Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR BAHASA ASING

DIBUAT OLEH

KELOMPOK 5

NAMA :

1. CHELSY CHERLY GOMMIES (201935038)

2. CHRISTANTI T KEMPA (201935070)

3. EKA RAHWANI LARASATI WARANDY (201935078)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONEISA

JURUSAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PNDIDIKAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan 
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Keterampilan
Menyimak ini dengan lancar. Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan kita terhadap keterampilan
menyimak.

Semoga makalah ini dapat dipahami oleh pembaca. Sebelumnya penulis mohon maaf
apabila terjadi kesalahan dalam penulisan. Serta penulis menerima kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan ke arah yang lebih baik.

Ambon, 03 april 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Keterampilan Menyimak

Kemampuan Menyimak Tingkat Dasar

Metode-Metode Pembelajaran Menyimak

Teknik-Teknik Pembelajaran Menyimak

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA 
BAB I

PENDAHULUAN

1) Latar Belakang

Istilah bahasa kerap digunakan dalam berbagai wacana. Istilah ini dikenal oleh masyarakat
pemakai bahasa dalam berbagai konteks. Bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi
yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama,
berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Pengajaran bahasa pada hakikatnya adalah
mengajarkan untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, pengajaran bahasa adalah untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun secara
tertulis. Namun untuk mampu berkomunikasi dengan baik, siswa harus memiliki keterampilan
berbahasa.

 G Tarigan dan Djago Tarigan dalam Astawan menyatakan, keterampilan berbahasa


meliputi empat aspek, yaitu (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara,
(3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Keempat keterampilan
tersebut masing-masing berbeda dalam proses, namun merupakan satu kesatuan
yang utuh. Hal ini karena keempat aspek tersebut tidak bisa terpisahkan dengan yang
lainnya.

Mengingat menyimak merupakan suatu keterampilan, maka perlu dilakukan latihan-latihan


secara terus-menerus kepada siswa. Dalam proses belajar mengajar, kegiatan menyimak sering
diabaikan oleh guru karena guru cenderung beranggapan bahwa tanpa diajarkan pun
keterampilan menyimak dapat dilakukan oleh siswa. Namun kenyataannya kontradiktif
terhadap aplikasi di lapangan, yaitu kemampuan siswa dalam menyimak materi pelajaran
tertentu masih kurang. Menyikapi fenomena di atas dipandang perlu penulis menyajikan hal
tentang keterampilan menyimak. Dari tulisan ini diharapkan dapat memberi pengetahuan
tentang keterampilan menyimak.

1. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan keterampilam menyimak?


2. Apa kemampuan menyimak tingkat dasar?
3. Apa metode-metode pembelajaran menyimak?
4. Apa teknik-teknik pembelajaran menyimak?
 

2. Tujuan

Adapun tujuan penulisan adalah sebagai berikut:

Mengetahui pengertian keterampilam menyimak.

Mengetahui kemampuan menyimak tingkat dasar.

Mengetahui metode-metode pembelajaran menyimak.

Mengetahui teknik-teknik pembelajaran menyimak.

 
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Keterampilan Menyimak

Menyimak adalah proses mendengarkan dengan penuh pemahaman, apresiasi dan evaluasi. Dalam
proses menyimak, diawali dengan kegiatan mendengarkan bahan simakan oleh siswa (penyimak),
selanjutnya bahan simakan dipahami berdasarkan tingkat pemahaman siswa yang dimaksud, kemudian
dalam proses pemahaman tersebut terjadi proses evaluasi – menghubungkan antara topik yang disimak
dengan pengalaman dan/atau pengetahuan yang dimiliki siswa. Setelah proses tersebut selesai, barulah
siswa memberikan respon terhadap isi bahan yang disimaknya. Jadi dapat dikatakan bahwa menyimak
merupakan kegiatan yang disengaja melalui proses mendengar untuk memahami bunyi-bunyi bahasa,
sedangkan mendengar adalah kegiatan yang dilakukan hanya sekedar tahu tetapi tidak memahami
bunyi-bunyi bahasa yang disimak.

1. Kemampuan Menyimak Tingkat Dasar

Menyimak atau dalam kurikulum sekolah  digunakan istilah mendengarkan, dalam kehidupan sehari-
hari merupakan suatu kegiatan berbahasa yang sangat penting karena melalui menyimak kita dapat
memperoleh informasi untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang kehidupan.
Begitu juga di sekolah, menyimak mempunyai peranan penting karena dengan menyimak siswa dapat
menambah ilmu, menerima dan menghargai pendapat orang lain. Oleh sebab itu, untuk memperoleh
kemampuan menyimak diperlukan latihan-latihan yang intensif.

Pada dasarnya pengembangan keterampilan menyimak itu dapat dibedakan atas empat tataran pokok
sebagai berikut:

1. Tataran identifikasi

Tataran identifikasi tidak lain adalah tahap pengenalan. Tahap ini akan melibatkan kita untuk mulai
terampil menganal berbagai jenis bunyi suatu bahasa, kata-kata, frase-frase, kalimat dalam hubungan
timbal balik antarstruktur, baik atas pertimbangan waktu, modifikasi, bahkan juga logika.

a) Tataran identifikasi dan seleksi tanpa retensi.

Tataran identifikasi dan seleksi tanpa rentasi adalah tataran menyimak dimana penyimak diharapkan
memperoleh kemampuan mengenal dan memahami suatu unit kontinum bunyi/ujaran, tetapi
belumdtnuntut adanya kemampuan retensi (kemampuan mencamkan, menyimpan, dan
memproduksikan) hasil pemahaman tersebut. Pada tataran ini penyimak hanya dituntut mampu
mengenal, memahami maksud tuturan, belum dituntut adanya kemampuan mengingat-ingat.
b) Tataran identifikasi dengan seleksi terpimpin dan retensi jangka pendek.

Tataran identifikasi dengan seleksi terpimpin dan retensi jangka pendek adalah tataran menyimak yang
menuntut penyimak mengenal bunyi-bunyi dan kemampuan memahami, tetapi masih dalam taraf
terpimpin. Misalnya, dengan memberikan daftar pertanyaan terlebih dahulu kepada penyimak supaya
dapat dipelajarai sebelum bahan simakan diberikan.

4.Tataran identifikasi dengan seleksi rentesi jangka panjang.

Tataran identifikasi dengan seleksi rentesijangka panjang adalah taraf menyimak yang menuntut
penyimak utuk mampu mengenal bunyi-bunyi dalam kontinum bunyi yang panjang, mampu memahami
makna pesan secara teat, dengan kemampuan mengingat dalam jangka waku yang relatif lama.

Proses menyimak merupkan proses interaktif yang mengubah bahasa lisan menjadi makna dalam
pikiran. Dengan demikian, menyimak tidak sekedar mendengarkan. Mendengar merupakan komponen
integral dalam menyimak. Kegiatan berpikir atau menangkap makna dari apa yang didengar merupakan
bagian dari proses menyimak.

Faris menguraikan proses menyimak atas 3 tahapan. Pertama, menerima masukan auditori (auditory
input). Penyimak menerima pesan lisan. Mendengar pesan saja tidak menjamin berlangsungnya
pemahaman. Kedua, memperhatikan masukan auditori. Penyimak berkonsentrasi (secara fisik dan
mental) pada apa yang disajikan penutur. Ketiga, menafsirkan dan berinteraksi dengan masukan
auditori. Penyimak tidak sekedar mengumpulkan dan menyimpan pesan, tetapi juga mengklafikasi,
membandingkan, dan menghubungkan pesan dengan pengetahuan awal (previousknowledge).
Penyimak juga menggunakan strategi prediksi-konfirmasi secara cepat.

Apabila seseorang mendengarkan banyak tuturan, akhirnya akan diperoleh kemudahan-kemudahan


dalam mengenal elemen-elemen penting dalam menentukan pemahaman suatu pesan. Keterampilan
mengidentifikasi dan menyeleksi rentetan bunyi bahasa dalam proses menyimak bahasa itu dapat
diperinci atas beberapa kemampuan sebagai berikut.

Kemampuan mengidentifikasi dan menyeleksi gejala-gejala fonetik, baik yang berupa nada, tekanan,
persendian, maupun intonasi pada umumnya. Demikian juga mengidentifikasi dan menyeleksi bunyi-
bunyi segmental suatu bahasa yang dipelajari.

Kemampuan mengenal, membedakan, menerapkan kosakata sesuai dengan makna dan konteksnya
yang tepat.

1) Kemampuan mengenal, membedakan, dan menerapkan struktur tata bahasa sesuai


dengan maknanya yang tepat termasuk juga struktur frase dan idiom-idiom yang ada.
 

Strategi Menyimak Bahasa

Untuk menyimak bahasa, kita dapat menggunakan dua srtategi, yaitu memusatkan perhatian dan
membuat catatan.

 Memusatkan perhatianan pembicara

Agar kita dapat menyimak bahasa dengan baik, kita harus memusatkan perhatian kita pada tuturan
pembicara. Penutur atau pembicara biasanya menggunakan isyarat visual dan verbal untuk
menyampaikan pesan dan mengarahkan perhatian menyimak. Isyarat visual meliputi gerak tubuh
(gesture), tulisan atau kerangka informasi penting, dan perubahan ekspresi wajah (mimik). Isyarat verbal
meliputi perhentian, naik-turunnya suara, lambatnya pengucapan butir-butir penting, dan pengulangan
informasi penting. Banyak diantara kita yang tidak menyadari isyarat-isyarat tersebut sebagai perilaku
pengatur perhatian. Oleh karena itu, kita harus memperhatikan isyarat penutur itu untuk mempertajam
perhatian kita.

 Membuat catatan

Membuat catatan dapat membantu aktivitas menyimak Karenamendorong berkonsentrasi,


menyediakan bahan-bahan untuk mereviu, dan dapat membantu mengingat-ngingat. Akan tetapi,
membut catatan sudah memerlukan konsentrasi. Hal ini berarti mengganggu proses menyimak sendiri.
Agar membuat catatan sewaktu menyimak tidak terganggu konsentrasi, sebaiknya saran-saran berikut
ini dipertimbangkan.

 Catatan bersifat sederhana

Catatan yang kecil-kecil dan panjang tidaklah praktis karena yang dapat kita tangkap dari informasi lisan
bukanlah kalimat utuh, tetapi ide-ide pokok yang berupa frase-frase atau kalimat pendek.

 Catatan menggunakan singkatan-singkatan dan symbol-simbol

Steno dan tulisan cepat sangat membantu menyimak dalam membuat catatan. Jika kita tidak
memahami system ini pilihlah singkatan-singkatan atau symbol-simbol yang anda pahami dengan baik.  

 Catatan harus jelas

Meskipun catatan kita tulis secara cepat, namun factor kejelasan harus dinomorsatukan agar kita tidak
kesulitan jika membaca ulang tulisan tersebut. Kejelasan itu minimal untuk diri kita sendiri.

 Menyimak Interogatif

Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah kegiatan menyimak intensif yang menuntut
konsentrasi dan seleksi. Dalam kegiatan menyimak interogatif, penyimak mengarahkan perhatiannya
pada perolehan informasi dengan cara menginterogasi atau menanyai pembicara, dalam hal ini dapat
disebut sebagai narasumber. Melalui pertanyaan-pertanyan, menyimak mengharapkan dapat
memperoleh informasi atau pengetahuan sebanyak mungkin dari segala aspek pembicaraan. Informasi
yang diharapkan penyimak dapat mencakup apa, siapa, mengapa, di mana, ke mana, untuk apa,
benarkah, dan sebagainya.

3.Metode-Metode Pembelajaran Menyimak.

Pada dasanya terdapat banyak Metode Pembelajaran Menyimak di Sekolah Dasar di antaranya

 Metode berkisah

Diberikan oleh guru di depan kelas dengan membawakan sebuah kisah. Dongeng dan fabel
dapat dijadikan bahan ajar dalam pembelajaran dengan metode berkisah. Metode berkisah
tidak semata-mata disampaikan monoton dengan narasi, tetapi perlu selingan dialog dan
humor dengan suara berubah-ubah. 

 Metode pembacaan

Pembacaan yang menarik dicontohkan oleh guru di depan kelas dapat mengundang perhatian
siswa untuk ikut terlibat dan berempati dalam suasana karya sastra yang dibacanya. Siswa kelas
1-3 sekolah dasar dapat dengan cepat menangkap irama puisi atau cerita pendek yang
dibacakan oleh gurunya tanpa menghiraukan maknanya.

 Metode tanya-jawab

Pertanyaan diberikan guru kepada siswa, setelah siswa itu mendengarkan cerita gutu atau menonton
pertunjukan pentas karya sastra. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk ukuran kelas rendah
biasanya lebih sederhana seperti siapa tokoh dalah cerita tersebut ? dimana kisah tersebut terjadi ?

 Metode penugasan

Guru dapat memberi tugas membaca, mendengar, ataupun menonton pertunjukan karya sastra
baik di dalam kelas ataupun sebagai pekerjaan rumah.

c) Teknik-Teknik Pembelajaran Menyimak.

Teknik atau cara pengajaran menyimak di Sekolah Dasar dapat dilakukan secara variatif untuk
menghindari kesan yang monoton terhadap strategi mengajar guru di Sekolah Dasar. Selain itu,
melalui penggunaan teknik menyimak yang beragam menjadikan pembelajaran lebih menarik
bagi siswa. Adapun beberapa teknik menyimak yang dapat digunakan guru dalam proses belajar
mengajar di Sekolah Dasar, di antaranya adalah sebagai berikut.

 Teknik Ulang-Ucap (Menirukan)

Teknik ini biasa digunakan guru pada siswa yang belajar bahasa permulaan, baik belajar bahasa
ibu maupun bahasa asing. Teknik ini digunakan untuk memperkenalkan bunyi bahasa dengan
dengan pengucapan atau lafal yang tepat dan jelas oleh guru. 

 Teknik Informasi Beranting

Guru memberi informasi kepada salah seorang siswa kemudian informasi tersebut disampaikan
kepada siswa di dekatnya; begitu seterusnya, informasi disampaikan secara beranting. Siswa
yang menerima informasi terakhir, mengucapkan keras-keras informasi tersebut di hadapan
teman-temannya. Dengan demikian, kita tahu apakah informasi itu tetap sama dengan sumber
pertama atau tidak. Jika tetap sama, berarti daya simak siswa sudah cukup baik, akan tetapi,
bila informasi pertama berubah setelah beranting, ini berarti daya simak siswa masih kurang.
Contoh Informasi: Andi membeli mie bersama Rani tadi pagi.

 Teknik Satu Mulut Satu Kelas

Guru membacakan sebuah wacana yang dapat berupa artikel atau cerita di hadapan siswa, dan
siswa diminta menyimak baik-baik. Sebelum siswa menyimak, guru memberi penjelasan
tentang apa-apa yang pernah disimak. Setelah guru selesai membacakan, guru dapat meminta
siswa, misalnya:

a) Menceritakan kembali isi materi yang disimaknya;


b) Menyebutkan urutan ide pokok dari apa yang disimak;
c) Menyebutkan tokoh atau pelaku cerita dari apa yang disimaknya;
d) Menemukan makna yang tersurat dari apa yang disimaknya;
e) Menemukan makna yang tersirat dari apa yang disimaknya;
f) Menemukan ciri-ciri atau gaya bahasa yang digunakan dalam wacana yang dibacakan;
g) Menilai isi dari apa yang disimaknya.

 Teknik Satu Rekaman Satu Kelas

Guru terlebih dahulu menyiapkan rekaman melalui kaset (tape recorder), CD, ataupun laptop
yang berisi ceramah, pembacaan puisi, pidato, cerita/dongeng, drama, dan sebagainya.
Kemudian guru memberi petunjuk-petunjuk sebelum kaset di putar tentang hal-hal yang perlu
disimak.
Setelah itu guru memutar rekaman yang telah disiapkan sebelumnya (dongeng, misalnya).
Siswa diminta menyimak baik-baik. Rekaman dapat diputar ulang bila siswa belum dapat
mengikuti tentang apa yang diputar. Kemudian siswa diberikan tugas menjawab pertanyaan-
pertanyaan untuk menguji pemahamannya terhadap rekaman yang disimaknya.

 Teknik Group Cloze

Dalam penggunaan teknik ini, guru membacakan sebuah wacana sekali, siswa diminta
menyimak baik-baik. Kemudian, guru membacakan lagi wacana tersebut dengan cara membaca
paragraf awal penuh, sedangkan paragraf berikutnya ada beberapa kata atau kelompok kata
yang dihilangkan. Setelah itu, tugas siswa adalah memikirkan konteks wacana dan mengisi
tempat yang kosong dengan kata-kata atau peristilahan atau kelompok kata yang asli dari
wacana yang dibacakan sebelumnya.

untuk disimak oleh siswa. Setelah itu, guru membacakan puisi yang telah disiapkan denga

 Teknik Parafrase

Dalam penggunaan teknik ini, guru terlebih dahulu menyiapkan sebuah puisi n jelas. Kemudian
setelah siswa selesai menyimak, siswa secara bergiliran disuruh menceritakan kembali isi puisi
yang telah disimaknya dengan kata-kata sendiri.

 Teknik Simak Libat Cakap

Dalam pelaksanaan teknik ini guru dapat menugaskan siswa mengadakan wawancara, misalnya
dengan guru wali, guru pengajar bahasa Bali, budayawan. Sebelum mengadakan wawancara,
siswa diminta menyiapkan apa yang perlu ditanyakan kepada orang yang diwawancarai. Tugas
selanjutnya siswa menyusun hasil wawancara yang kemudian diserahkan kepada guru untuk
teliti.
BAB III

PENUTUP

1) Kesimpulan

Menyimak merupakan kegiatan yang disengaja melalui proses mendengar untuk memahami
bunyi-bunyi bahasa, sedangkan mendengar adalah kegiatan yang dilakukan hanya sekedar tahu
tetapi tidak memahami bunyi-bunyi bahasa yang disimak. Untuk menyimak bahasa, kita dapat
menggunakan dua strategi, yaitu memusatkan perhatian dan membuat catatan.

Tompkins dan Hosskison menyatakan bahwa terdapat enam kiat yang dapat kita gunakan untuk
belajar menangkap gagasan inti simakan, yaitu membentuk citraan,mengelompokan,
mengajukan pertanyaan, mengorganisasi, mencatat, dan memusatkan perhatian. Selain itu,
perlunya menggunakan metode dan teknik dalam pembelajaran menyimak sehingga
memudahkan guru dalam mengajarkan pembelajaran menyimak.

2. Saran

Sebelum kita beranjak ke SD dan benar-benar siap menjadi seorang Guru SD sebaiknya kita
memahami khususnya tentang pembelajaran menyimak di sekolah dasar. Agar kelak nanti
ketika kita menjadi seorang guru SD kita akan dapat membelajarakan metode maupun teknik
pembelajran menyimak kepada anak didik kita dengan baik sehingga anak didik kita akan lebih
mudah memahami pembelajarn menyimak yang kita ajarkan.

\
DAFTAR PUSTAKA

Mulyati, Yeti, dkk. 2014.  Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rosdiana Yusi, dkk. 2014. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Subekti, Tabah. 2014. Pengembangan Pembbelajaran Menyimak  Siswa Sekolah Dasar Kelas


Rendah. Magelang: Universitas Muhammadiyah Magelang.

[1] Dra. Yusi Rosdiana, M.Pd, (Hj), dkk., Bahasa dan Sastra Indonesia di SD (Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka, 2014), hlm. 1.2.

[2] Tabah Subekti, M.Pd., Pengembangan Pembelajaran Menyimak  Siswa Sekolah Dasar Kelas


Rendah, (Magelang: Universitas Muhammadiyah Magelang, 2014), hlm.2

[3] Yeti Mulyati, dkk, Keterampilan Berbahasa Indonesia SD, (Jakarta: Universitas Terbuka,


2014), hlm. 2.1-2.21

Anda mungkin juga menyukai