Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ANGGIE FEBRIANTI

NIM : 20800119084

KELAS : PGMI 4

RANGKUMAN MATERI
ILMU AL-QUR’AN DAN RUANG LINGKUPNYA

Dengan menganalisa pengertian ‘Ulum Al-Qur’an baik secara etimologi


maupun terminologi maka tergambarlah objek yang akan menjadi kajiannya.

Secara garis besar objek kajiannya disimpulkan oleh Hatta Syamsuddin,Lc,


dalam modul ‘Ulum Al-Qur’an sebagai berikut:

1. Sejarah dan perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an. Yang meliputi rintisan


‘Ulum Al-Qur’an pada masa Rasulullah SAW, sahabat tabi’in, tabi it-
tabi’in dan perkembangan selanjutnya lengkap dengan nama-nama
ulama dan karangannya di bidang ‘Ulum Al-Qur’an di setiap zaman dan
tempat.
2. Pengetahuan tentang Al-Qur’an yang meliputi makna Al-Qur’an.
Karakteristik Al-Qur’an, nama-nama Al-Qur’an, wahyu turunnya Al-
Qur’an, ayat mkkiyah dan madaniyah, asbab an-nuzul dan sebagainya.
3. Metodologi penafsiran Al-Qur’an yang meliputi pengertian tafsir dan
takwil, syarat-syarat mufassir dan adab-adabnya, sejarah dan
perkembangan ilmu tafsir, kaidah-kaidah dalam penafsiran Al-Qur’an,
muhkam dan mutasyabih, ‘am dank has, nashikh wa mansukh dan
sebagainya.
‘Ulum Al-Qur’an mempunyai ruang lingkup pembahasan yang luas,
meliputi semua ilmu yang ada kaitannya dengan Al-Qur’an, baik berupa
ilmu-ilmu diniyah seperti ilmu tafsir maupun ilmu-ilmu bahasa arab
seperti balanghah dan ilmu l’rabi Al-Qur’an.
Di samping itu masih banyak ilmu-ilmu yang tercakup dalamnya.
Dalam kitab al-itqan, assuyuthi menuliskan cabang ‘Ulum Al-Qur’an ada
80, dimana tiap-tiap cabang terdapat beberapa cabang ilmu lagi.
Sedangkan menurut Abu Bakar Ibnu al-Araby, yang dikutif
Muhammad Abu al-fadhil Ibrahim, dalam kitab al-burhan fi ‘Ulum Al-
Qur’an, az zakasyi, cabang ‘Ulum Al-Qur’an terdiri dari 77.450 cabang
ilmu. Hal ini berdasarkan kepada jumlah kata yang terdapat dalam Al-
Qur’an dikalikan empat baik makna dzahir, bathin, terbatas dan tidah
terbatas. Perhitungan ini jika ditinju dari sudut mufradatnya, adapun jika
dilihat dari maknanya maka tidak akan terhitung jumlahnya.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat al-kahfi:109
Yaitu “katakanlah sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis
(ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan
sebanyak itu (pula)”.
Ruang lingkup ‘Ulum Al-Qur’an ini berkembang dan semakin
kompleks sesuai dengan kebutuhn yang perlu segera diselesaikan dalam
pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an selalu berpegang kepada
sumber-sumber dasar hokum islam sebagai berikut:
a. Al-Qur’an al-karim
Al-Qur’an terkadang memuat ayat yang global, akan tetapi dijelaskan
secara terperinci pada ayat lainnya baik membatasi atau
mengkhususkannya, inilah yang disebut tafsir Al-Qur’an dengan Al-
Qur’an.
b. Nabi Muhammad SAW
Beliau yang bertugas menjlaskan Al-Qur’an. Karena itu wajar jika para
sahabat bertanya kepada beliau ketika mendapatkan kesulitan dalam
memahami sesuatu ayat. Di antara kandungan ayat Al-Qur’an
terdapat ayat yang tidak dapat diketahui takwil kecuali penjelasan
Rasulullah SAW, misalnya rincian tentang perintah shalat.
c. Para Sahabat
Para sahabat merupakan orang paling dekat dan tahu dngan apa yang
diajarkan oleh Rasulullah SAW. Riwayat dari para sahabat yang
berasal dari Rasulullah SAW cukup menjadi acuan dalam
pengembangan ilmu-ilmu Al-Qur’an.
d. Pemahaman dan ijtihad
Apabila para sahabat tidak mendapatkan tafsiran dalam Al-Qur’an
dan tidak pula mendapatkan sesuatu pun yang berhubungan dengan
hal itu dari Rasulullah SAW, dan banyak perbedaan dikalangan para
sahabat, maka mereka melakukan ijtihad dengan mengerahkan
segnap kemampuan nalar. Hal ini mengingat mereka adalah orang
arab dan mengetahui dengan baik aspek-aspek yang ada di
dalamnya.

Sedangkan ruang lingkup ‘Ulum Al-Qur’an ini bila ditinjau dari segi
pokok bahasanya secara garis besar terdapat dua kelompok besar
yaitu:
a. Ilmu riwayah, yaitu ilmu yang behubungan dengan riwayat
semata-mata, seperti yang membahas tentang macam-macam
Qira’at tempat turunnya ayat-ayat Al-Qur’an, waktu-waktu
turunnya dan sebab-sebabnya.
b. Ilmu dirayah, yaitu ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni
ilmu yang diperoleh dengan jalan penelaahan secara mendalam
seperti memahami lafaz yang gharib serta mengetahui ayat-ayat
yang berhubungan dengan hukum.

Hasby lebih memerinci tentang ruang lingkup ‘Ulum Al-Quran


yang secara garis besar terdiri dari persoalan sebagai berikut:
 Persoalan turunnya Al-Qur’an (nuzul al-quran) yaitu
pembahasan menyangkut tempat dan waktu turun ayat Al-
Qur’an. Sebab-sebab turun dan sejarah turun Al-Qur’an.
 Persoalan Qira’at (cara pembacaan al-quran) yaitu
pembahasan menyangkut waqaf, ibtida, imalah, mad, takhfif
hamzah, dan idgham.
 Persoalan sanad (rangkaian para periwayat) yaitu pembahasan
menyangkut sanad yang mutawir, ahad, syadz, bentuk qir’at
nabi, para periwayat dan para penghapal Al-Qur’an dan cara
tahammul (penerima riwayat)
 Persoalan kata-kata Al-Qur’an yaitu pembahasan yang
menyangkut lafaz Al-Qur’an seperti gharib, mu’rab, majaz,
mustyrak, muradif, isti’arah dan tasybih.
 Persoalan makna-makna Al-Qur’an yang berkaitan dengan
hokum yaiut pembahasan yang menyangkut ‘amm, khass,
nash, zhahir, mujmal, mufashshal, manthuq, mafhum, mutlaq,
muqayyah, muhkam, mutasyabih, musykil, nashikh mansukh.
 Persoalan makna Al-Qur’an yang berkaitan dengan kata-kata
Al-Qur’an, yaitu pembhasan yang menyangkut lafaz yaitu
fashal, eashal, ijaz, ithnab, musawah dan qashr.

Dengan melihat ruang lingkup kajian ‘Ulum Al-Qur’an baik dari


yang sederhana sampai yang terperinci maka akan terlahir
berbagai cabang disiplin ‘Ulum Al-Qur’an dan pada suatu
waktu tidak menutup kemungkinan akan timbul
perkembangan baru disiplin ‘Ulum Al-Qur’an yang pada
generasi sebelumnya belum ditemukan.

Diantara cabang ‘Ulum Al-Qur’an menurut Hasby ash-shiddiqie


yang dikutip Rosihan anwar sebagai berikut:
 Ilmu mawathin al-nuzul yaitu ilmu yang menerangkan
tempat-tempat turunnya ayat masanya awal dan akhirnya.
 Ilmu tawarikh al-nuzul yaitu ilmu yang menerangkan dan
menjelaskan masa turun ayat dan tertib turunnya, satu
demi satu dari awal turun hingga akhirnya dan tertib surat
dengan sempurna.
 Ilmu asbab al-nuzul yaitu ilmu yang menerangkan sebab-
sbab turunnya ayat.
 Ilmu qiraat yaitu ilmu yang menerangkan rupa-rupa qiraat
(bacaan yang diterima dari Rasulullah SAW).
 Ilmu tajwid yaitu ilmu yang menerangkan cara membaca Al-
Qur’an, tempat mulai dan pemberhentiannya.
 Ilmu gharib Al-Qur’an yaitu ilmu yang menerangkan makna
kata-kata yang ganjil dan tidak terdapat dalam kitab-kitab
biasa, atau tidak terdapat dalam percakapan sehari-hari,
ilmu yang menerangkan makna-makna kata yang
halus,tinggi dan pelik.
 Ilmu I’rab Al-Qur’an yaitu ilmu yang menerangkan baris Al-
Qur’an dan kedudukan lafal dalam ta’bir (susunan kalimat).
 Ilmu wujuh al-nazhair yaitu ilmu yang menerangkan kata-
kata Al-Qur’an yang banyak arti, menerangkan makna yang
dimaksud pada satu-satu tempat.
 Ilmu ma’rifat al-mukham wa al-mutasyabih yaitu ilmu yang
menyatakan ayat-ayat yang dipandang muhkam dan ayat-
ayat yang dianggap mutasyanih.
 Ilmu al-nasikh Al-Qur’an yaitu ilmu yang membahas
keindahan-keindahan Al-Qur’an. Ilmu ini menerangkan
kesusteraan Al-Qur’an, kepelikan dan ketinggian
balaghahnya.
 Ilmu I’jaz Al-Qur’an yaitu ilmu menerangkan kekuatan
susunan tutur Al-Qur’an sehingga dipandang sebagai
mukjizat.
 Ilmu tanasub ayat Al-Qur’an yaitu ilmu yng menerangkan
persesuaian suatu ayat dengan ayat sebelum dan
sesudahnya.
 Ilmu AQ.S. am Al-Qur’an yaitu ilmu yang menerangkan arti
dan maksud-maksud sumpah yang terdapat dalam Al-
Qur’an.
 Ilmu amsal Al-Qur’an yaitu ilmu yang menerangkan
perumpamaan yang ada dalam Al-Qur’an.
 Ilmu jidal Al-Qur’an yaitu ilmu untuk mengetahui rupa-rupa
debat yang dihadapkan Al-Qur’an kepada kaum musyirikin
dan lainnya.
 Ilmu adab al-tilawah Al-Qur’an yaitu ilmu yang mempelajari
segala bentuk aturan yng harus dipakai dan dilaksanakan di
dalam membaca Al-Qur’an serta segala kesusilaan,
kesopanan, dan ketentuan yang harus dijaga ketika
membaca Al-Qur’an.
Cabang-cabang ‘Ulum Al-Qur’an ini tidak terlepas dari
factor sejarah yang membentuknya dalam kurun waktu
yang berlangsung lama. Tidak menutup kemungkinan
cabang-cabang dari ‘Ulum Al-Qur’an akan bertambah dari
waktu ke waktu sering dengan perkembangan-
perkembangan spesifikasi ilmu yang membahas Al-Qur’an.
Aspek yang menjadi cabang ‘Ulum Al-Qur’an sangat
banyak dan selalu berkembang seperti dalam kitab al-
burhan fi ‘Ulum Al-Qur’an karangan badr al-din al-zarkasyi
menyebut ada 74 ilmu.
Sedangkan al-suyuthi dalam kitab al-itqan fi ‘Ulum Al-
Qur’an menyebutkan lebih dari 100 cabang ilmu.
Diantara cabang-cabang ‘Ulum Al-Qur’an para ulama
sepakat menyatakan terdapat cabang-cabang terpenting
sebagai berikut:
1. Ilmu asbab al-nuzul (ilmu tentang sebab-sebab turunnya
ayat-ayat Al-Qur’an)
2. Ilmu I’jaz Al-Qur’an (ilmu tentang kemukjizatan Al-
Qur’an)
3. Ilmu nasikh wa al-mansukh (ilmu tentang ayat yang
menhapus hokum ayat lain dan ayat yang dihapuskan
hukumnya oleh ayat lain)
4. Ilmu ahkam Al-Qur’an (ilmu tentang hukum-hukum Al-
Qur’an)
5. Ilmu fadhail Al-Qur’an (ilmu tentang keutamaan-
keutamaan Al-Qur’an)
6. Ilmu ta’wil Al-Qur’an (ilmu tentang takwil Al-Qur’an)
7. Ilmu muhkam wa al-mutasyabih (ilmu tentang ayat-ayat
yang jelas dan yang samar)
8. Tarikh Al-Qur’an wa al-tadwinih wa nashkhih wa kuttabih
war as,ih (sejarah Al-Qur’an, pembukuannya, salinannya,
penulis-penulisnya dan bentuk tulisannya)
9. Ilmu I’rab Al-Qur’an (ilmu tentang tatabahasa Al-Qur’an)
10.Ilmu al-qiraat (ilmu tentang bacaan-bacaan Al-Qur’an)
11.Ilmu munasabah (ilmu tentang sistematika Al-Qur’an)
Daftar pustaka
http://belajarulumulquran.blongspot.com/2018/02/ruan
g-linkup-pembahasan-ulumul-quran.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai