Anda di halaman 1dari 11

TAFSIR & HADIST TARBAWI

EVALUASI PENDIDIKAN

DIAS KINANSIH – 11200140000087


DEWITA ZAHRA - 11200140000085
EVALUASI PENDIDIKAN

Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris


education; dalam bahasa Arab: At-Taqdir, dalam bahasa
Indonesia berarti penilaian. Dengan demikian secara
harfiyah dapat evaluasi pendidikan diartikan sebagai
penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai
hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
SURAH AL-ISRA 17:36

َّ ‫س لَ َك ِب ٖه ِع ْل ٌم ۗا َِّن ال‬
‫س ْم َع‬ َ ‫ف َما لَ ْي‬ ُ ‫َو ََل ت َ ْق‬
‫سـ ْولا‬ْ ‫ع ْنهُ َم‬
َ ‫ان‬ َ ‫ص َر َوا ْلفُ َؤا َد ُك ُّل اُول ِٕى َك َك‬ َ َ‫َوا ْلب‬

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak


mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati. Semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya” (QS. Al-Isra : 36)
TAFSIR MENURUT AHLI

Ibnu Abbas mengatakan : janganlah kamu mengatakan


menjadi saksi kecuali atas sasuatu yang di ketahui oleh
kedua matamu, di dengaroleh kedua telingamu dan di
pahami oleh hatimu

Qatadah Mengtakan pula : janganlah kamu


mengatakan “saya telah mendengar”, padahal
kamu belum pernah mendengar, atau “saya
telah melihat” padahal kamu tak pernah
melihat, atau “saya telah mengetahui,” padahal
kamu belum tahu.
SURAH AL-BAQARAH 2:284

‫ض ۗ َواٰ ان ت ُ ابد اُوا َما فٰ اي‬ ٰ ‫ت َو َما فٰى ااْلَ ار‬ ٰ ‫ّلِل َما فٰى السَّمٰ ٰو‬ ٰ‫ٰه‬
ُ ‫ّٰللاُ ۗ فَيَ اغ ٰف ُر ٰل َم ان يَّش َۤا ُء َويُعَذ‬
‫ٰب‬ ‫ا َ انفُ ٰس ُك ام ا َ او ت ُ اخفُ اوهُ يُ َحا ٰس اب ُك ام ٰب ٰه ه‬
ٌ‫يء ََ ٰديار‬ ‫ش ا‬ َ ‫ع ٰلى ُك ٰل‬ ‫َم ان يَّش َۤا ُء ۗ َو ه‬
َ ُ‫ّٰللا‬

“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan


apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa
yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan,
niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu
tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa
yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang
dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu”
PENGERTIAN
Tafsir menurut Ibnu Jarir

Disebutkan bahwa telah menceritakan kepadaku Al-Musanna, telah menceritakan


kepada kami Ishaq, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, dari
Sufyan ibnu Husain, dari Az-Zuhri, dari Salim, bahwa ayah Salim pernah membaca
firman-Nya: Dan jika kalian melahirkan apa yang ada di dalam hati kalian atau
kalian menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan
kalian tenlang perbuatan kalian itu. (Al-Baqarah: 284) Maka berlinanganlah air
matanya, lalu perbuatannya itu disampaikan kepada Ibnu Abbas. Lalu Ibnu Abbas
mengatakan, "Semoga Allah merahmati Abu Abdur Rahman. Sesungguhnya dia
telah melakukan seperti apa yang telah dilakukan oleh sahabat-sahabat Rasulullah
Saw. ketika ayat ini diturunkan. Kemudian ayat ini di-mansukh oleh ayat
sesudahnya, yaitu firman-Nya: 'Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya’ (Al-Baqarah: 286)."
Kandungan surat Al-Baqarah 2:284-
286

A. Allah Maha Mengetahui segala yang dilakukan manusia baik yang


terang- terangan atau hanya dalam hati
B. Allah Maha Kuasa, sehingga akan mengganjar orang yang salih
dan mengazab yang berbuat maksiat
C. Kitab suci Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad. Orang
beriman percaya adanya Allah, Rasul, kitab suci dan para rasul Allah
D. Tanda orang beriman adalah taat Allah dan Rasul-Nya
E. Allah Maha Penyayang, sehingga tidak membebani manusia
kecuali dengan apa yang disanggupinya.
HADIST RIWAYAT AL-NASAI

ِ ‫ب ِلنَ ْف‬
‫س ِه‬ َّ ‫ََل يُ ْؤ ِم ُن أ َ َح ُد ُك ْم َحتَّى يُ ِح‬
ُّ ‫ب ِِل َ ِخ ْي ِه َما يُ ِح‬
“Tidak sempurna keimanan salah seorang di antara kalian hingga ia
mencintai untuk saudaranya apa saja yang ia cintai untuk dirinya
sendiri.”(HR Bukhari, Muslim, Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasai, Ibn
Majah, ad-Darimi, ‘Abdul bin Humaid, dll) ‫َْل يُؤا ٰم ُن أ َ َح ُد ُك ام‬
ْ ُ ُ َ َ ُ ُْ َ
Frasa ( ‫م‬
‫ن أحدك ا‬ ‫) ا‬Lâ yu’minu ahadukum (Tidak
‫ل يؤ ِم ا‬
beriman salah seorang di antara kalian) maksudnya:
tidak beriman dengan keimanan yang sempurna. Jika
seperti itu maka pokok keimanan tetap terealisasi bagi
orang yang tidak memiliki sifat tersebut
‫ب‬ ٰ َّ‫ب ٰللن‬
ُّ ‫اس َما يُ ٰح‬ َ ‫ْلَ يَ ابلُ ُغ‬
ٰ ‫عباد َح ٰق ايقَةَ ا‬
َّ ‫اْل اي َما ٰن َحتهي يُ ٰح‬
‫ٰلنَ اف ٰس ٰه ٰم َن اال َخيار‬

“Seorang hamba belum mencapai hakikat keimanan hingga ia


menyukai untuk manusia kebaikan yang ia sukai untuk dirinya
sendiri”

Artinya, yang dinafikan/di tolak bukan keimanan itu sendiri baik


total ataupun sebagian, tetapi kesempurnaan pengaruh
keimanan. Hal ini menjelaskan bahwa di antara tolok ukur
kesempurnaan iman adalah adanya sifat tersebut dalam diri
kita.
Sifat itu pada diri seseorang bisa
dijabarkan dalam empat kondisi

Kedua: ketika kekurangan atau keburukan ada


Pertama: ketika kelebihan atau kebaikan pada diri saudaranya yang Muslim maka ia
ukhrawi maupun duniawi ada pada diri berusaha untuk memperbaikinya dan
saudaranya Muslim maka ia turut merasa membantu agar kekurangan atau keburukan
senang akan hal itu dan tidak ingin itu hilang dari saudaranya baik dengan
kebaikan itu hilang dari saudaranya memberinya nasihat, saran ataupun bantuan
termasuk bantuan materi.

Ketiga: ketika kekurangan ada pada dirinya


Keempat: ketika kebaikan dan kelebihan ada
maka ia ingin agar kekurangan itu hilang
pada dirinya maka ia pun ingin agar
darinya. Ia tidak ingin kekurangan itu ada
saudaranya yang Muslim juga mendapat
pada diri saudaranya, sebagaimana ia tidak
kebaikan dan memiliki kelebihan itu.
ingin hal itu ada pada dirinya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai