Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ILHAM ALWI

NIM : PO713201181021

TINGKAT : III.A

TUGAS MANDIRI

1. Jelaskan tahapan ambulasi pada pasien post operasi laparatomy!


Jawaban :
Menurut Kasdu (2005) mobilisasi dini post operasi laparatomi dapat dilakukan secara
bertahap, setelah operasi, pada 6 jam pertama pasien harus tirah baring dulu. Mobilisasi
dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari
kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta
menekuk dan menggeser kaki. Setelah 6-10 jam, pasien diharuskan untuk dapat miring
kekiri dan kekanan untuk mencegah trombosis dan trombo emboli. Setelah 24 jam ibu
dianjurkan untuk dapat mulai belajar duduk. Setelah pasien dapat duduk, dianjurkan
untuk belajar berjalan (Kasdu, 2005).

2. Jelaskan pentingnya ambulasi dini pada pasien pasca operasi!


Jawaban :
1. Efektifitas Ambulasi Dini Terhadap Proses Penyembuhan Luka Pasca Operasi
Laparatomi
Hasil penelitian Netty (2013) menunjukan ada hubungan antara mobilisasi dini
terhadap proses penyembuhan luka dimana dari 42 sampel pada hari ke 3-4
ditemukan 35 (83,3%) luka sembuh dengan normal. Penelitian dari Gusty (2011)
menemukan hal yang sama dimana terdapat perbedaan yang antara kelompok kontrol
(tanpa mobilisasi dini) dan intervensi mobilisasi dini pasca operasi abdomen terhadap
penyembuhan luka dengan nilai p=0.000 ini menunjukan bahwa pemberian mobilisasi
dini sesegera mungkin memberikan penyembuhan luka operasi abdomen yang baik.
Penelitian Anggraini (2013) juga menemukan hal yang serupa dimana terdapat
pengaruh mobilisasi dini terhadap keberhasilan penyembhan luka pada pasien pasca
operasi
Ketiga penelitian tersebut yang didukung dengan teori yang ada membuktikan bahwa
ada pengaruh ambulasi dini yang dilakukan oleh perawat terhadap proses
penyembuhan luka pada klien pasca operasi laparatomi, hal ini dapat meningkatkan
kualitas hidup bagi klien sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasar klien.
2. Efektifitas Ambulasi Dini Terhadap Proses Intensitas Nyeri Pasca Operasi
Laparatomi
Nyeri adalah sensai yang penting bagi tubuh. Provokasi saraf-saraf sensorik nyeri
menghasilka ketidaknyamanan, distress, atau penderitaan (Yudiyanta, dkk, 2015).
Nyeri merupakan pengalaman pribadi yang diekspresikan secara berbeda pada
masing-masing individu. Nyeri bersifat subjektif, dan persepsikan individu
berdasarkan pengalamanya (Utami, dkk, 2016).
Pasca pembedahan dapat menimbulkan rasa nyeri, laparatomi merupakan salah satu
pembedahanyang mempunyai angka prevalensi yang cukup tinggi. Bedah caesare
section dan appendektomi merupakan contoh dari pembedahan laparatomi yang
sering dilakukan oleh medis.
Penelitian Rustianawati, dkk (2013) menemukan adanya perbedaan intensitas nyeri
pada hari ke 1, 2, dan 3 antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Penelitian Utami, dkk, 2016 mengungkapkan adanya pengaruh ambulasi dini
terhadap intensitas nyeri pada pasien post SC dimana dari 40 sampel yang ada
sebelum diberikan intervensi ambulasi dini 40 sampel berada pada tingkat nyeri
sedang, setelah diberikan ambulasi dini didapatkan terjadi penurunan intensitas nyeri
pada level ringan (28 sampel) hasil p = 0.000. Pristahayuningtyas, dkk (2016)
meneliti pengaruh mobilisasi dini terhadap perubahan tingkat nyeri klien post operasi
apendektomi yang menemukan sampel 8 orang (tanpa kelompok kontrol)
menunjukan ada perbedaan antara skala nyeri sebelum dan setelah dilakukan
mobilisasi dini (nilai p=0.000).
Penelitian diatas membuktikan adanya manfaat atau pengaruh mobilisasi dini pada
klien post operasi laparatomi dalam menurunkan intensitas nyeri yang sering dialami
oleh klien.

Anda mungkin juga menyukai