banyak, infeksi
kehamilan anggur), plasenta previa,
solusio plasenta

Sehubungan
Kesulitan dalam
dengan
Panggul sempit persalinan, seksio sesar,  
penyulit
robekan rahim
persalinan

Kesulitan dalam
  Bayi besar persalinan, seksio sesar,  
robekan rahim

Lahir asfiksia
Kelainan letak (sungsang, Kesulitan dalam
  (kesulitan
lintang) persalinan, seksio sesar
bernapas)
Kesulitan dalam
Polihidramnion (air ketuban Kelainan
  persalinan, perdarahan
banyak, kembar air) bawaan
pasca persalinan

sehubungan
dengan
penolong yang
Komplikasi dalam
tidak Persalinan yg tdk bersih, Kematian
persalinan hingga
terlatih/tdk kesalahan manajemen janin/bayi
kematian ibu
trampil/tdk
kompeten
(mis: dukun)
Sebenarnya, lebih bijaksana bila kita menganggap bahwa setiap kehamilan mempunyai risiko.
Sebab pada kehamilan yang dianggap tidak berisiko-pun, dalam perjalanannya dapat timbul
risiko. Atau pada kehamilan dengan risiko, justru pada saat persalinannya berlangsung dengan
baik, tanpa timbul risiko yang diperkirakan.
Setiap ibu hamil dianjurkan memeriksakan diri sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter/bidan
(minimal 4x dalam kehamilan; sekali trim I, sekali trim II, 2x trim III), memahami
perkembangan kehamilannya, konsumsi nutrisi yang cukup, istirahat cukup, mempersiapkan
fisik dan mental, dukungan keluarga, yang terpenting juga ditolong oleh petugas/tenaga yg
terlatih/trampil.
Kematian ibu oleh karena kehamilan/persalinan di Indonesia masih sangat tinggi, tertinggi di
Asean. Bandingkan kematian ibu di Indonesia 262/100.000 kelahiran, dengan di Malaysia sekitar
39/100.000 kelahiran, atau Singapura yang hanya 6/100.000 kelahiran, bahkan lebih tinggi
daripada Vietnam (95/100.000 kelahiran); Negara yg sudah mengalami perang cukup lama
(MMR, 2005).
Masalah kematian ibu di Indonesia sangat kompleks, situasi geografis kita yang sulit, sistem
rujukan, infrastruktur/transportasi menyebabkan sulitnya akses mendapatkan pelayanan
kesehatan yang memadai, kasus yang dirujuk sering datang sudah terlambat. Distribusi
dokter/tenaga kesehatan yang tidak merata, terutama untuk daerah Indonesia Timur (bandingkan
dokter spesialis 64% di Jawa, sisanya di luar Jawa, sisa berapa % saja yang di Indonesia
Timur?). Belum lagi tingkat pengetahuan masyarakat kita, kultur wanita Indonesia yang lebih
banyak diam (pasrah), kultur keluarga yang paternalistik (sehingga pengambilan keputusan
untuk merujuk sering terlambat) dll, semua mempunyai kontribusi pada tingginya angka
kematian ibu di negara kita. Adalah tugas media untuk turut membantu menekan angka kematian
ibu, antara lain dengan penyebaran informasi seputar kesehatan ibu, sehingga ibu, keluarga, dan
penolong, mempunyai tingkat kewaspadaan yang tinggi dalam menghadapi setiap kehamilan.
 

Anda mungkin juga menyukai